Sri Utami
Jumat, 22 Maret 2013 Klimakterium
KLIMAKTERIUM Ns. Sri Utami, M. Biomed
A. Pengertian ·
Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir masa reproduksi sampai awal masa senium dan
terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun. ·
Klimakterium adalah masa peralihan dalam kehidupan normal seorang wanita sebelum mencapai
senium, yang mulai dari akhir masa reproduktif dari kehidupan sampai masa non-reproduktif. Masa-masa klimakterium :
Pra menopause adalah kurun waktu 4-5 tahun sebelum menopause. Menopause adalah henti haid seorang w anita. Pasca menopause adalah kurun waktu 3-5 tahun setelah menopause.
B. Etiologi Perkembangan dan fungsi seksual wanita secara normal dipengaruhi oleh sistem poros hipotalamushipofisis-gonad yang merangsang dan mengatur produksi hormon-hormon seks yang dibutuhkan. Hipotalamus menghasilkan hormon gonadotropin releasing hormone (GnRH) yang akan merangsang kelenjar hipofisis untuk menghasilkan follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Kedua hormon FSH dan LH ini yang akan mempersiapkan sel telur pada wanita. FSH dan LH akan meningkat secara bertahap setelah masa haid dan merangsang ovarium untuk menghasilkan beberapa follicle (kantong telur). Dari beberapa kantong telur tersebut hanya sat u yang matang dan menghasilkan
sel telur yang siap dibuahi.Sel telur dikeluarkan dari ovarium (disebut ovulasi) dan ditangkap oleh fimbria (organ berbentuk seperti jari-jari tangan di ujung saluran telur) yang memasukkan sel telur ke tuba fallopii (saluran telur). Apabila sel telur dibuahi oleh spermatozoa maka akan terjadi kehamilan tetapi bila tidak, akan terjadi haid lagi. Begitu sete rusnya sampai mendekati masa klimakterium, dimana fungsi ovarium semakin menurun. Masa pramenopause atau sebelum haid berhenti, biasanya ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur.Pramenopause bisa terjadi selama beberapa bulan sampai beberapa tahun sebelum menopause.Pada masa ini sebenarnya telah terjadi aneka perubahan pada ovarium seperti sklerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah sel telur dan menurunnya pengeluaran hormon seks.Menurunnya fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya kemampuan ovarium untuk menjawab rangsangan gonadotropin. Hal ini akan mengakibatkan interaksi antara hipotalamus-hipofisis terganggu. Pertama-pertama yang mengalami kegagalan adalah fungsi korpus luteum.Turunnya produksi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus. Keadaan ini akan mengakibatkan peningkatan produksi dan sekresi FSH dan LH. Peningkatan kadar FSH me rupakan petunjuk hormonal yang paling baik untuk mendiagnosis sindrom klimakterik. Secara endokrinologis, klimakterik ditandai oleh turunnya kadar estrogen dan meningkatnya pengeluaran gonadotropin. Pada wanita masa reproduksi, estrogen yang dihasilkan 300-800 ng, pada masa pramenopause menurun menjadi 150-200 ng, dan pada pascamenopause menjadi 20-150 ng. Menurunnya kadar estrogen mengakibatkan gangguan keseimbangan hormonal yang dapat berupa gangguan neurovegetatif, gangguan psikis, gangguan somatik, metabolik dan gangguan siklus haid.
C. Patofisiologi Penurunan fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya kemampuan ovarium untuk menjawab rangsangan gonadotropin, sehingga terganggunya interaksi antara hipotalamus – hipofise. Pertamatama terjadi kegagalan fungsi luteum .Kemudian turunnya fungsi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus.Keadaan ini meningkatkan produksi FSH dan LH.Dari kedua gonadoropin itu, ternyata yang paling mencolok peningkatannya adalah FSH.
D. Manifestasi Klinik
Pramenopause : perdarahan tidak teratur, seperti oligomenore, polimenore, dan hipermenore. Gangguan nerovegetatif : gejolak panas ( hotflushes), keringat banyak, rasa kedinginan, sakit kepala, desing dalam telinga, tekanan darah yang goyah, jari-jari atrofi, gangguan usus ( meteorismus ). Gangguan psikis : mudah tersinggung, lekas lelah, semangat berkurang, susah tidur.
Gangguan organik : infark miokard miokard aterosklerosis, osteosklerosis, osteoporosi, osteoporosi, afipositas, afipositas, kolpitis, kolpitis, disuria, dispareumia artritis, gejala endokrinium berupa hipertirosis defeminisasi, virilasi dan gangguan libido.
E. Syarat minimal sebelum pemberian estrogen pada terapi sulih hormon: 1. Tekanan darah tidak boleh tinggi. 2. Pemeriksaan sitologi uji Pap normal. 3. Besar uretus normal ( tidak ada mioma uerus ). 4. Tidak ada varises di ekstremitas bawah. 5. Tidak terlalu gemuk / tidak obesitas. 6. Kelenjar tiroid normal. 7. Kadar normal : Hb, kolesterol total, HDL, trigliserida, kalsium, fungsi hati. 8. Nyeri dada, hipertensi kronik, hiperlipidemia, diabetes militus perlu dikonsulkan terlebih dahulu ke spesialis penyakit dalam.
F. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan tahunan terhadap wanita yang sedang berada pada masa klimakterium harus mencakup hal-hal yang penting seperti :
Tinggi badan, wanita mungkin akan kehilangan tinggi badan sebanyak 2,5 cm atau lebih. Sewaktu mengukur tinggi badan merupakan kesempatan untuk mendiskusikan postur, pergerakan tubuh, latihan dan osteoporosis. Kulit, evaluasi terhadap integritas, luka dan perubahan pada tahi lalat. Mulut, gigi dan gusi. Pemeriksaan panggul, dengan perhatian terhadap perubahan yang menyertai proses penuaan ; spekulum Pederson mungkin optimal untuk wanita paska menopause. Rektum : periksa adanya keanehan pada darah, adanya massa dan fisura-fisura.
G. Penatalaksanaan Pengobatan klimakterium
Penatalaksanaan umum
Merupakan pendapat umum yang salah bahwa semua masalah klimakterik dan menopause dapat dihilangkan dengan hanya pemberian estrogen saja.Tujuan pengobatan dengan estrogen bukanlah memperlambat terjadinya menopause, melainkan memudahkan wanita-wanita tersebut memasuki masa klimakterium. Hubungan pribadi yang baik, saling percaya antara suami-istri, maupun antara dokter-penderita akan memberikan harapan yang besar akan kesembuhan. Pemberian obat-obat penenang bukanlah cara pengobatan yang terbaik. Psikoterapi superfisial oleh dokter keluarga sering sekali menolong.
Pengobatan hormonal
Menopause merupakan suatu peristiwa fisiologis dari keadaan defisiensi estrogen.Sindrom klimakterik pada umumnya terjadi akibat kekurangan estrogen, sehingga dengan sendirinya pengobatan yang tepat adalah pemberian estrogen, meski bukan tanpa risiko. Pada masa lalu, estrogen diberikan untuk selang waktu yang singkat dan kemudian berangsur-angsur dikurangi sehingga gejolak panas sirna.Konsep ini tidak berlaku lagi. Seorang wanita yang mengalami gejala-gejala menopause telah mengidap defisiensi estrogen dan akan tetap begitu se panjang hayatnya. Defisiensi estrogen jangka panjang dapat menyebabkan berkembangnya osteoporosis, penyakit jantung aterosklerotik, dan mungkin perwujudan psikogenik. Program yang seimbang dari pengobatan estrogen-pengganti yang dikombinasikan dengan progestogen siklik merupakan pengobatan terbaik, karena tujuan nyata dari estrogen-pengganti adalah tidak hanya
untuk meredakan gejala-gejala vasomotor melainkan juga untuk mencegah akibat metabolik seperti osteoporosis dan ateroskletosis. Pengobatan terpilih untuk vaginitis atrofikans adalah estrogen lokal dalam bentuk krim vaginal (misalnya Ovestin), yang diserap dengan baik ke dalam mukosa vagina.Pemakaian harian perlu diberikan untuk 1-2 minggu, kemudian 3 kali seminggu lazimnya cukup untuk dosis pemeliharaan. Pengobatan sistemik secara oral atau secara lain biasanya dimulai serentak. Pengobatan vaginal lokal terkadang dapat dihentikan setelah beberapa bulan, atau pengobatan krim vaginal mungkin dibutuhkan selain estrogen sistemik.Gejala iritatif cepat mereda dengan krim vaginal tetapi pemulihan aliran darah vaginal yang normal membutuhkan waktu hingga satu tahun. Lebih jauh, epitel vulva juga menjadi tipis dan dapat ter iritasi atau mudah terinfeksi. Keadaan ini umumnya menunjukkan respons terhadap pemakaian krim estrogen vaginal, tetapi krim testosteron 1 2% mungkin diperlukan untuk kraurosis v ulva atau kondisi vulva atrofik atau leukoplakik lain. Gatal (pruritus) vulva terkadang membutuhkan krim hidrokortison 1% atau krim kortikosteroid lain untuk memulihkan sebagai tambahan bagi krim estrogen atau testosteron. Keutuhan mukosa traktus urinarius bawah bergantung pada estrogen. Oleh karena itu defisiensi estrogen dapat menghasilkan gejala-gejala iritatif, seperti: nyeri berkemih (disuria), rasa terbakar ketika berkemih, radang kandung kemih (sistitis), karunkula uretra, dan uretritis nir-gonokokus. Keadaan ini berespons paling baik terhadap pemakaian lokal krim estrogen vaginal serentak dengan pem ulaan pengobatan estrogen oral.
H. Pencegahan Terhadap Sindrom Klimakterium
Pengaturan makanan ( rendah lemak / kolesterol, cukup vitamin A, C, D, E dan cukup serat ). Mengkonsumsi makanan yang mengandung fitoestrogen :
a. Isoflavon, terdapat pada kacang-kacangan, b. Lignan; terdapat pada padi, sereal dan sayur-sayuran, c. Caumestran ; terdapat pada daun semanggi. Mengkonsumsi makanan dengan kadar gula r endah dan tidak berlebihan.
Tambahan Asupan Kalsium 1000-15000 mg / hari dan vitamin D.
Kontrol rutin 1 tahun sekali ( Pap Smear ).
I. Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian a. Identitas
Pada masa klimakterium dimana masa peralihan dalam kehidupan normal seorang wanita se belum mencapai senium, yang mulai dari akhir masa reproduktif dari kehidupan sampai masa non-reproduktif. Masa klimakterium meliputi pramenopause, menopause, dan pascamenopause.Pada wanita ter jadi antara umur 40-65 tahun. Klimakterium prekoks adalah klimakterium yang terjadi pada wanita umur kurang dari 40 tahun. Pramenopause adalah masa 4-5 tahun sebelum menopause, keluhan klimakterik sudah mulai timbul, hormon estrogen masih dibentuk. Bila kadar estrogen menurun maka akan ter jadi perdarahan tak teratur. Menopause adalah henti haid yang terakhir yang terjadi dalam masa klimakterium dan hormon estrogen tidak dibentuk lagi, jadi merupakan satu titik waktu dalam masa ter sebut.Umumnya terjadi pada umur 45-55 tahun. Pascamenopause adalah masa 3-5 tahun setelah menopause, dijumpai hiper-gonadotropin (FSH dan LH), dan kadang-kadang hipertiroid.
b. Keluhan utama:
Pramenopause : perdarahan tidak teratur, seperti oligomenore, polimenore, dan hipermenore. Gangguan nerovegetatif : gejolak panas ( hotflushes), keringat banyak, rasa ke dinginan, sakit kepala, desing dalam telinga, tekanan darah yang goyah, jari-jari atrofi, gangguan usus ( meteorismus ). Gangguan psikis : mudah tersinggung, lekas lelah, semangat berkurang, susah tidur.
Gangguan organik : infark miokard aterosklerosis, osteosklerosis, osteoporosi, afipositas, kolpitis, disuria, dispareumia artritis, gejala endokrinium berupa hipertirosis defeminisasi, virilasi dan gangguan libido.
c. Riwayat penyakit dahulu · Diabetes melitus · Hipertensi · Adipositas · Anovulasi · Infertilitas · Perokok · Alkoholisme · Hiperlipidemia.
d. Riwayat penyakit sekarang Merupakan penjelasan dari keluhan utama e. Riwayat keluarga · Hipertensi · Diabetes melitus Pemahaman pasien mengenai kondisi harus digali untuk mengidentifikasi gangguan masa klimakterium
2. Diagnosa Keperawatan ·
Cemas berhubungan dengan keadaan sulit tidur, berdebar-debar, rasa kesemutan di
tangan dan kaki, serta nyeri tulang dan o tot.
·
Gangguan pola tidur berhubungan dengan pengeluaran keringat pada malam hari yang
berlebihan sehingga menimbulkan lelah dan kesukaran bangun pagi ·
Nyeri vagina (dispareunia) berhubungan dengan penipisan epitel dan pengurangan
kelenturan vagina. ·
Ketidak stabilan emosi berhubungan dengan perangai mudah tersinggung
·
Kurang percaya diri berhubungan dengan gugup dan perasaan tidak diperlukan.
3. Intervensi Keperawatan Diagnosa I Cemas berhubungan dengan keadaan sulit tidur, berdebar-debar, rasa kesemutan di tangan dan kaki, serta nyeri tulang dan o tot.
Diagnosa keperawatan
Tujuan/kriteria hasil
Intervensi
Rasional Cemas berhubungan dengan keadaan sulit tidur, berdebar-debar, rasa kesemutan di tangan dan kaki, serta nyeri tulang dan o tot.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam cemas klien berkurang dengan kriteria evaluasi:
·
Klien melaporkan rasa cemas berkurang
·
Klien mampu beristirahat dengan cukup
·
Ekspresi wajah klien rileks
1.
Kaji cemas, intensitas cemas (ringan, sedang berat)
2.
Berikan penyuluhan dan ajarkan cara menurunkan cemas (berdzikir, dan menerima keadaan )
3.
Anjurkan klien untuk banyak minum air putih.
Memberikan informasi untuk membantu dalam menentukan pilihan atau keefektifan intervensi. Membantu mengurangi cemas dan meningkatkan kenyamanan klien.
Menurunkan tingkat kecemasan. Meningkatkan kenyamanan klien.
.
Daftar Pustaka
Wiknjosatro, Hanifa, Prof, dr, DSOG. 1999. I lmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Mansjoer, Arief. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Varney, Helen; Kriebs, Jan M; Gegor, Carolyn L. 2002. Buku Saku Bidan. Jakarta: EGC
Klimakterium Posted on Juli 19, 2008 by kuliahbidan
A. Pengertian
Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir masa reproduksi sampai awal masa senium dan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun.
Masa-masa klimakterium :
Pra menopause adalah kurun waktu 4-5 tahun sebelum menopause. Menopause adalah henti haid seorang w anita. Pasca menopause adalah kurun waktu 3-5 tahun setelah menopause.
B. Etiologi
Sebelum haid berhenti, sebenarnya pada seorang wanita terjadi berbagai perubahan dan penurunan fungsi pada ovarium seperti sklerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis steroid seks, penurunan sekresi estrogen, gangguan umpan balik pada hipofise.
