BAB I PENDAHULUAN
A. La Lata tarr Bel Belak akan ang g
Pada dasarnya manusia merupakan suatu makhluk daratan, yang sudah menyesuaikan diri dengan kehidupan di daratan. Maka situasi kehidupan di udara (suatu penerbangan) tentu merupakan hal yang asing/aneh, sehingga akan aka n men mengak gakiba ibatka tkan n str stress ess bag bagii yan yang g ber bersan sangku gkutan tan.. Disa Disampi mping ng itu sua suatu tu penerbangan mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan keadaan di sekitar tubuh antara lain perubahan tekanan udara yang dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh manusia. Dala Da lam m su suat atu u pe pene nerb rban anga gan n se seseo seora rang ng ak akan an me meng ngal alam amii pe peru ruba baha han n keti ke ting nggi gian an ya yang ng me meng ngak akib ibatk atkan an ter terja jadi diny nyaa pe peru ruba baha han n te teka kana nan n ud udar araa disekitarnya. Tekanan udara tersebut akan menurun pada saat naik/ascend, dan akan meninggi bila descend. ukum !oyle menyatakan bah"a suatu penurunan atau peningkatan pada tekanan lingkungan akan memperbesar atau menekan suatu #olume gas dalam ruang tertutup. !ila gas terdapat dalam struktur yang lentur, maka struktu strukturr tersebu tersebutt dapat dapat rusak rusak karena karena ekspans ekspansii atau kompre kompresi. si. !arotr !arotraum aumaa dapat terjadi bilamana ruang-ruang berisi gas dalam tubuh (telinga tengah, paru-paru) mejadi ruang tertututup dengan menjadi buntunya jaras-jaras #entilasi normal. !arotrauma kegagalan kegagalan
adalah
kerusakan
jaringan
yang
terjadi
akibat
untuk untuk menyamak menyamakan an tekanan tekanan udara udara antara antara ruang ruang berudar berudaraa pada pada
tubu tubuh h (sepe (sepert rtii telin telinga ga teng tengah ah)) dan dan teka tekana nan n pada pada ling lingku kung ngan an se"a se"akt ktu u melaku melakukan kan perjal perjalana anan n dengan dengan pesa"at pesa"at terban terbang g atau pada pada saat menyel menyelam. am. !arotrauma dapat terjadi pada telinga, "ajah (sinus), dan paru, dalam hal ini bagian tubuh yang memiliki udara di dalamnya. dalamnya. !arotrauma merupakan segala sesuatu yang diakibatkan oleh tekanan kuat yang tiba- tiba dalam ruangan yang berisi udara pada tulang temporal, yang diakibatkan oleh kegagalan tuba eustakius untuk menyamakan tekanan dari bagian telinga tengah dan terjadi
paling sering
selama
turun dari
keting ketinggia gian n atau atau naik naik dari dari ba"ah ba"ah air saat saat menyel menyelam. am. !arotr !arotraum aumaa teling telingaa tengah merupakan cedera terbanyak yang dapat terjadi pada saat menyelam. !arotrauma dapat menyebabkan berbagai mani$estasi mulai dari nyeri telinga, teling a, sakit kepala sampai nyeri persendian, persendian, parali paralisis, sis, koma dan kematian. Tiga man mani$es i$estasi tasi yan yang g pal paling ing ser sering ing dar darii bar barotr otraum aumaa term termasu asuk k ker kerusak usakan an pada sinus paranasalis, paru-paru, telinga tengah, penyakit dekompresi, luka akib ak ibat at le leda daka kan n (b (bom om)) da dan n te terb rben entu tukn knya ya em embo boli li ud udar araa da dala lam m ar arte teri ri.. !aro !a rotr trau auma ma ju juga ga bi bisa sa di diin indu duks ksii ol oleh eh pe pema masan sanga gan n #e #ent ntil ilat ator or me meka kani nik. k. !arotr !ar otraum aumaa dap dapat at ber berpen pengar garuh uh pad padaa beb beberap erapaa area tub tubuh uh yan yang g ber berbed beda, a, termasuk telinga, muka (sinus paranasalis), dan paru-paru. !erdasarkan latar belakang diatas, maka kelompok kami tertarik untuk membahas mengenai asuhan kepera"atan pada pasien dengan !arotrauma.
