1
BAB I PENDAHULUAN I.1
Latar Belakang
Farm armasi asi
merup erupak akan an
ilm ilmu
yang ang
mempe empela laja jari ri
cara cara
membu embuat at,,
mencampur, meracik, mengformulasi, mengidentifikasi, mengkombinasi, menganalisis, serta menstandarkan obat dan pengobatan juga sifat-sifat obat beserta pendistribusian dan penggunaannya secara aman. Sifat-sifat obat yang perlu diperhatikan salah satunya adalah sefat fisika obat. Sifat fisika obat ini dikaji dalam bidang farmasi yang dikenal sebagai ilmu farmasi fisika. Dalam farmasi fisika menerapakan bagaimana cara membuat suatu sediaan dari berbagai macam zat atau senyawa yang tentunya memiliki sifa sifatt fisi fisik k yang ang berb berbed eda. a. Denga Dengan n memp mempel elaja ajari ri farm farmasi asi fisi fisika ka akan akan menghasilkan sediaan yang sesuai standar, aman dan stabil yang nantinya akan diberikan langsung kepada pasien. ntuk membuat suatu sediaan farm farmas asi, i, yang yang pali paling ng pent pentin ing g dala dalam m pemb pembua uata tann nny ya
yaitu aitu deng dengan an
memperh memperhatik atikan an bagaima bagaimana na proses proses pelepasa pelepasan n obat dalam dalam tubuh. tubuh. !roses !roses pelepasan obat dalam tubuh merupakan proses yang disebut dengan disolusi obat. Disol Disolusi usi obat obat adal adalah ah suatu suatu prose prosess pelar pelaruta utan n senya senyawa wa aktif aktif dari dari bentuk sediaan padat ke dalam media pelarut. !elarutan suatu zat aktif sangat penting artinya karena ketersediaan suatu obat sangat tergantung dari kemampuan zat tersebut melarut ke dalam media pelarut sebelum diserap ke dalam tubuh. "bat yang telah memenuhi persyaratan baik dari waktu hancur, keregasan, keseragaman bobot, dan penetapan kadar, belum dapat menjamin bahwa suatu obat memenuhi efek terapi. #arena itu uji disolusi harus dilakukan pada setiap produksi tablet atau kapsul. $fekt $fekti% i%ita itass sedia sediaan an dalam dalam melep melepas as zat zat aktif aktifny nyaa ke dalam dalam siste sistem m absorp absorpsi si sangat sangat berga bergant ntung ung pada pada kecep kecepata atan n disol disolusi usi.. Sedi Sediaan aan tabl tablet et termasuk dalam persyaratan uji disolusi yaitu untuk mengetahui seberapa banyak persentase zat aktif dalam obat yang terlarut dan terabsorbsi ke 1
&
dala dalam m
pere pereda dara ran n
dara darah h
untu untuk k
membe emberi rika kan n
efek efek tera terapi pi..
Diso Disolu lusi si
menggambarkan efek obat terhadap tubuh, jika disolusi memenuhi syarat maka diharapkan obat akan memberikan khasiat pada tubuh. "leh "leh sebab sebab itu, mengingat mengingat pentingn pentingnya ya disolusi disolusi obat dalam dalam bidang bidang farmasi farmasi maka pada percobaan kali ini dilakukan dilakukan uji disolusi menggunakan menggunakan metode titrasi dengan zat aktif asam salisilat. I.2
Maksu ksud dan Tujuan uan Prakti aktik kum
1.&. 1.&.1 1
'aks 'aksud ud perc percob obaa aan n 'ahasiswa mampu mengetahui dan memahami cara-cara penentuan kecepatan disolusi suatu zat dengan menggunakan metode tertentu
1.&. 1.&.& &
I.3
(ujuan juan per perco coba baan an 1. 'ahasis 'ahasiswa wa mampu mampu menen menentuka tukan n kecepa kecepatan tan disolusi disolusi suatu suatu zat zat &. 'ahasis 'ahasiswa wa mamp mampu u menggun menggunakan akan alat alat penen penentu tu kecepa kecepatan tan disol disolusi usi ). 'ahas 'ahasisw iswaa mamp mampu u mener menerang angkan kan factor factor-f -fakt aktor or yang yang memp mempeng engaru aruhi hi kecepatan disolusi suatu zat Prinsi Pe Per!"#aan !enentuan disolusi dari zat aktif asam salisilat pada suhu kamar )*o+ dengan kecepatan pengadukan rpm dan 1 rpm dengan cara penentuan mengg mengguna unakan kan meto metode de titr titrasi asi dengan dengan larut larutan an baku baku a"/ a"/ ,1 ,1 yang yang ditanda ditandaii dengan dengan perubaha perubahan n warna warna dari tidak tidak berwarna berwarna menjadi menjadi merah merah muda dengan bantuan indikator fenoftalen.
