LAPORAN PRAKTIKUM STERIL PEMBUATAN SEDIAAN INFUS RINGER
Disusun Oleh : Kelompok 8B Delvina Ginting
1110102000058
Deisy Indayanti
1110102000080
Nirmala Kasih
1110102000042
PROGRAM STUDI FARMASI SEMESTER 6 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITA UNIVERSI TAS S ISLAM NEGERI SYARIF SYARIF HIDAY HI DAYA ATULLAH JAKARTA MEI 2013
Pembu!" Se#$" I"%u& R$"'e(
PEMBUATAN SEDIAAN INFUS RINGER De)*$" G$"!$"'+ De$&, I"#,"!$+ N$(m) K&$P(.'(m S!u#$ F(m&$ F/u)!& Ke#./!e(" #" I)mu Ke&e-!" UIN S,($% H$#,!u))- J/(!
&. $engetahui mengenai pengertian,
PENDAHULUAN L!( Be)/"'
pembagian,
Obat suntik didefinisikan secara
perhitungan dosis, sterilisasi dan
luas sebagai sediaan steril bebas pirogen
penyerahan suatu sediaan obat
yang dimaksudkan unutk diberikan secara
parenteral, khususnya injeksi.
I
parenteral. Istilah parenteral seperti yang umum
digunakan,
pemberian
lewat
suntuikkan
seperti
disuntikkan.
'terilisasi dirancang
hampir seluruh organ atau bagian tubuh termasuk sendi (intaarticular), ruang cairan sendi (intrasynovial), tulang punggung ke
dalam
spinal(intrathecal),
arteri
cairan
(intraarterial),
dan dalam keadaan gawat bahkan ke dalam jantung (intracardiac). etapi yang paling umum obat suntik dimaksudkan untuk
(intradermal)
atau
di
bawah
kulit
(subkutan).
obat
yang
penghilangan
yang
penghancuran
semua
tercipta dan
mikroorganisme
hidup. onsep ini menyatakan bahwa steril adalah istilah yang mempunyai kondisi konotasi
relatif,
dan
kemungkinan
menciptakan kondisi mutlak bebas dari mikrorganisme hanya dapat diduga atas dapat proyeksi kinetis angka kematian mikroba. Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih sebelum
parenteral,
digunakan
suntikkan
dengan
secara cara
menembus atau merobek jaringan ke
adalah " #. $engetahui %at
mutlak
akibat
dahulu
IITuu" P(/!$/um !dapun tujuan dari parktikum ini
proses
untuk menciptakan keadaan
kondisi
sebagai
dimasukkan ke dalam vena (intravena), ke dalm otot (intramuskular), ke dalam kulit
adalah
steril. 'ecara tradisional keadaan steril adalah
Obat–obat dapat disuntikkan ke dalam
pembuatan,
D&( Te.($
menunjukkan
berbagai sediaan yang diberikan dengan
(intraspinal)
III
cara
praformulasi suatu serta
membuat
dan
dalam atau melalui kulit atau selaput lendir (ukas, hal *+). Injeksi diracik dengan
mengevaluasi hasil dari sediaan
melarutkan,
mengemulsi
yang dibuat.
mensuspensikan
sejumlah
obat
atau dalam
Pembu!" Se#$" I"%u& R$"'e(
sejumlah pelarut atau dengan mengisikan
tidak tahan6rusak terhadap suhu tinggi,
sejumlah obat ke dalam wadah dosis
antibiotik
dan
tunggal atau wadah dosis ganda (!nief, hal
merupakan
contoh
#-).
perlakuan
'yaratsyarat obat suntik "
5ara aseptik pada prinsipnya adalah cara
#. !man,
tidak
boleh
beberapa
hormon
sediaan
metode
dengan aseptik.
memyebabkan
kerja untuk memperoleh sediaan steril
iritasi jaringan atau efek toksik &. /arus jernih, tidak terdapat partikel
dengan cara mencegh kontaminasi jasad
padat kecuali berbentuk suspense *. idak berwarna kecuali bila obatnya 0. 1. +. 2.
renik6partikel
asing
kedalam
sediaan.
7roses cara aseptiknya adalah melakukan sterilisasi pada semua bahan sediaan (pada
berwarna 'edapat mungkin isohidri 'edapat mungkin isotonis /arus steril 3ebas pirogen
awal sebelum pembuatan sediaan) sesuai dengan sifat dari bahan yang digunakan. kemudian
dilanjutkan
pada
proses
pembuatan dan pengemasan dalam ruang $etode pembuatan suatu sediaan steril ada dua jenis yaitu "
mencegah
1 S!e($)$&&$ /-$(
proses sterilisasi yang dilakukan setelah sediaan selesai dikemas, untuk selanjutnya sterilisasi,
jenis
metode
sterilisasi yang sering digunakan adalah metode
sterilisasi
panas
lembab
menggunakan autoklaf, namun sterilisasi akhir dapat dilakukan dengan berbagai metode (panas kering, filterisasi, 4$, pengion, gas, dsb), hal ini tergantung pertimbangan keefektifan, efisiensi, dan ketepatan serta kesesuaian dengan %at%at dalam sediaan. 2 ( &e!$/ 5ara aseptik
kontaminasi.
