iii. /embilasan dilakukan dengan memakai garam Asiologi atau air bersi% lainnya selama mungkin dan paling sedikit 1*"3D menit. i&. Luka ba%an kimia %arus dibilas se!epatnya dengan air yang tersedia pada saat itu seperti dengan air keran$ larutan garam Asiologik$ dan asam berat. &. -nestesi topikal diberikan pada keadaan dimana terdapat blefarospasme berat. &i. 7ntuk ba%an asam digunakan larutan natrium bikarbonat 3C sedang untuk basa larutan asam borat$ asam asetat D.*C atau bufer as asetat p .*C untuk menetralisir.
:iasanya akan teradi kerusakan %anya pada bagian superAsial saa. :a%an asam dengan konsentrasi tinggi dapat bereaksi seperti ter%adap trauma basa se%ingga kerusakan yang diakibatkannya akan lebi% dalam. 3. /engobatan a. /engobatan dilakukan dengan irigasi aringan yang terkena se!epatnya dan selama mungkin untuk meng%ilangkan dan melarutkan ba%an yang mengakibatkan trauma. b. :iasanya trauma akibat asam akan normal kembali$ se%ingga taam pengli%atan tidak banyak terganggu. ii. rauma :asa atau -lkali 1. /atoAsiologi a. rauma akibat ba%an kimia basa akan memberikan akibat yang sangat gaBat pada mata. -lkali akan menembus dengan !epat kornea$ bilik mata depan$ dan sampai pada aringan retina. /ada trauma basa akan teradi peng%an!uran aringan kolagen kornea. :a%an kimia alkali bersifat koagulasi sel dan teradi proses persabunan$ disertai dengan de%idrasi. :a%an akustik soda dapat menembus ke dalam bilik mata depan dalam Baktu 0 detik. b. /ada trauma alkali akan terbentuk kolagenase yang akan menamba%
bertamba% kerusakan kolagen kornea. -lkali yang menembus ke dalam bola mata akan merusak retina se%ingga akan berak%ir dengan kebutaan penderita. 2. enurut klasiAkasi %oft maka trauma basa dapat dibedakan dalam 6 a.
iii. Edema dan neo&askularisasi kornea$ i&. Katarak$ disertai dengan teradi ftisis bola mata.
*. rauma Radiasi Elektromagnetik a. rauma radiasi yang sering ditemukan adala% i. Sinar inframera% ii. Sinar ultra&iolet iii. Sinar 9 dan sinar terionisasi b. rauma Sinar Infra era% i. /atoAsiologi 1. -kibat sinar infra mera% dapat teradi pada saat menatap ger%ana mata%ari dan pada saat bekera dipemanggangan. Kerusakan ini da teradi akibat terkonsentrasinya sinar inframera% terli%at. Ka!a yang men!air seperti yang ditemukan di tempat pemanggangan ka!a akan menggeluarkan sinar infra mera%. :ila seseorang berada pada arak kaki sela satu menit di depan ka!a yang men!air dan pupilnya lebar atau midria maka su%u lensa akan naik sebanyak G deraat +el!ius.
1. Sinar infra mera% akan mengakibatkan keratitis superAsial$ katarak kortikal anterior"posterior dan koagulasi pada koroid. 2. :ergantung pada beratnya lesi akan terdapat skotoma sement ataupun permanen. i&. /engobatan 1. idak ada pengobatan ter%adap akibat buruk yang suda% teradi ke!uali men!ega% terkenanya mata ole% sinar infra mera% ini. 2. Steroid sistemik dan lokal diberikan uniuk men!ega% terbentuk aringan parut pada makula atau untuk mengurangi geala radang yang timbul. !. rauma Sinar 7ltra 8iolet (Sinar Las) i.
i&.
d. Sinar i.
ii.
1. /asien yang tela% terkena sinar ultra &iolet akan memberikan kelu%an "1D am setela% trauma. /asien akan merasa mata sangat sakit mata seperti kelilipan atau kemasukan pasir$ fotofobia$ blefarospasme$ dan konungti&a kemotik. 2. Kornea akan menunukkan adanya inAltrat pada permukaannya$ yang kadang"kadang disertai dengan kornea yang keru% dan ui 4uoresein positif. Keratitis terutama terdapat pada Asura paipebra. 3. /upil akan terli%at miosis. aam pengli%atan akan terganggu. . Keratitis ini dapat sembu% tanpa !a!at$ akan tetapi bila radiasi beralan lama kerusakan dapat permanen se%ingga akan memberikan kekeru%an pada komea. Keratitis dapat bersifat akibat efek kumulatif sinar ultra &iolet se%ingga gambaran keratitisnya menadi berat. /engobatan 1. /engobatan yang diberikan adala% sikloplegia$ antibiotika lokal$ analgetik$ dan mata ditutup untuk selama 2"3 %ari. :iasanya sembu% setela% am. lonisasi dan Sinar 9 Sinar ionisasi dibedakan dalam bentuk6 1. Sinar alfa yang dapat diabaikan 2. Sinar beta yang dapat menembus 1 !m aringan 3. Sinar gama dan . Sinar 9 /atoAsiologi 1. Sinar ionisasi dan sinar 9 dapat mengakibatkan katarak dan rusaknya retina.