&
)
BAB II TIN$AUAN PU%TA&A II.1
Dasar Te"ri
00.1.& Definisi Disolusi "bat Disolusi obat adalah suatu proses pelarutan senyawa aktif dari bentuk sediaan padat ke dalam media pelarut. !elarut suatu zat aktif sangat penting artinya karena ketersediaan suatu obat sangat tergantung dari kemampuan zat tersebut melarut ke dalam media pelarut. !elarut suatu zat aktif sangat penting artinya karena ketersediaan suatu obat sangat tergantung dari kemampuan zat tersebut melarut ke dalam media pelarut sebelum diserap ke dalam tubuh. Sediaan obat yang harus diuji disolusinya adalah bentuk padat atau semi padat yaitu bentuk tablet, kapsul dan salep 'artin,122)3 4gar suatu obat diabsorbsi, mula-mula obat tersebut harus larut dalam cairan pada tempat absorpsi. Dalam hal ini dimana kelarutan suatu obat tergantung dari apakah medium asam atau medium basa, obat tersebut akan dilarutkan berturut-turut dalam lambung dan dalam usus halus. !roses melarutnya suatu obat disebut disolusi 4nsel, 12523. 6ika proses disolusi untuk suatu partikel obat tertentu adalah cepat atau jika obat diberikan sebagai suatu larutan dan tetap ada dalam tubuh seperti itu, laju obat yang terabsorbsi terutama akan tergantung pada kesanggunpannya menembeus pembatas membrane. (etapi, jika disolusi untuk suatu partikel obat lambat, misalnya mungkin karena karakteristik zat obat atau bentuk dosis yang diberikan, proses disolusinya sendiri akan merupakan tahap yang menentukan laju dalam proses absorbsi 4nsel, 12523. Disolusi adalah suatu jenis khusu dari suatu reaksi heterogen yang menghasilkan transfer massa karena adanya pelepasan dan pemidahan menyeluruh ke pelarut dari permukaan padat. Di dalam pembahasan untuk memahami mekanisme disolusi, kadang-kadang digunakan salah satu
)
7
model atau gabungan dari beberapa model antara lain nderwood dan Day, 125138 1.
'odel 9apisan Difusi (Diffusion Layer Model) 'odel ini pertama kali diusulkan oleh erst dan :runner. !ada permukaan padat terdapat satu lapisan tipis cairan dengan ketebalan ;, merupakan
komponen
kecepatan
negatif
dengan
arah
yang
berlawanan dengan permukaan padat.
berlangsung
cepat.
:egitu
model
solut
melewati
antar
muka liquid film – bulk film, pencampuran secara cepat akan terjadi dan gradien konsentrasi akan hilang. #arena itu kecepatan disolusi 2.
ditentukan oleh difusi gerakan :rown dari molekul dalam li>uid film. 'odel :arrier 4ntar 'uka (Interfacial Barrier Model) 'odel ini menggambarkan reaksi yang terjadi pada permukaan padat dan dalam hal ini terjadi difusi sepanjang lapisan tipis cairan. Sebagai hasilnya, tidak dianggap adanya kesetimbangan padatan = larutan, dan hal ini harus dijadikan pegangan dalam membahas model ini. !roses pada antar muka padat = cair sekarang menjadi pembatas kecepatan ditinjau dari proses transpor. (ranspor yang relatif cepat
3.
terjadi secara difusi melewati lapisan tipis statis stagnant3. 'odel Dankwert Dankwert 'odel3 'odel ini beranggapan bahwa transpor solut menjauhi permukaan padat terjadi melalui cara paket makroskopik pelarut mencapai antar muka = cair karena terjadi pusaran difusi secara acak. !aket pelarut terlihat pada permukaan padatan. Selama berada pada antar muka, paket mampu mengabsorpsi solut menurut hukum difusi biasa, dan kemudian digantikan oleh paket pelarut segar. 6ika dianggap reaksi pada permukaan padat terjadi segera, prose? pembaharuan permukaan tersebut terkait dengan kecepatan transpor solut ataudengan kata lain disolusi.
00.&.& 'etode !enentuan #ecepatan Disolusi !enentuan kecepatan pelarutan suatu zat dapat dilakukan dengan metode $ffendi, &3 8 7
1.
'etoda Suspensi Serbuk zat
padat
ditambahkan
ke
dalan
pelarut
tanpa
pengontrolan eksak terhadap luas permukaan partikelnya. Sampel diambil pada waktu-waktu tertentu dan jumlah zat yang larut &.
ditentukan dengan cara yang sesuai. 'etoda !ermukaan #onstan @at ditempatkan dalan suatu wadah yang diketahui luasnya sehingga %ariable perbedaan luas permukaan efektif dapat diabaikan. !enentuan denga metoda suspensi dapat dilakukan dengan alat uji disolusi tipe dayung seperti yang terccantum di S!. Sedangkan untuk metoda permukaan tetap digunakan alat seperti diusulkan oleh Simonelli dkk.
