LAPORAN PENDAHULUAN KLIMAKTERIUM
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas Program Profesi Ners XXXII Unpad
Disusun Oleh : Nurul Fatimah Saripudin 220112160094
PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXXII FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2017
A. Definisi
Menopause adalah haid terakhir pada wanita, yang juga sering diartikan sebagai berakhirnya fungsi reproduksi seorang wanita. Klimakterium merupakan periode peralihan dari fase reproduksi menuju fase usia tua (senium) yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif ataupun endokrinologik dari ovarium, terjadi pada usia 45-65 tahun.
(Baziad,
2003). Klimakterium adalah : 1. Penuaan atau penuaan indung telur wanita > 48 tahun, sehingga tidak terjadi penurunan hormonal seluruh tubuh (Manuaba, 1998). 2. Tahapan kehidupan wanita dimana terjadi penurunan realitas serta siklus menstruasi menjadi irregular bahkan kadang-kadang berhenti (Bobak, 1989). 3. Masa yang bermula dari akhir tahapan reproduksi, berakhir pada senium dan terjadi pada wanita 40 tahun, masa ini ditandai dengan keluhan endokriologis dan vegetatif (Sarwono, 1999). Jadi klimakterium adalah fase perkembangan yang dialami oleh seorang wanita yang melewati tahapan reproduksif menjadi non produktif akibat regresi fungsi ovarium dan biasanya terjadi antara 12-18 tahun. B. Etiologi
Menopause terjadi secara fisiologis akibat hilang atau berkurangnya sensitivitas ovarium terhadap stimulasi gonadotropin yang berhubungan langsung dengan penurunan dan disfungsi folikuler. Oosit di dalam ovarium akan mengalami atresia, folikel mengalami penurunan kualitas dan kuantitas folikel secara kritis setelah 20-25 tahun sesudah menarche. Oleh karena itu pada fase perimenopause dapat terjadi siklus menstruasi yang tidak teratur. Selain itu ketidakteraturan menstruasi juga terjadi akibat fase folikuler pada fase siklus menstruasi yang memendek (Rahayu, 2007).
C. Tanda dan Gejala
Gangguan Fisik a. Kelainan menstruasi, dapat berupa : -
Oligomenorea (siklus menstruasi yang pendek)
-
Polimenorea (siklus menstruasi yang panjang)
-
Hipomenorea (darah menstruasi yang sedikit)
-
Metroragia
-
Hot flusher (panas pada kulit karena tidak stabilnya vasometer ditandai dengan kulit merah dan hangat terutama didaerah kepala dan leher yang dapat terjadi kapan saja, selama beberapa detik sampai dengan 2 menit/lebih, sering terjadi selama beberapa detik biasanya dengan keringat yang berlebihan.
-
Vertigo
-
Keringat banyak
-
Rasa kedinginan
b. Keluhan konstitusional, antara lain : palpitasi, sakit kepala, kelelahan, nyeri otot/sendi, nyeri pinggang, peningkatan BB. c. Perubahan fisiologis lain, misalnya : denyut jantung meningkat, vasodilatasi perifer, temperature kulit meningkat. d. Kulit genitalia dan dinding vagina, uretra menipis dan lebih sering, sehingga mudah iritasi, infeksi, disparemia, labia, klitoris, uterus, ovarium mengecil, elastisitas kulit berkurang, bertambahnya pertumbuhan rambut pada wajah dan tubuh akibat penurunan kadar estrogen dan efek endrogen dalam sirkulasi yang tidak terimbangi. e. Jaringan payudara mengalami atropi sehingga ukurannya menjadi mengecil. f. Penurunan libido g. Penurunan kekuaran dan klasifikasi tulang di seluruh tubuh (osteoporosis) h. Gangguan kardiovaskuler dan cerebrovaskuler
Gangguan Psikososial Stimulasi prostaglandin terhadap neuroepineprin menyebabkan vasopasme dengan menimbulkan gejala berupa :
Kegugupan
Mudah tersinggung / irritabilitas / agitasi
Depresi, pelupa
Cemas dan takut, karena kehilangan kebanggaan sebagai wanita
Insomnia
D. Fase Klimakterium
a. Pre Menopause Fase pertama dari klimakterium ini ditandai dengan menstruasi masih terjadi tetapi menjadi tidak beraturan, serta diiringi keluhan instabilitas vasomotor, lelah, nyeri kepala dan gangguan emosi. Pada tahapan ini kadar estrogen mulai menurun serta indeks fertilitas juga menurun. Dialami selama beberapa bulan – beberapa tahun. b. Menopause Pada tahap ini ovarium menjadi tidak respon terhadap gonadtotropin, yang mengakibatkan berhentinya menstruasi dan infertilitas, biasanya terjadi pada usia antara 40-50 tahun. c. Post Menopause Seluruh aktivitas ovarium tidak ada dan ditandai dengan menurunnya kadar estrogen, atropi vagina dan osteoporosis.