dengan energi dan tipe sinar$ lensa yang lebi% muda dan lebi% peka. 2. -kibat dari sinar ini pada lensa$ teradi peme!a%an diri sel epitel se!ara tidak normal. Sedang sel baru yang berasal dari set germinatif lensa tidak menadi arang. 3. Sinar 9 merusak retina dengan gambaran seperti kerusakan yang diakibatkan diabetes melitus berupa dilatasi kapiler$ perdara%an$ mikroaneuris mata$ dan eksudat. . Luka bakar akibat sinar 9 dapat merusak kornea yang mengakibatkan kerusakan permanen yang sukar diobati. :iasanya akan terli%at sebagai keratitis dengan iridosiklitis ringan. /ada keadaan yang berat akan mengakibatkan parut konungti&a atroA set goblet yang akan mengganggu fungsi air mata. iii. /engobatan 1. /engobatan yang diberikan adala% antibiotika topikal dengan steroid 3 kali se%ari dan sikioplegik satu kali se%ari. 2. :ila teradi simblefaron pada konungti&a dilakukan tindakan pembeda%an. TRAUMA KIMIA
rauma kimia pada mata merupakan sala% satu keadaan kedaruratan oftalmologi karena dapat menyebabkan !edera pada mata$ baik ringan$ berat ba%kan sampai ke%ilangan pengli%atan. rauma kimia pada mata merupakan trauma yang mengenai bola mata akibat terpaparnya ba%an kimia baik yang bersifat asam atau basa yang dapat merusak struktur bola mata tersebut. *
rauma kimia diakibatkan ole% =at asam dengan p H 0 ataupun =at basa p 0 yang dapat menyebabkan kerusakan struktur bola mata. ingkat kepara%an trauma dikaitkan dengan enis$ &olume$ konsentrasi$ durasi paanan$ dan deraat penetrasi dari =at kimia tersebut. ekanisme !edera antara asam dan basa sedikit berbeda.* rauma ba%an kimia dapat teradi pada ke!elakaan yang teradi dalam laboratorium$ industri$ pekeraan yang memakai ba%an kimia$ pekeraan pertanian$ dan peperangan memakai ba%an kimia serta paparan ba%an kimia dari alat"alat ruma% tangga. Setiap trauma kimia pada mata memerlukan tindakan segera. Irigasi daera% yang terkena trauma kimia merupakan tindakan yang %arus segera dilakukan. ETIOLOI
rauma kimia biasanya disebabkan ba%an"ba%an yang tersemprot atau terper!ik pada Baa%. rauma pada mata yang disebabkan ole% ba%an kimia disebabkan ole% 2 ma!am ba%an yaitu ba%an kimia yang bersifat asam dan ba%an kimia yang bersifat basa. :a%an kimia dikatakan bersifat asam bila mempunyai p H 0 dan dikatakan bersifat basa bila mempunyai p 0. Tra!ma Asam
-sam dipisa%kan dalam dua mekanisme$ yaitu ion %idrogen dan anion dalam kornea. olekul %idrogen merusak permukaan okular dengan menguba% p$ sementara anion merusak dengan !ara denaturasi protein$ presipitasi dan koagulasi. Koagulasi protein umumnya men!ega% penetrasi yang lebi% lanut dari =at asam$ dan menyebabkan tampilan ground glass dari stroma korneal yang mengikuti trauma akibat asam. Se%ingga trauma pada mata yang disebabkan ole% =at kimia asam !enderung lebi% ringan daripada trauma yang diakibatkan ole% =at kimia basa.*
-sam %idro4orida adala% satu penge!ualian. -sam lema% ini se!ara !epat meleBati membran sel$ seperti alkali. Ion 4uoride dilepaskan ke dalam sel$ dan memungkinkan meng%ambat en=im glikolitik dan bergabung dengan kalsium dan magnesium membentuk insoluble complexes . 5yeri lo!al yang ekstrim bisa teradi sebagai %asil dari immobilisasi ion kalsium$ yang beruung pada stimulasi saraf dengan peminda%an ion potassium. ?luorinosis akut bisa teradi ketika ion 4uoride memasuki sistem sirkulasi$ dan memberikan gambaran geala pada antung$ pernafasan$ gastrointestinal$ dan neurologik. * :a%an kimia asam yang mengenai aringan akan mengadakan denaturasi dan presipitasi dengan aringan protein disekitarnya$ karena adanya daya buJer dari aringan ter%adap ba%an asam serta adanya presipitasi protein maka kerusakannya !enderung terlokalisir. :a%an asam yang mengenai kornea uga mengadakan presipitasi se%ingga teradi koagulasi$ kadang" kadang seluru% epitel kornea terlepas. :a%an asam tidak menyebabkan %ilangnya ba%an proteoglikan di kornea. :ila trauma diakibatkan asam keras maka reaksinya mirip dengan trauma basa.0 :ila ba%an asam mengenai mata maka akan segera teradi koagulasi protein epitel kornea yang mengakibatkan kekeru%an pada kornea$ se%ingga bila konsentrasi tidak tinggi maka tidak akan bersifat destruktif seperti trauma alkali. :iasanya kerusakan %anya pada bagian superAsial saa. Koagulasi protein ini terbatas pada daera% kontak ba%an asam dengan aringan. Koagulasi protein ini dapat mengenai aringan yang lebi% dalam. :a%an kimia bersifat asam 6 asam sulfat$ air a!!u$ asam sulAt$ asam %idrklorida$ =at pemuti%$ asam asetat$ asam nitrat$ asam kromat$ asam %idro4orida. -kibat ledakan baterai mobil$ yang menyebabkan luka bakar asam sulfat$ mungkin merupakan penyebab tersering dari luka bakar kimia pada mata. -sam
idro4orida dapat ditemukan diruma% pada !airan peng%ilang karat$ pengkilap aluminum$ dan !airan pembersi% yang kuat. $G Tra!ma "asa
rauma basa biasanya lebi# berat daripada trauma asam$ karena ba%an"ba%an basa memiliki dua sifat yaitu %idroAlik dan lipoli$k dimana dapat secara cepat !nt!k penetrasi sel membran dan mas!k ke bilik mata depan% ba#kan sampai retina& rauma basa akan memberikan iritasi ringan pada mata apabila dili%at dari luar. 5amun$ apabila dili%at pada bagian dalam mata$ trauma basa ini mengakibatkan suatu kegaBatdaruratan. :asa akan menembus kornea$ kamera okuli anterior sampai retina dengan !epat$ se%ingga berak%ir dengan kebutaan. /ada trauma basa akan teradi pen'#anc!ran (arin'an kola'en kornea. :a%an kimia basa bersifat koagulasi sel dan teradi proses safoniAkasi$ disertai dengan de%idrasi. *