7ada
proses
aseptik masih terdapat celah terjadinya
$etode sterilisasi akhir merupakan
dilakukan
steril atau didalam laminar air flow untuk
bukan
termasuk
metode sterilisasi. 5ara aseptik hanya bisa dilakukan khusus untuk %at aktif yang
kontaminasi, sehingga apabila sterilisasi
akhir
metode
bisa dilakukan
maka
metode aseptik tidak perlu dilakukan. 'ediaan 7arenteral 8olume 3esar 'ediaan parenteral volume besar ('783) dapat diartikan sebagai obat steril yang dikemas dalam wadah dengan ukuran minimal #-- ml dan ditujukan untuk manusia.
untuk
mendapatkan
sediaan
parenteral yang baik maka perlu dilakukan praformulasi sehingga didapatkan " #. 7embawa yang sesuai &. 9at eksipien yang dibutuhkan *. :adah dan jenis wadah yang sesuai ;ntuk sediaan parenteran volume besar tidak termasuk intravena, larutan enguras, dialisat peritoneal, atau darah dengan penambahan anti koagulan.
Pembu!" Se#$" I"%u& R$"'e(
7ada sediaan '783 ini tidak termasuk obatobatan
yang
ditujukan
untuk
=alam praktikum kali ini kami akan membuat sediaan '783 yaitu infus
pemakaian hewan. eperluan untuk '783
ringer atau yang biasa dikenal infus
meningkat karena" #. ebutuhan
natrium klorida majemuk. =engan recipe tubuh
elektrolit dan
akan
air,
karbohidrat yang
sebagai berikut " >6
kurang harus ceoat diganti &. Obat banyak yang diberikan melalui infuse, mengingat beberpa keuntungan, misalnya tidak perlu menyuntik pasien berkalikali *. $udah mengatur keseimbangan
?a5l
&,#1 gr
5l
21 mg
5a5l&
@&,1 mg
!pi ad
&1- m
$f. Inf. =a in &1- m no # ' im.m
antara keasaman dan kebasaan obat
!dapun proses sterilisasi yang kami
dalam darah 0. 'ebagai penambah %at makanan
gunakan yaitu sterilisasi akhir dengan
bila pasien tidak dapat makan 1. arutan penambah %at parenteral volume besar berfungsi sebagai
infuse
atau
'783
harus
dilakukan perhitungan isotonis. arena tekanan osmosa tersebut sangat penting terhadap
factor
fisiologis
yang
berpengaruh terhadap formulasi. ekanan osmosa adalah perpindahan pelarut dari %at terlarut melalui membrane semipermeabel yang memisahkan dua komponen. 'atuan tekanan
osmosa
adalah
osmols
kilogram atau osmolaritas " $ osmole6 liter <
lebih #1menit. Aenis 5airan Infus B
dialisa pada pasien gagal ginjal. ;ntuk
autoklaf dengan suhu # 5 selama kurang
per
5airan lebih
hipotonik" rendah
osmolaritasnya
dibandingkan
serum
(konsentrasi ion ?aC lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam
serum,
osmolaritas
dan
menurunkan
serum.
$aka
cairan
DditarikE dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan
berpindah
dari
osmolaritas
rendah ke osmolaritas tinggi), sampai akhirnya mengisi selsel yang dituju. =igunakan
pada
keadaan
sel
DmengalamiE dehidrasi, misalnya pada gram x 1000 x jumalh ion liter zat terlarut BM zat terlarut
pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, hiperglikemia
juga pada pasien (kadar
gula
darah
tinggi) dengan ketoasidosis diabetik. omplikasi
yang
membahayakan
Pembu!" Se#$" I"%u& R$"'e(
B
adalah perpindahan tibatiba cairan
C?a5l -,F, produk darah (darah),
dari dalam pembuluh darah ke sel,
dan albumin.
menyebabkan kolaps kardiovaskular
5airan infus intravena dikemas dalam
dan peningkatan tekanan intrakranial
bentuk dosis tunggal, dalam wadah plastik
(dalam otak) pada beberapa orang.
atau gelas, steril, bebas pirogen serta bebas
5ontohnya adalah ?a5l 01F dan
partikelpartikel
=ekstrosa &,1F. 5airan Isotonik" osmolaritas (tingkat
volumenya yang besar, pengawet tidak
kepekatan)
cairannya
mendekati
serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. 3ermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan
darah
terus
menurun).
$emiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi. 5ontohnya adalah cairan >ingeraktat
(>),
dan
normal
saline6larutan garam fisiologis (?a5l B
-,F). 5airan lebih
hipertonik" tinggi
osmolaritasnya
dibandingkan
serum,
sehingga menarik cairan dan elektrolit dari
jaringan
pembuluh menstabilkan
dan
sel
darah.
ke
dalam $ampu
tekanan
darah,
meningkatkan
produksi
urin,
dan
mengurangi
edema
(bengkak).
7enggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik. $isalnya =eGtrose 1F, ?a5l 01F hipertonik, =eGtrose 1FC>ingeractate,
=eGtrose
1F
lain.
Oleh
karena
pernah digunakan dalam infus intravena untuk
menghindari
toksisitas
yang
mungkin disebabkan oleh pengawet itu sendiri. 5airan infus intravena. :alaupun cairan infus intravena yang diinginkan adalah larutan yang isotonis untuk
meminimalisasi
trauma
pada
pembuluh darah, namun cairan hipotonis maupun hipertonis dapat digunakan. ;ntuk meminimalisasi iritasi pembuluh darah, larutan
hipertonis
diberikan
dalam
kecepatan yang lambat. 7ersyaratan infus intravena menurut HI III antara lain " #. 'ediaan steril berupa larutan &. 3ebas pirogen *. 'edapat mungkin dibuat isotonis terhadap darah 0. Infus emulsi dibuat dengan air sebagai fase luar, diameter fase dalam tidak lebih dari 1 m 1. Infus intravena tidak mengandung bakterisida dan %at dapar +. arutan untuk infus intravena harus jernih dan praktis bebas partikel 2. 4mulsi untuk infus intravena setelah dikocok harus homogen dan tidak menunjukkan pemisahan fase, diameter globul fase terdispersi
Pembu!" Se#$" I"%u& R$"'e(
untuk
infus
intravena
harus
dinyatakan @. 8olume netto6volume terukur tidak kurang dari nominal . 7enyimpanan dalam wadah dosis
adalah menghasilkan kerja obat yang cepat dibandingkan caracara pemberian lain dan masalah
ini mengandung 5l dan 5a5l& disamping ?a5l.
"
euntungan pemberian infus intravena
menyebabkan
sebaiknya digunakan larutan ringer, larutan
/ubungan antara Osmolaritas dan tonisitas
tunggal #-. #-. $emenuhi syarat injeksi
tidak
menjadi kehilangan maka secara terapeutik
terhadap
absorbsi obat. 'edangkan kerugiannya
Osmolaritas ($ osmole6liter) J*1*&*1&2-*&@ &1-&+ -&0
onisitas /ipertonis 'edikit hipertonis Isotonis 'edikit hipotonis /ipotonis
yaitu obat yang diberikan sekali lewat intravena
maka
obat
tidak
dapat
dikeluarkan dari sirkulasi seperti dapat dilakukan untuk obat bila diberikan per oral, misalnya dengan cara dimuntahkan. 7embuatan infus ini mengacu pada
D! P(e%.(mu)&$ N) 4"!($um /).($# 5 B.b.! m.)e/u) " 1@,00 Peme($" " ristal tidak berbau tidak berwarna atau serbuk ristal putih, tiap #g
penggunaannya sebagai cairan infus yang
setara dengan #2,# mmol ?a5l. Ke)(u!" " #bagian larut dalam* bagian
dapat
elektrolit
air, #- bagian gliserol, sedikit larut dalam
elektrolit yang sama kadarnya dalam
etanol, larut dalam &1- bagian etanol 1F,
cairan
sehingga
larut dalam &,@ air dan dalam &,+ bagian
diharapkan pasien dapat mempertahankan
air pada suu #--K 5. S!e($)$&&$ autoklaf atau filtrasi S!b$)$!& stabil dalam bentuk larutan.
menstabilkan
fisiologis
jumlah
normal,
kondisi elektrolitnya agar sesuai dengan batasbatas atau jumlah elektrolit yang normal pada plasma. 'elain itu, digunakan
arutan
stabil
dapat
menyebabkan
meningkatkan stamina karena biasanya
pengguratan partikel dari tipe gelas. H 0,12 OTT logam !g, /g, He E N) " # K.&e"!(&$7 #.&$& lebih dari -.F.
kondisi pasien yang kekurangan elektrolit
injeksi iv *1F dalam #-- ml selama #
dalam keadaan lemas (sehingga perlu
jam. Injeksi ?a5l mengandung
diinfus).
m4L6ml. ?a⁺ dalam plasma < #*1#01
pengisotonis dekstrosa yang diharapkan mampu menambah kalori bagi pasien serta
Infus ringer digunakan untuk untuk mengatasi kondisi kekurangan volume darah, larutan natrium klorida -,F #,-F
&,10
m4L6ml. K-&$! pengganti ion ?a⁺,5l⁻ dalam tubuh dan agen tonisitas.
