BAB I PENDAHULUAN
Penya nyakit Human Immunodeficiency Virus Virus (HIV) (HIV) merupa merupakan kan penya penyakit kit infeks infeksii penyebab kematian peringkat atas dengan angka kematian (mortalitas) dan angka kejadian penyakit (morbiditas) yang tinggi serta membutuhkan diagnosis dan terapi yang cukup lama. HIV merupak merupakan an virus virus yang yang menye menyeran rang g sel darah darah putih putih (limfos (limfosit) it) di dalam dalam tubuh tubuh yang yang meng mengak akib ibat atka kan n turu turunn nnya ya keke kekeba bala lan n tubu tubuh h manu manusi siaa sehi sehing ngga ga meny menyeb ebab abka kan n Acquired Immunodeficiency Syndrome Syndrome (AI!)".
#esepakatan global atau yang dikenal dengan istilah $illenium evelopment %lobal ($%s) memiliki & tujuan' antara lain pada tujuan ke meningkatkan kesehatan ibu dengan target mengurangi *+ rasio kematian ibu dalam proses melahirkan pada tahun ,". Pada tujuan ke -' diharapkan dapat memerangi HIV*AI!' malaria dan penyakit menular lainnya dengan dengan cara menghent menghentikan ikan dan memulai memulai pencegah pencegahan an penyebara penyebaran n penyakit. penyakit. erdasar erdasarkan kan laporan global' pada tahun ," jumlah penderita HIV mencapai +'+ juta orang . ata dari #ementeri #ementerian an #esehata #esehatan n melaporka melaporkan n jumlah jumlah kumulatif kumulatif kasus kasus HIV yang yang telah dilaporkan dilaporkan hingga !eptember ,"+ sebanyak ""&./&/ kasus yang tersebar di ++ provinsi dengan +0& kab*kota di Indonesia. i Indonesia persentase kumulatif HIV paling banyak ditemukan kasus pada kelompok umur 102 tahun (/+'03). an pada kasus AI! yang paling banyak terdeteksi yaitu pada kelompok umur +,1+2 tahun (+2'3). #elompok umur yang paling beresiko terhadap penularan HIV dan kejadian AI! adalah kelompok umur produktif yaitu rentang umur ,1+2 tahun +. !aat ini' ibu rumah tangga merupakan salah satu kelompok yang sangat rentan HIV*AI!. !ecara global' di dunia setiap harinya sekitar ,,, anak usia " tahun ke ba4ah terinfeksi HIV akibat penularan dari ibu ke bayinya. !ementara itu' sekitar ".0,, anak1anak usia " tahun meninggal akibat AI! ". Prevalensi HIV pada ibu hamil diproyeksikan meningkat dari ,'+&3 (,") menjadi ,'023 (,"-)' dan jumlah ibu hamil HIV positif yang memerlukan layanan pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak (PPIA) juga akan meningkat dari "+."&2 (,") menjadi "-."2" (,"-). emikian pula jumlah anak berusia di ba4ah " tahun yang tertular HIV dari ibunya ibunya pada pada saat saat dil dilahi ahirka rkan n ataupu ataupun n saat saat menyu menyusui sui akan akan mening meningkat kat dari dari 0.+-" 0.+-" (,") (,") menjadi .- (,"-)' yang berarti terjadi peningkatan angka kematian anak akibat AI!. AI!. 5esiko penularan HIV dari ibu ke bayi berkisar 013. 6amun' resiko ini dapat dituru dit urunka nkan n menja menjadi di "13 "13 dengan dengan tin tindak dakan an int interv erven ensi si bagi bagi ibu hamil hamil HIV positi positif' f' yaitu yaitu melalui layanan konseling dan tes HIV sukarela' pemberian obat antiretroviral' persalinan
sectio caesaria' serta pemberian susu formula untuk bayi 0. Indonesia telah mengembangkan
upaya upaya penceg pencegaha ahan n HIV melal melalui ui pelay pelayana anan n Voluntar luntaryy Counsel Counsellin ling g and testing testing atau yang dikenal dengan singkatan V78 ".
BAB II KASUS
IDENTITAS
6ama
9 6y. 5
6ama !uami 9 8n. A
:mur
9 +2 tahun
:mur
9 + tahun
Alamat
9 ;l.
Alamat
9 ;l.
Pekerjaan
9 I58
Pekerjaan
9 uruh bangunan
Agama
9 Islam
Agama
9 Islam
Pendidikan
9 !
Pendidikan
9 !$P
ANAMNESI S
%IV PIII A,
:sia #ehamilan 9 -1& minggu
HPH8 9 11,"
$enarche
9 " tahun
8P
Perka4inan
9 II' = - bulan
9 1"1,"
Keluhan Utama
9 $ual dan muntah
Riwayat Penyakit Sekarang
9
ialami sejak = bulan yang lalu. Pada a4alnya' muntah hanya terjadi pada pagi hari namun saat ini muntah dialami saat pasien selesai makan dengan frekuensi =+>*hari dengan volume ,1",, ml. Isi muntahan berupa makanan dan minuman yang dikonsumsi sebelumnya' bercampur dengan cairan kuning yang diyakini pasien berasal dari lambung karena terasa pahit. #eluhan mual dan muntah semakin bertambah setelah makan nasi namun tidak muntah saat mengkonsumsi roti atau minum susu. #eluhan disertai dengan sakit pada ulu hati. Pasien tidak merasakan haus yang berlebihan' bibir terasa kering' adanya penurunan aktivitas maupun berat badan. A dan A# lancar.
Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien sering menderita sakit maag sebelum hamil. 8ekanan
darah tinggi (1)' gula (1)' kolesterol (1)' asam urat (1)' HIV (?).
Riwayat !"tetri
:
Hamil pertama9 #embar laki1laki dan perempuan' prematur / bulan dan langsung meninggal' lahir normal ditolong bidan di puskesmas' tahun "22/
Hamil kedua 9 Anak laki1laki' " tahun' aterm' spontan <#' lahir normal ditolong bidan di puskesmas.
Hamil ketiga 9 Anak laki1laki' - tahun' aterm' spontan <#' lahir normal ditolong bidan di puskesmas.