:a%an alkali atau basa akan mengakibatkan peca# ata! r!saknya sel (arin'an. /ada p yang tinggi alkali akan mengakibatkan sa)oni$kasi disertai dengan disosiasi asam lemak membrane sel& -kibat safoniAkasi membran sel akan mempermuda% penetrasi lebi% lanut =at alkali. M!kopolisakarida (arin'an ole# basa akan men'#ilan' dan ter(adi pen''!mpalan sel kornea ata! keratosis& Serat kola'en kornea akan ben'kak dan stroma kornea akan mati& -kibat edema kornea akan terdapat serbukan sel polimorfonuklear ke dalam stroma kornea. Serbukan sel ini !enderung disertai dengan pembentukan pembulu% dara% baru atau neo&askularisasi. Akibat membran sel basal epitel
kornea r!sak akan mem!da#kan sel epitel diatasnya lepas& Sel epitel yang baru terbentuk akan ber%ubungan langsung dengan stroma dibaBa%nya melalui plasminogen akti&ator. :ersamaan dengan dilepaskan plasminogen akti&ator dilepas uga kolagenase yang akan merusak kolagen kornea. Akibatnya akan ter(adi 'an''!an penyemb!#an epitel yan' berkelan(!tan den'an !lk!s kornea dan dapat ter(adi per)orasi kornea& Kolagenase ini mulai dibentuk G am sesuda% trauma dan pun!aknya terdapat pada %ari ke 12"21. :iasanya ulkus pada kornea mulai terbentuk 2 minggu setela% trauma kimia. /embentukan ulkus ber%enti %anya bila teradi epitelisasi lengkap atau &askularisasi tela% menutup dataran depan kornea. :ila alkali suda% masuk ke dalam bilik mata depan maka akan teradi gangguan fungsi badan siliar. +airan mata susunannya akan beruba%$ yaitu terdapat kadar glukosa dan askorbat yang berkurang. Kedua unsur ini memegang peranan penting dalam pembentukan aringan kornea. *
:a%an kimia bersifat basa6 5a,$ +a,$ amoniak$ ?reon>ba%an pendingin lemari es$ sabun$ s%ampo$ kapur gamping$ semen$ tiner$ lem$ !airan pembersi% dalam ruma% tangga$ soda kuat. $G *ATO+ISIOLOI
/roses peralanan penyakit pada trauma kimia ditandai ole% 2 fase$ yaitu fase kerusakan yang timbul setela% terpapar ba%an kimia serta fase penyembu%an6 •
•
•
Kerusakan yang teradi pada trauma kimia yang berat dapat diikuti ole% %al"%al sebagai berikut6 eradi nekrosis pada epitel kornea dan konungti&a disertai gangguan dan oklusi pembulu% dara% pada limbus. ilangnya stem !ell limbus dapat berdampak pada &askularisasi dan konungti&alisasi permukaan kornea atau
menyebabkan kerusakan persisten pada epitel kornea dengan perforasi dan ulkus kornea bersi%. •
•
•
•
•
•
•
/enetrasi yang dalam dari suatu =at kimia dapat menyebabkan kerusakan dan presipitasi glikosaminoglikan dan opasiAkasi kornea. /enetrasi =at kimia sampai ke kamera okuli anterior dapat menyebabkan kerusakan iris dan lensa. Kerusakan epitel siliar dapat mengganggu sekresi askorbat yang dibutu%kan untuk memproduksi kolagen dan memperbaiki kornea. ipotoni dan p%t%isis bulbi sangat mungkin teradi. eradi penyembu%an aringan epitelium berupa migrasi atau pergeseran dari sel"sel epitelial yang berasal dari stem !ell limbus Kerusakan kolagen stroma akan difagositosis ole% keratosit teradi sintesis kolagen yang baru. 1D /enyembu%an epitel kornea dan stroma diikuti ole% proses" proses berikut6
KLASI+IKASI
rauma kimia pada mata dapat diklasiAkasikan sesuai dengan deraat kepara%an yang ditimbulkan akibat ba%an kimia penyebab trauma. KlasiAkasi ini uga bertuuan untuk penatalaksaan yang sesuai dengan kerusakan yang mun!ul serta indikasi penentuan prognosis. KlasiAkasi ditetapkan berdasarkan tingkat keerni%an kornea dan kepara%an iskemik limbus. Selain itu klasiAkasi ini uga untuk menilai patensi dari pembulu% dara% limbus (superAsial dan profunda). 1D
•
•
•
•
3 iskemik limbus (prognosis baik)
Kriteria lain yang perlu dinilai adala% seberapa luas %ilangnya epitel pada kornea dan konungti&a$ peruba%an iris$ keberadaan lensa$ dan tekanan intra okular.
@ambar KlasiAkasi rauma Kimia$ (a) deraat 1$ (b) deraat 2$ (!) deraat 3$ (d) deraat 1D
Tra!ma Asam, -sam merusak dan memutus ikatan intramolekul protein koagulasi protein dapat merupakan barier meng%ambat penetrasi =at ke intraokular (nekrose koagulase). :ila trauma disebabkan ole% asam kuat menembus stroma kornea beruba% Barna menadi kelabu dalam 2 am dan uga timbul kerusakan pada badan siliar. !naan% .asidi& /001& Ke'aatdar!ratan dalam Ilm! *enyakit Mata& Dalam , *!rnasid#a% 2endry Ed& 3liical Update , Emer'ency 3ases& 4o'(akarta , *ress 4o'(akarta&
Tra!ma "asa, -lkali persabunan disertai dengan disosiasi asam lemak membran sel mempermuda% penetrasi alkali mukopolisakarida aringan akan meng%ilang penggumpalan sel kornea atau keratosit serat kolagen kornea akan menadi bengkak dan stroma kornea akan mati edem kornea terdapat serbukan sel polimorfonuklear ke dalam stroma kornea disertai dengan masuknya neo&askularisasi epitel kornea rusak akan memuda%kan sel epitel diatasnya lepas epitel yang baru terbentuk plasminogen akti&ator M kolagenase keluar gangguan penyembu%an epitel. !naan% .asidi& /001& Ke'aatdar!ratan dalam Ilm! *enyakit Mata& Dalam , *!rnasid#a% 2endry Ed& 3liical Update , Emer'ency 3ases& 4o'(akarta , *ress 4o'(akarta&
enurut klasiAkasi T#o)t maka trauma basa dapat dibedakan dalam 6 Dera(at 5 , iperemi konungti&a disertai dengan keratitis pungtata.
