WRAP UP SKENARIO I BLOK BIOMEDIK II “Kekurangan Oksigen pada Pencinta Alam”
Kelompok Ketua Sekretaris Anggota
: A7 : Ayu Retno Bashirah : Azura Syahadati : Arif Rahman Arly Fadhillah Arief Arya Nugraha Karya Azizah Fitriayu Andyra Bella Bonita Aulia Anjasari
(1102014053) (1102014056) (1102014038) (1102014039) (1102014040) (1102014055) (1102014057) (1102013048)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI Jalan Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510 Telp.62.21.4244574 Telp.62.21.4244574 Fax. 62.21. 424457
Daftar Isi Daftar Isi .................................................................. ........................................................................................ .............................................. ............................................. ...................... 1 ....................................................................... ............................................... .............................................. ......................................... .................. 2 Skenario ............................................... Penentuan Kata-Kata Sulit ....................................................... .............................................................................. ............................................... .......................... .. 3 Pertanyaan ...................................................... ............................................................................. ............................................... ............................................... .............................. ...... 3 ....................................................................... ............................................... .............................................. ......................................... .................. 3 Jawaban ............................................... Hipotesis ....................................................... ............................................................................. ............................................... ............................................... ................................. .......... 4 ......................................................................................... ................................................ ................................. ......... 5 Sasaran Belajar .................................................................. ................................................... 6 LI. 1. Memahami dan Menjelaskan Oksigen untuk Tubuh ................................................... LO. 1.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Oksigen ............................................. ................................................... ...... 6 LO. 1.2. Memahami dan Menjelaskan Peran Per an dan Fungsi .................................................. .................................................. 6 LI. 2. Memahami dan dan Menjelaskan Hemoglobin Hemoglobin ............................... ....................................................... .............................. ...... 8 LO. 2.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi dan Struktur Hemoglobin ....................... ....................... 8 LO. 2.2. Memahami dan Menjelaskan Peran dan Fungsi Hemoglobin ............................. ............................. 9 LI. 3. Memahami dan Menjelaskan Hipoksia ............................................ .................................................................... .............................. ...... 10 LO. 3.1. Memahami dan Menjelaskan Menjela skan Definisi D efinisi Hipoksia ............................................ .................................................. ...... 10 LO. 3.2. Memahami dan Menjelaskan Mekanisme Me kanisme Hipoksia ............................................ ............................................ 10 LO. 3.3. Memahami dan Menjelaskan Jenis-jenis J enis-jenis dan Penyebab Hipoksia....................... ....................... 12 LO. 3.4. Memahami dan Menjelaskan Gejala-gejala Hipoksia ......................................... ......................................... 13 LO. 3.5. Memahami dan Menjelaskan Dampak-dampak Hipoksia ................................... ................................... 13 LO. 3.6. Memahami dan Menjelaskan Penanganan dan Pencegahan Hipoksia................. 13 .................................................................... ............................................... ................................................ ................................. ......... 15 Daftar pustaka .............................................
1
LANGKAH 1 1) Skenario Kekurangan Oksigen pada Pencinta Alam
Anto, 19 tahun adalah anggota muda pencinta alam sebuah Universitas di Jakarta. Pekan lalu Anto mengikuti pelatihan tehnik mendaki gunung. Saat itu dijelaskan oleh instruktur, bahwa untuk mengikuti pelatihan ini tiap peserta harus berada dalam kondisi kesehatan yang prima. Disamping itu untuk mendaki gunung diperlukan latihan dan adaptasi dengan perubahan tekanan oksigen yang semakin berkurang seiring dengan ketinggian tempat di atas permukaan laut (dpl). Pada ketinggian tertentu dapat terjadi kelelahan otot dan sesak nafas karena kekurangan oksigen. Oleh karena itu diwajibkan menggunakan sungkup oksigen agar terhindar dari keadaan hipoksia selular yang apabila terus berlanjut dapat mengakibatkan kematian sel.
2
2) Kata Sulit
Hipoksia seluler: Kekurangan oksigen pada sel Sungkup oksigen: Alat bantu napas yang berisikan oksigen Kesehatan yang prima: kondisi tubuh dalam keadaan stabil dan sehat Kelelahan otot: kondisi ketidakstabilan otot karena kekurangan oksigen sebagai penghasil energy Kematian sel: keadaan dimana sel tidak dapat menjalankan fungsinya lagi
3) Pertanyaan sementara
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Bagaimana mekanisme Hipoksia ? Apa guna nya oksigen dalam tubuh ? Apa penyebab Hipoksia ? Apa bentuk pencegahan Hipoksia ? Mengapa tekanan oksigen mempengaruhi tubuh ? Apa saja gejala Hipoksia ? Jenis jenis dari Hipoksia ? Bagaimana cara tubuh beradaptasi dengan tekanan udara yang berbeda ?
