Alfianur
(1721312085)
Feki Mustianda
(1721312076)
Hari Haria aPr PriimaH maHen endr dra a
(172 (1721 1312 312078) 078)
Helvia Masfirda
(1721312089)
Nofriweldi
(1721312079)
Nurlaili
(1721312082)
Putri Eka Sudiarti
(1721312080)
TriaMo Monja Mandira
(1721 721312086 086)
Wanda Arge
(1721312077)
Yance Hidayat
(1721312081)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga makalah Kelompok 4 Kelas B dengan judul Creative problem solving, menentukan dan menetapkan arah organisasi, rencana strategic
“
(berdasarkan 6 M) yang merupakan tugas mata kuliah Manajemen Strategi pada Program ”
Studi Magister Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Andalas tahun 2018 dapat diselesaikan. Shalawat dan salam kami mohonkan kepada Allah SWT semoga disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan contoh dan suri tauladan bagi manusia untuk keselamatan di dunia dan di akhirat. Dalam penyelesaian makalah kelompok ini kami telah dibantu dan di fasilitasi oleh berbagai pihak, maka pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Ibu Dr. Yulastri Arif, M.Kep, selaku koordinator serta dosen pengajar mata kuliah Manajemen Strategi pada Program Studi Magister Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Andalas. 2. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Magister Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Andalas. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari segenap pembaca. Akhirnya kami berharap semoga penulisan makalah ini bermanfaat terutama dalam pembelajaran di Magister Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Andalas.
Padang, Maret 2018 Hormat kami Kelompok 4 Kelas B
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berpikir kreatif adalah suatau cara berpikir untuk menghasilkan sesuatu yang baru dalam konsep, pengertian dan penemuan. Masalah adalah formulasi jawaban baru, keluar dari aplikasi peraturan yang dipelajari sebelumnya untuk menciptakan solusi. Pemecahan masalah adalah apa yang terjadi ketika respon rutin dan otomatis tidak sesuai dengan kondisi yang ada (Woolfolk & Nicholich, 2004:320). Pemecahan masalah adalah upaya untuk menemukan cara yang tepat dalam mencapai tujuan ketika tujuan dimaksud belum tercapai (belum tersedia). Salah satu bagian
dari
proses
pemecahan
masalah
adalah
pengambilan
keputusan
(decisionmaking ), yang didefinisikan sebagai memilih solusi terbaik dari sejumlah alternatif yang tersedia. Pengambilan keputusan yang tidak tepat, akan mempengaruhi kualitas hasil dari pemecahan masalah yang dilakukan (Santrock, 2005:356). Munandar (Rosalina, 2008) mengatakan bahwa kreatifitas merupakan kemampuan membuat kombinasi baru berdasarkan data informasi atau unsur-unsur yang ada. Pemecahan masalah secara kreatif merupakan upaya pemecahan suatu masalah
dengan
menggunakan
cara-cara
yang
kreatif
dan
revolusioner
(mengkombinasikan berbagai teknik dan metode), sehingga hasilnya lebih signifikan. Cara-cara kreatif dimaksud merupakan cara atau metode yang baru dan komprehensif dan cenderung eksentrik. Metode demikian merupakan suatu penjabaran dari metodemetode yang telah ada sekaligus sebagai upgrading dari metode-metode yang telah ada. Aplikasi metode pemecahan masalah secara kreatif lahir dari satu bentuk pemikiran (mindset ) yang menerobos kleaziman paradigma tertentu. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah kreatif merupakan upaya pemecahan masalah dengan metode (cara) yang efektif dan komprehensif. Selain pemecahan masalah kreatif, juga terdapat cara lain yaitu dengan Intervensi sistem total atau Total Systems Intervention (TSI) merupakan suatu pendekatan sistem yang dapat menyelesaikan permasalahan rumit pada organisasi.
B. Tujuan
1. Mengetahui Konsep Creative Problem Solving
2.