A. Patofisiologi
Penurunan fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya kemampuan ovarium untuk menjawab rangsangan gonadotropin, sehingga terganggunya interaksi antara hipotalamus – hipofise. Pertamatama terjadi kegagalan fungsi luteum .Kemudian turunnya fungsi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus.Keadaan ini meningkatkan produksi FSH dan LH.Dari kedua gonadoropin itu, ternyata yang paling mencolok peningkatannya adalah FSH.
B. Manifestasi Klinik
Pramenopause : perdarahan tidak teratur, seperti oligomenore, polimenore, dan hipermenore. Gangguan nerovegetatif : gejolak panas ( hotflushes), keringat banyak, rasa kedinginan, sakit kepala, desing dalam telinga, tekanan darah yang goyah, jari-jari atrofi, gangguan usus ( meteorismus ). Gangguan psikis : mudah tersinggung, lekas lelah, semangat berkurang, susah tidur. Gangguan organik : infark miokard ate rosklerosis, osteosklerosis, osteoporosi, afipositas, kolpitis, disuria, dispareumia artritis, gejala endokrinium berupa hipertirosis defeminisasi, virilasi dan gangguan libido.
C. Diagnosis
Umur dan gejala-gejala yang timbul. FSH dan LH ( FSH = 10-12 x, LH 5-10 x / estrogen rendah ). Kalsium, kolesterol. Foto tulang lumbal I. Sitologi ( Pap Smear ). Biopsi endometrium.
D. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan tahunan terhadap wanita yang sedang berada pada masa klimakterium harus mencakup hal-hal yang penting seperti :
Tinggi badan, wanita mungkin akan kehilangan tinggi badan sebanyak 2,5 cm atau lebih. Sewaktu mengukur tinggi badan merupakan kesempatan untuk mendiskusikan postur, pergerakan tubuh, latihan dan osteoporosis. Kulit, evaluasi terhadap integritas, luka dan perubahan pada tahi lalat. Mulut, gigi dan gusi. Pemeriksaan panggul, dengan perhatian terhadap perubahan yang menyertai proses penuaan ; spekulum Pederson mungkin optimal untuk wanita paska menopause. Rektum : periksa adanya keanehan pada darah, adanya massa dan fisura-fisura.
E. Penatalaksanaan
1. Sedatif, psikofarma.
2. Psikoterapi.
3. Balneoterapi ( diet ).
4. Hormonal. Sindrom klimakterium terjadi akibat kekurangan estrogen maka pengobatan yang tepat adalah pemberian estrogen.
Syarat minimal sebelum pemberian estrogen dimulai :
1. Tekanan darah tidak boleh tinggi.
2. Pemeriksaan sitologi uji Pap normal.
3. Besar uretus normal ( tidak ada mioma uerus ).
4. Tidak ada varises di ekstremitas bawah.
5. Tidak terlalu gemuk / tidak obesitas.
6. Kelenjar tiroid normal.
7. Kadar normal : Hb, kolesterol total, HDL, trigliserida, kalsium, fungsi hati.
8. Nyeri dada, hipertensi kronik, hiperlipidemia, diabetes militus perlu dikonsulkan terlebih dahulu ke spesialis penyakit dalam.
Kontra Indikasi Pemberian Estrogen
1. Troboemboli, penderita penyakit hati, kolelitiasis.
2. Sindrom Dubin Johnson / Botor yaitu gangguan sekresi bilirubin konjugasi.
3. Riwayat ikterus dalam kehamilan.
4. Kanker endometrium, kanker payudara, riwayat gangguan penglihatan, anemia berat.
5. Varises berat, tromboflebitis.
6. Penyakit ginjal.
Persyaratan dalam Pemberian Estrogen
1. Mulailah dengan menggunakan estrogen lemah ( estriol ) dan dengan dosis r endah yang efektif.
2. Pemberian secara siklik.
3. Diusahakan kombinasi degan progesteron ( bila digunakan estrogen lain seperti etinil estradiol maupun estrogen konjugasi ).
4. Perlu pengawasan ketat ( setiap 6-12 bulan ).
5. Bila terjadi perdarahan atipik perlu dilakukan kuretase.
6. Keluhan nyeri dada, hipertensi kronik, hiperlipidemia, diabetesmelitus, terlebih dahulu konsul ke bagian penyakit dalam.
Yang perlu diketahui
1. Tidak semua keluhan dapat dihilangkan dengan pemberian estrogen.
2. Pelajari faktor-faktor yang menimbulkan keluhan ( faktor psikis, sosial budaya, atau hanya memang terdapat kekurangan estrogen ).
3. Atasi keluhan emosi dan faktor penyebab.
Efek samping pemberian estrogen :
1. Perdarahan bercak.
2. Perdarahan banyak ( atipik ).
3. Mual.
4. Sakit kepala.
5. Pruritus berat.
F. Faktor Resiko
Adipositas, diabetesmelitus, hipertensi, anovulasi, infertilitas, perokok, alkoholisme, hiperlipidemia.
Faktor yang mempengaruhi gejala perimenopause adalah :
Genetik, usia menarche mempengaruhi cepat lambatnya terjadi menopause. Nutrisi ( kolesterol, kalsium, fosfat , vitamin ). Kadar hormon estrogen. Kebiasaan hidup ( olahraga, minum teh, kopi, minum alkohol, perokok ). Tingkat pendidikan dan status ekonomi. Pengangkatan kedua ovarium.
G. Pencegahan Terhadap Sindrom Klimakterium
Pengaturan makanan ( rendah lemak / kolesterol, cukup vitamin A, C, D, E dan cukup serat ). Mengkonsumsi makanan yang mengandung fitoestrogen : a. Isiflavon, terdapat pada kacangkacangan, b. Lignan; terdapat pada padi, sereal dan sayur-sayuran, c. C aumestran ; terdapat pada daun semanggi. Mengkonsumsi makanan dengan kadar gula re ndah dan tidak berlebihan. Tambahan Asupan Kalsium 1000-15000 mg / hari dan vitamin D. Kontrol rutin 1 tahun sekali ( Pap Smear ).
Daftar Pustaka
Wiknjosatro, Hanifa, Prof, dr, DSOG. 1999. I lmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Mansjoer, Arief. 2001. Kapita Selekta Ke dokteran Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Varney, Helen; Kriebs, Jan M; Gegor, Carolyn L. 2002. Buku Saku Bidan. Jakarta: EGC
Makalah Klimakterium Label: Artikel Kesehatan Diposkan oleh Iphink Senin, 17 Desember 2012
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Selain fisik, perubahan psikis juga sangat mempengaruhi kualitas hidup seorang wanita dalam menjalani masa menopouse.Memang, perubahan psikis pada masa menopouse sangat tergantung pada masingmasing individu.Pengaruh ini sangat tergantung pada pandangan masing-masing wanita terhadap menopouse. Pengetahuan yang cukup akan membantu mereka memahami dan mempersiapkan dirinya menjalani masa ini dengan lebih baik.
Akibat berhentinya haid, berbagai organ reproduksi akan mengalami perubahan. Rahim mengalami antropi (keadaan kemunduran gizi jaringan), panjangnya menyusut, dan dindingnya menipis.Jaringan miometrium (otot rahim) menjadi sedikit dan lebih banyak mengandung jaringan fibriotik (sifat berserabut secara berlebihan). Leher rahim (serviks) menyusut tidak menonjol kedalam vagina bahkan lama-lama akan merata dengan dinding vagina.
BAB II PEMBAHASAN
A.
Klimakterium Pada Wanita Lansia
Klimakterium merupakan masa peralihan antara masa reproduksi dan masa senium. Berlangsung 6 tahun sebelum menopouse dan berakhir 6-7 tahun setelah menopause Fase klimakterium adalah masa peralihan yang dilalui seorang wanita dari periode reproduktif ke periode non reproduktif.Tanda, gejala atau keluhan yang kemudian timbul sebagai akibat dari masa peralihan ini disebut tanda atau gejala menopouse.Periode ini dapat berlangsung antara 5 sebelum dan sesudah menopause.Pada fase ini fungsi re produksi wanita menurun. B.
Fase Klimakterium
Fase klimakterium berlangsung bertahap sebagai berikut : a.
Sebelum menopause
Masa sebelum berlangsungnya saat menopouse, yaitu fungsi reproduksinya mulai menurun, sampai timbulnya keluhan atau tanda-tanda menopouse. b.
Saat menopause
Periode dengan keluhan memuncak, rentangan 1-2 tahun sebelum dan 1 -tahun sesudah menopouse. Masa wanita mengalami akhir dari datangnya haid sampai berhenti sama sekali. Pada masa ini menopouse masih berlangsung. c.
Setelah menopause
Masa setelah perimenopouse sampai munculnya per ubahan-perubahan patologic secara permanen disertai dengan kondisi memburuknya kondisi badan pada usia lanjut (Senilitas).
C.
Tanda Dan Gejala
Menurut Helena (1973), klimakterium ini diawali dengan satu fase pendahuluan atau fase preliminer yang menandai satu proses “pengahiran”. Munculah tanda-tanda antara lain :
1.
Menstruasi menjadi tidak lancar atau tidak teratur, datang dalam interval waktu yang lebih lambat
atau lebih awal. 2.
Haid yang keluar banyak sekali, atau malah sedikit sekali.
3.
Muncul gangguan vasotoris berupa penyempitan atau pelebaran pembuluh darah.
4.
Merasa pusing-pusing, sakit kepala terus menerus.
5.
Berkeringat terus-terusan.
6.
Neuralgia atau nyeri syaraf terus-terusan.
Semua gejala ini adalah fenomena klimakteris, akibat perubahan fungsi kelenjar hormonal. Terjadi pula erosi kehidupan spikis, sehingga terjadilah krisis yang terwujud dalam gejala-gejala psikologis seperti : depresi (kemurungan), mudah tersinggung dan meledak marah, banyak kecemasan, sulit tidur, sukar tidur karena bingung dan gelisah. Gejala- gejala ini dapat dianggap sebagai “jeritan minta tolong” agar wanita tersebut masih diperbolehkan meneruskan aktivitasnya. Klimakterium dapat dibagi menjdi dua tahap, yaitu : 1.
Tahun-tahun dimana menstruasi sudah tidak teratur, sering terganggu, atau terhenti sama sekali ,
namun organ endrokrin seksual masih terus berfungsi. 2.
Tahap kedua adalah berhentinya secara definitif organ pembentuk sel telur. Berhentinya lembaga
kehidupan. Tahap pertama disebut masa pra-klimakteris, biasanya dibarengi aktivitas-aktivitas praklimakteris.Ditandai dengan gejala meningkatnya nafsu hubungan sesual.Sekaligus muncul kegairahan berjuang yang menyala-nyala seperti dimasa puber.Karena itu dimasa ini sering timbul tingkah laku yang aneh-aneh, atau tidak sesuai dengan atribut ketuaan.Masa pra-klimakteris ini mirip sekali dengan masa pubertas, karena itu disebut pubertas kedua.Sedang periode klimakterium sendiri banyak kemiripannya dengan periode pubertas. Tingkah laku orang pada periode ini sering lucu, aneh-aneh, janggal at au tidak pada tempatnya.Misalnya wanita kaya dan gemuk memakai rok mini atau rok panjang merah belah pinggir tinggi. Tingkah laku yang ”berlebihan” tersebut bermaksud untuk :
1.
Mengingkari ketuaannya dan ingin mengulangi kembali pola kebiasaan di masa muda.
2.
Menimbuni dirinya dengan pakaian dan perhiasan warna-warni serta macam-macam bahan
kosmetik, agar kelihatan masih ”remaja”.
Kemunduran aktivitas organ endrokrin menyebabkan lapisan lemak dibawah kulit jadi menebal, kulit kehilangan gaya regangnya jadi mengeriput. Tidak hanya pada segi jasmani saja terjadi kemunduran, tapi juga fungsi-fungsi psikis dan kepribadian, seperti daya pikir, daya ingat, vitalitas, pendengaran, penglihatan, toleransi terhadap stres, dll. •
Gejala Psikologis pada masa klimakterimum :
a. Kemurungan b.
Mudah tersinggung / mudah marah
c.
Mudah curiga
d. Insomnia e.
Tertekan
f. Kesepian g.
Tidak sabar
h.
Tegang dan cemas
•
Syndrome Menopouse pada masa klimakterimum :
a.
Berhentinya menstruasi, makin jarang dan makin sedikit
b.
Mengalami atropi pada sistem reproduksi
c.
Penampilan kewanitaan menurun
d.
Keadaan fisik kurang nyaman
e.
Kemerah-merahan pada leher, dahi, bagian atas dada, berkeringat, pusing, iritasi, friigid
f.
Berat badan
g.
Perubahan kepribadian
•
Perubahan Kejiwaan pada masa klimakterimum
a.
Merasa tua
b.
Tidak menarik lagi
c.
Rasa tertekan karena takut menjadi tua
d.
Mudah tersinggung
e.
Mudah kaget
f.
Takut tidak dapat memenuhi kebutuhan seksual suami
g.
Rasa takut karena suami menyeleweng
•
Gangguan psikologis pada masa klimakterium pada wanita lansia
a. Ketakutan –
Ketergantungan fisik dan ekonomi
–
Sakit-sakitan yan kronis
– Kesepian –
b.
Kebosanan karena tidak diperlukan Perubahan mental
–
Belajar : kurang mampu belajar yang baru
–
Berfikir : terlalu berhati-hati dalam mengungkapkan alasan
–
Kreatifitas berkurang
–
Berkurang rasa humor
–
Perbendaharaan kata semakin menurun
c.
Gangguan mental
–
Agresi : menyerang disertai kekuatan
–
Kemarahan dan rasa tidak senang yang kuat
–
Kecemasan yang tidak berobyektif
–
Kacau & sering bingung
–
Penolakan ; ketidakmampuan untuk mengakui secara sendiri terhadap keinginan, fikiran, perasaan
pada kejadian nyata –
Ketergantungan : meletakakkan kepercayaan terhadap orang lain
–
Depresi : perasaan sedih & pesimis
–
Ketakutan : reaksi emosional terhadap sumber luar
–
Manipulasi : proses bertingkah laku untuk memuaskan diri sendiri / orang lain dengan cara serdik,
tidak jujur / tipu muslihat
–
D.
Rasa sakit yang tidak berpenyebab
Beberapa Gangguan Pada Periode Klimakterium
Seperti juga pada usia pubertas, pada periode klimakterium ini sering terjadi gangguan lambung dan alat pencernaan, kepekaan kelenjar gondok (hyperthyroidisme), gangguan pigmentasi kulit, gangguan penyempitan/pelebaran pembuluh darah, dermatis (eksim),dll.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Fase menopause disebut pula sebagai periode klimakterium (climacter = tahun perubahan/pergantian tahun yang berbahaya). Menopause merupakan per istiwa fisiologis alamiah.Terjadi setelah berhentinya menstruasi selama 1 tahun. Biasanya, menstruasi mulai berkurang (taper off) selama 2-5 t ahun, paling sering antara umur 48 – 55 tahun, rata-rata pada umur 5 1,4 tahun. Kaplan & Sadock (1991) menyebutkan berbagai gejala psikologis menopause, seperti kecemasan (anxietas), lemah (fatique),ketegangan, labilitas emosional, iritabilitas, depresi, pusing-pusing, dan sukar tidur (insomnia). Tanda dan gejala fisik adalah berkeringatan malam hari (night sweats), flushes dan hot flashes. Yaitu persepsi mendadak rasa panas di leher dan tubuh yang disertai keringatan atau perubahan warna kulit kemerahan. Penyebab dari hot flashes ini kemungkinan karena menurunnya sekresi luteinizing hormone (LH).
