REFERAT
TUMOR TESTIS
PERSEPTOR: dr. Saut H., Sp.U
Dokter Muda: Radita Dewi Prsetyani, S.ed Siti A!"ina O#ta"ia, S.ed
EPA$ITERAA$ %I$I &A'IA$ &EDAH RUMAH SAIT UMUM DAERAH DR. H. A&DU% MOE%OE FAU%T FAU%TAS EDOTERA$ EDOTE RA$ U$I(ERSITAS U$I (ERSITAS %AMPU$' &A$DAR %AMPU$' )*+
&A& I PE$DAHU%UA$
+.+ %atar %atar &e!akan &e!akan-
Tumor Tumor traktus traktus urogenitalia urogenitalia merupakan keganasan yang sering dijumpai dite ditemp mpat at
prak prakte tek k
seha sehari ri-h -har arii
yang ang
mung mungki kin n
terl terlew ewat atka kan n
kare karena na
kewaspa kewaspadaa daan n yang yang kurang kurang dari dari dokter dokter dalam dalam mengen mengenali ali penyak penyakit it ini. ini. Tumor urogenitalia dapat tumbuh diseluruh organ urogenitalia mulai dari ginjal beserta salurannya, ureter, buli-buli, prostat, ureter, testis dan penis. Semua gambaran atau manifestasi klinis tumor urogenital tergantung dari letk tumor, stadium dan penyulit yang disebabkan oleh tumor. Metastasis pada paru, otak, tulang dan liver dapat menyebabkan gangguan organ tersebut dan memberikan menifestasi klinis sesuai dengan gejala organ yang terkena. Diantara keganasan urogenitalis, karsinoma kelenjar prostat merupakan keganasan yang angka kejadiannya paling banyak, kemudian disusul oleh keganasan buli-buli.
Tumor
test testis is
rela relati tiff
jara jarang ng
ditem itemuk ukan an,,
wala walaup upun un
insi insid densi ensiny nyaa
menu menunju njukk kkan an peni pening ngka katan tan dari dari tahun tahun-ta -tahu hun n terak terakhi hirr ini. ini. Di Ingg Inggris ris ditemukan kurang dari ! dari seluruh kematian akibat kanker. Tumor testis "ukup penting, banyak mengenai pria dewasa muda dan merupakan kegana keganasan san yang paling paling sering sering ditemuka ditemukan n pada pada kelomp kelompok ok ini. dian dianta taran ranya ya memp mempun unya yaii
#anyak #anyak
ting tingkat kat kega kegana nasan san yang yang ting tinggi gi wala walaup upun un 1
kemajuan kemoterapi akhir-akhir ini telah mampu memperbaiki prognosis penderita. Tumor testis merupakan keganasan terbanyak pada pria yang berusia diantara $-%$ tahun dan merupakan -&! semua neoplasma pada pria. 'ada akhir-akhir ini terdapat perbaikan usia harapan hidup pasien yang mendapatkan terapi jika dibandingkan dengan %( tahun yang lalu, karena saran diagnosis yang lebih baik, ditemukannya penanda tumor, regimen terapi dan radiasi, serta teknik pembedahan yang lebih baik.
2
&A& II TI$AUA$ PUSTAA
).+ Anato/i
Testis adalah organa genitalia pria yang terletak di skrotum. )kuran testis pada orang dewasa adalah *+%+&,$"m dengan volume $-&$ ml berbentuk ovoid. ebuah dua testis terbungkus oleh jaringan Tunika albuginea yang melekat pada testis. Diluar Tunika albuginea terdapat Tunika vaginalis yang terdiri atas lapisan viseralis dan parietalis, serta Tunika dartos. tot kremester yang berada di sekitar testis memungkinkan testis dapat digerakan mendekati rongga abdomen untuk mempertahankan temperatur testis agar tetap stabil.
Testis bagian dalam terbagi atas dua lobulus yang tediri dari Tubulus seminiferus, sel-sel Sartoli dan sel-sel eydig. 'roduksi sperma atau spermatogenesis terjadi pada T.seminiferus. Sel-sel eydig mensekresi testosteron. 'ada bagian posterior tiap-tiap testis terdapat duktus melingkar yang disebut epididimis, bagian kepalanya berhubungan dengan duktus seminiferus /duktus untuk aliran keluar0 dari testis, dan bagian ekornya terus melanjut ke vas deferens. 1as deferens adalah duktus ekskretorius testis yang membentang hingga ke duktus vesikula seminalis, kemudian membentuk duktus ejakulatorius. Duktus ejakulatorius
selanjutnya
bergabung dengan uretra yang merupakan saluran keluar bersama baik sperma maupun kemih.
