Step 1 •
Chemosis : terjadi iritasi pada mata di konjungtiva bulbar, jadi teirisi cairan sehingga mata sulit untuk menutup, terjadi tanda inflamasi. Terbagi Terbagi 2 aktif terjadi peningkatan permeabilitas saat terjadi inflamasi; pasif statis, ketidak seimbangan produksi dan reabsorbsi.
•
Edem palpebra : Pembengkakan pada palbebra ang disebabkan karena peningkatan aliran darah dan masa jaringan dikarenakan krn reaksi inflamasi krn adana agen benda asing.
-
Conjungtiva injection: Pelebaran dari a. Conjugtiva posterior ang mendarahi konjungtiva bulbi. • - papil !TEP 2 ". #h his his ees produce produce ello$ ello$ mucoid mucoid dischar discharges% ges% Perbedaa Perbedaan n dengan dengan discharge discharge laina& 2. #h the ophtalmo ophtalmolog log statue statue is '(', oedem oedem palpebra palpebra $ith mild mild spam, conjung conjungtival tival injection, chemosis, copious mucoprulet discharge% ). #h his his eelid eelidss is stick stick and and diffic difficult ult to open open%% *. #hi n the microbio microbiolog log test found found staphlo staphlococcus coccus in in the discharge% discharge% +. #h the the cornea cornea $as $as clear clear even the the ee ee become become rednes redness% s% '. echan echanism ism of of conjun conjungti gtiva va inflam inflamatio ation% n% -. o$ the patofisio patofisiolig lig red ees ees $ithout $ithout blur vision, vision, and $hat $hat the difference difference $ith $ith red ees $ith blur vsion% /. 00% !TEP ) ". #h his his ees produce produce ello$ ello$ mucoid mucoid dischar discharges% ges% Perbedaa Perbedaan n dengan dengan discharge discharge laina& KENAPABAKTERIBISAMASUK???
1karena 1karena mata organ luar, gl lacrimalis lacrimalis merupakan produksiair produksiair nata , fungsi fungsi salah satu sebagai anti bakteri 1jadi jka kita aktif aktif mata terbuka3 terbuka3 suhu mata lebih rendah rendah dari suhu suhu tubuh bakteri bakteri tidak bisa berkembang , namun jika mata tertutup suhu sama dengan suhu tubuh dan menebabkan bakteri bisa berekembang
Muncul secret
4ejala khusus pada kelainan konjungtiva konjungtiva adalah terbentukna secret.
!ekret merupakan produk kelenjar, ang pada konjungtiva bulbi dikeluarkan oleh sel goblet. 5ikaterdapat keluhan secret ang berlebih
kelainan pada konjungtiva
Sitologi konjungtivitis - 6gen perusak cidera epitel konjungtiva dan edem epitel, kematian seldan eksfoliasi, hipertrofi epitel atau pembentukan granuloma - 0apat ditemukan sel sel radang termasuk neutrofil, eosinofil, basofil, limfosit, dan sel plasma - !el sel radang bermigrasi dari stroma konjungtiva epitel permukaan bergabung dengan fibrin dan mucus dari sel2 goblet untuk membentuk membentuk eksudat konjungtiva menebabkan perlengketan pada tepi palpebra - 5umlah secret konjungtiva akan lebih banak se$aktu bangun pagi. Penutupan kelopak mata ang lama membuat suh mata 7 suhu tubuh . 8iasana suhu mata lebih rendah dari suhu badan akibat penguapan air mata 3 - !uhu !uhu mata mata 7 suhu suhu badan badan berakibat berkembang biakna kuman dengan baik - !uhu badab merupakan incubator ang optimal untuk kuman sehingga kuman akan memberikan peradangan g lebih berta pada konjungtiva sekrt akan bertambah pada pagi hari
!ecret konjungtiva bulbi pada konjungtivits dapat bersifat : 6ir infeksi virus atau alergi Purulen bakteri atau klamidia iperpurulen gonokokus atau meningokokus 9engket alergi atau vernal !eros oleh adenovirus
8ila secret konjungtiva bulbi dilakukan p sitologi dengan pe$arnaan giemsa maka akan didapatkan dugaan kemungkinan penebab secret seperti terdapatna : - 9imfosit monosit sel berisi nucleus sedikit plasma inveksi disebabkan virus -
Macam-macam sekret !ekret serous Encer seperti air dengan penebabna virus.
!etelah dua( tiga hari dapat menjadi mukopurulen, karena super infeksi dari kuman komensal, daa tahan menurun sehingga s ehingga kuman komensal tumbuh tak
terkendali3 !ekret mucous kental, bening, elastis bila ditarik dengan ujung kapas3, penebabna biasana karena proses khronis(alergi >ibrin1fibrin dalam keadaan utuh. =linis : bila ditutul kapas akan mulur elastis3 !ebab ?at mucous terdiri dari fibrin !ecret purulen akin ganas kumanna makin purulen nanah3 mis : 4onococcen 8anak sel ang mati, terutama leucoct, dan jaringan nekrose =uman1kumanna tpe ganas, fibrin sudah hancur. 8ila ditutul kapas, ia akan terhisap, sifatna seperti air,ber$arna kuning Campuran : mucopurulen, kental ber$arna kuning, elastis. Penebabna: biasana kuman coccen ang lain. !ekret Pseudo1membranacea !eolah1olah seperti melekat pada conjunctiva tetapi mudah diambil dan tak mengakibatkan perdarahan. Penebabna antara lain streptococcus haemoliticus !ekret embranous : isal : pada conjunctivitis diphtherica. Terbentuk sekret, sel 1 sel lepas dan terbentuk jaringan nekrotik. Terjadi defek konjungtiva. Terjadi embran sukar dilepas dan bila dipaksa akan berdarah karena ada ulkus diba$ahna. 8ila dilepas (dikupas akan berdarah !ekret !anguis !ekret berdarah. Terdapat pada konjungtivitis karena virus ang sangat virulent. Terdapat !ering disertai sekret purulent setelah dua( tiga hari, karena ada super infeksi dari bakteri komensal.