Dera(at / , iperemi konungti&a disertai dengan %ilang epitel kornea. Dera(at 6 , iperemi disertai dengan nekrosis konun!ti&a dan lepasnya epitel kornea. Dera(at , Konungti&a perilimal nekrosis sebanyak *DC. Ilyas% Sid#arta& Tra!ma Kimia& Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga% 4akarta , "alai *enerbit +KUI& /0089 # /75 : /76&
Men!r!t American Academy o) Op#talmolo'y stadi!m tra!ma kimia pada bola mata dapat diklasi$kasikan seba'ai berik!t,
American Academy o) Op#t#almolo'y& /00;& Oc!lar Tra!ma Epidemiolo'y and *re
2. Mengapa ditemukan mata buram, merah, berair, bengkak dan nyeri pada kelopak mata?
Palpebra : Kelopak atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata, sertamengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan komea. Palpebra merupakan alat menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata terhadap trauma, trauma sinar dan pengeringan bola mata. Kelopak mempunyai lapis kulit yang tipis pada bagian depan sedang di bagian belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal. Gangguan penutupan kelopak(lagoftalmos) akan mengakibatkan keringnya permukaan mata sehingga terjadi keratitis. Jika pada palpebra terjadi trauma tumpul maka akan terjadi hematom, edema palpebra yang dapat menyebabkan kelopak mata tidak dapat membuka dengan sempurna (ptosis), kelumpuhan kelopak mata (lagoftalmostidak dapat menutup se!ara sempurna)
KELO*AK MATA "E=KAK
"ematoma palpebra merupakan pembengkakan atau penibunan darah di ba#ah kulit kelopak akibat pe!ahnya pembuluh darah palpebra. Gambaran klinis "ematoma kelopak merupakan kelainan yang sering terlihat pada trauna tumpul kelopak. $ila perdarahan terletak lebih dalam dan mengenai kedua kelopak dan berbentuk seperti ka!amata hitam yang sedang dipakai, maka keadaan ini disebut hematoma ka!amata. "enatoma ka!amata terjadi akibat pe!ahnya arteri oftalmika yang merupakan tanda fraktur basis kranii. Pada pe!ahnya arteri oftalmika maka darah masuk kedalam kedua rongga orbita melalui fisura orbita. Penatalaksanaan Penanganan pertama dapat diberikan kompres dingin untuk menghentikan perdarahan. %elanjutnya untuk memudahkan absorpsidarah dapat dilakukan kompres hangat pada kelopak.
3. Mengapa terjadi erosi kornea, rupture kornea di jam 5, iris prolap dan C! dangkal ?
"ornea $ila ada tembus kornea dapat mengganggu fungsi penglihatan karena fungsi kornea sebagai media refraksi. $isa juga trauma tembus kornea menyebabkan iris prolaps, korpusvitreum dan korpus !iliaris prolaps, hal ini dapat menurunkan visus #uptura kornea Kornea pe!ah, bila daerah yang pe!ah besar dapat terjadi prolapsus iris, merupakan suatu keadaan yang ga#at dan memerlukan operasi segera.
$. Mengapa diberi tetes mata antibiotic dan bebat mata ?
!ntibiotik profilaksis untuk men!egah infeksi oleh kuman oportunis. &etrasiklin efektif untuk menghambat kolagenase, menghambat aktifitas netrofil dan mengurangi pembentukan ulkus. 'apat diberikan bersamaan antara topikal dan sistemik (doksisiklin mg). T!(!an "ebat Mata ,
erapi balutan mata sampai epitel tela% beregenerasi dapat membantu penyembu%an.
Randleman% 4&"&% "ansal% A& S&% "!rns% 3#emical&% eMedicine Journal. /008&
engenai pemakaian bebat mata$ masi% belum ada persesuaian pendapat di antara para a%li. EdBard" Layden lebi% !ondong untuk menggunakan bebat mata pada mata yang terkena trauma saa$ untuk mengurangi pergerakan bola mata yang sakit. Selanutnya dikatakan ba%Ba pemakaian bebat pada kedua mata akan menyebabkan penderita gelisa%$ !emas dan merasa tak enak$ S!mber , =!rasis% dkk& /00;&*edoman Dia'nosis dan Terapi SM+ Ilm!*enyakit Mata, 2i)ema pada R!dapaksa T!mp!l& 2al 567-568&*enerbit, +K Unair% S!rabaya& 5. %enatalaksanaan selain diberi tetes mata dan bebat mata ?
&'#!%( . &rauma tumpul a. &irah baring sempurna dalam posisi fo#ler untuk menimbulkan gravitasi guna membantu keluarnya hifema dari mata. b. $erikan kompres es.