4) Jawaban Sementara
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Suhu menurun kebutuhan oksigen bertambah hemoglobin sulit mengikat oksigen hipoksia. Untuk proses metabolisme dalam tubuh. Tekanan, suhu, kondisi kesehatan seseorang Adaptasi terhadap lingkungan, latihan fisik atau banyak olahraga agar kuat bila ada adaptasi lingkungan dan udara. Karena metabolisme dalam tubuh memerlukan oksigen dan apabila oksigen dalam tubuh kurang, metabolisme akan terhambat. Kurangnya kesadaran, sesak napas, timbul pegal di otot, dan sakit kepala. Hifosik,iskemik,histotoksik,anemic,dll. Dengan cara bertahap adaptasinya.
3
HIPOTESA
Hipoksia adalah kekurangan oksigen karena suhu turun menyebabkan hipotermi dan tekanan naik menyebabkan metabolisme terhambat. Faktor dari hipoksia adalah suhu, tekanan udara, kondisi kesehatan tubuh, dan cara adaptasi tubuh. Penanganannya dengan cara diberi oksigen melalui sungkup oksigen, latihan fi sik dan pembiasaan diri di tempat yang kadar oksigennya kurang. Hipoksia menyebabkan hipotermik, kematian sel, kelelahan otot, dan sesak napas.
4
SASARAN BELAJAR LI.1 Memahami dan Menjelaskan Oksigen untuk Tubuh LO1.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Oksigen LO1.2 Memahami dan Menjelaskan Peran dan Fungsi Oksigen LI.2 Memahami dan Menjelaskan Hemoglobin LO2.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi dan Struktur Hemoglobin LO2.2 Memahami dan Menjelaskan Peran Per an dan Fungsi Hemoglobin LI.3 Memahami dan Menjelaskan Hipoksia LO3.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Hipoksia LO3.2 Memahami dan Menjelaskan Mekanisme Hipoksia LO3.3 Memahami dan Menjelaskan Jenis-jenis dan Penyebab Hipoksia LO3.4 Memahami dan Menjelaskan Gejala Hipoksia LO3.5 Memahami dan Menjelaskan Dampak Hipoksia LO3.6 Memahami dan Menjelaskan Penanganan dan dampak Hipoksia
5
LI.1. Memahami dan Menjelaskan Oksigen untuk Tubuh LO. 1.1. Memahami dan Menjelaskan Menjelaskan Definisi Definisi oksigen Oksigen adalah unsur kimia dengan nomor atom 8. Unsur ini menyusun sekitar 20% udara atmosfer. Oksigen merupakan unsur penting dalam pernapasan tumbuhan dan hewan, dan diperlukan untuk mendukung pembakaran. (Kamus saku kedokteran Dorland, edisi 28)
Oksigen adalah gas tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa yang mengisi 20% dari udara yang kita hirup (dan setidaknya setengah dari berat seluruh kerak bumi yang padat). Oksigen bergabung dengan sebagian besar unsur-unsur lain untuk membentuk oksida. Oksigen sangat penting untuk manusia, hewan, dan tumbuhan. (kamuskesehatan.com) LO. 1.2. Memahami dan Menjelaskan Fungsi dan Peran oksigen Sel tubuh manusia membutuhkan oksigen untuk mempertahankan kelangsungan metabolisme sel dan menyelamatkan me nyelamatkan nyawa. Oksigen merupakan suatu komponen yang sangat penting di dalam memproduksi molekul Adenin Trifosfat (ATP) secara normal. ATP adalah sumber bahan bakar untuk sel agar dapat berfungsi secara optimal.
Dalam tubuh manusia, oksigen diserap oleh aliran darah di paru-paru, kemudian diangkut ke sel-sel dimana proses metabolism terjadi. Oksigen memainkan peran penting dalam proses respirasi dan metabolism organisme hidup. Senyawa nutrisi dalam sel dioksidasi melalui proses enzimatis kompleks. Ada empat langkah dalam proses respirasi, yaitu: glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus krebs, dan rantai transport elektron.