3
Se"ara histopatologis, testis terdiri atas 2&$( lobuli dan tiap-tiap lobulus terdiri atas Tubuli seminiferi. Didalam tubulus seminiferus terdapat sel-sel spermatogonia dan sel sertoli, sedang diantara tubuli seminiferus terdapat sel-sel eydig. Sel sertoli berfungsi memberi makan pada bakal sperma, sedangkan sel-sel leydig atau disebut sel interstisial testis berfungsi dalam menghasilkan hormon testosteron. Sel-sel spermato3oa yang diproduksi di Tubuli seminiferi testis disimpan dan mengalami pematangan atau maturasi di epididimis. Setelah matur sel-sel spermato3oa bersama-sama dengan getah dari epididimis dan vas deferens disalurkan menuju ke ampula vas deferens. Sel-sel itu setelah ber"ampur dengan "airan-"airan epididimis, vas deferens, vesikula seminalis, serta "airan prostat membentuk "airan semen atau mani.
Testis divaskularisasi oleh beberapa "abang arteri, yaitu4 . 5rteri spermatika interna yang merupakan "abang dari aorta &. 5rteri deferensialis "abang dari 5. vesikalis inferior %. 5rteri kremasterika yang merupakan "abang 5. epigastrika 'embuluh vena yang meninggalkan testis berkumpul membentuk pleksus pampiniformis.
4
).)
Fisio!o-i
Testis mempunyai fungsi
eksokrin dalam spermatogenesis dan fungsi
endokrin untuk mensekresi hormon-hormon seks yang mengendalikan perkembangan dan fungsi seksual. 'usat pengendalian hormonal dalam sistem reproduksi adalah sumbu hipotalamus-hipofisis. 6ipotalamus memproduksi Gonadotropin Hormone Releasing Hormone (GnRH), Follicle
Stimulating
Hormone
Releasing
Hormone
(FSHRH)
dan
Luteniing Hormone Releasing Hormone (LHRH). 6ormon-hormon ini dibawa ke hipofisis anterior untuk merangsang sekresi Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteniing Hormone (LH), yang pada pria lebih umum dikenal sebagai Interstitial Stimulating 6ormone /I7S60.
5
'roses pematangan sel-sel leydig janin dikendalikan oleh kromosom 8 dan dirangsang oleh I7S6. Sel-sel leydig ini akan menghasilkan testosteron yang menyebabkan proses diferensiasi dari vas deferens dan vesikula seminalis.
Metabolit
testosteron
yaitu
Dihidrotestosteron
/D6T0,
menyebabkan proses diferensiasi dari prostat dan genitalia eksterna. 'roduksi testosteron oleh sel-sel intertitial pada pria akan sangat meningkat pada permulaan pubertas. I7S6 akan merangsang sel-sel leydig untuk
menghasilkan
testosteron,
D6T
dan
estradiol,
9S6
akan
merangsang sel sertoli untuk mempengaruhi pembentukan sperma. 9S6 dalam kadar rendah juga akan memperkuat efek perangsangan I7S6. Testosteron harus dihasilkan dalam kadar yang "ukup supaya proses spermatogenesis dapat berlangsung dengan sempurna. Dengan demikian, baik 9S6 maupun I7S6 harus dilepaskan oleh hipofisis anterior agar spermatogenesis dapat berlangsug. Selanjutnya testosteron, D6T, estradiol dan 3at yang disekresikan tubular inhibin akan menghambat sekresi I7S6 dan 9S6 oleh hipofisis anterior, sehingga terjadi sistem umpan balik yang mengatur kadar testosteron dalam sirkulasi darah.
).0 De1inisi Tu/or Testis Tumor testis adalah tumor yang berasal dari sel germinal atau jaringan
stroma testis. Dimana terjadi pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis /buah 3akar0, yang bisa menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya benjolan di dalam skrotum. Sebagian besar /2:$!0 tumor testis primer, berasal dari sel germinal sedangkan sisanya berasal dari non germinal. Tumor germinal testis terdiri atas seminoma dan non seminoma.