!. Pemnatauan tajam penglihatan. d. $atasi pergerakan mata selama *+ hari untuk menurunkan kemungkinan perdarahan ulang. e. $atasi memba!a dan melihat &-. f. Pantau ketaatan pembatasan aktivitas, imobilisasi sempurna. g. $erikan stimulasi sensori bentuk lain seperti musik, perbin!angan. h. $erikan diet lunak dan semua keperluan klien dibantu. i. &etes mata siklopegik seperti atropin untuk mengistirahatkan mata. j. ata dilindungi dengan kasa jika terdapat luka. k. /aporkan peningkatan nyeri mata se!ara mendadak, ini mungkin indikasi perdarahan ulang. l. Persiapan parasentesis (pengeluaran hifema). 0 1ndikasi Parasentesis o "ifema penuh (sampai pupil) dan ber#arna hitam o "ifema yang tidak bisa sembuhberkurang dengan pera#atan konvensional selama hari. o "ifema dengan peningkatan &12 (glaukoma sekunder) yang tidak dapat diatasiditurunkan dengan obat+obatan glaukoma o &erlihat tanda+tanda imbibisi kornea. 3. &rauma tajam Penatalaksanaan sebelum tiba di 4% a. ata tidak boleh dibebat dan diberikan perlindungan tanpa kontak. b. &idak boleh dilakukan manipulasi yang berlebihan dan penekanan bola mata. !. $enda asing tidak boleh dikeluarkan tanpa pemeriksaan lanjutan. d. %ebaiknya pasien dipuasakan untuk mengantisipasi tindakan operasi. Penatalaksanaan setelah tiba di 4% a. Pemberian antibiotik spektrum luas. b. Pemberian obat sedasi, antimimetik dan analgetik sesuai indikasi. !. Pemberian toksoid tetanus sesuai indikasi. d. Pengangkatan benda asing di kornea, konjungtiva atau intraokuler (bila mata intak). e. &indakan pembedahanpenjahitan sesuai dengan kausa dan jenis !edera. *. &rauma kimia a. 1rigasi (* menit) dan periksa p" dengan kertas lakmus. b. 'iberi pembilas : idealnya dengan larutan steril dengn osmolaritas tinggi seperti larutan amphoter ('iphoterine) atau larutan buffer ($%% atau 4inger /aktat). /arutan garam isotonis. !. 1rigasi sampai * menit atau p" normal. $ila bahan mengandung 5a2" berikan 6'&7.
d. Pemeriksaan oftalmologi menyeluruh. e. 5edera ringan : Pasien dapat dipulangkan dengan diberikan antibiotik tetes mata, analgesi! oral dan perban mata. f. /uka sedang diberi siklopegi. g. %teroid topikal untuk men!egah infiltrasi sel radang. h. -itamin 5 oral : untuk membentuk jaringan kolagen. Catatan ) 1. * tahapan penatalaksanaan trauma mata ) a. 1rigasi b. 4eepitalisasi kornea !. engendalikan proses peradangan d. en!egah terjadinya infeksi e. engendalikan &12 f. enurunkan nyeri : sikloplegik
Penatalaksanaan : /akukan irigasi dengan !airan yang bersih sekitar * menit atau sampai
p" netral ( p" nornal konjungtiva 8,9 ;,< ) 1rigasi sampai ke fornik konjungtiva spekulum, panto!ain $asa, mengakibatkan safonikasi lemak pada sel membran kerusakan
lebih dalamdan !epat penetrasi pada jaringan mata %'+!&!!"!+!!+
Penatalaksanaan pada trauma mata bergantung pada berat ringannya trauma ataupun jenis trauma itu sendiri. =amun demikian ada empat tujuan utama dalam mengatasi kasus trauma okular adalah memperbaiki penglihatan, men!egah terjadinya infeksi, mempertahankan struktur dan anatomi mata, men!egah sekuele jangka panjang. &rauma kimia merupakan satu+satunya jenis trauma yang tidak membutuhkan anamnesa dan pemeriksaan se!ara teliti. &atalaksana trauma kimia men!akup: %enatalaksanaan Emergency1 (rigasi merupakan hal yang krusial untuk meminimalkan durasi kontak mata dengan bahan kimia dan untuk menormalisasi p" pada sa!!us konjungtiva yang harus dilakukan sesegera mungkin. /arutan normal saline (atau yang setara) harus digunakan untuk mengirigasi mata selama
+* menit samapi p" mata menjadi normal (;,*). Pada trauma basa hendaknya dilakukan irigasi lebih lama, paling sedikit 3 ml dalam * menit. akin lama makin baik. Jika perlu dapat diberikan anastesi topikal,larutan natrium bikarbonat *>, dan antibiotik. 1rigasi dalam #aktu yang lama lebih baik menggunakan irigasi dengan kontak lensa (lensa yang terhubung dengan sebuah kanul untuk mengirigasi mata dengan aliran yang konstan. Double e/ersi pada kelopak mata dilakukan untuk memindahkan material yang terdapat pada bola mata. %elain itu tindakan ini dapat menghindarkan terjadinya perlengketan antara konjungtiva palpebra, konjungtiva bulbi, dan konjungtiva forniks. 0ebridemen pada daerah epitel kornea yang mengalami nekrotik sehingga dapat terjadi re+epitelisasi pada kornea.