DAFTAR PUSTAKA
Bowskill.D & linacre,A (1978). The Male Menopause, Pan Books Deutch. Helena (1973) Psycholoy of women, A psychoanalytic inter Pr etation, Vol.II Motherhood, Batam Hurlock E.B. (1980) Developmental psychology A Life-Span Aproach 5 Ed,McGraw-Hill,Inc. Kaplan.H.I. & Sadock,B.J. (1991) Synopsis of psychiatry, Behavioral Sciences & Clinical psychiatry, 6 “ Ed.
Williams & Wilkins New York.
http://inuwicaksana.blogspot.com/2010/02/aspek-mental-dan-perilaku-pada.html (Diakses pada tanggal 24 Mei 2012 pukul 19.45 WIB) http://sintabahagia.blogspot.com/p/perilaku-aneh-pada-periode-klimakterium.html (Diakses pada tanggal 24 Mei 2012 pukul 19.45 WIB) Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
KLIMAKTERIUM masa Pra menopause, menopouse hingga ooforopause
KLIMAKTERIUM
A.
Pengertian
KLIMAKTERIUM masa Pra menopause, menopouse hingga ooforopause Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir masa reproduksi sampai awal masa senium dan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun. Masa-masa klimakterium :
Pra menopause adalah kurun waktu 4-5 tahun sebelum menopause. Menopause adalah henti haid seorang wanita. Pasca menopause adalah kurun waktu 3-5 tahun setelah menopause. Ooforopause adalah pada saat ovarium kehilangan sama sekali fungsi hormonalnya.
B.
Etiologi
Sebelum haid berhenti, sebenarnya pada seorang wanita terjadi berbagai perubahan dan penurunan fungsi pada ovarium seperti sklerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis steroid seks, penurunan sekresi estrogen, gangguan umpan balik pada hipofise.
C.
Patofisiologi
Penurunan fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya kemampuan ovarium untuk menjaw ab rangsangan gonadotropin, sehingga terganggunya interaksi antara hipotalamus – hipofise. Pertamatama terjadi kegagalan fungsi luteum .Kemudian turunnya fungsi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus.Keadaan ini meningkatkan produksi FSH dan LH.Dari kedua gonadoropin itu, ternyata yang paling mencolok peningkatannya adalah FSH.
D.
Manifestasi Klinik
Pramenopause : perdarahan tidak teratur, seperti oligomenore, polimenore, dan hipermenore. Gangguan nerovegetatif : gejolak panas ( hotflushes), keringat banyak, rasa kedinginan, sakit kepala, desing dalam telinga, tekanan darah yang goyah, jari-jari atrofi, gangguan usus ( meteorismus ). Gangguan psikis : mudah tersinggung, lekas lelah, semangat berkurang, susah tidur. Gangguan organik : infark miokard ate rosklerosis, osteosklerosis, osteoporosi, afipositas, kolpitis, disuria, dispareumia artritis, gejala endokrinium berupa hipertirosis defeminisasi, virilasi dan gangguan libido.
untuk masa menopouse Gejala menopouse Dr. Janet Mc Arthur (1981) merinci beberapa gejala yang terjadi pada menopause menurut waktu terjadinya :
Gejala dini Beberapa gejala dini yang menandai terjadinya proses menopause, antara lain:
Gangguan menstruasi dimana siklus mesntruasi menjadi tidak teratur Rasa panas (hot flushes). Hot flushes adalah sensasi subyektif yang trasa pada tubuh bagian atas, biasanya berlangsung 4 menit. Vasomotor flushes merupakan bagian obyektif dari segala hot flushes, yaitu berupa kemerahan pada dada, leher, muka yang diikuti dengan k eluarnya keringat. Palpitasi atau
rasa tertekan pada kepala, rasa lemah, pusing, dan vertigo dapat menyertai hot flushes. Hot flushes terjadi jika ada penurunan kadar estrogen dan me nghilang jika kadar estrogen meningkat. Keringat pada malam hari, sehinggah menyebabkan sulit tidur, sering terbangun pada malam hari dan mudah lelah. Konsentrasi menurun. Rasa cemas dan kawatir. Rasa percaya diri menurun dan merasa tidak berguna.
Gejala lanjut
Atrofi vagina dan pada keadaan lebih lanjut bisa menyebabkan atrofi uterus dan ovarium, serta terjadinya dispareunia Elastisitas ureta berkurang Perubahan-perubahan pada kulit. Kulit menjadi tipis, kering, dan kurang elastis karena karena penurunan produksi kolagen akibat menurunnya kadar e strogen. Payudara kehilangan bentuknya, dan mulai kendur akibat estrogen yang menurun. Osteoporosis.Pada keadaan menopause yang sudah lanjut, kecepatan remodeling tulang tidak sebanding dengan kecepatan resopsi tulang yang masih lebih cepat.Percepatan hilangnya masa tulang 10 tahun setelah menapause 10 kali lipat. Sehingga osteoporosis muncul terutama pada usia 60 tahun keatas dan menyebabkan fraktur. Resiko menderita penyakit jantung koroner akibat aterosklerosismeningkat, hal ini mungkin berkaitan dengan penurunan kadar esterogen.
Sehubungan dengan terjadinya menopause pada lansia maka biasanya hal itu diikuti dengan berbagai gejolak atau perbahan yang meliputi aspek fisik maupun psikologis yang dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan di lansia tersebut.
FISIK Beberapakeluhan fisik yang merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu :
a. Ketidak teraturan siklus haid b. Gejolak rasa panas c. Kekeringan vagina d. Perubahan kulit e. Keringat di malam hari f. Sulit tidur g. Perubahan pada mulut h. Kerapuhan tulang i. Badan menjadi gemuk j. Penyakit misal ; penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker payudara, kanker rahim, kanker ovarium, stroke
PSIKOLOGIS a. Ingatan menurun b. Kecemasan Adapun arti simtom-simtom pesikologis adanya kecemasan bila ditinjau dari beberapa aspek, menurut Blackbrun and Davidson (1990 : 9) adalah sebagai berikut :
Suasana hati yaitu keadaan yang menunjukkan ketidaktenangan psikis, separti : mudah marah, perasaan mudah tegang. Pikiran yaitu keadaan pikitran yang tidak menentu, seperti : kawatir, sukar konsentrasi, pikiran kosong, membesar-besarkan ancaman, memandang diri sebagai sangat sensitif, merasa tidak berdaya. Motivasi yaitu dorongan untuk mencapai sesuatu,seperti : menghindari situasi, ketergantungan yang tinggi, ingin melarikan diri, lari dari kenyataan. Perilaku gelisah yaitu keadaan diri yang tidak terkendali sepert : gugup, kew aspadaan yang berlebihan, sangat sensitif dan agitasi.
Reaksi-reaksi biologis biologis yang tidak terkendali seprti : berkeringat, gemetar, pusing, berdebar-debar, mual, mulut kering.
c. Mudah tersinggung d. Stress e. Depresi
E.
Diagnosis
Umur dan gejala-gejala yang timbul. FSH dan LH ( FSH = 10-12 x, LH 5-10 x / estrogen rendah ). Kalsium, kolesterol. Foto tulang lumbal I. Sitologi ( Pap Smear ). Biopsi endometrium.
F.
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan tahunan terhadap wanita yang sedang berada pada masa klimakterium harus mencakup
hal-hal yang penting seperti :
Tinggi badan, wanita mungkin akan kehilangan tinggi badan sebanyak 2,5 cm atau lebih. Sewaktu mengukur tinggi badan merupakan kesempatan untuk mendiskusikan postur, pergerakan tubuh, latihan dan osteoporosis. Kulit, evaluasi terhadap integritas, luka dan perubahan pada tahi lalat. Mulut, gigi dan gusi.
Pemeriksaan panggul, panggul, dengan perhatian terhadap perubahan yang menyertai proses penuaan ; spekulum Pederson mungkin optimal untuk wanita paska menopause. Rektum : periksa adanya keanehan pada darah, adanya massa dan fisura-fisura.
G. Penatalaksanaan 1. Sedatif, psikofarma. 2. Psikoterapi. 3. Balneoterapi ( diet ). 4. Hormonal. Sindrom klimakterium terjadi akibat kekurangan estrogen maka pengobatan yang tepat adalah pemberian estrogen. Syarat minimal sebelum pemberian estrogen dimulai : 1. Tekanan darah tidak boleh tinggi. 2. Pemeriksaan sitologi uji Pap normal. 3. Besar uretus normal ( tidak ada mioma uerus ). 4. Tidak ada varises di ekstremitas bawah. 5. Tidak terlalu gemuk / tidak obesitas. 6. Kelenjar tiroid normal. 7. Kadar normal : Hb, kolesterol total, HDL, trigliserida, kalsium, fungsi hati. 8. Nyeri dada, hipertensi kronik, hiperlipidemia, diabetes militus perlu dikonsulkan terlebih dahulu ke spesialis penyakit dalam.
Kontra Indikasi Pemberian Estrogen 1. Troboemboli, penderita penyakit hati, kolelitiasis. 2. Sindrom Dubin Johnson / Botor yaitu gangguan sekresi bilirubin konjugasi. 3. Riwayat ikterus dalam kehamilan. 4. Kanker endometrium, kanker payudara, riwayat gangguan penglihatan, anemia berat.
5. Varises berat, tromboflebitis. 6. Penyakit ginjal. Persyaratan dalam Pemberian Estrogen 1. Mulailah dengan menggunakan estrogen lemah ( estriol ) dan dengan dosis r endah yang efektif. 2. Pemberian secara siklik. 3. Diusahakan kombinasi degan progesteron ( bila digunakan estrogen lain seperti etinil estradiol maupun estrogen konjugasi ). 4. Perlu pengawasan ketat ( setiap set iap 6-12 bulan ). 5. Bila terjadi perdarahan atipik perlu dilakukan kuretase. 6. Keluhan nyeri dada, hipertensi kronik, hiperlipidemia, diabetesmelitus, terlebih dahulu konsul ke bagian penyakit dalam. Yang perlu diketahui 1. Tidak semua keluhan dapat dihilangkan dengan pemberian estrogen. 2. Pelajari faktor-faktor yang menimbulkan keluhan ( faktor psikis, sosial budaya, atau hanya memang terdapat kekurangan estrogen ). 3. Atasi keluhan emosi dan faktor penyebab. Efek samping pemberian estrogen : 1. Perdarahan bercak. 2. Perdarahan banyak ( atipik ). 3. Mual. 4. Sakit kepala. 5. Pruritus berat.
H.
Faktor Resiko
Adipositas, diabetesmelitus, hipertensi, anovulasi, infertilitas, perokok, alkoholisme, hiperlipidemia. Faktor yang mempengaruhi gejala perimenopause adalah :
Genetik, usia menarche mempengaruhi cepat lambatnya terjadi menopause. Nutrisi ( kolesterol, kalsium, fosfat , vitamin ). Kadar hormon estrogen. Kebiasaan hidup ( olahraga, minum teh, kopi, minum alkohol, perokok ). Tingkat pendidikan dan status ekonomi. Pengangkatan kedua ovarium.
I.
Pencegahan Terhadap Sindrom Klimakterium
Pengaturan makanan ( rendah lemak / kolesterol, cukup vitamin A, C, D, E dan cukup serat ). Mengkonsumsi makanan yang mengandung fitoestrogen : a. Isiflavon, terdapat pada kacangkacangan, b. Lignan; terdapat pada padi, sereal dan sayur-sayuran, c. C aumestran ; terdapat pada daun semanggi. Mengkonsumsi makanan dengan kadar gula re ndah dan tidak berlebihan. Tambahan Asupan Kalsium 1000-15000 mg / hari dan vitamin D. Kontrol rutin 1 tahun sekali ( Pap Smear ).
Sumber: : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/klimakterium-masa-menujumenopouse.html#ixzz2uPxPnxpY
klimakterium
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Klimakterium Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir pada masa senium dan terjadi pada wanita umur 40-65 t ahun. Masa ini ditandai dengan berbagai macam keluhan endokrinologis dan vegetatif.(Sarwono, 1999). Klimakterium suatu masa peralihan antara tahun-tahun reproduktif akhir dan berakhir pada awal masa senium.Sekitar umur 40-65 tahun. (Endang Purwoastutik, 2008). Klimakterium masa peralihan yang dilalui seorang wanita dari periode reproduktif ke periode non reproduktif usia 45-50 tahun. (Kasdu Dini, 2002) Menopause adalah henti darah haid yang terakhir yang terjadi dalam masa klimakterium dan hormon estrogen tidak dibentuk lagi jadi merupakan satu titik waktu dalam masa tersebut.Umumnya terjadi pada umur 45-55 tahun.Pascamenopause adalah masa 3-5 tahun setelah menopause, dijumpai hipergonadotropin (FSH dan LH) dan kadang-kadang hipertiroid. Sindrom klimaterik klinis adalah keluhan-keluhan yang timbul pada masa pramenopause, menopause, dan pasca menopause.Sindrom klimaterik endokrinologis adalah penurunan kadar e strogen, peningkatan kadar gonadotropin (FSH dan LH).
2.2 Masa klimakterium : Pra menopause adalah waktu 4-5 tahun sebelum menopause.Menopause adalah henti haid seorang wanita.Pasca menopause kurun waktu 3-5 tahun setelah menopause. (Hanifa,1999) Klimakterium Di Bagi Menjadi Dua Tahapan 1 Tahun-tahun dimana saat haid/menstruasi sudah tidak teratur, sering terganggu, atau sudah terhenti sama sekali. Periode ini disebut sebagai masa pra klimakteris. 2 Tahap kedua memunculkan gejala berhentinya secara difinitif organisme yang membentuk sel-sel telur. (Kartini Kartono,2007)
2.3 Gejala-Gejala Klimakterium
Menurut Kartini Kartono, 2007 klimakterium didahului satu fase pendahuluan atau pramenopause, dengan tanda-tanda antara lain : 1. Menstruasi menjadi tidak lancar dan tidak teratur. Biasanya datang dengan interval waktu yang lebih lambat atau lebih sedikit. 2. Kotoran haid yang keluar banyak sekali ataupun sangat sedikit. 3. Muncul gangguan-gangguan vasomotoris berupa penyempitan atau pelebaran pada pembuluhpembuluh darah. 4. Merasa pusing-pusing saja, disertai sakit kepala terus menerus. 5. Berkeringat banyak. 6. Neuralgia, dan gangguan saraf lain.
