1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Epidemiologi adalah suatu rangkaian proses yang terus menerus dan sistematik sistematik dalam pengumpulan pengumpulan data, pengolahan, pengolahan, analisis analisis dan interpretasi interpretasi serta serta disimi disiminasi nasi inform informasi asi untuk untuk aksi aksi atau atau perenc perencana anaan, an, pelaks pelaksanaa anaan n dan penilaian program kesehatan masyarakat berdasarkan evidence base. base. Kejad Kejadia ian n luar luar bias biasaa (KLB (KLB)) adala adalah h timb timbul ulny nyaa atau atau meni mening ngkat katny nyaa kejadian kesakitan/kematian yang yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun aktu tertentu (!eraturan "enteri Kesehatan #$, %omor &'/"e &'/"enke nkes/! s/!er/ er/$$$/ $$$/*+ *++). +). KLB penya penyakit kit menula menularr merupa merupakan kan indika indikasi si ditetapkannya suatu daerah menjadi suatu abah, atau dapat berkembang menjadi suatu abah. -abah penyakit menular adalah kejadian berj angkitnya suatu suatu peny penyak akit it menu menula larr dalam dalam masy masyara arakat kat yang yang juml jumlah ah pend penderi eritan tany ya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang laim pada aktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan mala petaka ( %o.0, *+0). 1esuai 1esuai dengan dengan strateg strategii $ndone $ndonesia sia sehat sehat tahun tahun 2*& dan kebutu kebutuhan han pembangunan sektor kesehatan di era desentralisasi ini, 3epartemen kesehatan #epublik $ndonesia sudah menetapkan 4isi dan misi !uskesmas. isi isi pemb pemban angu guna nan n keseh kesehat atan an mela melalu luii !usk !uskesm esmas as adala adalah h teru terujud judny nyaa Kecam Kecamat atan an sehat sehat tahu tahun n 2*& 2*&.. Kecam Kecamata atan n sehat sehat meru merupa paka kan n gamb gambara aran n masyarakat kecamatan masa depan yang hidup di lingkungan yang sehat dan perilaku hidup masyarakat yang juga sehat, mampu menjangkau pelayanan
2
kesehat kesehatan an yang yang ada di ilaya ilayahny hnyaa serta serta memilik memilikii derajat derajat keseha kesehatan tan yang yang setinggi5tin setinggi5tingginy gginya. a. !encapaian !encapaian 4isi $ndonesia $ndonesia 2*& dapat dicapai dengan dengan menggerakan puskesmas sebagai pelaksana teknis 3inas Kesehatan terbaah yang yang memi memili liki ki enam enam kea keajib jiban an yang yang haru haruss dila dilaksa ksana naka kan, n, yaitu yaitu upay upayaa promosi kesehatan, kesehatan lingkungan (kesling), kesehatan ibu anak dan kelu keluar arg ga
bere berenc ncan ana, a,
perb perbai aik kan
gii ii
masy asyarak arakat at,,
pen penceg cegahan ahan
dan
pemberantasan penyakit menular, serta pengobatan. !enyak !enyakit it 3emam 3emam Berdar Berdarah ah 3engue 3engue (3B3) (3B3) merupa merupakan kan salah salah satu masa masalah lah kese keseha hata tan n masar masarak akat at di $ndo $ndone nesia sia,, sejak sejak tahu tahun n *+' *+' jumla jumlah h kasu kasusny snyaa cend cenderu erung ng meni mening ngka katt dan dan peny penyeb ebara arann nnya ya bert bertamb ambah ah luas luas.. Keadaan ini erat kaitannya dengan peningkatan mobilitas penduduk sejalan dengan dengan semaki semakin n lancarn lancarnya ya hubung hubungan an transp transport ortasi asi serta serta terseb tersebar ar luasny luasnyaa 4iru 4iruss Dengue dan nyamuk penularnya di berbagai ilayah di $ndonesia (3epkes #$, 2&6 *). !eny !enyak akit it ini ini term termas asuk uk salah salah satu satu peny penyaki akitt menu menula larr yang yang dapa dapatt menimbulkan abah, maka sesuai dengan ndang5ndang %o. 0 7ahun *+0 tentang abah penyakit menular serta !eraturan "enteri Kesehatan %o. &' tahun *++, setiap penderita termasuk tersangka 3B3 harus segera s egera dilapo dilaporka rkan n selamb selambat5l at5lamb ambatny atnyaa dalam dalam jangka jangka aktu aktu 20 jam oleh oleh unit unit pelayanan kesehatan (rumah sakit, s akit, puskesmas, poliklinik, balai pengobatan, dokter praktik sasta, dan lain5lain) (3epkes #$, 2&6 *).
!ada tahun 2*8 2*8 B3B merupakan penyakit dengan jumlah terbanyak pada !uskesmas Bareng dari seluruh kabupaten 9ombang, pada tahun 2*8 dengan
3
jumlah mencapai &: kasus (20;) dan pada tahun 2*0
dengan jumlah
mencap mencapai ai 2 kasus kasus (*+;). (*+;). 7ingg 7ingginy inyaa angka angka kejadi kejadian an 3B3 di !uskes !uskesmas mas Bareng merupakan merupakan latar belakang diangkatnya diangkatnya topik 3B3 pada pembahasan pembahasan laporan epidemiologi ini. 1.2 Tujuan Kegiatan 1.2.1 Tujuan umum <
"enganalisis kejadian B3B di ilayah kerja !uskesmas Bareng periode 2*852*0. 1.2.2 Tujuan khusus
*. "enga "engana nali lisis sis kejad kejadia ian n 3B3
berd berdasa asark rkan an bulan bulan di ilay ilayah ah kerja kerja
!uskesmas Bareng pada tahun ta hun 2*852*0. 2. "enga "engana nali lisis sis kejad kejadian ian 3B3 3B3 berd berdasa asark rkan an usia usia di ilay ilayah ah kerja kerja !uskesmas Bareng pada tahun ta hun 2*852*0. 8. "engan "enganalis alisis is kejadi kejadian an 3B3 3B3 berdas berdasark arkan an jenis jenis kelam kelamin in di ilay ilayah ah kerja !uskesmas Bareng pada tahun 2*852*0. 0. "enga "engana nali lisis sis kejad kejadian ian 3B3 3B3 berd berdasa asark rkan an desa desa di ilay ilayah ah kerja kerja !uskesmas Bareng pada tahun ta hun 2*852*0. &. "engan "enganalis alisis is kejadi kejadian an 3B3 berdasar berdasarkan kan !resentas !resentasee #umah #umah 7angg 7anggaa Berperilaku =idup Bersih dan 1ehat di ilayah kerja !uskesmas Bareng pada tahun 2*852*0. '. "enga "engana nali lisis sis kejad kejadia ian n 3B3 3B3 berd berdasa asark rkan an 3ata 3ata #uma #umah/ h/Ba Bang ngun unan an Bebas Bebas 9entik 9entik %yamu %yamuk k >edes >edes di ilaya ilayah h kerja kerja !uskesm !uskesmas as Bareng Bareng pada tahun 2*852*0.
4
BAB 2 TINJAUAN PUTAKA 2.1
Kesehatan Lingkungan
"enurut World Health Organization (-=?), kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. =impunan >hli Kesehatan Lingkungan $ndonesia (=>KL$) mendefinisikan kesehatan lingkungan sebagai suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia. 7erdapat *: ruang lingkup kesehatan lingkungan menurut World Health Organization (-=?), yaitu 6 *. !enyediaan air minum 2. !engelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran 8. !embuangan sampah padat 0. !engendalian 4ektor &. !encegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia '. =igiene makanan, termasuk higiene susu :. !engendalian pencemaran udara . !engendalian radiasi +. Kesehatan kerja *. !engendalian kebisingan **. !erumahan dan pemukiman
5
*2. >spek kesling dan transportasi udara *8. !erencanaan daerah dan perkotaan *0. !encegahan kecelakaan *&. #ekreasi umum dan pariisata *'.7indakan5tindakan
sanitasi
yang
berhubungan
dengan
keadaan
epidemi/abah, bencana alam dan perpindahan penduduk *:. 7indakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan. 3i $ndonesia, berdasarkan undang5undang %o. 28 tahun *++2 tentang !okok5!okok Kesehatan pasal 22 ayat 8 menyebutkan baha kesehatan lingkungan
meliputi
kegiatan/program
penyehatan
air
dan
udara,
pengamanan limbah padat, limbah cair, limbah gas, radiasi, kebisingan, pengendalian 4ektor penyakit dan penyakit berbasis lingkungan, dan penyehatan atau pengamanan lainnya. "asalah kesehatan berbasis lingkungan disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan baik kualitas maupun kuantitasnya, serta perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat yang masih rendah, mengakibatkan penyakit berbasis lingkungan seperti diare, $1!>, 7B !aru, 3B3 dan lain5lain. 3i samping itu juga disebabkan oleh pola pelayanan kesehatan yang masih menitik beratkan pada pelayanan kuratif. Bila melihat kondisi lingkungan yang kurang sehat dan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat yang masih rendah, maka perlu adanya program kegiatan terobosan yang dapat memacu peningkatan kualitas lingkungan yang lebih baik, sehingga dapat menekan kejadian penyakit yang berbasis lingkungan. !rogram kegiatan 1iaga Kesehatan Lingkungan
6
(1iaga Kesling) yang merupakan kegiatan yang bertujuan meningkatkan kualitas lingkungan dengan melibatkan peran serta masyarakat agar masyarakat terlindungi dari masalah penyakit yang berbasis lingkungan. 7ujuan khusus dari kegiatan 1iaga Kesling adalah 6 *. "eningkatnya perilaku masyarakat dalam berperilaku hidup bersih dan sehat (!=B1). 2. !enanggulangan masalah kesehatan ke arah upaya pre4entif dan promotif. 8. "eningkatnya gerakan masyarakat dalam upaya penanggulangan masalah kesehatan lingkungan. 0. "enurunnya penyakit berbasis lingkungan. &.
!enyebarluasan
informasi
mengenai
meningkatkan pengetahuan tentang
kesehatan
lingkungan
dan
kesehatan lingkungan kepada
masyarakat. 2.2
Pen!eli"ikan Keja"ian Luar Biasa #KLB$
2.2.*. !engertian -abah/KLB serta Kriteria KLB *. -abah -abah penyakit menular adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang laim pada aktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan mala petaka ( %o.0, *+0). "enteri menetapkan jenis5jenis penyakit tertentu yang dapat menimbulkan abah. "enteri menetapkan dan mencabut penetapan daerah tertentu dalam ilayah $ndonesia yang terjangkit abah sebagai daerah abah.
7
2. Kejadian Luar Biasa (KLB) KLB
adalah
timbulnya
atau
meningkatnya
kejadian
kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun aktu tertentu (!eraturan "enteri Kesehatan #$, %omor &'/"enkes/!er/$$$/*++). KLB penyakit menular merupakan indikasi ditetapkannya suatu daerah menjadi suatu abah, atau dapat berkembang menjadi suatu abah. 8. Kriteria Kerja KLB Kepala ilayah/daerah setempat yang mengetahui adanya tersangka abah (KLB penyakit menular) di ilayahnya atau tersangka penderita penyakit menular yang dapat menimbulkan abah, ajib segera melakukan tindakan5tindakan penanggulangan seperlunya, dengan bantuan unit kesehatan setempat, agar tidak berkembang menjadi abah ( 0, *+0 dan !ermenkes &'/"enkes/!er/$$$/*++). 1uatu kejadian penyakit atau keracunan dapat dikatakan KLB apabila memenuhi kriteria sebagai berikut6 *. 7imbulnya suatu penyakit/ menular yang sebelumnya tidak ada/ tidak dikenal. 2. !eningkatan kejadian penyakit/kematian terus menerus selama 8 kurun aktu berturut5turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu).
8
8. !eni !ening ngka kata tan n keja kejadi dian an peny penyak akit/ it/ke kema matia tian, n, 2 kali kali atau atau lebi lebih h dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam, minggu, bulan, tahun). 0. 9umlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan dua kali kali atau atau lebih lebih diband dibanding ingkan kan dengan dengan angka angka rata5rat rata5rataa per bulan dalam tahun sebelumnya. &. >ngk >ngkaa rata5r rata5rat ataa perb perbul ulan an selam selamaa satu satu tahu tahun n menu menunj njuk ukka kan n kenaikan dua kali lipat atau lebih dibanding dengan angka rata5 rata per bulan dari tahun sebelumnya. '. @ase Aatality Aatality rate (@A#) suatu suatu penyak penyakit it dalam dalam suatu suatu kurun kurun akt aktu u
tert terten entu tu menun enunju jukk kkan an kena kenaik ikan an &; &;
atau atau lebi lebih, h,
dibanding dengan @A# dari periode sebelumnya. :. !ropor !roportio tional nal #ate (!#) (!#) pender penderita ita dari dari suatu suatu period periodee tertent tertentu u menunjukkan kenaikan dua atau lebih diabnding periode, kurun aktu atau tahun sebelumnya. . Beberapa penyakit khusus menetapkan kriteria khusus 6 kholera dan demam berdarah dengue a. 1etiap 1etiap pening peningkat katan an kasus kasus dari dari period periodee sebelum sebelumny nyaa (pada (pada daerah endemis). b. 7erdapat 7erdapat satu atau lebih penderita baru dimana pada per iode 0 minggu sebelumnya daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit yang bersangkutan. +. Beberapa penyakit seperti keracunan, menetapkan * (satu) kasus atau lebih sebagai KLB.