1. Glikolisis Berlangsung di sitosol, yaitu proses pemecahan molekul glukosa yang memiliki 6 atom C menjadi 2 asam piruvat yang memiliki 3 atom C. Reaksi ini menghasilkan 2 NADH dan 2 ATP. Apabila tidak ada oksigen, asam piruvat ini mengalami reaksi anaerob (fermentasi). Apabila terdapat oksigen yang cukup, asam piruvat masuk ke siklus krebs yang terjadi di mitokondria.
6
2. Dekarboksilasi oksidatif Berlangsung di matriks mitokondria, sebenarnya merupakan langkah awal untuk memulai langkah ke tiga, yaitu siklus krebs. Pada langkah ini asam piruvat yang terbentuk dari proses glikolisis masing-masing diubah menjadi Asetil KoA dan menghasilkan 2 NADH. 3. Siklus krebs Berlangsung di matriks mitokondria. Pada akhir siklus ini menghasilkan 6 NADH, 2 FADH, dan 2ATP.
7
4. Rantai transport elektron Berlangsung di krista mitokondria. Prinsip dari reaksi ini adalah setiap pemindahan ion H (elektron) yang dilepas dari dua langkah pertama tadi antar akseptor dihasilkan energy yang digunakan untuk pembentukan ATP. Setiap satu molekul NADH yang teroksidasi menjadi NAD akan melepaskan energi yang digunakan untuk pembentukan 3 molekul ATP. Sedangkan oksidasi FADH menjadi FAD, energi yang dilepas hanya bisa digunakan untuk membentuk 2ATP.
LI. 2. Memahami dan Menjelaskan Hemoglobin LO. 2.1 Memahami dan Menjelaskan Menjelaskan Definisi dan struktur hemoglobin Hemoglobin, pigmen pembawa oksigen pada eritrosit, dibentuk oleh eritrosit yang sedang berkembang didalam sumsum tulang; sebuah hemoprotein tersusun atas empat rantai polipeptida globin yang berbeda dan mengandung sekitar 141 hingga 146 asam amino. (kamus saku kedokteran Dorland edisi 28)
Hemoglobin adalah pigmen pembawa oksigen dan protein utama dalam sel darah merah. Hemoglobin membentuk ikatan reversible yang tidak stabil dengan oksigen. Dalam keadaan kaya oksigen, hemoglobin disebut oksihemoglobin dan berwarna merah terang. Dalam keadaan kurang oksigen disebut deoksihemoglobin dan berwarna ungu kebiruan. (kamuskesehatan.com)
Source: http://sciencebiotech.net
Tiap subunit Hb berisi sebuah grup heme prostetik. Heme terdiri dari molekul porfirin (polyringed molecule), dengan atom Fe pada bentuk ferrous (Fe(II)) pada pusatnya. Porfirin Hb dan myoglobin disebut protoporfirin IX. Atom Fe tersebut selain terikat pada keempat atom N pada heme, juga terikat pada rantai subunit, tepatnya berikatan dengan residu histidin.
8
Oksigen bisa berkombinasi secara reversible dengan tiap-tiap subunit dari Hb. Oksigen berikatan ke atom Fe pada grup heme. Oksigen pertama berikatan pada subunit α. Pengikatan ini menyebabkan menyebabkan perubahan konformasi pada keseluruhan molekul Hb. Nilai normal hemoglobin tergantung dari umur umur pasien: Bayi baru lahir : 17-22 gram/dl Umur 1 minggu : 15-20 gram/dl Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl Anak anak : 11-13 gram/dl Lelaki dewasa : 14-18 gram/dl Perempuan dewasa : 12-16 gram/dl Lelaki tua : 12.4-14.9 gram/dl Perempuan tua : 11.7-13.8 gram/dl
Nilai diatas dapat berbeda pada masing masing laboratorium namun tidak akan terlalu jauh dari nilai diatas. Ada pula laboratorium yang tidak membedakan antara lelaki atau perempuan dewasa dengan lelaki atau perempuan tua.
