LAPORAN KASUS TUMOR TESTIS
DISUSUN OLEH: OLEH: SELA ARINI PUTRI PUTRI 030.09.229 PEMBIMBING: dr. SOLYA WIJAYA,Sp.B dr. EKO WIJAYANTO,Sp.B dr. RYANTO K SITEPU,Sp.BD(K) dr. MULIONO,sp.OT KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT BEDAH RSUD MARZOEKI MAHDI BOGOR FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI PERIODE 26 AGUSTUS-2 NOVEMBER 2013 JAKARTA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME karena atas izinNya penulis dapat menyusun tugas study tugas study case cas e Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah dengan judul TUMOR TESTIS tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada dr. Solya Wijaya,
Sp.B.,
dr.
Eko
Wijayanto,Sp.B.,
dr.
Ryanto
K
Sitepu,Sp.BD.(K).,
dr.
Muliono,Sp.OT. yang telah memberikan bimbingan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan study menyelesaikan study case ini. Study case ini dibuat sebagai salah sau syarat mengikuti Kepaniteraan Klinik Bedah di RS Marzoeki Mahdi Bogor. Bila ada kesalahan dalam penulisan tugas ini penulis mohon maaf. Kritik dan saran sangat penulis harapkan. Atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih. Semoga penulisan tugas ini bermanfaat bagi pembaca.
Jakarta, 18 September 2013
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN BAB II LAPORAN KASUS BAB III PEMBAHASAN BAB IV TINJAUAN PUSTAKA BAB V ANALISA KASUS BAB VI KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
Tumor testis meskipun kasus yang relatif jarang, merupakan keganasan te rs er in g pa da pria pria kelomp kelompok ok usia usia 15 15 – 35 tahun. Setiap tahun kira-kira ditemukan 2-3 kasus baru dari 100.000 pria di Amerika Serikat. Perkembangan yang pesat dalam hal teknik diagnosis perkembangan pemeriksaan penanda tumor, pengobatan dengan regimen kemoterapi dan modifikasi teknik operasi, berakibat pada pe nu ru n an a ng ka m or t al i t a s pe nd e ri t a k an ke r t es t i s da ri 50% pada 1970 me nj a di kurang dari 5% pada 1997. Dengan mulai berkembangnya pengobatan yang efektif bahkan untuk pasien pasien dengan keadaan lanjut, perhatian perhatian pada tumor testis te la h
be ra li h pada penurunan penurunan morbiditas morbiditas dengan dengan menentukan menentukan protokol protokol pengobatan pengobatan
selektif pada setiap pasien. Dari semua tumor maligna pada laki-laki 1-2% terlokalisasi di dalam testis. Kirakira90% dari semua tumor testis primer terdiri atas tumor sel embrional, selanjutnya dapat dijumpai tumor sel Sertoli-Leydig dan limfoma maligna. Insidensi tumor sel embrional maligna di Nederland adalah kira-kira 4 per 100.000 laki-laki tiap tahun. Ini berarti bahwa tiap tahun kira-kira 300 penderita baru didiagnosis dengan kelainan maligna ini. Tumortumor sel embrional maligna testis merupakan tumor maligna yang paling sering terdapat pada laki-laki usia 20-40 tahun meskipun pada penderita kurang dari 5 tahun danlebih dari 70 tahun juga dapat dijumpai tumor testis.
BAB II LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN
Nama
: Harkat
Umur
: 27 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Carangpulang
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Buruh bangunan
Pendidikan
: SD
Status perkawinan
: belum menikah
ANAMNESIS
Dilakukan secara Autoanamnesis.
KELUHAN UTAMA
: Benjolan di buah zakar kiri
KELUHAN TAMBAHAN
:Demam, batuk, mimisan.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Benjolan di buah zakar kiri sejak ± 1 tahun yang lalu. Benjolan tumbuh makin lama makin membesar. Awalnya berukuran d ± 0,5 cm dan saat ini sudah berukuran d ± 7 cm. Benjolan menetap, tidak nyeri. Benjolan juga timbul di tempat lain yaitu di leher kiri sejak 6 bulan yll. Benjolan di leher makin lama makin membesar, menetap, tidak nyeri.