Mengetahui Pendekatan Intervensi Sistem Total
3. Mengetahui Cara Menentukan dan Menetapkan Arah Organisasi 4. Rencana Strategic SDM
BAB II TINJAUAN PUSKATA
A. Creative Problem Solving 1. Pengertian Creative Problem Solving
Teori Creative Problem solving pertama kalinya kemukakan oleh Alex Osborn pendiri The Creative Education Foundation (CEF) dan co-founder of highly successful New York Advertising Agenncy pada tahun 1950-an. Creative Problem Solving adalah
model pembelajaran yang membuat berpikir kreatif
dalam memecahkan masalah dengan memperhatikan fakta-fakta penting yang ada di lingkungan sekitar lalu memunculkan berbagai gagasan dan memilih solusi yang tepat untuk diimplementasikan secara nyata. Creative Problem Solving menurut Treffinger (1995) dalam Alexander (2007:19) “is a frame work which can be used by individuals or groups to formulate problem, opportunities, or challenges; generate and analyze many varied, and novel options; and plan for effective implementations of new solution or courses of actions”(adalah suatu kerangka kerja yang dapat digunakan oleh individu atau kelompok untuk merumuskan masalah, kesempatan, atau tantangan; menghasilkan dan menganalisis beberapa macam, dan pilihan novel-novel; dan rencana yang efektif untuk menerapkan suatu solusi atau serangkaian tindakan baru). Myrmel (2003:7) “Creative Problem Solving is the process of identifying challenges, generating ideas, and implementing innovative solutions to produce a uniqe product”(Creative mengidentifikasi
Problem
tantangan,
Solving
adalah
menggeneralisasikan
suatu suatu
proses
untuk
gagasan,
dan
mengimplementasikan solusi yang inovatif untuk menghasilkan suatu produk yang unik). Solusi yang diberikan untuk memecahkan masalah adalah solusi kreatif. Solusi kreatif dalam pemecahan masalah dilakukan melalui sikap dan pola pikir kreatif, banyak alternatif pemecahan masalah, ide baru dalam pemecahan masalah, terbuka dalam perbaikan, menumbuhkan kepercayaan diri, keberanian menyampaikan pendapat, berpikir divergen, dan fleksibel dalam upaya pemecahan masalah. Model pembelajaran CPS didasari oleh ketekunan, masalah, dan tantangan yang dapat diimplementasikan dalam komponen pembelajaran.
2. Tahap-Tahap Pendekatan Creative Problem Solving a. Mess-finding
Tahap pertama, merupakan suatu usaha untuk mengidentifikasi situasi yang dirasakan mengganggu. b. Fact-finding Tahap kedua, mendaftar semua fakta yang diketahui yang berhubungan dengan situasi tersebut, yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi informasi yang tidak diketahui tetapi esensial pada situsi yang sedang diidentifikasi dan dicari. c. Problem-finding Pada tahap menemukan masalah, diupayakan mengidentifikasi semua kemungkinan pernyataan masalah dan kemudian memilih yang paling penting atau yang mendasari masalah. d. Idea-finding Pada tahap ini diupayakan untuk menemukan sejumlah ide atau gagasan yang mungkin dapat digunakan untuk memecahkan masalah. e. Solution-finding Pada tahap penemuan solusi, ide-ide atau gagasan-gagasan pemecahan masalah diseleksi, untuk menemukan ide yang paling tepat untuk memecahkan masalah. f. Acceptance-finding Berusaha untuk memperoleh penerimaan atas solusi masalah, menyusun rencana tindakan dan mengimplementasikan solusi tersebut (Munandar, 1984:55). 3. Kelebihan dan Kelemahan Creative Problem Solving (CPS)
Menurut Miftahul Huda (2013:320) pendekatan CPS mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan-kelebihan dari pendekatan CPS ini adalah sebagai berikut: a. Pendekatan CPS ini lebih memberi kesempatan kepada siswa untuk memahami konsep-konsep dengan cara menyelesaikan suatu permasalahan. b. Pendekatan CPS dapat membuat siswa aktif dalam pembelajaran. c.Dapat lebih mengembangkan kemampuan berfikir siswa karena disajikan masalah pada awal pembelajaran dan memberi keleluasaan kepada siswa untuk mencari arah-arah penyelesaiannya sendiri.