B. Rumu Rumusa san n Mas Masal alah ah %dapun %dapun rumusa rumusan n masala masalah h yang yang dapat dapat diangk diangkat at dari dari latar latar belaka belakang ng diatas diatas
adalah& '. %pakah %pakah penger pengertia tian n dari dari barot barotrau rauma ma . %pa sajakah sajakah etiolog etiologii dari dari barotr barotraum auma a *. !agaimanaka !agaimanakah h tanda tanda dan gejala penyakit penyakit barotrauma barotrauma +. !agaimanaka !agaimanakan n pato$isi pato$isiolog ologii dari dari penyakit penyakit barotrauma barotrauma . !agaim !agaimana anakan kan path"a path"ay y dari penyaki penyakitt barotrau barotrauma ma . !agaimanaka !agaimanakah h pemeriksaa pemeriksaan n diagnosti diagnosticc pada penderita penderita barotrau barotrauma ma . !agaimana !agaimana penatalaksan penatalaksanaan aan medis medis pada klien barotrauma barotrauma . !agaimana !agaimana asuhan kepera"atan kepera"atan pada klien barotrauma barotrauma 0. !agaimana !agaimana contoh contoh asuhan asuhan kepera"atan kepera"atan pada klien barotrauma barotrauma
C. Tuju ujuan an Pen Penuli ulisan san '. Tujuan um umum a. 1ntuk 1ntuk mengetahui mengetahui konsep konsep dasar penyakit penyakit barotrauma barotrauma b. 1ntuk mengetahui asuhan kepera"atan pada klien klien barotrauma. c. 1ntuk 1ntuk mengetahui mengetahui contoh asuhan asuhan kepera"atan kepera"atan pada klien barotrauma barotrauma . Tujua ujuan n khus khusus us a. 1ntuk 1ntuk mengetahui mengetahui pengert pengertian ian barotrauma barotrauma.. b. 1ntuk mengetahui etiologi barotrauma. c. 1ntuk 1ntuk mengetahui mengetahui tanda tanda dan gejala gejala barotrau barotrauma ma d. 1ntuk 1ntuk mengetahui mengetahui pato$isiologi pato$isiologi barotrauma. barotrauma. e. 1ntuk 1ntuk mengetahui mengetahui path"ay path"ay dari barotrauma barotrauma $. 1ntuk 1ntuk mengetahui mengetahui pemeriksaa pemeriksaan n diagnostic diagnostic pada klien klien barotrauma barotrauma.. g. 1ntuk 1ntuk mengetahui mengetahui penatalaksanaan penatalaksanaan medis pada klien barotrauma. barotrauma.
D. Man$aat Penulisan Makalah ini dibuat oleh mahasis"a dengan harapan dapat menjadi bahan bacaan untuk mahasis"a lain dalam memahami konsep dasar penyakit barotrauma yang meliputi pengertian, penyebab, jalannya penyakit sampai dengan penatalaksanaannya. 2elain itu juga untuk mengetahui konsep dasar asuhan kepera"atan pasien meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, sampai dengan e#aluasi tindakan. 2emoga makalah ini dapat menambah "a"asan mahasis"a dalam melakukan asuhan kepera"atan sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada mastarakat.
BAB II PEMBAHASAN
!nse" Dasar Pen#akit A. De$inisi Bar!trauma
!arotrauma adalah kerusakan jaringan dan sekuelenya yang terjadi akibat perbedaan antara tekanan udara (tekan barometrik) di dalam rongga udara $isiologis dalam tubuh dengan tekanan di sekitarnya. !arotrauma paling sering
terjadi pada penerbangan dan penyelaman dengan scuba. Tubuh manusia mengandung gas dan udara dalam jumlah yang signi$ikan. !eberapa diantaranya larut dalam cairan tubuh. 1dara sebagai gas bebas juga terdapat di dalam saluran pencernaan, telinga tengah, dan rongga sinus, yang #olumenya akan bertambah dengan bertambahnya ketinggian. 3kspansi gas yang terperangkap di dalam sinus bisa menyebabkan sakit kepala, ekspansi gas yang terperangkap dalam telinga tengah bisa menyebabkan nyeri telinga, dan perasaan kembung atau penuh pada perut jika ekspansi terjadi pada gas di saluran pencernaan. 3kspansi gas yang terperangkap dalam usus halus bisa menyebabkan nyeri yang cukup hebat hingga terkadang bisa menyebabkan tidak sadarkan diri. Pada ketinggian 444 kaki gas-gas yang terperangkap dalam rongga tubuh #olumenya bertambah 45 dari #olume saat di darat. 2emakin cepat kecepatan pendakian maka semakin besar risiko mengalami ketidaknyamanan atau nyeri. !arotrauma Telinga adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan ketidaknyamanan atau kerusakan pada telinga akibat perbedaan tekanan antara telinga tengah dengan lingkungan sekitar. al ini biasa terjadi ketika ada perubahan ketinggian. Tekanan udara di dalam telinga tengah biasanya sama dengan tekanan udara di luar tubuh. %pabila tuba 3ustachii (suatu pipa yang menghubungkan telinga dengan bagian belakang tenggorokan) terhalangi, hal ini dapat menyebabkan tekanan udara di telinga berbeda dengan tekanan udara di luar gendang telinga. %da * tipe !arotrauma Telinga, tergantung pada bagian telinga mana hal ini terjadi& luar, tengah, dan dalam. !arotrauma Telinga yang paling umum terjadi adalah barotrauma telinga tengah. !arotrauma telinga luar terjadi ketika ada benda yang memerangkap udara di telinga luar, yang menyebabkan baik peningkatan tekanan yang berlebihan atau kekosongan di dalam rongga udara yang terperangkap. !arotrauma telinga tengah terjadi ketika seorang penyelam tidak dapat menyeimbangkan tekanan udara di telinga tengah dengan tekanan air di sekitarnya. !arotrauma telinga dalam terjadi karena ketidakmampuan untuk menyeimbangkan tekanan di dalam telinga. %pabila kondisinya parah, mungkin akan ada perdarahan di belakang gendang telinga.