Pembu!" Se#$" I"%u& R$"'e(
F(m/.).'$ berfungsi untuk mengatur
dalam etanol mendidih (& bagian), sangat
distribusi air, cairan dan keseimbangan
mudah larut dalam air panas (-,2 bagian). H 0,1,& OTT karbonat, fosfat, sulfat, tartrat,
elektrolit dan tekanan osmotic cairan tubuh. b K) 4K)$um /).($#5 Peme($" " ristal atau serbuk putih atau tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa atau
berasa
asin.
Ke)(u!" larut dalam air, sangat mudah larut dalam air panas, larut dalam air panas, larut dalam #0 bagian gliswerin, praktis tidak larut dalam eter, aceton, etanol dan alcohol. H 0@, 2 untuk larutan pada suhu #1K5. #.&$& konsentrasi kalium pada ryte iv tidk lebih dari 0- m4L6 dengan kecepatan &m4L6jam
(untuk
hipokalemia).
;ntuk
sefalotin sodium, 5$ dengan tetrasiklin membentuk kompleks. Ke'u"" untuk elektrolit
tubuh,
mempertahankan
untuk
hipokalemia,
sebagai elektrolit yang esensial bagi tubuh untuk mencegah kekurangan ion kalsium yang
menyebabkan
iritabilitas
konvulsi. S!e($)$&&$ autoklaf E )2 -,1* F(m/.).'$ penting
untuk
dan
fungsi
integritas dari saraf muscular, system skeletal, membrane sel dan permeabilitas
mempertahankan konsentrasi kalium pada
kapiler. 3erdasarkan HI I8 M injeksi ringer
plasma 0 m4L6. ⁺ dalam plasma < *,11
adalah larutan
m4L6. &!b$)$!& stabil dan harus disimpan
kalium klorida. =an kalsium klorida dalam
dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk dan kering. Ke'u"" sediaan
biasa
parenteral
digunakan sebagai
dalam senyawa
pengisotonis, dan juga sebagai sumber ion alium. OTT larutan 5l iv inkompatibel dengan protein
hidrosilat,
perak
dan
garam
merkuri. S!e($)$&&$ " dengan autoklaf atau filtrasi.
steril natrium
klorida,
air untuk injeksi tiap #-- m mengandung tidak kurang dari *&*.- mg dan tidak lebih dari *10.- mg natrium (?a, setara dengan tidak kurang dari @&-,- mg dan tidak lebih dari --,- mg ?a5l). idak kurang dari #0, mgdan tidak lebih dari #+,1 mg kalium (,setara dengan tidak kurang dari &@,1 mg dan tidak lebih dari *#,1 mg 5l), tidak kurang dari @,&- mg dan tidak lebih dari ,@- mg kalskium (5a, setara dengan tidak kurang dari *-,- mg dan tidak lebih
c. )2 4/)&$um #/).($#5 Peme($" granul atau serpihan, putih, keras, tidak, berbau Ke)(u!" mudah larut dalam air (#,& bagian), dalam etanol (0 bagian), dan
dari *+,- mg 5a5l& &/&O ) dan tidak kurang dari 1&*,- mg dan tidak lebih dari 1@-,- mg klorida (5l, sebagai ?a5l, 5, 5a5l&.&/&O).
Pembu!" Se#$" I"%u& R$"'e(
suntik ditempatkan di dalam wadah dosis Pe"'em&"+
Pembe($" E!$/e!
#"
atau
wadah
dosis
berganda.
$enurut definisi wadah dosis tunggal
Pe",$m"" Ob! Su"!$/ :adah
tunggal
untuk injeksi termasuk
(!nsel,#@).
penutup tidak boleh berinteraksi melalui
:adah dosis tunggal umumnya
berbagai cara baik secara fisik maupun
disebut
secara kimiawi dengan sediaan, yang dapat
melebur
membuat kekuatan, mutu atau kemurnian
aseptis. :adah gelas dibuat mempunyai
di luar persyaratan resmi dalam kondisi
leher agar dapat dengan mudah dipisahkan
biasa
dari bagian badan wadah tanpa terjadi
pada
pengangkutan,
waktu
penanganan,
penyimpanan,
ampul, tertutup rapat wadah
gelas
dalam
dengan kondisi
penjualan
serpihanserpihan gelas. 'esudah dibuka,
dan penggunaan, wadah terbuat dari bahan
isi sampul dapat dihisap ke dalam alat
yang dapat mempermudah pengamatan
suntik dengan jarum hipodermis. 'ekali
terhadap isi. ipe kaca yang dianjurkan
dibuka, ampul tidak dapat ditutup kembali
untuk tiap sediaan umumnya tertera dalam
dan digunakan lagi untuk suatu waktu
masingmasing
kemudian, karena sterilitas isinya tidak
monografi
(!nonim,
#1).
dapat 7roduk
steril
yang
banyak
dipertanggung
jawabkan
lagi.