d. Dapat lebih mengembangkan kemampuan siswa untuk mendefinisikan masalah, mengumpulkan data, menganalisis data, membangun hipotesis, dan percobaan untuk memecahkan suatu masalah. e. Pendekatan CPS dapat membuat siswa lebih dapat menerapkan pengetahuan yang dimilikinya kedalam situasi baru. Sedangkan kelemahan-kelemahan dari CPS adalah sebagai berikut: a. Adanya perbedaan level pemahaman dan kecerdasan siswa dalam menghadapi masalah merupakan tantangan bagi guru. b. Siswa mungkin mengalami ketidaksiapan untuk menghadapi masalah baru yang dijumpai di lapangan. c. Pendekatan ini mungkin tidak terlalu cocok diterapkan untuk siswa taman kanak-kanak atau kelas-kelas awal sekolah dasar. d. Membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk mempersiapkan siswa melakukan tahap-tahap dalam CPS.
4. Pendekatan Intervensi Sistem Total
Intervensi sistem total atau Total Systems Intervention (TSI) merupakan suatu pendekatan sistem yang dapat menyelesaikan permasalahan rumit pada organisasi. a. Proses Intervensi Sistem Total (TSI)
Kondisi lingkungan kerja yang diharapkan tentunya dapat memberikan dukungan optimal terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, program kerja Dinas/Instansi serta stakeholder guna terwujudnya Visi Pembangunan Daerah dan pencapaian sasaran program pembangunan. b. Filosofi, Prinsip Dan Fase TSI
Jackson mengidentifikasi tiga fase dalam TSI yaitu: 1). Creativitas 2). Choice dan 3). Fase implementasi. Flood and Jackson (1991) membuat mapping system methodology kedalam dua dimensi. Pertama adalah dimensi hubungan vertical yang digunakan untuk melakukan investigasi dan dimensi horizontal untuk hubungan antara partisipan. Menurut metode penyelesaian berdasarkan Total System Inventory, yang mempunyai 3 fase yaitu: 1). Fase kreatifitas 2). Fase pemilihan dan 3). Fase Implementasi.
Fase TSI 1. kreatifitas Task
Analisis
Meningkatkan mutu pelayanan Meningkatkan penunjang mutu pelayanan kesehatan
kesehatan
dan
Tools Brainstroming 2. Pemilihan Task
Tools 3. Implementation Task
Tools
Pada tahap pemilihan strategi yang digunakan adalah Distinctive competencies yaitu strategi untuk membuat kompetensi inti Rumah sakit yang harus memberikan yang terbaik (superior) Masyarakat Diagram Pareto Melaksanakan upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat sesuai dengan Prosedur yang telah disusun.
Evaluastion Checklist
B. Menentukan dan Menetapkan Arah Organisasi
1. Merancang Disain Strategis Dalam merancang desain strategis dibutuhkan proses perencanaan trategis yang tepat. Menurut Handoko (2009) langkah penyusunan strategis yaitu. a. Menentukan misi dan tujuan Perumusan misi dan tujuan merupakan bagian tanggung jawab top manajer. Perumusan ini dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianut oleh manajer. Nilainilai ini dapat mencakup masalah sosial dan etika atau masalah umum produk atau jasa yang akan diproduksi. b. Pengembangan profil perusahaan Profil perusahaan menunjukkan kesuksesan perusahaan diwaktu yang lalu dan kemampuannya untuk mendukung pelaksanaan kegiatan sebagai implementasi strategi dalam mencapai tujuan diwaktu yang akan datang. Suatu profil perusahaan adalah hasil analisis internal perusahaan untuk mengidentifikasi tujuan dan strategi sekarang, serta menelaah kuantitas dan kualitas sumber daya yang tersedia. c. Analisis lingkungan ekternal Mengidentifikasi lingkungan diluar perusahaan yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi organisasi seperti: ekonomi, teknologi, politik, dan sosial budaya. Selain itu perusahaan juga perlu mengidentifikasi lingkungan yang
lebih khusus seperti pasar organisasi, para pesaing, pasar tenaga kerja, lembaga-lembaga keuangan. d. Analisis internal perusahaan (kekuatan dan kelemahan) Tujuan analisis internal adalah untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan. Dengan memahami kekuatan dan kelemahan perumusan strategik organisasi akan lebih tepat. e. Mengidentifikasi kesempatan dan ancaman Berbagai kesempatan dan ancaman ini dapat ditimbulkan banyak faktor antara lain: perkembangan teknologi, perubahan kondisi pasar, perubahan politik atau perilaku konsumen atua pelanggan. f.