9
a. Keracunan makanan b. Keracunan pestisida Kriteria5kriteria diatas dalam penggunaan sehari5hari harus didasarkan pada akal sehat atau common sense. 1ebab belum tentu suatu kenaikan dua kali atau lebih merupakan merupakan KLB. 1ebaliknya 1ebaliknya suatu kenaikan kenaikan yang kecil dapa dapatt saja saja meru merupa paka kan n KLB KLB yang yang perlu perlu dita ditang ngan anii sepert sepertii peny penyaki akitt 6 poliomyelitis dan tetanus neonatorum, kasus dianggap KLB dan perlu penanganan khusus. 2.2.2 !enyakit5penyakit "enular yang Berpotensi -a -abah/KLB bah/KLB !enyakit5penyakit menular yang ajib dilaporkan adalah penyakit5 penyakit yang memerlukan keaspadaan ketat yang merupakan penyakit5 penyakit abah atau yang berpotensi abah atau yang dapat menimbulkan kejadian luar biasa (KLB). !enyakit5penyakit menular dikelompokkan sebagai berikut6 *. !enyak !enyakit it karant karantina ina atau penyaki penyakitt abah abah pentin penting g antara antara lain lain adalah6 C 3=A C @ampak C #abies C 7etanus %eonatorum C 3iare C !ertusis C !oliomyelitis
10
2. !enyakit potensi abah/KLB yang menjalar dalam aktu cepat atau mempunyai mempunyai mortalitas mortalitas tinggi, dan penyakit penyakit yang telah masuk program eradikasi/eliminasi dan memerlukan tindakan segera6 C "alaria C Arambosia C $nfluena C >nthraD C =epatitis C 7yphus abdominalis C "eningitis C Keracunan C Encephalitis C 7etanus 0. !enyak !enyakit5p it5peny enyaki akitt potens potensial ial abah/ abah/KLB KLB lainny lainnyaa dan beberap beberapaa penyakit penting. &. !enyakit5pe !enyakit5penyak nyakit it menular menular yang tidak berpotensi menimbulka menimbulkan n aba abah h dan dan KLB KLB teta tetapi pi dipr diprog ogram ramka kan, n, ditin ditingk gkat at kecam kecamat atan an dilap dilapor orka kan n secara secara bula bulana nan n melal melalui ui ## terp terpad adu u !uske !uskesm smas as ke Kabupa Kabupaten ten,, dan seterusn seterusnya ya secara secara berjenj berjenjang ang sampai sampai ke tingka tingkatt pusat. !enyakit5penyakit tersebut meliputi 6 @acing, Lepra, 7uberculosa, 1yphilis, onorhoe, Ailariasis F >$31, dll. 1ehingga petugas
!oskesdes
diharapkan melaporkan
kejadian5kejadian
penyakit ini ke tingkat Kecamatan/ !uskesmas jika, dari penyakit5 penyakit diatas, pada keadaan tidak ada abah/KLB secara rutin
11
hanya yang termasuk kelompok * dan kelompok 2 yang perlu dilaporkan secara mingguan. Bagi penyakit kelompok 8 dan kelompok 0 bersama5sama penyakit kelompok * dan 2 secara rutin dilaporkan bulanan ke !uskesmas. 9ika peristia KLB atau abah dari penyakit yang bersangkutan sudah berhenti (incidence penyakit sudah kembali pada keadaan normal), maka penyakit tersebut tidak perlu dilaporkan secara mingguan lagi. 1ementara itu, laporan penyakit setiap setiap bulan perlu dilaporkan ke !uskesmas oleh Bidan desa/petugas di !oskesdes. 2.2 3emam Berdarah 3engue
2.2.* 3efinisi !enyakit 3emam Berdarah 3engue (3B3) adalah penyakit yang disebabkan oleh 4irus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus >edes, misalnya >edes aegypti atau >edes albopictus. !enyakit3B3 dapat muncul sepanjang tahun dan !engendalian !enyakit dan Kesehatan Lingkungan *0+ dapat menyerang seluruh kelompok umur. !enyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat ( 3itjen !!F!L, Kemenkes #$, 2*0 )
2.2.2 Epidemiologi !ada tahun 2*8, jumlah penderita 3B3 yang dilaporkan sebanyak **2.&** kasus dengan jumlah kematian :* orang ($ncidence #ate/>ngka kesakitanG 0&,& per *. penduduk dan @A#/angka kematianG ,::;). 7erjadi peningkatan jumlah kasus pada tahun 2*8 dibandingkan tahun 2*2 yang sebesar +.20& kasus dengan $# 8:,2:. 7arget #enstra Kementerian Kesehatan untuk angka kesakitan 3B3 tahun 2*8 sebesar H &2 per *. penduduk,
12
dengan demikian $ndonesia telah mencapai target #enstra 2*8. Berikut tren $# 3B3 selama kurun aktu 252*8 ( 3itjen !!F!L, Kemenkes #$, 2*0 ).
>"B># '.2: >%K> KE1>K$7>% ($#) 3E">" BE#3>#>= 3E%E !E# *.
!E%33K 7>=% 252*8 1umber6 3itjen !!F!L, Kemenkes #$, 2*0
13
ambaran angka kesakitan 3B3 menurut pro4insi tahun 2*8 dapat dilihat pada ambar '.2 !ada tahun 2*8 terdapat sebanyak 2' pro4insi (:,;) yang telah mencapai target 2*8. !ro4insi dengan $# 3B3 tertinggi tahun 2*8 yaitu Bali sebesar *',0, 3K$ 9akarta sebesar *0,0, dan 3$ Iogyakarta sebesar +&,++ per *. penduduk. Kematian akibat 3B3 dikategorikan tinggi jika @A# J 2;. 3engan demikian pada tahun 2*8 terdapat tiga pro4insi yang memiliki @A# tinggi yaitu !ro4insi 9ambi, Kep. Bangka Belitung, dan %usa 7enggara 7imur. !ada pro4insi tersebut masih perlu upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan peningkatan kualitas dan kuantitas 13" kesehatan di rumah sakit dan puskesmas (dokter, peraat, dan lain5lain) termasuk peningkatan sarana5sarana penunjang diagnostik dan penatalaksanaan bagi penderita di sarana5sarana pelayanan kesehatan (3itjen !!F!L, Kemenkes #$, 2*0 ). Berbeda
dengan
peningkatan
jumlah
penderita/angka
kesakitan,
jumlahkabupaten/kota terjangkit 3B3 mengalami penurunan, dari 0*: (8,+;) pada tahun 2*2 menjadi 0*2 Kabupaten/Kota (2,+;) pada tahun 2*8. Berikut ini gambaran jumlah kabupaten/kota terjangkit tahun 252*8. 1elama periode tahun 2 sampai tahun 2*8 jumlah kabupaten/kota terjangkit 3B3 cenderung meningkat ( 3itjen !!F!L, Kemenkes #$, 2*0 ). >"B># '.2+ 9"L>= K>B!>7E%/K?7> 7E#9>%K$7 3B3 3$ $%3?%E1$> 7>=% 252*8
14
1umber6 3itjen !!F!L, Kemenkes #$, 2*0
1alah satu indikator yang digunakan untuk upaya pengendalian penyakit 3B3 yaitu angka bebas jentik. 1ampai tahun 2*8 angka bebas jentik secara nasional belum mencapai target yang sebesar +&; ( 3itjen !!F!L, Kemenkes #$, 2*0 ).
>"B># '.8 >%K> BEB>1 9E%7$K 3$ $%3?%E1$> 7>=% 2*52*8
15
1umber6 3itjen !!F!L, Kemenkes #$, 2*0
!ada tahun 2*8 angka bebas jentik di $ndonesia sebesar ,+;. 1ampai tahun 2*8 angka bebas jentik belum mencapai target nasional yang sebesar +&;. Belum semua pro4insi melaporkan angka bebas jentik.
$nformasi lebih rinci menurut pro4insi terkait dengan penyakit 3B3 dapat dilihat pada Lampiran '.2+ dan Lampiran '.8.
9"L>= !E%3E#$7>, $%@$3E%@E #>7E !E# *. !E%33K, K>11 "E%$%>L, 3>% @>1E A>7>L$7I #>7E (;) 3E">" BE#3>#>=
3E%E (3B3/3=A) "E%#7 !#?$%1$ 7>=% 2*8 1umber 6 3itjen ! F !L, Kemenkes #$, 2*0 Keterangan6 update tangal & "ei 2*0
9"L>= K>B!>7E%/K?7> I>% 7E#9>%K$7 3E">" BE#3>#>= 3E%E "E%#7 !#?$%1$ 7>=% 2** 52*8
16
1umber6 3itjen !!F!L, Kemenkes #$, 2*0
!enyakit 3emam Berdarah 3engue (3B3) atau 3engue =aemorrhagic Ae4er (3=A) mulai dikenal di $ndonesia sejak tahun *+' di 1urabaya dan 9akarta, dan setelah itu jumlah kasus 3B3 terus bertambah seiring dengan semakin meluasnya daerah endemis 3B3. !enyakit ini tidak hanya sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) tetapi juga menimbulkan dampak buruk sosial dan ekonomi. Kerugian sosial yang terjadi antara lain karena menimbulkan kepanikan keluarga, kematian anggota keluarga, dan berkurangnya usia harapan penduduk. !enyakit ini merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat dan endemis di hampir seluruh kabupaten/kota di 9aa 7imur. 3emam Berdarah 3engue juga sudah menjadi masalah yang rutin dihadapi pada setiap musim hujan. >ngka kesakitan di 9aa 7imur cukup tinggi, meskipun jumlah kematian yang terjadi dapat ditekan ( 3itjen !!F!L, Kemenkes #$, 2*0 ).
17
ambar 8.2+ !erkembangan >nnual !arasite $ncidence (>!$) per *. !enduduk Beresiko !ro4insi 9aa 7imur 7ahun 2+ 2*2
1umber 6 Laporan !rogram 3B3 1eksi !emberantasan !enyakit, 3inas Kesehatan !ro4insi 9aa 7imur
2.2.8 "orfologi, $dentifikasi dan Bioekologi ektor 3B3 Berdasarkan !ermenkes %omor 8:0/"enkes/!er/$$$/2** tentang pengendalian 4ektor baha pengertian 4ektor adalah arthropoda yang dapat menularkan, memindahkan dan atau menjadi sumber penular penyakit terhadap manusia. ektor 3B3 adalah nyamuk yang dapat menularkan, memindahkan dan atau menjadi sumber penular 3B3. 3i $ndonesia ada 8 jenis nyamuk yang bisa menularkan 4irus dengue yaitu 6 >edes aegypti, >edes albopictus dan >edes scutellaris. 1eseorang yang di dalam darahnya mengandung 4irus 3engue merupakan sumber penular 3emam Berdarah 3engue (3B3). irus 3engue berada dalam darah selama 05: hari mulai *52 hari sebelum demam.Berikut ini
18
uraian tentang morfologi, siklus hidup, dan siklus hidup lingkungan hidup, tempat perkembangbiakan, perilaku, penyebaran, 4ariasi musiman, ukuran kepadatan dan cara melakukan sur4ei jentik ( 3itjen !!F!L, Kemenkes #$, 2*0 ). *. "orfologi "orfologi tahapan >edes aegypti sebagai berikut6 a. 7elur 7elur berarna hitam dengan ukuran M , mm, berbentuk o4al yang mengapung satu persatu pada permukaan air yang jernih, atau menempel pada dinding tempat penampung air. 7elur dapat bertahan sampai M ' bulan di tempat kering.
ambar *. 7elur >edes aegypti ambaran morfologi >edes aegypti secara mikroskopis dapat anda lihat di buku !edoman 1ur4ai Entomologi 3emam Berdarah 3engueN 1ubdit !engendalian ektor, 3itjen !!F!L, 3E!KE1 #$. b. 9entik (lar4a) >da 0 tingkat (instar) jentik/lar4a sesuai dengan pertumbuhan lar4a tersebut, yaitu6 *) $nstar $
6 berukuran paling kecil, yaitu *52 mm 2)
$nstar $$ 6 2,&58, mm 8) $nstar $$$ 6 lebih besar sedikit dari lar4a instar $$ 0) $nstar $ berukuran paling besar & mm
ambar *+. aegypti c. !upa
Lar4a >edes
19
!upa berbentuk seperti OkomaP. Bentuknya lebih besar namun lebih ramping dibanding lar4a (jentik)nya. !upa >edes aegypti berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan rata5rata pupa nyamuk lain.
ambar 2. !upa d. %yamuk deasa %yamuk deasa berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan ratarata nyamuk lain dan mempunyai arna dasar hitam dengan bintik5 bintik putih pada bagian badan dan kaki.
ambar 2*. >edes sp. 1ebenarnya yang dimaksud ektor 3B3 adalah nyamuk >edes aegypti betina. !erbedaan morfologi antara nyamuk aedes aegypti yang betina dengan yang jantan terletak pada
perbedaan morfologi antenanya, >edes aegypti jantan
memiliki antena berbulu lebat sedangkan yang betina berbulu agak jarang/ tidak lebat.