B. lasi$ikasi %da * tipe !arotrauma Telinga, tergantung pada bagian telinga mana& luar,
tengah, dan dalam. !arotrauma Telinga yang paling umum terjadi adalah barotrauma telinga tengah. '. !arotrauma telinga luar terjadi ketika ada benda yang memerangkap udara di telinga luar, yang menyebabkan baik peningkatan tekanan yang berlebihan atau kekosongan di dalam rongga udara yang terperangkap. . !arotrauma telinga tengah terjadi ketika seorang penyelam tidak dapat menyeimbangkan tekanan udara di telinga tengah dengan tekanan air di sekitarnya. *. !arotrauma telinga dalam terjadi
karena
ketidakmampuan untuk
menyeimbangkan tekanan di dalam telinga. %pabila kondisinya parah, mungkin akan ada perdarahan di belakang gendang telinga.
C. Eti!l!gi
!arotrauma paling sering terjadi pada perubahan tekanan yang besar seperti pada penerbangan, penyelaman misalkan pada penyakit dekompresi yang dapat menyebabkan kelainan pada telinga, paru-paru, sinus paranasalis serta emboli udara pada arteri yang dimana diakibatkan oleh perubahan tekanan yang secara tiba-tiba, misalkan pada telinga tengah se"aktu dipesa"at yang menyebabkan tuba eustacius gagal untuk membuka. Tuba eustacius adalah penghubung antara telinga tengah dan bagian belakang dari hidung dan bagian atas tenggorokan. 1ntuk memelihara tekanan yang sama pada kedua sisi dari gendang telinga yang intak, diperlukan $ungsi tuba yang normal. 6ika tuba eustakius tersumbat, tekanan udara di dalam telinga tengah berbeda dari tekanan di luar gendang telinga, menyebabkan barotrauma.
D. Pat!$isi!l!gi
!umi diselubungi oleh udara yang disebut %tmos$er !umi.atmos$er itu terbentang mulai dari permukaan !umi sampaikeketinggian *444 km. 1dara tersebut mempunyai massa, dan berat lapisan udara ini akan menimbulkan suatu tekanan yang disebut tekanan udara. Makin tinggi lokasi semakin renggang udaranya, berarti semakin kecil tekanan udaranya. 2ehingga pinggiran %tmos$er !umi tersebut akan berakhir dengan suatu keadaan hampaudara. 7ihat Tabel '.
1kuran tekanan gas & mm g, mm 8 , %tmos$ir (%tm) ,P29 (Pound per 2:uare 9nch), Torr ,!arr dsb. Table '. Tekana 1dara pada ketinggian tertentu ;etinggian
Tekanan udara
4 km
' atm
' km
4,' atm
*' km
4,4' atm
+ km
4,44' atm
+ km
4,444' atm Table .