6
Seminoma berbeda sifat-sifatnya dengan non seminoa, antara lain sifat keganasannya, respon terhadap radioterapi dan prognosis tumor. Tumor yang bukan berasal dari sel-sel germinal atau non germinal diantaranya adalah tumor leydig, sel sertoli dan gonadoblastoma. Selain berada didalam testis, tumor sel germinal juga bisa berada di luar testis sebagai estragonadal germ "ell tumor antara lain di mediastinum, retroperitoneum, daerah sakrokoksigens dan glandula pineal. Seminoma testis adalah tumor testis yang paling umum sekitar *$! darisemua tumor testis. #iasanya ditemukan pada pria berusia %(-*( tahun danterbatas pada testis. Seminoma berasal dari sel benih yang tumbuh dari epiteltubulus seminiferus. Testis membesar berupa tumor solid berwarna putih,homogen dan keras. Tumor ini mengganti seluruh bagian tubuh testis.Sekelompok ke"il sisa testis terdesak pada salah satu tepi tumor.
).2 Insiden Tu/or Testis
Insiden kanker testis di ;ropa meningkat, dengan dua kali lipat setiap &(tahun. Insiden saat ini adalah <%=(( (((=tahun, dengan tingkat tertinggi dinegara-negara ;ropa )tara /<>=(( (((=tahun0. 5ngka kematian sangat rendah/%,> "ases=(( (((=tahun0. Tumor testis, *(! adalah seminoma dan <(! non-seminoma. anker testis invasif berkembang dari karsinoma in situ /7IS0 =intraepithelial neoplasia testis /TI?0, sering ditemukan dalam jaringan testis sisanonmalignant. 'ada biopsi a"ak, &! -$! pasien kanker testis memiliki 7IS ditestis kontralateral. 6al ini sesuai dengan tingkat &! -%! dari kanker testiskontralateral sinkron atau meta"hronous.
7
).3 Etio!o-i Tu/or Testis
ebanyakan kanker testis terjadi pada usia di bawah *( tahun. 'enyebabnya yang pasti tidak diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang menunjang terjadinya kanker testis4 •
Testis undesensus /testis yang tidak turun ke dalam skrotum0 atau kriptorkismus
riptorkismus
merupakan
faktor
resiko
timbulnya
karsinoma testis. Dikatakan bahwa @A (! pasien karsinoma testis, menderita kriptorkismus. Meskipun sudah dilakukan orkidopeksi, resiko timbulnya degenerasi maligna tetap ada. 'ria dengan testis undesenden mempunyai risiko ( kali untuk mendapat tumor dibandingkan dengan
•
mereka yang mempunyai testisintraskrotal. 5trofi Testis. agagalan testis untuk bertumbuh menjadi matur atau men"apai ukuran normal. 6al ini dapat disebabkan oleh infeksi mumps,
•
torsi atau trauma. Terpapar dengan bahan kimia dan polutan.Terpapar dengan substansi=3at toksin dapat menyebabkan perkembangan yang abnormal dari testis. 6al
•
ini meningkatkan frekuensi tumor testis pada usia %(-*( tahun. 'emaparan Dietilstilbesterol /D;S0. 'ada anak-anak yang lahir dari wanita dengan level estrogen yang tinggi selama hamil sangat beresiko untuk
•
terdapatnya tumor testis dan kriptorkidisme. Sindroma linefelter /suatu kelainan kromosom seksual yang ditandai dengan rendahnya kadar hormon pria, kemandulan, pembesaran payudara
•
/ginekomastia0 dan testis yang ke"il0. 5da riwayat kanker testis dalam keluarga.
Sebagian besar /2 :$!0 tumor testis primer, berasal dari sel germinal sedangkan sisanya berasal dari non germinal. Tumor germinal testis terdiri atas seminoma
8
dan non seminoma. Seminoma berbeda sifat-sifatnya dengan non seminoma, antara lain
sifat keganasannya, respon terhadap radioterapi, dan prognosis
tumor. Tumor
yang
bukan
berasal
dari
sel-sel
germinal
atau
non
germinal
diantaranya adalah tumor sel eydig, sel sertoli, dan gonadoblastoma. Selain berada di dalam testis, tumor sel germinal juga bisa berada di luar testis sebagai e!tragonadal germ cell tumor antara lain dapat berada di mediastinum, retroperitoneum, daerah sakrokoksigeus, dan glandula pineal. #erikut gambar klasifikasi tumor testis4
). Pato1isio!o-i Tu/or Testis
Tumor testis pada mulanya berupa lesi intratestikuler yang akhinya mengenai seluruh parenkim testis. Sel-sel tumor kemudian menyebar ke ratetestis, epididimis, funikulus spermatikus, atau bahkan ke kulit s"rotum. Tunika albugenia merupakan barrier yang sangat kuat bagi penjalaran tumor testis keorgan sekitarnya, sehingga kerusakan tunika albugenia oleh
9
invasi tumor membuka peluang sel-sel tumor untuk menyebar keluar testis.
