M SANDI NIZAR “220110100037”
1. Definisi
Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi, berakhir pada awal senium dan terjadi pada wanita yang berumur 40 – 40 – 65 65 tahun. Masa ini ditandai dengan berbagai macam keluhan endokrinologis dan vegetatif. Klimakterium merupakan periode peralihan dari fase reproduksi menuju fase usia tua (senium) yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif ataupun endokrinologik dari ovarium. (Baziad, 2003, hal 1). Klimakterium dapat dikatakan mulai sekitar 6 tahun sebelum menopause dan berakhir kira-kira 6-7 tahun sesudah menopause. Pada wanita dalam masa ini, terjadi juga keluhankeluhan yang disebut sindroma klimakterik. Menopause adalah kondisi fisiologis dimana terjadi berakhirnya menstruasi yang ratarata terjadi pada umur 51 tahun. 2. Etiologi
Sebelum haid terhenti, sebenarnya pada seorang wanita terjadi berbagai perubahan dan penurunan fungsi pada ovarium seperti : a. Sklerosis pembuluh darah b. Berkurangnya jumlah folikel c. Menurunnya sintesis steroid seks d. Penurunan sekresi estrogen e. Gangguan umpan balik pada hipofise
Menopause dapat terjadi lebih dini akibat beberapa penyakit, antara lain anemia dan tuberkulosis.
Selain itu menopause dapat terjadi secara buatan sebagai akibat pembedahan dan pengangkatan kedua ovarium atau pengobatan den gan sinar radiasi. 3. Faktor resiko
a. Usia saat haid pertama kali ( menarche ) Semakin muda seorang mengalami haid pertama kali, semakin tua atau lama ia memasuki masa menopause.
b. Faktor psikis Wanita yang tidak menikah dan bekerja diduga mempengaruhi perkembangan psikis seorang wanita. Menurut beberapa penelitian mereka akan mengalami masa menopause lebih muda, dibandingkan mereka yang menikah dan bekerja / bekerja atau tdak menikah dan tidak bekerja. c. Jumlah anak Beberapa penelitian menemukan bahwa makin sering seorang wanita melahirkan, maka makin tua merka memasuki masa menopause. d. Usia melahirkan Semakin tua seseorang melahirkan anak, semakin tua ia mulai memasuki usia menopause. Hal ini terjadi karena kehamilan dan persalinan akan memperlambat system kerja organ reproduksi. Bahkan memperlambat proses penuaan tubuh. e. Pemakaian kontrasepsi Pemakaian kontrasepsi hormonal akan memperlambat menopause. f. Merokok Diduga, wanita perokok akan lebih cepat memasuki masa menopause. g. Sosial ekonomi Meskipun data pasti belum diperoleh, dalam bukunya DR. Faisal menyebutkan bahwa menopause dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi, disamping pendidikan dan pekerjaan suami. h. Nutrisi ( kolesterol, kalsium, fosfat fosfat , vitamin ). i.
Kebiasaan hidup ( olahraga, minum teh, kopi, minum alkohol, perokok ). 4. Manifestasi klinis
1. Fisik Pada wanita masa reproduksi, estrogen yang dihasilkan 300-800 ng, pada masa pramenopause menurun menu run menjadi 150-200 ng, dan pada pascamenopause menjadi 20-150 2 0-150 ng. Menurunnya kadar estrogen mengakibatkan gangguan keseimbangan hormonal yang dapat berupa gangguan neurovegetatif, gangguan psikis, gangguan somatik, metabolik dan gangguan siklus haidBeberapa keluhan fisik yang merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu: (Hurlock, 1992).