2. $dentifikasi
20
a. !eralatan dan bahan terdiri dari 6 1tereo mikroskop, loupe, spesimen dan kunci identifikasi. b. @ara $dentifikasi 6 C "enggunakan kunci identifikasi nyamuk (kunci identifikasi bergambar dan buku kunci dengan bentuk dikotomi). C "encocokkan ciri5ciri morfologi spesimen nyamuk dibaah mikroskop ( 3itjen !!F!L, Kemenkes #$, 2*0 ). 8. Bioekologi a. 1iklus =idup %yamuk >edes aegypti seperti juga jenis nyamuk lainnya mengalami metamorfosis sempurna, yaitu6 telur 5 jentik (lar4a) 5pupa 5 nyamuk. 1tadium telur, jentik dan pupa hidup di dalam air. !ada umumnya telur akan menetas menjadi jentik/lar4a dalam aktu M 2 hari setelah telur terendam air. 1tadium jentik/lar4a biasanya berlangsung '5 hari, dan stadium kepompong (!upa) berlangsung antara 2Q0 hari. !ertumbuhan dari telur menjadi nyamuk deasa selama +5* hari. mur nyamuk betina dapat mencapai 258 bulan ( 3itjen !!F!L, Kemenkes #$, 2*0 ).
ambar 22. 1iklus hidup nyamuk >edes aegypti b. =abitat !erkembangbiakan =abitat perkembangbiakan >edes sp. ialah tempat5tempat yang dapat menampung air di dalam, di luar atau sekitar rumah serta tempat5tempat umum. =abitat perkembangbiakan nyamuk >edes aegypti
21
dapat dikelompokkan sebagai berikut6 *) 7empat penampungan air (7!>) untuk keperluan sehari5hari, seperti6 drum, tangki reser4oir, tempayan, bak mandi/c, dan ember. 2) 7empat penampungan air bukan untuk keperluan sehari5hari seperti6 tempat minum burung, 4as bunga, perangkap semut, bak kontrol pembuangan air, tempat pembuangan air kulkas/dispenser, barang5 barang bekas (contoh 6 ban, kaleng, botol, plastik, dll). 8) 7empat penampungan air alamiah seperti6 lubang pohon, lubang batu, pelepah daun, tempurung kelapa, pelepah pisang dan potongan bambu dan tempurung coklat/karet, dll (3itjen !!F!L, Kemenkes #$, 2*0 ). c. !erilaku %yamuk 3easa 1etelah keluar dari pupa, nyamuk istirahat di permukaan air untuk sementara aktu. Beberapa saat setelah itu, sayap meregang menjadi kaku, sehingga nyamuk mampu terbang mencari makanan. %yamuk >edes aegypti jantan mengisap cairan tumbuhan atau sari bunga untuk keperluan hidupnya sedangkan yang betina mengisap darah. %yamuk betina
ini
lebih
menyukai
darah
manusia
daripada
hean
(bersifat
antropofilik). 3arah diperlukan untuk pematangan sel telur, agar dapat menetas. -aktu yang diperlukan untuk menyelesaikan perkembangan telur mulai dari nyamuk mengisap darah sampai telur dikeluarkan, aktunya ber4ariasi antara 850 hari. 9angka aktu tersebut disebut dengan siklus gonotropik (ambar 22). >kti4itas menggigit nyamuk >edes aegypti biasanya mulai pagi dan petang hari, dengan 2 puncak aktifitas antara pukul +. 5*. dan *'. *:.. >edes aegypti mempunyai kebiasaan mengisap darah berulang kali dalam satu
22
siklus gonotropik, untuk memenuhi lambungnya dengan darah. 3engan demikian nyamuk ini sangat efektif sebagai penular penyakit. 1etelah mengisap darah, nyamuk akan beristirahat pada tempat yang gelap dan lembab
di
dalam atau
di
luar
rumah,
berdekatan
dengan
habitat
perkembangbiakannya. !ada tempat tersebut nyamuk menunggu proses pematangan telurnya. 1etelah beristirahat dan proses pematangan telur selesai, nyamuk betina akan meletakkan telurnya di atas permukaan air, kemudian telur menepi dan melekat pada dinding5dinding habitat perkembangbiakannya. !ada umumnya telur akan menetas menjadi jentik/lar4a dalam aktu M2 hari. 1etiap kali bertelur nyamuk betina dapat menghasilkan telur sebanyak M* butir. 7elur itu di tempat yang kering (tanpa air) dapat bertahan M' bulan, jika tempat5tempat tersebut kemudian tergenang air atau kelembabannya tinggi maka telur dapat menetas lebih cepat (3itjen !!F!L, Kemenkes #$, 2*0 ).
ambar 28. d. !enyebaran Kemampuan terbang nyamuk >edes sp. betina rata5rata 0 meter, namun secara pasif misalnya karena angin atau terbaa kendaraan dapat berpindah lebih jauh. >edes aegypti tersebar luas di daerah tropis dan sub5 tropis, di $ndonesia nyamuk ini tersebar luas baik di rumah maupun di tempat umum. %yamuk >edes aegypti dapat hidup dan berkembang biak sampai
23
ketinggian daerah M *. m dpl. !ada ketinggian diatas M *. m dpl, suhu udara terlalu rendah, sehingga tidak memungkinkan nyamuk berkembangbiak (3itjen !!F!L, Kemenkes #$, 2*0 ). e. ariasi "usiman !ada musim hujan populasi >edes aegypti akan meningkat karena telur5telur yang tadinya belum sempat menetas akan menetas ketika habitat perkembangbiakannya (7!> bukan keperluan sehari5hari dan alamiah) mulai terisi air hujan. Kondisi tersebut akan meningkatkan populasi nyamuk sehingga dapat menyebabkan peningkatan penularan penyakit 3engue ( 3itjen !!F!L, Kemenkes #$, 2*0 ).
@. "E7?3E !E%E%3>L$>% EK7?# !engendalian 4ektor adalah upaya menurunkan faktor risiko penularan oleh 4ektor dengan meminimalkan habitat perkembangbiakan 4ektor, menurunkan kepadatan dan umur 4ektor, mengurangi kontak antara 4ektor dengan manusia serta memutus rantai penularan penyakit (3itjen !!F!L, Kemenkes #$, 2*0 ). "etode
pengendalian
4ektor
3B3
bersifat
spesifik
lokal,
dengan
mempertimbangkan faktorQfaktor lingkungan fisik (cuaca/iklim, permukiman, habitat perkembangbiakan)N lingkungan sosial5budaya (!engetahuan 1ikap dan !erilaku) dan aspek 4ektor ( 3itjen !!F!L, Kemenkes #$, 2*0 ). !ada dasarnya metode pengendalian 4ektor 3B3 yang paling efektif adalah dengan melibatkan peran serta masyarakat (!1"). 1ehingga berbagai metode pengendalian 4ektor cara lain merupakan upaya pelengkap untuk secara cepat memutus rantai penularan.
24
Berbagai metode !engendalianektor (!) 3B3, yaitu6 5 Kimiai 5 Biologi 5 "anajemen lingkungan 5 !emberantasan 1arang %yamuk/!1% 5 !engendalian ektor 7erpadu ($ntegrated ector "anagement/$") *. Kimiai !engendalian 4ektor cara kimiai dengan menggunakan insektisida merupakan salah satu metode pengendalian yang lebih populer di masyarakat dibanding dengan cara pengendalian lain. 1asaran insektisida adalah stadium deasa dan pra5deasa. Karena insektisida adalah racun, maka penggunaannya harus mempertimbangkan dampak terhadap lingkungan dan organisme bukan sasa ran termasuk mamalia. 3isamping itu penentuan jenis insektisida, dosis, dan metode aplikasi merupakan syarat yang penting untuk dipahami dalam kebijakan pengendalian 4ektor. >plikasi insektisida yang berulang di satuan ekosistem akan menimbulkan terjadinya resistensi serangga sasaran (3itjen !!F!L, Kemenkes #$, 2*0 ).
olongan insektisida kimiai untuk pengendalian 3B3 adalah 6 C 1asaran deasa (nyamuk) adalah 6 ?rganophospat ("alathion, methyl pirimiphos), !yrethroid (@ypermethrine, lamda5cyhalotrine, cyflutrine, !ermethrine F 15 Bioalethrine). Iang ditujukan untuk stadium deasa yang diaplikasikan dengan cara pengabutan panas/Aogging dan pengabutan dingin/L C 1asaran pra deasa (jentik) 6 ?rganophospat (7emephos) ( 3itjen !!F!L, Kemenkes #$, 2*0)
. 2. Biologi
25
!engendalian
4ektor
biologi
menggunakan
agent
biologi
seperti
predator/pemangsa, parasit, bakteri, sebagai musuh alami stadium pra deasa 4ektor 3B3. 9enis predator yang digunakan adalah $kan pemakan jentik (cupang, tampalo, gabus, guppy, dll), sedangkan lar4a @apung, 7oDorrhyncites, "esocyclops dapat juga berperan sebagai predator alau bukan sebagai metode yang laim untuk pengendalian 4ektor 3B3 ( 3itjen !!F!L, Kemenkes #$, 2*0 ).
9enis pengendalian 4ektor biologi 6 C !arasit 6 #omanomermes iyengeri C Bakteri 6 Baccilus thuringiensis israelensis olongan insektisida biologi untuk pengendalian 3B3 ($nsect roth #egulator/$# dan Bacillus 7huringiensis $sraelensis/B7i), ditujukan untuk stadium pra deasa yang diaplikasikan kedalam habitat perkembangbiakan 4ektor (3itjen !!F!L, Kemenkes #$, 2*0 ). $nsect roth #egulators ($#s) mampu menghalangi pertumbuhan nyamuk di masa pra deasa dengan cara merintangi/menghambat proses chitin synthesis selama masa jentik berganti kulit atau mengacaukan proses perubahan pupae dan nyamuk deasa. $#s memiliki tingkat racun yang sangat rendah terhadap mamalia (nilai L3& untuk keracunan akut pada methoprene adalah 80.' mg/kg ) ( 3itjen !!F!L, Kemenkes #$, 2*0 ). Bacillus thruringiensis (B7i) sebagai pembunuh jentik nyamuk/lar4asida yang tidak menggangu lingkungan. B7i terbukti aman bagi manusia bila digunakan dalam air minum pada dosis normal. Keunggulan B7i adalah menghancurkan jentik nyamuk tanpa menyerang predator entomophagus dan spesies lain. Aormula B7i cenderung secara cepat mengendap di dasar adah, karena itu
26
dianjurkan pemakaian yang berulang kali. #acunnya tidak tahan sinar dan rusak oleh sinar matahari (3itjen !!F!L, Kemenkes #$, 2*0 ). 8. "anajemen lingkungan Lingkungan fisik seperti tipe pemukiman, sarana5prasarana penyediaan air, 4egetasi dan musim sangat berpengaruh terhadap tersedianya habitat perkembangbiakan dan pertumbuhan 4ektor 3B3. %yamuk >edes aegypti sebagai nyamuk pemukiman mempunyai habitat utama di kontainer buatan yang berada di daerah pemukiman. "anajemen lingkungan adalah upaya pengelolaan
lingkungan
sehingga
tidak
kondusif
sebagai
habitat
perkembangbiakan atau dikenal sebagai source reduction seperti 8" plus (menguras, menutup dan memanfaatkan barang bekas, dan plus6 menyemprot, memelihara ikan predator, menabur
lar4asida
dll)N
dan
menghambat
pertumbuhan 4ektor (menjaga kebersihan lingkungan rumah, mengurangi tempat5tempat yang gelap dan lembab di lingkungan rumah dll) ( 3itjen !!F!L, Kemenkes #$, 2*0 ).
