SKENARIO 3 BLOK MUSKULOSKELETAL MUSKULOSKELETAL “
”
NYERI PANGGUL KARENA JATUH
Disusun oleh: KELOMPOK A-2
KETUA
: INTAN NURUL HIKMAH
(1102011128)
SEKRETARIS
: ADINDA AMALIA SHOLEHA
(1102013007)
ANGGOTA
: ABIYYA FARAH PUTRI
(1102013003)
ADELIA PUTRI SABRINA
(1102013005)
ADELINA ANNISA PERMATA
(1102013006)
ADITYA NUGRAHA ARTAR
(1102013008)
LALU REZA ALDIRA AKBAR
(1102010147)
ADIYATY YUNITA P.P.
(1102011008)
ANDRIANA WIJAYA
(1102011027)
ADITYA WICAKSONO
(1102012007)
UNIVERSITAS YARSI
Jl. Let. Jend. Suprapto. Cempaka Putih, Jakarta Pusat. DKI Jakarta. Indonesia. 10510. Telepon: +62 21 4206675.
SKENARIO 3 NYERI PANGGUL KARENA JATUH
Seorang perempuan berusia 60 tahun datang ke UGD Rumah Sakit dengan keluhan nyeri pinggul kanannya setelah terbentur lantai kamar mandi karena jatuh. Sejak terjatuh yang dirasakan tidak mampu berdiri karena rasa nyeri yang sangat pada pinggul kanannya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum sakit berat, merintih kesakitan, compos mentis. Tekanan darah 140/90 mmHg, denyut nadi 104x/menit, frekwensi napas 24x/menit. Terdapat hematom pada art. coxae dextra, dextra, posisi tungkai atas kanan sedikit flexi, abduksi, dan exorotasi. Ditemukan krepitasi tulang dan nyeri tekan juga pemendekan extremitas. Gerakan terbatas karena nyeri. Neurovaskular distal baik. Pada pemeriksaan radiologis didapatkan fraktur femoris fraktur femoris tertutup. Dokter menyarankan untuk dilakukan operasi.
2
A. Kata-kata sulit
1. Komposmentis
: Keadaan sadar
2. Hematom
: Penggumpalan darah yang terlokasi
3. Krepitasi
: Suara yang dihasilkan oleh gesekan segmen tulang
4. Neurovaskulardistal: Persyarafan dan perdarahan tepi 5. Fraktur tertutup
: Fraktur yang tidak kontak dengan luar
3
B. Pertanyaan
1. Bagaimana hubungan usia dengan fraktur? 2. Mengapa terjadi pemendekan ekstremitas? 3. Bagaimana perbandingan pria dan wanita saat terjadi fraktur? 4. Mengapa bisa terjadi hematom? 5. Mengapa tekanan darah pasien pada saat jatuh bisa tinggi? 6. Mengapa hematom terjadi pada sendi coxae padahal fraktur terjadi di collum femur? 7. Fraktur femur bisa terjadi dimana saja? 8. Apa pertolongan pertama saat terjadinya fraktur dan apa terapi non kooperatif? 9. Kenapa fraktur terjadinya di collum bukan di bagian lain? 10. Apa saja pemeriksaan penunjang yang lain?
C. Jawaban
1. Osteoprogenitor bertambah aktif, sedangkan osteoblas menghasilkan sed ikit osteosit 2. Karena ada pergeseran tulang akibat fraktur sehingga otot menarik tulang sesuai lokasi terjadinya fraktur 3. Wanita yang menopause lebih beresiko karena estrogennya menurun sehingga pertumbuhan tulang menurun 4. Karena terjadi penggumpalan darah yang disebabkan oleh trauma 5. Karena menahan nyeri 6. Karena trauma terjadi pada bagian sendi coxae 7. Collum, caput, articulatio, corpus, condilus 8. Di kompres air dingin, bidai, balut, anti nyeri (analgetik), di rujuk ke dokter spesialis ortopedi 9. Karena posisi terjatuhnya bertumpu pada pinggul 10. Rontgen, MRI
4
D. Hipotesa
Usia merupakan faktor utama terjadinya fraktur femur, jenis kelamin, hormonal, tumor, densitas tulang juga memperngaruhi. Posisi jatuh bertumpu pada bagian pinggul sehingga terjadi fraktur collum femur ditandai pemendeka tungkai kaki atas. Fraktur dapat menyebabkan adanya hematom pada articulatio disertai nyeri dan sedikit meningkatnya tekanan darah. Pemeriksaan radiologi menunjukan adanya discontinu pada femur. Pada pertolongan pertama dapat dilakukan kompres air dingin/es, balut bidai, pemberian analgetik, setelah itu dirujuk ke dokter spesialis ortopediuntuk dilakukan pemeriksaan dan tatalaksana lebih lanjut.
