SGD 1 LBM 2 hematopoietin Step 1 1. MCV (Mean Corpuscular Volume): merupakan salah satu pemeriksaan yang ada pada darah dimana akan dinilai masa dari hemoglobin dari satuan sel darah merah yang ada ditubuh Volume eritrosit rata-rata ( yang dihitung eritrositnya) 2. MCH (Mean Corpuscular Hb) Rata-rata Hb dalam sel darah merah (yang dihitung Hb nya) 3. Keillosis ( stomatitis Angularis) Radang dangkal dangkal pada sudut bibir yang ditandai dengan kulit mengelupas dan pecah-pecah. 4. Koilonikia(kuku sendok) Kelainan kuku yang terjadi karena anemia atau kekurangan zat besi Bentuk normal pada bagian tengah kuku menjadi lempeng atau cekung dengan pinggir lateral dan distal menghadap ke atas sehingga seperti sendok. 5. Sel pensil Eritrosit dengan kandungan Hb yang rendah sehingga sel menjadi pipih 6. Conjungtiva Palpebra anemis Bagian yang menutupi bola mata , yang harusnya warnanya merah menjadi pucat karena anemia. 7. Hemoglobin Step 2
1. Mengapa bisa terjadi lemah,lelah dan pusing? 2. Apa pengaruh daging dan teh dengan kondisi pasien? 3. Mengapa kulit dan mukosa tampak pucat,palpebral anemis,lidah halus,keillosis,koilonikia pada pasien? 4. Apa diagnosis dan diagnosis banding dari skenario tersebut? 5. Apa yang dimaksud dengan anemia? 6. Apa jenis-jenis anemia? 7. Sebutkan klasifikasi derajat anemia? 8. Apa gejala umum anemia? 9. Apa saja kriteria anemia oleh WHO? 10. Apa gejala khas masing-masing anemia? 11. Apa penyebab terjadinya anemia? 12. Berapa nilai normal dari MCV,MCH? 13. Pemeriksaan fisik apa saja yang dilakukan oleh dokter untuk pemeriksaan pasien? 14. Bagaimana terapi untuk pasien? Step 3 1. Mengapa bisa terjadi lemah,lelah dan pusing? Eritrosit berkurang sehingga pengangkutan O2 berkurang, sehingga kerja jantung meningkat sehingga cepat lelah dan sesak nafas.
berkurangnya oksigenasi pada susunan saraf pusat sehingga menimbulkan pusing Hb pada tubuh pasien didapatkan 7gr/dl dimana hal ini termasuk kekurangan kadar Hb sehingga menimbulkan lelah,lemas dan pusing.
2. Apa pengaruh daging dan teh dengan kondisi pasien? Pasien tidak suka makan daging padahal daging punya zat besi yang bersifat HEME, sehingga pasien nutrisinya kurang. Mengkonsumsi teh dapat menghambat penyerapan nutrisi, karena teh sendiri yang akan menyerap zat besi tersebut.sehingga tubuh tidak bisa menyerap zat besi yang dibutuhkan. Apa kandungan teh yang dapat menyerap nutrisi? Polyphenols yg dapat mengikat Fe 3. Mengapa kulit dan mukosa tampak pucat,palpebral anemis,lidah halus,keillosis,koilonikia pada pasien? Pucat = karena kekurangan Hb Koilonikia= berawal dari nutrisi pasien buruk, karena Hb kurang yang dimana Hb isinya Fe, sehingga pasien bisa dikatakan defisiensi Fe. Lidah halus : kekurangan niasin yg dapat membuat papila menjadi atrofi Keillosis : Defisiensi Fe disebabkan asam amino yang kurang(pembentuk Hb) Palpebral anemis =dipalpebra banyak aliran darah, dan eritrosit yang memberi warna merah , karena kekurangan Hb sehingga palpebranya berwarna pucat 4. Pemeriksaan lebih lanjut apa saja yang dilakukan oleh dokter untuk pemeriksaan pasien? Pemeriksaan fisik : - Warna kulit : pucat, plethora, sianosis, ikterus, kulit telapak tangan kuning seperti jerami. - Purpura : petechie dan echymosis - Kuku : koilonikia - Mata : ikterus, konjungtiva pucat, perubahan fundus - Mulut : ulserasi, hipertrofi usus, pendarahan gusi, atrofi papil lidah, glossitis, dan stomatitis angularis - Limfadenopati - Hepatomegali - Splenomegali - Nyeri tulang atau nyeri sternum - Hemarthrosis Pemeriksaan lab. hematologi : - tes penyaringan: tahap awal kasus anemia a. kadar hemoglobin b. indeks eritrosit (MCV,MCH,MCHC) c. apusan darah tepi - Pemeriksaan rutin : a. Laju endap darah b. Hitung deferensial