e"uali kariokarsinoma, tumor testis menyebar melalui pembuluh limfe menuju ke kelenjar limfe retroperitoneal /para aorta0 sebagai stasiun pertama, kemudian menuju ke kelenjar mediastinal dan supra"lavikula, sedangkan kariokarsinoma menyebar se"ara hematogen ke paru, hepar, dan otak.
).4 'a/5aran !inis Tu/or Testis
Bambaran khas tumor testis ialah benjolan di dalam skrotum yang tidak nyeri. #iasanya tumor terbatas di dalam testis sehingga mudah dibedakan dariepidimis pada palpasi yang dilakukan dengan telunjuk ibu jari. Bejala pada umum dapat diakibatkan oleh metastasis. 'embesaran testis tanpa nyeri adalah temuan yang paling umum dijumpai tetapi mungkin juga tidak ditemukan gejala sama sekali. Bejala timbul dengan sangat bertahap denganmassa atau benjolan pada testis yang tidak nyeri. 'asien dapat mengeluh rasasesak pada skrotum, area inguinal, atau abdomen dalam. Sakit pinggang /akibat perluasan nodus retroperineal0, nyeri pada abdomen, penurunan berat badan, dankelemahan diagnostik yang signifikan.
Satu-satunya metode deteksi dini yang efektif adalah pemeriksaan testismandiri. Suatu bagian penting dari promosi kesehatan untuk pria
10
harus men"akup pameriksaan mandiri. 'engajaran tentang pemeriksaan mandiri adalah intervensi penting untuk deteksi dini penyakit ini.
#erikut beberapa gejala dari tumor testis adalah4 •
'embesaran testis yang seringkali tidak nyeri. ?amun %(! mengeluh nyeridan terasa berat pada kantung skrotum, sedangkan (! mengeluh
• • • •
nyeri akut pada skrotum. Testis membesar atau teraba aneh /tidak seperti biasanya0 #enjolan atau pembengkakan pada salah satu atau kedua testis ?yeri tumpul di punggung atau perut bagian bawah Binekomastia. Binekomastia adalah manifestasi dari beredarnya kadar b67B di dalam sirkulasi sistematik yang banyak terdapat pada
•
koriokarsinoma. Casa tidak nyaman=rasa nyeri di testis atau skrotum terasa berat
'ada pemeriksaan fisis testis terdapat benjolan padat keras, tidak nyeri pada palpasi, dan tidak menunjukkan tanda transiluminasi. Diperhatikan adanya infiltrasi tumor pada funikulus atau epididimis. 'erlu di"ari kemungkinan adanya
massa
di
abdomen,
benjolan
kelenjar
supraklavikuler, ataupun ginekomasti.
).6 Stadiu/ tu/or
#erdasarkan sistem klasifikasi T?M, penentuan T dilakukan setelah orkidektomi berdasarkan atas pemeriksaan histopatologik. #eberapa
"ara
penetuan
stadium
klinis
yang
lebih
sederhana
dikemukakan oleh #oden dan Bibb, yaitu stadium 5 atau I untuk tumor
11
testis yang masih terbatas pada testis, stadium # atau II untuk tumor yang telah mengadakan penyebaran ke kelenjar regional /para aorta0 dan stadium 7 atau III kelenjar
untuk tumor yang telah menyebar keluar dari
retroperitoneum
atau
telah
mengadakan
metastasis
supradiafragma. Stadium II dibedakan menjadi stadium II5 untuk pembesaran limfonudi para aorta yang belum teraba, dan stadium II# untuk pembesaran limfonudi yang telah teraba /( "m0.
).7 Penye5aran Tu/or Testis
Tumor testis pada mulanya berupa lesi intratestikuler yang akhirnya mengenai seluruh parenkim testis. Sel-sel tumor kemudian menyebar ke rete testis, epididimis, funikulus spermatikus atau bahkan ke kulit skrotum.