Myoglobin merupakan protein pada sel otot merah. Seperti Hb, myoglobin juga mengikat oksigen, namun tidak seperti Hb, myoglobin terdiri dari rantai polipeptida tunggal saja, sepanjang 152 asam amino yang tersusun dalam delapan region heliks- α, dimana sebagian besar residu polar terletak dipermukaan dan residu nonpolar terletak dibagian dalam molekul. Memiliki satu grup heme, yang berikatan dengan bagian protein yang memiliki dua residu histidin. Salah satu residu histidin ini membentuk kompleks dengan besi hem. Secara fungsional, myoglobin menyediakan tempat pengikatan untuk oksigen, yang bisa digunakan oleh otot yang sangat aktif secara metabolik. Pada kurva saturasi, myoglobin berada disebelah kiri Hb, berarti myoglobin memiliki afinitas yang lebih tinggi terhadap oksigen dibanding Hb. Oleh karena itu, saat Hb tersaturasi oleh oksigen kurang dari 50%, myoglobin telah tersaturasi penuh. Saat jaringan membutuhkan oksigen lebih, PO 2 turun drastis dan kemudian myogloin akan melepaskan sebagian besar oksigen yang diikatnya. LO. 2.2 Memahami dan Menjelaskan Peran dan Fungsi Hemoglobin Tugas utama dari hemoglobin adalah sebagai pengangkut oksigen, hemoglobin juga dapat berikatan dengan yang berikut: 1. Hb membantu mengangkut karbondioksida dari sel jaringan ke paru. 2. Bagian ion hydrogen asam (H +) dari asam karbonat terionisasi, yang dihasilkan ditingkat jaringan dari CO2, Hb menyangga asam ini sehingga asam ini tidak banyak menyebabkan perubahan perubahan pH darah. 3. Karbonmonoksida (CO) dalam keadaan normal tidak terdapat didalam darah, tetapi jika terhirup maka gas ini cenderung menempati bagian hemoglobin yang berikatan dengan O2 sehingga terjadi keracunan CO. 4. Di paru, nitrat oksida (NO) yang bersifat vasodilator berikatan dengan Hb. NO ini dibebaskan dijaringan, tempat zat ini melemaskan dan melebarkan arteriol lokal. Vasodilatasi ini membantu menjamin bahwa darah kaya O 2 dapat mengalir dengan lancar dan juga membantu menstabilkan tekanan darah. (Fisiologi Manusia dari sel ke system, edisi 6)
9
LI.3. Memahami dan Menjelaskan Hipoksia LO. 3.1. Memahami dan Menjelaskan Menjelaskan Definisi hipoksia Hipoksia merupakan keadaan defisiensi oksigen yang mengakibatkan kerusakan sel akibat penurunan respiratif oksidatif aerob sel. Menurut kamus kedokteran dorland, merupakan penurunan pemasukan oksigen ke jaringan sampai kebawah fisiologi meskipun perfusi jaringan oleh darah memadai.
Hipoksia merupakan jaringan tidak teroksigenasi dengan baik atau tidak memadai. Biasanya karna oksigen tidak cukup dalam darah. Kekurangannya darah dapat memiliki efek samping tubuh yang perlu untuk melakukan proses biologis yang sangat penting. LO. 3.2. Memahami dan Menjelaskan Menjelaskan Mekanisme Hipoksia Ketika kita berpergian kedaerah yang tinggi, tubuh kita membentuk respon fisiologi yang inefsien. Denyut nadi dan tekanan darah meningkat karena jantung memompa lebih kuat untuk mendapatkan lebih banyak ban yak oksigen.
Kemudian sel tubuh membentuk respon efisien secara normal, yaitu aklimatisasi. Sel darah merah dan kapiler lebih banyak diproduksi untuk membawa oksigen lebih banyak. Paru-paru akan bertambah ukurannya untuk memfasilitasi osmosis oksigen dan karbondioksida lebih banyak. Terjadi pula peningkatan vaskularisasi otot atau kontraksi otot pernafasan untuk memperkuat transfer gas.
Akan tetapi, perubahan fisiologi kini hanya berlangsung singkat .Dalam beberapa minggu tubuh akan kembali pada kondisi normal setelah kembali dari ketinggian.