Tekanan 1dara < #olume gas pada kedalaman tertentu di !a"ah air De"th ' (( )) **
Pressure ' atm atm * atm + atm
%as &!l. ' '/ '/* '/+
Densit# '= = *= +=
Trauma akibat perubahan tekanan, secara umum dijelaskan melalui ukum !oyle. ukum boyle menyatakan bah"a #olume gas berbanding terbalik dengan tekanan. %da bagian-bagian tubuh yang berbentuk seperti rongga, misalnya & ca#um tympani, sinus paranasalis, gigi yang rusak, traktus digesti#us dan traktus respiratorius. Pada penerbangan, sesuai dengan ukum !oyle yang mengatakan bah"a #olume gas berbanding terbalik dengan tekanannya, maka pada saat tekanan udara di sekitar tubuh menurun/meninggi, terjadi perbedaan tekanan udara antara di rongga tubuh dengan di luar, sehingga terjadi penekanan/penghisapan
terhadap
mukosa
dinding
rongga
dengan
segala
akibatnya. !erdasarkan ukum !oyle diatas dapat dijelaskan bah"a suatu penurunan atau peningkatan pada tekanan lingkungan akan memperbesar atau menekan (secara berurutan) suatu #olume gas dalam ruang tertutup. !ila gas terdapat dalam struktur yang lentur, maka struktur tersebut dapat rusak karena ekspansi ataupun kompresi. !arotrauma dapat terjadi bilamana ruang-ruang berisi gas dalam tubuh
(telinga tengah, paru-paru) menjadi ruang tertutup dengan menjadi buntunya jaras-jaras #entilasi normal. elainan "a+a telinga
Tuba eustachius secara normal selalu tertutup namun dapat terbuka pada gerakan menelan, mengunyah, menguap, dan dengan manu#er >alsa#a. Pilek, rinitis alergika serta berbagai #ariasi anatomis indi#idual, semuanya merupakan predisposisi terhadap dis$ungsi tuba eustakius. !arotrauma, dengan ruptur membran timpani (MT), dapat terjadi setelah suatu penerbangan pesa"at atau setelah berenang atau menyelam. Mekanisme bagaimana ini dapat terjadi, dijelaskan diba"ah ini. 2aluran telinga luar, telinga tengah, telinga dalam dapat dianggap sebagai * kompartemen tersendiri, ketiganya dipisahkan satu dengan yang lain oleh membran timpani dan membran tingkap bundar dan tingkap o#al.(gambar ')
%am,ar -. Anat!mi telinga
Telinga tengah merupakan suatu rongga tulang dengan hanya satu penghubung ke dunia luar, yaitu melalui tuba 3ustachii. Tuba ini biasanya selalu tertutup dan hanya akan membuka pada "aktu menelan, menguap, >alsa#a
maneu#er. >alsa#a maneu#er dilakukan dengan menutup mulut dan hidung, lalu meniup dengan kuat. Dengan demikian tekanan di dalam pharyn= akan meningkat sehingga muara dapat terbuka. Dari skema diatas ini dapat dilihat bah"a ujung tuba dibagian telinga tengah akan selalu terbuka, karena terdiri dari massa yang keras/tulang. 2ebaliknya ujung tuba di bagian pharyn= akan selalu tertutup karena terdiri dari jaringan lunak,yaitu mukosa pharyn= yang se"aktu-"aktu akan terbuka disaat menelan. Perbedaan anatomi antara kedua ujung tuba ini mengakibatkan udara lebih mudah mengalir keluar daripada masuk kedalam ca#um tympani. al inilah yang menyebabkan kejadian barotitis lebih banyak dialami pada saat menurun dari pada saat naik tergantung pada besamya perbedaan tekanan, maka dapat terjadi hanya rasa sakit (karena teregangnya membrana tympani) atau sampai pecahnya membrana tympani. !arotrauma descent dan ascent dapat terjadi pada penyelaman. 9mbalans tekanan terjadi apabila penyelam tidak mampu menyamakan tekanan udara di dalam rongga tubuh pada "aktu tekanan air bertambah atau berkurang. !arotrauma telinga adalah yang paling sering ditemukan pada penyelam. dibagi menjadi * jenis yaitu barotrauma telinga luar, tengah dan dalam , tergantung dari bagian telinga yang terkena. !arotrauma telinga ini bisa terjadi secara bersamaan dan juga dapat berdiri sendiri. !arotrauma telinga luar berhubungan dengan dunia luar, maka pada "aktu menyelam, air akan masuk ke dalam meatus akustikus eksternus. !ila meatus akustikus eksternus tertutup, maka terdapat udara yang terjebak. Pada "aktu tekanan bertambah, mengecilnya #olume udara tidak mungkin dikompensasi dengan kolapsnya rongga (kanalis akustikus eksternus), hal ini berakibat terjadinya decongesti, perdarahan dan tertariknya membrana timpani ke lateral. Peristi"a ini mulai terjadi bila terdapat perbedaan tekanan air dan tekanan udara dalam rongga kanalis akustikus eksternus sebesar ? '4 mmg atau lebih, yaitu sedalam ', @ meter. !arotrauma telinga tengah akibat adanya penyempitan,