Membuat keputusan strategi Mengidentifikasi alternatif alternatif yang ada, menilai efektifitasan masingmasing alternatif dan memilih alternatif terbaik.
g. Pengembangan strategi perusahaan Setelah tujuan jangka panjang dan strategi dipilih dan ditetapkan, organisasi perlu menjabarkan kedalam sasaran-sasaran jangka pendek (tahunan) dan strategi operasional. h. Implementasi strategi Implementasi berarti peletakan strategi menjadi kegiatan. Implementasi melibatkan penugasan tanggung jawab atas sukses semua atau sebagian strategi kepada karyawan diikuti dengan alokasi sumber daya yang dibutuhkan i.
Peninjauan kembali evaluasi Proses ini sering disebut strategik kontrol, setelah strategi diimplemetasikan manajer perlu senantiasa memonitor secara periodik atau pada tahap-tahap kritis untuk menilai apakah organisasi berjalan kearah tujuan yang telah ditetapkan atau tidak. Terdapat dua pertanyaan utama dalam proses peninjauan kembali dan evaluasi strategi yaitu: 1) Apakah strategi diimplementasikan sesuai rencana? 2) Apakah strategi dapat mencapai hasil yang diharapkan?
Perumusan dan penetapan misi dan tujuan umum: dipengaruhi oleh nilai yang dianut oleh manajer Profil perusahaan, identifikasi tujuan dan strategi sekarang
Analisis lingkungan ekternal
Analisis internal perusahaan: kekuatan dan kelemahan organisasi Identifikasi kesempatan dan ancaman strategik
Pembuatan keputusan strategi : identifikasi alternatif yang ada, menilai efektifitasan masing-masing alternatif dan memilih alternatif terbaik
Tujuan tujuan jangka panjang
Strategi umum
Tujuan atau sasaran tahunan
Strategi operasional
Implamantasi strategi
Peninjauan kembali dan evaluasi
Gambar 2.1 Proses Perencanaan Strategi 2. Visi, misi dan tujuan organisasi Penyusunan rencana strategis meliputi penetapan visi, misi, tujuan, sasaran dan program mempertimbangkan perspektif Stakeholder , internal business process, learning , growth, dan financial sehingga dapat mengarahkan anggota organisasi dalam pengambilan keputusan untuk mencapai dan mengukur keberhasilan dan kegagalan. Rencana strategis berkedudukan dan berfungsi sebagai alat bantu mengukur penilaian kinerja kepala unit kerja dengan menggunakan lima tolak ukur yaitu: masukan ( input ), keluaran (output ), hasil (outcome), manfaat (benefit ) dan dampak (impact ) (Roymond, 2012). Visi merupakan jawaban atas pertanyaan “ingin menjadi seperti apakah kita?” Sementara misi menjawab pertanyaan “apakah bisnis kita?” (Handoko, 2009). Misi dijabarkan dan dituangkan dalam tujuan dan sasaran strategis organisasi berdasarkan hasil analisis lingkungan internal dan ekternal yang merupakan kondisi spesifik yang ingin dicapai oleh organisasi dalam memenuhi visi dan misinya. Tujuan dan sasaran tersebut dijabarkan kembali dalam konsepsi yang lebih operasional dalam bentuk strategi. Sasaran dan program yang telah ditetapkan berdasarkan rencana strategi, dijabarkan dalam perencanaan kinerja yang merupakan rencana dan komitmen kinerja untuk suatu tahun tertentu (Roymond, 2012).