0. !emberantasan 1arang %yamuk / !1%53B3 !engendalian ektor 3B3 yang paling efisien dan efektif adalah dengan memutus rantai penularan melalui pemberantasan jentik. !elaksanaannya di masyarakat dilakukan melalui upaya !emberantasan 1arang %yamuk 3emam Berdarah 3engue (!1%53B3) dalam bentuk kegiatan 8 " plus. ntuk mendapatkan hasil yang diharapkan, kegiatan 8 " !lus ini harus dilakukan secara
luas/serempak
dan
terus
menerus/berkesinambungan.
7ingkat
pengetahuan, sikap dan perilaku yang sangat beragam sering menghambat suksesnya gerakan ini. ntuk itu sosialisasi kepada masyarakat/ indi4idu untuk
27
melakukan kegiatan ini secara rutin serta penguatan peran tokoh masyarakat untuk mau secara terus menerus menggerakkan masyarakat harus dilakukan melalui kegiatan promosi kesehatan, penyuluhan di media masa, serta reard bagi yang berhasil melaksanakannya (3itjen !!F!L, Kemenkes #$, 2*0 ). a. 7ujuan "engendalikan populasi nyamuk >edes aegypti, sehingga penularan 3B3 dapat dicegah atau dikurangi. b. 1asaran 1emua tempat perkembangbiakan nyamuk penular 3B3 6 C 7empat penampungan air (7!>) untuk keperluan sehari5hari C 7empat penampungan air bukan untuk keperluan sehari5hari (non57!>) C 7empat penampungan air alamiah c. kuran keberhasilan Keberhasilan kegiatan !1% 3B3 antara lain dapat diukur dengan >ngka Bebas 9entik (>B9), apabila >B9 lebih atau sama dengan +&; diharapkan penularan 3B3 dapat dicegah atau dikurangi. d. @ara !1% 3B3 !1% 3B3 dilakukan dengan cara O8"5!lusP, 8" yang dimaksud yaitu6 C "enguras dan menyikat tempat5tempat penampungan air, seperti bak mandi/c, drum, dan lain5lain seminggu sekali ("*) C "enutup rapat5rapat tempat penampungan air, seperti gentong air/tempayan, dan lain5 lain ("2) C "emanfaatkan atau mendaur ulang barang5barang bekas yang dapat menampung air hujan ("8). 1elain itu ditambah (plus) dengan cara lainnya, seperti6 C "engganti air 4as bunga, tempat minum burung atau tempat5tempat lainnya yang sejenis seminggu sekali. C "emperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar/rusak C "enutup lubang5lubang pada potongan bambu/pohon, dan lain5lain (dengan tanah, dan lain5lain) C "enaburkan bubuk lar4asida, misalnya di tempat5tempat
28
yang sulit dikuras atau di daerah yang sulit air C "emelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak5bak penampungan air C "emasang kaat kasa C "enghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar C "engupayakan pencahayaan dan 4entilasi ruang yang memadai C "enggunakan kelambu C "emakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk C @ara5cara spesifik lainnya di masing5masing daerah ( 3itjen !!F!L, Kemenkes #$, 2*0 ). Keseluruhan cara tersebut diatas dikenal dengan istilah dengan O8"5!lusP. e. !elaksanaan *) 3i rumah 3ilaksanakan oleh anggota keluarga. 2) 7empat tempat umum 3ilaksanakan oleh petugas yang ditunjuk oleh pimpinan atau pengelola tempat tempat umum. &. !engendalian ektor 7erpadu ($ntegrated ektor "anagement) $" merupakan konsep pengendalian 4ektor yang diusulkan oleh -=? untuk mengefektifkan berbagai kegiatan pemberantasan 4ektor oleh berbagai institusi. $" dalam pengendalian 4ektor 3B3 saat ini lebih difokuskan pada peningkatan peran serta sektor lain melalui kegiatan !okjanal 3B3, Kegiatan !1% anak sekolah dll.
3efinisi ?perasional 33 dan 3B3 Kriteria -=? (2+) 6 *. 1uspek $nfeksi 3engue ialah penderita demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas berlangsung selama 25: hari dan disertai dengan 2 atau lebih tandatanda 6 mual, muntah, bintik perdarahan, nyeri sendi, tanda5tanda
29
perdarahan 6 sekurang5kurangnya uji tourniRuet (#umple Leede) positif, leucopenia dan trombositopenia. $nfeksi 3engue dapat bermanifestasi 2 macam yaitu infeksi 3engue #ingan dan Berat. 7anda5tanda yang mengarah kepada infeksi 3engue Berat adalah 6 C %yeri abdominal C "untah yang terus menerus C 7anda5tanda kebocoran plasma (asites, efusi pleura) C !erdarahan mukosa (epistaksis, gusi) C Letargi C !embesaran hati J 2 cm C !emeriksaan Lab. 6 !eningkatan hematokrit dan penurunan trombosi @atatan 6 33 ditegakkan setelah meleati masa kritis (saat demam turun) dengan dasar nilai hematokrit normal atau tidak ditemukan adanya kebocoran plasma sistematik. !asien dapat dipulangkan setelah diobser4asi dalam aktu 20 jam setelah meleati masa kritis. 2. 3emam 3engue (33) ialah demam disertai 2 atau lebih gejala penyerta seperti sakit kepala, nyeri dibelakang bola mata, pegal, nyeri sendi ( athralgia ), rash, mual, muntah dan manifestasi perdarahan. 3engan hasil laboratorium leukopenia ( lekosit S & /mm8 ), jumlah trombosit cenderung menurun S *&./mm8 dan didukung oleh pemeriksaan serologis. 8. 3emam Berdarah 3engue (3B3) ialah demam 2 5 : hari disertai dengan manifestasi perdarahan, 9umlah trombosit S *. /mm8, adanya tanda tanda kebocoran plasma (peningkatan hematokrit
2 ; dari nilai normal, dan/atau
efusi pleura, dan/atau ascites, dan/atau hypoproteinemia/ albuminemia) dan atau hasil pemeriksaan serologis pada penderita tersangka 3B3 menunjukkan
30
hasil positif atau terjadi peninggian (positif) $g saja atau $g" dan $g pada pemeriksaan dengue rapid test (diagnosis laboratoris). 0. 1indrom 1yok 3engue (113) ialah kasus 3B3 yang masuk dalam derajat $$$ dan $ dimana terjadi kegagalan sirkulasi yang ditandai dengan denyut nadi yang cepat dan lemah, menyempitnya tekanan nadi ( 2 mm=g) atau hipotensi yang ditandai dengan kulit dingin dan lembab serta pasien menjadi gelisah sampai terjadi syok berat (tidak terabanya denyut nadi maupun tekanan darah). B. 3iagnosis 33 dan 3B3 *. 3iagnosis 1uspek $nfeksi 3engue 3iagnosis 1uspek $nfeksi dengue ditegakkan bila terdapat 2 kriteria berikut6 5 3emam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas berlangsung selama 25: hari 5 "anifestasi perdarahan6 sekurang5kurangnya uji tourniRuet (#umple Leede) positif 2. 3iagnosis 3emam 3engue (33) a. !robable *) 3emam tinggi mendadak 2) 3itambah 2 atau lebih gejala/tanda penyerta6 "uka kemerahan, Konjungti4a kemerahan, %yeri kepala , %yeri belakang bola mata , %yeri otot F tulang , #uam kulit , "anifestasi perdarahan, "ual dan muntah , Leukopenia (Lekosit G & /mm8) , 7rombositopenia (7rombosit S *&. /mm8 ) , !eningkatan hematokrit & 5 * ;, sebagai akibat dehidrasi. 8) 3an terdapat sekurang5kurangnya satu dari kriteria berikut6 5 !emeriksaan serologi =emaglutination $nhibition (=$) test sampel serum tunggalN titer *2 atau tes antibodi $g" dan $g positif, atau antigen %1* positif. 5 Kasus
31
berlokasi di daerah dan aktu yang bersamaan dimana terdapat kasus konfirm 3emam 3engue/3emam Berdarah 3engue b. @onfirmed / diagnosis pasti Kasus probable disertai sekurang5kurangnya satu kriteria berikut6 *) $solasi 4irus 3engue dari serum 2) !emeriksaan =$ 7est !eningkatan titer antibodi 0 kali pada pasangan serum akut dan kon4alesen atau peningkatan antibodi $g" spesifik untuk 4irus dengue 8) !ositif antigen 4irus 3engue pada serum atau cairan serebrospinal (L@1GLiRuor @erebro 1pinal) dengan metode immunohistochemistry, immunofluoressence atau EL$1> 0) !ositif pemeriksaan !olymerase @hain #eaction (!@#) 8. 3iagnosis 3emam Berdarah 3engue (3B3) a. !enegakan 3iagnosis ntuk menegakkan diagnosis 3B3 diperlukan sekurang5kurangnya6 5 7erdapat kriteria klinis a dan b 5 3ua Kriteria laboratorium *) Klinis a) 3emam tinggi mendadak berlangsung selama 25: hari. b) 7erdapat manifestasi/ tanda5tanda perdarahan ditandai dengan6 5 ji Bendung (7ourniRuet 7est) positif 5 !etekie, ekimosis, purpura 5 !erdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi 5 =ematemesis dan/ atau melena c) !embesaran hati ( di jelaskan cara pemeriksaan pembesaran hati ) d) 1yok, ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi (
2 mm=g), hipotensi, kaki dan
tangan dingin, kulit lembab dan pasien tampak gelisah 2) Laboratorium a) 7rombositopenia (*./mm8 atau kurang) b) >danya kebocoran plasma karena peningkatan permeabilitas kapiler, yang ditandai adanya6 =emokonsentrasi/ !eningkatan hematokrit
*; dari data baseline
32
saat pasien belum sakit atau sudah sembuh atau adanya efusi pleura, asites atau hipoproteinemia (hipoalbuminemia). b. 3erajat Beratnya !enyakit 3B3 3erajat penyakit 3B3 diklasifikasikan dalam 0 derajat6 3erajat $ 6 3emam dan satu5satunya manifestasi perdarahan ialah uji 7ourniRuet positif. 3erajat $$ 6 7erdapat perdarahan spontan antara lain perdarahan kulit (petekie), perdarahan gusi, epistaksis atau perdarahan lain. (mesntruasi berlebihan, perdarahan saluran cerna). 3erajat $$$ 6 3erajat $ atau $$ disertai kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lambat, tekanan nadi menurun (2 mm=g atau kurang) atau
hipotensi, sianosis di
sekitar mulut,
kulit dingin dan
lembab, dan anak tampak gelisah. 3erajat $ 6 1eperti derajat $$$ disertai 1yok berat (profound shock), nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur. @atatan 6 3B3 3erajat $$$ F $ adalah 1indrom 1yok 3engue >danya kebocoran plasma (plasma leakage) yang ditandai dengan hemokonsentrasi membedakan 3B3 dari 33. !embagian derajat penyakit dapat juga dipergunakan untuk kasus deasa. c. ejala /tanda utama 3B3 ejala / tanda utama 3B3 sebagai berikut6 *) 3emam, 2) 7anda5tanda perdarahan, 8) =epatomegali, 0) 1yok *) 3emam C 3emam tinggi mendadak, sepanjang ahri, berlangsung 25: hari. C Aase kritis ditandai saat demam mulai turun biasanya setelah hari ke 85', hati5 hati karena pada fase tersebut dapat terjadi syok.
33
2) 7anda5tanda perdarahan C !enyebab perdarahan pada pasien 3B3 ialah gangguan pada pembuluh darah, trombosit, dan faktor pembekuan. 9enis perdarahan yang terbanyak adalah perdarahan kulit seperti uji 7ourniRuet positif, petekie, purpura, ekimosis dan perdarahan konjungti4a. C !etekie sering sulit dibedakan dengan bekas gigitan nyamuk, untuk membedakannya6 lakukan penekanan pada bintik merah yang dicurigai dengan kaca obyek atau penggaris plastik transparan, atau dengan meregangkan kulit. 9ika bintik merah menghilang saat penekanan/ peregangan kulit
berarti
bukan petekie.