c. Hitung retikulosit - Pemeriksaan sumsum tulang - Pemeriksaan atas indikasi khusus Pemeriksaan nonhematologi : - fungsi ginjalnya, endokrin, hati - asam urat - biakan kuman Pemeriksaan penunjang lain : - Biopsi kelenjar - Radiologi - Pemeriksaan sitogenetik - Pemeriksaan biologi molekuler Sumber : buku hematologi ringkas I Made Bakta 5. Apa diagnosis dan diagnosis banding dari skenario tersebut? Diagnosis banding : 1. Anemia : keadaan dimana masa eritrosit dan masa hemoglobin tidak dapat memenuhi fungsinya untuk menyediakan O2 bagi jaringan tubuh 2. Thalasemia : penyakit kelainan darah yang ditandai dengan mudahnya rusaknya sel darah merah akibat penurunan sintesis rantai Alfa dan Beta. 3. Polisitemia : Jumlah sel eritrosit melebihin ambang normal Polisitemia vera : jika ada penyimpangan gen Polisitemia sekunder Polisitemia relatif 6. Apa jenis-jenis anemia? Berdasarkan Morfologi eritrosit a. Anemia hipokromik mikrositik - Anemia defisiensi Fe - Thalasemia - Anemia akibat penyakit kronik - Anemia sideroblastik b. Anemia normokromik normositik - Anemia pasca pendarahan akut - Anemia aplastik – hipoplastik - Anemia hemolitik - Anemia akibat penyakit kronik - Anemia mieloptisik - Anemia pada gagal ginjal kronik - Anemia pada sindrom mielodisplastik c. Anemia makrositik 1. Megaloblastik - Anemia defisiensi folat - Anemia defisiensi vit B12 2. Non Megaloblastik - Anemia pada penyakit hati kronik - Anemia pada hipotiroid - Anemia pada sindroma mielodisplastik Berdasarkan etiopatogenesis - Produksi eritrosit menurun a. Kekurangan bahan eritrosit
1. Besi : anemia defisiensi Fe 2. Bitamin B12 dan folat disebut dengan anemia megaloblastik b. Gangguan utilisasi besi 1. Anemia akibat penyakit kronik 2. Anemia sideroblastik c. Kerusakan jaringan sumsum tulang 1. Atrofi dengan penggantian oleh jaringan lemak: anemia aplastik 2. Penggantian oleh jaringan fibrotik/tumor: anemia leukoeritoblastik/mielopstik d. Fungsi sumsum tulang kurang baik 1. Anemia diseritropoetik 2. Anemia pada sindrom mielodisplastik - Kehilangan eritrosit dari tubuh a. Anemia pascapendarahan akut b. Anemia pascapendarahan kronik - Peningkatan penghancuran eritrosit dalam tubuh a. Faktor ekstrakorpuskuler 1. Antibodi terhadap eritrosit 2. Hipersplenisme 3. Pemaparan terhadap bahan kimia 4. Akibat infeksi bakteri 5. Kerusakan mekanik b. Faktor intrakorpuskuler 1. Gangguan membran 2. Gangguan ensim 3. Gangguan hemoglobin Sumber : Buku Hematologi Ringkas I Made Bakta 7. Patogenesis dari anemia? Pendarahan menahun menyebabkan kehilangan besi sehingga cadangan besi makin menurun. Jika cadangan kosong maka keadaan ini disebut iron depleted state. Apabila kekurangan besi berlanjut terus maka penyediaan besi untuk eritropoeisis berkurang sehingga menimbulkan gangguan pada bentuk eritrosit tetapi anemia secara klinis belum terjadi, keadaan ini disebut dengan: iron deficient erythropoiesis. Selanjutnya timbul anemia hipokromik mikrositik sehingga disebut sebagai iron deficiency anemia. Pada saat ini juga terjadi kekurangan besi pada epitel serta pada beberapa enzim yang dapat menimbulkan gejala pada kuku, epitel mulut dan faring serta berbgaia gejala lainnya. Sumber : Buku Hematologi Ringkas I Made Bakta 8. Patofisiologi dari anemia? 1. Eritrosit/hemoglobin menurun 2. Kapasitas angkut oksigen menurun 3. Anoksia organ target : menimbulkan gejala tergantung pada organ mana yang terkena 4. Mekanisme kompensasi tubuh : a. Penurunan afinitas Hb terhadap oksigen dengan meningkatkan ensim 2,3 DPG (2,3 diphospo glycerate) b. Meningkatkan curah jantung (COP : cardiac output)