a. Ketidakteraturan Siklus Haid Tanda paling umum adalah fluktuasi dalam siklus haid, kadang kala haid muncul tepat waktu, tetapi tidak pada siklus berikutnya. Ketidakteraturan ini sering disertai dengan jumlah darah yang sangat banyak, tidak seperti volume pendarahan haid yang normal. Keadaan ini sering mengesalkan wanita karena ia harus beberapa kali mengganti pembalut yang dipakainya. Normalnya haid akan berakhir setelah tiga sampai empat hari, namun pada keadaan ini haid baru dapat berakhir setelah satu minggu atau lebih. b. Hot Flush (Gejolak Rasa Panas) Rasa panas pad kulit diakibatkan penurunan hormon estrogen sehingga pembuluh darah membesar, serta gangguan umpan balik pada hipotalamus. Sheldon H.C (dalam Rosetta Reitz, 1979) mengatakan “ kira-kira 60% wanita mengalami arus panas”. Arus panas ini disertai oleh rasa menggelitik disekitar jari-jari, kaki maupun tangan serta pada kepala, atau bahkan timbul secara menyeluruh. Munculnya hot flashes ini sering diawali pada daerah dada, leher atau wajah dan menjalar ke beberapa daerah tubuh yang lain. Hal ini berlangsung selama dua sampai tiga menit yang disertai pula oleh keringat yang banyak. Ketika terjadi pada malam hari, keringat ini dapat menggangu tidur. c. Kekeringan Vagina Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali mensekresikan lendir yang berguna sebagai pelumas. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen yang menyebabkan liang vagina menjadi lebih tipis, lebih kering dan kurang elastis. Alat kelamin mulai mengerut, Liang senggama kering sehingga menimbulkan nyeri pada saat senggama, keputihan, rasa sakit pada saat kencing. Keadaan ini membuat hubungan seksual akan terasa sakit. Keadaan ini sering kali menimbulkan keluhan pada wanita bahwa frekuensi buang air kecilnya meningkat dan tidak dapat menahan kencing terutama pada saat batuk, bersin, tertawa atau orgasme. d. Perubahan Kulit Estrogen berperan dalam menjaga elastisitas kulit, ketika menstruasi berhenti maka kulit akan terasa lebih tipis, kurang elastis terutama pada daerah sekitar wajah,
leher dan lengan. Kulit di bagian bawah mata menjadi mengembung seperti kantong, dan lingkaran hitam dibagian ini menjadi lebih permanen dan jelas (Hurlock, 1992). e. Sulit Tidur Insomnia (sulit tidur) ada kaitannya dengan rasa tegang akibat berkeringat malam hari, wajah memerah dan perubahan yang lain. f. Perubahan Pada Mulut Pada saat ini kemampuan mengecap pada wanita berubah menjadi kurang peka, sementara yang lain mengalami gangguan gusi dan gigi menjadi lebih mudah tanggal. g. Badan Menjadi Gemuk Banyak wanita yang menjadi gemuk selama menopause. Rasa letih yang biasanya dialami pada masa menopause, diperburuk dengan perilaku makan yang sembarangan. h. Jantung berdebar-debar
2. Psikologis Beberapa gejala psikologis yang menonjol ketika menopause adalah mudah tersinggung, sukar tidur, tertekan, gugup, kesepian, tidak sabar, tegang (tension), cemas dan depresi. Beberapa keluhan psikologis yang merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu: a. Ingatan Menurun Gelaja ini terlihat bahwa sebelum menopause wanita dapat mengingat dengan mudah, namun sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran dalam mengingat, bahkan sering lupa pada hal-hal yang sederhana, padahal sebelumnya secara otomatis langsung ingat. b. Kecemasan Banyak ibu-ibu yang mengeluh bahwa setelah menopause dan lansia merasa menjadi pencemas. Kecemasan yang timbul sering dihubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah dikhawatirkan. Adapun simtom-simtom psikologis adanya kecemasan bila ditinjau dari beberapa aspek, menurut Blackburn and Davidson (1990:9) adalah sebagai berikut: 1)
Suasana hati yaitu keadaan yang menunjukkan ketidaktenangan psikis, seperti: mudah marah, perasaan sangat tegang.
2)
Pikiran yaitu keadaan pikiran yang tidak menentu, seperti: khawatir, sukar konsentrasi, pikiran kosong, membesar-besarkan ancaman, memandang diri sebagai sangat sensitif, merasa tidak berdaya.
3)
Motivasi yaitu dorongan untuk mencapai sesuatu, seperti : menghindari situasi, ketergantungan yang tinggi, ingin melarikan diri, lari dari ken yataan.
4)
Perilaku gelisah yaitu keadaan diri yang tidak terkendali seperti : gugup, kewaspadaan yang berlebihan, sangat sensitive dan agitasi.