!talmolog" Umum# $aug%an $aug%an & As'ur" # E() *+ E, (an Ilmu Pen"akit Mata# Pro!)(r).)Si(arta Il"as# S/M# 0KUI
2. #h the ophtalmo ophtalmolog log statue statue is '(', oedem oedem palpebra palpebra $ith mild mild spam, conjung conjungtival tival injection, chemosis, copious mucoprulet discharge% @A0! '(' 5ika ditulis @isus '(', artina angka ' di atas pembilang3 menunjukkan kema kemamp mpua uan n jarak jarak baca baca pend pender erita ita,, sedan sedangk gkan an angk angkaa ' di ba$a ba$ah h menu menunj njuk ukka kan n kemampuan jarak baca orang normal
IN1EKSI
IN1EKSI SI2IAR3
IN1EKSI EPIK2ERA
Asal Pen"e'a'
Mem/er(ara% i 2okalisasi 4arna Ara% aliran3 le'ar 1k konjungtiva (gerakkan Sekret Pengli%atan3 visus Pen"akit
KN1UN,TI$A a. konjungtiva posterior Pengaruh mekanis, alergi, infeksi pd konjungtiva
=onjungtiva bulbi
PERIKRNEA2 a. siliaris Badang kornea, tukak kornea, benda asing pd kornea, radang jaringan uvea, glaukoma, endoftalmitis( panoftalmitis =ornea segmen anterior
=onjungtiva erah =e perifer
0asar dr konjungtiva ngu =e sentral
episklera erah gelap =e sentral
Dkut bergerak
Tdk bergerak
Tdk ikut bergerak
Normal
1 Menurun
1 Sangat turun
=onjungtiva
=ornea. Dris, glaukoma
a. siliaris longus
intraokuler
4laukoma, endoftalmiis, panoftalmitis Tidak terjadi gangguan penglihatan ( visus normal karena pada kasus tersebut bagian media refrakta pasien tidak terganggu cahaa( sinar ang masuk ke mata tidak terganggu cahaa ( sinar masih bisa diteruskan menuju retina3 sehingga penglihatan normal
edia refrakta : media dalam mata ang mempengerahui atau merubah arah sinar ang masuk ke dalam mata, aitu kornea dan lensa. edia optik adalah media ang dilalui oleh sinar dari luar untuk sampai ke retina, aitu kornea, bilik mata depan, pupil, lensa, dan badan kaca. http:((rsmataaini.co.id(pemeriksaan1mata.html Pro!)(r).)Si(arta Il"as# S/M# 0KUI
dan
Ilmu
Pen"akit
Mata#
). #h his eelids is stick and difficult to open% *. 8agaimana staphlococcus dapat menebabkan peradangan pada mata%
+. #h the cornea $as clear even the ee become redness% =arena kornea ag terlihat avaskular3. =onjungtiva memperdarahi sclera bukan kornea. elbarnapemb.darah krn akut. Pecahna pemb darah. 6lergi reaksi alergi biasa 3 '. echanism of conjungtiva inflamation% Pera(angan sistemik (an local
-
Peradangan sistemik terjadi jika sistem imunitas tubuh tidak mampu untuk menahan agen penerang. ekanisme dari peradangan tersebut adalah sebagai berikut. Bespon pertama adalah respon imun nonspesifik. 8asofil atau lebih tepatna sel mast ang berada di jaringanlah ang mengetahui masukna suatu agen penerang. 8asofil atau mastosit mengeluarkan faktor1faktor untuk memanggil leukosit jenis lain. Contohna faktor kemotaktik eosinofil untuk memanggil eosinofil. 8asofil juga melepaskan mediator kimia$i seperti bradikinin untuk melebarkan pembuluh darah agar teman1temanna dapat masuk11 F !etelah itu tugas diambil alih oleh netrofil.
-
-
-
-
-
pertahanan tubuh aitu melalui reaksi inflamasi atau peradangan, ang pertama kali terjadi adalah adana kalor 5/anas< karena vaso(ilatasi /em'ulu% (ara% ,
tapi hal ini sangat jarang terjadi pada mata karena organ na kecil dan pembuluh darahna
tidak banak dan
kecil1kecil,
kemudian akan
tim'ul
ru'or
5kemera%an< karena vasodilatasi pembuluh darah dan meningkatna aliran darah
pada daerah ang terkena, kemudian terjadi tumor 5/em'engkakan< karena adana peningkatan masa jaringan akibat edema dan transudasi jaringan, lalu tim'ul (olor 5rasa n"eri< karena akibat rangsangan pada serabut saraf sensoris
dan akhirna dapat menebabkan !ungsiolesa 5!ungsi organ "ang terkena menja(i terganggu< .
-
-
!talmolog" Umum# $aug%an & As'ur" # E() *+ E,
-. o$ the patofisiolig red ees $ithout blur vision, and $hat the difference $ith red ees $ith blur vsion% Mata mera% Pada mata normal sclera terlihat ber$arna putih karena sclera dapat terlihat melalui bagian konjungtiva dan kapsul Tenon ang tipis dan tembus sinar iperemi konjungtiva terjadi akibat bertambahna asupan pembuluh darah ataupun berkurangna pengeluaran darah seperti pada pembendungan pembuluh darah.
8ila terjadi pelebaran pembuluh darah konjungtiva atau episclera atau perdarahan terli%at =arna mera% /a(a mata "ang antara konjungtiva dan sclera maka se'elumn"a 'er=arna /uti%
karena melebarna pembuluh darah konjungtiva , ang terjadi pada peradanga mata akut missal konjungtivitis, keratitis, iridosiklitis ata merah karena pembuluh darah superficial melebar diberi epinefrin topical agar terjadi vasokonstriksi sehingga mata kembali putih. Mata mera%
Pem'ulu% (ara% /a(a konjungtiva > arteri konjngtiva posterior mendarahi konjungtiva bulbi arteru siliar anterior atau episklera , mencabangkan : arteri episklera masuk ke bola mata dengan arteri siliar posterior longus, o bergabung membentuk arteri sirkular maor atau pleksus siliaris mendarahi iris dan badan siliar. o 6rteri perkornea mendarahi kornea 6rteri episklera, merupakan bagian arteri siliar anterior mendarahi bola o mata. 8ila pembuluh darah di atas melebar mata merah. 6tau bias karena pecahna pembuluh darah di atas.