in$lamasi
atau
udema
pada
mukosa
tuba
mempengaruhi
kepatenannya dan merupakan penyulit untuk menyeimbangkan tekanan telinga tengah terhadap tekanan ambient yang terjadi pada saat ascent maupun descent , baik penyelaman maupun penerbangan. Terjadinya barotrauma tergantung pada
kecepatan penurunan atau kecepatan peningkatan tekanan ambient yang jauh berbeda dengan kecepatan peningkatan tekanan telinga tengah. !arotrauma telinga dalam biasanya adalah komplikasi dari barotrauma telinga tengah pada "aktu menyelam, disebabkan karena malakukan maneu#er #alsa#a yang dipaksakan. !ila terjadi perubahan dalam ka#um timpani akibat barotrauma maka membran timpani akan mengalami edema dan akan menekan stapes yang terletak pada $oramen o#ale dan membran pada $oramen rotunda, yang mengakibatkan peningkatan tekanan di telinga dalam yang akan merangsang labirin #estibuler sehingga terjadi de#iasi langkah pada pemeriksaan A2tepping TestB. Dapat disimpulkan , gangguan pada telinga tengah dapat berpengaruh pada labirin #estibuler dan menampakkan ketidakseimbangan laten pada tonus otot melalui re$leks #estibulospinal. 2eperti yang dijelaskan di atas, tekanan yang meningkat perlu diatasi untuk menyeimbangkan tekanan, sedangkan tekanan yang menurun biasanya dapat diseimbangkan secara pasi$. Dengan menurunnya tekanan lingkungan, udara dalam telinga tengah akan mengembang dan secara pasi$ akan keluar melalui tuba eustachius. Dengan meningkatnya tekanan lingkungan, udara dalam telinga tengah dan dalam tuba eustachius menjadi tertekan. al ini cenderung menyebabkan penciutan tuba eustachius. 6ika perbedaan tekanan antara rongga telinga tengah dan lingkungan sekitar menjadi terlalu besar (sekitar 04 sampai '44mmhg), maka bagian kartilaginosa diri tuba eustachius akan semakin menciut. 6ika tidak ditambahkan udara melalui tuba eustachius untuk memulihkan #olume telinga tengah, maka struktur-struktur dalam telinga tengah dan jaringan didekatnya akan rusak dengan makin bertambahnya perbedaan. Terjadi rangkaian kerusakan yang dapat dipekirakan dengan berlanjutnya keaadan #akum relati$ dalam rongga telinga tengah. Mula-mula membrana timpani tertarik kedalam. Cetraksi menyebabkan membrana dan pecahnya pembuluh-pembuluh darah kecil sehingga tampak gambaran injeksi dan bula hemoragik pada gambaran injeksi dan bula hemoragik pada gendang telinga tengah juga mukosa telinga tengah juga akan berdilatasi dan pecah, menimbulkan hemotapimum. ;adang-kadang tekanan dapat menyebabkan ruptur membrana timpani.
D. %ejalagejala klinik ,ar!trauma telinga/
'. .ejala descent barotrauma& a. Eyeri (ber#ariasi) pada telinga yang terpapar. b. ;adang ada bercak darah dihidung atau naso$aring. c. Casa tersumbat dalam telinga/tuli kondukti$. . ejala ascent barotrauma& a. Casa tertekan atau nyeri dalam telinga. b. >ertigo. c. Tinnitus/tuli ringan. d. !arotrauma telinga dalam sebagai komplikasi. e. rading klinis kerusakan membrane timpani akibat barotrauma adalah -
rade 4 & bergejala tanpa tanda-tanda kelainan.
-
rade ' & injeksi membrane timpani.
-
rade & injeksi, perdarahan ringan pada membrane timpani.
-
rade * & perdarahan berat membrane timpani.
-
rade + & perdarahan pada telinga tengah (membrane timpani menonjoldan agak kebiruan.
-
rade & perdarahan pada meatus eksternus F rupture membrane timpani.
E. !m"ikasi & Cuptur atau per$orasi gendang telinga, in$eksi telinga akut,
kehilangan pendengaran yang menetap, tinnitus yang menetap, dan #ertigo.