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi arah organisasi Untuk merumuskan dan menentukan strategi organisasi sehingga organisasi yang bersangkutan tidak hanya mampu mempertahankan eksistensinya, akan tetapi tangguh melakukan penyesuaian dan perubahan yang diperlukan sehingga organisasi semakin meningkat efektifitas dan produktifitasnya. Menurut Sondang (2008) Untuk mewujudkan itu diperlukan pemahaman faktor-faktor yang mempengaruhi arah organisasi tersebut yaitu: a. Tipe dan struktur organisasi Top manajer harus secara tepat memilih tipe dan struktur organisasi yang akan digunakan. Sebab struktur organisasi tidak sekedar wadah dimana berbagai kegiatan berlangsung, akan tetapi sebagai wahana yang efektif bagi para anggotanya untuk berinteraksi dan saling berhubungan. b. Gaya manajerial
Gaya manajerial yang tepat ditentukan oleh tingkat kedewasaan atau kematangan para anggota organisasi. Jika kelompok manajemen mempunyai persepsi bahwa para bawahanya adalah orang-orang yang sudah matang dan dewasa dalam artian pengetahuan, keterampilan, pengalaman, mental, intelektual dan emosional gaya yang partisipatiflah yang tepat untuk ditampilkan. Bila para bawahan menampilkan sikap yang menujukkan ketidakdewasaan atau kurangkematangan, apalagi bila disertai oleh perilaku yang disfungsional, sangat mungkin gaya manajerial yang cocok digunakan adalah gaya yang paternalistik atau bahkan otoriter. c. Komplesitas lingkungan ekternal Setiap organisasi menghadapi kondisi lingkungan yang berbeda-beda. Lingkungan eksternal suatu organisasi selalu bergerak (sangat) dinamis. Gerakan tersebut pasti berpengaruh pada cara mengelola organisasi termasuk dalam merumuskan dan menetapkan strategi. Tidak ada organisasi yang dapat membebaskan diri dari dampak dinamika lingkungan eksternal, dinamika tersebut harus dikenali, diperhitungkan dan dimanfaatkan demi pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi. d. Komplesitas proses produksi Komplesitas proses produksi yang turut berpengaruh dalam manajemen strategik antara lain apakah organisasi akan berproduksi berdasarkan pendekatan padat karya atau padat modal, apakah menggunakan teknologi canggih atau tidak, apakah masyarakat pengguna barang atau pemakai jasa sudah siap menggunakan produk baru atau tidak, apakah organisasi memiliki keunggulan komperatif atau tidak. Kesemuanya itu mempunyai dampak terhadap proses penentuan strategi dan implementasinya. e. Hakikat berbagai masalah yang dihadapi Top manajer harus merupakan orang-orang yang cekatan memecahkan masalah, terlepas apakah masalah itu rumit dan mempunyai dampak kuat untuk jangka panjang atu tidak. Yang jelas ialah bahwa pendekatan dan teknik yang digunakan untuk memecahkan masalah harus berhasil mencabut akar permasalahan dan tidak sekedar mengobati gajala-gejalanya saja.
4. Kebijakan, prosedur dan peraturan
Kebijakan adalah sarana yang dengannya tujuan tahunan akan dicapai. Kebiajakan meliputi pedoman, aturan, dan prosedur yang ditetapkan untuk mendukung upaya-upaya pencapaian tujuan. Kebijakan adalah pemandu untuk pengambilan keputusan dan menangani situasi-situasi yang repetitif atau berulangulang. Kebijakan seperti halnya tujuan tahunan yang sangat penting bagi penerapan atau implementasi strategi. Contoh kebijakan yaitu larangan merokok di tempat kerja. Seperti di Irlandia melarang orang merokok disemua pub dan semua restoran yang sudah berlaku sejak 1 januari 2007 di semua restoran di Belgia, Hong Kong, Alberta (Kanada), Thailand, dan Louisiana. Pada waktu yang sama, larangan merokok di Washington, DC diperluas hingga mencakup bar dan banyak kota lainpun yang melarang aktivitas merokok di tempat-tempat umum.
C. Rencana Strategic SDM
George R. Terry dalam bukunya Principle of Management mengatakan, ada enam sumber daya pokok dari manajemen, yaitu: (1) Men and women (2) Materials (3) Machines (4) Methods (5) Money (6) Markets Sistematika dari keempat pandangan para ahli itu jelas menunjukan, manusia merupakan unsur manajemen yang pokok. Manusia tidak dapat disamakan dengan benda, mempunyai peranan, pikiran, harapan serta gagasan. Reaksi psikisnya terhadap keadaan sekeliling dapat menimbulkan pengaruh yang lebih jauh dan mendalam serta sukar untuk diperhitungkan secara seksama.