Hamil keempat
Riwayat AN#
9 Hamil sekarang : Pasien memeriksakan kehamilan di Puskesmas Pantoloan
sebanyak " kali' mengikuti kelas ibu hamil sebanyak kali' dan memeriksakan kandungan di rumah bidan sebanyak + kali. Riwayat Imuni"a"i
: Pasien sudah mendapatkan suntikan 8etanus 8o>oid " kali
selama kehamilan ini Data P"ik$"$"ial
#ehamilan pasien ini merupakan kehamilan dengan suami kedua. Pasien mengetahui dirinya menderita HIV sejak suami meninggal dan didiagnosis dengan HIV. !etelah suami meninggal' ia melakukan pemeriksaan darah dan hasilnya (?) HIV sedangkan kedua anak dari pernikahan pertama hasilnya (1). Pasien kemudian tidak melanjutkan # suntik hingga pasien kemudian hamil kembali. Pasien tidak mengetahui penyebab virus HIV pada suaminya karena suaminya tidak pernah menggunakan narkoba' tidak melakukan hubungan seks bebas sejak menikah dengan pasien. Pasien jarang keluar rumah dan jarang bersosialisasi dengan tetangga. #etika ada masalah' pasien cenderung untuk menyimpan sendiri masalahnya. Pada a4alnya pasien juga merasakan tertekan' sedih' merasa tiada harapan hidup tetapi mengingat keadaan anaknya pasien pun mulai bersemangat lagi. 6amun' rasa malu yang ada pada pasien membuat A67 pasien terlambat dilakukan. #etika ditanyakan mengenai penyakit suami pertama' a4alnya pasien tidak mengakui penyakit yang diderita suaminya. Pasien juga menutupi kondisi penyakitnya dari anak1anak dan suami keduanya
#eterangan 9 Penderita HIV
9 !udah meninggal
9 ukan penderita HIV Pasien makan +10 kali sehari dengan nasi putih yang sedikit dan lauk seperti ikan' sayur. 6amun terkadang pasien lebih memilih mengkonsumsi susu dan roti dibandingkan nasi.
Pasien tinggal bersama suami kedua' kedua orang anaknya dan keponakannya di rumah berbahan baku batu bata dengan luas =>& m . 5umah dua lantai ini terdiri dari ruang tamu' kamar tidur' " ruang makan' " @7 dan " kamar mandi.
%ambar ". 5umah pasien dari depan
%ambar +. 8empat mencuci baju
%ambar . #amar mandi pasien
%ambar 0. apur pasien
%ambar . Anamnesis pasien
%ambar -. Pemeriksaan
PEMERIKSAAN %ISIK
#:
9 !edang
8ek. arah
9 ",,*/, mmHg
#esadaran
9 #ompos mentis
6adi
9 &0>*menit
9 0" #g
5espirasi
9 >*menit
8
9 "02 cm
!uhu
9 +-'-7
Ke&ala ' Leher
:
#onjungtiva anemis (1*1)' sklera ikterus (1*1)' edema palpebra (1*1)' pembesaran #% (?)di limfonodi submandibular sinistra dan de>tra dengan ukuran =" cm' pembesaran kelenjar tiroid (1). Th$ra(
:
I 9 Pergerakan thoraks simetris' retraksi (1)' sikatrik (1) P 9 6yeri tekan (1)' massa tumor (1) P 9 !onor pada kedua lapang paru' pekak pada jantung' batas paru1hepar !I7 VI linea mid1 clavicula de>tra' batas jantung dalam batas normal. A 9 unyi pernapasan vesikular ?*?' rhonki 1*1' wheezing 1*1. unyi jantung I*II murni 5eguler
A!)$men
:
I 9 8ampak cembung A9 Peristaltik (?) kesan normal P 9 timpani P 9 6yeri tekan (?) regio epigastrium
Pemerik"aan !"tetri :
!itus
9 $emanjang
9 8B: 9 " cm' bokong teraba di fundus' 8; "+2 gram
9 Punggung kanan
9 Presentasi kepala
9 #epala belum masuk PAP
;;
9 "0 >*menit
HI!
9 1
Pergerakan ;anin
9 Aktif' janin tunggal
*enitalia
: #esan normal. :ntuk pemeriksaan dalam (V8) tidak dilakukan.
Ek"tremita"
9 Cdema ekstremitas ba4ah 1*1
PEMERIKSAAN PENUN+AN*
8idak dilakukan
AN+URAN PEMERIKSAAN
1. 70
RESUME
Pasien D' +2 thn' nausea dan vomiting sejak = bulan yang lalu. Vomiting terjadi saat pasien konsumsi nasi dan berkurang saat pasien konsumsi roti dan susu' frekuensi =+>*hari dengan volume ,1",, ml. Vomiting berupa makanan dan minuman yang dikonsumsi sebelumnya' bercampur dengan asam lambung. 6yeri epigastrium (?). 5i4ayat HIV (?) Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah ",,*/, mmHg' 6adi &0>*menit' 5espirasi >*menit' !uhu +-'-7' didapatkan pembesaran #% (?) di limfonodi submandibular sinistra dan de>tra dengan ukuran =" cm. Pada abdomen didapatkan nyeri tekan (?) regio epigastrium. Pemeriksaan obstetri 8B: " cm' bokong teraba di fundus' punggung kanan' presentasi kepala' kepala belum masuk PAP' ;; "0 >*menit' 8; "+2 gram
DIA*NSIS
%IVPIIIA, gravid -1& minggu ? dyspepsia ? HIV
PENATALAKSANAAN • • •
8irah baring Antasid syrup +>" bila sakit ulu hati Pemberian vitamin Be dan asam folat " kali dalam sehari setelah mual hilang
#onseling • • •
• •
• •
$enjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya dan cara penularannya $enjelaskan pentingnya pemeriksaan 70 dan viral load $enjelaskan kepada pasien bah4a HIV dapat ditularkan ke janinnya melalui persalinan normal dan A!I $enjelaskan pentingnya pengobatan A5V saat kehamilan $enjelaskan jenis persalinan yang sebaiknya dipilih dan jenis kontrasepsi setelah melahirkan Pasien menggunakan kondom saat berhubungan seksual #onsumsi makanan bergiEi dan menjaga kebersihan
PR*NSIS • • •
Fuo ad vitam Fuo ad functionam Fuo ad sanationam
9 ubia 9 ubia 9 ubia
SARAN BA*I PUSKESMAS
". $ena4arkan konseling HIV' tes HIV' pemeriksaan I$! kepada semua ibu hamil dalam pelayanan A67 terpadu sehingga dapat mengurangi stigma dan diskriminasi masyarakat . $elibatkan komunitas' kelompok dukungan sebaya' tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk menghilangkan stigma dan diskriminasi +. Pemberian kondom ke masyarakat saat pengobatan I$! 0. Penggunaan AP pada petugas masyarakat.