%elanjutnya diberikan bebat (verban) pada mata, lensa kontak lembek dan artifi!ial tear (air mata buatan). %enatalaksanaan Medikamentosa
&rauma kimia ringan (derajat dan 3) dapat diterapi dengan pemberian obat+obatan seperti steroid topikal, sikloplegik, dan antibiotik profilaksis selama ; hari. %edangkan pada trauma kimia berat, pemberian obat+obatan bertujuan untuk mengurangi inflamasi, membantu regenerasi epitel dan men!egah terjadinya ulkus kornea.9, teroid bertujuan untuk mengurangi inflamasi dan infiltrasi neutofil. =amun pemberian steroid dapat menghambat penyembuhan stroma dengan menurunkan sintesis kolagen dan menghambat migrasi fibroblas. ?ntuk itu steroid hanya diberikan se!ara inisial dan di tappering off setelah ;+ hari. 'e@ametason ,> 6' dan Prednisolon ,> 6' diberikan setiap 3 jam. $ila diperlukan dapat diberikan Prednisolon 1- + 3 mg ikloplegik untuk mengistirahatkan iris, men!egah iritis dan sinekia posterior. 7tropin > 6' atau %!opolamin ,3> diberikan 3 kali sehari. !sam askorbat mengembalikan keadaan jaringan s!orbutik dan meningkatkan penyembuhan luka dengan membantu pembentukan kolagen matur oleh fibroblas kornea. =atrium askorbat > topikal
diberikan setiap 3 jam. ?ntuk dosis sitemik dapat diberikan sampai dosis 3 gr. eta blokerkarbonik anhidrase inhibitor untuk menurunkan tekanan intra okular dan mengurangi resiko terjadinya glaukoma sekunder. 'iberikan se!ara oral asetaAolamid (diamo@) mg. !ntibiotik profilaksis untuk men!egah infeksi oleh kuman oportunis. &etrasiklin efektif untuk menghambat kolagenase, menghambat aktifitas netrofil dan mengurangi pembentukan ulkus. 'apat diberikan bersamaan antara topikal dan sistemik (doksisiklin mg). !sam hyaluronik untuk membantu proses re+epitelisasi kornea dan menstabilkan barier fisiologis. !sam itrat menghambat aktivitas netrofil dan mengurangi respon inflamasi. =atrium sitrat > topikal diberikan setiap 3 jam selama hari. &ujuannya untuk mengeliminasi fagosit fase kedua yang terjadi ; hari setelah trauma. %embedahan 1
sifatnya segera dibutuhkan untuk %embedahan egera yang revaskularisasi limbus, mengembalikan populasi sel limbus dan mengembalikan kedudukan forniks. Prosedur berikut dapat digunakan untuk pembedahan: •
•
•
•
• •
Pengembangan kapsul &enon dan penjahitan limbus bertujuan untuk mengembalikan vaskularisasi limbus juga men!egah perkembangan ulkus kornea. &ransplantasi stem sel limbus dari mata pasien yang lain (autograft) atau dar donor (allograft) bertujuan untuk mengembalikan epitel kornea menjadi normal. Graft membran amnion untuk membantu epitelisasi dan menekan fibrosis %embedahan anjut pada tahap lanjut dapat menggunakan metode berikut: Pemisahan bagian+bagian yang menyatu pada kasus conjungtival bands dan simblefaron. Pemasangan graft membran mukosa atau konjungtiva. Koreksi apabila terdapat deformitas pada kelopak mata.
•
•
Keratoplasti dapat ditunda sampai 8 bulan. akin lama makin baik, hal in i untuk memaksimalkan resolusi dari proses inflamasi. Keratoprosthesis bisa dilakukan pada kerusakan mata yang sangat berat dikarenakan hasil dari graft konvensional sangat buruk.
*. %emeriksaan apa saja yang di lakukan pada trauma mata ?
a. Pemeriksaan Bisik : dimulai dengan pengukuran dan pen!atatan ketajaman penglihatan. b. %lit lamp : untuk melihat kedalaman !edera di segmen anterior bola mata. !. &es fluoresin : digunakan untuk me#arnai kornea, sehingga !edera kelihatan jelas. d. &onometri : untuk mengetahui tekakan bola mata. nilai normal tekanan bola mata (normal 3+3 mm"g). e. Pemeriksaan fundus yang di dilatasikan dengan oftalmoskop indirek : untuk mengetahui adanya benda asing intraokuler. f. &es %eidel : untuk mengetahui adanya !airan yang keluar dari mata. &es ini dilakukan dengan !ara memberi anastesi pada mata yaang akan diperiksa, kemudian diuji pada strip fluores!ein steril. Penguji menggunakan slit lamp dengan filter kobalt biru, sehingga akan terlihat perubahan #arna strip akibat perubahan p" bila ada pengeluaran !airan mata. g. Pemeriksaan !t+s!an dan ?%G $+s!an : digunakan untuk mengetahui posisi benda asing. h. 6le!troretinography (64G) : untuk mengetahui ada tidaknya degenerasi pada retina. i. Kartu snellen: pemeriksaan penglihatan dan penglihatan sentral mungkin mengalami penurunan akibat dari kerusakan kornea, vitreous atau kerusakan pada sistem suplai untuk retina. j. Kalau perlu pemeriksaan tonometri %!hiotA, perimetri, gonioskopi, dan tonografi, maupun funduskopi k. Pemeriksaan dengan menggunakan optalmoskop: mengkaji struktur internal dari okuler, papiledema, retina hemoragi. l. Pemeriksaan 4adiologi : Pemeriksaan radiology pada trauma mata sangat membantu dalam menegakkan diagnosa, terutama bila ada benda asing .Pemeriksaan ultra sonographi untuk menentukan letaknya, dengan pemeriksaan ini dapat diketahui benda tersebut pada bilik mata depan, lensa, retina.pemeriksaan radiologi pada trauma mata sangat membantu dalam menegakkan diagnosa, terutama bila ada benda asing.
m. Kertas /akmus : pada pemeriksaan ini sangat membantu dalam menegakkan diagnosa trauma asam atau basa. n. Pemeriksaan /aboratorium, seperti :. %'P, leukosit, kultur, kemungkinan adanya infeksi sekunder. Pemeriksaan Penunjang: ?%G
Pemeriksaan Penunjang: ?%G C?ltrasonografi anatomi intraokular dan deteksi 12B$, terutama jika oftalmoskopi direk terganggu, seperti akibat hifema penuh Cen!ari: C7blasio retina, ablasio vitreus posterior, perdarahankekeruhan vitreus, ablasio koroid, ruptur koroidskleral
Pemeriksaan Penunjang: 5&+%!an
%uspek rupturlaserasi tersembunyi, terdapat 12B$, fraktur orbitalfasial CPotongan aksial dan koronal: C6valuasi kondisi atap dan dasar orbita, otot ekstraokular, lokalisasi benda asing
Pemeriksaan Penunjang: ?%G C?ltrasonografi anatomi intraokular dan deteksi 12B$, terutama jika oftalmoskopi direk terganggu, seperti akibat hifema penuh Cen!ari: C7blasio retina, ablasio vitreus posterior, perdarahankekeruhan vitreus, ablasio koroid, ruptur koroidskleral
M#( C/ebih akurat dari 5&+%!an dalam deteksi kerusakan bola mata, seperti ruptur posterior tersembunyi
CKontraindikasi: 12B$ Intraocular Foreign Body (12B$) dari logam, pa!emaker, !laustrophobia, ga#at+darurat ji elektrodiagnostik C1ntegritas nervus optikus dan retina eD lektroretinografi (64G), seperti men!ari degenerasi akibat 12B$ logam kronik
-namnesis (trauma kimia) /ada anamnesis sering sekali pasien men!eritakan tela% tersiram !airan atau tersemprot gas pada mata atau partikel"partikelnya masuk ke dalam mata. /erlu diketa%ui apa persisnya =at kimia dan bagaimana teradinya trauma tersebut (misalnya tersiram sekali atau akibat ledakan dengan ke!epatan tinggi) serta kapan teradinya trauma tersebut. $12 /erlu diketa%ui apaka% teradi penurunan &isus setela% !edera atau saat !edera teradi. ,nset dari penurunan &isus apaka% teradi se!ara progresif atau teradi se!ara tiba tiba. 5yeri$ lakrimasi$ dan pandangan kabur merupakan gambaran umum trauma.