Tunika albuginea merupakan barier yang sangat kuat bagi
penjalaran tumor testis ke organ sekitarnya, sehingga kerusakan tunika albuginea oleh invasi tumor membuka peluang sel-sel tumor untuk menyebar keluar testis. e"uali korio karsinoma, tumor testis menyebar melalui pembulu" limfe menuju ke kelenjar limfe retroperitoneal /para aorta0 sebagai stasiun
pertama,
supraklavikula,
kemudian sedangkan
menuju korio
ke
karsinoma
"ematogen ke paru, hepar, dan otak.
#erikut sistem penderajatan karsinoma testis4
12
limfe mediastinal dan menyebar
se"ara
).+* Dia-nosa Tu/or Testis
5. 5nemnesa #. 'emeriksaan fisik o 'ada pemeriksaan fisis testis terdapat benjolan padat keras, tidak nyeri pada palpasi tetapi kadang-kadang nyeri pada perabaan dan konturnya bisa sangatireguler atau sedikit ireguler dan tidak menunjukkan tanda transiluminasi. 7. 'emeriksaan penunjang )SB • 'emeriksaan ulltrasonografi yang
berpengalaman
dapat
membedakan dengan jelas lesi intra atau ekstratestikuler dan
13
massa padat atau kistik. ?amun ultrasonografi tidak dapat mempelihatkan
tunika
albuginea,
sehingga
tidak
dapat
dipakai untuk menentukan penderajatan tumor testis. Seminoma biasanya mun"ul sebagai massa testis homogen e"hogeni"ity rendah dibandingkan dengan jaringan testis normal. Massa biasanya oval dan didefinisikan dengan baik tanpa adanya invasi lokal. 5liran darah Internalterlihat. Daerah fibrosis dan kalsifikasi kurang umum daripada non-seminomatous tumor sel kuman. Seminoma lebih besar dapat tampil lebih beragam. •
7T S"an #T scan berguna untuk menentukan ada tidaknya metastasis pada retroperitoneum. 7T abdomen dan panggul yang penting dalam memvisualisasikan metastasis baik sebagai bagian dari seminoma stadium primer tetapi juga dalam diagnosisutama ketika massa testis
tidak
diketahui.
Metastasis
ke
para-aorta
kelenjar
getah bening pada tingkat pembuluh ginjal adalah situs pertama khas karena menyebar ke drainase limfatik dari testis berhubungan dengan penurunan testis embriologi. Metastasis nodal sering besar, kepadatan homogen dan "enderung untuk membungkus vessles sekitarnya. Metastasis kelenjar getah inguinalis atau iliakasimpul menyarankan limfatik menyebar melalui skrotum dan ekstensi tumor itu lokal di luar tunika vaginalis. Metastasis vis"eral terlihat di sekitar $! pasien pada presentasi /paru-paru, hati, tulang, otak0. Staging 7T dada hanya ditunjukkan ketika daerah getah bening para-aorta penyebaran simpul hadir atau jika ada 9ototoraks
14
abnormal.
Setelah
metastasis kelenjar getah
terapi simpul
menguranginyata dalam ukuran tetapi beberapa jaringan abnormal tidak aktif tetap ada yang dapat sulit dibedakan dari penyakit sisa dan pemantauan sementara MCI
•
MCI dapat mengenali tunika albuginea se"ara terperin"i sehingga dapat dipakai untuk menentukan luas ekstensi tumor testis 'enanda tumor
•
'enanda tumor pada karsinoma testis germinal bermanfaat untuk membantu diagnosis, penentuan stadium tumor, monitoring respons pengobatan, dan sebagai indikator prognosis tumor testis.
'enanda tumor yang paling sering diperiksa pada tumor testis adalah4 . 59' /5lfa 9eto 'rotein0 adalah suatu glikoprotein yang diproduksi oleh karsinoma embrional, teratokarsinoma, atau tumor $olk sac, tetapi tidak diproduksi oleh koriokarsinoma murni dan seminoma murni. 'enanda tumor ini mempunyai masa paruh $-@ hari. &.
67B
/ Human #"orionic
Gonadotropin0 adalah
suatu
glikoprotein yang pada keadaan normal diproduksi oleh jaringan trofoblas. 'enanda tumor ini meningkat pada semua pasien koriokarsinoma, pada *(!-<(! pasien karsinoma embrional, dan
$!-(! pasien seminoma murni. 67B mempunyai waktu
15
paruh &*-%< jam.