3eberapa produk yang dapat disuntikkan
diproduksi di industri farmasi adalah
dikemas dalam alat suntik yang diisi
dalam bentuk larutan terbagi (ampul) dan
sebelumnya
bentuk serbuk padat siap untuk digunakan
pemberian
dengan diencerkan terlebih dahulu dengan
wadah produk parenteral telah ditentukan
larutan pembawa (vial).
di 3ab 1 dan sebaliknya diingat kembali.
:adah obat
dengan khusus.
atau Aenis
tanpa gelas
cara untuk
suntik, termasuk tutupnya harus tidak
Aenis I, II, III adalah jenis yang untuk
berinteraksi dengan sediaan, baik secara
produk parenteral. Aenis yang paling tahan
fisik
akan
terhadap %at kimia adalah jenis I. Aenis
mengubah kekuatan dan efektivitasnya.
gelas yang akan digunakan sebagai wadah
3ila wadah dibuat dari gelas, maka gelas
obat suntik tertentu dinyatakan dalam
harus jernih dan tidak berwarna atau
masingmasing monograf sediaan (!nsel,
berwarna
#@).
maupun
kimia
sehingga
kekuningan,
untuk
memungkinkan pemeriksaan isinya. Aenis
'atu persyaratan utama dari larutan
gelas yang sesuai dan dipilih untuk tiap
yang diberikan secara parenteral ialah
sediaan parenteral biasanya dinyatakan
kejernihan.
dalam masingmasing monograf. Obat
berkilauan dan bebas dari semua %at%at
'ediaan
itu
harus
jernih
Pembu!" Se#$" I"%u& R$"'e(
khusus
yaitu
semua
yang
bergerak,
7ersyaratan
penyaringan
dan petunjuk
senyawa yang tidak larut, yang tanpa
aliran udara pada daerah produksi berguna
disengaja
dalam
ada.
ermasuk
pengotoran
pengotoran seperti debu, seratserat baju,
menurunkan
kemungkinan
pengotoran (!nsel, #@).
serpihanserpihan gelas, kelupasan dari wadah gelas atau plastik atau tutup atau %at
METODE PENELITIAN
lain yang mungkin ditemui, yang masuk ke
!latalat
dalam produk selama proses pembuatan,
pembuatan Infus >inger ini adalah botol
penyimpanan dan pemberian (!nsel,#@).
infus, tutup karet botol infus, kertas saring,
;ntuk
mencegah
yang
digunakan
dalam
masuknya
p/ meter, waterbath, termometer, corong,
partikel yang tidak diinginkan ke dalam
mortar dan alu, beacker glass, erlenmeyer,
produk
cawan
parenteral,
pencegahan
sejumlah
harus
tindakan
kaca
arloji,
spatula,
selama
batang pengaduk, pinset, gelas ukur, pipet
pembuatan dan penyimpanan. $isalnya,
tetes, dan autoklaf. 3ahanbahan yang
larutan parenteral umumnya pada akhirnya
digunakan dalam pembuatan Infus >inger
disaring sebelum dimasukkan ke dalam
ini
wadah. :adah harus dipilih dengan teliti,
lorida, alsium lorida, arbon !ktif,
yang secara kimia tahan terhadap larutan
dan !Lua pro Injection. ahapan kerjanya
yang akan dimasukkan dan mempunyai
adalah sebagai berikut"
kualitas
1 Pe",$" A)! #" B-" $enyiapkan seluruh alat dan bahan
yang
dilakukan
penguap,
paling
baik
untuk
memperkecil kemungkinan terkelupasnya wadah dan kelupasan masuk ke dalam larutan.
elah
diakui,
kadangkadang
ditemui
beberapa
%at
produk
parenteral
yang
tertentu
dalam
berasal
dari
kelupasan wadah gelas atau plastik. 3ila wadah telah dipilih untuk dipakai, wadah
adalah
yang
?atrium
akan
lorida,
digunakan
agar mudah untuk dibawa kemanapun. ?
?ama !lat
o #.
aca arloji
Aumla
5ara
h
'terilisas
0
i Oven #2-o5,
dari semua %at asing. 'elama pengisian harus
diperhatikan
dengan
&
sungguhsungguh proses pengisian untuk
3eacker
&
serat
pengotoran
kain, lain
ke
atau
pengotoran
dalam
wadah.