!erdarahan lain yaitu epitaksis, perdarahan gusi, melena dan hematemesis. !ada anak yang belum pernah mengalami mimisan, maka mimisan merupakan tanda penting. Kadang5kadang dijumpai pula perdarahan konjungti4a atau hematuria. C ji 7ourniRuet sebagai tanda perdarahan ringan,dapat dinilai sebagai presumptif test (dugaan keras). C !ada hari ke52 demam, uji 7ourniRuet memiliki sensiti4itas +,'; dan spesifisitas ::,;,dan pada hari ke58 demam nilai sensiti4itas +,:; dan spesifisitas :0,2;. C ji 7ourniRuet dinyatakan positif jika terdapat lebih dari * petekie pada area * inci persegi (2, cm D 2, cm) di lengan baah bagian depan (4olar) termasuk pada lipatan siku (fossa cubiti). @ara melakukan uji 7ourniRuet sebagai berikut 6 C !asang manset anak pada lengan atas (ukuran manset sesuaikan dengan umur anak, yaitu lebar manset G 2/8 lengan atas) C !ompa tensimeter untuk mendapatkan tekanan sistolik dan tekanan diastolik C >liran darah pada lengan atas dibendung pada tekanan antara sistolik dan diastolik (rata5rata tekanan sistolik dan diastolik) selama &
34
menit. (Bila telah terlihat adanya bintik5bintik merah * buah, pembendungan dapat dihentikan). C Lihat pada bagian baah lengan depan (daerah 4olar) dan atau daerah lipatan siku (fossa cubiti), apakah timbul bintik5bintik merah, tanda perdarahan (petekie) C =asil ji 7ourniRuet dinyatakan positif (T) bila ditemukan * bintik perdarahan (petekia), pada luas * inci persegi ( 2, cm2.) 8) =epatomegali (pembesaran hati) C !embesaran hati pada umumnya dapat ditemukan pada permulaan penyakit, ber4ariasi dari hanya sekedar dapat diraba (just palpable) sampai 250 cm di baah lengkungan iga kanan dan dibaah procesus Uifoideus C !roses pembesaran hati, dari tidak teraba menjadi teraba, dapat meramalkan perjalanan penyakit 3B3. 3erajat pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit, namun nyeri tekan di hipokondrium kanan disebabkan oleh karena peregangan kapsul hati. %yeri perut lebih tampak jelas pada anak besar dari pada anak kecil. 0) 1yok 7anda5tanda syok (renjatan)6 C Kulit teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari tangan dan kaki C @apillary refill time memanjang J 2 detik C !enderita menjadi gelisah C 1ianosis di sekitar mulut C %adi cepat, lemah, kecil sampai tak teraba C !erbedaan tekanan nadi sistolik dan diastolik menurun 2 mm=g d. 9enis59enis !emeriksaan Laboratorium pada penderita 3B3 Beberapa jenis pemeriksaan laboratorium pada penderita 3B3 antara lain6 *) =ematologi a). =emoglobin !enurunan =b disertai dengan penurunan hematokrit diduga adanya perdarahan internal. b) Leukosit C 9umlah leukosit normal, tetapi biasanya menurun dengan dominasi sel neutrofil. C !eningkatan jumlah sel
35
limfosit atipikal atau limfosit plasma biru (L!B) J 0; di darah tepi yang biasanya dijumpai pada hari sakit ketiga sampai hari ke tujuh. c) 7rombosit !emeriksaan trombosit antara lain dapat dilakukan dengan cara6 C 1emi kuantitatif (tidak langsung) C Langsung (#ees5Ecker) C @ara lainnya sesuai kemajuan teknologi (=ematology @ell @ounter >utomatically) 9umlah trombosit
*./Vl biasanya ditemukan
diantara hari ke 85: sakit.
!emeriksaan trombosit perlu diulang setiap 05' jam sampai terbukti baha jumlah trombosit dalam batas normal atau keadaan klinis penderita sudah membaik. d) =ematokrit !eningkatan nilai hematokrit menggambarkan adanya kebocoran pembuluh darah. !enilaian hematokrit ini, merupakan indikator yang peka akan terjadinya perembesan plasma, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan hematokrit secara berkala. !ada umumnya penurunan trombosit mendahului peningkatan hematokrit. =emokonsertrasi dengan peningkatan hematokrit 2; (misalnya nilai =t dari 8&; menjadi 02;), mencerminkan peningkatan permeabilitas kapiler dan perembesan plasma. !erlu mendapat perhatian, baha nilai hematokrit dipengaruhi oleh penggantian cairan atau perdarahan. %amun perhitungan selisih nilai hematokrit tertinggi dan terendah baru dapat dihitung setelah mendapatkan nilai =t saat akut dan kon4alescen (hari ke5:). !emeriksaan hematrokrit antara lain dengan mikro5hematokrit centrifuge %ilai normal hematokrit6 C >nak5anak 6 88 5 8 4ol; C 3easa laki5laki 6 0 5 0 4ol ; C 3easa perempuan 6 8: 5 08 4ol; ntuk puskesmas yang tidak ada alat untuk pemeriksaan =t, dapat dipertimbangkan estimasi nilai =t G 8 D kadar =b.
36
2) 1erologis !emeriksaan serologis didasarkan atas timbulnya antibodi pada penderita terinfeksi 4irus 3engue. a) ji 1erologi =emaglutinasi inhibisi (=aemaglutination
$nhibition 7est)
!emeriksaan =$ sampai saat ini dianggap sebagai uji baku emas (gold standard). %amun pemeriksaan ini memerlukan 2 sampel darah (serum) dimana spesimen harus diambil pada fase akut dan fase kon4alensen (penyembuhan), sehinggga tidak dapat memberikan hasil yang cepat. b) EL$1> ($g"/$g) $nfeksi dengue dapat dibedakan sebagai infeksi primer atau sekunder dengan menentukan rasio limit antibodi dengue $g" terhadap $g. 3engan cara uji antibodi dengue $g" dan $g, uji tersebut dapat dilakukan hanya dengan menggunakan satu sampel darah (serum) saja, yaitu darah akut sehingga hasil cepat didapat. 1aat ini tersedia 3engue #apid 7est (misalnya 3engue #apid 1trip 7est) dengan prinsip pemeriksaan EL$1>. $nterpretasi =asil !emeriksaan 3engue #apid 7est 3engue #apid 7est mendiagnosis infeksi 4irus primer dan sekunder melalui penentuan cut5off kadar $g" dan $g dimana cut5off $g" ditentukan untuk dapat mendeteksi antibodi $g" yang secara khas muncul pada infeksi 4irus dengue primer dan sekunder, sedangkan cut off antibodi $g
ditentukan hanya mendeteksi
antibodi kadar tinggi yang secara khas muncul pada infeksi 4irus dengue sekunder (biasanya $g ini mulai terdeteksi pada hari ke52 demam) dan disetarakan dengan titer =$ J *62&' (tes =$ sekunder) sesuai standar -=?. =anya respons antibodi $g infeksi sekunder aktif saja yang dideteksi, sedangkan $g infeksi primer atau infeksi masa lalu tidak dideteksi. !ada
37
infeksi primer $g muncul pada setelah hari ke*0, namun pada infeksi sekunder $g timbul pada hari ke52 $nterpretasi hasil adalah apabila garis yang muncul hanya $g" dan kontrol tanpa garis $g, maka !ositif $nfeksi 3engue !rimer (33). 1edangkan apabila muncul tiga garis pada kontrol, $g", dan $g dinyatakan sebagai !ositif $nfeksi 1ekunder (3B3). Beberapa kasus dengue sekunder tidak muncul garis $g", jadi hanya muncul garis kontrol dan $g saja. !emeriksaan dinyatakan negatif apabila hanya garis kontrol yang terlihat. langi pemeriksaan dalam 258 hari lagi apabila gejala klinis kearah 3B3. !emeriksaan dinyatakan in4alid apabila garis kontrol tidak terlihat dan hanya terlihat garis pada $g" dan/atau $g saja. c) >ntigen %1* !emeriksaan Laboratorium untuk konfirmasi 6 C !@# (!olymerase @hain #eaction) C $solasi irus 8) #adiologi !emeriksaan ini merupakan pemeriksaan penunjang untuk mendeteksi adanya kebocoran plasma. !ada foto toraks posisi W#ight Lateral 3ecubitus dapat mendeteksi adanya efusi pleura minimal pada paru kanan. !ada pemeriksaan 1 dapat mendeteksi adanya asites, penebalan dinding kandung empedu dan efusi pleura minimal. @. 7atalaksana *. !ertolongan !ertama !enderita 3emam Berdarah 3engue oleh "asyarakat !ada aal perjalanan 3B3 gejala dan tanda tidak spesifik, oleh karena itu masyarakat/keluarga diharapkan aspada jika terdapat gejala dan tanda yang mungkin merupakan aal perjalanan penyakit tersebut. ejala dan tanda aal
38
3B3 dapat berupa panas tinggi tanpa sebab jelas yang timbul mendadak, sepanjang hari, selama 25: hari, badan lemah/lesu, nyeri ulu hati, tampak bintik5bintik pecahnya
merah pada kulit seperti bekas gigitan nyamuk disebabkan
pembuluh darah kapiler di kulit. ntuk membedakannya kulit
diregangkan bila bintik merah itu hilang, bukan tanda penyakit 3B3. >pabila keluarga/masyarakat menemukan gejala dan tanda di atas, maka pertolongan pertama oleh keluarga adalah sebagai berikut6 a. 7irah baring selama demam b. >ntipiretik (parasetamol) 8 kali * tablet untuk deasa, *5*& mg/kgBB/kali untuk anak. >setosal, salisilat, ibuprofen jangan dipergunakan karena dapat menyebabkan nyeri ulu hati akibat gastritis atau perdarahan. c. Kompres hangat d. "inum banyak (*52 liter/hari), semua cairan berkalori diperbolehkan kecuali cairan yang berarna coklat dan merah (susu coklat, sirup merah). e. Bila terjadi kejang (jaga lidah agar tidak tergigit, longgarkan pakaian, tidak memberikan apapun leat mulut selama kejang) 9ika dalam 258 hari panas tidak turun atau panas turun disertai timbulnya gejala dan tanda lanjut seperti perdarahan di kulit (seperti bekas gigitan nyamuk), muntah5muntah, gelisah, mimisan dianjurkan segera dibaa berobat/ periksakan ke dokter atau ke unit pelayanan kesehatan untuk segera mendapat pemeriksaan dan pertolongan. 2. Langkah 5 Langkah !emeriksaan 3emam Berdarah 3engue !enderita yang menunjukan gejala/ tanda klinis 3B3 maka dilakukan pemeriksaan sebagai berikut 6 a. >namnesis (aancara) dengan penderita atau keluarga penderita tentang keluhan yang dirasakan, sehubungan dengan gejala 3B3. b. ?bser4asi kulit dan konjungti4a untuk mengetahui tanda
39
perdarahan. ?bser4asi kulit meliputi ajah, lengan, tungkai, dada, perut dan paha. c. !emeriksaan keadaan umum dan tanda5tanda 4ital (kesadaran, tekanan darah, nadi, dan suhu). d. !erabaan hati dan !enekanan pada hipokondrium kanan menimbulkan rasa sakit/nyeri yang disebabkan karena adanya peregangan kapsul hati e. ji 7ourniRuet (#umple Leede) f. !emeriksaan laboratorium darah rutin (=b, =t, Leukosit, 7rombosit). 8. 7atalaksana #ujukan !enderita 3B3 3emam Berdarah 3engue termasuk salah satu penyakit menular yang dapat menimbulkan abah sesuai dengan ndang5ndang %o. 0 th *+0 tentang -abah !enyakit "enular serta !eraturan "enteri Kesehatan %o. &' tahun *++, maka bila dijumpai kasus 3B3 ajib dilaporkan dalam kurun aktu kurang dari 20 jam. 3okter atau petugas kesehatan yang menemukan kasus/tersangka 3B3 diajibkan melaporkan ke !uskesmas setempat sesuai dengan domisili (tempat tinggal) pasien dan membuat surat pengantar untuk disampaikan kepada kepala desa/kelurahan melalui keluarga pasien. Aormulir rujukan pasien 3B3 dari !uskesmas dan sarana pelayanan kesehatan lainnya menggunakan formulir 1X, atau surat tersendiri yang memuat data, nama, jenis kelamin, umur, nama kepala keluarga, alamat, tanggal mulai masuk dan keluar sarana pelayanan kesehatan ( !uskesmas !eraatan, #umah 1akit) dan pengobatan yang telah diberikan, disampaikan kepada #1 rujukan. !ersiapan rujukan 1ebelum merujuk pasien 3B3 perlu memperhatikan 6 a. 7anda 4ital pasien harus stabil b. 3isertakan formulir dengan hasil parameter klinis dan laboratorium serta terapi penting yang sudah diberikan.