Sejak timbul benjolan di buah zakar pasien sering demam tetapi panasnya tidak begitu tinggi. Disertai dengan mual, pusing, lemas, penurunan nafsu makan, dan penurunan berat badan dari 50 kg menjadi 45 kg dalam waktu 1 tahun terakhir. Riwayat BAB normal, feces warna kuning, tidak keras, tidak berdarah, diare (-). BAK normal, kencing warna kuning, volume banyak, tidak nyeri, tidak bedarah.
Pasien juga menderita batuk dan mimisan sejak ± 2 bulan yang lalu. Batuk kering disertai sakit tenggorokan, sakit menelan. Sesak nafas (+). Batuk berdarah disangkal, berkeringat malam disangkal. Mimisan sering terjadi saat OS mengorek-ngorek hidung, darah yang keluar tidak banyak, warna merah segar, namun dapat berhenti sendiri. Penglihatan ganda disangkal, lapangan pandang menyempit disangkal.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Riwayat tumor disangkal, riwayat trauma daerah genitalia disangkal, riwayat operasi disangkal, riwayat testis tidak turun di skrotum disangkal, infeksi di daerah skrotum disangkal, riwayat hipertensi disangkal, riwayat kolesterol disangkal, riwayat DM disangkal.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA OS menyangkal memiliki keluarga menderita penyakit yang sama. Riwayat tumor dalam keluarga disangkal. Riwayat penyakit hipertensi, kolesterol, dan DM dalam keluarga disangkal.
RIWAYAT KEBIASAAN Pasien memiliki kebiasaan mengangkat beban berat. Sering mengedan saat buang air besar disangkal. OS sering merokok, 1 bungkus per hari isi 16 batang.
RIWAYAT LINGKUNGAN DAN TEMPAT TINGGAL Pasien tinggal di lingkungan yang padat.
RIWAYAT PENGOBATAN Pasien belum pernah mengobati keluhan benjolannya.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum Kesan sakit
: Tampak sakit sedang
Kesan gizi
: Gizi kurang
Antropometri BB
: 45 kg
TB
:160 cm
BMI
: 17,578 kesan: gizi kurang
Tanda Vital Tekanan darah : 110/70 mmHg Nadi
: 96 x /menit
Suhu
: 37,8°C
Pernafasan
: 24x/menit
Kesadaran Status generalis
: Compos mentis
Kulit
: Warna coklat, tidak terdapat efloresensi bermakna, teraba hangat,
turgor kulit baik. Kepala
: Normocephali
Mata
: konjungtiva anemis -/-, skelra ikterik -/-, pupil isokor, TIO normal,
gerakan bola mata baik, lapang l apang pandangan baik. Telinga
: Normotia, sekret (-), perdarahan (-)
Hidung
: NCH (-), Deformitas (-), krepitasi (-), kavum nasi lapang,
sekret (-), perdarahan (-). Mulut
: bibir tampak kering, pucat, sianosis (-).
Lidah
: tidak ada kelainan
Gigi geligi
:
7654321
1234567
7654321
1234567
Caries (-), calculus (+), oral hygiene baik. Tenggorokan
: faring hiperemis (+), granular (+), PND (-). Tonsil: T1-T1, kripta
melebar. Leher
: Teraba pembesaran KGB supraklavikular sinistra. Tiroid tidak teraba
membesar. JVP 5±2cmH2O. Thorax Inspeksi
: bentuk thorax dalam batas normal, pergerakan dinding dada simetris,
retraksi (-). ictus cordis tidak terlihat, buah dada simetris, gynecomastia (-), spider navy (-), roseola spot (-). Efloresensi yang bermakna (-). Palpasi
: pergerakan dada saat bernafas baik, vokal fremitus simetris kanan dan kiri,
ictus cordis teraba di ICS V, 2 cm medial linea midklavikularis sinistra. Perkusi
: suara sonor di kedua lapang paru, batas jantung kanan di ICS III-V
libea parasternalis dextra, batas jantung kiri ICS III sternalis sinistra-ICS V, 2 cm medial linea midklavikularis sinistra.
