BAB I
PENDAHULUAN
Tumor merupakan sel neoplastik yang otonom dalam arti tumbuh dengan kecepatan yang tidak terk terkoo oord rdin inas asii denga dengan n kebu kebutu tuha han n hosp hospes es dan dan fungs fungsii yang yang sanga sangatt tida tidak k berg bergan antu tung ng pada pada pengawasan homeostasis sebagian besar sel tubuh lainnya. Pertumbuhan sel neoplastik biasanya progresif, yaitu tidak mencapai keseimbangan, tetapi lebih banyak mengakibatkan penambahan massa sel yang mempunyai sifat-sifat yang sama. Neoplasma tidak melakukan tujuan adaptif yang menguntungkan hospes, tetapi lebih sering membahayakan. Tumor Tumor dapat dapat bersif bersifat at ganas ganas atau atau jinak, jinak, tumor tumor ganas ganas atau atau kanker kanker terjadi terjadi karena karena timbul timbul dan berkembang biaknya sel jaringan sekitarnya (infiltratif) sambil merusaknya (destruktif), dapat menyebar ke bagian lain tubuh dan umumnya fatal jika dibiarkan. Tumor jinak tumbuh dengan batas tegas dan tidak menyusup, tidak merusak tetapi membesar dan menekan jaringan sekitarnya (ekspansif). rekuensi relatif kanker pada beberapa daerah di !ndonesia tidak sama, yang banyak ditemukan ialah karsinoma ser"ik uteri, karsinoma hepatoseluler, karsinoma payudara, karsinoma paru dan leukemia. Pada dasawarsa terakhir telah terbukti bahwa #$-%$& kasus kanker pada manusia dipromosi oleh faktor lingkungan. 'alam hal ini, lingkungan dalam arti luas yang meliputi gaya hidup, bahan kimia, fisika, maupun "irus. Tumor Tumor testis testis merupa merupakan kan keganas keganasan an terbany terbanyak ak pada pria pria berusi berusiaa dianta diantara ra -* -* tahun tahun dan merupak merupakan an -+& -+& dari dari semua semua neoplas neoplasma ma pada pria. pria. khirkhir-akhi akhirr ini terdap terdapat at perbai perbaikan kan usia usia harapan hidup pasien yang mendapatkan terapi jika dibandingkan dengan *$ tahun yang lalu, kare karena na sara sarana na diag diagno nosi siss lebi lebih h baik, baik, diket diketem emuka ukan n peta petand ndaa tumo tumor, r, dike dikete temu mukan kan regi regime men n kemoterapi dan radiasi, serta teknik pembedahan yang lebih baik. ngka mortalitas menurun dari $& (%$) menjadi & (%). 'ari semua tumor maligna pada laki-laki -+& terlokalisasi di dalam testis. ira-kira %$& dari semua tumor testis primer terdiri atas tumor sel embrional, selanjutnya dapat dijumpai tumor sel /ertoli-0eydig dan limfoma maligna. !nsidensi tumor sel embrional maligna di Nederland adalah 1
kira-kira 1 per $$.$$$ laki-laki tiap tahun. !ni berarti bahwa tiap tahun kira-kira *$$ penderita baru didiagnosis dengan kelainan maligna ini. Tumor-tumor sel embrional maligna testis merupakan tumor maligna yang paling sering terdapat pada laki-laki usia +$-1$ tahun meskipun pada penderita kurang dari tahun dan lebih dari $ tahun juga dapat dijumpai tumor testis.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi testis