Ilmu Pen"akit Mata# Pro!)(r).)Si(arta Il"as# S/M# 0KUI
/. 00% iagnosis 'an(ing mata mera%
Kornea Pengli%atan Secret 0ler Pu/il Tekanan $askularisasi
Injeksi
konjungtivitis
Keratitis 3 tukak kornea
Iritis akut
,laucoma akut
5ernih < 1 < < 6rteri =onjungtiva posterior =onjungtival
>louresin (1 J< 1 1( J< < !iliar
presipitat J< 1 J< J
Edema J< 1 1( F< F< episkleral
Pengo'atan
6ntibiotic
Uji
8acterial
siliar 6ntibiotic, siklopegik bedah sensibilitas
siliar !teroid siklopegik Dnfeksi fokal
episkleral iotika diamo tonometri
(an ll"as# S)# Konjungtivitis $ernalis (alam Ilmu Pen"akit Mata# E(isi III# etakan I# 0akultas Ke(okteran UI# Balai Pener'it 0K UI# 1akarta# 677@
KN1UN,TI$ITIS
=onjungtivitis bakterial
=onjungtivitis 4A pd bai
konjungtivitis 4A
4iant papilar conjungtivitis
KN1UN,TI$ITIS ". 0efinisi =onjungtivitis adalah peradangan pada konjungtiva 2. tanda umum konjungtivitis a. iperemi :
b.
c.
d.
1 1
sekret seorous
=emerahan ang paling nata pada forni dan mengurang ke arah limbus. al ini disebabkan oleh dilatasi pembuluh 1 pembuluh konjungtiva posterior. Pembuluh darah konjungtiva posterior berasal dari cabang nasal dan lakrimal ang merupakan cabang teminal arteri oftalmika, menuju kelopak mata melalui forniks. 0iantara keduana terdapat anastomosis. Dnjeksi konjungtiva menunjukkan adana kelainan pada konjungtiva superficial. 9akrimasi : !ekresi air mata oleh karena adana sensasi benda asing, sensasi terbakar( gatal. Eksudasi : 6dana secret ang keluar saat bangun tidur dan bila berlebihan palpebra saling melengket. =emosis : dem konjungtiva oleh karena transudasi cairan dari pembuluh darah kapiler konjungtiva. =linis tampak seperti gelembung(benjolan bening pada konjungtiva bulbi atau forni. =emosis dapat terjadi secara : 6ktif : peningkatan permeabilitas pada peradangan eksudat 3 Pasif : akibat stasis perbandingan K tissue fluid K didalam jaringan(organ tergantung pada keseimbangan antara produk cairan dari arteri, penerapan ke vena dan drainage oleh limfatik 3. =etidakseimbangan salah satu factor ini dapat menebabkan kemosis. Pen"e'a' ,am'ar @irus
Encer se/erti air
mukous
6lergi
kental, bening, elastis bila ditarik dengan ujung kapas3
purulen
8akteri2 tipe ganas e. 4onorrhoe
cair keruh kuning 8anak sel ang mati, terutama leucoct, dan jaringan nekrose mukopurulen
8akteri
membranous
8iasana pd konjungtivitis dipteria
Terbentuk sekret, sel 1 sel
lepas dan terbentuk jaringan nekrotik embran sukar dilepas dan bila dipaksa akan berdarah karena ada ulkus diba$ahna.
pseudomembran
streptococcus haemoliticus
!eolah1olah seperti melekat pada conjunctiva tetapi mudah diambil dan tak
sanguis
karena virus ang sangat virulent dan super infeksi bakeri komensial.
mengakibatkan perdarahan !ekret berdarah !ering disertai sekret purulent setelah dua( tiga hari, karena ada super infeksi dari bakteri komensal.
Pen"e'a'> •
8erdasarkan sifat penakit a. 6kut Conjunctivitis catarrhalis acuta Conjunctivitis purulenta Dnclusion conjunctivitis Conjunctivitis membraosa Conjunctivitis haemorhagica b. =ronis Conjunctivitis catarrhalis chronic Conjunctivitis phltaenularis Conjunctivitis vernalis Conjunctivitis trachomatosa Conjunctivitis allergic HAND OUT ILMU PENYAKIT MATA, DR. BROTO PARWOTO, SP. M
8erdasarkan etiologina: Etiologi ". Dnfeksi: a. 8akterial: ". 2. ). *. +. '. -. e. @irus : ". 6denovirus 2. @aricella1Looster ). erpes simpleks f. Biccketsia g. >ungi: Candida,clamidia h. Parasit: ". Anchocerca volvulus 2. 9oa1loa
). *. 2.
Dmunologi(alergi: Beaksi imunologi cepat :
o
i. ii. iii. o
=onjungtivitis vernal =onjungtivitis atopik =onjungtivitis giant papil Beaksi imunologi lambat: Phlgtenulosis
o
Penakit autoimmune : i. ii.
). o
i. ii. iii. iv.
6scaris lumbricoides 9arva lalat
=eratokonjungtivitis sicca Pemfigoid sikatriks Dritatif( kimia$i Datrogenik :
iotika Ddouridine Abat1obat topikal lain 9arutan lensa kontak o 8erhubungan dengan pekerjaan: 6sap, asam, basa, angin sinar @, bulu ulat.