40
!enderita dirujuk ke #umah 1akit bila ditemukan tanda5tanda berikut 6 a. Letargi b. !enurunan kesadaran, c. badan dingin dan lembab, terutama pada tangan dan kaki, @apillary refill time J 2 detik d. muntah terus menerus e. kejang. f. !erdarahan berupa 6 mimisan, =ematemesis, "elena g. ada tanda5 tanda kebocoran plasma (asistes, efusi pleura) h. tidak buang air kecil dalam 05 ' jam terakhir i. nyeri abdomen 0. 7atalaksana !ada dasarnya pengobatan 3B3 bersifat simtomatis dan suportif, yaitu mengatasi kehilangan cairan plasma sebagai akibat peningkatan permeabilitas kapiler dan sebagai akibat perdarahan. !asien bermanifestasi ringan dapat berobat jalan sedangkan pasien dengan tanda bahaya diraat. 7etapi pada kasus 3B3 dengan komplikasi diperlukan peraatan intensif. 3iagnosis dini dan memberikan nasehat untuk segera diraat bila terdapat tanda bahaya, merupakan hal yang penting untuk mengurangi angka kematian. 3i pihak lain, perjalanan penyakit 3B3 sulit diramalkan. a. 7atalaksana $nfeksi 3engue dengan manifestasi ringan !asien dengan manifestasi ringan dapat berobat jalan tetapi jika ada perburukan harus diraat. !asien raat jalan dianjurkan6 *) 7irah baring, selama masih demam. 2) ?bat antipiretik atau kompres hangat diberikan apabila diperlukan. 8)
ntuk
menurunkan
suhu
menjadi
S8+o@,
dianjurkan
pemberian
parasetamol. >setosal/salisilat tidak dianjurkan (indikasi kontra) oleh karena dapat meyebabkan gastritis, perdarahan, atau asidosis. 0) 3ianjurkan pemberian cairan dan elektrolit per oral, jus buah, sirop, susu, disamping air putih, dianjurkan paling sedikit diberikan selama 2 hari. &) "onitor suhu, urin
41
dan tanda5tanda bahaya sampai meleati fase kritis. ') "onitor pemeriksaan laboratorium darah rutin berkala ?rang tua atau pasien dinasehati bila setelah demam turun didapatkan nyeri perut hebat, buang air besar hitam, atau terdapat perdarahan kulit serta mukosa seperti mimisan, perdarahan gusi, apalagi bila disertai berkeringat dingin, hal tersebut merupakan tanda kegaatan, sehingga harus segera dibaa segera ke rumah sakit. b. 7atalaksana 3B3 dan 113 *). 7atalaksana 3B3 !atofisilogik utama 3B3 adalah kebocoran plasma karena adanya peningkatan permeabilitas kapiler. "aka kunci tatalaksana 3B3 terletak pada deteksi secara dini fase kritis yaitu saat suhu turun (the time of defer4escence) yang merupakan fase aal terjadinya kegagalan sirkulasi, dengan melakukan obser4asi klinis disertai pemantauan kebocoran plasma dan gangguan hemostasis. !rognosis 3B3 terletak pada pengenalan tanda5tanda bahaya secara aal dan pemberian cairan Larutan garam isotonik atau kristaloid sebagai cairan aal pengganti 4olume plasma sesuai dengan berat ringan penyakit. !erhatian khusus pada kasus dengan peningkatan hematokrit yang terus menerus dan penurunan jumlah trombosit yang cepat. 1ecara umum pasien 3B3 dapat diraat di puskesmas peraatan atau rumah sakit. a) Aase 3emam 7atalaksana 3B3 fase demam tidak berbeda dengan tatalaksana 33, bersifat simtomatik
dan
suportif yaitu pemberian cairan
oral untuk mencegah dehidrasi. >pabila cairan oral tidak dapat diberikan oleh
42
karena tidak mau minum, muntah atau nyeri perut yang berlebihan, maka cairan intra4ena
rumatan
perlu
diberikan.
>ntipiretik
kadang5kadang
diperlukan, tetapi perlu diperhatikan baha antipiretik tidak dapat mengurangi lama demam pada 3B3. b) Aase Kritis
!eriode kritis adalah aktu transisi, yaitu saat suhu turun
pada umumnya hari ke 85& fase demam. !asien harus diaasi ketat terhadap kejadian syok yang mungkin terjadi. !emeriksaan kadar hematokrit berkala merupakan pemeriksaan laboratorium yang terbaik untuk pengaasan hasil pemberian cairan yaitu menggambarkan derajat kebocoran plasma dan pedoman kebutuhan cairan intra4ena. =emokonsentrasi pada umumnya terjadi sebelum dijumpai perubahan tekanan darah dan tekanan nadi. =ematokrit harus diperiksa minimal satu kali sejak hari sakit ketiga sampai suhu normal kembali. Bila sarana pemeriksaan hematokrit tidak tersedia, pemeriksaan hemoglobin dapat dipergunakan sebagai alternatif alaupun tidak terlalu sensitif. ntuk puskesmas yang tidak ada alat pemeriksaan =t, dapat dipertimbangkan dengan menggunakan =b 1ahli dengan estimasi nilai =tG8D kadar =b b.*) !enggantian olume !lasma 3asar patogenesis 3B3 adalah perembesan plasma, yang terjadi pada fase penurunan suhu (fase afebris, fase krisis, fase syok) maka dasar pengobatannya adalah penggantian 4olume plasma yang hilang. -alaupun demikian, penggantian cairan harus diberikan dengan bijaksana dan
berhati5hati. Kebutuhan cairan aal dihitung untuk 258 jam
pertama, sedangkan pada kasus syok mungkin lebih sering (setiap 85' menit). 7etesan berikutnya harus selalu disesuaikan dengan tanda 4ital, kadar
43
hematokrit, dan jumlah 4olume urin. 1ecara umum 4olume yang dibutuhkan adalah jumlah cairan rumatan ditambah &5;. b.2) @airan intra4ena diperlukan, apabila6 *) >nak terus menerus muntah, tidak mau minum, demam tinggi sehingga tidak mungkin diberikan minum per oral, ditakutkan terjadinya dehidrasi sehingga mempercepat terjadinya syok, 2) %ilai hematokrit cenderung meningkat pada pemeriksaan berkala. 9umlah cairan yang diberikan tergantung dari derajat dehidrasi dan kehilangan elektrolit, dianjurkan cairan glukosa &; di dalam larutan %a@$ ,0&;. Bila terdapat asidosis, diberikan natrium bikarbonat :,0';, *52 ml/kgBB
intra4ena bolus
perlahan5lahan. !ada saat pasien datang, berikan cairan kristaloid/ %a@$ ,+; atau dekstrosa &; dalam ringer laktat/%a@$ ,+;, '5: ml/kgBB/jam. "onitor tanda 4ital, diuresis setiap jam dan hematokrit serta trombosit setiap ' jam. 1elanjutnya e4aluasi *2520 jam. >pabila selama obser4asi keadaan umum membaik yaitu anak nampak tenang, tekanan nadi kuat, tekanan darah stabil, diuresis cukup, dan kadar =t cenderung turun minimal dalam 2 kali pemeriksaan berturut5turut, maka tetesan
dikurangi
menjadi
&
ml/kgBB/jam. >pabila dalam
obser4asi
selanjutnya tanda 4ital tetap stabil, tetesan dikurangi menjadi 8 ml/kgBB/jam dan akhirnya cairan dihentikan setelah 2050 jam. b.8) 9enis @airan 5 Kristaloid6 Larutan ringer laktat (#L), Larutan ringer asetat (#>), Larutan garam faali (A), 3ekstrosa &; dalam larutan ringer laktat (3&/#L), 3ekstrosa &; dalam larutan ringer asetat (3&/#>), 3ekstrosa &; dalam */2 larutan garam faali (3&/*/2LA) (@atatan6 ntuk resusitasi syok dipergunakan larutan
44
#L atau #> tidak boleh larutan yang mengandung dekstosa) 5 Koloid6 3ekstran 0, !lasma, >lbumin, =idroksil etil starch ';, gelafundin c) Aase !enyembuhan/kon4alesen
!ada fase penyembuhan, ruam
kon4alesen akan muncul pada daerah esktremitas. !erembesan plasma berhenti ketika
memasuki
fase
penyembuhan,
saat
terjadi
reabsorbsi
cairan
ekstra4askular kembali ke dalam intra4askuler. >pabila pada saat itu cairan tidak dikurangi, akan menyebabkan edema palpebra, edema paru dan distres pernafasan. 2). 7atalaksana 113 1yok merupakan keadaan kegaatan. @airan pengganti adalah pengobatan yang utama, berguna untuk memperbaiki kekurangan 4olume plasma. !asien anak cepat mengalami syok dan sembuh kembali bila diobati segera dalam 0 jam. !asien harus diraat dan segera diobati bila dijumpai tanda5tanda syok yaitu gelisah, letargi/lemah, ekstrimitas dingin, bibir sianosis, oliguri, dan nadi lemah, tekanan nadi menyempit ( 2 mm=g) atau hipotensi, dan peningkatan mendadak dari kadar hematokrit atau kadar hematokrit meningkat terus menerus alaupun telah diberi cairan intra4ena. !ada penderita 113 dengan tensi tak terukur dan tekanan nadi 2 mm =g segera berikan cairan kristaloid sebanyak 2 ml/kg BB selama 8 menit, bila syok teratasi turunkan menjadi * ml/kgBB/jam a) !enggantian olume !lasma 1egera @airan resusitasi aal adalah larutan kristaloid 2 ml/kgBB secara intra4ena dalam 8 menit. !ada anak dengan berat badan lebih, diberi cairan sesuai berat BB ideal dan umur, bila tidak ada perbaikan pemberian cairan kristoloid
45
ditambah cairan koloid. >pabila syok belum dapat teratasi setelah ' menit, berikan cairan koloid *2 ml/kg BB secepatnya dalam 8 menit. !ada umumnya pemberian koloid tidak melebihi 8ml/kgBB/hari atau maksimal pemberian koloid *&ml/hari, dan sebaiknya tidak diberikan pada saat perdarahan. 1etelah pemberian cairan resusitasi kristaloid dan koloid, syok masih menetap sedangkan kadar hematokrit turun, maka pikirkan adanya perdarahan internal.
"aka dianjurkan pemberian transfusi darah segar/ komponen sel
darah merah. >pabila nilai hematokrit tetap tinggi, maka berikan darah dalam 4olume kecil (*ml/kgBB/jam) dapat diulang sampai 8ml/kgBB/20jam, 1etelah keadaan klinis membaik, tetesan infus dikurangi bertahap sesuai keadaan klinis dan kadar hematokrit. b) !emeriksaan =ematokrit untuk "emantau !enggantian olume !lasma !emberian cairan harus tetap diberikan alaupun tanda 4ital telah membaik dan kadar hematokrit turun. 7etesan cairan segera diturunkan menjadi * ml/kgBB/jam dan kemudian disesuaikan tergantung dari kehilangan plasma yang terjadi selama 2050 jam. @airan intra4ena dapat dihentikan apabila hematokrit telah turun, dibandingkan nilai =t sebelumnya. 9umlah urin *ml/kgBB/jam atau lebih merupakan indikasi baha keadaaan sirkulasi membaik. !ada umumnya, cairan dapat dihentikan setelah 0 jam syok teratasi. >pabila cairan tetap diberikan dengan jumlah yang berlebih pada saat terjadi reabsorpsi plasma dari ekstra4askular (ditandai dengan penurunan kadar hematokrit setelah pemberian cairan rumatan), maka akan menyebabkan
46
hiper4olemia dengan akibat edema paru dan gagal jantung. !enurunan hematokrit pada saat reabsorbsi plasma ini jangan dianggap sebagai tanda perdarahan, tetapi disebabkan oleh hemodilusi. %adi yang kuat, tekanan darah normal, diuresis cukup, tanda 4ital baik, merupakan tanda terjadinya fase reabsorbsi. c) Koreksi anggungan "etabolik dan Elektrolit =iponatremia dan asidosis metabolik sering menyertai pasien 3B3/113, maka analisis gas darah dan kadar elektrolit harus selalu diperiksa pada 3B3 berat. >pabila asidosis tidak dikoreksi, akan memacu terjadinya K$3, sehingga tatalaksana pasien menjadi lebih kompleks.
!ada umumnya, apabila
penggantian cairan plasma diberikan secepatnya dan dilakukan koreksi asidosis dengan natrium bikarbonat, maka perdarahan sebagai akibat K$3, tidak akan tejadi sehingga heparin tidak diperlukan. d) !emberian ?ksigen 7erapi oksigen 2 liter per menit harus selalu diberikan pada semua pasien syok. 3ianjurkan pemberian oksigen dengan mempergunakan masker, tetapi harus diingat pula pada anak seringkali menjadi makin gelisah apabila dipasang masker oksigen. e) 7ransfusi 3arah !emeriksaan golongan darah cross5matching harus dilakukan pada setiap pasien syok, terutama pada syok yang berkepanjangan (prolonged shock). !emberian transfusi darah diberikan pada keadaan manifestasi perdarahan yang nyata. Kadangkala sulit untuk mengetahui perdarahan interna (internal haemorrhage)
apabila
disertai
hemokonsentrasi.