Auskultasi
: suara nafas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-. Bunyi jantung I &II
reguler, murmur (-), gallop (-).
Abdomen Inspeksi
: perut tampak datar, tegang, venektasi (+), caput medusae (-).
Auskultasi
: bising usus 2x/menit
Palpasi
: perut teraba tegang. Nyeri tekan (+) pada seluruh lapang abdomen,
nyeri lepas (-), defans muskular (-). Hepar dan lien sulit diraba karena perut tegang. Perkusi
: teraba pekak pada seluruh lapang abdomen.
Ekstremitas Inspeksi
: simetris, palmar eritem (-).
Palpasi
: akral teraba hangat +/+/+/+, oedem -/-/-/-, flapping tremmor (-).
Genitalia (Status Lokalis) Penis
: tampak normal, fimosis (-), parafimosis (-), hipospadi (-), epispadi (-), sekret
(-). Scrotum
:
Inspeksi
: tampak pembesaran scrotum sinistra, warna kulit coklat, hiperemis (-
), kulit tidak mengkerut. Palpasi
: teraba massa bulat pada skrotum sinistra, ukuran d ± 7 cm, berbatas tegas,
konsistensi keras, permukaan rata, tidak dapat digerakkan, tidak teraba hangat. Auskultasi
: BU (-)
Transiluminasi: (-)
Testis
Anus dan rectum
: tampak normal, hiperemis (-), benjolan (-).
Rectal toucher Tonus sphincter normotom Nyeri tekan (-) Tidak teraba massa
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium darah rutin
RESUME
Pasien laki-laki usia 27 tahun datang dengan keluhan benjolan di skrotum sinistra sejak 1 tahun yang SMRS. Benjolan makin lama makin membesar, menetap, tidak nyeri. Benjolan juga terdapat di colli sinistra sejak 6 bulan yll., menetap, dan tidak nyeri. Keluhan benjolan disertai dengan demam, penurunan nafsu makan, penurunan berat badan, mual, pusing, lemas, batuk, sakit tenggorokan, sesak nafas, dan mimisan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesan gizi kurang, BMI gizi kurang, konjungtiva anemis +/+, mulut kering, pembesaran kelenjar getah bening supraklavikular colli sinistra. Abdomen venektasi (+), teraba tegang, nyeri tekan (+) di seluruh lapang abdomen. Status lokalis regio scrotalis, tampak pembesaran scrotum sinistra, warna kulit coklat, hiperemis (-). Palpasi teraba massa bulat, berukuran d ± 7 cm, permukaan rata, konsistensi keras, berbatas tegas, tidak dapat digerakkan, tidak teraba hangat. Auskultasi skrotum BU (-). Pemeriksaan laboratorium darah, Hb 9 gr/dL, LED LED 120 mm.
DIAGNOSIS KERJA
Suspect Tumor Testis
DIAGNOSIS BANDING
Hernia scrotalis
PEMERIKSAAN ANJURAN
1. USG scrotum 2. USG Abdomen 3. Tumor marker : AFP, HCG, dan LDH. 4. Rontgen Thorax 5. Biopsi jaringan
RENCANA TINDAKAN
1. Medikamentosa
: kemoterapi
2. Edukasi
:
3. Operatif
: orkiektomi, limfadenektomi.