00.&.) Faktor-Faktor yang 'empengaruhi Disokusi 'enurut 'artin 122)3, faktor yang mempengaruhi disolusi sebagai berikut8 1.
Suhu Suhu akan mempengaruhi kecepatan melarut zat. !erbedaan sejauh lima persen akan disebabkan oleh adanya perbedaan suhu satu
&.
derajat. 'edium 'edium yang paling aman adalah air, buffer dan ,1 /+l. Dalam beberapa hal zat tidak larut dalam larutan air, maka zat organik yang dapat merubah sifat ini atau surfaktan digunakan untuk menambah kelarutan zat di dalam medium bukan merupakan faktor penentu dalam poses disolusi. ntuk mencapai keadaan sink! maka perbandingan zat aktif dalam %olume medium harus dijaga tetap pada kadar )-1 kali lebih besar daripada jumlah yang diperlukan bagi satuan larutan jenuh. 'asalah yang mungkin mengganggu adalah adanya gas dari medium sebelum digunakan gelembung udara yang terjadi dalam medium karena suhu naik dapat mengganggu zat,
).
sehingga dapat menaikkan kecepatan melarutnya. #ecepatan !erputaran #enaikan dalam pengadukan akan mempercepat kelarutan. mumnya kecepatan pengadukan rpm atau 1 rpm. !erputaran di
A
atas 1 rpm tidak menghasilkan data yang dapat dipakai untuk membeda- bedakan hasil kecepatan melarut. :ilamana ternyata bahwa kecepatan pengadukan perlu lebih dari 1 rpm maka lebih baik untuk mengubah
medium
daripada
menaikkan
rpm.
Balaupun
7C
penyimpangan masih diperbolehkan, sebaiknya dihindarkan. 7. #etepatan 9etak ertikal !oros Disini termasuk tegak lurusnya poros perputaran dayung atau wadah, tinggi dan ketepatan posisi dayung atau wadah yang harus sentris. 9etak yang kurang sentral dapat menimbulkan hasil yang tinggi, karena hal ini akan mengakibatkan pengadukan yang lebih .
hebat di dalam wadah. Eoyangnya !oros Eoyangnya poros dapat mengakibatkan hasil yang lebih tinggi karena dapat menimbulkan pengadukan yang lebih besar di dalam medium. Sebaiknya digunakan poros dan bagian yang sama dalam posisi sama bagi setiap percobaan karena masalah yang timbul karena
A.
adanya poros yang goyang akan dapat lebih mudah dideteksi. ibrasi :ilamana %ibrasi timbul, hasil yang diperoleh akan lebih tinggi. /ampir semua masalah %ibrasi berasal dari poros motor, pemanas penangas air atau adanya penyebab dari luar. 4las dari busa mungkin dapat membantu, tetapi kita harus hati- hati akibatnya yaitu letak dan
*.
keseluruhan harus dicek. Eangguan !ola 4liran Setiap hal yang mempengaruhi pola aliran di dalam bejana disolusi dapat mengakibatkan hasil disolusi yang tinggi. 4lat pengambil aplikan serta adanya filter pada ujung pipet selama
percobaan berlangsung dapat menjadi penyebabnya. 00.&.7 Faktor 9ain yang 'empengaruhi Faktor lain yang mempengaruhi kecepatan disolusi suatu obat dari sediaan dikelompokkan menjadi 'artin, 122)38 1. Faktor terkait pada sifat fisika kimia obat a. Factor yang mempengaruhi kelarutan 13 &3
!olimorfisme #eadaan amorf A
*
)3 73 3 A3
4sam bebas, basa bebas, bentuk garam !embentukan kompleks, larutan padat kuran partikel Surfaktan
b. Faktor yang mempengaruhi luas permukaan tersedia3 untuk disolusi 13 kuran partikel &3 ariabel manufakturing &. Faktor terkait pada formulasi obat ). Faktor terkait dengan bentuk sediaan 7. Faktor terkait pada obat uji disolusi . Faktor terkait pada parameter pengujian disolusi 00.&.
Eambar 4lat ji Disolusi #ecepatan disolusi merupakan kecepatan zat aktif larut dari suatu bentuk sediaan utuh pecahan partikel yang berasal dari bentuk sediaan itu sendiri. #ecepatan disolusi zat aktif dari keadaan polar atau dari sediaannya didefinisikan sebagai jumlah zat aktif yang terdisolusi per unit waktu di bawah kondisi antar permukaan padat-cair, suhu dan kompisisi media yang dibakukan. #ecepatan pelarutan memberikan informasi tentang
profil
proses
pelarutan
persatuan
waktu.