10
Pada level seluler, hipoksia dapat mengakibat kan stres oksidatif pada sel. Sel menghasilkan energi melalui reduksi molekul Oksigen menjadi H2O. Dalam proses metabolisme normal, molekul-molekul oksigen reaktif yang tereduksi dihasilkan dalam jumlah kecil sebagai produk sampingan respirasi mitokondria. Molekul-molekul oksigen reaktif tereduksi dihasilkan dalam jumlah kecil sebagai produk sampingan respirasi mitokondrial. Molekul-molekul oksigen reaktif tereduksi ini dikenal sebagai spesies oksigen reaktif (ROS). Sel memiliki sistem pertahanan untuk mecegah kerusakan akibat moleku lini, yang dikenal sebagai antioksidan. Kesetimbangan antara proses pembentukandan eliminasi (scavenging) radikal bebas berakibat pada stres oksidatif. Efek hipoksia terhadap kinerja tubuh adalah perubahan pada sistem saraf pusat, khususnya di pusat-pusat otak yang lebih tinggi hipoksia akut akan mengakibatkan judgement , inkoordinasi motorik dan gangguan klinis yang menyerupai alkoholisme akut. Jika keadaan hipoksia berlangsung lama terjadi gejala keletihan, pusing, apatis, gangguan daya konsentrasi, kelambatan waktu reaksi dan penurunan kapasitas kerja. Jika telah mengenai batang otak maka akan menyebabkan kematian otak. Mula-mula hipoksia menyebabkan fosforilasi oksidatif dan pembentukan ATP oleh mitokondria. Penurunan ATP merangsang fruktokinase dan fosforilasi, menyebabkan glikolisis aerobic. Glikogen dapat menyusut, asam laktat dan fosfat anogranik terbentuk sehingga menurunkan pH intrasel. Pada saat istirahat rata-rata laki-laki dewasa membutuhkan kira-kira 225-250 ml oksigen permenit, dan meningkat sampai 10 kali saat beraktifitas. Jaringan akan mengalami hipoksia apabila aliran oksigen tidak kuat dalam memenuhi kebutuhan metabolism jaringan, hal ini dapat terjadi kira-kira 4-6 menit setelah ventilasi spontan berhenti. Berdasarkan mekanismenya, penyebab hipoksia jaringan dibagi dalam 3 kategori: 1. Hipoksemia arteri 2. Berkurangnya aliran oksigen karena adanya kegagalan transport tanpa adanya hipoksemia arteri. 3. Penggunaan oksigen yang berlebihan di jaringan Jika aliran oksigen ke jaringan berkurang, atau jika penggunaan berlebihan di jaringan maka metabolisme akan berubah dari aerobik ke metabolisme untuk menyediakan energi yang cukup untuk metabolisme. Apabila ada ketidakseimbangan akan mengakibatkan produksi asam laktat berlebihan menimbulkan asidosis dengan cepat, metabolisme seluler terganggu dan mengakibatkan kematian sel.
11
Pemeliharaan okseginasi jaringan tergantung pada 3 sistem organ: 1. Sistem kardiovaskular 2. Hematologi 3. Respirasi Walaupun pada hipoksema biasanya berhubungan dengan rendahnya PaO2 yang merupakan gangguan fungsi paru, namun kegagalan pengangkutan oksigen dapat disebabkan oleh kelainan system kardiovaskular atau system hematologi. LO. 3.3. Memahami dan Menjelaskan Jenis dan Penyebab Hipoksia a. Hipoksia hipoksik Keadaan dimana kurangnya oksigen yang masuk kedalam paru – paru – paru. paru. Sehingga, oksigen tidak dapat mencapai darah dan gagal masuk kedalam sirkulasi dara h. b. Hipoksia anemia Keadaan hipoksia karena darah (hemoglobin) tidak dapat mengikat atau membawa oksigen yang cukup untuk metabolism seluler. Seperti, pada keracunan monoksida (CO), karena afinitas CO terhadap hemoglobin jauh lenbih tinggi dibandingkan afinitas oksigen dengan hemoglobin c. Hipoksia stagnan Keadaan hipoksia yang disebabkan karena darah (hemoglobin) tidak mampu membawa oksigen ke jaringan oleh karena kegagalan sirkulasi seperti pada heart failure/ embolisme, baik emboli udara vena maupun emboli lemak d. Hipoksia histotoksik Keadaan hipoksia yang disebabkan karena jaringan j aringan yang tidak mampu menyerap oksigen salah satu contoh adalah keracunan sianida. Sianida dalam tubuh akan menginaktifkan bebeapa enzim oksidatif seluruh jaringan secara radikal terutama sitokrom oksidase dengan mengikat bagian ferric heme group dari oksigen yang di bawa darah. e. Overventilasi hipoksia Yaitu hipoksia yang terjadi karena aktivitas yang berlebihan sehingga kemampuan penyediaan oksigen lebih rendah dari penggunaannya