HASIL PATOLOGI ANATOMI
DIAGNOSIS PASCA BEDAH (DIAGNOSIS PASTI)
PROGNOSIS
PEMBAHASAN
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Kanker testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis (buah zakar), yang bisa menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya benjolan di dalam skrotum (kantung zakar).Kanker testikuler, yang menempati peringkat pertama dalam kematian akibat kanker di antara pria dalam kelompok umur 20 sampai 35 tahun, adalah kanker yang paling umum pada pria yang berusia 15 tahun hingga 35 tahun dan merupakan malignansi yang paling umum kedua pada kelompok usia 35 tahun hingga 39 tahun. Kanker yang demikian diklasifikasikan sebagai germinal atau nongerminal. Tumor germinal t imbul dari sel germinal testis (seminoma, terakokarsinoma, terakokarsinoma, dan karsinoma embrional); tumor germinal timbul dari epithelium. Klasifikasi patologik tumor testis menurut WHO: I. Tumor sel bening: A. Tumor dengan satu pola histologik: 1. Seminoma 2. Seminoma spermatositik 3. Karsinoma embrional 4. Yolk sac tumor (Karsinoma embrional tipe infantile) 5. Teratoma: a. Matur b. Imatur c. Dengan transformasi maligna
B. Tumor dengan lebih dari satu pola histoligik: 1. Karsinoma embrional plus teratoma (teratokarsinoma) 2. Kariokarsinoma dan tipe lain apapun (perinci tipe-ti penya) 3. Kombinasi lain (perinci)
II. Tumor stromal-Tali kelamin: A. Bentuk berdiferensiasi baik: 1. Tumor sel leydig 2. Tumor sel sertoli 3. Tumor sel granulose B. Bentuk campuran (perinci) C. Bentuk berdiferensiasi tidak lengkap Sebagian besar neoplasma adalah germinal, dengan sekitar 40% a da la h se mi no ma .Seminoma .Seminoma cenderung cenderung untuk untuk tetap setempat, setempat, sementara sementara
tumor non seminomas tumbuh cepat. Penyebab tumor testikuler tidak tidak diketahui, teta pi kript okhid ism e, infe ksi, dan fakt or- fakt or gene geneti ticc dan dan endo endokr krin in tamp tampak ak berperan dalam terjadinya tumor tersebut. Risiko kanker testikuler adalah 35 kali lebih tinggi pada pria dengan segala tipe testis yang tidak turun ke dalam skrotum dibanding dengan populasi umum. Tumor testis biasanya malignan dan cenderung untuk bermetastasis lebih dini, menyebar dari testis te stis ke dalam nodus limfe dalam retroperineum dan ke paru-paru. INSIDENSI
Kanker testis adalah salah satu dari sedikit neoplasma yang dapat didiagnosis secara akurat melalui pemeriksaan penanda tumor ( tumor marker ) pa d a s e r um t e rs an gk a pe nd e r i t a yaitu pemeriksaan human chorionic gonadotropin (bhCG) dan α-fetoprotein α-fetoprotein (AFP). Insiden kanker testis memperlihatkan angka yang berbeda-beda di tiap ne ga r a, be gitu gi tu pula pada setiap setiap ras dan tingkat tingkat sosioekonom sosioekonomi. i. Di negara Skandina Skandinavia via dilaporkan 6,7 kasus baru dari 100.000 laki-laki tiap tahunnya sedangkan di Jepang didapatkan 0,8 dari 100.000 penduduk laki-laki. Di Amerika Serikat di temuan 6900 kasus baru kanker testis setiap tahunnya. ( greenleeet all,2000 ). Kemungkinan seorang lakilaki kulit putih untuk terkena kanker te st is se pa nj an g hidupny hidupnyaa di Amerika Serikat Serikat adalah adalah 0,2%. 