5)
Reaksi-reaksi biologis yang tidak terkendali, seperti : berkeringat, gemetar, pusing, berdebar-debar, mual, mulut kering. Gangguan kecemasan dianggap berasal dari suatu mekanisme pertahanann diri
yang dipilih secara alamiah oleh makhluk hidup bila menghadapi sesuatu yang mengancam dan berbahaya. Kecemasan yang dialami dalam situasi semacam itu memberi isyarat kepada makhluk hidup agar melakukan tindakan mempertahankan diri untuk menghindari atau mengurangi bahaya atau ancaman. c. Mudah Tersinggung Gejala ini lebih mudah terlihat dibandingkan kecemasan. Wanita lebih mudah tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak menggangu. Ini mungkin disebabkan dengan datangnya menopause maka wanita menjadi sangat menyadari proses mana yang sedang berlangsung dalam dirinya. Perasaannya menjadi sangat sensitif terhadap sikap dan perilaku orang-orang di sekitarnya, terutama jika sikap dan perilaku tersebut dipersepsikan sebagai menyinggung proses penerimaan yang sedang terjadi dalam dirinya. d. Stress Tidak ada orang yang bisa lepas sama sekali dari rasa was-was dan cemas, termasuk para lansia menopause. Ketegangan perasaan atau stress selalu beredar dalam lingkungan pekerjaan, pergaulan sosial, kehidupan rumah tangga dan bahkan menyelusup ke dalam tidur. Kalau tidak ditanggulangi stress dapat menyita energi, mengurangi produktivitas kerja dan menurunkan kekebalan terhadap penyakit, artinya kalau dibiarkan dapat menggerogoti tubuh secara diam-diam.
e. Depresi Dari penelitian-penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Eropa diperkirakan 9% s/d 26% wanita dan 5% s/d 12% pria pernah menderita penyakit depresi yang gawat di dalam kehidupan mereka. Setiap saat, diperkirakan bahwa 4,5% s/d 9,3% wanita dan 2,3% s/d 3,2% pria akan menderita karena gangguan ini. Dengan demikian secara kasar dapat dikatakan bahwa wanita dua kali lebih besar kemungkinan akan menderita depresi daripada pria. Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih, karena kehilangan kemampuan untuk bereproduksi, sedih karena kehilangan kesempatan untuk memiliki anak, sedih karena kehilangan daya tarik. Wanita merasa tertekan karena kehilangan seluruh perannya sebagai wanita dan harus menghadapi masa tuanya. 3. Perubahan pada organ reproduksi a. Uterus Ukuran mengecil oleh karena menciutnya selaput lendir rahim (atropi endometrium) hilang cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat antar sel. b. Tuba Fallopi Lipatan tubuh menjadi > pendek, menipis dan mengendosalping adanya rambut getar dalam tuba (silia) kemudian menghilang. c. Ovarium Makin bertambah umur, maka jumlahnya makin berusia 40-50 tahun rata-rata jumlah sel primodial berkurang s.d 8.300 karena adanya ovulasi pada setiap haid dan proses terhentinya pertumbuhan folikel primodial. d. Serviks Akan mengerut sampai terselubung oleh dinding vagina atropi, kripta servikal kanalis servikalis memendek, menyerupai ukuran serviks fundus pada masa adolescent. e. Vagina Terdapat penipisan dinding vagina sehingga menyebabkan hilangnya rugae (lipatan vagina), berkurangnya pembuluh darah, elastisitas menurun, secret encer, indeks kario pianotik menurun, PH vagina meningkat karena terlambatnya pertumbuhan jasad renik vagina oleh karena peningkatan cadangan gula sel.
f. Vulva
Menipis karena berkurangnya dan hilangnya jaringan lemak dan jaringan elastis.
Kulit menipis dan pembuluh darah berkurang : pengerutan lipatan vulva.
Pruritus oleh karena atropi dan secret kulit (-)
Rambut di mons pubis berkurang lebatnya.
Nyeri saat sanggama (disparema) mengerutnya intratus
5. Klasifikasi Menurut Baziad (2003, hal 2) klimakterium terdiri dari beberapa fase klimakterik, yaitu :
a. Pramenopause
-
Fase pramenopause adalah fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase klimakterik.
-
Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, dengan perdarahan haid yang memanjang dan jumlah darah haid yang relatif banyak dan kadang kadang disertai nyeri haid (dismenorea).
-
Pada wanita tertentu telah timbul keluhan vasomotorik dan keluhan sindrom pramenstrual (PMS).