/ukum
yang
mendasarinya telah ditemukan oleh oyes dan Bhitney sejak tahun 152* dan diformulasikan secara matematik sebagai berikut Shargel, 12553 8 dc " dt G kecepatan pelarutan perubahan konsentrasi per satuan waktu 3 # s # t
G kelarutan konsentrasi jenuh bahan dalam bahan pelarut 3 G konsentrasi bahan dalam larutan untuk waktu t
*
5
$
G konstanta yang membandingkan koefisien difusi, %oume larutan jenuh dan tebal lapisan difusi Dari persamaan di atas dinyatakan bahwa tetapnya luas permukaan
dan konstannya suhu, menyebabkan kecepatan pelarutan tergantung dari gradien konsentasi antara konsentrasi jenuh dengan konsentrasi pada waktu Shargel, 12553. !ada peristiwa melarut sebuah zat padat disekelilingnya terbentuk lapisan tipis larutan jenuhnya, darinya berlangsung suatu difusi suatu ke dalam bagian sisa dari larutan di sekelilingnya. ntuk peristiwa melarut di bawah pengamatan kelambatan difusi ini dapat menjadi persamaan dengan menggunakan hukum difusi. Dengan mensubtitusikan hukum difusi pertama Ficks ke dalam persamaan /ernsi :runner dan :ogoski, dapat memberikan kemungkinan perbaikan kecepatan pelarutan secara konkret. #ecepatan pelarutan berbanding lurus dengan luas permukaan bahan padat, koefisien difusi, serta berbanding lurus dengan turunnya konsentrasi pada waktu t. #ecepatan pelarutan ini juga berbanding terbalik dengan tebal lapisan difusi. !elepasan zat aktif dari suatu produk obat sangat dipengaruhi oleh sifat fisikokimia zat aktif dan bentuk sediaan. #etersediaan zat aktif ditetapkan oleh kecepatan pelepasan zat aktif dari bentuk sediaan, dimana pelepasan zat aktif ditentukan oleh kecepatan melarutnya dalam media sekelilingnya (jay, &&3. 9apisan difusi adalah lapisan molekul-molekul air yang tidak bergerak oleh adanya kekuatan adhesi dengan lapisan padatan. 9apisan ini juga dikenal sebagai lapisan yang tidak teraduk atau lapisan stagnasi. (ebal lapisan ini ber%ariasi dan sulit untuk ditentukan, namun umumnya , cm mikron3 atau kurang (jay, &&3. /al-hal dalam persamaan oyes Bhitney yang mempengaruhi kecepatan melarut 4nsel, 12523 8 13 &3 )3 73
#enaikan dalam harga 4 menyebabkan naiknya kecepatan melarut #enaikan dalam harga D menyebabkan naiknya kecepatan melarut #enaikan dalam harga #s menyebabkan naiknya kecepatan melarut #enaikan dalam harga #t menyebabkan naiknya kecepatan melarut 5
2
3
#enaikan dalam harga d menyebabkan naiknya kecepatan melarut /al-hal lainnya yang juga dapat mempengaruhi kecepatan melarut
adalah 4nsel, 12523 8 a. b.
aiknya temperatur menyebabkan naiknya #s dan D 0onisasi obat menjadi spesies yang lebih polar3 karena perubahan p/ akan menaikkan nilai #s Disolusi dari suatu partikel obat dikontrol oleh beberapa sifat fisika-
kimia, termasuk bentuk kimia, kebiasaan kristal, ukuran partikel, kelarutan, luas permukaan, dan sifat-sifat pembasahan. :ila data kelarutan kesetimbangan dirangkaikan, maka eksperimen disolusi dapat membantu mengidentifikasi daerah masalah bioa%ailabilitas potensial 9achman, 12273. II.2
Uraian Ba'an
00.&.1 4lkohol Dirjen !"', 12*23 ama resmi
8 4$(/4"9'
ama lain
8 4lkohol, $tanol, $til alkohol
<':'
8 +&/"/ 7A,*
8
!emerian
8 +airan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerakH bau khas H rasa . 'udah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap.
#elarutan
8 Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform ! dan eter !