2.4 Perubahan Yang Terjadi Pada Klimakterium Menurut Endang Purwoastuti, 2008 mengatakan bahwa gejala dan tanda klimakterium disebabkan oleh adanya perubahan pada organ reproduksi, susunan ekstragenital dan adanya gejala klinis. 2. 4.1 Perubahan Pada Organ Reproduksi 1. Ovarium Pada ovarium yang gagal, keseimbangan antara hormone estrogen dan progesterone akan hilang dengan menurunnya produksi hormone, sehingga menimbulkan pengaruh ter hadap sindrom prahaid dan haid itu sendiri. Beberapa wanita mendapatkan bahwa sindrom memburuk selama tahun-tahun klimakterium dan yang lain merasakannya untuk pertama kali. 2. Uterus Uterus mengecil , disebabkan oleh menciutnya selaput lender rahim (atrofi endometrium) juga disebabkan oleh hilangnya cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat antar sel. Serabut dan pembuluh otot rahim menebal dan menonjol 3. Vagina dan Vulva Setelah wanita tidak haid lagi terjadi penipisan dinding vagina dan jaringan vulva, lipatan –lipatan berkurang secret menjadi encer .sering timbul gatal dan nyeri waktu senggama. 2. 4.2 Perubahan Pada Susunan Ektragenital 1. Penimbunan Lemak (Adipasitas)
Penyebaran lemak terdapat pada tungkai, perut bagian bawah, dan lengan atas.Sekitar 20% wanita klimaterium mengalami kenaikan mencolok.Hal ini diduga ada hubungannya dengan penurunan estrogen dan gangguan zat dasar metabolisme lemak.
2. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi) Akibat gejolak panas terjadi suatu peningkatan tekanan darah. Pada wanita usia 45 -70 tahun diketahui peningkatan tekanan darah tersebut dimulai selama klimakterium. 3. Hiperkolesterolemia Penurunan atau hilangnya kadar estrogen menyebabkan peningkatan kolesterol dan penurunan lemak total. 4. Aterosklerosis Adanya hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol menyebabkan meningkatnya factor resiko terhadap terjadinya aterosklerosis. 2. 4.3 Gejala Klinis 1. Wajah Memerah (Hot flashes) Perasaan panas secara tiba-tiba yang muncul mulai dari bagian atas tubuh danmenyebar ke wajah atu seluruh tubuh. 2. Banyak berkeringat pada malam hari. Gejala karakteristik berikutnya adalah berkeringat pada malam hari, yaitu bersimpuh peluh sewaktu bangun pada malam hari, sehingga perlu ganti pakaian di malam hari yang diikuti perasaan dingin setelahnya.akibatnya mereka mudah lelah dan gampang tersinggung. 3. Sulit tidur (Insomnia) Hal ini mungkin berkaitan dengan rasa tegang akibat berkeringat malam hari, waah memerah,dan perubahan yang lainnya.
4. Iritasi kulit Beberapa wanita menderita formikasi yaitu sensasi iritasi di bawah kulit seperti perasaan digigit semut. 2.4.4 Perubahan Psikologis
Sehubungan dengan perubahan fisik terjadi pula pergeseran atau erosi dalam kehidupan psikis pribadi yang bersangkutan. Pergeseran dan perubahan ini mengakibatkan timbulnya satu krisis, dan memanifestasikan diri dalam symptom-simptom psikologis, antara lain: depresi-depresi (kemurungan), mudah tersinggung,mudah marah, mudah curiga, diliputi banyak kecemasan, insomnia atau tidak bisa tidur karena sangat bingung dan gelisah. 2.5 Etiologi Sebelum haid berhenti seorang wanita terjadi berbagai perubahan dan penurunan fungsi pada ovarium seperti sclerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis steroid seks yang disebabkan penurunan sekresi estrogen, sehingga terjadi gangguan umpan balik pada hipofise. (Hanifa,1999) 2.6 Diagnosis 1. Umur dan gejala yang timbul. 1. FSH dan LH (FSH= 10-12x LH=5-10x/estrogen rendah) 2. Kalsium, kolesterol 3. Foto tulang lumbal I 4. Sitologi (Pap Smear) 5. Biopsi endometrium (Mansyur Arif, 2001)
2.7 Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan tahunan terhadap wanita yang sedang berada pada masa klimakterium harus mencakup hal-hal penting seperti : Tinggi badan : wanita mungkin akan kehilangan TB sebanyak 2,5 cm/lebih. Kulit : evaluasi terhadap integritas, luka, danperubahan pada tahi lalat, mulut, gigi dan gusi Pemeriksaan panggul : dengan perhatian terhadap perubahan yang menyertai proses penuaan. Rektum : periksa adanya massa dan fisura-fisura. 2.8 Penatalaksanaan 1. Sedatif, psikofarma 2. Psikoterapi 3. Balneoterapi (Diit)
4. Hormonal sindrom klimakterium terjadi akibat kekurangan estrogen maka pengobatan yang te pat adalah pemberian estrogen. 2.9 Pencegahan Terhadap Sindrom Klimakterium 1.
Pengaturan makanan rendah lemak/kolesterol, cukup diit A, C, D, E dan cukup serat.2.
2.
Mengkonsumsi makanan yang mengandung fitoestrogen seperti kacang-kacangan, padi, sereal,
sayur-sayuran dan makanan dengan kadar gula rendah.3. 3.
Tahapan asupan kalsium 1000-1500 mg/hari dan vitamin D.4.
4.
Kontrol rutin satu tahun sekali ( Pap Smear). (Varney, 2002)
klimakterium
I. Pengertian
Klimakterium dalam bahasa Yunani berarti tangga merupakan masa peralihan antara tahap akhir masa reproduksi dengan tahap awal masa senium.
Masa klimakterium adalah masa di mana wanita menyesuaikan diri dengan me nurunnya produksi hormon-hormon ovarium yang membuat seorang wanita tidak dapat bereproduksi.Usia klimakterium juga diartikan sebagai usia maturitas di mana seseorang menjadi lebih matang dan bijaksana baik secara intelektual maupun emosional. Setelah seorang wanita memasuki masa klimakteriun mereka akan memasuki masa menopause.
II. Patofisiologi
Klimakterium bukanlah suatu keadaan patologis, melainkan masa peralihan yang berlangsung sebelum dan sesudah menopause. Klimakterium dimulai kira-kira 6 tahun sebelum menopause berdasarkan keadaan endokrinologik (estrogen turun dan kadar hormon gonadotropin naik) dan jika ada gejala-gejala klinis.
Bila pubertas disebabkan oleh m ulainya sintesis hormon gonadotropin oleh hipofisis, klimakterium disebabkan oleh kurang bereaksinya ovarium te rhadap rangsangan hormon itu.Hal ini disebabkan
karena ovarian menjadi tua sehingga dapat dikatakan ovarium lebih cepat tua daripada organ t ubuh lainnya.
Proses menjadi tua sudah dimulai pada umur 40 tahun. Jumlah folikel pada ovarium waktu lahir kurang lebih 750.000 buah dan pada saat menopause tinggal beberaoa ribu buah.Tambahan pula folikel yang tersisa ini rupanya juga lebih resisten terhadap rangsangan gonadotropin. Dengan demikiian, siklus ovarian yang terdiri atas pertumbuhan folikel, ovulasi, dan pembentukan korpus luteum lambat laun akan terhenti. Pada wanita di atas 40 tahun siklus haid untuk 25% tidak disertai ovulasi, jadi bersifat anovulatorik.
Pada klimakterium terdapat penurunan produksi e strogen dan kenaikan hormon gonadotropin.Kadar hormon akhir ini terus tetap tinggi sampai kira-kira setelah me nopause, kemudian mulai menurun. Tinggi kadar hormon gonadotropin disebabkan oleh kurangnya produksi estrogen sehingga native feedback gonadotropin berkurang.
III. Gejala-gejala Klinis
Sebenarnya bukan faktor menopause atau lanjut usia itu sendiri yang menjadi masalah, tetapi perubahan kehidupan yang mengikuti masa itulah yang sering mengganggu. Usia terjadinya masa klimakterium memang merupakan usia di mana banyak terjadi banyak perubahan. Perubahan kehidupan masa usia senja, kondisi ke sehatan, dan hubungan dengan lingkungan membuat masa klimakterium menjadi semakin berat untuk dihadapi.
Turunnya fungsi ovarium mengakibatkan hormon terutama estrogen dan progesterone berkurang dalam tubuh kita. Kekurangan hormon ini akan menyebabkan keluhan-keluhan :
1. Keluhan Vasomotorik
a. Gejolak panas (hot flashes) merupakan gelombang panas tubuh yang dating tiba-tiba, akibat perubahan kadar estrogen yang menyerang tubuh bagian atas dan muka. Hali ini ditandai dengan munculnya kulit merah didaerah muka,leher dan dada bagian atas, detak jantung yang kencang, badan bagian atas berkeringat dan gangguan tidur.
b. Vertigo
2. Keluhan Konstitusional
a. Berdebar-debar
b. Migraine
c. Nyeri otot
d. Nyeri pinggang
e. Mudah tersinggung
3. Keluhan Psikiastenik dan Neurotik
a. Merasa tertekan
b. Lelah psikis
c. Lelah somatic
d. Susah tidur
e. Konflik keluarga
f. Gangguan tempat kerja
4. Keluhan Lain
a. Dispareunia
b. Gangguan haid
c. Keputihan atau gatal pada vagina
d. Susah miksi
e. Libido menurun
f. Osteoporosis
g. Gangguan sirkulasi (infark miokard)
h. Kenaikan kolesterol, adepositas (kegemukan, gangguan metebolisme karbohidrat).
5. Masalah Seksualitas
Banyak wanita yang berpendapat bahwa hubungan seks tidak mungkin dilakukan lagi pada masa klimakterium. Pendapat ini tidak benar, hubungan seks tetep dapat dilakukan meskipun usia telah
lanjut. Klimakterium hanyalah akhir dari kesuburan wanita atau akhir dari kemampuan untuk hamil. Walaupun demikian, wanita masih merupakan manusia seksual y ang mampu memberi dan menerima cinta dalam segala cara, hanya saja kare na pengaruh faktor hormonal, dorongan tersebut tidak direalisasikan.Akibat kekurangan estrogen, vagina menjadi kering dan mudah cedera, sehingga terasa sakit sewaktu bersenggama.
Keluhan-keluhan di atas tidak sama pada setiap wanita, hal ini disebabkan efek bilogik di jaringan hormon estrogen melalui reseptor estrogen yang di dalam tubuh di dapat reseptor estrogen alpha dan beta.
Jumlah reseptor estrogen alpha dan beta yang tidak sama pada setiap wanita dan adanya reaksi individual akibat rendahnya estrogen menyebabkan rendahnya gejala menopause yang berbeda. Umumnya gejolak panas, susah terjadi, gelisah, lekas marah, pe lupa, nyeri tulang belakang dirasakan pada hampir sebagian besar wanita menopause. Akibat jangka panjang yang harus diperhatikan pada wanita menopause adalah osteoporosis, penyakit jantung koroner, stroke, dan pikun.Kalau kondisi ini dibiarkan dapat mengganggu aktivitas sehari-haridan menurunkan kualitas hidup wanita.
IV. Perubahan-perubahan Organik pada Masa klimakterium
1. Uterus
Uterus mengecil, selain disebabkan atrofi endometrium juga disebabkan hilangnya cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat intersisial.Serabut otot miometrium menebal, pembuluh darah miometrium menebal dan menonjol.
2. Tuba falloppii
Lipatan-lipatan tuba menjadi lebih pendek, menipis dan mengkerut, endosalpingo menipis dan mendatar, dan cilia menghilang.
3. Cervix
Cervix akan mengkerut sampai terselubung oleh dinding vagina, crypta cer vical menjadi atropik, canalis servikalis memendek sehingga menyerupai ukuran cervix fundus sampai masa adolesens.
4. Vagina
Terjadi penipisan liang vagina menyebabkan hilangnya ruggae, berkurangnya vaskuralisasi, elastic yang berkurang, secret vagina menjadi encer , indeks kariopignotik menurun. PH vagina meningkat karena terhambatnya pertumbuhan basil doderleins yang menyababkan glikogen seluler meningkat sehingga memudahkan terjadinya infeksi.Uretra ikut memendek dengan pengerutan vagina sehingga meatus eksternus melemah timbul uretritis dan pembentukan caruncula.
5. Dasar panggul
Kekuatan dan elastitisitas menghilang karena atrofi dan lemahnya daya sokong disebabkan prolapsus uterovaginal.
6. Perineum dan anus
Lemak sub kutan menghilang, atrofi otot sekitarnya menghilang yang menyebabkan tonus spinkter melemah dan menghilang sering terjadi inkotensia alvi vagina.
7. Vesica Urinaria
Tampak aktivitas kendali spinkter dan detrusor menghilang sehingga sering kencing tanpa sadar.
8. Kelenjar payudara
Diserapnya lemak sub kutan, atrofi jaringan parenkim, lobules menciut, stroma jaringan ikat fibrosa meningkat, putting susu mengecil dan kurang erektil, pigmentasi berkurang se hingga payudara menjadi datar dan mengendor.
9. Perubahan di luar organ reproduksi
a. Adipositas
Penyebaran lemak ditemukan pada tungkai atas, pinggul, perut bawah, dan lengan atas.Ditemukan 29% wanita klimakterium memperlihatkan kenaikan berat badan yang sedikit dan 20% kenaikan yang mencolok.Diduga ada hubungan dengan turunnya estrogen dan gangguan pertukaran zat dasar metabolisme rendah.
b. Hipertensi
Adanya gejolak panas terjadi suatu peningkatan tekanan darah baik systole maupun diastole.Diketahui bahwa 2/3 penderita hipertensi esensial primer adalah wanita antara 45 -70 tahun yang diketahui permulaan peningkatan tensi paling banyak terjadi selama masa klimakterium. Peningkatan tekanan darah pada usia klimakterium terjadi secar bertahap, kemudian menetap dan lebih tinggi dari sebelumnya.
c. Hiperkolesterolnemia
Penurunan atau hilangnya kadar estrogen menyebabkan peningkatan kolesterol. Peningkatan kadar kolesterol pada wanita terjadi 10-15 tahun lebih lambat pada laki-laki. Peningkatan kadar kolesterol yang merupkan faktor utama dalam penyebab arterosklerosis.
d. Arterosklerosis
Adanya hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol menyebabkan meningkatkan faktor resiko terhadap terjadinya arterosklerosis. Khususnya mengenai sklerosis primer koroner dan infark miokard akan terjadi 1-2 kali lebih sering setelah kadar estrogen m enurun.
e. Vilirisasi (pertumbuhan rambut-rambut halus)
Turunnya estrogen dalam darah, adanya efek androgen menyebabkan tanda-tanda diferensiasi dari defeminisasi dan maskulinisasi.Hal ini berhubungan dengan ovarium sendiri membentuk estron y ang bersifat androgen.
f. Osteoporosis
Dengan turunnya kadar estrogen maka proses osteoblast yang berfungsi membentuk tulang baru terhambat dan fungsi osteoclast merusak tulang meningkat. Akibat tulang tua diserap dan dirusak osteoclast tetapi tidak dibentuk tulang baru oleh osteoblast, sehingga tulang menjadi osteoporosis.