*. Etiologi tidak diketahui i. >olikulosis ii. =onjungtivitis folikuler menahun iii. =onjungtivitis limbik superior (Ilmu Penyakit Mata, dr. Nana Wijaya S.D)
Asal
IN1EKSI KN1UN,TI$A a. konjungtiva posterior
IN1EKSI SI2IAR3 PERIKRNEA2 a. siliaris
IN1EKSI EPIK2ERA
a. siliaris longus
Pen"e'a'
Pengaruh mekanis, alergi, infeksi pd konjungtiva
=onjungtiva bulbi
Badang kornea, tukak kornea, benda asing pd kornea, radang jaringan uvea, glaukoma, endoftalmitis( panoftalmitis =ornea segmen anterior
mem/er(ara% i 2okalisasi 4arna Ara% aliran3 le'ar 1k konjungtiva (gerakkan Sekret Pengli%atan3 visus Pen"akit
intraokuler
=onjungtiva erah =e perifer
0asar dr konjungtiva ngu =e sentral
episklera erah gelap =e sentral
Dkut bergerak
Tdk bergerak
Tdk ikut bergerak
1 enurun
1 !angat turun
=onjungtiva
=ornea. Dris, glaukoma
4laukoma, endoftalmiis, panoftalmitis
'angunan /atologis *) Pa/ula
Keterangan jud kelainan ang menonjol
dari permukaan konjungtiva dengan diameter kurang dari + mm karena terkumpulna infiltrat, neutrofil, limphoct dan leukosit ang lain 6) !olikel#
•
• • •
erupakan pembesaran lmphadenoid. 8esarna kira1kira sama. Tersusun berderet1deret. 9ebih sering di conjunctiva palpebrae inferior
,am'ar
•
8) vesicula# •
=arena terkumpulna cairan. 8atasna tegas. Causa : proses degenerasi, penakit virus herpes3, combustio.
pertrophie papillair papula 3 di palpebra superior. 0asar : hpertrophie papula dan adana degenerasi halin permukaan datar, seperti bludru. =alau lebih besar dari biasa : seperti batu ang disusun pada tembok3 7 cobble stone pavement. #arna : merah kasar. Terdapat pada konjungtivitis vernalis.
@) ecrecencies#
•
•
•
• •
;) concretio#
•
•
•
) /%l"ctaen#
•
•
0isini terdapat hpertrophie ang berlebihan dan pemadatan sehingga ber$arna putih seperti kapur. Pemadatan ini dapat dicukil keluar. !ering disebut lithiasis 9okasasi : konjungtiva bulbi, limbus kornea dan kornea. Tonjolan ber$arna putih kekuningan, berisi limfosit, dengan tanda radang disekitarna.
+) /inguiculum)
•
erupakan proses regresi( kemunduran. =ausa :irritasi kronis misalna debu, asap, angin. isalna : tinggal dekat pabrik. 9etak : pada konjungtiva bulbi ang tak tertutup palpebra. Terjadi dari jaringan pengikat halin(elastis.
•
•
•
•
5I2MU PENCAKIT MATA EISI 6#PR0)R).)SIARTA I2CAS#SP)M#0KUI< ). =onjungtivitis 6lergi. a. etiologi : Beaksi hipersensitivitas tipe cepat maupun lambat, atau reaksi antibod humoral terhadap allergen. =6PDT6 !E9E=T6 =E0A=TEB6< E0D!D ) 5D9D0 ",>=D b. anifestasi klinis : Badang mata merah, sakit, bengkak, dan panas3 • 8erair • 4atal • !ilau berulang dan menahun • Terdapat papil besar pada konjungtiva, datang bermusim ang dapat menggangu • penglihatan =6PDT6 !E9E=T6 =E0A=TEB6< E0D!D ) 5D9D0 ",>=D c. Pemeriksaan penunjang : Pada pemeriksaan secret ditemukan sel2 eosinofil.Pada pemeriksaan darah ditemukan eosinofilia dan peningkatan kadar serum DgE =6PDT6 !E9E=T6 =E0A=TEB6< E0D!D ) 5D9D0 ",>=D d. Penatalaksanaan : 8iasana penakit akan sembuh sendiri.Pengobatan ditujukan untuk menghindarkan penebab dan menghilangkan gejala.Terapi ang dapat diberikan misalna vasokonstriktor local pada keadaan akut epinefrin ":"MMM3, astringen, steroid topical dosis rendah dan kompres dingin untuk menghilangkan edemana.ntuk pencegahan diberikan natrium kromoglikat 2N topical * sehari untuk mencegah degranulasi sel mast.Pada kasus ang berat dapat diberikan antihistamin dan steroid sistemik.Penggunaan steroid berkepanjangan harus dihindari karena bisa terjadi infeksi virus, katarak, hingga ulkus kornea oportunistik.6ntihistamin sistemik hana sedikit bermanfaat. =6PDT6 !E9E=T6 =E0A=TEB6< E0D!D ) 5D9D0 ",>=D
Tanda
8akterial
@iral
6lergik
Toksik
TBDC
Dnjeksi kojungtiva
encolok
emoragi
!edan g
Bingan1sedang
Bingan1 sedang
!edang
1
1
1
(1
(1
berserabutlengk et putih3 1
1
berserabu t lengket3 1
1
=emosis
(1
Eksudat
purulen(mukopurule n jarang Pseudomembra , air n (1 (1 Papil
(1
1
(1 1
>olikel
1
1
purulen3
1
medikasi 3 1
(1
1
1 kecuali vernal3 Panus
1
1
=enapa ganjel dan gatel% Ben(a asing masuk
tubuh akan membentuk suatu mekanisme pertahanan tubuh
melalui reaksi in!lamasi atau /era(angan , ang pertama kali terjadi adalah a(an"a kalor 5/anas< karena vaso(ilatasi /em'ulu% (ara% , tapi hal ini sangat jarang terjadi pada mata