#egunaan
8 'embunuh bakteri pada sampel
!enyimpanan
8 Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk, jauh dari nyala api
2
1
00.&.& 4>uadest Dirjen !"', 12*23 ama resmi
8 4I4 D$S(094(4
ama lain
8 4ir suling
<' :'
8 /&" 15,&
8
!emerian
8 +airan jernih, tidak berbau, tidak berasa
/-"-/
dan tidak berwarna. #egunaan
8 Sebagai pelarut.
!enyimpanan
8 Dalam wadah tertutup baik.
00.&.) 4sam Salisilat Dirjen !"', 12*23 ama resmi
8 4+0D' S490+J90+'
ama lain
8 4sam Salisilat
<' :'
8 +*/A") 1)5,1&
8
!emerian
8 /ablur ringan hingga tidak berwarna atau serbuk berwarna putih H hampir tidak berbau H rasa agak manis dan tajam.
#elarutan
8 9arut dalam bagian air dan dalam 7 bagian etanol 2 C3 % H mudah larut dalam kloroform % dan dalam eter % H larut dalam larutan ammonium asetat % , dinatrium hidrogenfosfat !, kalium sitrat ! dan natrium sitrat !. 1
11
#egunaan
8 #eratolitikum, anti fungi.
!enyimpanan
8 Dalam wadah tertutup baik.
00.&.7 Fenolftalein Dirjen !"', 12*23 ama resmi
8 F$"9F(49$0
ama lain
8 Fenolftalein, 0ndikator !!
<' :'
8 +&/17"7 )15,))
8
!emerian
8 Serbuk hablur putih atau putih kekuningan lemah, tidak berbau, stabil diudara.
#elarutan
8 !raktis tidak larut dalam air, larut dalam etanol ( 2 C3 !
#egunaan
8 @at tambahan, 0ndikator.
!enyimpanan
8 Dalam wadah tertutup baik.
00.&. a"/ Dirjen !"', 12*23 ama resmi
8 4(<00 /JD<"KJD'
ama lain
8 atrium /idroksida
<' :'
8 a"/ 7,
8 a-"/
!emerian
8 :entuk batang, butiran, massa hablur atau keeping, keras, rapuh dan menunjukkan susunan hablur H putih, mudah meleleh basah. Sangat alkalis dan korosif. Segera menyerap karbondioksida. .
#elarutan
8 Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol 2C3 !.
#egunaan
8 @at tambahan.
!enyimpanan
8 Dalam wadah tertutup baik. 11
1&
BAB III MET(DE P)A&TI&UM III.1
*aktu dan Temat Praktikum
!raktikum Disolusi "bar dilaksanakan pada hari 6umLat, 15 o%ember &1A pukul 1). B0(4. :ertempat di 9aboratorium Farmasetika,
6urusan
Farmasi,
ni%ersitas egeri Eorontalo. III.2
Alat dan Ba'an
III.2.1 Alat
1&
Fakultas
"lahraga
dan
kesehatan,
1)
:uret
+orong
Eelas kimia
Eelas ukur
9abu erlenmeyer
'otor penggerak
eraca analitik
!ipet tetes
Sendok tanduk
Statif dan klem
III.2.2 Ba'an
1)
17
4lkohol *C
4>uadest
4sam salisilat
0ndikator pp
#ertas perkamen
a"/
(issue III.3
+ara &erja
000.).1 !embuatan larutan baku a"/ 1 1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. &. Dibersihkan alat dengan alkohol *C. ). Ditimbang a"/ padat sebanyak 7 gram. 7. Disiapkan a>uadest yang bebas karbonat sebanyak 1 ml 1 93. . Dilarutkan 7 gram a"/ padat kedalam 1 ml a>uadest. A. Diaduk hingga larut dan homogen sampai didapat konsentrasi 1 . 000.).& !enentuan kecepatan disolusi pada pengadukan rpm 1. &.
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan Dibersihkan setiap alat dengan menggunakan alkohol *C 17
1
). 7. . A. *. 5. 2. 1.
Dituangkan ml larutan baku a"/ ,1 ke dalam buret Dijenuhkan kertas saring pada dispo Diisi labu disolusi dengan 2 ml air suling Diatur suhu pada water bath )*M+ Ditimbang & g asam salisilat menggunakan neraca analitik Dimasukkan & g asam salisilat ke dalam 2 ml air suling pada bejana Dihidupkan digital stirer pada kecepatan rpm Disampling sebanyak 1 ml larutan asam salisilat menggunakan dispo setiap selang waktu ,1,1,&, dan & menit setelah pengadukan.
Setiap pengambilan larutan, segera digantikan dengan 1 ml air suling 11. Dimasukkan larutan sampel tadi ke dalam $rlenmeyer 1&. Ditambahkan &-) tetes indikator fenolftalein 1). Ditentukan kadar larutan asam salisilat dari setiap sampel pada masing-masing menit dengan cara titrasi asam basa larutan a"/ 1 dari buret sampai larutan berubah dari bening menjadi merah muda 17. Dicatat %olume a"/ yang terpakai 000.).) !enentuan kecepatan disolusi pada pengadukan 1 rpm 1. &. ). 7. . A. *. 5. 2. 1.