*.
*- menit Oven
glass
#2-o5,
Nelas ukur
*- menit !utoklaf
mencegah masuknya debu yang dikandung udara,
dan
menempatkannya dalam satu keranjang
harus dicuci dengan seksama agar bebas
wadah,
alium
&1 ml
#
##1
Pembu!" Se#$" I"%u& R$"'e(
##+o5, 0.
Nelas ukur
#
1-- ml
1.
'patula
#
#1
utup
*- menit !utoklaf
.
karet botol
#--o5,
##1
#+
infus ertas
*- menit !utoklaf
##+o5,
.
saring
2.
3atang
#
#2
*- menit Oven
.
#2- 5,
4rlenmeye
*- menit Oven
*
#2-o5, &
tanpa karet
*- menit !utoklaf ##1 ##+o5,
.
#-
aret pipet
7inset
&
#
*- menit =irebus
5orong
*- menit Oven
#
#2-o5, *- menit
dibuat sendiri di laboratorium dengan menggunakan
formula
berdasarkan
Hormularium ?asional edisi II tahun #2@ dimana tiap 1-- m mengandung "
?atrii
5hloridum
0,*
g,
alii
*- menit Oven
&,0 g, dan !Lua pro Injectione hingga
##.
*- menit Oven
1-- ml. 3 Pembu!" I"%u& R$"'e( Infus >inger yang dibuat
ini
menggunakan pelarut berupa !Lua pro
#2-o5,
Injection. 8olume yang dibuat adalah
*- menit Oven
sebanyak &21 ml. !Lua pro injection
#&
5awan
.
penguap
#2-o5,
arbon !ktif digerus hingga halus lalu
#*
$ortar dan
*- menit Oven,
ditimbang sebanyak -,&21 g. ?atrium
.
!lu
#2-o5,
3otol Infus
*- menit Oven
#0 .
#
ini adalah Infus >inger. Infus >inger
5hloridum #1- mg, 5alcii 5hloridum
#2-o5, &
2 F.(mu)&$ 'ediaan yang dibuat pada praktikum
selama
. 8ial
##1 ##+o5,
#2- 5,
pengaduk
7ipet tetes
&
o
r @.
>ebus
*- menit Oven o
+.
#
#
#
&1-o5, *- menit
dibuat
sesuai
dengan
kebutuhan.
lorida ditimbang sebanyak &,0@*&1 g. alium lorida ditimbang sebanyak -,-@++ g. alsium lorida ditimbang sebanyak -,-1* gr. 'emua alatalat dan
bahanbahan
yang telah
siap
Pembu!" Se#$" I"%u& R$"'e(
dibawa ke white area melalui pass boG. Nelas ukur dikalibrasi dengan volume sebanyak
&21
ml.
3otol
infus
dikalibrasi dengan volume sebanyak
$ osmol6liter < gram x 1000 x jumlah ion liter BM
&11 ml. 'emua %at aktif dilarutkan
0,075 gram
dengan sedikit !Lua pro Injeksi dari
0,25 liter
5l <
x 1000 x 2
74,6
volume &21 ml tersebut pada masing masing erlenmeyer. 'emua %at aktif dicampur ke dalam gelas ukur lalu
< @,-0* $ osmol6liter
ditambahkan dengan !Lua pro Injeksi hingga volumenya &+1 ml. arutan
0, 0825 gram 0,25 liter
5a5l& <
x 1000 x 3
111
dicek p/nya. 'isa !Lua pro Injeksi ditambahkan menjadi
sehingga
&21
ml.
volumenya
arbon
< @,# $ osmol6liter
!ktif
dimasukkan ke dalam larutan. arutan
2 , 1 5 gram 0,25 liter
?a5l <
58,44
dipanaskan selama #1 menit sambil ditutup
dengan
kaca
arloji
yang
diselipkan batang pengaduk dan sambil terus diukur suhunya hingga mencapai o
+-2- 5.
ertas
saring
< &0,*# $ osmole6liter 9: 3112;1 M.&m.)e7)$!e( 4I&.!."$&5
dibasahi
sebelum larutannya disaring. arutan disaring dengan corong yang dilapisi
< Pe(-$!u"'" Me= massaion x Ar $assa ion < Mr
kertas saring dobel yang telah dibasahi sebelumnya.
arutan
x 1000 x 2
yang
telah
m4L <
massaion x valensi Ar
disaring dipindahkan ke dalam botol
'etelah memasukkan data ke dalam
infus
masingmasing rumus didapat data
yang
telah
dikalibrasi
sebelumnya yaitu volumenya sebanyak
m4L
&11
berikut " ?aC • C • 5a&C • 5l •
ml.
utup
karet
botol
infus
dipasang lalu diikat dengan tali kasur dengan simpul champagne. 'ediaan infus yang telah dibuat disterilkan
masingmasing
ion
" #02 m4L6l " 0,-& m4L6l " 1,+ m4L6l " #1+,@ m4L6l
dengan autoklaf pada suhu #o5. 8 Pe(-$!u"'" T."$&$!&
sebagai
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembu!" Se#$" I"%u& R$"'e(
7ada praktikum kali ini, akan dibuat sediaan parenteral volume besar, yaitu
infus
ringer.