E. Perubahan-perubahan yang terjadi saat Klimakterium
Menurut Endang Purwoastuti, 2008 mengatakan bahwa gejala dan t anda klimakterium disebabkan oleh adanya perubahan pada organ reproduksi, susunan ekstragenital dan adanya gejala klinis.
Perubahan Pada Organ Reproduksi
-
Uterus Ukuran mengecil oleh karena menciutnya selaput lendir rahim (atropi endometrium) hilang cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat antar sel.
-
Tuba Fallopi Lipatan tubuh menjadi > pendek, menipis dan mengendosaeping adanya rambut getar dalam tuba (silia) kemudian menghilang.
-
Ovarium Makin bertambah umur, maka jumlahnya makin berusia 40-50 tahun rata-rata jumlah sel primodial berkurang s.d 8.300 karena adanya ovulasi pada setiap haid dan proses terhentinya pertumbuhan folikel primodial.
-
Serviks Akan mengerut sampai terselubunga oleh dinding vagina atropi, kripta servikal kanalis servikalis memendek, menyerupai ukuran serviks fundus pada masa adolescent.
-
Vagina Terdapat penipisan dinding vagina sehingga menyebabkan hilangnya ruga (lipatan vagina), berkurangnya pembuluh darah, elastisitas menurun, secret encer, indeks kario pianotik menurun, PH vagina meningkat karena terlambatnya pertumbuhan jasad renik vagina oleh karena peningkatan cadangan gula sel.
-
Vulva o
Menipis karena berkurangnya dan hilangnya jaringan lemak dan jaringan elastis.
o
Kulit menipis dan pembuluh darah berkurang : pengerutan lipatan vulva.
o
Pruritis oleh karena atropi dan secret kulit (-)
o
Rambut di mons pubis berkurang lebatnya.
o
Nyeri saat sanggama (disparema) mengerutnya intratus
Perubahan Pada Organ Non Reproduksi
-
Dasar Panggul Kekuatan dan elastisitasnya menurun karena penciutan (atropi dan melanya daya sokong prolapsus uterovaginal/turunnya alat-alat kelamin bagian dalam)
-
Anus dan Perineum Lemak dibawah kulit (-), atropi otot sekitarnya menyebabkan tonus spinkter melemah dan menghilang, sering terjadi inkontensia alvi vagina.
-
Vesika Urinaria (Bladder) Aktivitas kendali spinkter dan otot detruser (otot bladder hilang).
-
Lemak subkutan diserap, atropi parenkim, lobulus menciut, stroma ikat menebal, putting susu mengecil, kurang erektil, pigmentasi menurun, payudara mendatar dan mengendor.
Perubahan Pada Susunan Ekstragenital
-
Adipositas (penimbunan lemak) diduga berhubungan dengan penurunan estrogen dan gangguan pertukaran zat dasar metabolisme lemak.
-
Hipertensi Peningkatan TD selama klimakterium terjadi secara bertahap kemudian menetap dan lebih tinggi dari TD sebelumnya.
-
Hiperkolosterolemia
-
Aterosklerosis
-
Vinilisasi (timbulnya rambut) Penurunan O2 dan peningkatan pembentukan ostion.