BAB III PEMBAHASAN A"&ek klini"
Pada kasus ini' 4anita %0P+A, umur +2 tahun dengan keluhan berupa mual dan muntah yang dialami sejak = bulan yang lalu. $untah dialami saat pasien selesai makan dengan frekuensi =+>*hari dengan volume ,1",, ml. Isi muntahan berupa makanan dan minuman yang dikonsumsi sebelumnya' bercampur dengan cairan kuning yang diyakini pasien berasal dari lambung karena terasa pahit. #eluhan mual dan muntah semakin bertambah setelah makan nasi namun tidak muntah saat mengkonsumsi roti atau minum susu. #eluhan disertai dengan sakit pada ulu hati. 5i4ayat HIV (?). Pada pemeriksaan fisik' ditemukan adanya pembesaran kelenjar getah bening di limfonodi submandibular sinistra dan de>tra dengan ukuran =" cm. Pada abdomen didapatkan nyeri tekan (?) regio epigastrium. Pemeriksaan obstetri 8B: " cm' bokong teraba di fundus' punggung kanan' presentasi kepala' kepala belum masuk PAP' ;; "0 >*menit' 8; "+2 gram. ari anamnesis dan pemeriksaan fisik' ditegakkan diagnosis % IVPIIIA, gravid -1& minggu ? dyspepsia ? HIV. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sel darah putih
di dalam tubuh (limfosit) yang mengakibatkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Grang yang dalam darahnya terdapat virus HIV dapat tampak sehat dan belum membutuhkan pengobatan. 6amun orang tersebut dapat menularkan virusnya kepada orang lain bila melakukan hubungan seks beresiko dan berbagi alat suntik dengan orang lain . AI! ( Acquired Immunodeficiency Syndrome ) merupakan sindrom dengan gejala penyakit infeksi opotunistik atau kanker tertentu akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh infeksi HIV ( Human Immunodeficiency Virus) -. 7ara penularan virus HIV' yaitu 9 ". Penularan parenteral Penularan dari darah dapat terjadi jika darah donor tidak ditapis (uji saring) untuk pemeriksaan HIV' penggunaan ulang jarum dan semprit suntikan' atau penggunaan alat medik lainnya yang dapat menembus kulit. #ejadian di atas dapat terjadi pada semua pelayanan kesehatan' seperti rumah sakit' poliklinik' pengobatan tradisional melalui alat penusuk*jarum' juga pada pengguna napEa suntik (penasun). Pajanan HIV pada organ dapat juga terjadi pada proses transplantasi jaringan*organ di fasilitas pelayanan kesehatan. + . Penularan seksual
Penularan melalui hubungan seksual adalah cara yang paling dominan dari semua cara penularan.Penularan melalui hubungan seksual dapat terjadi selama sanggama laki1 laki dengan perempuan atau laki1laki dengan laki1laki. !anggama berarti kontak seksual dengan penetrasi vaginal' anal' atau oral antara dua individu. 5isiko tertinggi adalah penetrasi vaginal atau anal yang tak terlindung dari individu yang terinfeksi HIV. #ontak seksual oral langsung (mulut ke penis atau mulut ke vagina) termasuk dalam kategori risiko rendah tertular HIV.8ingkatan risiko tergantung pada jumlah virus yang ke luar dan masuk ke dalam tubuh seseorang' seperti pada luka sayat*gores dalam mulut' perdarahan gusi' dan atau penyakit gigi mulut atau pada alat genital. + +. Penularan perinatal
Penularan saat persalinan. 8erjadi karena bayi terkontaminasi darah ibu saat persalinan. &
c.
Penularan pasca persalinan. 8erjadi penularan melalui A!I pada masa menyusui karena adanya HIV pada kelenjar payudara dan A!I pengidap HIV. $eskipun masih ada perbedaan pendapat mengenai hal ini karena hasil penelitian yang berbeda' tetapi karena belum adanya vaksin untuk HIV dan kemungkinan penularan ini tetap ada' maka disepakati pemberian A!I pada bayi tetap masih di larang. /'& Pada kasus ini' pasien mendapatkan virus HIV melalui kontak seksual dengan suami
pertama yang didiagnosis HIV. #arena saat ini pasien dalam kondisi hamil' maka ada kemungkinan bayi yang dikandungnya tertular virus HIV. !ampai saat ini belum didapatkan adanya pengaruh dari infeksi HIV terhadap kehamilan. 8etapi jika sudah terjadi AI! didapatkan pengaruh yang besar dengan terjadinya prematuritas' kematian janin dalam kandungan. iduga kondisi bayi dalam kandungan dipengaruhi oleh makin memberatnya infeksi HIV. ilaporkan tidak ada hubungan antara infeksi HIV dengan makin meningkatnya cacat bayi. $eskipun kehamilan dikatakan
menambah beban terhadap sistim tubuh yang sudah berat menghadapi HIV' tetapi sampai sekarang belum ada bukti yang menunjukkan bah4a HIV makin menjadi progresif setelah adanya kehamilan. /'2 Mani,e"ta"i Klinik Sta)ium I
Diagn$"i" Klinik
Diagn$"i" &a"ti
Asimptomatik
1 Pembesaran #% " cm' tidak nyeri
1 Histology
generalisata
persisten
pada " atau tempat dengan sebab yang tidak diketahui dan persisten selama + bulan atau lebih
Sta)ium II
turun ",3 sebelumnya
turun tanpa sebab yang jelas' atau
turun ",3 terdokumentasi
tidak bertambah pada kehamilan :58I rekuren ("> selama - bulan)
!inusitis
Gtitis $edia 8onsilopharyngitis Herpes Joster
Vesicular
rash'
nyeri
'
distribusi
iagnosis klinik
dermatomal' tidak mele4ati midline Angular cheilitis
tubuh. Pecah pada sudut bibir yang bukan
iagnosis klinik
diakibatkan oleh def fe' biasanya berespon dengan pemberian terapi antijamur :lserasi oral rekuren ( K > selama -
Aphthous' nyeri' dan pseudomembran
bulan terakhir)
kuning abu1abu
Papular preuritic eruption !eborrhoic dermatitis
iagnosis klinik
iagnosis klinik iagnosis klinik
daerah berambut Infeksi jamur pada kuku
Paronikia
#ultur jamur
Gnycholisis !tadium III turun ", 3 sebelumnya
turun tanpa sebab yang jelas.
turun ",3 terdokumentasi
8ampak kurus' $I "&' kg*matau turun pada kehamilan iare kronik lebih dari " bulan
iare kronik lebih dari " bulan yang
Pem feses
tidak dapat dijelaskan penyebabnya emam persisten
emam persisten lebih dari " bulan
!uhu +/.,' dengan kultur darah negative' Eiehl1nelsen negative' apusan darah malaria negative' foto thora> normal' dan tidak ada focus infeksi
#andidiasis oral persisten
erupa pseudomembraneus ber4arna putih atau erythematous form
iagnosis klinik
Gral hairy leukoplakia 8 ( berulang)
iagnosis klinik %ejala kronik 9 batuk' batuk darah' 8A sputum ?' kultur positif sesak' nyeri dada' turun' keringat malam' demam. engan sputum 8A ?
atau
sputum
8A
L
dengan
Infeksi bakteri berat (pneumonia'
gambaran radiologis yang mendukung. emam disertai gejala dan tanda
meningitis'
spesifik'
empiema'
pyomiositis'
infeksi tulang dan sendi' septicemia'
dan
merespon
Isolasi bakteri
terhadap
pemberian antibiotic.