Infus
dapat terjadi hemolisis yaitu eritrosit akan pecah.
>inger
7engecekan
isotonis
mengandung berbagai macam elektrolit,
dilakukan
sehingga
menggunakan rumus sebagai berikut "
digunakan
untuk
memenuhi
kebutuhan elektrolit ataupun cairan tubuh secara fisiologis. Infus >inger adalah larutan steril ?atrium klorida, alium klorida, dan alsium klorida dalam air
dengan
larutan
perhitungan
$ osmole6liter < gram x 1000 x jumlah ion liter BM
untuk obat suntik yang diberikan melalui
'ehingga didapat bahwa larutan infus
intravena tetes demi tetes dengan bantuan
ringer yang akan dibuat bersifat isotonis
peralatan yang cocok. arutan >inger
yang bernilai *##.&@# $ osmole6liter.
sering digunakan untuk mengisi cairan
7ada sediaan Infus, tidak perlu
yang hilang setelah kehilangan darah
pengawet karena volume sediaan besar.
akibat
Aika ditambahkan pengawet maka jumlah
trauma,
operasi,
atau
cedera
kebakaran.
pengawet yang dibutuhkan besar sehingga
/al yang pertama dilakukan dalam
dapat
memberikan
efek
toksik
yang
membuat sediaan ini adalah mengecek
mungkin disebabkan oleh pengawet itu
apakah larutan ini isotonis atau tidak. 7ada
sendiri. 'ediaan infus diberikan secara
pemberian intravenus dalam volume kecil,
intravena untuk segera dapat memberikan
isotonis
efek. 7elarut yang digunakan adalah !ir
bukanlah
suatu
syarat
yang
mutlak. /al ini karena jumlah cairan tubuh
7ro Injection bebas pirogen. 'ediaan infus
jauh lebih besar dibandingkan jumlah
yang kami buat sebanyak &1- ml dengan
cairan yang dimasukkan sehingga terjadi
penambahan volume pada saat pembuatan
pengenceran
yang cepat. etapi tidak
sediaan sebanyak #-F sehingga menjadi
demikian jika larutan intravenus volume
&21 ml. 'edangkan untuk sediaannya
besar yang diberikan tidak isotonis. Aika
volume
larutan hipertonis (tekanan osmotiknya
sehingga volume yang akan dimasukkan
lebih besar daripada darah) maka dapat
ke wadah menjadi &11 ml.
terjadi plasmolisis yaitu hilangnya air dari sel
darah
sehingga
sel
darah
akan
ditambahkan
sebangak
&F
'elanjutnya, bahanbahan yang ada dalam
formula
dilarutkan
didalam
mengkerut. Aika larutan hipotonis (tekanan
aLuadest bebas pirogen. Ion natrium (?aC)
osmotik lebih kecil daripada darah) maka
dalam infus berupa natrium klorida dapat
Pembu!" Se#$" I"%u& R$"'e(
digunakan untuk mengobati hiponatremia,
dilakukan penambahan aLuadest bebas
karena kekurangan ion tersebut dapat
pirogen hingga volume mencapai &21 ml.
mencegah
retensi
air
sehingga
dapat
Infus harus bebas pirogen karena
menyebabkan dehidrasi. ?a5l digunakan
pirogen
sebagai larutan pengisotonis agar sediaan
tubuh yang nyata, demam, sakit badan,
infus setara dengan -,F larutan ?a5l,
kenaikan tekanan darah arteri, kirakira #
dimana
jam setelah injeksi. ;ntuk menghilangkan
larutan
tersebut
mempunyai
menyebabkan
pirogen
tubuh. alium klorida (5l), kalium
penambahan -,#F karbon aktif dihitung
merupakan kation (positif) yang terpenting
terhadap volume total larutan, kemudian
dalam
sangat
dihangatkan pada suhu +-2-o5 selama
esensial untuk mengatur keseimbangan
#1 menit sambil sesekali diaduk. 'etelah
asambasa serta isotonis sel. Ion kalsium
itu larutan disaring menggunakan kertas
(5a&C), bekerja membentuk tulang dan gigi,
saring ganda, seharusnya penyaringan ini
berperan dalam proses penyembuhan luka
dilakukan menggunakan penyaring N*
pada rangsangan neuromuskuler. Aumlah
namun tidak dilakukan karena keterbatasan
ion kalsium di bawah konsentrasi normal
alat. 'etelah disaring sampai diperoleh
dapat
dan
larutan yang jernih, hasilnya dimasukkan
konvulsi. alsium yang dipakai dalam
kedalam wadah berupa botol gelas dengan
bentuk 5a5l& yang lebih mudah larut
volume yang sesuai.