-
Esteopenia Pengurangan kadar mineral tulang → osteroporosis (pengeroposan tulang)
F. Faktor Risiko
Menurut Kasdu (2002) beberapa faktor yang mempengaruhi menopause yaitu: 1. Usia saat haid pertama sekali Semakin muda seorang mengalami haid pertama sekali, semakin tua atau lama ia memasuki masa menopause artinya wanita yang mendapatkan menstruasi pada usia 16 atau 17 tahun akan mengalami menopase lebih dini. 2. Faktor Psikis
Wanita yang tidak menikah dan bekerja diduga mempengaruhi perkembangan psikis seorang wanita. Menurut beberapa penelitian mereka akan mengalami masa menopause lebih muda, dibandingkan mereka yang menikah dan bekerja. 3. Jumlah anak Beberapa penelitian menemukan bahwa makin sering seorang wanita melahirkan, maka makin tua mereka memasuki menopause. Hal ini dikarenakan kehamilan dan persalinan akan memperlambat sistem kerja organ reproduksi wanita dan juga memperlambat penuaan tubuh. 4. Usia melahirkan Semakin tua seseorang melahirkan anak, semakin tua ia memulai memasuki usia menopause. Hal ini terjadi karena kehamilan dan persalinan akan memperlambat sistem kerja organ reproduksi. Bahkan memperlambat proses penuaan tubuh. 5. Pemakaian kontrasepsi Pemakaian kontrasepsi, khususnya kontrasepsi hormonal, pada wanita yang menggunakannya akan lebih lama atau lebih tua memasuki usia menopause. Hal ini dapat terjadi karena cara kerja kontrasepsi yang menekan fungsi indung telur sehingga tidak memproduksi sel telur. 6. Merokok Wanita perokok akan lebih cepat memasuki masa menopause dini dibandingkan dengan perempuan yang tidak merokok. 7. Genetik Menopause dikarenakan adanya terapi kanker seperti radiasi dan kemoterapi. 8. Pembedahan Menopause akibat Pembedahan seperti pembedahan karena endometriosis, kanker ovarium, kanker rahim, polip. G. Penatalaksanaan Menurut Brunner & Suddarth (2001), penatalaksanaan untuk wanita dengan
klimakterium dan menopause adalah sebagai berikut: 1. Mengubah gaya/pola hidup a. Mengkonsumsi makanan yang kaya akan kalsium. b. Mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin seperti buah-buahan dan sayuran. c. Mengurangi konsumsi kopi, teh, minuman soda, dan alkohol.
d. Menghindari merokok. 2. Olahraga Olahraga akan meningkatkan kebugaran dan kesehatan seseorang, biasanya ini juga membawa dampak positif, seperti : a.
Menguatkan tulang
b.
Meningkatkan kebugaran
c.
Menstabilkan berat badan
d.
Mengurangi keluhan menopause
e.
Mengurangi stress akibat menopause Olahraga bagi wanita yang mengalami menopause tentu saja berbeda dengan
wanita yang masih dalam usia reproduktif karena biasanya beberapa organ tubuhnya sudah tidak berfungsi sempurna, selain itu beberapa penyakit sudah dideritanya. Jadi tujuan olahraga bagi wanita menopause adalah selain menjaga kebugaran juga untuk mengurangi atau mengobati penyakit. Jenis-jenis olahraga yang bisa dilakukan untuk wanita usia menopause yaitu jalan cepat, senam, dan berenang (Kasdu, 2002). 3. Terapi penggantian hormon (HRT) Penggantian estrogen tunggal bisa dikombinasikan. HRT dapat menurunkan atau menghilangkan rasa panas, dapat membantu pencegahan osteoporosis. Syarat penggantian esterogen yang harus dipenuhi meliputi tekanan darah tidak pernah tinggi, pemeriksaan sitologik normal, besar uterus normal, tidak ada miom uterus, tidak ada varises di ekstremitas bawah, tidak terlalu gemuk, kelenjar tiroid normal, kadar normal (Hb, kolesterol total, HDL, trigliserida, kalsium, fungsi hati), konsultasikan terlebih dahulu pada spesialis penyakit dalam apabila ditemukan nyeri dada, hipertensi kronik, hiperlipidemia, dan diabetes melitus. Sediaan estrogen tidak diberikan apabila terdapat, tromboemboli, menderita penyakit