karena organ na kecil dan pembuluh darahna tidak banak dan kecil1kecil, kemudian akan timbul ru'or 5kemera%an< karena vasodilatasi pembuluh darah dan meningkatna aliran darah pada daerah ang terkena, kemudian terjadi tumor 5/em'engkakan< karena adana peningkatan masa jaringan akibat edema dan transudasi jaringan, lalu timbul dolor rasa neri3 karena akibat rangsangan pada serabut saraf sensoris dan akhirna dapat menebabkan fungsiolesa fungsi organ ang terkena menjadi terganggu3. Pada mata normal
sclera terlihat ber$arna putih karena sclera dapat terlihat melalui
bagian konjungtiva dan kapsula tenon ang tipis dan tembus cahaa. iperemi konjungtiva terjadi karena
bertambahnaa asupan pembulluh darah ataupun
berkurangna pengeluaran darah seperti pada /em'en(ungan pembuluh darah. 8ila terjadi pelebaran pembuluh darah konjungtiva atau episklera atau perdarahan antara
konjungtiva dan sclera
maka akan terlihat $arna merah pada mata ang sebelumna
ber$ana putih. Pelebaran pembuluh darah
mata m erah
peradangan akut, missal pada
konjungitvitis, keratitis, atau iridosiklitis. =eratitis
pleksus arteri konjungtiva permukaan melebar, sedang pembuluh darah arteri
perikornea ang lebih dalam akan melebar pada iritis dan glaucoma akut kongestif. ata merah karena pembuluh darah superficial melebar
diberi epinefrin topical agar
terjadi vasokonstriksi sehingga mata kembali putih. Pembuluh darah pada konjungtiva : "
arteri konjngtiva posterior mendarahi konjungtiva bulbi
2
arteru siliar anterior atau episklera , mencabangkan :
"
arteri episklera
masuk ke bola mata dengan arteri siliar posterior longus,
bergabung membentuk arteri sirkular maor atau pleksus siliaris
mendarahi
iris dan badan siliar. 2
6rteri perkornea
mendarahi kornea
)
6rteri episklera, merupakan bagian arteri siliar anterior
mendarahi bola
mata. 8ila pembuluh darah di atas melebar
mata merah.
6tau bias karena pecahna pembuluh darah di atas. 5Ilmu Pen"akit Mata# Si(arta Il"as<
0itemukan papil di konjungtiva, kenapa% =eanapa produksi air mata berlebihan% 6pa saja flora normal dimata% ata merupakan organ ang sebagian besar lapisanna berupa mukosa >lora normal pada mata memiliki peran sebagai pencegah kolonisasi kuman patogen dan kemungkinan terjadina penakit.ekanisme pencegahan tersebut dilakukan melalui mekanisme interferensi. 8agian mata ang ditempati oleh mikroorganisme adalah konjungtiva ikroorganisme ang dapat ditemukan adalah • • •
Cornebacterium erosis, !taphlococcus epidermidis,!treptococcus non hemolitik,
O8atang dengan kedua ujungna membulat seperti bentuk halter, diujungna terdapat granula metakromatik 8abes ernest3 sebagai cadangan makanan, tersusun seperti anaman pagar atau kadang1kadang bergerombol seperti gambaran huruf cina atau membentuk huruf @, 9, Q. 8ersifat 4ram positif OPe$arnaan: 4ram, ethlen blue,
Sta/%"lococcus e/i(ermi(is O8entuk bulat(sferis, ukuran M,/1" Rm, non motil, spora 13, tampak bergerombol seperti buah anggur, 4ram 3 OPe$arnaan: 4ram dan pe$arnaan sederhana ethlen 8lue, 6ir >uchsin3 O Patologi: Pogenic infection O !pesimen: Pus, eudat, aspirasi trachea, cairan spinal, sputum O!pesies : O!. albus : hemolitik 13, pigmen putih O!. citreus : hemolitik 13, pigmen hijau O!. aureus : hemolitik 3, pigmen kuning emas
Stre/tococcus non %emolitik O8entuk bulat(sferis, ukuran M,+1" Rm, non motil, non spora, tampak berderet seperti rantai, 4ram 3 OPe$arnaan: 4ram dan pe$arnaan sederhana OPatologi: Pogenic infection, demam rematik, endocarditis, faringitis O!pesimen: Pus, s$ab tenggorok O!pesies : O!treptococcus viridans atau alpha hemolitik O!treptococcus hemolitik atau beta hemolitik O!treptococcus faecalis atau gama hemolitik
dr. !urani Qulianti !emuana cariterapi medikasi dan edukasi&
a. Penatalaksanaan : !ebelum pemeriksaan mikrobiologik diberikan antibiotic tunggal seperti : Neos/orin# 'asitrasin# gentamisin# kloram!enicol# /olimiksin# to'ramisin# eritromisin# (an sul!a.8ila pengobatan tidak memberikan hasil dengan antibiotic setelah ) + hari, maka pengobatan dihentikan dan ditunggu hasil pemeriksaan mikrobiologik. 8ila terjadi penulit pada kornea maka diberikan sikloplegik. Pa(a konjungtivitis 'akteri se'aikn"a (imintakan /emeriksaan se(iaan langsung (an 'ila (itemukan kumann"a# maka /engo'atan (isesuaikan) A/a'ila ti(ak (itemukan kuman (alam se(iaan langsung# maka (i'erikan anti'iotic s/ectrum luas (alam 'entuk tetes mata tia/ jam3sale/ mata @ D ; kali se%ari .6pabila dipakai tetes mata, sebaikna sebelum tidur diberi salep diberi salep mata sulfasetamid "M "+N(khloramfenicol3.6pabila tidak sembuh dalam " minggu mungkin dilakukan pemeriksaan resistensi, kemungkinan defisiensi air mata(kemungkinan obstruksi duktus nasolakrimal. Penulit Penulit konjugtivitis stafilokok antara lain adalah blefaritis marginal menahun kecuali penderitana masih sangat muda ang tidak akan terkena blefaritis3. Pada konjungtivitis dengan membran atau membran semu, mungkin terjadi parut konjungtiva. Pada beberapa kasus, nutrisi kornea berperan penting karena gangguan nutrisi bisa berakibat terjadina tukak kornea atau perforasi kornea. Pada infeksi <.gonnorheae, .aegptus atau !.aureus,