Pembagian hipoksia berdasarkan ketinggian. Gejala-gejala hipoksia yang timbul ditentukan oleh ketinggian tempat orang tersebut berada. Ketinggian ini dapat dibagi menjadi 4 golongan: 1. The indifference stage Ketinggian dari sea level sampai ketinggian 10000 kaki. Biasanya yang terganggu oleh hipoksia di daerah ini adalah hanyalah penglihatan malam dengan adaptasi gelap terganggu. Pada umumnya gangguan ini sudah mulai nyata pada ketinggian diatas 5000 kaki. Oleh karena itu, pada latihan terbang mala para awak pesawat diharuskan memakai oksigen sejak di darat 2. Compensatory stage Ketinggian dari 10000-50000 kaki. Pada daerah ini pelebaran darah dan pernafasan telah mengadakan perubahan dengan menaikan frekuensi nadi dan pernafasan, menaikan tekanan darah sistolik dan kardiak output untuk mengatasi hipoksia yang terjadi. Pda daerah ini system saraf telah terganggu, oleh karena itu tiap awak pesawat yang terbang di daerah ini harus meggunakan meggunakan oksigen. 3. Disturbance stage
12
Yaitu ketinggian dari 15000 kaki-20000 kaki. Pada daerah ini usaha tubuh untuk megatasi hipoksian angat terbatas waktunya, jadi pada dareah ini ornag tidak akan dapat lama tanpa bantuan oksigen. Biasanya tanda-tanda serangan hipoksia ini tidak terasa hanya kadang-kadang aja timbul rasa malas, ngantuk, euphoria dan sebagainya, sehingga tahu tahu orang tersebut menjadi pingsan. Gejala gejala obyektif Antara lain pandangan menjadi menyempit (tunnel vision), kepandaian menurun, judgement terganggu. Oleh karena itu pada daerah ini merupakan keharusan mutlak seluruh awak pesawat mau pun penumpang untuk menggunakan oksigen. 4. Critical stage Yaitu pada ketinggian 20000-23000 kaki.pada daerah ini dalam waktu 3-5 menit saja orang sudah tidak dapat menggunakan lagi pikiran dan judgement lain tanpa bantuan oksigen. Time of useful consciousness (TUC) adalah waktu yang masih dapat digunakan bila kita menderita serangan hipoksia pada tiap ketinggian ; di luar waktu itu kita akan kehilangan kesadaran . waktu itu berbeda beda pada setiap ketinggian , makin tinggi waktu itu makin pendek. LO. 3.4. Memahami dan Menjelaskan Gejala Hipoksia Gejala-gejala dari hipoksia antara lain: cemas, gelisah, tidak mampu berkonsentrasi, euphoria, penurunan tingkat kesadaran, pusing, perubahan perilaku, rasa takut, ansietas, disorientasi, peningkatan keletihan, peningkatan frekuensi nadi, peningkatan frekuensi dan kedalaman pernapasan, eningkatan tekanan darah, pucat, sianosis atau warna kulit mulai terlihat kebiruan. LO. 3.5. Memahami dan Menjelaskan Dampak Hipoksia Pada level selular, hipoksia dapat menginduksi mekanisme adpatasi kerusakan hingga kematian sel. Sel menghasilkan energi melalui reduksi molekul oksigen menjadi air. Dalam proses metabolisme normal, molekul-molekul oksigen reaktif yang tereduksi dihasilkan sedikit dari produk sampingan respirasi mitokondria yang dikenal sebagai ROS sel memiliki mekanisme pertahanan untuk mencegah kerusakan akibat molekul ini yaitu system antioksidan. Pada hipoksia gangguan hemeostasis antara proses pembentukan eliminasi elimi nasi radikal bebas dapat berakibat stress oksidatif, produksi spesies oksigen reaktif/ ROS juga meningkat.