hati,
koleltiasis,
sindrom
Dubin
Johnson
Rotor
(gangguan
sekresibilirubin), riwayat ikterus dalam kehamilan, karsinoma endometrium, karsinoma mammae, riwayat gangguan penghilatan, anemia berat, varises berat, tromboflebitis, penyakit ginjal. 4. Terapi komplementer: arklimakteriumterapi, yoga, homeopati. 5. Terapi sulih hormon (TSH) Untuk mengurangi keluhan pada wanita dengan keluhan atau sindrom klimakterium menopause dalam masa premenopause dan postmenopause. Selain
itu, TSH juga berguna untuk menjaga berbagai keluhan yang muncul akibat menopause, seperti keluhan vasomotor, vagina yang kering, dan gangguan pada saluran kandung kemih. Penggunaan TSH juga dapat mencegah perkembangan penyakit akibat dari kehilangan hormon estrogen, seperti osteoporosis dan jantung koroner. Jadi, tujuan pemberian TSH adalah sebagai suatu usaha untuk mengganti hormon yang ada pada keadaan normal untuk mempertahankan kesehatan wanita yang bertambah tua (Kasdu, 2002). Hal yang dapat dilakukan untuk mencegah /mengatasi kejengkelan fisik: a. Untuk mengatasi gatal-gatal dan ras terbakar pada vulva: bicarakan dengan pemberi perawatan kesehatan untuk menyingkirkan abnormalitas dermatologis untuk mendapatkan resep krim pelumas/hormonal b. Untuk mencegah dispareunia (rasa sakit ketika berhubungan seksual) : gunakan lubrikan yang larut dalam air, seperti jelly K-Y, krim hormon atau foam kontrasepsi c. Memperbaiki otot tonus perineal dan kontrol kandung kemih dengan mempraktikkan latihan Kegel’s setiap hari: mengkontraksikan otot-otot perineal seperti ketika mnghentikan ketika berkemih, tahan 5-10 detik dan bebaskan. d. Untuk mencegah kekeringan kulit: gunakan krim dan lotion kulit e. Untuk mencegah osteoporosis: amati asupan kalsium dengan meminum suplemen kalsium dan susu yang dapat membantu untuk memperlambat proses osteoporosis f. Untuk mencegah infeksi saluran kemih: minum 6-8 gelas air setiap hari dan vitamin C(500 mg) sebagai cara untuk mengurangi infeksi saluran kemih yang berhubungan dengan atrofi uretra g. Aktivitas seksual yang sering dapat membantuuntuk mempertahankan elastisitas vagina. H. Asuhan Keperawatan
Pengkajian Menurut Doenges (2002) pengkajian yang dilaksanakan pada wanita dengan gangguan masa klimakterium dan menopause selain pengkajian secara umum juga dilakukan pengkajian khusus yang ada hubungannya dengan gangguan masa klimakterium yang meliputi :
a. Haid 1. Menarche 2. Lamanya 3. Banyaknya 4. Siklus 5. Dismenore b. Riwayat penyakit keluarga c. Riwayat obstetri 1. Kehamilan 2. Abortus 3. Pemakaian obat kontrasepsi d. Riwayat perkawinan e. Kebiasaan hidup sehari-hari 1. Istirahat (tidur) 2. Pola kegiatan 3. Diet f.
Penyakit yang pernah diderita
g. Pengetahuan pasien dan keluarga tentang masalah yang sedang dialami h. Keluhan-keluhan yang sedang dialami
Diagnosa Keperawatan 1.
Gangguan pola tidur berhubungan dengan peningkatan sensitifitas kulit terhadap panas (hot flush). Tujuan: pola tidur klien normal dengan kriteria hasil klien tidak terbangun saat tidur. Intervensi
Anjurkan
klien
untuk
Rasional
memakai
Mengurangi ketidaknyamanan akibat
pakaian yang menyerap keringat
hot flush
Anjurkan klien menghindari makanan
Makanan tersebut dapat meningkatkan
berbumbu,
metabolisme yang dapat meningkatkan
pedas,
goreng-gorengan
dan alcohol
suhu tubuh
Anjurkan klien mencuci muka saat hot
Mencuci
flush terjadi
pembuluh darah kontriksi yang dapat
muka
dapat
membuat
mengurangi ketidaknyamanan akibat hot flush Anjurkan klien untuk menghindari
Beraktivitas pada saat cuaca panas
beraktivitas dicuaca yang panas
meningkatkan gejala hot flush
2.