0,2%. Saat ini angka angka survival pasien dengan tumor testis meningkat, hal ini memperlihatkan perkembangan perkembangan dan perbaikan dalam pengobatan dengan kombinasi kemoterapi yang efektif. Secara keseluruhan 5yea rs su rv iv al ra te me nga la mi penin peningk gkata atan n dari dari 78% pada pada 1974-1 1974-1976 976 menjadi 91% pada 1980 – 1985. Puncak insiden kasus tumor testis terjadi pada usia-usia akhir remaja sampai usia awal dewasa ( 20-40 tahun ), pada akhir usia dewasa ( Lebih dari 60 tahun ) dan pada anak ( 0-10 tahun ). Secara keseluruhan insiden tertinggi kasus tumor testis terjadi pada pria dewasa muda, hal ini membuat tumor inimenjadi noeplasma tersering mengenai pria usia 20-34 tahun dan tumor tersering kedua pada pria usia 35-40 tahun di Amerika Serikat dan Inggris Raya. Kanker testis sedikt lebih sering terjadi pada testis kanan dibanding testis kiri, ini berhu- bungan dengan lebih tingginya insidensi kriptoidosme pada testis kanan dibanding testis kiri. Pada tumor primer testis 2-3 % adalah tumor testis bilateral dan kira-kira 50% terjadi pada pria dengan riwayat kriptokidsme unilateral ataupun bilateral. Jika tumor testis sekunder disingkirkan maka insiden tumor testis primer bilateral 1 – 1 – 2,8 2,8 % dari seluruh kasus tumor sel germinal testis. Tumor primer testis bilateral dapat terjadi secara berbarengan ataupun tidak, tetapi cende-rung memiliki kesamaan jenis histilogisnya. Dari penelitian oleh Bach dkk. ( 1983 ) di dapatkan seminoma merupakan tumor primer testis bilateral tersering ( 48 % ) sedangkan limfoma malignan adalah tumor testis sekunder bilateral tersering.
ETIOLOGI
Kebanyakan kanker testis terjadi pada usia di bawah 40 tahun. Pe nye ba bn ya yan g pa st i tidak tidak diketah diketahui, ui, tetapi tetapi ada ada beberapa beberapa faktor faktor yang yang menunj menunjang ang terjadinya kanker testis: 1. Testis undesensus (testis yang tidak turun ke dalam skrotum) 2. Perkembangan testis yang abnormal. 3. Sindroma Klinefelter (suatu kelainan kromosom seksual yang ditandai dengan rendahnya kadar hormon pria, kemandulan, pembesaran payudara (ginekomasti a) d an te stis yang kecil kecil). ). 4. F a k t o r l a i n n y a y a n g k e m u n g k i n a n m e n j a d i p e n y e b a b d a r i k a n k e r t estis tetapi masihdalam taraf penelitian adalah pemaparan bahan kimia tertentu dan infeksi oleh HIV. Jika di dalam keluarga ada riwayat kanker testis, maka resikonya akan meningkat. 1% darisemua kanker pada pria merupakan kanker testis. Kanker testis merupakan kanker yang paling sering ditemukan pada pria be r us i a 15 -4 0 ta hu n. Ka n ke r t e s ti s di ke l om p ok k an menjadi: 1 . Seminoma : 30-40% dari semua jenis tumor testis. Biasanya ditemukan pa d a pr i a berusia 30-40 tahun dan terbatas pada testis. 2 . N o n s e m i n o m a : m e r u p a k a n 6 0 % d a r i s e m u a j e n i s t u m o r t e s t i s . Dibagi menjadisubkategori: a. Karsinoma embrional: sekitar 20% dari kanker testis, terjadi pada usia 20-30 tahun dan sangat ganas. Pertumbuhannya sangat cepat dan menyebar ke paru-paru dan hati.Tumor yolk sac: sekitar 60% dari semua jenis kanker testis pada anak laki-laki. b. Teratoma: sekitar 7% dari kanker testis pada pria dewasa dan 40% pada anak laki-laki. - Koriokarsinoma. c. Tumor sel stroma: tumor yang terdiri dari sel-sel Leydig, sel sertoli dan sel granu-losa. Tumor ini merupakan 3-4% dari seluruh jenis tumor testis. Tumor bisa me-nghasilkan hormon estradiol, yang bisa menyebabkan salah satu gejala kanker tes-tis, yaitu ginekomastia.