Oleh karena itu, manusia perlu
senantiasa diperhatikan untuk dikemhangkan ke arah yang positif sesuai dengan martabat dan kepribadiannya sebagai manusia. Sejalan dengan pandangan itu, Harold K onntz dan Cyril O’Donnel (1972) menegaskan, “Manage -ment is the development of people, not the direction of thing.” 1. Man Merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi. Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai
tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orangorang yang berkerja sama untuk mencapai tujuan. 2. Money Merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi. 3. Material Terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki. 4. Machine Digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja. Sedangkan metode adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan manajer. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha.
Perlu
diingat
meskipun
metode
baik,
sedangkan
orang
yang
melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusianya sendiri. 5. Market Tempat di mana organisasi menyebarluaskan (memasarkan) produknya. Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti
menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Creative Problem Solving adalah model pembelajaran yang membuat berpikir kreatif dalam memecahkan masalah dengan memperhatikan fakta-fakta penting yang ada di lingkungan sekitar lalu memunculkan berbagai gagasan dan memilih solusi yang tepat untuk diimplementasikan secara nyata. Yang dapat dilakukan dengan beberapa tahap Mess-finding, Fact-finding , Problem-finding, Idea-finding, Solution finding, Acceptance-finding . Intervensi sistem total atau Total Systems Intervention (TSI) merupakan suatu pendekatan sistem yang dapat menyelesaikan permasalahan rumit pada organisasi. Kondisi lingkungan kerja yang diharapkan tentunya dapat memberikan dukungan optimal terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, program kerja Dinas/Instansi serta stakeholder guna terwujudnya Visi Pembangunan Daerah dan pencapaian sasaran program pembangunan. Menentukan dan Menetapkan Arah Organisasi dapat dilakukan dengan merancang disain strategis, visi, misi dan tujuan organisasi, melihat factor-faktor yang mempengaruhi, dan memperhatikan prosedur prasarana. Rencana strategic SDM memiliki enam sumber daya pokok dari manajemen, yaitu: Men and women, Materials, Machines, Methods, Money, Markets. Sistematika dari ke enam pandangan para ahli itu jelas menunjukan, manusia merupakan unsur manajemen yang pokok
B. Saran
1. Disarankan bagi setiap Manager memang benar-benar dapat menerapkan system CPS tersebut. 2. Makalah ini harus lebih di lengkai dengan contoh kasus sehingga meman dapat melihat bagaimana menerapkan CPS di dalam organisasi
DAFTAR PUSTAKA
Alexander. K. D. 2007. Effect of Instruction In Creative Problem Solving in Cognition, Creativity and Satisfaction among Ninth Grade Student in An Introduction To Word Agricultural Sience and Technology Course. Disertation. The Graduate Faculty Of Texas Teach University. Tersedia di http://www.scirus.com . Handoko, T. H. (2009). Manajemen (kedua). Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:Pustaka Pelajaran Offset Munandar. U. 1984. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka Cipta dan Pusat Perbukuan DEPDIKNAS Universitas Negeri Surabaya. Myrmel. M. K. 2003. Effect of Using Creative Problem Solving In Eight Grade Technology Education Class At Hopskin North Junior Hight School.Research Paper To Submitted In Partial Fulfillment Of The Requipments For Master Of Sains Degree. The Graduate School Univercity of Winconsin : Stout. Diakses dari http://www.scirus.com . Pepkin
K.L.
2004.
Creative
Problem
Solving
In
Math.
Di
akses
dari
http://www.uh.edu/hti/cu/2004/v02/04.htm D Roymond, S. (2012). Manajemen Keperawatan. Jakarta: EGC. Santrock, J.W. (2005). Psychology updated seventh edition. Boston: Mc Graw Sondang, S. (2008). Manajemen Strategi (kedelapan). Jakarta: PT Bumi Aksara. Sujarwo. (2011). Model-Model Pembelajaran Suatu Strategi Mengajar. Yogyakarta: Venus Gold Press. Woolfolk, Loraine McCune-Nicolich, (2004) Pengembangan Kepribadian dan Kecerdasan Anak-anak (Psikologi Pembelajaran I), Jakarta: Inisiasi Press.