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan Dibersihkan setiap alat dengan menggunakan alkohol *C Dituangkan ml larutan baku a"/ ,1 ke dalam buret Dijenuhkan kertas saring pada dispo Diisi bejana dengan 2 ml air suling Diatur suhu pada water bath )*M+ Ditimbang & g asam salisilat menggunakan neraca analitik Dimasukkan & g asam salisilat ke dalam 2 ml air suling pada bejana Dihidupkan digital stirer pada kecepatan rpm Diambil sebanyak 1 ml larutan asam salisilat menggunakan dispo setiap selang waktu ,1,1,&, dan & menit setelah pengadukan.
Setiap pengambilan larutan, segera digantikan dengan 1 ml air suling 11. Dimasukkan larutan sampel tadi ke dalam $rlenmeyer 1&. Ditambahkan &-) tetes indikator fenolftalein 1). Ditentukan kadar larutan asam salisilat dan setiap sampel pada masing-masing menit dengan cara titrasi asam basa larutan a"/ ,1 dari buret sampai larutan berubah dari bening menjadi merah muda 17. Dicatat %olume a"/ yang terpakai
1
1A
BAB I, HA%IL PEN-AMATAN I,. 1
I,.2
Ta#el Hasil Pengamatan
olume titran m93
Baktu menit3
!engadukan rpm
!engadukan 1 rpm
7,* m9
,A m9
1
7, m9
1,7 m9
1
7, m9
1,5 m9
&
m9
) m9
&
,7 m9
),1 m9
Per'itungan
0.&.1 ji Disolusi a3 !enentuan kecepatan disolusi pada pengadukan rpm 8 !ada menit kelima 8 'a1 G $esetaraan ? &olume 'itran G A, 2A ? 7,* G )&, 75& 'b1
G 'a1 ? G )&, 75& ? ,11 G ,)AA 1A
1*
't1
G ' b1 G ,)AA
!ada menit kesepuluh 8 'a&
G $esetaraan ? &olume 'itran G A.2A ? 7, G )1,**
'b&
G 'a& ? G )1,** ? ,11 G ,)7&
't&
G 'b& N
3
G ,)7& N ,7 G ,)72& !ada menit kelima belas 8 'a)
G $esetaraan ? &olume 'itran G A.2A ? 7, G )1,**
'b)
G 'a) ? G )1,** ? ,11 G ,)7&
't)
G 'b) N
3
G ,)7& N ,)5 G ,)72 !ada menit kedua puluh 8 'a7
G $esetaraan ? &olume 'itran G A.2A ? G )7,)
1*
15
'b7
G 'a7 ? G )7,) ? ,11 G ,)5)A
't7
G 'b7 N
3
G ,)5)A N ,)5 G ,)5*7 !ada menit kedua puluh lima 8 'a
G $esetaraan ? &olume 'itran G A.2A ? ,7 G )*,&2&7
'b
G 'a ? G )*,&2&7 ? ,11 G ,717)
't
G 'b N
3
G ,717) N ,7& G ,715 b3 !enentuan kecepatan disolusi pada pengadukan 1 rpm 8 !ada menit kelima 8 'a1
G $esetaraan ? &olume 'itran G A.2A ? ,A G 7,17)A
'b1
G 'a1 ? G 7,17)A ? ,11 G ,7A
't1
G 'b1 G ,7A 15
12
!ada menit kesepuluh 8 'a&
G $esetaraan ? &olume 'itran G A.2A ? 1,7 G 2,AA57
'b&
G 'a& ? G 2,AA57 ? ,11 G ,1*7
't&
G 'b& N
3
G ,1*7 N , G ,1*2 !ada menit kelima belas 8 'a)
G $esetaraan ? &olume 'itran G A.2A ? 1,5 G 1&,7)5
'b)
G 'a) ? G 1&,7)5 ? ,11 G ,1)51
't)
G 'b) N
3
G ,1)51 N ,11 G ,1)2& !ada menit kedua puluh 8 'a7
G $esetaraan ? &olume 'itran G A.2A ? ) G &,*15
'b7
G 'a7 ? 12
&
G &,*15 ? ,11 G ,&)1 't7
G 'b7 N
3
G ,&)1 N ,1 G ,& !ada menit kedua puluh lima 8 'a
G $esetaraan ? &olume 'itran G A.2A ? ),1 G &1,75A
'b
G 'a ? G &1,75A ? ,11 G ,&)*5
't
G 'b N
3
G ,&)*5 N ,& G ,&7)
0.&.& (abel #onsentrasi a3 !enentuan kecepatan disolusi pada pengadukan rpm Baktu menit3
olume titran m93
'a
'b
't
7,*
)&,75&
,)AA
,)AA
1
7,
)1,**
,)7&
,)72&
&
&1
1
7,
)1,**
,)7&
,)72
&
)7,)
,)5)A
,)5*7
&
,7
)*,&2&7
,717)
,715
b3 !enentuan kecepatan disolusi pada pengadukan 1 rpm Baktu menit3
olume titran m93
'a
'b
't
,A
7,17)A
,7A
,7A
1
1,7
2,AA57
,1*7
,1*2
1
1,5
1&,7)5
,1)51
,1)2&
&
)
&,*15
,&)1
,&
&
),1
&1,75A
,&)*5
,&7)
0.&.) (abel 9aju Disolusi a3 !engadukan rpm Baktu menit3
't
1 1 & &
,)AA ,)72& ,)72 ,)5*7 ,715
dm dt ,*&1& ,)72& ,A25 ,12)* ,1A*7 ,7&2
b3 !engadukan 1 rpm Baktu menit3
't
1 1 & &
,7A ,1*2 ,1)2& ,& ,&7)
I,.3
dm dt ,2& ,1*2 ,2&5 ,1& ,2A1& ,*517
Pem#a'asan
Disolusi obat adalah suatu proses pelarutan senyawa aktif dari bentuk sediaan padat ke dalam media pelarut. !elarut suatu zat aktif sangat &1