PATOFISIOLOGI
Tumor testis pada mulanya berupa lesi intratestikuler yang akhinya mengenai mengenai
seluruh seluruh parenkim parenkim testis. S e l -
sel tumor kemudian menyebar ke rete testis, epididimis, funikulussperma tikus, atau bahkan ke kulit scrotum. Tunika albugenia merupakan barrier yang sangat
kuat bagi penjalaran tumor testis ke organ sekitarnya, sehingga kerusakan tunika al bu ge ni a ol eh invasi tumor membuka membuka peluang peluang sel-sel sel-sel tumor tumor untuk untuk menyeb menyebar ar keluar keluar testis. testis. Kecuali kariokarsinoma, tumor testis menyebar melalui pembuluh limfe menuju ke kelenjar limfe retroperitoneal (para aorta) sebagai stasiun pertama, kemudian menuju ke kelenjar me-diastinal dan supraclavikula, sedangkan kariokarsinoma menyebar secara hematogen ke paru, hepar, dan otak.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala berupa : 1. 2. 3. 4.
Testis membesar atau teraba aneh (tidak seperti biasanya) Benjolan atau pembengkakan pada salah satu atau kedua testis Nyeri tumpul di punggung punggung atau perut bagian bawah – bawah – Ginekomastia Ginekomastia Rasa tidak nyaman/rasa nyeri di testis atau skrotum terasa berat.
Tetapi mungkin juga tidak ditemukan gejala sama sekali. Gejala timbul dengan sangat bertahap bertahap dengan massa atau benjolan pada testis yang tidak nyeri. Pasien dapat mengeluh rasa sesak pada skrotum, area inguinal, atau abdomen dalam. Sakit pinggang (akibat perluasan nodus retroperineal), nyeri pada abdomen, penurunan berat badan, dan kelema han umum dapatdiakibatkan oleh metastasis. Pembesaran testis tanpa ny eri adalah temuan diagnostik yangsignifikan. Satu-satunya Satu-satunya metode deteksi dini yang efektif adalah pe m er i k s a an t es t i s ma nd i r i. S u a tu tu b a g i a n p e n t i n g d a r i p r o m o s i k e s e h a t a n u n t u k p r i a h a r u s m e n c a k u p pa me ri ks aa n ma nd ir i. Pengajar Pengajaran an tentang tentang pemeriksa pemeriksaan an mandiri mandiri adalah adalah intervensi penting untuk deteksi dini penyakit ini.
EVALUASI DIAGNOSTIK
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. P e m e r i k s a a n lain lainny nyaa yan yang g biasa biasa dila dilaku kuka kan: n: 1. USG skrotum 2. Pemeriksaan darah untuk petanda tumor AFP (alfa fetoprotein), HCG (human chorionicgonadotrophin) dan LDH (lactic dehydrogenase). Hampir 85% kank ka nk er no n- se mi no ma menunj menunjukk ukkan an penin peningk gkatan atan kada kadarr AFP atau atau beta beta HCG. HCG. 3. Rontgen dada (untuk mengetahui penyebaran kanker ke paru-paru) 4. CT scan perut (untuk mengetahui penyebaran kanker ke organ perut)
5. Biopsi jaringan