PI) Acute
necrotiEing
ulcerative
Papilla gingival ulserasi' sangat nyeri'
gingivitis atau necrotiEing
gigi tanggal' perdarahan' bau mulut
ulcerative periodontitis.
tidak sedap' dll.
Anemia ( (& gr3)
1
iagnosis klinik
6eutropenia (,'M",2*<) 8rombositopenia (,M",2*<) kronik
Sta)ium I-
HIV 4asting sindrom
turun ",3 ' 4asting' $I "&. kg*m Disertai salah satu :
iare kronik " bulan tanpa sebab yang jelas Atau
emam " bulan tanpa sebab yang jelas
Pneumocystis pneumonia
ispnoe on e>ertion atau batuk tidak
7ytology' imunofloresent mikroskopi.
produktif' takipneu' dan demam. Dan 7N5 9 infiltrate difus bilateral Dan 8idak ada bukti infeksi pneumonia bacterial'
krepitasi
bilateral'
dan
auskultasi dengan atau tanpa obs jalan nafas Pneumonia bacterial rekuren
K > selama - bulan terakhir' onset
#ultur
akut ( minggu)' dengan gejala berat ( demam' batuk sesak' nyeri dada) an konsolodasi pada pemeriksaan foto thora> atau pemeriksaan fisik. simplek
kronik
(orolabial'
Antigen test #ultur' 6A herpes simplek virus'
Herpes simplek kronik (orolabial'
Herpes
genital' anorectal)
genital' anorectal) lebih dari " bulan
citologi' histology.
Gesofagial candidiasis
6yeri retrosternal' disfagi' disertai oral
Cndoskopi' bronkoskopi' mikroskopi'
candidiasis
histology.
8 ekstraparu
Pleural'
pericardia'
peritoneal
Isolasi $.8' 7N5
involvement' meningitis' mediastinal atau abdominal lymphadenopathy atau ostetis. !arcoma kaposi
8ypical gross appearance in skin or
Cndoskopi' bronkoskopi' histology
oropharyn> of persistent' initially flat' patches 4ith a pink or violaceous colour'
skin
lesions
that
usually
develop into plaOues or nodules. 7$V disease (selain hati' limfa' dan
5etinitis
#%) 76! to>oplasmosis
#elainan
HIV encephalopati
#ultur' 6A' histologi neurologis'
penurunan
Antibodi to>oplasma (?) dan satu atau
kesadaran' dan respon terhadap terapi
lebih
spesifik
pemeriksaan 78 scan atau $5I
%angguan
kognitif
*
masa
intracranial
pada
motorik 6euroimaging
progressive yang tidak disebabkan oleh sebab lain 7riptococcosis
ekstrapulmonal
(termasuk meningitis)
emam'
sakit kepala' meningism'
Isolasi criptococus neoformans atau
bingung'
perubahan
antigen test
tingkah
laku'
respon terhadap criptococcal terapi isseminated
non
tuberculous
1
itemukannya bakteri atipikal
multifocal
1
%angguan
mycobacteria infection Progressive leukoencephalopathy.
neurologis
progresif
(gangguan kognitif' berbicara' berjalan' penglihatan' kelemahan ekstremitas' dan gangguan saraf cranial) disertai dengan lesi hypodense pada 4hite matter' atau
7hronic cryptosporidiosis
1
(?) poliomavirus ;7 P75 pada <7!' 7ysts (?) pada pem Jiehl16ielsen
7hronic isosporiasis. isseminated
1 1
Identifikasi Isospora. Histology' antigen detection
mycosis
(coccidiomycosis
atau
Atau culture
histoplasmosis). 5ecurrent non1typhoid
#ultur darah
Salmonella bacteraemia.
1
non1Hodgkin).
Invasive ca cerviks
Histology neuroimaging techniOues
1
Histology atau cytologi
Atypical disseminated leishmaniasis.
1
Histology
!ymptometic
HIV1associated
1
iopsy ginjal
nephropathy. !ymptometic
HIV1associated
1
#ardiomegali' echo
cardiomyopathy.
Ta!el ./ Kriteria Klinik HI-0AIDS &a)a )ewa"a )an anak 12H3 ",'""
alam menegakkan diagnosa HIV' dilakukan beberapa pemeriksaan laboratorium antara lain9 a/ Pemerik"aan Anti!$)i anti4HI- )an )etek"i 5iru"
Pemeriksaan adanya antibodi spesifik dapat dilakukan dengan apid !est ' "nzime #in$ed Sor%ent Assay (C
positif bila antibodi dalam serum mengikat antigen virus murni di dalam enzyme(lin$ed antihuman glo%ulin) Pemeriksaan &estern 'olt merupakan penentu diagnosis AI! setelah
test C
/'""
!/ Pemerik"aan Statu" imun$l$gi
Pada pemeriksaan status imunologi ini yang dilakukan adalah menghitung kadar 70 dalam darah untuk menilai derajat beratnya infeksi HIV dan untuk memprediksi onset terjadinya infeksi oportunistik. Pemeriksaan kadar 70 ini harus diulang setiap + bulan untuk menilai perkembangan penyakit dan dasar pertimbangan untuk tindakan profilaksis dan pengobatan. erikut ini adalah tabel hubungan antara jumlah limfosit 8' kadar 70 dan tingkat gejala klinis penyakit. !tadium klinis 8anpa %ejala %ejala $inor %ejala $ayor dan infeksi oportunistik AI!
/'""
;umlah
;umlah 70 (*mm+) ,"1-,, +"1,, ,,1+,, ,,
Ta!el 6/ Hu!ungan Sta)ium Klini"7 +umlah Lim,$"it T )an #D8/ 11
Penularan HIV dari ibu ke bayi memiliki resiko sebesar "1+3. 8erendah dilaporkan di Cropa dan tertinggi di Afrika. Baktor1faktor yang dapat mempengaruhi' antara lain 9 A/ %akt$r I!u
". ;umlah virus ( *iral load )
Jumlah virus HIV dalam darah ibu saat menjelang atau saat persalinan dan jumlah virus dalam air susu ibu ketika ibu menyusui bayinya sangat mempengaruhi penularan HIV dari ibu ke anak. 5isiko penularan HIV menjadi sangat kecil jika kadar HIV rendah (kurang dari ".,,, kopi*ml) dan sebaliknya jika kadar HIV di atas ",,.,,, kopi*ml. . ;umlah sel 70
I bu denganj uml ah se lCD4r endah l ebi h ber i si komenul ar kan HI V ke bayi nya.Semaki nr endah j uml ah selCD4 r i si kopenul ar an HI V semaki n besar . +. !tatus giEi selama hamil
Ber atbadan r endah se r t a kekur angan vi t ami n dan mi ner alse l ama hami lmeni ngkat kan r i si ko i bu unt uk mender i t a penyaki ti nf eksiyang dapatmeni ngkat kanj uml ahvi r usdanr i si kopenul ar anHI Vkebayi . 0. Penyakit infeksi selama hamil
Penyaki ti nf eksi seper t i si fil i s, I nf eksi Menul ar Seksual ,i nf eksi sal ur an r epr oduksi l ai nnya, mal ar i a, dan t uber kul osi s, ber i si ko meni ngkat kanj uml ahvi r usdan r i si kopenul ar anHI V kebayi . . %angguan pada payudara
Gangguan pada payudar ai bu dan penyaki tl ai n,se per t imast i t i s, abses ,danl ukadiput i ngpayudar adapatmeni ngkat kanr i si kopenul ar an 3 HI Vmel al uiASI .