intraseluler
menyebabkan
dan
iritabilitas
dalam air.
dilakukan
suhu
tekanan osmosis yang sama dengan cairan
cairan
larutan
kenaikan
dengan
'terilisasi yang dilakukan untuk
'etelah masingmasing bahan larut
larutan >inger laktat adalah termasuk
sempurna kemudian dicampurkan di dalam
sterilisai akhir dimana sterilisasi dilakukan
backer
setelah
glass
ditambahkan
yang
telah
dengan
ditara
larutan
dimasukan
ke
dalam
bebas
wadah. $etode sterilisasi untuk larutan ini
pirogen di bawah batas tanda tara. 'etelah
adalah sterilisasi uap (panas basah). 7ada
itu dilakukan pengecekan p/. Obat suntik
umumnya, metode sterilisasi ini digunakan
sebaiknya mempunyai p/ yang mendekati
untuk sediaan farmasi dan bahanbahan
p/ fisiologis yang artinya isohidris dengan
yang tahan terhadap temperatur yang
darah dan cairan tubuh lainnya. 7ada
digunakan dan terhadap penembusan uap
sediaan kami, p/ yang didapat yaitu 1. p/
air, tetapi tidak timbul efek yang tidak
ini masuk kedalam range p/ >inger yaitu
dikehendaki akibat uap air tersebut .
12,1. arena p/ sediaan yang kami buat
'terilisasi
sudah
dibandingkan
memenuhi
aLuadest
dan
persyaratan
maka
uap
air
ini
sterilisasi
lebih
efektif
panas
kering.
Pembu!" Se#$" I"%u& R$"'e(
'terilisasi larutan ringer dilakukan dengan
melalui intravena tetes demi tetes
pada suhu #o5 selama #1
dengan bantuan peralatan yang
autoclave
menit. 7enandaan
obat
sediaan
infus
ringer yang digunakan adalah label obat keras, karena pada umumnya pemberian sediaan infus perlu dilakukan oleh tenaga ahli medis dan harus dengan resep dokter untuk
menghindari
penyalahgunaan
sediaan. 7ada etiket, selain dituliskan lambang obat keras, juga dicantumkan jumlah isi atau volume sediaan. 7emberian etiket
pada
wadah
sedemikian
rupa
sehingga sebagian wadah tidak tertutup oleh etiket, hal mempermudah
ini
dilakukan
pemeriksaan
isi
untuk secara
visual.
bersifat isotonis. *. 7ada sediaan Infus, tidak perlu pengawet karena volume sediaan besar. 0. p/ sediaan sesuai pada rentang p/ stabilitas obat. 1. Infus harus bebas pirogen karena pirogen
menyebabkan
hasil praktikum kali
ini
dapat
disimpulkan bahwa "
sakit
badan,
kenaikan
?atrium klorida, alium klorida, dan alsium klorida dalam air untuk obat suntik yang diberikan
tekanan
darah arteri, kirakira # jam setelah injeksi. +. ;ntuk menghilangkan larutan
pirogen
dilakukan
dengan karbon
aktif
dihitung terhadap volume
total
larutan. 2. 'terilisasi yang dilakukan untuk larutan
#. Infus >inger adalah larutan steril
kenaikan
suhu tubuh yang nyata, demam,
penambahan -,#F
KESIMPULAN =ari
cocok. &. 'ediaan infus ringer yang dibuat
>inger
laktat
adalah
termasuk sterilisai akhir. @. 'terilisasi larutan ringer dilakukan dengan autoclave pada suhu #o5 selama #1 menit.
DAFTAR PUSTAKA =epartement of pharmaceutical 'cience. #@&. $artindale the 4Gtra 7harmacoeia &@th edition. ondon" he 7harmaceutical 7ress. Harmakope Indonesia 4disi ketiga. #2. =epartemen esehatan >epublik Indonesia. Hormularium ?asional 4disi edua. #2@. =epartemen esehatan >epiblik Indonesia. ukas, 'tefanus. &--+. Hormulasi 'teril. ogyakarta " !ndi. :ade, !inley and 7aul A.:eller. #0. /andbook of 7harmaceutical 4Gcipients, second edition. ondon " he 7harmaceutical 7ress.
Pembu!" Se#$" I"%u& R$"'e(