V. Penatalaksanaan
1. Terapi Hormonal
Prinsip pengobatan klimakterium adalah memberikan estrogen dari luar atau dikenal dengan hormon replacement teraphy (HRT) atau terapi sulih hormon (TSH). Prinsip dasar :
a. Wanita yang masih memiliki uterus maka pemberian estrogen harus selalu dikombinasikan dengan progesterone. Tujuan penambahan progesterone adalah untuk mencegah kanker endometrium.
b. Wanita tanpa uterus maka cukup pemberian estrogen saja dan estrogen diberikan secara kontinyu (tanpa istirahat).
c. Pada wanita pre menopause yang masih haid dan masih tetap menginginkan menstruasi TSH diberikan secara sekuensial. Wanita pasca menopause yang masih ingin haid diberikan secara sekuensial, kecuali jika tidak terjadi haid dan tidak menginginkan terjadinya haid diberikan secara kontinyu.
d. Jenis estrogen yang digunakan adalah estrogen alamiah dan juga progesterone juga yang alamiah.
e. Pemberin selalu diberikan dengan dosis rendah.
f. Dapat dikombinasikan dengan androgen atau diberikan dengan TSH yang memiliki sifat androgenik.
Cara pemberian TSH :
· Oral
· Trans dermal
· Semprot hidung
· Implany atau susuk
· Per vaginam
· Sub lingual
· Intra muscular
Efek samping TSH
Hal ini biasanya disebabkan karena dosis e strogen yang tinggi.
· Nyeri payudara
· Peningkatan berat badan
· Keputihan
· Sakit kepala
· Perdarahan
Pemberian hormon estrogen sebagai terapi sulih hormon untuk menggantikan hormon estrogen yang kurang telah diteliti dan menghiangkan defisiensi estrogen klinis dengan baik setelah 2-3 minggu yang pemberian pada dosis estrogen yang tinggi dan 4-5 minggu pember ian pada dosis yang rendah. Peningkatan densitas tulang pada pemberian estrogen + progesterone alamiah + kalsium + vitamin D akan meningkatkan 4,1-5,8%. Selain itu pemberian estrogen dan progesterone alamiah akan memperbaiki metabolisme lemak, yang meningkatkan kadar HDL dan menurunkan LDL sampai kurang lebih 70% serta menekan terjadinya fraktur tulang antara 40-60%.
Mengingat banyaknya kendala dalam pemakain TSH seperti takut terkena kanker payudara harus digunakan jangka panjang, banyaknya efek samping dan harga yang relatif mahal maka perlu dicari alternatif lain sebagai pengganti TSH agar dapat memenuhi kriteria alami, murah, berasal adri tanaman, efektif dan dapat diterima oleh wanita klimakterium.
Struktur kimia fitoestrogen sebagian besar bukan steroid sedangkan estrogen umumnya adalah steroid.Fitiestrogen terdiri dari isoflavon (genistein, daidzein, dan glycetein), coumestan (komesterol), dan lignin (matairesinol, sekoisolariciresinol, enteroldiol). Isoflavon banyak ditemukan dalam :
· Legumes (tumbuhan polong terutama kedelai)
· Lignan dalam buah-buahan, sayur-sayuran, dan biji-bijian (sere al)
· Coumestan dalam Redclover dan taoge
2. Pemberian Konseling
Masalah utama yang dialami wanita pada masa klimakterium adalah faktor psikis, wanita biasanya mempunyai rasa takut, gelisah, tegang, tidak percaya diri dan khawatir bahwa dirinya tidak semenarik dan seprima dulu lagi.Alasan bahwa badan lemah dan tidak bergairah hanyalah alasan untuk menutupi ketakutan dan kekhawatiran tersebut.Banyak wanita yang mengalami gejala-gejala akibat perubahan tersebut dan biasanya menghilang perlahan dan tidak mengakibatkan kematian.Namun tak jarang mengakibatkan rasa tidak nyaman dan terkadang menyebabkan gangguan dalam aktivitas sehari-hari.
Konseling yang diberikan pada wanita yang memasuki masa klimakterium meliputi penjelasan dan pemahaman kesehatan reproduksi wanita yang mencakup perubahan-perubahan fisik dan psikologis serta berbagai permasalahan yang terjadi dalam berbagai masa kehidupan wanita.Perubahan itu dimulai dari masa bayi, masa kanak-kanak, pubertas, masa reproduksi, masa klimakterium dan masa senium.Masing-masing masa mempunyai kekhususan yang memerlukan pemahaman dan perawatan keadaan tubuhnya dalam menghadapi masa terse but.Perubahan-perubahan tersebut adalah hal yang wajar dan pasti terjadi dalam siklus kehidupan wanita.Pada masa sekarang ini tanggung jawab kesehatan reproduksi wanita bukan saja berada pada istri, namun melibatkan peran suami.Oleh karena itu maslah kesehatan reproduksi wanita sudah merupakan tanggung jawab bersama antara suami dan istri.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym.Accessed on September 27, 2007.Pendahuluan Gejala dan Terapi Osteoporosis Deskripsi dan Manfaat FAQ.Available at www.mediacastore.com.
Anonym.Accessed on July 04, 2007. Aspek Psikologis Wanita Masa Klimakterium. Available at www.google.com.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Pe nerbit Arcan.
Prawirohardjo, Sarwono. 1994. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Suswati, Irma. Accessed on July 26, 2003.Kesadaran Gender dan Kesehatan Reproduksi Lansia.Available at
[email protected].
Klimakterium
Posted on Mei 23, 2010
2 Votes
KONSEP Definisi Klimakterium adalah masa yang bermula dari tahap reproduksi sampai berakhir pada awal senium, yaitu pada wanita berumur 40 – 65 tahun.Masa klimakterium ditandai dengan berbagai macam keluhan
endokrinologi dan vegetatif.Keluhan tersebut terutama disebabkan oleh menurunnya fungsi ovarium.Gejala dari menurunnya fungsi ovarium ini ditandai dengan hentinya menstruasi pada seorang wanita yang disebut menopause.Waktu 4 – 5 tahun sebelum menopause disebut masa premenopause, sedangkan 3 – 5 tahun setelah menopause disebut masa pasca menopause. ¬¬¬¬¬Menopause merupakan masa yang pasti dihadapi dalam perjalanan hidup seorang perempuan dan suatu proses alamiah sejalan dengan bertambahnya usia. Seorang wanita yang sudah menopause akan mengalami berhentinya haid. Fase ini terjadi karena ia tidak lagi menghasilkan estrogen yang cukup untuk mempertahankan jaringan yang responsif dalam suatu cara yang fisiologi. Akibat dari kadar hormon esterogen, progerseteron dan hormon ovarium yang ber kurang akan menyebabkan perubahan fisik, psikologis dan seksual yang menurun pada wanita pasca menopause (Hacker&Moore, 2001). Fase klimakterium berlangsung bertahap sebagai berikut : Sebelum menopouse Masa sebelum berlangsungnya saat menopouse, yaitu fungsi reproduksinya mulai menurun, sampai timbulnya keluhan atau tanda-tanda menopouse. Saat menopouse Periode dengan keluhan memuncak, rentangan 1-2 tahun sebelum dan 1 -tahun sesudah menopouse. Masa wanita mengalami akhir dari datangnya haid sampai berhenti sama sekali. Pada masa ini menopouse masih berlangsung. Setelah menopouse Masa setelah perimenopouse sampai munculnya perubahan-perubahan patologis secara permanen disertai dengan kondisi memburuknya kondisi badan pada usia lanjut (Senilitas). (Kasdu, 2002 : 67). Gejala Gejala-gejala dari menopause disebabkan oleh perubahan kadar estrogen dan progesteron. Kare na fungsi ovarium berkurang, maka ovarium me nghasilkan lebih sedikit estrogen/progesteron dan tubuh memberikan reaksi. Beberapa wanita hanya mengalami sedikit gejala, sedangkan wanita yang lain mengalami berbagai gejala yang sifatnya ringan sampai berat. Hal ini adalah normal. Berkurangnya kadar estrogen secara bertahap menyebabkan tubuh secara perlahan menyesuaikan diri terhadap perubahan hormon, tetapi pada beberapa wanita penurunan kadar estrogen ini terj adi secara tiba-tiba dan menyebabkan gejala-gejala yang hebat. Hal ini sering terjadi jika menopause disebabkan oleh pengangkatan ovarium. Gejala-gejala yang mungkin ditemukan pada wanita menopause adalah: 1. Hot flashes terjadi akibat peningkatan aliran darah di dalam pembuluh darah wajah, lehe r, dada dan punggung. Kulit menjadi merah dan hangat disertai keringat yang berlebihan.
Hot flashes dialami oleh sekitar 75% wanita menopause. Kebanyakan hot flashes dialami selama lebih dari 1 tahun dan 25-50% wanita mengalaminya sampai lebih dari 5 t ahun. Hot flashes berlangsung selama 30 detik sampai 5 menit. 2. Vagina menjadi kering karena penipisan jaringan pada dinding vagina sehingga ketika melakukan hubungan seksual bisa timbul nyeri. 3. Gejala psikis dan emosional (kelelahan, mudah tersinggung, susah tidur dan gelisah) bisa disebabkan oleh berkurangnya kadar estrogen. Berkeringat pada malam hari me nyebabkan gangguan tidur sehingga kelelahan semakin memburuk dan semakin mudah tersinggung. 4. Pusing, kesemutan dan palpitasi (jantung berdebar). 5. Hilangnya kendali terhadap kandung kemih (beser). 6. Peradangan kandung kemih atau vagina. 7. Osteoporosis (pengeroposan tulang). Resiko tinggi terjadinya osteoporosis ditemukan pada wanita yang:
- kurus - merokok - mengkonsumsi alkohol secara berlebihan - mengkonsumsi kortikosteroid - memiliki asupan kalsium yang rendah - jarang berolah raga. Cedera ringan bisa menyebabkan fraktur (patah tulang).Fraktur paling sering terjadi pada tulang belakang, pinggul dan pergelangan tangan.
8. Penyakit jantung dan pembuluh darah. Penurunan kadar estrogen menyebabkan meningkatnya kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan menurunnya kadar kolesterol HDL (kolesterol baik). Estrogen bertanggungjawab terhadap pembentukan lapisan epitel pada rongga rahim.Selama masa reproduktif, pembentukan lapisan rahim diikuti dengan pelepasan dinding rahim pada setiap siklus menstruasi. Berkurangnya kadar estrogen pada menopause menyebabkan tidak terjadinya
pembentukan lapisan epitel pada rongga rahim. Tetapi hormon androgenik yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal diubah menjadi estrogen dan kadang hal ini menyebabkan perdarahan pasca menopause.Hal ini tidak perlu dirisaukan, tetapi karena perdarahan pasca menopause bisa merupakan petunjuk adanya suatu kelainan (termasuk kanker), maka dokter selalu memeriksa setiap perdarahan yang t erjadi setelah menopause. PENATALAKSANAAN PENGOBATAN Tidak semua wanita pasca menopause perlu menjalani Terapi Sulih Hormon (TSH).Setiap wanita sebaiknya mendiskusikan resiko dan keuntungan yang diperoleh dari TSH dengan dokter pribadinya.
Banyak ahli yang menganjurkan TSH dengan tujuan untuk:
• Mengurangi gejala menopause yang tidak diinginkan • Membantu mengurangi kekeringan pada vagina • Mencegah terjadinya osteoporosis.
Beberapa efek samping dari TSH:
- perdarahan vagina - nyeri payudara - mual - muntah - perut kembung - kram rahim.
Untuk mengurangi resiko dari TSH dan tetap mendapatkan keuntungan dari TSH, para ahli menganjurkan:
• Menambahkan progesteron terhadap estrogen • Menambahkan testosteron terhadap estrogen • Menggunakan dosis estrogen yang paling rendah. • Melakukan pemeriksaan secara teratur, termasuk pemeriksan panggul, dan Pap sme ar sehingga
kelainan bisa ditemukan sedini mungkin
Estrogen tersedia dalam bentuk alami dan sintetis (dibuat di laboratorium). Estrogen sintetis ratusan kali lebih kuat dibandingkan estrogen alami sehingga tidak secara rutin diberikan kepada wanita menopause. Untuk mencegah hot flashes dan osteoporosis hanya diperlukan estrogen alami dalam dosis yang sangat rendah. Dosis tinggi cenderung menimbulkan masalah, diantaranya sakit kepala migren. Estrogen bisa diberikan dalam bentuk tablet atau tempelan kulit (estrogen t ransdermal). Krim estrogen bisa dioleskan pada vagina untuk mencegah penipisan lapisan vagina (sehingga mengurangi resiko terjadinya infeksi saluran kemih dan beser) dan untuk mencegah timbulnya nyeri ketika melakukan hubungan seksual. Wanita pasca menopause yang mengkonsumsi estrogen tanpa progesteron memiliki resiko menderita kanker endometrium.Resiko ini berhubungan dengan dosis dan lamanya pemakaian estrogen. Jika terjadai perdarahan abnormal dari vagina, dilakukan biopsi lapisan rahim. Mengkonsumsi progesteron bersamaan dengan estrogen dapat mengurangi resiko terj adinya kanker endometrium.
Biasanya terapi sulih hormon estrogen tidak dilakukan pada wanita yang menderita:
- atau pernah menderita kanker payudara atau kanker endometrium stadium lanjut - perdarahan kelamin dengan penyebab yang tidak pasti - penyakit hati akut - penyakit pembekuan darah - porfiria intermiten akut.
Kepada wanita tersebut biasanya diberikan obat anti-cemas, progesteron atau klonidin untuk mengurangi hot flashes. Untuk mengurangi depersi, kecemasan, mudah tersinggung dan susah tidur bisa diberikan anti-depresi.