0.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien dengan barotrauma adalah pemeriksaan lab berupa & '. %nalisa as darah 1ntuk menge#aluasi gradien al#eolus-arteri untuk mengetahui terjadinya emboli gas. . Darah 7engkap Pasien yang memiliki hematokrit lebih dari +5 memiliki sekuele neurologis yang persisten selama ' bulan setelah perlukaan. *. ;adar 2erum Greatin Phosphokinase Peningkatan kadar serum kreatin $os$okinase menandakan peningkatan kerusakan jaringan karena mikroemboli.
%. Penatalaksanaan
1ntuk mengurangi nyeri telinga atau rasa tidak enak pada telinga, pertamatama yang perlu dilakukan adalah berusaha untuk membuka tuba eustakius dan mengurangi tekanan dengan mengunyah permen karet, atau menguap, atau menghirup udara, kemudian menghembuskan secara perlahan-lahan sambil menutup lubang hidung dengan tangan dan menutup mulut. 2elama pasien tidak menderita in$eksi traktus respiratorius atas, membrane nasalis dapat mengkerut dengan semprotan nosine$rin dan dapat diusahakan mengin$lasi tuba eustakius dengan perasat PolitHer, khususnya dilakukan pada anak-anak berusia *-+ tahun. ;emudian diberikan dekongestan, antihistamin atau kombinasi keduanya selama '- minggu atau sampai gejala hilang, antibiotic tidak diindikasikan kecuali bila
terjadi per$orasi di dalam air yang kotor. Perasat PolitHer terdiri dari tindakan menelan air dengan bibir tertutup sementara ditiupkan udara ke dalam salah satu nares dengan kantong PolitHer atau apparatus senturiI nares yang lain ditutup. ;emudian anak dikejutkan dengan meletuskan balon ditelinganya, bila tuba eustakius berhasil diin$lasi, sejumlah cairan akan tere#akuasi dari telinga tengah dan sering terdapat gelembung-gelembung udara pada cairan. 1ntuk barotrauma telinga dalam, penanganannya dengan pera"atan di rumah sakit dan istirahat dengan ele#asi kepala *4-+4 4. ;erusakan telinga dalam merupakan masalah yang serius yang memungkinkan adanya pembedahan untuk mencegah kehilangan pendengaran yang menetap. 2uatu insisi dibuat didalam gendang
telinga
untu
menyamakan
tekanan
dan
untuk
mengeluarkan
caioran(myringitomy) dan bila perlu memasang pipa #entilasi. Jalaupan demikian pembedahan biasanya jarang dilakukan. ;adang-kadang, suatu pipa ditempatkan di dalam gendang telinga, jika seringkali perubahan tekanan tidak dapat dihindari, atau jika seseorang rentan terhap barotrauma
!nse" Dasar Asuhan e"era1atan A. Pengkajian
9dentitas Pasien & Eama & 1mur & 6enis ;elamin & Pekerjaan & %gama & Tanggal Masuk C2 %lasan Masuk &
&
-. Pengkajian Primer a. %ir"ay (jalan napas) ;aji !unyi napas tambahan seperti napas ber-bunyi, stridor, ronkhi,
pada klien dengan peningkatan produksi secret, dan kemampuan batuk b.
yang menurun sehingga sering didapatkan sumbatan jalan na$as. !reathing (pernapasan)
Pada pengkajian breathing dilakukan dengan look, listen, $eel yang dinilai yaitu irama na$as apakah teratur atau tidak teratur atau pola na$as tidak e$ekti$, adakah hipoksemia berat , adakah retraksi otot interkosta, dispnea, sesak na$as , adakah bunyi "heHing atau ronchi. c. Girculation (sirkulasi) al yang perlu dikaji dan diperhatikan adalah denyut nadi pasien baik $rekuensi
dan
kualitas
denyut
nadi
pasien,
bunyi
jantung
irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun, "arna kulit dan kelembaban berubah, missalI pucat sianosis, berkeringat, edema, haluaran urine menurun bila curah jantung menurun berat. Pertanyaan yang bisa muncul yaitu sebagai berikut. %pakah nadi takikardi atau apakah bradikardi %pakah terjadi penurunan TD !agaimana kapilery re$ill %pakah ada sianosis Disability (kesadaran) Pemeriksaan Eeurologis G2 & 3&- , >&- , M&Ce$le= Kisiologis & Ce$le= Patologis
d.