c. Redistribusi aliran darah d. Menurunkan tekanan oksigen vena 5. Gejala anemia Sumber : Buku Hematologi Ringkas I Made Bakta 9. Sebutkan klasifikasi derajat anemia? 1. Ringan sekali : Hb 10 g/dl – cut of point 2. Ringan : Hb 8 g/dl – 9,9 g/dl 3. Sedang : Hb 6 g/dl – 7,9 g/dl 4. Berat : Hb < 6 g/dl Sumber : Buku Hematologi Ringkas I Made Bakta 10. Apa gejala umum anemia? a. Sistem cardiovaskuler : lesu, cepat lelah, palpitasi, takikardi, sesak waktu kerja, angina pectoris dan gagal jantung b. Sistem saraf : sakit kepala, pusing, telinga mendenging, mata berkunangkunang, kelemahan otot, iritabel, lesu, perasaan dingin pada ekstremitas c. Sistem urogenital : gangguan haid dan libido menurun d. Epitel : warna pucat pada kulit dan mukosa, elastisitas kulit menurun, rambut tipis dan halus Sumber : Buku Hematologi Ringkas I Made Bakta 11. Apa saja kriteria anemia oleh WHO? 12. Apa gejala khas masing-masing anemia? a. Anemia defisiensi besi - Koilonikia : kuku sendok, kuku menjadi rapuh, bergaris-garis vertikal dan menjadi cekung sehingga mirip seperti sendok - Atrofi papil lidah : permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap karena papil lidah menghilang - Stomatitis angularis : adanya keradangan pada sudut mulut sehingga tampak sebagai bercak berwarna pucat keputihan - Disfagia : nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring - Atrofi mukosa gaster sehingga menimbulkan akhloridia b. Anemia defisiensi asam folat : lidah merah (buffy tongue) c. Anemia hemolitik : ikterus dan hepatosplenomegali d. Anemia aplastik : perdarahan kuli atau mukosa dan tanda-tanda infeksi Sumber : Buku Hematologi Ringkas I Made Bakta 13. Apa penyebab terjadinya anemia? 14. Bagaimana terapi untuk pasien? 1. Terapi kausal : tergantung penyebabnya, misal : pengobatan cacing tambang, hemoroid, menoragia. Terapi kausal harus dilakukan, jika tidak maka anemia akan kambuh kembali 2. Pemberian preparat besi a. Besi per oral : efektif,murah,aman (ferrous sulphat : dosis 3x200 mg , ferrous gluconate lebih mahal tpi efektivitas dan efek samping hampir sama. Diberikan pada saat lambung kosong b. Besi parenteral : efek samping lebih bahaya dan harga lebih mahal 3. Pengobatan lain a. Diet : sebaiknya makan yg mengandung protein hewani b. Vitamin c: untuk meningkatkan absorpsi besi c. Transfusi darah Sumber : Buku Hematologi Ringkas I Made Bakta
Step 7 1. 2. 3. 4.
Mengapa bisa terjadi lemah,lelah dan pusing? Apa pengaruh daging dan teh dengan kondisi pasien? Apa kandungan teh yang dapat menyerap nutrisi? Mengapa kulit dan mukosa tampak pucat,palpebral anemis,lidah halus,keillosis,koilonikia pada pasien? 5. Pemeriksaan lebih lanjut apa saja yang dilakukan oleh dokter untuk pemeriksaan pasien? 6. Apa diagnosis dan diagnosis banding dari skenario tersebut? 7. Apa jenis-jenis anemia? 8. Patogenesis dari anemia? 9. Patofisiologi dari anemia? 10. Sebutkan klasifikasi derajat anemia? 11. Apa gejala umum anemia? 12. Apa saja kriteria anemia oleh WHO? 13. Apa gejala khas masing-masing anemia? 14. Apa penyebab terjadinya anemia? 15. Bagaimana terapi untuk pasien?