).++ Penata!aksanaan Tu/or Testis
'ada dugaan tumor testis tidak diperbolehkan melakukan biopsi testis, karena itu untuk penegakan diagnosis patologi anatomi, bahan jaringan harus
diambil dari
orkidektomi.
rkidektomi
dilakukan
melalui
pendekatan inguinal setelah mengangkat testis dan funikulus spermatikus sampai anulus inguinalis internus. #iopsi atau pendekatan trans-skrotal tidak diperbolehkan karena ditakutkan akan membuka peluang sel-sel tumor mengadakan penyebaran. Dari hasil pemeriksaan patologi dapat dikategorikan antara seminoma dan non seminoma. Eenis seminoma memberikan respon yang yang "ukup baik terhadap radiasi sedangkan jenis non seminoma tidak sensitif. leh karena itu radiasi eksterna dipakai sebagai ajuvan terapi pada seminoma testis. 'ada non seminoma yang belum melewat stadium III dilakukan pembersihan kelenjar retroperitoneal atau retroperitoneal l$mp"node
disection
(R%L&'). Tindakan diseksi kelenjar pada
pembesaran aorta yang sangat besar didahului dengan pemberian sitostatika terlebih dahulu dengan harapan akan terjadi donstaging dan ukuran tumor akan menge"il. Sitostatika yang diberikan di berbagai klinik tidak sama. Di beberapa klinik diberikan kombinasi regimen '1# /Sisplatinum, 1inblastin, dan #leomisin0. #erikut diagram penatalaksanaan tumor testis4
16
Cegimen multiagent kemoterapi untuk germ "ell tumor adalah kombinasi dari % obat yaitu bleomy"in, etoposide, dan "isplatin /#;'0. 'emberian diulang setiap & hari. Satu siklus terdiri dari4 "isplatin &( mg=m& I1 hari A$ etoposide (( mg=m I1 hari A$, dan bleomy"in, %( units I1, hari &, :, dan <. 'emberian bleomisin dapat digantikan ifosfamid sehingga digunakan regimen 1I' /1'-<=etoposide, ifosfamide, platinum0. Eika pemberian kemoterapi tanpa bleomisin maka menjadi kombinasi ';. emoterapi diberikan % siklus #;' atau * siklus '; pada tumor primer atau tanpa adanya metastase, dan * siklus #;' atau * siklus 1I' pada tumor testis dengan metastase.
17
&A& III ESIMPU%A$
Tumor testis merupakan tumor yang berasal dari sel germinal atau jaringan stroma testis. Tumor testis "ukup penting, banyak mengenai pria dewasa mudadan merupakan keganasan yang paling sering ditemukan pada kelompok ini. Dalam diagnosa penyakit diperlukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Salah satu pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah pemeriksaan radiologi.
18
'emeriksaan radiologi yang dapat dilakukan antara lain 4 7T S"an, MCI,dan )SB. 7T-S"an berguna untuk menentukan stadium pada tumor testis. )ltrasonografi pada testis digunakan untuk menentukan penempatan suatu massa yang dapat teraba ketika di"urigai adanya tumor pada testis. #iasanya, lesi ekstratestikular yang dapat diraba bersifat jinak. 'ada sisi lain, massa intratestikular, terutama jika teraba, bersifat ganas dan harus segera dioperasi. Sedangkan MCI dapat melihat gambaran jaringan dari tumor testis tersebut. etiga ma"am pemeriksaan radiologi tersebut penting dalam menegakkan diagnosis tumor testis.
Dari hasil pemeriksaan patologi dapat dikategorikan antara seminoma dan nonseminoma. Eenis seminoma memberikan respon yang "ukup baik terhadap radiasi sedangkan jenis non seminoma tidak sensitif. leh karena itu radiasi eksterna dipakai sebagai ajuvan terapi pada seminoma testis. 'ada non seminoma yang belum melewat stadium III dilakukan pembersihan kelenjar retroperitoneal atau retroperitoneal l$mp"node disection (R%L&').
19
DAFTAR PUSTAA
Ea"k FM, ;mil 5T. &((>. SmithGs Beneral urology. )nited States of 5meri"a4 The M"Braw-6ill 7ompanies. 'urnomo, #.#. &((%. Dasar-dasar )rologi, edisi ke dua. Eakarta4 Sagung Seto Sjamsuhidajat, C., De Eong, F. ::@. #uku 5jar Ilmu #edah ;d revisi. Eakarta4 ;B7 'ri"e, S5,Filson M. &(&. 'atofisiologi onsep linis 'roses-'roses 'enyakit ;d <. Eakarta4 ;B7.
20
.
21