5
E. Sasaran Belajar
LI1. Memahami dan Menjelaskan Articulatio Coxae LO1.1. Makroskopis LO1.2. Mikroskopis LI2. Memahami dan Menjelaskan Fraktur LO2.1. Definisi Fraktur LO2.2. Etiologi Fraktur LO2.3. Klasifikasi Fraktur LI3. Memahami dan Menjelaskan Fraktur Femur LO3.1. Definisi Fraktur Femur LO3.2. Etiologi Fraktur Femur LO3.3. Klasifikasi Fraktur Femur LO3.4. Manifestasi Klinis Fraktur Femur LO3.5. Pemeriksaan Penunjang Fraktur Femur LO3.6. Penatalaksanaan Fraktur Femur LO3.7. Diagnosis dan Diagnosis Banding Fraktur Femur LO3.8. Komplikasi Fraktur Femur
6
LI 1. Memahami dan Menjelaskan Articulatio Coxae LO1.1. Makroskopis
Articulatio coxae berada diantara caput femoris dan acetabulum.Jenis sendinya berupa Enarthrosis Spheroidea. Penguat dari sendi tersebut adalah tulang rawan pada facies lunata. Articulatio ini dibungkus oleh capsula articularis yang terdiri dari jaringan ikat fibrosa. Ia berjalan dari pinggir acetabulum menyebar ke latero-inferior mengelilingi collum femoris dan akhirnya melekat pada linea intertrochanterica bagian depan dan pertengahan bagian posterior collum femoris (11 jari diatas crista intertrhrocanterica). Bagian lateral dan distal colum femoris adalah di luar capsula articularis. Ligamen- ligamen pada sendi ini ialah: 1) Ligamentum iliofemorale yang berfungsi mempertahankan art. Coxae tetap ekstensi, menghambat rotasi femur, mencegah batang badan berputar ke belakang pada waktu berdiri sehingga mengurangi kebutuhan kontraksi otot untuk mempertahankan posisi tegak. 2) Ligamentum ischiofemorale yang berfungsi mencegah rotasi interna. 3) Ligamentum pubofemorale berfungsi mencegah abduksi, ekstensi, dan rotasi externa. Selain itu diperkuat juga oleh Ligamentum transversum acetabuli dan Ligamentum capitisfemoris. Bagian bolong disebut zona orbicularis. Gerakan pada pinggul sangatlah luas, terdiri dari fleksi, ekstensi, adduksi, abduksi, sirkumdiksi, dan rotasi. Panjang leher femur dan tubuh tulang tersebut memiliki efek besar dalam mengubah sudut gerakan fleksi, ekstensi, adduksi, dan abduksi sebagian ke dalam gerakan berputar di sendi. Jadi ketika paha melakukan fleksi maupun ekstensi, kepala femur, berputar di dalam acetabulum hanya dengan sedikit meluncur ke sana kemari. Kemiringan dari leher femur juga mempengaruhi gerakan adduksi dan abduksi. Sedangkan rotasi pada paha terjadi karena adanya gerakan meluncur / gliding dari kepala femur terhadap acetabulum. Articulatio coxae termasuk articulatio inferioris liberi.
Tulang
: antara caput humeri dan acetabulum
Jenis sendi
: Spheroidea
Penguat sendi
:
Terdapat tulang rawan pada facies lunata
Terdapat kelenjar havers pada acetabuli
Ligamentum iliofemorale : untuk mempertahankan art.coxae tetap ekstensi, menghambat rotasi femur dan mencegah batang badan berputar kebelakang pada saat berdiri, mengurangi kebutuhan kontraksi otot saat posisi tegak Ligamentum ishciofemoralis : mencegah rotasi interna
7
Ligamentum pubofemorale : mencegah abduksi, ekstensi dan rotasi externa. Ligamnetum transversum capitisfemoris
acetabuli
dan
Capsula articularis dari lingkar acetabulum intertrochanterica dan crista intertrochanterica.
ligamnetum ke
linea
http://www.tk.de/rochelexikon/pics/s02240.006-3.jpg
Pada femur atau tulang paha terdiri dari bagian kepala dan leher pada bagian proksimal dan dua condylus pada bagian distal. Kepala tulang paha akan membentuk sendi pada pinggul. Bagian proksimal lainnya yaitu trochanter major dan trochanter minor menjadi tempat perlekatan otot.Pada bagian proksimal posterior terdapat tuberositas glutea yakni permukaan kasar tempat melekatnya otot gluteus maximus.Di dekatnya terdapat bagian linea aspera, tempat melekatnya otot biceps femoris.
8
Salah satu fungsi penting kepala tulang paha adalah tempat produksi sel darah merah pada sumsum tulangnya. Pada ujung distal tulang paha terdapat condylus yang akan membuat sendi condylar bersama lutut.Terdapat dua condylus yakni condylus medialis dan condylus lateralis. Di antara kedua condylus terdapat jeda yang disebut fossa intercondylaris.
LO1.2. Mikroskopis
Tulang adalah jaringan yang tersusun oleh sel dan didominasi oleh matrix kolagen ekstraselular (type I collagen) yang disebut sebagai osteoid. Osteoid ini termineralisasi oleh deposit kalsium hydroxyapatite, sehingga tulang menjadi kaku dan kuat. Tulang panjang memiliki 2 struktur, yaitu tulang kompakta dan tulang spongiosa. Tulang kompakta merupakan tulang padat, yang terdiri atas serat kolagen yang tersimpan dalam lapisan – lapisan tipis yang disebut lamel. Sedangkan untuk tulang spongiosa terdiri atas daerah yang saling berhubungan seperti anyaman dan tidak padat. Celah-celah diantaranya diisi oleh sumsum tulang. Ruang diantara trabekula berisi sumsum tulang merah. Pada trabekula yang tebal dapat terlihat osteon.
9