B/ %akt$r Bayi
akehami l andanber atbadanbayisaatl ahi r ". Usi ayi lahir prematur dengan erat adan
i odepember i anASI . Per !emakin lama ibu menyusui' risiko penularan HIV ke bayi akan semakin besar. +. Adanyal ukadimul utbayi ayi dengan luka di mulutnya lebih berisiko tertular HIV ketika diberikan A!I.
0. 5espon imun neonatus.+
#/ %akt$r !"tetrik
Perinatal HIV +uidelines &or$ing +roup di Amerika !erikat mengajukan
rekomendasi penatalaksanaan obstetrik untuk mengurangi transmisi HIV vertikal. 5ekomendasi yang dianjurkan adalah9 + ". 7ara Persalinan 9
@anita hamil yang terinfeksi HIV1AI! yang datang pada kehamilan di atas +- minggu' belum mendapat antiretrovirus' dan sedang menunggu hasil pemeriksaan kadar HIV dan 70 yang diperkirakan ada sebelum persalinan.
5ekomendasi
9
Ada beberapa regimen yang harus didiskusikan dengan jelas. @anita hamil yang terinfeksi HIV1AI! harus mendapat terapi antiretrovirus seperti regimen PA78% ,/-. @anita hamil yang terinfeksi HIV1AI! dilakukan konseling tentang seksio sesarea untuk mengurangi resiko transmisi dan resiko komplikasi pascaoperasi' anestesi' dan resiko operasi lain padanya. ;ika diputuskan seksio sesarea' seksio direncanakan pada minggu ke1+& kehamilan'. !elama seksio' 4anita hamil yang terinfeksi HIV1 AI! mendapat Eidovudin intravena yang dimulai + jam sebelumnya' dan bayi mendapat Eidovudin sirup selama - minggu. #eputusan akan meneruskan antiretrovirus setelah melahirkan atau tidak tergantung pada hasil pemeriksaan kadar virus dan 70.
. 7ara Persalinan 9
@anita hamil yang terinfeksi HIV1AI! yang datang pada kehamilan a4al' sedang mendapat kombinasi antiretrovirus' dan kadar HIV tetap di atas ",,, kopi*m< pada minggu ke +kehamilan.
5ekomendasi
9
5egimen antiretrovirus yang digunakan tetap diteruskan. @anita hamil yang terinfeksi HIV1AI! harus mendapat konseling bah4a kadar HIV1nya mungkin tidak turun sampai kurang dari ",,, kopi*m< sebelum persalinan' sehingga dianjurkan untuk melakukan seksio sesarea. emikian juga dengan resiko komplikasi seksio yang meningkat' seperti infeksi pascaoperasi' anestesi' dan operasi. ;ika diputuskan seksio sesarea' seksio direncanakan pada minggu ke1+& kehamilan. !elama seksio' 4anita hamil yang terinfeksi HIV1
AI! mendapat Eidovudin intravena yang dimulai minimal + jam sebelumnya. antiretrovirus lain tetap diteruskan sebelum dan sesudah persalinan. ayi mendapat Eidovudin sirup selama minggu. +. 7ara Persalinan 9
@anita hamil yang terinfeksi HIV1AI! yang sedang mendapat kombinasi antiretrovirus' dan kadar HIV tidak terdeteksi pada minggu ke +- kehamilan.
5ekomendasi
9
@anita hamil yang terinfeksi HIV1AI! diberikan konseling bah4a kemungkinan transmisi jika kadar HIV tidak terdeteksi mungkin kurang dari 3' bahkan pada persalinan pervaginam. Pemilihan cara persalinan harus mempertimbangkan keuntungan dan resiko komplikasi seksio.
0. 7ara Persalinan
9
@anita hamil yang terinfeksi HIV1AI! yang sudah direncanakan seksio sesarea elektif' namun datang pada a4al persalinan atau setelah ketuban pecah.
5ekomendasi
9
Jidovudin intravena segera diberikan. ;ika kemajuan persalinan cepat' 4anita hamil yang terinfeksi HIV1AI! dita4arkan untuk menjalani persalinan pervaginam. ;ika dilatasi serviks minimal dan diduga persalinan akan berlangsung lama' dapat dipilih antara Eidovudine intravena
dan
memberikan
untuk
pitosin
melakukan
seksio sesarea
mempercepat
persalinan.
atau ;ika
diputuskan untuk menjalani persalinan pervaginam' elektrode kepala' monitor invasife dan alat bantu lain sebaiknya dihindari. ayi sebaiknya mendapat Eidovudin sirup selama - minggu. Pada saat persalinan' bayi terpapar darah dan lendir ibu di jalan lahir. Baktor obstetrik yang dapat meningkatkan risiko penularan HIV dari ibu ke anak selama persalinan adalah9 ". ;enis Persalinan 5isiko penularan persalinan per vaginam lebih besar dari pada persalinan melalui bedah sesar ( sectio caesaria). .