Kecemasan berhubungan dengan gejala yang dialami klien; insomnia, disfungsi seksual; hot flush dll. Tujuan:
klien
mampu
mengurangi
rasa
cemas
saat
menjalani
fase
klimakterium. Intervensi
Rasional
Kaji tingkat kecemasan dengan cara Memfasilitasi
klien
untuk
pendekatan dan bina hubungan saling
mengungkapkan
kecemasannya
percaya
dengan nyaman terhadap perawat
Pertahankan lingkungan yang aman
Lingkungan
dan tenang
aman
dengan
dan
kondisi
tenang
yang
merupakan
lingkungan yang sesuai untuk klien dapat mengungkapkan perasaanya Beri
kesempatan
mengungkapkan
klien perasaan
untuk dan
Mengungkapkan kekhawatiran
penyebab kecemasannya
kecemasan
Ajarkan teknik relaksasi
Relaksasi
perasaan
dan
dapat
mengurangi
dapat
menurunkan
kecemasan pada klien
3.
Harga diri rendah situasional berhubungan dengan menghilangnya kemampuan reproduksi dan perubahan hormonal. Tujuan: klien mampu mengurangi rasa cemas, frustasi, dan meningkatkan rasa berharga pada dirinya pada saat menjalani fase klimakterium. Intervensi
Rasional
Kaji adanya ekspresi perasaan negatif, Menopause
dapat
menimbulkan
cemas, atau keluhan terhadap status gangguan emosional yang mendalam hidup saat ini pada klien
karena
kehilangan
kemampuan
reproduksi Biarkan
klien
mengungkapkan Mengungkapkan
perasaan
dan
perasaannya
kekhawatiran
dapat
mengurangi
kecemasan yang dialami Beri penjelasan pada klien bahwa
Memberikan pilihan pada klien untuk
perubahan pada tubuhnya dapat diatasi
mengatasi
masalah
dapat
meningkatkan respon penerimaan Anjurkan untuk melakukan konseling
Hindari depresi yang berkepanjangan
lebih lanjut mengenai kecemasan atau dan
ketidakstabilan
emosi
yang
depresi bila tidak ada perubahan pada permanen klien
4.
Resiko infeksi berhubungan dengan menopause dan perubahan pH pada area sekresi. Tujuan: klien tidak mengalami ketidaknyamanan/infeksi pada area vagina, klien menunjukan perawatan kebersihan area genitalia dan perineal yang baik Intervensi
Rasional
Kaji adanya gatal, rasa terbakar, nyeri,
Perubahan dapat terjadi karena proses
berkurangnya sekresi, atau bau yang penuaan
sehingga
bagian
mukosa
tidak sedap pada area vagina dan
mudah
mengalami
genitalia klien
meningkatkan kemungkinan terjadinya
trauma
dan
atrofi vaginitis Ambil cairan vagina untuk dilakukan
Identifikasi jenis organisme infeksius,
kultur. Kaji apabila terdapat mikroba
untuk penanganan yang lebih spesifik
Anjurkan pasien untuk menggunakan
Untuk mengatasi kering pada area
lubrican
pada
area
genitalia
atau tersebut
vagina bila diperlukan Anjurkan klien untuk mengurangi
Pakaian ketat dapat membuat area
pemakaian pakaian yang ketat, serta genitalia iritasi, bahan katun dapat anjurkan menggunakan pakaian dalam
menyerap cairan sehingga mengurangi
berbahan katun
resiko infeksi
Anjurkan klien untuk membersihkan
Mengurangi
area
perineum
secara
teratur, mikroorganisme di area vagina dan
bersihkan dari area depan ke belakang Beritahu
klien
untuk
berkumpulnya
genitalia
menghindari pH yang terlalu rendah pada vagina
penggunaan
sabun
yang
dapat
menyebabkan iritasi Rekomendasikan
dan
genitalia
dapat
menyebabkan
iritasi pemeriksaan Untuk mengidentifikasi adanya kanker
ginekolologi dan pap smear berkala
dan
meyakinkan
setiap tahunnya
ginekologi normal
bahwa
area
Daftar Pustaka
Andrews, G. 2009. Buku ajar kesehatan reproduksi wanita. Jakarta: EGC. Baziad, A. 2003. Menopause dan Andropause. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Doengoes, M. E., Moorhouse, M. F., & Geissler, A. C. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta: EGC. Guttmacher. 2007. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC. Hidayati, R. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis. Jakarta: Salemba Medika. Manuaba, I. B. 2004. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekolog. Jakarta: EGC. Muchtar, R. 2008. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Jakarta: EGC. Rebecca. 2007. Simple Guide Menopouse. Jakarta: Erlangga. Sastrawinata, S. 2004. Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi Edisi 2. Jakarta: EGC.