-
Perubahan endokrinologik yang terjadi adalah berupa fase folikuler yang memendek, kadar esterogen yang tinggi, kadar FSH juga biasanya tinggi, tetapi juga dapat ditetepkan kadar FSH yang normal. Fase luteal tetap stabil. Akibat kadar FSH yang tinggi ini dapat terjadi perangsangan ovarium yang berlebihan (hiperstimulasi) sehingga kadang – kadang dijumpai kadar estrogen yang sangat tinggi.
b. Perimenopause
-
Perimenopause merupakan fase peralihan antara pramenopause dan pascamenopause. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur. Pada kebanyakan wanita siklus haidnya > 38 hari dan sisanya
c. Menopause
-
Menopause adalah perdarahan haid yang terakhir yang terjadi pada usia 40 – 65 tahun.
-
Jumlah folikel yang mengalami atresia makin meningkat, sampai suatu ketika tidak tersedia lagi folikel yang cukup.
-
Produksi estrogenpun berkurang dan tidak terjadi haid lagi yang berakhir dengan terjadinya menopause.
-
Untuk menentukan diagnosa menopause pada pengguna pil kontrasepsi, penggunaan pil kontrasepsi harus segera dihentikan dan satu bulan kemudian dilakukan pemeriksaan FSH dan estradiol.
-
Pada awal menopause kadar estradiol rendah pada sebagian wanita, apalagi pada wanita gemuk, kadar estradiol dapat tinggi. Hal ini terjadi akibat proses aromatisasi androgen menjadi estrogen di dalam jaringan lemak.
-
Diagnosis menopause merupakan diagnosis retrospektif. Bila seorang wanita tidak haid selama 12 bulan, dan dijumpai kadar FSH darah > 40 mIU/ml dan kadar estradiol
d. Pasca menopause
-
Pasca menopause adalah masa setelah menopause sampai senilis.
-
Fase ini terjadi pada usia di atas 60 – 65 tahun.
-
Biasanya wanita beradaptasi dengan perubahan fisik dan psikologis.
6. Komplikasi
a. Osteoporosis Rendahnya kadar estrogen merupakan penyebab proses osteoporosis (kerapuhan tulang). Osteoporosis merupakan penyakit kerangka yang paling umum dan merupakan persoalan bagi yang telah berumur, paling banyak menyerang wanita yang telah menopause. Biasanya kita kehilangan 1% tulang dalam setahun akibat proses penuaan (mungkin ini yang menyebabkan nyeri persendian), tetapi kadang setelah menopause kita kehilangan 2% setahunnya. John Hutton (1984:35) memperkirakan sekitar 25% wanita kehilangan tulang lebih cepat daripada proses menua. Menurunnya kadar estrogen akan diikuti dengan penurunan penyerapan kalsium yang terdapat dalam makanan. Kekurangan kalsium ini oleh tubuh diatasi dengan menyerap kembali kalsium yang terdapat dalam tulang, dan akibatnya tulang menjadi keropos dan rapuh
b. Penyakit Jantung Koroner Terjadi perubahan, mudah berdebar – debar terjadi tekanan darah tinggi yang berlanjut ke penyakit jantung koroner. (Manuaba, 1999). Adanya hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol menyebabkan meningkatkan faktor resiko terhadap terjadinya aterosklerosis. Khususnya mengenai sklerosis primer koroner dan infark miocard akan terjadi 1-2 kali lebih sering setelah k adar estrogen menurun. c. Masalah urogenital
-
Ketidakmampuan mengendalikan buang air kecil (inkontinensia)
-
Infeksi saluran kemih
d. Dimensia Wanita pascamenopause biasanya kemampuan berfikir dan ingatnnya menurun hal ini merupakan pengaruh dari menurunnya hormon estrogen, dimana hormon estrogen ini dapat mempengaruhi kerja dari degenerasi sel – sel saraf dan sel – sel otak. ( Manuaba, 1999) 7. Pemeriksaan Diagnostik
a.
FSH dan LH ( FSH = 10-12 x, LH 5-10 x / estrogen rendah ).
b.
Kalsium, kolesterol.
c.
Foto tulang lumbal I.
d.
Sitologi ( Pap Smear )
e.
Biopsi endometrium.
f.
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan tahunan terhadap wanita yang sedang berada pada masa klimakterium harus mencakup hal-hal yang penting seperti :
Tinggi badan, wanita mungkin akan kehilangan tinggi badan sebanyak 2,5 cm atau lebih. Sewaktu mengukur tinggi badan merupakan kesempatan untuk mendiskusikan postur, pergerakan tubuh, latihan dan osteoporosis.