+. #etuban pecah lebih dari 0 jam sebelum persalinan meningkatkan risiko penularan hingga dua kali lipat dibandingkan jika ketuban pecah kurang dari 0 jam. 0. 8indakan episiotomi' ekstraksi vakum dan forseps meningkatkan risiko penularan HIV karena berpotensi melukai ibu atau bayi. +
Pada saat hamil' sirkulasi darah janin dan sirkulasi darah ibu dipisahkan oleh beberapa lapis sel yang terdapat di plasenta. Plasenta melindungi janin dari infeksi HIV. 8etapi jika terjadi peradangan' infeksi ataupun kerusakan pada plasenta' maka HIV bisa menembus plasenta' sehingga terjadi penularan HIV dari ibu ke anak.Penularan HIV dari ibu ke anak pada umumnya terjadi pada saat persalinan dan pada saat menyusui. 5isiko penularan HIV pada ibu yang tidak mendapatkan penanganan PPIA saat hamil diperkirakan sekitar "103. + 2aktu
Ri"ik$
!elama hamil ersalin $enyusui
L ", 3 ", L , 3 L , 3
Ri"ik$ &enularan ke"eluruhan 69 ' 9 ;
Ta!el 2aktu )an Ri"ik$ Penularan HI- )ari I!u ke Anak
Penanganan pasien hamil dengan HIV dibagi menjadi penanganan antepartum' intrapartum dan postpartum' yakni 9 ./ Penanganan ante &artum
a. #onseling Pada konseling' ibu hamil diajak berkomunikasi dua arah' dengan memberikan informasi mengenai HIV dan hubungannya dengan kehamilan' tanpa mengarahkan dimana kemudian ibu hamil ini dapat mengambil keputusan mengenai kehamilannya dan persalinannya. Pada kehamilan trimester pertama' konseling perlu dilakukan dengan intensif untuk memutuskan apakah kehamilan akan diteruskan atau tidak. " b. Pemeriksaan ante natal ilakukan pemeriksaan ante natal seperti biasa' tetapi perlu dilakukan eksplorasi mengenai partner hubungan seksual' apakah pernah menderita penyakit hubungan seksual (!8)' atau pernah mendapatkan transfusi darah' dan ditanyakan juga apakah sering mendapatkan pengobatan dengan suntikan. "" c. Pemberian obat anti virus 8ujuan
utama
pemberian
antiretrovirus
pada
kehamilan
adalah
menekan
perkembangan virus' memperbaiki fungsi imunologis' memperbaiki kualitas hidup' mengurangi morbiditas dan mortalitas penyakit yang menyertai HIV. Pada kehamilan' keuntungan pemberian antiretrovirus ini harus dibandingkan dengan potensi toksisitas' teratogenesis dan efek samping jangka lama. Akan tetapi' efek penelitian mengenai
toksisitas' teratogenesis' dan efek samping jangka lama antiretrovirus pada 4anita hamil masih sedikit."
6/ Penanganan intra &artum
Pemilihan persalinan yang aman diputuskan oleh ibu setelah mendapatkan konseling lengkap tentang pilihan persalinan' risiko penularan' dan berdasarkan penilaian dari tenaga kesehatan. Pilihan persalinan meliputi persalinan per vaginam dan perabdominam (bedah sesar atau seksio sesarea). alam konseling perlu disampaikan mengenai manfaat terapi A5V sebagai cara terbaik mencegah penularan HIV dari ibu ke anak. engan terapi A5V yang sekurangnya dimulai pada minggu ke1"0 kehamilan' persalinan per vaginam merupakan persalinan yang aman. Apabila tersedia fasilitas pemeriksaan *iral load ' dengan *iral load ".,,,kopi*<' persalinan per vaginam aman untuk dilakukan. Persalinan bedah sesar hanya boleh didasarkan atas indikasi obstetrik atau jika pemberian A5V baru dimulai pada saat usia kehamilan +- minggu atau lebih' sehingga diperkirakan viral load ".,,, kopi*<. + #e4aspadaan menyeluruh atau Q:niversal PrecautionR harus diperhatikan untuk memperkecil kemungkinan terjadinya penularan dari ibu ke bayi' penolong maupun petugas kesehatan lainnya.Hindari memecahkan ketuban pada a4al persalinan' terjadinya partus lama dan laserasi pada ibu maupun bayi. #arena itu pada kemacetan persalinan maka tindakan !eksio !esarea adalah lebih baik dari memaksakan persalinan per vaginam.Petugas kesehatan harus memakai sarung tangan vynil' bukan saja pada pada pertolongan persalinan tetapi juga pada 4aktu membersihkan darah ' bekas air ketuban dan bahan lain dari pasien yang melahirkan dengan HIV. Penolong persalinan harus memakai kacamata pelindung' masker' baju operasi yang tidak tembus air dan sering kali membersihkan atau mencuci tangan. $embersihkan lendir atau air ketuban dari mulut bayi harus memakai mesin isap' tidak dengan kateter yang diisap dengan mulut.ayi yang baru lahir segera dimandikan dengan dengan air yang mengandung disinfektan yang tidak mengganggu bayi. & Penanganan &a"=a &er"alinan
Pada pasca persalinan dilakukan pencegahan terjadinya penularan melalui A!I' di samping penularan parenteral melalui suntikan dan luka atau lecet pada bayi. Pencegahan penularan melalui A!I sudah tentu dilakukan dengan mencegah pemberian A!I' tetapi untuk daerah yang sedang berkembang hal ini masih menjadi perdebatan karena
dikha4atirkan bayi tidak mendapatkan pengganti A!I. Ibu pengidap HIV harus diadviskan mencegah kehamilan berikutnya dengan alat kontrasepsi. " Pada tahun ,"+ @HG mengeluarkan aturan pemberian obat A5V untuk pencegahan HIV dari Ibu ke bayi' yaitu 9 "+ a. :ntuk I: 9
658I lini kedua ini direkomendasikan jika 1
#egagalan 8B ? + 87 (atau B87)' regimen pengobatan lini pertama gunakan AJ8? +87 dan 658I sebagai dasar regimen lini kedua
1
#egagalan AJ8 atau d08 ? +87 ' regimen pengobatan lini pertama gunakan 8B? +87 (atau B87) dan 658I sebagai dasar regimen pengobatan lini kedua.