&&
penting artinya karena ketersediaan suatu obat sangat tergantung dari kemampuan zat tersebut melarut ke dalam media pelarut. !elarut suatu zat aktif sangat penting artinya karena ketersediaan suatu obat sangat tergantung dari kemampuan zat tersebut melarut ke dalam media pelarut sebelum diserap ke dalam tubuh. Sediaan obat yang harus diuji disolusinya adalah bentuk padat atau semi padat yaitu bentuk tablet, kapsul dan salep 'artin,122)3. !raktikum ini bertujuan untuk menentukan kecepatan disolusi suatu zat, menggunakan alat penentu kecepatan disolusi dan menerangkan factor-faktor yang mempengaruhi kecepatan disolusi suatu zat. 4gar suatu obat dapat masuk dalam sirkulasi darah dan menghasilkan efek teraupetik, obat terbut tentunya harus memiliki daya hancur yang baik dan laju disolusi yang relatif cukup cepat. 4dapun prinsip dasar dari percobaan ini yaitu penentuan disolusi dari zat aktif asam salisilat pada suhu kamar )o+ dengan kecepatan pengadukan rpm dan 1 rpm dengan cara penentuan menggunakan metode titrasi dengan larutan baku a"/ ,1 yang ditandai dengan perubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah muda dengan bantuan indikator fenoftalen Dalam percoban ini, dilakukan uji kecepatan disolusi dari serbuk asam salisilat dalam air. Dan faktor yang diperhatikan dalam uji kecepatan disolusi kali ini adalah faktor pengadukan. Faktor ini merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan dislosui dari suatu zat. #arena kecepatan pengadukan akan mempangruhi tebal lapisan difusi h3, jika pengadukan berlangsung lebih cepat, maka tebal lapisan difusi akan cepat berkurang 'artin 122)3. 9angkah pertama, menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dan membersihkan alat dengan alkohol *C dikarenakan alkohol bersifat desinfektan atau dapat menghambat pertumbuhan mikroba pada alat yang akan digunakan serta alkohol *C juga membuat alat tetap steril Junanto 4., dkk. &3. #emudian, menimbang asam salisilat sebanyak &g, menggukur 2 m9 air suling dan melakukan penjenuhan pada kertas
&&
&)
saring pada dispo yang akan digunakan saat sampling larutan. !enjenuhan kertas saring dilakukan karena ketika fase gerak mulai naik ke fase diam diusahakan tidak ada penghalang atau gangguan, bila kertas tidak jenuh maka di dalam kertas saring masih terdapat udara dengan tekanan yang berbeda, maka daerah eluen akan tertahan dan mengakibatkan pemisahan tidak berjalan dengan baik 0skandar, &*3. ntuk penentuan kecepatan disolusi kali ini diggunakan metode suspensi. 'etode suspensi adalah serbuk zat pada yang ditambahan ke dalam pelarut tanpa pengontrolan terhadap luas permukaan partikelnya. Sampel diambil pada waktu-waktu tertentu dan jumlah zat yang larut ditentukan dengan cara yang sesuai 'artin,122)3. Dan dalam pengujian ini kami melakukan titrasi dengan larutan baku a"/ ,1 dan fenoftalein sebagai indikator. Setelah semua siap, air suling 2 m9 dimasukkan ke dalam labu disolusi. 9alu labu tersebut diletakkan di dalam water bath. Dan tambahkan asam salisilat yang telah ditimbang sebelumnya. 4sam salisilat termasuk zat yang sukar larut dalam air, menurut literatur yang ada rumus molekul asam salisilat +*/A") yang artinya asam salisilat sukar larut pada air yang merupakan pelarut polar dan benzena yang merupakan pelarut nonpolar, tetapi mudah larut pada etanol dan eter yang merupakan pelarut semi polar Dirjen !"', 1223. #emudian dilanjutkan dengan mengatur suhu pada water bath dan mengatur kecepatan pengadukan rpm3 pada digital stirer sesuai yang dibutuhkan. !ada percobaan ini, Dilakukan dengan kecepatan pengadukan yang berbeda untuk mengetahui pengaruh kecepatan pengadukan terhadap kecepatan disolusi #ecepatan pengadukan yang dilakukan adalah rpm dan 1 rpm dengan suhu )*o+ hal ini disesuaikan dengan suhu tubuh manusia. !ertama, dilakukan untuk rpm dengan suhu )*o+. 