Kulit, evaluasi terhadap integritas, luka dan perubahan pada tahi lalat.
Mulut, gigi dan gusi.
Pemeriksaan panggul, dengan perhatian terhadap perubahan yang menyertai proses penuaan ; spekulum Pederson mungkin optimal untuk wanita paska menopause.
Rektum : periksa adanya keanehan pada darah, adanya massa dan fisura-fisura.
8. Pencegahan
a. Mengonsumsi makanan-makanan bergizi yang secara alami bersifat anti-inflamasi, seperti whole grain, buah-buahan, ikan, sayuran berdaun hijau tua, kacang-kacangan, dan memasak dengan minyak zaitun. Hindari konsumsi makanan yang mengandung trans fat, seperti margarin. b. Berolahraga yang teratur, sebab olahraga teratur akan mengurangi jumlah deposit lemak. c. Merokok, minum alkohol, dan obat-obatnan harus dihindari karena bersifat pro-inflamasi dan merusak jaringan yang sehat. d. Hindari stres, karena stres dapat merusak sistem pertahanan tubuh. e. Tidur yang cukup akan sangat bermanfaat untuk mencegah proses inflamasi kronik f.
Pengaturan makanan ( rendah lemak / kolesterol, cukup vitamin A, C, D, E dan cukup serat ).
g. Mengkonsumsi makanan yang mengandung fitoestrogen : a. Isiflavon, terdapat pada kacang-kacangan, b. Lignan; terdapat pada padi, sereal dan sayur-sayuran, c. Caumestran ; terdapat pada daun semanggi. Mengkonsumsi makanan dengan kadar gula rendah dan tidak berlebihan. h. ambahan Asupan Kalsium 1000-15000 mg / hari dan vitamin D. i.
Kontrol rutin 1 tahun sekali ( Pap Smear ).
9. Penatalaksanaan
a. Terapi sulih hormon (TSH) TSH atau HRT (Hormon Replacement Terapy) merupakan pilihan untuk mengurangi keluhan pada wanita dengan keluhan atau sindroma menopause dalam masa premenopause dan postmenopause. Selain itu, TS H juga berguna untuk menjaga berbagai keluhan yang muncul akibat menopause, seperti keluhan vasomotor, vagina yang kering, dan gangguan pada saluran kandung kemih. Penggunaan TSH juga dapat mencegah perkembangan penyakit akibat dari kehilangan hormon estrogen, seperti osteoporosis dan jantung koroner. Jadi, tujuan pemberian TSH adalah sebagai suatu usaha untuk
mengganti hormon yang ada pada keadaan normal untuk mempertahankan kesehatan wanita yang bertambah tua. 1. Syarat minimal sebelum pemberian estrogen :
- Tekanan darah tidak boleh tinggi. - Pemeriksaan sitologi uji Pap normal. - Besar uretus normal ( tidak ada mioma uterus ). - Tidak ada varises di ekstremitas bawah. - Tidak terlalu gemuk / tidak obesitas. - Kelenjar tiroid normal. - Kadar normal : Hb, kolesterol total, HDL, trigliserida, kalsium, fungsi hati. - Nyeri dada, hipertensi kronik, hiperlipidemia, diabetes militus perlu dikonsulkan terlebih dahulu ke spesialis penyakit dalam. 2. Kontra indikasi pemberian estrogen :
- Troboemboli, penderita penyakit hati, kolelitiasis. - Sindrom Dubin Johnson / Botor yaitu gangguan sekresi bilirubin konjugasi. - Riwayat ikterus dalam kehamilan. - Kanker endometrium, kanker payudara, riwayat gangguan penglihatan, anemia berat. - Varises berat, tromboflebitis. 3. Persyaratan dalam pemberian estrogen
- Mulailah dengan menggunakan estrogen lemah (estriol) dan dengan dosis rendah yang efektif.
- Pemberian secara siklik. - Diusahakan kombinasi degan progesteron (bila digunakan estrogen lain seperti etinil estradiol maupun estrogen konjugasi).
- Perlu pengawasan ketat ( setiap 6-12 bulan ). - Bila terjadi perdarahan atipik perlu dilakukan kuretase.