;ekuatan 8tot 2kala nyeri e. 3=posure
&
& &-
Tergantung keadaan pasien, pada beberapa pasien terjadi peningkatan suhu tubuh ada juga yang tidak terjadi peningkatan suhu tubuh. 2. Pengkajian Sekun+er a. Ci"ayat ;esehatan ') ;eluhan 1tama Pada kasus barotrauma, ditemukan keluhan utama yaitu
nyeri pada telinga. ) Ci"ayat ;esehatan 2ekarang ;ronologi pasien dari mulai sakit pada saat itu sampai dira"at di Cumah 2akit dan pera"atan yang sudah di berikan selama di ra"at. Pada kasus barotrauma pasien biasanya mengeluh nyeri telinga, rasa penuh pada telinga, kehilangan pendengaran, serumen keras, nyeri berat, bahkan penurunan pendengaran, adanya cairan yang keluar dari kanalis auditorius
eksternus, nyeri tekan pada aural, demam, selulitis, tinnitus, persisten bau busuk *) Ci"ayat ;esehatan Dahulu ;aji adanya ri"ayat terdahulu seerti benda asing yang masuk pada telinga, trauma tulang, hantaman keras pada telinga, reaksi alergi, dll +) Ci"ayat kesehatan keluarga Mengkaji adanya anggota generasi terdahulu yang menderita penyakit seperti yang diderita pasien sekarang atau penyakit menular dan keturunan lainnya seperti DM,T,T! dll. b. Pemeriksaan Kisik ') 9nspeksi %danya otorea, dengan otoskopi & eritema, edema, lesi, adanya benda asing, cairan abnormal yang keluar dan terjadi peradangan pada membrane timpani dan edema bahkan hematoma pada )
sekitar telinga. Palpasi %danya nyeri tekan pada aural dan sekitar telinga
B. Diagn!sa e"era1atan
'. Eyeri akut . angguan persepsi sensori pendengaran *. Cisiko 9n$eksi +. ipertermia
C. Inter&ensi e"era1atan
'
N#eri Akut
2etelah dilakukan asuhan kepera"atan selama ...=L..
jam
diharapkan nyeri
NIC
berkurang Analgesi4 A+ministrati!n
dengan kriteria hasil &
Tentukan
lokasi,
karakteristik,
kualitas,
dan
derajat nyeri sebelum pemberian obat
N3C/
Gek ri"ayat alergi terhadap obat
Pain Le&el
Melaporkan gejala nyeri berkurang Melaporkan lama nyeri berkurang Tidak tampak ekspresi "ajah kesakitan Tidak gelisah Cespirasi dalam
Pilih analgesik yang tepat atau kombinasi dari analgesik lebih dari satu jika diperlukan Tentukan analgesik yang diberikan (narkotik, nonnarkotik, atau E2%9D) berdasarkan tipe dan
batas
(de"asa& '-4 kali/menit)
normal
keparahan nyeri Tentukan rute pemberian analgesik dan dosis untuk mendapat hasil yang maksimal Pilih rute 9> dibandingkan rute 9M untuk pemberian analgesik s ecara teratur melalui injeksi jika diperlukan 3#aluasi e$ekti#itas pemberian analgesik setelah dilakukan injeksi. 2elain itu obser#asi e$ek
samping pemberian analgesik seperti depresi pernapasan, mual muntah, mulut kering dan konstipasi. Monitor
# ital
sign
sebelu m
dan
sesud ah
pemberian analgesik pertama kali
%angguan Pen+engaran
Perse"si
Sens!ri 2etelah dilakukan asuhan kepera"atan selama
...=L..
jam
diharapkan nyeri
NIC
berkurang C!mmuni4ati!n Enhan4ement / Hearing De$i4it
dengan kriteria hasil & N3C
!ersihkan
serumen
dengan
irigasi,
suntion,
spoeling atau instrumentasi
!m"ensasi Tingkah Laku Pen+engaran
;urangi kegaduhan lingkungan.
;riteria hasil &
%jari klien untuk menggunakan tanda non #erbal
Pasien bisa mendengar dengan baik
dan bentuk komunikasi lainnya.
Telinga bersih
;olaborasi dalam pemberian terapi obat
Pantau gejala kerusakan pendengaran
!eritahu pasien bah"a suara akan terdengar
Posisi tubuh untuk menguntungkan pendengaran
berbeda dengan memakai alat bantu 6aga kebersihan alat bantu
Menghilangkan gangguan
Mendengar dengan penuh perhatian
Memperoleh alat bantu pendengaran
Menahan diri dari berteriak pada pasien yang
Menggunakan layananan pendukung
mengalami gangguan komunikasi
*
Risik! in$eksi
untuk pendegaran yang lemah 2etelah dilakukan asuhan kepera"atan selama ...=L..