9arutan di sampling sebanyak 1 m9 menggunakan dispo dalam jangka waktu , 1, 1, & dan & menit. amun, harus juga diimbangi dengan menambahkan kembali 1 m9 air suling. (ujuannya untuk mengembalikan jumlah pelarut &)
&7
seperti semula karena pelarut dianalogikan sebagai cairan tubuh. Setelah disampling dimasukan ke dalam labu erlemenyer untuk selanjutnya dilakukan titrasi. Sebelumnya, larutan ditambahkan indikator fenoftalein sebanyak ) tetes. /al ini bertujuan untuk melihat titik akhir titrasi yang ditandai dengan perbahan warna dari tidak berwarna menjadi merah muda. Senyawa indikator merupakan senyawa organik berupa asam atau basa lemah yang berubah warnanya dalam larutan sesuai dengan p/ larutan
&
masing-masing yaitu ,*&1&, ,)72&, ,A25, ,12)*, ,1A*7 dan laju disolusi asam salisilat dengan kecepatan 1 rpm pada waktu , 1, 1, &, & menit masing-masing adalah ,2&, ,1*2, ,2&5, ,1&, ,2A1&. /asil tersebut menunjukkan bahwa faktor pengadukan sangat berpengaruh pada berkurangnya tebal difusi, sehingga laju disolusi suatu zat akan meningkat. 4dapun faktor pendukung yaitu waktu, dapat dilihat bahwa semakin bertambahnya waktu maka zat semakin terdispersi. /al ini sesuai dengan teori yang ada bahwa, kecepatan pengadukan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan dislosui dari suatu zat. #arena kecepatan pengadukan akan mempangruhi tebal lapisan difusi h3, jika pengadukan berlangsung lebih cepat, maka tebal lapisan difusi akan cepat berkurang 'artin 122)3.
&
&A
BAB , PENUTUP ,.1
&esimulan
:erdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan8 1.
!engadukan dengan kecepatan rpm pada menit ke ,1,1,&, dan & yaitu ,*&1&, ,)72&, ,A25, ,12)*, dan ,1A*7. !ada pengadukan dengan kecepatan 1 rpm pada menit ke ,1,1,&, dan & yaitu ,2&, ,1*2, ,2&5, ,1&, dan ,2A1&. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kecepatan pengadukan akan mempengaruhi tebal lapisan difusi, semakin cepat pengadukan maka tebal lapisan difusi akan cepat berkurang sehingga kecepatan disolusi meningkat. Selain itu, waktu juga mempengaruhi kecepatan disolusi. Semakin bertambahnya waktu, semakin banyak zat yang terdispersi maka tebal lapisan difusi akan cepat berkurang sehingga kecepatan
&.
disolusi meningkat. !ada percobaan ini, alat yang digunakan untuk menentukan kecepatan
).
disolusi yaitu digital stiter dan motor penggerak. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan disolusi suatu zat yaitu suhu,
%iskositas,
p/
pelarut,
pengadukan,
ukuran
partikel,
polimorfisme, dan sifat permukaan zat. ,.2
%aran
1.
6urusan Diharapkan agar jurusan untuk lebih meningkatkan lagi praktikum praktikum selanjutnya, agar para mahasiswa dapat mengetahui lebih
&.
mendalam mengenai setiap percobaan praktikum yang akan datang. 9aboratorium Diharapkan pada praktikum-praktikum selanjutnya untuk ketersediaan alat harus lebih ditingkatkan terutama bahan yang sering digunakan sebagai
zat
pengkompleks
lainnya,
sehingga
dapat
melihat
perbandingan yang jelas antara zat-zat pengkompleks dengan zat aktif ).
yang ada. 4sisten
&A
&*
Diharapkan agar tidak bosan-bosannya dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada praktikan.
&*