Pemberian progesteron dengan estrogen Progesteron diberikan bersamaan dengan estrogen untuk mengurangi resiko ter jadinya kanker endometrium. Biasanya estrogen dan progesteron diberikan setiap hari. Jadwal pemberian ini biasanya akan menyebabkan perdarahan vagina yang tidak teratur pada 2-3 bulan pertama dari t erapi, akan tetapi sesudahnya perdarahan biasanya akan berhenti. Atau pemberian estrogen dan progesteron bisa dilakukan secara bergantian; selama 2 minggu setiap hari minum estrogen lalu selama beberapa hari minum progesteron dan estrogen, kemudian beberapa hari di akhir bulan sama sekali tidak minum estrogen maupun progesteron. Dengan jadwal ini, perdarahan vagina terjadi pada hari dimana hormon tidak diminum. Progesteron tersedia dalam bentuk tablet atau suntikan melalui otot. Efek samping dari progesteron adalah perut kembung, sakit payudara, sakit kepala, perubahan suasana hati dan jerawat. PERUBAHAN REPRODUKSI DAN PSIKOLOGIS Perubahan yang dialami oleh wanita dengan menjelang menopause adalah; merasa tua, mudah tersinggung, mudah kaget sehingga jantung berdebar, takut tidak bisa memenuhi kebutuhan seksual suami, rasa takut bahwa suami akan menyeleweng. Keinginan seksual menurun dan sulit mencapai kepuasan (orgasme), dan juga merasa tidak berguna dan tidak menghasilkan sesuatu, merasa memberatkan keluarga dan orang lain. PENGKAJIAN Ny. H, usia 65 tahun, suku sunda, memiliki riwayat Diabetes Mellitus sejak 7 tahun lalu. Sejak usia 56 tahun, periode menstruasinya berhenti. Ny. H sampai saat ini masih mengkonsumsi obat-obatan untuk mengontrol kadar gula darah. Ny. H mengatakan sudah tidak pernah melakukan intercouse sejak satu tahun pasca menstruasi berakhir karena Ny. H meyakini bahwa sperma yang masuk ke v aginanya tidak akan keluar lagi sehingga dapat menyebabkan penyakit busung. Selain itu, Ny. H pernah mencoba melakukan hubungan intim namun mengeluh nyeri saat penetrasi. Pemeriksaan fisik yang di dapat : TD 130/80 mmHg, glukosa darah 302 mg/ dl, BB 60 kg, TB 156, menggunakan alat bantu kaca mata, di bagian ekstremitas bawah terdapat nodul di setiap sendi kaki dan mengeluh sering nyeri di area tumit. Ny. H mengatakan sering mengkonsumsi jamu dari toko obat untuk mengurangi nyeri sendi. Berkaitan dengan riwayat penyakit Diabetes Mellitus, Ny. H memeriksakan pemeriksaan rutin tiap bulan, namun sejak tidak ada keluhan yang berkaitan dengan Diabetes Mellitus, Ny. H tidak pernah mengontrol ke RS lagi. Selain mengkonsumsi obat-obatan Diabetes Mellitus, j uga meminum minuman herbal untuk mengurangi kadar glukosa darah. Aktivitas fisik sehari-hari Ny. H : memasak, mencuci, membersihkan
rumah, dan menonton TV. Aktivitas lain : pengajian, arisan dan kadang-kadang mengunjungi ke empat anaknya atau belanja ke pasar menggunakan angkutan kota. Anamnesa • Identitas klien
Nama : Ny. H Umur : 56 tahun Suku : Sunda • Keluhan utama : Ny. H mengatakan sudah tidak pernah melakukan intercouse sejak satu tahun pasca
menstruasi berakhir karena Ny. H meyakini bahwa sperma yang masuk ke va ginanya tidak akan keluar lagi sehingga dapat menyebabkan penyakit busung. Selain itu, Ny. H pernah mencoba melakukan hubungan intim namun mengeluh nyeri saat penetrasi. • Riwayat kesehatan masa lalu: memiliki riwayat Diabetes Mellitus sejak 7 tahun lalu. Sejak usia 56
tahun, periode menstruasinya berhenti. Berkaitan dengan riwayat penyakit Diabetes Mellitus, Ny. H memeriksakan pemeriksaan rutin tiap bulan, namun sejak tidak ada keluhan yang berkaitan dengan Diabetes Mellitus, Ny. H tidak pernah mengontrol ke RS lagi. • Riwayat obat-obatan : Ny. H sampai saat ini masih mengkonsumsi obat-obatan untuk mengontrol
kadar gula darah. Selain mengkonsumsi obat-obatan Diabetes Mellitus, juga meminum minuman herbal untuk mengurangi kadar glukosa darah. • Riwayat psikospiritual : perlu ditanyakan kepada klien mengenai konsep dirinya. Apakah keluhan
utamanya mengganggu psikologisnya? • Kebutuhan Dasar :
o Makan : kaji kebiasaan makan klien. Kaji asupan kafein, rokok, alcohol, dan soft drink o Istirahat dan tidur : kaji kebiasaan istirahat dan t idur klien o Pola eliminasi : kaji pola eliminasi klien • Social budaya :kaji adanya budaya yang dianut oleh ibu berhubungan dengan periode klimakterium
klien • Pola aktivitas : Aktivitas fisik sehari -hari Ny. H : memasak, mencuci, membersihkan rumah, dan
menonton TV. Aktivitas lain : pengajian, arisan dan kadang-kadang mengunjungi ke empat anaknya atau belanja ke pasar menggunakan angkutan kota. Pemeriksaan Fisik
• KU ( Keadaan Umum ) : kaji bagaimana cara berjalan, menggunakan alat bantu ambulasi atau tidak,
postur tubuh, kontak mata dan ekspresi wajah klien saat diajak bicara, serta cara berdandan dan kebersihan klien. • Tanda-tanda vital :
Kesadaran : compos mentis TD : 130/80 mmHg BB : 60 TB : 156 cm • Pemeriksaan head to toe
o Kepala Kaji apakah kepala simetris tegak lurus de ngan garis tengah tubuh. Kaji kebersihan kulit kepala dan biasanya kulit kepala mulai rapuh dan kering. Rambut akan berwar na keabu-abuan, kering rapuh dan mulai beruban. Palpasi kepala untuk menegtahui apakah ada nyeri tekan atau tidak. Pada kasus tidak teridentifikasi. o Wajah Kaji apakah klien tampak cemas, kemer ahan, hangat, dan timbul bercak-bercak kecoklatan.Normalnya disekitar mata klien terdapat keriput, berkerut dan terdapat garis kerut pada dahi. Kaji kontraksi otot rahang secara bilateral. Pada kasus tidak teridentifikasi. o Mata Inspeksi kesimetrisan mata, normalnya letak mata sejajar dengan telinga. Inspeksi kelopak mata untuk melihat warna, penutupan, tinggi fisura palpebra(kelopak), pengedipan, dan posisi bola mata. Inspeksi alis mata terhadap kuantitas, kondisi dan distribusi rambut alis. Inspeksi sklera klien apakah ada ikterus ( kekuningan ). Kaji konjungtiva apakah anemis atau tidak.
Kaji bagaimana kemampuan penglihatan klien. Umumnya klien dengan usia lanjut akan mengalami penurunan kemampuan penglihatan. Pada kasus, klien menggunakan alat bantu kacamata. o Telinga Kaji kesimetrisan telinga kiri dan telingan kanan Kaji apakah ada gangguan pendengaran. Pada kasus, tidak teridentifikasi. o Hidung Kaji kesimetrisaan hidung, kaji apakah penciumannya masih baik atau tidak Kaji apakah ada polip atau tidak Inspeksi apakah ada darah/cairan yang keluar dari hidung. Pada kasus tidak teridentifikasi. o Mulut Kaji bagaimana kelembaban bibir, apakah bibir terlihat kering atau bahkan sianosis Kaji apakah lidah dapat dijulurkan dengan maksimal dan dapat bergerak bebas atau tidak. Pada kasus tidak teridentifikasi. o Leher Palpasi kelenjar tiroid apakah ada pembengkakan kelenjar tiroid Apakah leher dapat digerakkan dengan bebas atau tidak. Pada kasus tidak teridentifikasi. o Dada Kaji kesimetrisan dada dan bagaimana bentuk dada. Kaji kesimetrisan payudara, apakah ada nyeri tekan atau t idak, bagaimana bentuk payudara, dan bagaimana kelembababan payudara. Umumnya pada usia lanjut, payudara akan atrofi dan turun. Pada kasus tidak teridentifikasi. o Abdomen
Palpasi apakah ada pembesaran hati atau limpa. Inspeksi warna kulit abdomen, karakteristik permukaan, jaringan parut serta lesi. Umumnya pada usia lanjut, warna kulit pada abdomen tidak berubah, mungkin terdapat striae war na putih keperakan pada abdomen bagian bawah, serta mungkin terlihat jaringan parut karena pembedahan atau trauma lainnya. Pada kasus tidak teridentifikasi. o Genital Inspeksi distribusi rambut di area mons pubis, umumnya pada usia lanjut rambut akan mulai menipis, berwarna abu-abu, lurus tapi masih membentuk segitiga terbalik. Kaji karakteristik mons pubis dan labia mayora, umumnya pada lansia mons pubis akan mendatar dan labia mayora tetap simetris. Inpeksi klitoris, umumnya pada usia lanjut klitoris akan mengecil. Inspeksi vagina dan hymen, umumnya pada usia lanjut vagina akan kering dan tidak elastis. Hymen akan lebih terbuka terutama pada wanita multipara. Kaji perineum, umumnya pada lansia perineum akan berwarna merah muda pucat, kering, serta terdapat jaringan parut bekas luka episiotomi atau laserasi jalan lahir. Kaji apakah ada tanda-tanda perdarahan atau iritasi. Pada kasus tidak teridentifikasi. o Tungkai / ekstremitas Kaji kesimetrisan kaki kiri dan kanan, apakah klien dapat berj alan atau melakukan aktivitas dengan baik dan lihat apakah klien menggunakan alat bantu untuk berjalan/ambulasi. Kaji apakah ada edema, varises, nodul, atau lesi pada kaki/ekstremitas bawah. Kaji apakah ada nyeri tekan atau nyeri saat berjalan. Pada kasus di bagian ekstremitas bawah terdapat nodul di setiap sendi kaki dan mengeluh sering nye ri di area tumit. o Kulit Inspeksi bagaimana warna kulit, biasanya terdapat hipopigmentasi ( area seperti kalus yang tampak kekuningan ). Kaji turgor, normalnya ada penurunan turgor kulit, kulit kasar, keriput, lipatan kulit dan kendor. Pada kasus tidak teridentifikasi.
• Pemeriksaan laboratorium o Periksa darah : Kadar progesterone dan estrogen ( estradiol ). Pada menopause, kadar progesterone dan estrogen rendah. Kadar estriol normal berkisar antara 40-250 pg/ml. Sedangkan pada menopause kadar estriol kurang dari 20 pg/ml. Selain itu, te rjadi peningkatan kadar FSH 30 ml unit/ml Kadar gula darah. Pada kasus, didapatkan kadar gula darah Ny. H 302 mg/dl. Normalnya kadar gula darah adalah 80-120 mg/dl. Kadar kolesterol, HDL ( High Density L ipoprotein ), dan LDL ( Low Density Lipoprotein ). Pada umumnya, klien yang sudah mengalami menopause kadar kolesterol dan LDL meningkat, dan HDL menurun. o Tes kehamilan Pemeriksaan HCG, pada menopause HCG akan neg atif (-) o Pada pemeriksaan Pap smear bisa diketahui adanya perubahan pada lapisan vagina akibat perubahan kadar estrogen. PENDIDIKAN KESEHATAN • Katakan kepada klien bahwa menjadi tua itu alami dan klien t idak perlu takut • Katakan kepada klien bahwa setiap wanita pasti mengalami menopause • Anjurkan kepada klien untuk menyalurkan hobinya • Katakan kepada klien bahwa menopause bukanlah suatu penyakit, sehingga ia tidak perlu menyendiri • Jelaskan kepada klien mengenai perubahan emosi • Katakan kepada klien bahwa menopause bukanlah akhir dari kehidupan seksual • Anjurkan kepada pasangan untuk menerima klien apa adanya • Anjurkan kepada klien dan pasangan untuk mengenang masa romantic • Anjurkan kepada klien untuk mengurangi makanan pedas, berminyak, dan goreng-gorengan • Anjurkan kepada klien untuk makan sedikit tapi sering • Anjurkan kepada klien untuk mengikuti senam kesehatan jasmani yang sesuai untuk lansia
KLIMAKTERIUM
DASAR TEORI KLIMAKTERIUM A.
Pengertian
Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi, berakhir pada awal senium dan terjadi pada wanita umur 40-65 t ahun.Masa ini ditandai dengan berbagai macam keluhan. Klimakterium bukan suatu keadaan patologis, melainkan suatu masa peralihan yang normal yang berlangsung beberapa tahun sebelum dan sesudah menapouse Hal ini disebabkan oleh karena ovarium menjadi tua, sehingga hormon estrogen menurun dan hormon gonadotropin meningkat.(Sarwono, 1999) Proses menjadi tua sudah mulai pada umur 40 tahun. Jumlah folikel pada ovarium waktu lahir sekitar 750.000 buah, pada waktu menopause tinggal beberapa ribu buah.Tambahan pula folikel yang tersisa ini rupanya juga lebih resisten terhadap rangsangan gonadotropin.Dengan demikian, siklus ovarium yang terdiri atas pertumbuhan folikel, ovulasi, dan pembentukan corpus luteum lambat laun berhenti.Pada wanita diatas 40 tahun siklus haid untuk 25% tidak disertai ovulasi, jadi bersifat anovulatoar.(Sarwono, 1999). Pada wanita dengan klimakterium terjadi perubahan-perubahan tertentu yang dapat menyebabkan gangguan-gangguan ringan sampai berat.Perubahan dan gangguan itu sifatnya berbeda-beda.Tahap awal dari perubahan ini yaitu haid/menstruasi tidak teratur dan sering terganggu.Periode ini disebut sebagai masa pramenopause.Masa pramenopause sering pula dibarengi dengan meningkatnya aktifitas yang ditandai oleh gejala meningkatnya rangsangan sexual. (Kartini Kartono, 2007). Keluhan klimakterium tidak selalu sama pada setiap wanita, tetapi rata-rata munculnya antara usia 4050 tahun, namun terdapat wanita yang sudah mengalami klimakterium pada usia < 40 tahun. (Ali Baziad, 2003). Umumnya masa klimakterium dilalui wanita tanpa banyak keluhan, tapi beberapa wanita yang mengalami perubahan siklus menstruasi merasa takut dengan kondisinya sehingga wanita tersebut mencari pertolongan dokter. Sebagian besar wanita klimakterium tidak mengetahui bahwa perubahan tersebut suatu proses yang alami menjelang menopause. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor diantaranya : ·
Umur
·
Pekerjaan
·
Pendidikan
Mereka juga merasa khawatir dan bingung mengenai gej ala-gejala tersebut sehingga aktif mencari pertolongan untuk mengidentifikannya, oleh karena itu ada baiknya jika seorang wanita sudah
mempersiapkan diri menghadapi masa klimakterium dengan pengetahuan yang memadai.Sebenarnya sulit atau mudahnya menjalani masa klimakterium sifatnya sangat individual. Memamg wanita klimakterium akan mengalami berbagai fungsi tubuh yang menurun sehingga akan berdampak pada ketidaknyamanan dalam menjalani kehidupannya. Keluhan ketidaknyamanan ini bisa disikapi secara berbeda pada setiap wanita.Apabila wanita dapat berfikir positif maka berbagai keluhan dapat dilalui dengan lebih mudah.Namun sebaliknya, apabila wanita berfikir negative maka keluhan-keluhan yang muncul semakin memberatkan dan menekan hidupnya. Untuk itu penting bagi seorang wanita selalu berfikir positif bahwa kondisi tersebut merupakan sesuatu yang sifatnya alami, seperti halnya keluhan dan problem yang muncul pada fase kehidupannya yang lain. Tentunya sikap positif ini muncul jika diimbangi oleh informasi atau pengetahuan yang cukup, serta kesiapan fisik, mental, dan spiritual yang dilakukan pada masa sebelumnya.Untuk itu penting untuk memberikan informasi secara benar dan tepat tentang bagaimana menjalani klimakterium dengan lebih menyenangkan.Apalagi informasi atau pengetahuan yang bisa diperoleh masarakat mengenai hal itu sangat terbatas. Klimakterium merupakan periode peralihan dari fase reproduksi menuju fase senium yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif ataupun endokrinologik dari ovarium. Te rjadi pada usia 45-65 tahun.(Ali Baziad, 2003) Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir pada masa senium dan terjadi pada wanita umur 40-65 t ahun. Masa ini ditandai dengan berbagai macam keluhan endokrinologis dan vegetatif.(Sarwono, 1999) Klimakterium adalah suatu masa peralihan antara tahun-tahun reproduktif akhir dan berakhir pada awal masa senium.Sekitar umur 40-65 tahun. (Endang Purwoastutik, 2008) Klimakterium masa peralihan yang dilalui seorang wanita dari periode reproduktif ke periode non reproduktif usia 45-50 tahun. (Kasdu Dini, 2002) Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir masa reproduksi sampai awal masa senium dan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun. Masa-masa klimakterium : 1.