bisa terjadi tukak marginal dan bila toksin ang dihasilkan oleh <.gonoroeae masuk ke dalam bilik mata depan melalui kornea akan menebabkan terjadina iritis toksik. Prognosis Konjungtivitis 'akteri akut %am/ir semuan"a sem'u% sen(iri) Namun tan/a /engo'atan akan 'erlangsung *7-*@ %ari# se(angkan (engan /eno'atan cuku/ *-8 %ari# kecuali /a(a konjuntivitis sta!ilokok 5"ang 'isa meng%e'at menja(i 'le!arokonjungtivitis (an menja(i mena%un< (an konjuntivitis gonokok ang tanpa pengobatan bisa berakibat terjadina perforasi kornea dan endofalmitis3. =onjungtivitis meningokok bisa berakhir dengan septikemia dan meningitis, karena konjuntivitis merupakan pintu masukna meningokok ke dalam alira n darah. Konjungtivitis 'akteri mena%un ti(ak 'isa sem'u% sen(iri (an (a/at menim'ulkan masala% (alam /engo'atann"a) 5$aug%an< 5I2MU PENCAKIT MATA EISI 6#PR0)R).)SIARTA I2CAS#SP)M#0KUI< Penatalaksanaan konjungtivitis
KN1UN,TI$ITIS BAKTERIA2 disesuaikan dengan kuman penebab. =onjungtivitis 4A : 6ntibiotika sistemik : a. Ceftriaone " gr im bila tidak dijumpai perforasi kornea. b. Ceftriaine " gr iv("2 jam selama ) hari berturut1turut bila dijumpai perforasi kornea. c. Dnjeksi PP( 4aramcin. d. Tetes gentamcin tiap jam atau tetes PP "+.MMM D tiap jam. e. 8ersihkan secret tiap jam dan irigasi dengan normal saline tiap jam. f. Dsolasi jika sangat infeksius 3. 6ntibiotika topical: eritromisin EA, basitrasin EA, gentamisin EA, siprofloksasin E0. KN1UN,TI$ITIS K2AMIIA 1 Tetrasiklin " ",+ gr(hr selama ) * minggu. Eso : hepatotoksik 0epresi sumsum tulang 1 0oksisiklin 2 "MM mg selama ) minggu 1 6?itromisin dosis tunggal mahal 3 1 Topikal : Tetrasiklin salep !ulfonamid Eritromisin Bifampin Topikal tersebut diberikan * sehari selama ' minggu.
KN1UN,TI$ITIS $IRUS a. !elf limited. b. =ompres dingin agar naman. c. Topikal vasokonstriktor. d. Topikal antibiotika bila terdapat kecurigaan sekunder infeksi. e. =onjungtivitis erpes !impleks : Topikal antiviral 6siklovir 2 gr(hr slm -1"M hari f. Dstirahat. KN1UN,TI$ITIS A2ER,I 1 6nti histamine : klorfeniramine maleat. 1 ast stabili?er : sodium kromoglikat. 1 !teroid topical hati1hati pada penggunaan jangka panjang 3 E!A : katarak 4laucoma (Ilmu Penyakit Mata, dr. Nana Wijaya S.D)
6ntihistamin: 6ntihistamin adalah obat ang dapat mengurangi atau menghilangkan kerja histamin dalam tubuh melalui mekanisme penghambatan bersaing pada reseptor ", 2 dan ). Efek antihistamin bukan suatu reaksi antigen antibodi karena tidak dapat menetralkan atau mengubah efek histamin ang sudah terjadi. 6ntihistamin pada umumna tidak dapat mencegah produksi histamin. 6ntihistamin bekerja terutama dengan menghambat secara bersaing interaksi histamin dengan reseptor khas. 6ntihistamin sebagai penghambat dapat mengurangi degranulasi sel mast ang dihasilkan dari pemicuan imunologis oleh interaksi antigen DgE. Cromolyn dan Nedocroml diduga mempunai efek tersebut dan digunakan pada pengobatan asma, $alaupun mekanisme molekuler ang mendasari efek tersebut belum diketahui hingga saat ini. 8erdasarkan hambatan pada reseptor khas antihistamin dibagi menjadi tiga kelompok aitu : S Antagonis .*# terutama digunakan untuk pengobatan gejala1gejalal akibat reaksi alergi. Contoh obatna
adalah: difenhidramina, loratadina, desloratadina, mecli?ine,
uetiapine khasiat antihistamin merupakan efek samping dari obat antipsikotik ini3, dan prometa?ina. S Antagonis .6# digunakan untuk mengurangi sekresi asam lambung pada pengobatan penderita pada tukak lambung serta dapat pula dimanfaatkan untuk menangani peptic ulcer dan penakit refluks gastroesofagus. Contoh obatna adalah simetidina, famotidina, ranitidina, ni?atidina, roatidina, dan lafutidina.
S Antagonis .8# sampai sekarang belum digunakan untuk pengobatan, masih dalam penelitian lebih lanjut dan kemungkinan berguna dalam pengaturan kardiovaskuler, pengobatan alergi dan kelainan mental. Contoh obatna adalah ciproifan, dan clobenpropit.