- Keluhan nyeri dada, hipertensi kronik, hiperlipidemia, diabetes melitus, terlebih dahulu konsul ke bagian penyakit dalam. 4. Efek samping
- Perdarahan bercak. - Perdarahan banyak ( atipik ). - Mual. - Sakit kepala. - Pruritus berat. b. Fitoestrogen Terdapat pada: teh hijau, kacang kedelai dan produknya (tahu, tempe, tauco), gandum,wijen, kacang-kacangan, biji bunga matahari. Konsumsi fitoestrogen dapat mengurangi gejala: hot flushes, profil lipid dalam lemak, mencegah aterosklerosis, menghambat pertumbuhan sel kanker, memulihkan memory,mengurangi perasaan depresi tapi tidak berpengaruh terhadap pencegahan osteoporosis dan vaginal dryness c. Nutrisi (diet) Hal penting yang juga perlu diperhatikan adalah masalah makanan dan olahraga, pola makanan yang baik, disesuaikan dengan kebutuhan gizi usia tersebut serta aktivitas. d. Kalsium Kebutuhan 1200mg/hari.Dapat diperoleh pada: susu,keju,daun pepaya,bayam, teri, tahu, singkong, daun melinjo,kedelai, apel, kangkung, kacang ijo dan pepaya,kacang tanah kupas, ikan segar, beras giling, roti pu tih, ayam, dan daging sapi. e. Olahraga Olahraga akan meningkatkan kebugaran dan kesehatan seseorang, biasanya ini juga membawa dampak positif, seperti :
-
Menguatkan tulang
-
Meningkatkan kebugaran
-
Menstabilkan berat badan
-
Mengurangi keluhan menopause
-
Mengurangi stress akibat menopause
Jenis olahraga: a. Olahraga tanpa beban b. Gerakan yang dilarang:
-
Melompat
-
Membungkuk dengan punggung ke depan seperti gerakan mengambil sesuatu di lantai
-
Menggerakkan kaki ke samping atau ke depan melawan beban
c. Gerakan yang dianjurkan:
-
Aerobik ringan
-
Jalan kaki
-
Berenang
Hal yang dapat dilakukan untuk mencegah /mengatasi kejengkelan fisik : a. Untuk mengatasi gatal-gatal dan ras terbakar pada vulva : bicarakan dengan pemberi perawatan kesehatan untuk menyingkirkan abnormalitas dermatologis untuk mendapatkan resep krim pelumas/hormonal b. Untuk mencegah dispareunia (rasa sakit ketika berhubungan seksual) : gunakan lubrikan yang larut dalam air, seperti jelly K-Y, krim hromon atau foam kontras c. Memperbaiki otot tonus perineal dan kontrol kandung kemih dengan mempraktikkan latihan Kegel’s setiap hari : mengkontraksikan otot-otot perineal seperti ketika mnghentikan ketika berkemih, tahan 5-10 detik dan bebaskan. d. Untuk mencegah kekeringan kulit : gunakan krim dan lotion kulit e. Untuk mencegah osteoporosis : amati asupan kalsium dengan meminum suplemen kalsium dan susu yang dapt membantu untuk memperlambat proses osteoporosis f. Untuk mencegah infeksi saluran kemih : minum 6-8 gelas air setiap hari dan vitamin C(500 mg) sebagai cara untuk mengurangi infeksi saluran kemih yang berhubungan dengan atrofi uretra g. Aktivitas seksual yang sering dapat membantuuntuk mempertahankan elastisitas vagina ( Brunner & Suddarth, 2001)
3. ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian
1) Identitas Klien a. Nama
: Ny. N
b. Umur
: 49 Tahun
c. Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
d. Jenis Kelamin
: Perempuan
e. Diagnosa Medis
: Klimakterium
2) Keluhan Utama : Klien mengeluh menstruasi tidak teratur 3) Riwayat Kesehatan a. Riwayat Kesehatan Sekarang : Timbul gatal pada vagina, nyeri saat bersenggama, sering merasa gejolak panas sehingga berkeringat sehingga tidak nyaman dan sulit tidur, mudah tersinggung, gelisah, dan lekas marah. b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu : c. Riwayat Kesehatan Keluarga : d. Riwayat Lingkungan : e. Riwayat pengobatan : f. Riwayat Bio Psiko Sosial Spirutual: Biologis