Pra menopause adalah kurun waktu 4-5 tahun sebelum menopause.
2.
Menopause adalah henti haid seorang wanita.
3.
Pasca menopause adalah kurun waktu 3-5 tahun setelah menopause.
B.
Gejala-Gejala Klimakterium
113_01 Menurut Kartini Kartono, 2007 klimakterium didahului satu fase pendahuluan atau pramenopause, dengan tanda-tanda antara lain : 1.
Menstruasi menjadi tidak lancar dan tidak teratur. Biasanya datang dengan interval waktu yang
lebih lambat atau lebih sedikit. 2.
Kotoran haid yang keluar banyak sekali ataupun sangat sedikit.
3.
Muncul gangguan-gangguan vasomotoris berupa penyempitan atau pelebaran pada pembuluh-
pembuluh darah. 4.
Merasa pusing-pusing saja, disertai sakit kepala terus menerus.
5.
Berkeringat banyak.
6.
Neuralgia, dan gangguan saraf lain.
C.
Perubahan Yang Terjadi Pada Klimakterium
Menurut Endang Purwoastuti, 2008 mengatakan bahwa gejala dan tanda klimakterium disebabkan oleh adanya perubahan pada organ reproduksi, susunan ekstragenital dan adanya gejala klinis.
Perubahan Pada Organ Reproduksi : 1.
Ovarium
Pada ovarium yang gagal, keseimbangan antara hormone estrogen dan progesterone akan hilang dengan menurunnya produksi hormone, sehingga menimbulkan pengaruh terhadap sindrom prahaid dan haid itu sendiri. Beberapa wanita mendapatkan bahwa sindrom memburuk selama tahun-tahun klimakterium dan yang lain merasakannya untuk pertama kali.
2.
Uterus
Uterus mengecil , disebabkan oleh menciutnya selaput lender r ahim (atrofi endometrium) juga disebabkan oleh hilangnya cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat antar sel. Serabut dan pembuluh otot rahim menebal dan menonjol.
3.
Vagina dan Vulva.
Setelah wanita tidak haid lagi terjadi penipisan dinding vagina dan jaringan vulva, lipatan –lipatan berkurang secret menjadi encer .sering timbul gatal dan nyeri waktu senggama.
D. Etiologi Sebelum haid berhenti, sebenarnya pada seorang wanita terjadi berbagai perubahan dan penurunan fungsi pada ovarium seperti sklerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis steroid seks, penurunan sekresi estrogen, gangguan umpan balik pada hipofise.
E.
Patofisiologi
Penurunan fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya kemampuan ovarium untuk menjawab rangsangan gonadotropin, sehingga terganggunya interaksi antara hipotalamus – hipofise. Pertamatama terjadi kegagalan fungsi luteum .Kemudian turunnya fungsi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus.Keadaan ini meningkatkan produksi FSH dan LH.Dari kedua gonadoropin itu, ternyata yang paling mencolok peningkatannya adalah FSH.
F.
Manifestasi Klinik
1. Pramenopause : Perdarahan tidak teratur (seperti oligomenore, polimenore, dan hipermenore). 2. Gangguan nerovegetatif :
Gejolak panas ( hotflushes) Keringat banyak Rasa kedinginan Sakit kepala Desing dalam telinga Tekanan darah yang goyah
Jari-jari atrofi Gangguan usus ( meteorismus ).
[[[ 3. Gangguan psikis :
Mudah tersinggung Lekas lelah Semangat berkurang Susah tidur.
4. Gangguan organik :
Infark miokard aterosklerosis Osteosklerosis Osteoporosis Afipositas Kolpitis Disuria Dispareumia arthritis Gejala endokrinium (hipertirosis defeminisasi, virilasi dan gangguan libido).
G.
Perubahan Pada Susunan Ektragenital
1.
Penimbunan Lemak (Adipasitas)
Penyebaran lemak terdapat pada tungkai, perut bagian bawah, dan lengan atas.Sekitar 20% wanita klimaterium mengalami kenaikan mencolok.Hal ini diduga ada hubungannya dengan penurunan estrogen dan gangguan zat dasar metabolisme lemak. 2.
Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
Akibat gejolak panas terjadi suatu peningkatan tekanan darah. Pada wanita usia 45 -70 tahun diketahui peningkatan tekanan darah tersebut dimulai selama klimakterium. 3.
Hiperkolesterolemia
Penurunan atau hilangnya kadar estrogen menyebabkan peningkatan kolesterol dan penurunan lemak total. 4.
Aterosklerosis
Adanya hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol menyebabkan meningkatnya factor resiko terhadap terjadinya aterosklerosis.
H. 1.
Gejala Klinis Wajah Memerah (Hot flashes)
Perasaan panas secara tiba-tiba yang muncul mulai dari bagian atas tubuh dan menyebar ke wajah atu seluruh tubuh. 2.
Banyak berkeringat pada malam hari
Gejala karakteristik berikutnya adalah berkeringat pada malam hari, yaitu bers impuh peluh sewaktu bangun pada malam hari, sehingga perlu ganti pakaian di malam hari yang diikuti perasaan dingin setelahnya.akibatnya mereka mudah lelah dan gampang tersinggung. 3.
Sulit tidur (Insomnia)
Hal ini mungkin berkaitan dengan rasa tegang akibat berkeringat m alam hari, waah memerah, dan perubahan yang lainnya. 4.
Iritasi kulit
Beberapa wanita menderita formikasi yaitu sensasi iritasi di bawah kulit seperti perasaan digigit semut.
I.
Perubahan Psikologis
Sehubungan dengan perubahan fisik terjadi pula pergeseran atau erosi dalam kehidupan psikis pribadi yang bersangkutan. Pergeseran dan perubahan ini mengakibatkan timbulnya satu krisis, dan memanifestasikan diri dalam symptom-simptom psikologis, antara lain: depresi-depresi (kemurungan), mudah tersinggung,mudah marah, mudah curiga, diliputi banyak kecemasan, insomnia atau tidak bisa tidur karena sangat bingung dan gelisah.
J.
Diagnosis
1.
Umur dan gejala-gejala yang timbul.
2.
FSH dan LH ( FSH = 10-12 x, LH 5-10 x / estrogen rendah ).
3.
Kalsium, kolesterol.
4.
Foto tulang lumbal I.
5.
Sitologi ( Pap Smear )
6.
Biopsi endometrium.
K.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan tahunan terhadap wanita yang sedang berada pada masa klimakterium harus mencakup hal-hal yang penting seperti : 1. Tinggi badan, wanita mungkin akan kehilangan tinggi badan sebanyak 2,5 cm atau lebih. Sewaktu mengukur tinggi badan merupakan kesempatan untuk mendiskusikan postur, pergerakan tubuh, latihan dan osteoporosis. 2. Kulit, evaluasi terhadap integritas, luka dan perubahan pada tahi lalat. 3. Mulut, gigi dan gusi. 4. Pemeriksaan panggul, dengan perhatian terhadap perubahan yang menyertai proses penuaan ; spekulum Pederson mungkin optimal untuk wanita paska menopause. 5. Rektum : periksa adanya keanehan pada darah, adanya massa dan fisura-fisura.
L.
Penatalaksanaan
1. Sedatif, psikofarma. 2. Psikoterapi.
3. Balneoterapi ( diet ) 4. Hormonal. Sindrom klimakterium terjadi akibat kekurangan estrogen maka pengobatan yang tepat adalah pemberian estrogen.
Syarat minimal sebelum pemberian estrogen dimulai : 1.
Tekanan darah tidak boleh tinggi.
2.
Pemeriksaan sitologi uji Pap normal.
3.
Besar uretus normal ( tidak ada mioma uerus )
4.
Tidak ada varises di ekstremitas bawah.
5.
Tidak terlalu gemuk / tidak obesitas.
6.
Kelenjar tiroid normal.
7.
Kadar normal : Hb, kolesterol total, HDL, trigliserida, kalsium, fungsi hati.
8.
Nyeri dada, hipertensi kronik, hiperlipidemia, diabetes militus perlu dikonsulkan terlebih dahulu ke
spesialis penyakit dalam. Kontra Indikasi Pemberian Estrogen : 1.
Troboemboli, penderita penyakit hati, kolelitiasis.
2.
Sindrom Dubin Johnson / Botor yaitu gangguan sekresi bilirubin konjugasi.
3.
Riwayat ikterus dalam kehamilan.
4.
Kanker endometrium, kanker payudara, riwayat gangguan penglihatan, anemia berat.
5.
Varises berat, tromboflebitis.
6.
Penyakit ginjal.
Persyaratan dalam Pemberian Estrogen : 1.
Mulailah dengan menggunakan estrogen lemah ( estriol ) dan dengan dosis rendah yang efektif.
2.
Pemberian secara siklik.
3.
Diusahakan kombinasi degan progesteron ( bila digunakan estrogen lain seperti etinil estradiol
maupun estrogen konjugasi ).
4.
Perlu pengawasan ketat ( setiap 6-12 bulan ).
5.
Bila terjadi perdarahan atipik perlu dilakukan kuretase.
6.
Keluhan nyeri dada, hipertensi kronik, hiperlipidemia, diabetesmelitus, terlebih dahulu konsul ke
bagian penyakit dalam. Yang perlu diketahui : 1.
Tidak semua keluhan dapat dihilangkan dengan pemberian estrogen.
2.
Pelajari faktor-faktor yang menimbulkan keluhan ( faktor psikis, sosial budaya, atau hanya memang
terdapat kekurangan estrogen ). 3.
Atasi keluhan emosi dan faktor penyebab.
Efek samping pemberian estrogen : 1.
Perdarahan bercak.
2.
Perdarahan banyak ( atipik )
3.
Mual.
4.
Sakit kepala.
5.
Pruritus berat.
M.
Faktor Resiko
1.
Adipositas
2.
Diabetesmelitus
3.
Hipertensi
4.
Anovulasi
5.
Infertilitas
6.
Perokok
7.
Alkoholisme
8.
Hiperlipidemia.
Faktor yang mempengaruhi gejala perimenopause :
1.
Genetik, usia menarche mempengaruhi cepat lambatnya terjadi menopause.
2.
Nutrisi ( kolesterol, kalsium, fosfat , vitamin ).
3.
Kadar hormon estrogen.
4.
Kebiasaan hidup ( olahraga, minum teh, kopi, minum alkohol, perokok ).
5.
Tingkat pendidikan dan status ekonomi.
6.
Pengangkatan kedua ovarium.
N.
Pencegahan Terhadap Sindrom Klimakterium
1.
Pengaturan makanan ( rendah lemak / kolesterol, cukup vitamin A, C, D, E dan cukup serat ).
2.
Mengkonsumsi makanan yang mengandung fitoestrogen : a. Isiflavon, terdapat pada kacang-
kacangan, b. Lignan; terdapat pada padi, sereal dan sayur-sayuran, c. C aumestran ; terdapat pada daun semanggi. Mengkonsumsi makanan dengan kadar gula re ndah dan tidak berlebihan. 3.
Tambahan Asupan Kalsium 1000-15000 mg / hari dan vitamin D.
4.
Kontrol rutin 1 tahun sekali ( Pap Smear ).
DAFTAR PUSTAKA
-
http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/19/klimakterium-2/
-
http://ayurai.wordpress.com/2009/04/15/info-pengetahuan-wanita-klimakterium-tentang-
perubahan-siklus-menstruasi/ -
http://lenteraimpian.wordpress.com/2010/02/07/153/
-
http://creasoft.wordpress.com/2009/04/17/fase-klimakterium/
-
http://www.scribd.com/doc/22931212/klimakterium
-
Wiknjosastro,hanifa.Ilmu Kandungan Edisi ke-2 cetakan ke-4.2005.jakarta:YBP-SP
-
Liewellyn Jones,Derek.2002.Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi Edisi 6.Jakarta:Hipokrates
Referensi Kesehatan
Klimakterium
Sampai akhir abad ini di Indonesia akan dijumpai sekitar 8-10 % lansia dan wanita lebih banyak dibandingkan kaum pria. Kesehatan mereka harus mendapat perhatian, oleh karena mereka telah berjasa sepanjang kehidupannya, sehingga tercapai kebahagiaan serta kesejahteraan. Seorang wanita pada usia tertentu akan mengalami klimakterium, dimana terjadi perubahan alamiah dalam tubuh wanita, ada yang tanpa gangguan dan ada juga yang mengalami percobaan berat, gangguan fisik dan tekanan psikis yang menekan, disamping itu ada hal-hal lain misalnya merasa dirinya tak berguna, tidak berdaya, merasa tidak menarik dan merasa rendah diri. Dewasa ini me nopause telah menarik perhatian para ilmuwan untuk diteliti. Dengan kemajuan teknologi dan makin meningkatnya taraf kehidupan maka usia harapan hidup wanita di I ndonesia juga meningkat. Keadaan ini menimbulkan masalah medis.Klimakterium adalah masa bermula dari akhir masa reproduksi sampai awal masa senium yaitu antara 40-65 tahun.
Sekitar 40-85 % dari semua wanita dengan usia klimakterium mempunyai keluhan. Pada 25 % terjadi pada wanita Eropa, pada wanita Indonesia kurang ditemukan keluhan cukup berat yang me nyebabkan wanita yang bersangkutan minta pertolongan dokter. Pada wanita klimakterium akan mengalami penuaan indung telur, sehingga tidak sanggup memenuhi hormon estrogen. Sistem hormonal seluruh tubuh mengalami kemunduran yang menyebabkan berbagai perubahan pada fisik dan psikis. Keluhan yang pertama kali dirasakan adalah keluhan vasomotor (yang berhubungan dengan pembuluh darah) seperti hot fishes (semburan panas tiba-tiba di wajah, leher dan dada), night sweats (keringat berlebihan di malam hari) dan atrofi urogenital (penipisan mukosa vagina) yang menimbulkan akibat lanjut berupa kekeringan liang vagina sehingga saat berhubungan suami istri terasa sakit dan terjadi penurunan libido. Keluhan lain yang dianggap sebagai gejala psikis dan sosial budaya, misalnya depresi sakit kepala.