ANTI.ISTAMIN PEN,.AMBAT RESEPTR .* 5A.*< 'erman!aat untuk >
S 6ntagonisme terhadap histamin U A.*meng%am'at e!ek %istamin /a(a /em'ulu% (ara%# 'ronkus (an 'ermacam-macam otot /olos9 selain itu A.* 'erman!aat untuk mengo'ati reaksi %i/ersensitivitas atau kea(aan lain "a%g (isertai /engle/asan %istamin en(ogen 'erle'i%an . 6" dapat merangsang maupun menghambat !!P. Efek
perangsangan ang kadang1kadang terlihat dengan dosis 6" biasana ialah insomnia, gelisah dan eksitasi. Efek perangsangan ini juga dapat terjadi pada keracunan 6" selain itu 6" berguna untuk mengobati alergi tipe eksudatif akut misalna pada polinosis dan urtikaria. Efekna bersifat paliatif, membatasi dan menghambat efek histamin ang dilepaskan se$aktu reaksi antigen1antibodi terjadi. 6 " dapat menghilangkan bersin, rinore dan gatal /a(a mata, hidung dan tenggorokan. 6" efektif terhadap alergi ang disebabkan debu, tetapi kurang efektif bila jumlah debu banak dan kontakna lama. !ebelumna antihistamin dikelompokkan menjadi ' grup berdasarkan struktur kimia, akni etanolamin# etilen(iamin# alkilamin# /i/erain# /i/eri(in# (an !enotiain. Penemuan
antihistamin baru ang ternata kurang 'ersi!at se(ati! , akhirna menggeser popularitas penggolongan ini. 6ntihistamin kemudian lebih dikenal dengan penggolongan baru atas dasar efek sedatif ang ditimbulkan, akni generasi pertama, kedua, dan ketiga. 4enerasi pertama dan kedua berbeda dalam dua hal ang signifikan. 4enerasi pertama lebih menebabkan sedasi dan menimbulkan efek antikolinergik ang lebih nata. al ini dikarenakan generasi pertama kurang selektif dan mampu berpenetrasi pada sistem saraf pusat !!P3 lebih besar dibanding generasi kedua. !ementara itu, generasi kedua lebih banak dan lebih kuat terikat dengan protein plasma, sehingga mengurangi kemampuanna melintasi otak. !edangkan generasi ketiga merupakan derivat dari generasi kedua, berupa metabolit desloratadine dan feofenadine3 dan enansiomer levocetiri?ine3. Pencarian generasi ketiga ini dimaksudkan untuk memperoleh profil antihistamin ang lebih baik dengan efikasi tinggi serta efek samping lebih minimal. >aktana, feofenadine memang memiliki risiko aritmia jantung ang lebih rendah dibandingkan obat indukna, terfenadine. 0emikian juga dengan levocetiri?ine atau desloratadine, tampak juga lebih baik dibandingkan dengan cetriine atau lorata(ine)
In(ikasi 6ntihistamin generasi pertama di1!""ro#e untuk mengatasi hipersensitifitas, reaksi tipe D
ang
mencakup
rhinitis
alergi
musiman
atau
tahunan,r$n%&
#!&omo%or ,
alergi
konjunktivitas, dan urtikaria. 6gen ini juga bisa digunakan sebagai terapi anafilaksis adjuvan. 0ifenhidramin, hidroksi?in, dan prometa?in memiliki indikasi lain disamping untuk reaksi alergi. 0ifenhidramin digunakan sebagai antitusif, &lee" !d , anti1parkinsonism atau mo%on &c'ne&&. idroksi?in bisa digunakan sebagai pre1medikasi atau sesudah anestesi umum, analgesik adjuvan pada pre1operasi atau prepartum, dan sebagai anti1emetik. Prometa?in digunakan untuk mo%on &c'ne&&, pre1 dan postoperative atau o(&%e%rc &ed!%on. http:(($$$.stikeshangtuah1sb.ac.id( 8leparitis% 8
'le!aritis " 0efinisi 6dalah suatu infeksi kronik pada pinggir kelopak mata, ang biasana
terdapat bilateral. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke 2. Perhimpunan dokter spesialis mata Indonesia Badang ang sering terjadi pada kelopak merupakan radang kelopak dan tepi
kelopak. Badang bertukak atau tidak pada tepi kelopak biasana melibatkan folikel dan kelenjar rambut. 2 "
acam1macam 6nterior : " sk$amosa sebore3. 2 8erhubungan dengan ketombe di kepala, alis mata dan telinga. ) Terdapat P%yro&"or)m o#!le,tetapi bukan faktor penebab. * 4ejala : " Dritasi 2 Basa panas ) 4atal * Pinggir palpebra $arna kemerahan + !isik terlihat melekat pada bulu mata, berminak. + Pengobatan : 0itujukan pada ketombe di kepala, alis, dan telinga : " 8ersihkan dengan medicated shampoo 2 seminggu3. 2 !isik dibersihkan tiap hari dengan kapas basah. ) !alep mata kortikosteroid pada kelopak mata $aktu akan * '
tidur3 lseratif infeksi stafilokok3 6dalah infeksi pinggir palpebra ang biasana disebabkan stafilokok.
/
mumna : pada anak retardasi mental. 4ejala : " =elopak mata merah, lebih merah dari pada blefaritis 2 )
I "M "" "2
sk$amosa. !isik1sisik kering 8ulu mata rontok, jika kronik terjadi distorsi pinggir kelopak
mata. Pengobatan : Perbaikan utama : gi?i dan kebersihan. =eropeng dibersihkan dan dilepas dengan kapas lidi basah, baik jika dicelupkan salep mata antibiotik setempat. Penulit : " konjungtivitis. 2 keratitis superfisial ) blefaritis stafilokok dapat menimbulkan
hordeolum
dan
kala?ion. ")
Posterior Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke 2. Perhimpunan dokter spesialis mata Indonesia
"
0ikenal bentuk blefaritis skuamosa, blefaritis ulseratif, dan blefaritis angularis. " 8lefaritis skuamosa " 0efinisi "
adalah blefaritis disertai terdapatna skuama atau krusta pada pangkal bulu mata ang bila dikupas tidak mengakibatkan terjadina luka kulit. erupakan peradangan tepi kelopak terutama ang mengenai kelenjar kulit di daerah akar bulu mata dan sering terdapat pada orang dengan kulit berminak. 8lefaritis ini berjalan bersama dengan dermatitis sebore.
2
Etiologi "
Penebab blefaritis skuamosa adalah kelainan metabolik ataupun oleh jamur.