Ta!el 8/ Regimen maternal
Ta!el / !at4$!at &a)a antenatal7intra&artum )an &$"t&artum .6
b. :ntuk bayi 9 Profilaksis 6VP (6iverapin) setiap hari selama - minggu setelah lahirnya bayi atau postpartum apabila HIV diidentifikasi dan jika bayinya sedang menerima makanan penganti'maka harus diberikan profilaksis 6VP setiap hari (atau AJ8 dua kali sehari). Regimen AR-
U"ia Bayi
A>T 1rek$men)a"i hanya &a)a !ayi )engan
!ampai :sia - minggu •
makanan &engganti3 •
N-P
,,,1022 gram
D$"i"
", mg' > sehari " m' > sehari
K ,, gram !ampai :sia - minggu ,,,1022 gram
•
K ,, gram - minggu L - bulan -bulan L 2 bulan 2 bulan L berakhirnya periode
", mg' "> sehari " m' "> sehari
•
, mg' "> sehari +, mg' "> sehari 0, mg' "> sehari
menyusui
Ta!el ?/ D$"i" Pem!erian AR- )an N-P untuk Bayi yang menyu"ui/ .<
Ta!el @/ Maternal )an In,ant ART Pr$,ilak"i" &a)a "kenari$ klinik !er!e)a .<
8abel &. Cfek samping obat A5V pada ibu hamil dan bayi .<
Pada pasien ini dilakukan penanganan simptomatik dan dilakukan konseling mengenai pentingnya A5V' penjelasan dosis obat dan lama penggunaan 4alaupun pasien sempat menolak mengkonsumsi A5V. !elain itu tetap menyarankan pasien untuk melakukan pemeriksaan kadar virus dan 70 Pentingnya penggunaan kondom saat berhubungan seksual serta menghindari penularan melalui darah juga perlu dijelaskan kepada pasien. Pada saat ini' mulai dibicarakan persiapan cara persalinan dan kontrasepsi sesudahnya. Pasien sudah menyiapkan diri untuk dilakukan operasi !7 sekaligus tubektomi mengingat umur yang sudah +2 tahun. $emberikan motivasi untuk tetap semangat serta tetap menyarankan pasien untuk berkata jujur kepada suami dan keluarga. A"&ek Ilmu Ke"ehatan Ma"yarakat
Baktor1faktor yang berhubungan dengan HIV*AI! adalah
+'"0'"'"-
9
a. :mur i Indonesia persentase kumulatif HIV paling banyak ditemukan kasus pada kelompok umur 102 tahun (/+'03). an pada kasus AI! yang paling banyak terdeteksi yaitu pada kelompok umur +,1+2 tahun (+2'3). #elompok umur yang paling beresiko terhadap penularan HIV dan kejadian AI! adalah kelompok umur produktif yaitu rentang umur ,1+2 tahun . b. ;enis kelamin $enurut #emenkes (,"+)' jenis kelamin laki1laki merupakan prevalensi terbanyak yang menderita HIV*AI! c. Pekerjaan $asyarakat yang beresiko untuk penularan infeksi HIV cukup beragam' seperti mahasis4a' lingkungan gay' penjara' pemandian umum' pelacuran' dan lingkungan tuna4isma. Ada variasi tingkat resiko dalam masyarakat tergantung dari masing1 masing pekerjaannya' tetapi ketika HIV menyebar dalam diri mereka' biasanya menyebar dengan cepat karena adanya jaringan terkait erat yang terhubung melalui seks dan narkoba. d. Pendidikan Pendidikan formal yang ditempuh seseorang pada dasarnya adalah merupakan suatu proses menuju kematangan intelektual' untuk itu pendidikan tidak dapat terlepas dari proses belajar. Pendidikan merupakan upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif . e. !tatus perka4inan
Perka4inan dan kesetiaan perempuan tidak cukup untuk melindungi mereka dari infeksi HIV di banyak negara. 7ontohnya 4ilayah Jimbab4e' urban dan !u4eo (Afrika !elatan) yang dilaporkan --3 populasinya hanya memiliki satu pasangan hidup' /23 tidak melakukan hubungan seks paling kurang sampai mereka berusia "/ tahun. 6amun 0,3 perempuan muda di sana telah terinfeksi HIV meskipun mereka tetap setia dengan satu pasangan saja. ari laporan @HG' dikatakan bah4a jumlah infeksi baru yang cukup signifikan terjadi di kalangan perempuan hamil yang sudah menikah dan ditularkan oleh suami mereka. 5esiko progresivitas infeksi HIV kali lebih besar terjadi pada kelompok yang belum menikah. f. #epatuhan minum obat 8erapi antiretroviral (A5V) telah terbukti secara bermakna menurunkan angka kematian dan kesakitan orang dengan HIV*AI!. :ntuk mencapai tujuan tersebut' tentu dibutuhkan sikap dan perilaku yang mempengaruhi seseorang untuk patuh terhadap minum obat. g. Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia' atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya. $enurut 6otoatmodjo (,,/)' yang menyebabkan seseorang untuk berperilaku karena adanya 0 alasan pokok yaitu pemikiran dan perasaan' acuan' dan referensi dari seseorang' sumber daya dan sosio budaya. entuk dari pemikiran dan perasaan salah satunya adalah pengetahuan. !eseorang akan berperilaku didasarkan beberapa pertimbangan yang diperoleh dari tingkat pengetahuannya. h. #eyakinan perilaku adalah hal1hal yang diyakini oleh individu mengenai sebuah perilaku dari segi positif dan negatif. #eyakinan normatif yang berkaitan dengan pengaruh lingkungan termasuk faktor lingkungan sosial khususnya orang1orang yang berpengaruh bagi kehidupan individu dapat mempengaruhi keputusan individu. !elain pengetahuan' keterampilan dan pengalaman' keyakinan individu mengenai suatu perilaku akan dapat dilaksanakan ditentukan juga oleh ketersediaan 4aktu untuk melaksanakan perilaku tersebut' tersedianya fasilitas untuk melaksanakannya' dan memiliki kemampuan
untuk mengatasi
setiap kesulitan
yang menghambat
pelaksanaan perilaku. Hal1hal inilah yang akhirnya membuat individu untuk mempunyai niat dan kontrol diri dalam melakukan suatu tindakan. ilihat dari umur' maka usia pasien masuk dalam rentang kelompok usia produktif yang sering ditemukan HIV*AI!. Pasien dalam kasus ini merupakan ibu rumah tangga lulusan ! yang tertular melalui suaminya yang semasa hidupnya bekerja sebagai pekerja di
kantor pelabuhan dan tukang gunting rambut kelilingan. Ada kemungkinan suami pasien terpapar saat sudah menikah atau sebelum menikah dimana pasien tidak mengetahui bagaimana perilaku suami saat sebelum menikah. 