jam
diharapkan nyeri
Dapatkan perhatian pasien melalui sentuhan NIC
berkurang In$e4ti!n C!ntr!l
dengan kriteria hasil &
!ersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
N3C
Pertahankan teknik isolasi
-. Immune Status
!atasi pengunjung bila perlu
2. Risk C!ntr!l
9nstruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung
riteria Hasil /
;lien bebas dari tanda dan gejala in$eksi Mendeskripsikan
unakan sabun antimikroba untuk mencuci tangan Guci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
proses
penularan
kepera"atan
penyakit, $aktor yang mempengaruhi
unakan baju, sarung tangan sebagai pelindung
penularan serta penatalaksanaannya
Pertahank an
Men unju kkan
kemampuan
u ntuk
mencegah timbulnya in$eksi 6umlah leukosit dalam batas normal Menunjukkan perilaku hidup sehat
lin gkungan
aseptik
selama
pemasangan alat unakan kateter intermiten untuk menurunkan in$eksi kandung kencing !erikan terapi antibiotik bila perlu 9n$ection Protection Monitor tanda dan gejala in$eksi sistemik dan lokal
Monitor hitung granulosit, J!G Monitor kerentanan terhadap in$eksi Pertahankan teknik asepsis pada pasien berisiko 9nstruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep %jarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala in$eksi +
Hi"ertermia
2etelah dilakukan asuhan kepera"atan selama ...=L..
jam
diharapkan nyeri
berkurang
%jarkan cara menghindari in$eksi 0e&er Treatment Monitor suhu sesering mungkin
dengan kriteria hasil &
Monitor 9J7
N3C
Monitor "arna dan suhu kulit
Therm!regulati!n
Monitor tekanan darah, nadi dan CC
riteria hasil /
Monitor penurunan tingkat kesadaran
2uhu tubuh dalam rentang normal
Monitor J!G, b, dan ct
Eadi dan CC dalam rentang normal
Monitor intake dan output
Tidak ada perubahan "arna kulit dan
!erikan anti piretik
tidak ada pusing
!erikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam
;olaborasi pemberian cairan intra#ena ;ompres pasien pada lipat paha dan aksila Tingkatkan sirkulasi udara !erikan pengobatan untuk mencegah menggigil Tem"erature regulati!n
Monitor suhu minimal tiap jam Cencanakan monitoring suhu secara kontinu Monitor TD, nadi dan CC Monitor "arna dan suhu kulit Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi Tingkatkan intake cairan dan nutrisi Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan kemungkinan e$ek negati#e dari kedinginan !eritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan dan penanganan emergency yang diperlukan !erikan anti piretik jika perlu 5ital sign M!nit!ring
Monitor TD, suhu, dan CC Gatat adanya $luktuasi tekanan darah
Monitor TD, nadi, CC, sebelum, selama, dan setelah akti#itas Monitor $rekuensi dan irama pernapasan Monitor suara paru Monitor pola pernapasan abnormal Monitor suhu, "arna dan kelembaban kulit Monitor sianosis peri$er Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik) 9denti$ikasi penyebab dari perubahan #ital sign
D. Im"lementasi
Pada tahap ini penulis melaksanakan asuhan kepera"atan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun sebelumnya yang disesuaikan dengan diagnosa yang dirumuskan dengan mengacu kepada E8G (Eursing 8utcome Glassi$ication) dan E9G (Eursing 9nter#ention Glassi$ication).
E. E&aluasi
Pada akhir pelaksanaan asuhan kepera"atan didadapatkan e#aluasi. 3#alusai juga tidak ada kesenjang teori dan kasus. 3#aluasi adalah membandingkan suatu hasil / perbuatna dengan standar untuk tujuan pengambilan keputusan yang tepat sejauh mana tujuan tercapai. '. 3#aluasi kepera"atan & membandingkan e$ek / hasil suatu tindakan . *. +. .
kepera"atan dengan norma atau kriteria tujuan yang sudah dibuat. Tahap akhir dari proses kepera"atan. Menilai tujuan dalam rencana pera"atan tercapai atau tidak. Menilai e$ekti$itas rencana kepera"atan atau strategi askep. Menentukan e$ekti$ / tidaknyatindakan kepera"atan dan perkembangan pasien terhadap masalah kesehatan. Pera"at bertanggung ja"ab untuk menge#aluasi status dan kemajuan
klien terhadap pencapaian hasil setiap hari. Tujuan e#aluasi adalah untuk menentukan seberapa e$ekti$nya tindakan kepera"atan itu untuk mendegah atau mengobati respon manusia terhadap prosedur kesehatan.
BAB III