Human chorionic gonadotropin dan α -fetoprotein adalah penanda tumor yang mungkin meningkat pada pasien kanker testis. (Penanda tumor adalah substansi yang disintesis oleh sel-sel tumor dan dilepaskan ke dalam sirkulasi dalam jumlah yang abnormal). Tehnik imunositokimia yang terbaru dapat membantu mengidentifikasi mengidentifik asi sel-sel y a ng ng t a m p a k n y a m e n g h a s i l k a n p e n a n d a i n i . K a d a r p e n a n d a t u m o r d a l a m darah digunakan untuk mendiagnosis, menggolongkan, dan memantau r e s po n t er ha da p pe ng ob at a n. Uj i di a gn os t ic lain ainnya mencakup urografi intravena untuk mendeteksi segala bentuk penyimpangan uretral yang disebabkan oleh massa tumor; limfangiografi untuk mengkaji keluasan penyebaran tumor kesistem limfatik; dan pemindai CT dada dan abdomen untuk menentukan keluasan penyakit dalam paru-paru dan retroperineum. PENATALAKSANAAN
Pengobatan tergantung kepada jenis, stadium dan beratnya penyakit. Se t e l a h k a n k e r ditemuk ditemukan, an, lang langkah kah perta pertama ma yang dilak dilakuka ukan n adalah adalah menent menentuka ukan n jenis jenis sel kankernya, selanjutnya ditentukan stadiumnya: 1. S t a d i u m I : k a n k e r b e l u m m e n y e b a r k e l u a r t e s t i s . 2. Stadium II: kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di perut 3. Stadium III: kanker telah menyebar ke luar kelenjar getah bening, bisa samp ai ke hati ata u paru paru-p -par aru. u. Ada 4 macam pengobatan pengobatan yang bisa digunakan: digunakan: 1. Pembedahan:
pengangkatan
testis
(orkiektomi) dan pengangkatan kelenjar getah bening (limfadenektomi). 2. T e r a p i p e n y i n a r a n : m e n g g u n a k a n s i n a r X d o s i s t i n g g i a t a u s i n a r e nergi tinggi lainnya,seringkalidilakukan setelah limfadenektomi pada tu mor non-seminoma. Juga digunakan sebagai pengobatan utama pada seminoma, terutama pada stadium awal. 3. Kemoterapi: digunakan obat-obatan (misalnya cisplastin, bleomycin dan etoposid) untuk membunuh membunuh
sel-sel
kanker.
Kemoterapi telah meningkatkan angka harapan hidup penderitatumor nonseminoma. 4. Pencangkokan Pencangkokan
sumsum tulang: dilakukan jika
tel ah men yeb abk an ke rus aka n pada pada sumsu sumsum m tula tulang ng pend pender erita ita..
kemoterapi
Tumor seminoma 1. Stadium I diobati dengan orkiektomi dan penyinaran pen yinaran kelenjar getah bening perut 2. Stadium II diobati dengan orkiektomi, penyinaran kelenjar getah bening dan kem ote ra pi deng dengan an sisp sispla lasti stin n 3. Stadium III diobati dengan orkiektomi dan kemoterapi multi-obat.
Tumor non-seminoma: 1. Stadium I diobati dengan orkiektomi dan kemungkinan dilakukan limfadenektomi perut. 2. S t a d i u m I I d i o b a t i d e n g a n o r k i e k t o m i d a n l i m f a d e n e k t o m i p e r u t , k e mungkinan diikutidengan kemoterapi. 3. Stadium III diobati dengan kemoterapi dan orkiektomi.