:
Psikologis : mudah tersinggung, gelisah, dan lekas marah padahal biasanya sabar apalagi setelah anaknya menikah dan pindah sehingga merasa anaknya tidak lagi peduli dengan dia dan anaknya lebih memikirkan istri dan anaknya, jarang ke rumah, telpon tidak di anggap. Sudah merasa suami tidak memperhatikannya lagi suami lebih memperhatikan mobil. Klien jadi takut jika suami tidak menyukai dia lagi apalagi dia sering menolak berhubungan suami istri karena nyeri. Sosial
: Mendengar dari tetangga dengan pertambahan usia kehidupan seksual
berakhir dimana tidak ada gairah lagi, tetangga juga mengatakan akan mulai sakitsakitan dibandingkan laki-laki yang selalu terlihat lebih sehat dan gagah. Spiritual
:
4) Kebutuhan Dasar a. Pola makan
:
b. Pola napas
:
c. Pola eliminasi
:
d. Aktivitas
:
e. Pola tidur
: sulit tidur
f. Pola seksual
: nyeri saat senggama, sering menolak ketika suami mengajak
berhubungan seksual 5) Pemeriksaan Fisik a. Keadaan umum : b. Kesadaran : c. Antropometri :
-
BB :
-
TB :
d. TTV (Tanda-Tanda Vital)
RR
: 20 x/mt
TD
: 130/80 mmHg
HR
: 88 x/mt
S
: 37,2 C
o
e. Pemeriksaan Persistem
Sistem Respirasi : Sistem Reproduksi : menstruasi tidak teratur, nyeri saat senggama, gatal pada vagina
Sistem Kardiovaskular : Sistem Neurobehaviour : Sistem Imun dan Hematologi Sistem Integumen : terasa Gatal pada Vagina
f. Pemeriksaan Fokus
Inspeksi
:
Palpasi
:
Perkusi
:
Auskultasi
:
6) Pemeriksaan yang dilakukan : 7) Terapi yang di berikan :
B. Analisa Data
No 1.
Data
Etiologi
DO:
Pertambahan usia
Masalah Ansietas
Penurunana estrogen DS:
Gelisah
Perubahan pada organ reproduksi
Merasa suami
anak
dan
sudah
tidak
memeperhatikan
Takut
suami
Tidak siap menerima perubahan tidak
menyukai nya lagi
Mendengar
Takut dengan perubahan dari
tetangga jika semakin tua
gejolak
Cemas
seksual
berkurang 2.
dan tubuh
Ansietas
DO:
Pertambahan usia
Nyeri saat senggama
Gatal pada vagina
DS:
Penurunan estrogen
Penurunan cairan/lendir serviks
Sering menolak saat di ajak
berhubungan
Vagina kering
seksual Nyeri saat senggama
Gatal dan nyeri saat senggama
Menolak berhubungan seksual
Disfungsi seksual
Tidak terpenuhi kebutuhan seksual
Disfungsi seksual 3.
DO:
Pertambahan usia
Merasa gejolak panas sehingga tidak nyaman
DS:
Penurunan estrogen
Pembuluh darah membesar
Pasien
menyatakan
sulit tidur
Gangguan pola tidur
Gejolak
Perasaan panas pada tubuh (hot panas
flushes)
sehingga tidak nyaman Berkeringat pada malam hari
Perasaan tidak nyaman
Gangguan pola tidur
C. Diagnosa Keperawatan
1. Kecemasan berhubungan dengan stres psikologis, perjalanan proses penyakit, di tandai dengan klien merasa cemas akan keadaannya. 2. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur/fungsi seksual ditandai dengan klien mengeluh nyeri saat berhubungan seksual serta menolak saat di ajak berhubungan seksual 3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hot flash ditandai dengan klien mengeluh susah tidur dan merasa tidak nyaman, berkeringat
D. Nursing Care Plan (NCP)
No
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
1.
Kecemasan berhubu
Setelah dilakukan
1.Kaji
Rasional
tingkat
saling
ngan dengan stres tindakan
ketakutan
psikologis,
cara pendekatan dan
mempermudah
bina
klien
perjalanan
keperawatan pada proses klien,
cemas
penyakit, di tandai berkurang
atau
dengan
1.Hubungan
hubungan
saling percaya
perasaanny
akan kriteria hasil:
keadaannya.