!enurunan
hematokrit
47
(misalnya dari &; menjadi 0;) tanpa perbaikan klinis alaupun telah diberikan cairan yang mencukupi, merupakan tanda adanya perdarahan. !emberian darah segar dimaksudkan untuk mengatasi pendarahan karena cukup mengandung plasma, sel darah merah dan faktor pembeku trombosit. !lasma segar dan atau suspensi trombosit berguna untuk pasien dengan K$3 (Koagulasi $ntra4ascular 3isseminata) dan perdarahan masif. K$3 biasanya terjadi pada syok berat dan menyebabkan perdarahan masif sehingga dapat menimbulkan kematian. f) "onitoring 7anda 4ital dan kadar hematokrit harus dimonitor dan die4aluasi secara teratur untuk menilai hasil pengobatan. =al5hal yang harus diperhatikan pada monitoring adalah 6 (*) %adi, tekanan darah, respirasi, dan temperatur harus dicatat setiap *&58 menit atau lebih sering, sampai syok dapat teratasi. (2) Kadar hematokrit harus diperiksa tiap 05' jam sekali sampai keadaan klinis pasien stabil. (8) setiap pasien harus mempunyai formulir pemantauan, mengenai jenis cairan, jumlah, dan tetesan, untuk menentukan apakah cairan yang diberikan sudah mencukupi. (0) 9umlah dan frekuensi diuresis !ada pengobatan syok, kita harus yakin benar baha penggantian 4olume intra4askuler telah benar5benar terpenuhi dengan baik. >pabila diuresis belum cukup *ml/kgBB/jam, sedang jumlah cairan sudah melebihi kebutuhan diperkuat dengan tanda o4erload antara lain edema, pernapasan meningkat, maka selanjutnya furosemid * mg/kgBB dapat diberikan. 9ika pasien sudah stabil, maka bisa dirujuk ke #1 rujukan. g) #uang #aat Khusus ntuk 3B3/113
48
ntuk mendapatkan tatalaksana 3B3 lebih efektif, maka pasien 3B3 seharusnya diraat di ruang raat khusus, yang dilengkapi dengan peraatan untuk kegaatan. #uang peraatan khusus tersebut dilengkapi dengan fasilitas laboratorium untuk memeriksa kadar hemoglobin, hematokrit, dan trombosit yang tersedia selama 20 jam. !encatatan merupakan hal yang penting dilakukan di ruang peraatan 3B3. !aramedis dapat dibantu oleh orang tua pasien untuk mencatat jumlah cairan baik yang diminum maupun yang diberikan secara intra4ena, serta menampung urin serta mencatat jumlahnya. h) Kriteria "emulangkan !asien !asien dapat dipulangkan, apabila memenuhi semua keadaan dibaah ini6 (*) 7ampak perbaikan secara klinis (2) 7idak demam selama 20 jam tanpa antipiretik (8) 7idak dijumpai distres pernafasan (disebabkan oleh efusi pleura atau asidosis) (0) =ematokrit stabil (&) 9umlah trombosit J&./Vl (') 7iga hari setelah syok teratasi. (:) %afsu makan membaik 2.8 * $ndikator !ola =idup Bersih dan 1ehat $ndikator *.
nasional !ersalinan "emberi
8.
"enimbang
&.
"encuci
.
bayi
tangan
"akan
sayur
yaitu
tenaga
balita
Eksklusif
setiap
bulan
>ir
dengan
air
Bersih
bersih
dan
jamban jentik dan
sabun sehat
di buah
6
kesehatan
>1$
"enggunakan "emberantas
*,
oleh
"enggunakan
'. :.
ada
ditolong
2.
0.
!=B1
rumah setiap
hari
49
+. "elakukan aktifitas fisik setiap
hari
*. 7idak merokok di dalam rumah
BAB % HAIL PENELITIAN
%.1 Keja"ian Ber"asarkan
DBD Usia
"an
Bulan Bulan S * thn 9anuari Aebruari "aret >pril "ei 9uni 9uli >gustus 1eptember ?ktober %o4ember 3esember 7otal
* * * 8 (';)
7ahun 2*8 *50 thn &5*0 J*& thn thn * 8 * 2 0 * * * 2 * * * 2 * 0 ' 8 8 0 * 8 & 2 *0 2 ** (2';) (0+;) (*+;)
7otal
S * thn
' : 0 * 2 8 * *0 + *
(;)
7ahun 2*0 *50 thn &5*0 thn J*& thn 2 2 * * 2 * 2 * * * * * * 2 * 0 ** & (2;) (&&;) (2&;)
7abel *. 3istribusi dan frekuensi penyakit 3B3 berdasarkan usia dan bulan
Berdasarkan tabel di atas, kejadian 3B3 terbanyak terjadi pada usia &5*0 tahun baik di tahun 2*8 maupun tahun 2*0. Kejadian 3B3 terbanyak terjadi pada bulan oktober yaitu sebesar 2 kasus pada tahun 2*8, dan pada bulan 9anuari dan "aret masing5masing sebanyak 0 kasus pada tahun 2*0.
7otal 0 * 0 2 2 2 2 8
50
16 14 12 10 8 6
Tahun 2013
4
Tahun 2014
2 0
Kejadian DBD Berdasarkan Usia Tahun 2013 6% 19% < 1 th 26%
1-4 th 5-14 th > 15 th
49%
ambar 8.* 3iagram !ie >ngka kejadian 3B3 berdasarkan sia tahun 2*8
3ari hasil data diatas pada tahun 2*8 didapatkan kejadian 3B3 di ilayah kerja puskesmas Bareng pada kelompok usia S * tahun ';, *50 tahun 2';, tertinggi pada usia &5*0 tahun yakni sebesar 0+;, dan pada usia J*& tahun *+;.
51
Kejadian DBD Berdasarkan Usia Tahun 2014 20%
25%
< 1 th 1-4 th 5-14 th > 15 th
55%
ambar 8.2 3iagram !ie >ngka kejadian 3B3 berdasarkan sia tahun 2*0
3ari hasil data diatas pada tahun 2*0 didapatkan kejadian 3B3 di ilayah kerja puskesmas Bareng pada kelompok usia S * tahun sebesar ;, *50 tahun sebesar 2;, tertinggi pada usia &5*0 tahun &&;, dan pada usia J*& tahun 2&;. %.2 Keja"ian DBD Ber"asarkan Desa "i Ke&amatan Bareng
7ahun 2*8 !resentase 7ahun 2*0 !resentase Bareng ** *+; & 2&; "ojo 7engah ' **; 2 *; 7ebel ' **; 8 *&; Kebon 3alem * 2; ; Karangan * 2; ; !akel 8 &; 8 *&; "unduseu ' **; ; %gampungan 2 8; 2 *; 9enis elaran 2 8; * &; !ulosari 2 8; ; %grimbi *0; 2 *; %glebak * 2; 2 *; Banjar >gung *0; ; 7abel *. 3istribusi dan frekuensi penyakit 3B3 berdasarkan desa
52
12 10 8 6 Tahun 2013
4
Tahun 2014 2 0
Berdasarkan tabel di atas, kejadian 3B3 terbanyak terjadi di 3esa Bareng baik pada tahun 2*8 maupun 2*0. %.2 Keja"ian Ber"asarkan Jenis Kelamin
Kejadian DBD Berdasarkan Jenis Kelamin Laki-laki 39%
Perempuan 61%
ambar 8.2 3iagram !ie >ngka kejadian 3B3 berdasarkan 9enis Kelamin
53
3ari hasil data diatas didapatkan jumlah kejadian 3B3 berdasarkan jenis kelamin di ilayah kerja !uskesmas Bareng laki5laki sebesar '*; (8& orang) dan 8+ ; (22 orang) perempuan.
%.% Keja"ian DBD Ber"asarkan Presentase 'umah Tangga Ber(erilaku Hi"u( Bersih "an ehat
Kejadian DBD berdasarkan Presentase Rumah Tangga Berperilaku idup Bersih dan !ehat 6% Baren
!"#" Tenah
6%
Te$el
e$"n &alem aranan Pakel
9%
9%
6%
8% !un'u( e)u
*ampunan +eni( , elaran Pul"( ari
*rim$i
*le$ak
7% 8%
Ban#ar -un
9%
8% 8%
6% 8%
ambar 8.8 3iagram !ie Kejadian 3B3 berdasarkan !resentase #umah 7angga Berperilaku =idup Bersih dan 1ehat Berdasarkan diagram pie di atas didapatkan baha presentase data rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat terendah terdapat di desa Bareng yaitu sebesar 0&, 8;.
54
%.) Keja"ian DBD Ber"asarkan Data 'umah*Bangunan Be+as Jentik N!amuk Ae"es
Rumah"Bangunan Bebas Jentik #$amuk %edes
14%
Be$a( +entik *.amuk Ti'ak Be$a( +entik *.amuk 86%
ambar 8.0 3iagram !ie #umah Bebas 9entik %yamuk >edes di ilayah kerja !uskesmas Bareng 3ari hasil data di atas didapatkan baha rumah/bangunan di kecamatan bareng sebagian besar sudah dinyatakan bebas jentik nyamuk aedes yakni sebesar '; (*0.*+ rumah), sedangkan sisanya yang masih belum dinyatakan bebas jentik nyamuk aedes sebesar *0; (2.2 rumah).
55
BAB ) PE,BAHAAN
).1
Karakteristik -aktr 'isik !ang Ber(engaruh Terha"a( Keja"ian
DBD +er"asarkan Usia "an Bulan
Berdasarkan data di atas, kejadian 3B3 terbanyak terjadi pada usia &5*0 tahun baik di tahun 2*8 maupun tahun 2*0. =al ini sesuai dengan beberapa penelitian sebelumnya tentang faktor resiko yang berpengaruh terhadap kejadian penyakit 3B3, salah satunya yang dilakukan oleh Endo 3arjito di kabupaten Banyumas, dimana didaptkan hasil baha penderita 3B3 dengan rata5rata umur S *2 tahun lebih banyak di bandingkan dengan umur J *2 tahun, ini didukung oleh kebiasaan masyarakat baha anak5anak kebanyakan akti4itasnya berada di dalam rumah, sehingga kemungkinan kontak dengan nyamuk Aedes aegypti lebih besar dibandingkan dengan orang deasa muda maupun orang tua kebanyakan akti4itasnya di luar rumah. 1elain itu dilihat dari sistem imunitas anak5anak memang lebih rentan terkena penyakit daripada orang deasa sehingga memudahkan anak5anak terkena berbagai penyakit, termasuk 3B3. 3ari hasil data didapatkan kejadian 3B3 terbanyak terjadi pada bulan oktober yaitu sebesar 2 kasus pada tahun 2*8, dan pada bulan 9anuari dan "aret masing5masing sebanyak 0 kasus pada tahun 2*0. !ada bulan ?ktober terjadi pergantian musim dari musim kemarau ke penghujan, terjadi perubahan adaptasi pada tubuh sehingga imunitas tubuh menurun. 3ari data di atas juga
56
dapat dilihat baha kejadian 3B3 baik pada tahun 2*8 maupun 2*0 hampir semuanya terjadi pada bulan ?ktober "aret, dimana bulan tersebut merupakan musim penghujan yang menyebabkan timbulnya banyak genangan air hujan di rumah dan lingkungan sekitar penduduk, sehingga mengakibatkan meledaknya jumlah populasi nyamuk yang bisa menyebabkan peningkatan penyebaran berbagai penyakit, terutama demam berdarah. ).2
Karakteristik -aktr 'isik !ang Ber(engaruh Terha"a( Keja"ian
DBD +er"asarkan Desa
3ari hasil data diatas didapatkan kejadian 3B3 terbanyak terjadi di 3esa Bareng baik pada tahun 2*8 maupun 2*0. ?leh karena jaraknya dengan puskesmas lebih dekat sehingga pasien 3B3 lebih banyak terdeteksi untuk daerah tersebut. 1elain itu desa Bareng merupakan desa dengan jumlah penduduk terbanyak sehingga rasio penderita 3B3 desa Bareng menjadi paling tinggi dibandingkan desa lain. 1elain itu desa Bareng juga merupakan desa dengan jumlah keluarga berperilaku hidup bersih dan sehat terendah dibandingkan dengan desa lain di kecamatan Bareng yang memungkinkan nyamuk dengan mudah berkembang biak di lingkungan yang tidak terjaga kebersihannya. 3esa Bareng juga merupakan desa yang memiliki jumlah 7!" terbanyak dan juga memiliki * buah pasar yang cukup besar. 7emapt tersebut bisa menjadi titik penyebaran dan penularan 4irud dengeu melalui gigitan nyamuk, dengan kepadatan masyarakat yang tinggi di tempat tersebut, semakin memudahkan nyamuk untuk menggigit manusia. ).%
Karakteristik -aktr 'isik !ang Ber(engaruh Terha"a( Keja"ian
DBD +er"asarkan Jenis Kelamin
57
3ari hasil data diatas didapatkan jumlah kejadian 3B3 berdasarkan jenis kelamin di ilayah kerja !uskesmas Bareng laki5laki sebesar '* ; dan 8+ ; perempuan. 3eskripsi kasus 3B3 berdasarkan jenis kelamin terlihat baha jenis kelamin laki5laki lebih tinggi dibandingkan dengan jenis kelamin perempuan. 9ika dikaitkan dengan teori dari hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan baha frekuensi nyamuk menggigit manusia di antaranya dipengaruhi oleh akti4itas manusiaN orang yang diam (tidak bergerak), 8,8 kali akan lebih banyak digigit nyamuk >e. aegypti dibandingkan dengan orang yang lebih aktif, dengan demikian orang yang kurang aktif akan lebih besar risikonya untuk tertular 4irus dengue, maka hasil data di atas kurang sesuai dengan teori tersebut, karena bila dihubungkan dengan jenis kelamin, sebagian besar anita di kecamatan Bareng adalah ibu rumah tangga yang lebih jarang bergerak jika dibandingkan dengan laki5laki yang sebagian besar bekerja sebagai petani, sehingga mereka lebih banyak bergerak daripada perempuan. 1ehingga untuk temuan ini dianggap .merupakan faktor kebetulan
).)