Selain itu dapat pula dilakukan pemeriksaan tonometri untuk mengeta%ui tekanan intrao!ular. 0$12
@ambar * Kertas Lakmus untuk /emeriksaan p 0 DIA=OSIS "A=DI=
:eberapa penyakit yang menadi diagnosis banding trauma kimia pada mata$ terutama yang disebabkan ole% basa atau alkali antara lain kon(!n'ti
/enatalaksanaan pada trauma mata bergantung pada berat ringannya trauma ataupun enis trauma itu sendiri. 5amun demikian ada empat tuuan utama dalam mengatasi kasus trauma okular adala% memperbaiki pengli%atan$ men!ega% teradinya infeksi$ memperta%ankan struktur dan anatomi mata$ men!ega% sekuele angka panang. rauma kimia merupakan satu"satunya enis trauma yang tidak membutu%kan anamnesa dan pemeriksaan se!ara teliti. atalaksana trauma kimia men!akup6 /enatalaksanaan Emergency 1D •
Iri'asi merupakan %al yang krusial untuk meminimalkan durasi kontak mata dengan ba%an kimia dan untuk menormalisasi p pada sa!!us konungti&a yang %arus dilakukan sesegera mungkin. Larutan normal saline (atau yang setara) %arus digunakan untuk mengirigasi mata selama 1*"3D menit samapi p mata menadi normal (0$3). /ada trauma basa %endaknya dilakukan irigasi lebi% lama$ paling sedikit 2DDD ml dalam 3D menit. akin lama makin baik.;ika perlu dapat diberikan anastesi topikal$ larutan natrium bikarbonat 3C$ dan antibiotik. Irigasi dalam Baktu yang lama lebi% baik menggunakan
•
•
•
irigasi dengan kontak lensa (lensa yang ter%ubung dengan sebua% kanul untuk mengirigasi mata dengan aliran yang konstan. Double e
/enatalaksanaan edikamentosa rauma kimia ringan (deraat 1 dan 2) dapat diterapi dengan pemberian obat"obatan seperti steroid topikal% siklople'ik% dan antibiotik pro$laksis selama 7 #ari& Sedangkan pada trauma kimia berat$ pemberian obat"obatan bertuuan untuk men'!ran'i in@amasi% membant! re'enerasi epitel dan mence'a# ter(adinya !lk!s kornea&$1D Steroid bertuuan untuk mengurangi in4amasi dan inAltrasi neutoAl. 5amun pemberian steroid dapat meng%ambat penyembu%an stroma dengan menurunkan sintesis kolagen dan meng%ambat migrasi Abroblas. 7ntuk itu steroid %anya diberikan se!ara inisial dan di tappering of setela% 0"1D %ari.
•
•
•
Siklople'ik untuk mengistira%atkan iris$ men!ega% iritis dan sinekia posterior. -tropin 1C E< atau S!opolamin D$2*C diberikan 2 kali se%ari. Asam askorbat mengembalikan keadaan aringan s!orbutik dan meningkatkan penyembu%an luka dengan membantu pembentukan kolagen matur ole% Abroblas kornea. 5atrium askorbat 1DC topikal diberikan setiap 2 am. 7ntuk dosis sitemik dapat diberikan sampai dosis 2 gr. "eta blokerkarbonik an#idrase in#ibitor untuk menurunkan tekanan intra okular dan mengurangi resiko teradinya glaukoma sekunder.
•
Asam #yal!ronik untuk membantu proses re"epitelisasi kornea dan menstabilkan barier Asiologis. -sam Sitrat meng%ambat akti&itas netroAl dan mengurangi respon in4amasi. 5atrium sitrat 1DC topikal diberikan setiap 2 am selama 1D %ari. uuannya untuk mengeliminasi fagosit fase kedua yang teradi 0 %ari setela% trauma.
/embeda%an 1D /embeda%an Segera yang sifatnya segera dibutu%kan untuk re&askularisasi limbus$ mengembalikan populasi sel limbus dan mengembalikan kedudukan forniks. /rosedur berikut dapat digunakan untuk pembeda%an6 •
•
•
/engembangan kapsul enon dan pena%itan limbus bertuuan untuk mengembalikan &askularisasi limbus uga men!ega% perkembangan ulkus kornea. ransplantasi stem sel limbus dari mata pasien yang lain ( autograt) atau dar donor ( allograt) bertuuan untuk mengembalikan epitel kornea menadi normal. @raft membran amnion untuk membantu epitelisasi dan menekan Abrosis
/embeda%an Lanut pada ta%ap lanut dapat menggunakan metode berikut6 •
/emisa%an bagian"bagian yang menyatu pada kasus conjungtival bands dan simblefaron.
•
/emasangan graft membran mukosa atau konungti&a.
•
Koreksi apabila terdapat deformitas pada kelopak mata.