Efek hipoksia terhadap kinerja tubuh adalah perubahan pada sistem saraf pusat, khususnya di pusat-pusat otak yang lebih tinggi hipoksia akut akan mengakibatkan judgement , inkoordinasi motorik dan gangguan klinis yang menyerupai alkoholisme akut. Jika keadaan hipoksia berlangsung lama terjadi gejala keletihan, pusing, apatis, gangguan daya konsentrasi, kelambatan waktu reaksi dan penurunan kapasitas kerja. Jika telah mengenai batang otak maka akan menyebabkan kematian otak. LO. 3.6. Memahami danMenjelaskan Penanganan dan Pencegahan Hipoksia Pertolongan pertama ketika menghadapi kondisi hipoksia tentunya dengan memberikan oksigen. Jika tabung oksigen belum cukup menolong, maka semua pakaian harus dilonggarkan agar pernapasan menjadi lebih lancar, sesegera mungkin pendaki yang mengalami hipoksia harus dibawa ke lokasi yang lebih rendah agar mendapat oksigen lebih banyak dari udara pernapasan. Melakukan pemeriksaan kesehatan dan kondisi tubuh secara keseluruhan terlebih dahulu merupakan upaya dini pencegahan hipoksia. (lampung.tribunnews.com)
13
Penanganan yang dapat dilakukan terhadap penderita hipoksia: 1. Pemberian oksigen Tindakan memberikan oksigen ke dalam saluran pernafasan dengan alat bantu oksigen. \ Pemberian oksigen ini ditujukan untuk memenuhikebutuhan oksigen dan mencegah terjadinya hipoksia. 2. Turun segera Apabila berada di ketinggian, maka turunlah dengan segera. Hal ini dapat menyembuhkan gejala dalam beberapa jam 3. Istirahat di ketinggian yang sama Diharapkan terjadinya proses aklimatisasi (penyesuaian ketersediaan O2 yang menurun di dataran tinggi), namun gejala baru akan hilang dalam 24-48 jam. 4. Istirahat dan minum Acetazolamide, atau Deksametason, atau keduanya Dengan Acetazolamide, gejala dapat hilang dalam 12-24 jam, namun ada efek samping obat. Sedangkan pada Deksametason dapat menghilangkan gejala dalambeberapa jam, namun hanya menyembunyikan gejala dan tidak terjadi prosesaklimatisasi. 5. Terapi oksigen hiperbarik Gejala akan hilang dalam beberapa menit, namun hanya dapat meningkatkan jumlahO2 yang larut la rut dalam darah arteri, sehingga memberikan arti yang terbatas t erbatas padahipoksia stagnan, anemik, histotoksik, dan hipoksik. hipoksik.
Pencegahan hipoksia: 1. Jangan menggunakan helikopter ketika menuju dataran tinggi dan usahakan jalan kepuncak mulai dari ketinggian dibawah 3000m 2 2. Hindari merokok, minum alkohol, obat anti depresan karena dapat memperlambat laju pernafasan. 3. Menjaga asupan nutrisi, terutama zat besi, folat, vitamin B-12 dan B-6
14
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad H, Asdie.1999. Prinsip-prinsip Asdie.1999. Prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam. dalam. Jakarta : EGC Sherwoood,Lauralee2012. Fisiologi Fisiologi Manusia.Jakarta:EGC. Manusia.Jakarta:EGC. Corwin, j elizaberh. 2009. Patofisiologi 2009. Patofisiologi.. Jakarta : EGC Murray Robert K,.et al.2003. Biokimia Biokimia Harper edisi Harper edisi 25.Jakarta. 25.Jakarta. EGC Dawn b. Marks,.et al.2010. Biokimia Biokimia Dasar Kedokteran.Jakarta:EGC Kedokteran.Jakarta:EGC Asmadi.2008. Konsep Asmadi.2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.Jakarta:Salemba Klien .Jakarta:Salemba Medika. Brooker,Chriss.2008. Ensiklopedia Ensiklopedia Keperawatan.Jakarta:EGC. Keperawatan.Jakarta:EGC. Sutresna,Nana.2008. KIMIA.Jakarta:Grafindo KIMIA.Jakarta:Grafindo Media Pratama. 2010. Dorland 2010. Dorland Kamus Kedokteran Edisi Edisi 31. 31 . Jakarta:EGC Guyton, Hall. 2008. Buku 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. 11. Jakarta:EGC Sloane E. 2004. Anatomi 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula Pemula.. Jakarta:EGC http://repository.usu.ac.id diakses pada kamis, 10 Desember 2014 http://www.nlm.nih.gov (cerebral hypoxia: David C. Dugdale, 2012) diakses pada sabtu, 11 Desember 2014 http://jpck.zju.edu.cn/jcyxjp/files/ge/04/MT/0452.pdf (Pathophysiology and Clinical Effects of Chronic Hypoxia: Pierson David J.) diakses pada sabtu, 11 Desember 2014
.
15