- Klien
2.Pertahankan
merasa
rileks
- Klien
dapat
menerima dirinya
dalam
megungkapkan
dengan klien merasa hilangdengan cemas
percaya
apa
adanya
2.Lingkungan yang
lingkungan
yang
nyaman dan aman
tenang
aman
dapat
serta
dan
menjauhkan
mencegah
terjadi
hal-hal
benda-benda
yang
berbahaya
diinginkan
3.Libatkan klien dan keluarga
dalam
prosedur pelaksanaan
tidak
3.Klien
dan
keluarga
harus
dijadikan sebagai dan
perawatan
subjek,
jangan
dijadikan
sebagi
objek 4. Ajarkan
4.Teknik
relaksasi
penggunaan
dapat menurunkan
relaksasi
tingkat kecemasan
5.Beritahu
tentang
5.Membantu
penyakit klien dan
dalam
tindakan yang akan
mandiri
dilakukan
klien
kegaitan
secara
sederhana. 2.
Disfungsi
Klien
seksual berhubungan
mengungkapkan
1. Ciptakan lingkungan saling
1. kebanyakan klien kesulitan
untuk
dengan
perubahan disfungsi
seksual
percaya dan beri
berbicara tentang
setelah
kesempatan
subjek
kepada klien untuk
tapi
menggambarkan
terciptanya
mengeluh nyeri saat dengan kriteria:
masalahnya dalam
saling
berhubungan seksual
kata-kata sendiri.
dapat
struktur/fungsi seksual dengan
teratasi
ditandai diberi
tindakan
klien keperawatan
- Nyeri
hilang
sensitive, dengan rasa
percaya
bila
menentukan/meng
berhubungan
etahui apa yang
- Klien menolak
dirasakan
tidak
yang
bila
menjadi
kebutuhannya.
diajak berhubungan
pasien
2. Beri
informasi 2. informasi
tentang
kondisi
individu
membantu
akan klien
memahami situasinya sendiri.
3. Anjurkan untuk
klien 3. komunikasi berbagi
terbuka
dapat
pikiran/masalah
mengidentifikasi
dengan
area penyesuaian
pasangan/orang
atau masalah dan
dekat.
meningkatkan diskusi
dan
resolusi. 4. Diskusikan dengan 4. mengurangi klien
tentang
kekeringan vagina
penggunaan
yang
cara/teknik khusus
menimbulkan rasa
saat
sakit dan iritasi,
berhubungan
dapat
(misalnya:
sehingga
penggunaan
meningkatkan
minyak vagina)
kenyamanan
dalam Kolaborasi
berhubungan.
5. Beri
Estrogen 5. Untuk
pengganti
memulihkan atrofi genetalia, kekeringan vagina, uretra.
3.
Gangguan
pola Setelah dilakukan Mandiri :
tidur berhubungan dengan
hot
ditandai klien
tindakan
pola
mengeluh klien
susah tidur
1. Anjurkan
flash keperawatan pada dengan klien,
1. Pakaian
tidur
normal.
Dengan
memakai
pakaian
yang
menyerap keringat
kriteria
hasil : dapat dengan
nyenyak
- Tidak terbangun saat tidur
menyerap keringat mengurangi ketidaknyamanan akibat
keringat
berlebih 2. Anjurkan
- Klien tidur
untuk
klien
yang
klien 2. Mengurangi
untuk menghindari
rasa
tidak nyaman
makanan berbumbu, pedas, dan
goreng-
gorengan, alkohol 3. Anjurkan
klien 3. Menghindari
untuk menghindari
trigger
beraktivitas
mencetuskan
di
cuaca yang panas 4. Anjurkan untuk muka
saat
hot
hot
flash
klien 4. Mengurangi mencuci
yang
rasa
panas dan keringat berlebih
flashes terjadi Kolaborasi : 5. Pemberian
5. Untuk mengurangi
estrogen
gejala hot flash
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. 1992. Asuhan Keperawatan dan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi. Jakarta : Departemen Kesehatan. Baziad, Ali. 2003. Menopause dan Andropause. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Pramihardjo Doenges, M.E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC. Manuaba, Ida Bagus Gde. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Arcan http://nisya257chubby.blogspot.com/2012/04/askep-klimakterium-dan-menopause.html http://id.scribd.com/doc/44226112/Asuhan-Keperawatan-Pada-Klien-Dengan-Klimakterium http://ujiegitulho.blogspot.com/2008/11/askep-klimakterium.html