Wanita pada masa klimakterium akan mengalami perubahan-perubahan tertentu yang dapat menyebabkan berbagai gangguan dari yang ringan sampai berat. Sebagian besar w anita klimakterium tidak mengetahui bahwa perubahan tersebut adalah suatu proses yang alami menjelang menopause.
Klimakterium merupakan masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi, berakhir pada awal senium dan terjadi pada wanita ber umur 40-65
tahun. Masa ini ditandai dengan berbagai macam keluhan endokrinologis dan vegetatif (Prawirohardjo, 2001).
Secara endokrinologis, masa klimakterium ditandai oleh turunnya kadar estrogen dan meningkatnya pengeluaran gonadotropin ((Prawirohardjo, 2001). Kekurangan hormon estrogen ini menyebabkan menurunnya berbagai fungsi degenerative ataupun endokrinologik dari ovarium yang menimbulkan rasa cemas pada sebagian besar wanita.Keluhan-keluhan pada masa ini disebabkan oleh sindroma klimaterik.Sindroma ini dialami oleh seluruh penduduk dunia. Tercatat di Eropa sekitar 70-80 %, Amerika sekitar 60%, Malaysia sekitar 57 %, China 18 % dan di Jepang serta Indonesia sekitar 10 %.
Wanita pada masa klimakterium akan terjadi perubahan-perubahan tertentu yang dapat menyebabkan gangguan-gangguan ringan sampai berat. Per ubahan dan gangguan itu sifatnya berbeda-beda.Tahap awal dari perubahan ini yaitu haid/menstruasi tidak teratur dan sering terganggu.Periode ini disebut sebagai masa pramenopause.Masa pramenopause sering pula dibarengi dengan meningkatnya aktifitas yang ditandai oleh gejala meningkatnya rangsangan sexual (Ayurai, 2009). Gangguan psikis yang muncul pada masa klimakterium ini adalah dalam bentuk mudah tersinggung, depresi, kelelahan, semangat berkurang, dan susah tidur. perubahan psikologis masa klimakterium tidak sama seperti pada tiap wanita, sangat individual tergantung pada kehidupan psikologis emosional dan pada pandangan sebelumnya terhadap masa klimakterium. Wanita dengan keseimbangan psikologis emosional yang baik, berpengetahuan luas dan dikelilingi keluarga yang harmonis, umumnya mengalami hanya sedikit gangguan psikologis. Bagi wanita yang memiliki anggapan yang salah akan diliputi kecemasan yang berlanjut. Sebagian besar wanita klimakterium tidak mengetahui bahwa perubahan tersebut suatu proses yang alami menjelang menopause. Hal ini dipengaruhi beberapa factor diantaranya umur, pekerjaan, dan pendidikan. Mereka juga merasa khawatir dan bingung mengenai gejala-gejala tersebut sehingga aktif mencari pertolongan untuk mengidentifikannya, oleh karena itu mempersiapkan diri menghadapi masa klimakterium dengan pengetahuan yang memadai (Ayurai, 2009 blog)
Struktur dan Fungsi Organ Reproduksi Wanita Pendahuluan Materi reproduksi pada manusia ini merupakan kelanjutan pelajaran sebelumnya. Pada pelajaran sebelumya telah dibahas tentang pubertas dan sistem organ repoduksi pria. Sedangkan pada pelajaran ini akan dibahas tentang sistem organ reproduksi wanita yang meliputi struktur organ reproduksi wanita, oogenesis dan siklus menstruasi. Struktur organ reproduksi wanita terdiri organ reproduksi eksternal dan organ reproduksi internal. Organ reproduksi luar wanita disebut juga vulva meliputi mons veneris (mons pubis), labium mayora, labium minora dan clitoris. Organ reproduksi dalam wanita meliputi ovarium, tuba falopii, uterus dan vagina.
Oogenesis atau pembentukan ovum pada wanita telah dimulai sejak dalam kandung an ibunya. Setelah bayi lahir, dalam tubuhnya telah ada sekitar satu jut a oosit primer. Sebagian oosit primer mengalami degenerasi sehingg a ketika memasuki masa puber jumlah tersebut menurun hingga tinggal sekitar 200 ribu pada tiap ovariumnya. Oosit primer ini mengalami masa istirahat (dorman), kemudian proses oogenesis akan dilanjutkan setelah wanita memasuki masa puber. Sejak pertama mendapat menstruasi (menarche) yang terjadi antara usia 9-14 tahun organ reproduksi aktif bekerja hingga wanita tersebut berhenti menstruasi (menophause) yang terjadi antara usia 46-54 tahun. Menstruasi merupakan pendarahan yang keluar melalui vagina karena luruhnya dinding rahim (endometrium). Menstruasi juga merupakan pertanda tidak terjadi kehamilan, tiga perempat bagian jaringan lembut endometrium yang t elah dipersiapkan untuk menerima konsepsi (penanaman embrio) akan t erlepas. Kemudian endometrium akan terbentuk kembali; dipersiapkan untuk menerima kemungkinan konsepsi berikutnya, demikian seterusnya terulang kembali secara periodik dan dikenal dengan siklus menstruasi. Remaja put ri tidak perlu merasa takut karena menstruasi merupakan peristiwa biologis yang normal dan biasa seperti halnya bernafas dan darah yang mengalir dalam tubuh. Seorang wanita harus mengenal anatomi dan fisiologi organ reproduksinya. Dengan mengetahui anatomi dan memahami fisiologi reproduksinya maka seorang wanita tak perlu merasa cemas dan gelisah terhadap perubahanperubahan yang terjadi pada masa remaja dan itu adalah suatu hal yang normal.
Struktur Organ Reproduksi Wanita Struktur organ reproduksi wanita meliputi organ reproduksi internal dan organ reproduksi eksternal. Keduanya saling berhubungan dan tak terpisahkan. Organ reproduksi internal terdapat di dalam rongga abdomen, meliputi sepasang ovarium dan saluran reproduksi yang terdiri saluran telur (oviduct/tuba falopii), rahim (ut erus) dan vagina. Organ reproduksi luar meliputi mons veneris, klitoris, sepasang labium mayora dan sepasang labium minora.
struktur organ reproduksi wanita Ovarium. Jumlah sepasang, bentuk oval dengan panjang 3-4 cm, menggantung bertaut melalui mesentrium ke uterus. Merupakan gonade perempuan yang berfungsi meng hasilkan ovum dan mensekresikan hormon kelamin perempuan yaitu estrogen dan progesteron. Ovarium terbungkus oleh kapsul pelindung yang kuat dan banyak mengandung folikel. Seorang perempuan kurang lebih memiliki 400.000 folikel dari kedua ovariumnya sejak ia masih dalam kandungan ibunya. Namun hanya beb erapa ratus saja yang berkembang dan melepaskan ovum selama m asa reproduksi seorang perempuan, yaitu sejak menarche (pertama mendapat menstruasi) hingga menophause (berhenti menstruasi). Pada umumnya hanya sebuah folikel yang matang dan melepaskan ovum tiap satu siklus menstruasi (kurang lebih 28 hari) dari salah satu ovarium secara bergantian. Selama mengalami pematangan, folikel mensekresikan hormone estrogen. Setelah folikel pecah dan melepaskan ovum, folikel akan berubah menjadi korpus luteum yang mensekresikan estrogen dan hormon progesteron. Estrogen yang disekresikan korpus luteum tak sebanyak yang disekresikan oleh folikel. Jika sel telur tidak dibuahi maka korpus luteum akan lisis dan sebuah folikel baru akan mengalami pematangan pada siklus berikutnya. Tuba falopii/oviduct (saluran telur) jumlah sepasang, ujungnya mirip corong berjumbai yang disebut infundibulum berfungsi untuk menangkap ovum yang dilepas dari ovarium. Epithelium bagian dalam saluran ini bersilia, g erakan silia akan mendorong ovum untuk bergerak menuju uterus. Uterus (rahim) Jumlah satu buah, berotot polos tebal, berbent uk seperti buah pir, bagian bawah mengecil disebut cervix. Uterus merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya embrio, dindingnya dapat mengembang selama kehamilan dan kembali berkerut setelah melahirkan. Dinding sebelah dalam disebut endometrium, banyak mengasilkan lendir dan pembuluh darah. Endometrium akan menebal menjelang ovulasi dan meluruh pada saat menstruasi. Vagina Merupakan akhir dari saluran reproduksi wanita. Suatu selaput berpembuluh darah yang disebut hymen menutupi sebagian saluran vagina. Membran ini dapat robek akibat aktivitas fisik yang berat atau saat terjadi hubungan badan. Vagina berfungsi sebagai alat kopulasi wanita dan jug a sebagai saluran kelahiran. Dindingnya berlipat-lipat,
dapat mengembang saat melahirkan bayi. Pada dinding sebelah dalam vagina bermuara kelenjar bartholin yang mensekresikan lendir saat terjadi rangsangan seksual. Mons veneris Merupakan bagian yang tebal dan banyak mengandun g jaringan lemak terletak pada bagian paling atas dari vulv a Labium mayora Jumlah sepasang, merupakan suatu lipatan tebal yang men gelilingi vagina dan ditumbuhi rambut Labium minora Jumlah sepasang, merupakan suatu lipatan tipis di sebelah dalam labium mayora, banyak mengandung pembuluh darah dan saraf. Labium minora menyatu di bagian atas membentuk clitoris. Labium minora mengelilingi vestibulum, suatu tempat dimana terdapat lubang uretra di bagian atas dan lubang vagina di bagian bawah. Clitoris Berupa sebuah tonjolan kecil, merupakan bagian yang paling pe ka terhadap rangsang karena banyak mengandung saraf.
Oogenesis dan Siklus Menstruasi Oogenesis Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum di dalam ovarium. Di dalam ovarium atau indun g telur terdapat oogonium (oogonia = jamak). Oogonium bersifat diploid (2n = mengandung 23 pasang kromosom atau 46 buah kromosom). Oogenesis telah dimulai sejak bayi perempuan masih dalam kandungan ibunya berusia sekitar 5 bulan. Oogonium akan memperbanyak diri dengan membelah berulang kali secara mitosis, memben tuk oosit primer. Oosit primer terbungkus dalam folikel yang penuh dengan cairan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan ovum. Pada saat bayi perempuan lahir, di dalam tiap ovariumnya meng andung sekitar satu juta oosit primer. Oosit primer ini mengalami dorman atau mengalami fase istirahat beberapa tahun hingga anak perempuan te rsebut mengalami pubertas. Selama pertumbuhan anak perempuan, beberapa oosit primer akan mengalami degenerasi, hingga ket ika mencapai usia pubertas jumlah oosit primer hanya ting gal sekitar 200.000 buah. Memasuki usia pubertas sekresi hormon estrogen akan memacu oosit primer untuk melanjutkan proses oogenesis; oosit primer mengalami meiosis pertama menghasilkan 2 sel berbeda ukuran yaitu oosit sekunder (berukuran besar) dan polosit primer (berukuran kecil). Oogenesis terhenti hingga t erjadi ovulasi, bila tidak terjadi fertilisasi oosit sekunder akan mengalami degenerasi. Namun bila ada penetrasi sperma dan terj adi fertilisasi, oogenesis akan dilanjutkan dengan pembelahan meiosis kedua; oosit sekunder membelah menjadi 2 yaitu ootid (berukuran besar) dan polosit sekunder (berukuran kecil). Sedangkan polosit primer membelah menjadi 2 polosit sekunder. Sehingga pada akhir oogenesis dihasilkan 3 polosit dan 1 ootid yang berkembang menjadi ovum
Perkembangan folikel di dalam ovarium Selama perkembangan oosit primer hingga menjadi oosit sekunde r berada dalam folikel, yaitu suatu kantung pembungkus yang penuh cairan yang menyediakan nutrisi bagi oosit. Semula oosit primer berada dalam folikel primer kemudian berkembang menjadi folikel sekunder. Ketika terbentuk oosit sekunder, folikel telah berkembang menjadi folikel tersier dan akhirnya menjadi folikel de Graaf (folikel yang telah matang) Setelah ovulasi atau lepasnya oosit sekunder folikel telur akan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum mengalami degenersi membentuk korpus albikan
Siklus Menstruasi Menstruasi atau haid merupakan pendarahan yang terjadi akibat luruhnya dinding sebelah dalam rahim (endometrium) yang banyak mengandung pembuluh darah. Lapisan endometrium dipersiapkan untuk menerima implantasi embrio. Jika tidak terjadi implantasi embrio lapisan ini akan luruh, darah keluar melalui cervix dan vagina. Pendarahan ini terjadi secara periodik, jarak waktu antara menstruasi ya ng satu dengan menstruasi berikutnya dikenal dengan satu siklus menstruasi. Siklus menstruasi wanita berbeda-beda, namun rata- rata berkisar 28 hari. Hari pertama menstruasi dinyatakan sebagai hari pertama siklus menstruasi. Siklus ini terdiri atas 4 fase: fase menstruasi, fase pra- ovulasi, fase ovulasi, fase pasca-ovulasi
Siklus Menstruasi 1. Fase menstruasi Terjadi bila ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum menghentikan produksi hormon estrogen dan progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari endometrium disertai robek dan luruhnya endometrium, sehingga terjadi pendarahan. Fase menstruasi berlangsung kurang lebih 5 hari. Darah yang keluar selama menstruasi berkisar antara 50 - 150 mili liter 2. Fase pra-ovulasi atau fase poliferasi Hormon pembebas gonadotropin yang disekresikan hipotalamus akan memacu hipofise untuk mensekresikan FSH. FSH memacu pematangan folikel dan merangsang folikel untuk mensekresikan hormon estrogen. Adanya estrogen menyebabkan pembentukan kembali (poliferasi) dinding endometrium. Peningkatan kadar estrogen juga menyebabkan seviks (leher rahim) untuk mensekresikan lendir yang bersifat basa. Lendir ini berfungsi untuk menetralkan suasana asam pada vagina sehingga mendukung kehidupan sperma. 3. Fase Ovulasi Jika siklus menstruasi seorang perempuan 28 hari, maka ovulasi terjadi pada hari ke 14. Peningkatan kadar estrogen menghambat sekresi FSH, kemudian hipofise mensekresikan LH. Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel, peristiwa ini disebut ovulasi. 4. Fase pasca ovulasi atau fase sekresi Berlangsung selama 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Walaupun panjang siklus menstruasi berbeda-beda, fase pasca-ovulasi ini selalu sama yaitu 14 hari sebelum me nstruasi berikutnya. Folikel de Graaf (folikel matang) yang telah melepaskan oosit sekunder akan berkerut dan menj adi korpus luteum. Korpus luteum mensekresikan hormon progesteron dan masih mensekresikan hormon estrogen namun tidak sebanyak ketika berbentuk folikel. Progesteron mendukung kerja estrogen untuk mempertebal dan menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada endometrium serta mempersiapkan endometrium untuk mene rima implantasi embrio jika terjadi pembuahan atau kehamilan. Jika tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan yang hanya sedikit mensekresikan hormon, sehingga kadar progesteron dan estrogen menjadi rendah. Keadaan ini menyebabkan terjadinya menstruasi demikian seterusnya.