Jika kankernya merupakan kekambuhan dari kanker testis sebelumnya, d i b e r i k a n kemoterapi kemoterapi beberapa beberapa obat (ifosfamide, (ifosfamide, cisplastin cisplastin dan etoposid etoposid atau vinblas vinblastin). tin). Kanker testikuler adalah salah satu tumor padat yang dapat disembuhka n. Tujuan penatalaksanaan adalah untuk menyingkirkan menyingkirkan penyakit dan m encapai penyembuhan. Pemilihan pengobata n tergantung pada tipe sel dan keluasan anatomi penyakit. Testis diangkat dengan orkhioektomi
melalui
suatu
insisi
inguinal
dengan
ligasi
tinggi
korda
sp er ma ti kus . Pr osth os th es is yang yang terisi terisi deng dengan an jel dapa dapatt ditanam ditanamkan kan untu untuk k mengisi mengisi testis testis yang yang hilang. setelah orkhioektomi unilateral untuk kanker testis, sebagian besar pasien tidak mengalami fungsi endokrin. Namun demikian, pasien lainnya mengalami penurunan
kadar
hormonal,
yang
menandakan
bahwa
testis
yang sehat tidak berfungsi pada ti ngkat yang normal. Diseksi nodus lim fe retroperineal(RPLND) untuk mencegah penyebaran kanker melalui jalur limfatik mungkin dilakukan setelah orkhioektomi. Meskipun libido dan orgasme normal tidak meng mengal alam amii
gang ganggu guan an setela setelah h
RPLN RPLND, D, pas ie n mun gki n dap at me nga la mi dis fun gsi
eja kulas i deng an akib at inf erti lit as. Men yimpan sper sperma ma di di bank bank sper sperma ma sebe sebelu lum m operasi mungkin menjadi pertimbangan. Iradiasi nodus limfe pascaoperasi dari diagfragma sampai region iliaka digunakan untuk mengatasi seminoma dan hanya diberikan pada tempat tumor
saja.
Testis
lainnya
dilindungi
dari
radiasi radiasi untuk untuk menyelam menyelamatk atkan an ferti fertilita litas. s. Radi Radiasi asi juga juga digu digunak nakan an untu untuk k pa pa s i e n y a n g t i d a k
menunjukkan respon terhadap kemoterapi atau bagi mereka yang tidak direkomendasikan untuk dilakukan
pembedahan
nodus
limfe.
Karsinoma testis sangat responsive terhadap terapi medikasi. Kemoterapi m ultipledengan sisplantin dan preparat lainnya seperti vinblastin, bleomisin, d a k t i n o m i s i n , d a n siklof siklofos osfa famid mid mem member berika ikan n persen persentas tase e remisi remisi yang yang ting tinggi. gi. Hasi Hasill yang yang baik baik dapat
dicapai
dengan
mengkombinasi tipe pengobatan yang berbeda, termasuk pembedahan, tera pi radiasi, dankemoterapi. Bahkan kanker testikuler diseminata sekalipun, p r o g n o s i s n y a m a s i h b a i k , d a n peny penyak akit it kem kemun ungk gkin inan an dapa dapatt dis disem embu buhk hkan an kare karena na kema kemaju juan an dalam diagnosis dan pengobatan.
INTERVENSI KEPERAWATAN/HEALTH EDUCATION
Karena pasien mungkin mengalami kesulitan kesulitan dalam menerima kondisi ini, isu -isu y a ng ng b e r h u b u n g a n d e n g a n c i t r a t u b u h d a n s e k s u a l i t a s h a r u s d i u n g k a p k a n . P a s i e n m e m e r l u k a n doro dorong ngan an untuk untuk mempe mempert rtah ahan ankan kan sikap sikap yang yang posit positif if selama selama perjalanan terapi. Pasien juga harus m e n ge t a hu i ba h wa t e r ap i ra di a si ti d ak ha r us selalu
menghambat
pasien
untuk
menjadi
seorang
ayah ayah,, dan dan eksis eksisii tum tumor or unila unilate tera rall tid tidak ak haru haruss menu menuru runk nkan an viril virilita itas. s. P a s i e n d e n g a n r i w a y a t s a t u t u m o r t e s t i k u l e r m e m p u n y a i p e l u a n g y a n g l e b i h b e s a r u n t u k me me ngalami tumor berikutnya. Pemeriksaan tindak lanjut mencakup rontgen, urografi ekskretori, radioimmunoassay untuk human chorionic gonadotropins dan kadar αf e t o p r o t e i n , s e r t a peme pemeri riks ksaa aan n nodu noduss limfe limfe untu untuk k mend mendet etek eksi si mal malig ignan nansi si kam kambu buha han. n.