•
•
Keratoplasti dapat ditunda sampai bulan. akin lama makin baik$ %al ini untuk memaksimalkan resolusi dari proses in4amasi. Keratoprost%esis bisa dilakukan pada kerusakan mata yang sangat berat dikarenakan %asil dari graft kon&ensional sangat buruk.
4. "omplikasi yang timbul ?
Komplikasi Tra!ma
a. @laukoma Sekunder /as!a ruma
i&. rauma dapat mengakibatkan kelainan aringan dan susunan di dalam mata yang dapat mengganggu pengaliran !airan mata se%ingga menimbulkan glaukoma sekunder. ;enis kelainan yang menimbulkan glaukoma adala% kontusi sudut. &. @laukoma Kontusi Sudut 1. Etiologi a. rauma dapat mengakibatkan tergesernya pangkal iris ke belakang se%ingga teradi robekan trubekulum dan gangguan fungsi trubeklum ini akan mengakibatkan %ambatan pengaliran keluar !airan mata. 2. /engobatan a. /engobatan biasanya dilakukan seperti mengobati glaukoma terbuka yaitu dengan obat lokal atau sistemik. :ila tidak terkontrol pengobatan maka dilakukan pembeda%an. &i. @laukoma
Pterigium mudah meradang dan bila terjadi iritasi, maka bagian pterigium akan ber#arna merah. Pterigium sering mengenai kedua mata. &imbunan atau benjolan ini membuat penderitanya agak kurang nyaman karena biasanya akan berkembang dan semakin membesar dan mengarah ke daerah kornea, sehingga bisa menjadi menutup kornea dari arah nasal dan sampai ke pupil, jika sampai menutup pupil maka penglihatan kita akan terganggu. %uatu pterygium merupakan massa o!ular eksternal superfi!ial yang mengalami elevasi yang sering kali terbentuk diatas konjungtiva perilimbal dan akan meluas ke permukaan kornea.
Gambar %imblefaron
Gambar Phthisis bulbi %#+(
Prognosis trauma kimia pada mata sangat ditentukan oleh bahan penyebab trauma tersebut. 'erajat iskemik pada pembuluh darah limbus dan konjungtiva merupakan salah satu indikator keparahan trauma dan prognosis penyembuhan. 1skemik yang paling luas pada pembuluh darah limbus dan konjungtiva memberikan prognosa yang buruk. $entuk paling berat pada trauma kimia ditunjukkan dengan gambaran Ecooked fish eyeF dimana prognosisnya adalah yang paling buruk, dapat terjadi kebutaan.9 &rauma kimia sedang samapai berat pada konjungtiva bulbi dan palpebra dapat menyebabkan simblefaron (adhesi anatara palpebra dan konjungtiva bulbi). 4eaksi inflamasi pada kamera okuli anterior dapat menyebabkan terjadinya glaukoma sekunder.9
/imbal stem !ell adalah sumber regenerasi epitel kornea. P ada keadaan defisiensi limbal stem !ell, terjadi konjungtivalisasi pada permukaan kornea. Gejala dari defisiensi limbal adalah pertumbuhan konjungtiva ke kornea, vaskularisasi, inflamasi kronis, kerusakan membran basement dan pertumbuhan jaringan fibrotik. &anda ini juga ditemukan pada pterygium dan oleh karena itu banyak penelitian yang menunjukkan bah#a pterygium merupakan manifestasi dari defisiensi atau disfungsi lo!aliAed interpalpebral limbal stem !ell. Pterygium ditandai dengan degenerasi elastotik dari kolagen serta proliferasi fibrovaskuler yang ditutupi oleh epitel. Pada pemeriksaan histopatologi daerah kolagen abnormal yang mengalami degenerasi elastolik tersebut ditemukan ba sofilia dengan menggunakan pe#arnaan hemato@ylin dan eosin, Pemusnahan lapisan $o#man oleh jaringan fibrovas!ular sangat khas. 6pitel diatasnya biasanya normal, tetapi mungkin a!anthoti!, hiperkeratotik, atau bahkan displastik dan sering menunjukkan area hiperplasia dari sel goblet
"M%("!(
Komplikasi dari trauma mata juga bergantung pada berat ringannya trauma, dan jenis trauma yang terjadi. Komplikasi yang dapat terjadi pada kasus trauma basa pada mata antara lain:
. %imblefaron, adalah. 'engan gejala gerak mata terganggu, diplopia, lagoftalmus, sehingga kornea dan penglihatan terganggu. 3. Kornea keruh, edema, neovaskuler *. %indroma mata kering <. Katarak traumatik, trauma basa pada permukaan mata sering menyebabkan katarak. Komponen basa yang mengenai mata menyebabkan peningkatan p" !airan akuos dan menurunkan kadar glukosa dan askorbat. "al ini dapat terjadi akut ataupun perlahan+ lahan. &rauma kimia asam sukar masuk ke bagian dalam mata maka jarang terjadi katarak traumatik. . Glaukoma sudut tertutup 8. 6ntropion dan phthisis bulbi
Gambar %imblefaron
Gambar Phthisis bulbi %#+(
Prognosis trauma kimia pada mata sangat ditentukan oleh bahan penyebab trauma tersebut. 'erajat iskemik pada pembuluh darah limbus dan konjungtiva merupakan salah satu indikator keparahan trauma dan prognosis penyembuhan. 1skemik yang paling luas pada pembuluh darah limbus dan konjungtiva memberikan prognosa yang buruk. $entuk paling berat pada trauma kimia ditunjukkan dengan gambaran Ecooked fish eyeF dimana prognosisnya adalah yang paling buruk, dapat terjadi kebutaan.9 &rauma kimia sedang samapai berat pada konjungtiva bulbi dan palpebra dapat menyebabkan simblefaron (adhesi anatara palpebra dan konjungtiva bulbi). 4eaksi inflamasi pada kamera okuli anterior dapat menyebabkan terjadinya glaukoma sekunder.9