Karakteristik -aktr 'isik !ang Ber(engaruh Terha"a( Keja"ian
DBD +er"asarkan Presentase 'umah Tangga Ber(erilaku Hi"u( Bersih "an ehat Berdasarkan data di atas didapatkan baha presentase data rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat terendah terdapat di desa Bareng yaitu sebesar 0&, 8;. =al ini kemungkinan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya angka
penderita 3B3 di desa tersebut. "unculnya kejadian 3B3, dikarenakan penyebab majemuk, artinya munculnya kesakitan karena berbagai faktor yang saling berinteraksi, diantaranya
58
agent (4irus dengue), host yang rentan serta lingkungan yang memungkinan tumbuh dan berkembang biaknya nyamuk >edes spp. !ola perilaku hidup bersih dan sehat tentunya menjadi salah satu faktor penting dalam upaya pencegahan dari berbagai macam penyakit, termasuk 3B3. 9ika tidak ada kesadaran diri dari masing5masing keluarga untuk menjaga kesehatan dan kebersihan baik diri sendiri maupun lingkungan sekitar, maka agen penyakit seperti 4irus dengue yang menular melalui gigitan nyamuk >edes spp tentunya dengan mudah akan menyebabkan timbulnya penyakit 3B3 pada keluarga tersebut dan orang lain disekitarnya. !engetahuan dari keluarga terhadap pentingnya berperilaku hidup bersih dan sehat menjadi sangat penting demi menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, host yang kuat terhadap serangan agen penyakit sehingga diharapkan penularan 4irus dengue bisa ditekan dan angka kejadian 3B3 berkurang. )./
Karakteristik -aktr 'isik !ang Ber(engaruh Terha"a( Keja"ian
DBD +er"asarkan Data 'umah*Bangunan Be+as Jentik N!amuk Ae"es
1alah satu program dari kecamatan Bareng yaitu melakukan pengamatan dan penilaian mengenai keberadaan jentik nyamuk aedes di rumah5rumah penduduk merupakan salah satu langkah yang tepat dalam rangka mengetahui seberapa besar resiko pada penghuni sebuah rumah untuk terkena penyakit 3B3, sehingga untuk selanjutnya diharapkan bisa dilakukan tindakan pencegahan dan pembasmian sarang nyamuk di masing5masing rumah dan lingkungan sekitar untuk menurunkan angka kejadian 3B3. 3ari hasil data di atas didapatkan baha rumah/bangunan di kecamatan bareng sebagian besar sudah dinyatakan bebas jentik nyamuk aedes yakni sebesar
59
' ;, sedangkan sisanya yang masih belum dinyatakan bebas jentik nyamuk aedes sebesar *0;. =al ini menunjukkan baha sebagian besar penghuni rumah di kecamatan Bareng ini mempunyai resiko kecil untuk terkena penyakit 3B3, karena sebagian besar rumah sudah dinyatakan bebas jentik nyamuk aedes. ntuk langkah selanjutnya bagi rumah yang masih terdapat jentik nyamuk agar segera dilakukan tindakan yang tepat, rutin dan berkelanjutan agar ke depannya diharapkan seluruh rumah dan bangunan di kecamatan Bareng bisa dinyatakan bebas jentik nyamuk aedes. 3an kemudian bagi seluruh penduduk dan instansi terkait agar tetap rutin melaksanakan pembersihan rumah dan lingkungan sekitar untuk memutus rantai penyebaran dan perkembangbiakan nyamuk aedes sehingga jumlah penderita penyakit 3B3 bisa semakin menurun. Inter0ensi !ang Dilakukan )..1 Pen&egahan Primer
$nter4ensi di lakukan sebelum musim penghujan, karena berdasarkan penelitian didapatkan peningkatan angka kejadian 3B3. paya pencegahan pada penyakit 3B3 ditujukan untuk mencegah perkembangbiakan populasi media penyebab penyakit, dalam hal ini nyamuk >edes spp., mencegah terjadinya kontak dengan media penyebab sakit dan manusai dengan modifikasi lingkungan, dan perilaku, serta karakteristik melalui upaya promosi kesehatan dan perlindungan spesifik (health promotion and specific protection). !romosi kesehatan
yang dapat dilakukan adalah berupa penyuluhan
kesehatan mengenai !erilaku =idup Bersih dan 1ehat, mengenai 8" plus,
60
penyebab, penyebaran, dampak, dan pertolongan pertama tentang penyakit 3B3. "engusulkan kepada penduduk untuk mencanangkan program kerja bakti. !erlindungan spesifik yang bisa dilakukan untuk pencegahan primer 3B3 adalah dengan memasang kaat nyamuk pada jendela dan selalu menggunakan obat anti nyamuk dengan tujuan mengurangi kontak dengan nyamuk. Beberapa cara pengendalian populasi nyamuk adalah dapat menggunakan cara kimia (penyemprotan, fogging, abate, penggunaan obat nyamuk), cara fisika/mekanik (kasa, kelambu, raket nyamuk) dan cara biologi (ikan, ekstrak tumbuhan). )..2
Per&egahan ekun"er
Kenali gejala5gejala dini penyakit 3B3. !ertolongan pertama yang dapat dilakukan pada penderita diare adalah pemberian cairan pengganti. 7idak ada obat5 obatan yang bisa menghilangkan agen penyakit 3B3 dari tubuh karena penyebab 3B3 adalah 4irus yang bersifat self-limited disease atau penyakit yang bisa sembuh dengan sendirinya. %amun yang paling ditakuti adalah dehidrasi berat yang hampir selalu dialami oleh pasien 3B3. ?leh karena itu terapi penggantian cairan yang hilang secara adekuat merupakan terapi dasar dan ajib bagi seluruh pasien 3B3, selain pemberian obat5obatan yang bersifat simptomatik. !engenalan dini gejala 3B3, pemberian terapi cairan yang adekuat dan dini dapat mencegah progresifitas penyakit. 1ehingga tidak menimbulkan komplikasi yang berat. )..%
Pen&egahan Tersier
ntuk mempercepat proses pemulihan dan mencegah kekambuhan dengan cara memperbaiki status gii dengan cara makan5makanan yang bersih dan sehat, pola hidup sehat dan senantiasa menjaga kebersihan lingkungan sekitar secara rutin dan terus5menerus. BAB /
61
KEI,PULAN DAN A'AN
/.1 Kesim(ulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan hal5hal sebagai berikut6 *. #entang usia terbanyak kejadian 3B3 didapatkan pada usia &5*0 tahun sebanyak &2 ;. 2. 3esa terbanyak kejadian 3B3 terjadi di 3esa Bareng baik pada tahun 2*8 maupun tahun 2*0. 8. Kejadian 3B3 terbanyak terjadi pada bulan oktober yaitu sebesar 2 kasus pada tahun 2*8, dan pada bulan 9anuari dan "aret masing5masing sebanyak 0 kasus pada tahun 2*0. 0. 9enis kelamin terbanyak kejadian 3B3 didapatkan pada laki5laki yaitu sebanyak '*; dan perempuan 8+;. &. !resentase data rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat terendah terdapat di desa Bareng yaitu sebesar 0&, 8;.
'. #umah/bangunan di kecamatan bareng sebagian besar sudah dinyatakan bebas jentik nyamuk aedes yakni sebesar '; (*0.*+ rumah), sedangkan sisanya yang masih belum dinyatakan bebas jentik nyamuk aedes sebesar *0; (2.2 rumah). /.2 aran /.2.1 Bagi instansi terkait #Puskesmas Bareng$ =endaknya petugas kesehatan melakukan penyuluhan tentang pentingnya melakukan 8" plus seperti yang telah disebutkan dalam tinjauan pustaka. 1elain itu, dapat pula dilakukan kegiatan penyuluhan untuk memoti4asi masyarakat
62
dalam menerapkan pola hidup bersih dan sehat. paya penyuluhan dari 3inas Kesehatan
dan
!uskesmas hendaknya
dilakukan secara terus
menerus
sampai masyarakat betul5betul mamahami akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan 8" plus untuk mengendalikan populasi nyamuk sebagaai media penyebaran penyakit 3B3 dan pengenalan gejala dini dari penyakit 3B3 agar penderita segera mendapatkan pengobatan yang tepat dan adekuat, dan tidak jatuh dalam komplikasi. /.2.2
Bagi mas!arakat
a. 3iharapkan lebih meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat, terutama melakukan
tindakan pencegahan terjadinya 8" plus seperti menutup
tempat penampungan air dan menyingkirkan benda5benda yang bisa tempat menggenangnya air. b. "engupayakan pola hidup bersih dan sehat, membersihkan lingkungan rumah dan sekitar secara berkala dan rutin. c. "elaksanakan upaya pengendalian populasi nyamuk seperti menggunakan cara kimia (penyemprotan, fogging, abate, penggunaan obat nyamuk), cara fisika/mekanik (kasa, kelambu, raket nyamuk) dan cara biologi (ikan, ekstrak tumbuhan).
DA-TA' PUTAKA
63
3epKes
#$,
2&.,
diakses
*:
9anuari
2*&
pukul
2*.8,
http6//.depkes.go.id/donload.phpYfileGdonload/pusdatin/peta5 kesehatan/peta5kesehatan52&.pdf 3inas Kesehatan !ro4insi 9aa 7imur, 2*8, PROF! "#$#HA%A& PRO'&$ (AWA %)*R %AH*& +,+. diakses *: 9anuari 2*& pukul 28.2, http6//dinkes.jatimpro4.go.id/userfile/dokumen/*8'*&02Z!#?A$LZKE 1E=>7>%Z!#?$%1$Z9>->Z7$"#Z2*2.pdf ama, >iah. 2+. A&A!$$ FA"%OR R$"O "#(ADA& D#)A) /#RDARAH
D#&0*#
D
D#$A
)O(O$O&0O
"A/*PA%#&
/O1O!A! . ni4ersitas "uhammadiyah, 1urakarta. Kementerian Kesehatan #epublik $ndonesia 3irektorat 9enderal !engendalian !enyakit 3an !enyehatan Lingkungan. 2**. )OD*! P#&0#&DA!A& D#)A) /#RDARAH D#&0*#2 "asrial, "angguang. 2**. Analisis #pidemologi Penya3it Demam /erdarah Dengue melalui Pende3atan $pasial %emporal dan Hubungannya degan Fa3tor 3lim di "ota Padang %ahun +,,4-+,,. ni4ersitas >ndalas, !adang. !aramita, >nggun, dkk. 2*. FA"%OR R$"O D#)A) /#RDARAH D#&0*# D "#5A)A%A& WO&O$AR "A/*PA%#& 0*&*&0"D*! PRO'&$ D1 %AH*& +,,2 Balai !enelitian dan !engembangan !emberantasan !enyakit Bersumber Binatang Banjarnegara, Aakultas Kedokteran Bagian $lmu Kesehatan "asyarakat !eminatan Epidemiologi Lapangan. ni4ersitas adjah "ada Iogyakarta. !uskesmas Bareng. (2*8). !aporan %ahunan Pus3esmas /areng %ahun +,,2