8ingkat pendidikan dan pengetahuan yang sangat minimal membuat pasien lambat menyadari kondisi suami' sehingga ketika suami datang ke tenaga kesehatan sudah dalam stadium akhir seperti diare dan batuk kronik' penurunan berat badan' tumbuhnya jamur di dalam mulut. !aat ini pasien telah menikah kembali dan dalam kondisi hamil' namun hingga saat ini pasien belum memberitahukan penyakitnya kepada suami kedua sehingga ini menjadi kendala pasien dalam mengkonsumsi obat dan melakukan tindakan pencegahan berupa pemakaian kondom saat melakukan hubungan seksual. Hukuman sosial atau stigma oleh masyarakat di berbagai belahan dunia terhadap pengidap HIV1AI! terdapat dalam berbagai cara' antara lain tindakan1tindakan pengasingan' penolakan' diskriminasi dan penghindaran atas orang yang diduga terinfeksi HIV. #ekerasan atau ketakutan atas hukuman sosial ini telah mencegah banyak orang untuk melakukan tes HIV' memeriksa bagaimana hasil tes mereka atau berusaha untuk memperoleh pera4atan sehingga mungkin mengubah suatu sakit kronis yang dapat dikendalikan menjadi Qhukuman matiR dan menjadikan meluasnya penyebaran HIV AI!. !tigma AI! sering dikaitkan dengan homoseksualitas' biseksualitas' seks bebas' dan penggunaan narkoba melalui suntikan. !eseorang yang terjangkit HIV AI! dapat berdampak sangat luas dalam hubungan sosial dengan keluarga' hubungan dengan teman1 teman' relasi dan jaringan kerja akan berubah baik kuantitas maupun kualitas. :paya kuratif pada aspek sosial difokuskan dalam upaya mendorong pengidap HIV*AI! agar menjadi produktif dan punya kontribusi terhadap masyarakat' maka secara tidak langsung akan mengurangi stigma buruk di masyarakat "/. 6ursalam (,,) menjelaskan bah4a seseorang penderita HIV*AI! setidaknya membutuhkan bentuk dukungan dari lingkungan sosialnya. imensi dukungan sosial meliputi tiga hal' yaitu9 a. "motional support ' meliputi perasaan nyaman' dihargai' dicintai dan diperhatikan b. Cogniti*e support ' meliputi informasi' pengetahuan dan nasehat c. /aterials support ' meliputi bantuan atau pelayanan berupa suatu barang dalam mengatasi suatu masalah. ampak HIV*AI! di bidang ekonomi dapat dimulai dari tingkat individu' keluarga' masyarakat dan akhirnya pada negara dan mungkin dunia. Cpidemi HIV*AI! akan menimbulkan biaya tinggi' baik pada pihak penderita maupun pihak rumah sakit. Hal ini
dikarenakan obat penyembuh yang belum ditemukan' sehingga biaya harus terus dikeluarkan hanya untuk pera4atan dan memperpanjang usia penderita. Pengidap HIV*AI! pada umumnya berada dalam situasi yang membuat penderita merasakan menjelang kematian dalam 4aktu dekat. Individu yang dinyatakan terinfeksi HIV' sebagian besar menunjukkan perubahan karakter psikososial. Pasien yang didiagnosis dengan HIV akan mengalami masalah fisik' psikologis' sosial dan spritual. $asalah psikologis yang timbul adalah 9 a. !tres yang ditandai dengan menolak' marah' depresi dan keinginan untuk mati. Individu yang terinfeksi HIV*AI! atas pemberitahuan dokter' biasanya mengalami shock' bisa putus asa karena shock berat. Penderita mengalami depresi berat' sehingga menyebabkan penyakit semakin lama semakin berat' timbul berbagai infeksi oportunistik' dan penderita semakin tersiksa. iaya pengobatan tambah besar' penyakit bertambah banyak' obat yang diberikan harus tambah banyak dengan berbagai efek samping yang dapat memperparah keadaan penderita. b. #eyakinan diri yang rendah pada penderita HIV*AI! akan menyebabkan penderita mengalami hypochondria' dimana penderita seringkali memikirkan mengenai kehilangan' kesepian' dan perasaan berdosa di atas segala apa yang telah dilakukan sehingga menyebabkan penderita kurang menitikberatkan langkah1langkah penjagaan kesehatan dan kerohanian. !eorang pasien yang telah didiagnosis HIV positif dan mengetahuinya' menyebabkan kondisi mental penderita akan mengalami fase yang sering disingkat !AA (!hock' Anger' argain' epressed' Acceptance). c. !emakin tinggi tingkat kecemasan pada penderita HIV*AI!' maka kesejahteraan psikologis pada penderita HIV*AI! akan semakin rendah $otivasi sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan penderita HIV*AI! baik berupa motivasi ekstrinsik (dukungan orang tua' teman dan sebagainya) maupun motivasi intrinsik (dari individu sendiri). ukungan sosial mempengaruhi kesehatan dan melindungi seseorang terhadap efek negatif stres berat. $otivasi terhadap penderita HIV*AI! dapat juga berupa terapi yang mempunyai tujuan sebagai berikut 9 ". $embantu penderita mempertahankan kontrol akan hidupnya dan membantu menemukan mekanisme pertahanan yang sehat' termasuk sikap yang selalu positif dalam menghadapi begitu banyak tantangan dan stres dalam perjalanan penyakitnya. . $embantu penderita menghadapi perasaan bersalah' penyangkalan' panik dan putus asa.
+. ekerja bersama penderita menciptakan perasaan menghormati diri sendiri dan menyelesaikan konflik penderita jika ada. 0. $embantu penderita berkomunikasi dengan keluarga' pasangan hidup dan teman1teman mengenai penyakitnya dan rasa takut akan penolakan serta ditinggalkan' juga membantu membina hubungan interpersonal yang memuaskan. . $embantu penderita membangun strategi untuk berhadapan dengan krisis nyata yang mungkin terjadi' baik dalam kesehatan maupun sosioekonomi' dan hal1hal dalam kehidupan lainnya.
DA%TAR PUSTAKA
". @orld Health GrganiEation. ,"+. %uidelines for second generation HIV surveillance9 an update9 #no4 your epidemic. ;oint :nited 6ations Programme on HIV* AI!. @orld Health GrganiEation. . :6AI!. ,"+. :6AI! 5eport Gn 8he %lobal AI! Cpidemic ,"+. %lobal 5eport. :6AI!. +. #ementerian #esehatan 5epublik Indonesia. ,"+. 5encana Aksi 6asional Pengendalian HIV dan AI! !ektor #esehatan ,"01,"2. irektorat ;enderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
2. #ementerian #esehatan 5epublik Indonesia. ,"+. Pedoman Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak. ",. @orld Heealth GrganiEation. HIV classification977 and @HG !taging !ystem. H5!A HIV*AI! ureau. ,". @orld Health GrganiEation. "". $arino 8. ,". HIV in Pregnancy. & 6ovember ,". $edscape. ". P$878 %uidelines. ,"+. 8he !outh African Antiretroviral 8reatment %uidelines. epartment of Health !outh Africa. "+. @orld Health GrganiEation . 7onsolidated guidelines on the use of antiretroviral drugs for treating and preventing HIV infection. ;oint :nited 6ations Programme on HIV* AI!. ;une ,"+. @orld Health GrganiEation. "0. 6otoatmodjo' !oekidjo. ,,+. Ilmu #esehatan $asyarakat Prinsip1prinsip asar. ;akarta 9 P8. 5ineka 7ipta. ". Pusponegoro' et.al. ,"+. Hubungan Penyuluhan engan Pengetahuan' !ikap dan Perilaku Ibu Hamil 8entang HIV dan Program Voluntary 7ounseling and 8esting di Puskesmas Pulo %adung 8ahun ,"+. epartemen Gbstetri dan %inekologi. B#:I. "-. 5oEa ;. ,"+. Baktor yang erhubungan dengan !tatus HIV #lien V78 di 5!: $andau #abupaten engkalis 8ahun ,"+. ;akarta 9 :niversitas Indonesia. "/. !usan et.al. ,". isengagement and Cngagement 7oping 4ith HIV*AI! !tigma and Psychological @ell eing of People 4ith HIV*AI!. ;ournal of !ocial and 7linical Psychology' vol " () 9 pp "+1,. "&. 6ursalam. ,,. /odel Asuhan 0eperawatan Pada Pasien HIV AIDS . !urabaya.