)
4ejala "
Pasien dengan blefaritis skuamosa akan merasa
2
panas dan gatal. Pada blefaritis skuamosa terdapat sisik ber$ama halus1halus dan penebalan margo palpebra disertai
)
dengan madarosis. !isik ini mudah dikupas dari dasarna tanpa mengakibatkan pendarahan.
*
Pengobatan "
Pengobatan blefaritis skuamosa ialah dengan membersihkan tepi kelopak dengan shampo bai, salep mata, dan steroid setempat disertai dengan memperbaiki metabolisme pasien.
+
Penulit "
Penulit ang dapat terjadi pada blefaritis skuamosa adalah keratitis dan konjungtivitis.
2
8lefalitis ulseratif " 0efinisi "
erupakan peradangan tepi kelopak atau blefaritis dengan tukak
akibat infeksi staphlococcus. 2
4ejala "
Pada blefaritis ulseratif terdapat keropeng ber$arna kekuning1 kuningan ang bila diangkat akan terlihat ulkus ang kecil dan mengeluarkan darah di sekitar bulu mata. Pada blefaritis ulseratif skuama ang terbentuk bersifat kering dan keras, ang bila diangkat akan luka dengan disertai
2
perclarahan. Penakit bersifat sangat
)
infeksius. lserasi brjalan lanjut dan lebih dalam dan merusak folikel rambut sehingga mengakibatkan rontok madarosis3.
)
Pengobatan "
Pengobatan dengan antibiotik dan higiene
2
ang baik. Pengobatan pada blefaritis ulseratif dapat dengan sulfasetamid,gentamisin
)
atau basitrasin. 8iasana disebabkan stafilokok maka diberi
*
obat staphlococcus.
+
6pabila ulseratif luas pengobatan harus ditambah antibiotik sistemik dan diberi roboransia.
*
Penulit "
Penulitna adalah madarosis akibat ulserasi berjalan lanjut ang merusak folikel rambut, trikiasis, keratitis superfisial, keratitis pungtata, hordeolum, dan
2
kala?ion. 8ila ulkus kelopak ini sembuh maka akan terjadi tarikan jaringan parut ang juga dapat berakibat trikiasis.
)
8lefaritis angularis " 0efinisi "
8lefaritis angularis merupakan infeksi !taphlococcus pada tepi kelopak di sudut kelopak atau kantus. 8lefaritis angularis ang mengenai sudut kelopak mata kantus ekstemus dan intemus3 sehingga dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi pungtum lakrimal.
2
Etiologi "
8lefaritis angularis disebabkan
!taphlococcus aureus atau ora 6enfeld. 8iasana kelainan ini berfisat rekuren. )
Pengobatan "
8lefaritis angluaris diobati dengn sulfa, tetrasiklin dan !engsulfat.
*
Penulit "
Penulit pada pungtum lakrimal bagian medial sudut balik mata ang akan menumbat duktus lakrimal.
*
8lefaritis bakterial " 0efinisi dan etiologi " Dnfeksi bakteri pada kelopak dapat ringan sampai sangat 2
berat. 0iduga sebagian besar infeksi kulit superfisial kelopak diakibatkan streptococcus. 8entuk infeksi kelopak dikenal sebagai folikulitis, impetgo dermatitis eksematoid.
2
Pengobatan "
Pengobatan pada infeksi ringan ialah dengan memberikan antibi lokal dan kompres basah dengan asam borat. Pada blefaritis sering diperlukan pemakaian
2 2
kompres hangat. Dnfeksi ang berat perlu diberikan antibiotik sistemik.
8lefaritis superfisial " Etiologi " 8ila infeksi kelopak superfisial disebabkan oleh !taphlococcus. 2
Pengobatan " 2
Pengobatan ang terbaik adalah dengan salep antibiotik seperti sulfasetamid dan sulfisoksa?ol. !ebelum pemberian antibiotik krusta diangkat dengan kapas basah.
)
8ila terjadi blefaritis menahun maka dilakukan penekanan manual kelenjar eibom untuk mengeluarkan nanah dari kelenjar eibom eibomianitis3, ang biasana menertaina.
)
8lefaritis sebore " 4ejala "
8lefaritis sebore biasana terjadi pada laki1laki usia lanjut +M tahun3, dengan keluhan mata kotor, panas dan
2
rasa kelilipan. 4ejalana adalah sekret ang keluar dari kelenjar eibom, air mata berbusa pada kantus lateral, hiperemia dan hipertrofi papil pada konjungtiva. Pada kelopak dapat terbentuk kala?ion, hordeolum, madarosis, poliosis, dan jaringan keropeng.
2
0efinisi "
8lefaritis sebore merupakan peradangan menahun ang sukar penangananna.
)
Pengobatan "
Pengobatanna adalah dengan memperbaiki kebersihan
2 )
dan membersihkan kelopak dari kotoran. 0ilakukan pembersihan dengan kapas lidi hangat. 0apat dilakukan pembersihan dengan nitras argenti "N.
*
!alep sulfonamid berguna pada aksi keratolitikna. =ompres hangat selama +1"M menit. =elenjar eibom
+
ditekan dan dibersihkan dengan shampo bai. Pada blefaritis sebore antibiotik diberikan lokal dan sistemik seperti tetrasiklin oral * kali 2+M mg.
*
Penulit "
Penulit ang dapat timbul berupa flikten, keratitis marginal, tukak kornea, vaskularisasi, hordeolum dan madarosis.
Etiologi 8lefaritis dapat disebabkan infeksi dan alergi ang biasana berjalan kronis atau menahun. 8lefaritis alergi dapat terjadi akibat debu, asap, bahan kimia iritatif, dan bahan kosmetik. Dnfeksi kelopak dapat disebabkan kuman streptococcus alfa atau beta, pneumococcus, dan pseudomonas. 0emode folliculorum selain dapat merupakan penebab dapat pula merupakan vektor untuk terjadina infeksi staphlococcus.