Testis adalah organa genitalia pria yang terletak di scrotum. 2kuran testis pada orang dewasa adalah 13*3+, cm, dengan "olume -+ ml berbentuk o"oid. edua buah testis terbungkus oleh jaringan Tunika albuginea yang melekat pada testis. 'iluar Tunika albuginea terdapat Tunika vaginalis yang terdiri atas lapisan "iseralis dan parietalis, serta Tunika dartos. 4tot kremaster yang berada di sekitar testis memungkinkan testis dapat digerakkan mendekati rongga abdomen untuk mempertahankan temperatur testis agar tetap stabil. Testis bagian dalam terbagi atas lobulus yang terdiri dari Tubulus seminiferus, sel-sel /ertoli dan sel-sel 0eydig. Produksi sperma atau spermatogenesis terjadi pada T. seminiferus. /el-sel 0eydig mensekresi testosteron. Pada bagian posterior tiap-tiap testis terdapat duktus melingkar yang disebut epididimis, bagian kepalanya berhubungan dengan duktus seminiferus (duktus untuk aliran keluar) dari testis, dan bagian ekornya terus melanjut ke "as deferens. 5as deferens adalah 3
duktus ekskretorius testis yang membentang hingga ke duktus "esikula seminalis, kemudian membentuk duktus ejakulatorius. 'uktus ejakulatorius selanjutnya bergabung dengan urethra yang merupakan saluran keluar bersama baik untuk sperma maupun kemih. /ecara histopatologis , testis terdiri atas 6 +$ lobuli dan tiap lobulus terdiri atas Tubuli seminiferi. 'idalam Tubulus seminiferus terdapat sel-sel /permatogonia dan sel /ertoli, sedang diantara Tubuli seminiferi terdapat sel-sel 0eydig. /el-sel sperma togonium pada proses spermatogenesis menjadi sel spermato7oa. /el-sel sertoli berfungsi memberi makan pada bakal sperma, sedangkan sel-sel 0eydig atau disebut sel-sel interstisial testis berfungsi dalam menghasilkan hormon testosteron. /el-sel spermato7oa yang diproduksi di Tubuli seminiferi testis disimpan dan mengalami pematangan8maturasi di epididimis. /etelah mature (dewasa) sel-sel spermato7oa bersama-sama dengan getah dari epididimis dan "as deferens disalurkan menuju ke ampula "as deferens. /el-sel itu setelah bercampur dengan cairan-cairan dari epididimis, "as deferens, "esikula seminalis, serta cairan prostat membentuk cairan semen atau mani. Testis mendapatkan darah dari beberapa cabang arteri, yaitu 9 . rteri spermatika interna yang merupakan caban g dari aorta. +. rteri deferensialis cabang dari . "esikalis inferior *. rteri kremasterika yang merupakan cabang . :pigastrika Pembuluh "ena yang meninggalkan testis berkumpul membentuk pleksus Pampiniformis.
FISIOLOGI TESTIS
4
Testis mempunyai fungsi eksokrin dalam spermatogenesis dan fungsi endokrin untuk mensekresi hormon-hormon
seks yang
mengendalikan
perkembangan dan
fungsi seksual. Pusat
pengendalian hormonal dari sistem reproduksi adalah sumbu hipotalamus-hipofisis. ;ipotalamus memproduksi Gonadotropin Hormone Releasing Hormone (/;). Proses pematangan sel-sel 0eydig janin dikendalikan oleh kromosom ? dan dirangsang oleh !>/;. /el-sel 0eydig ini akan menghasilkan testosteron yang menyebabkan proses diferensiasidari
"asa
deferens
dan
"esikula
seminalis.
@etabolit
testosteron
yaitu
'ihirotestosteron (';T), menyebabkan proses diferensiasi dari prostat dan genitalia eksterna. Produksi testosteron oleh sel-sel interstitial 0eydig pada pria akan sangat meningkat pada permulaan pubertas. !>/; akan merangsang sel-sel 0eydig untuk menghasilkan testosteron, ';T dan estradiol, /; akan merangsang sel sertoli untuk mempengaruhi pembentukan sperma. /; dalam kadar yang rendah juga akan memperkuat efek perangsangan !>/;. Testosteron harus dihasilkan dalam kadar yang cukup supaya proses spermatogenesis dapat berlangsung dengan sempurna. 'engan demikian, baik /; maupun !>/; harus dilepaskan oleh hipofisis anterior agar spermatogenesis dapat berlangsung. /elanjutnya testosteron, ';T, estradiol dan 7at yang disekresi oleh tubular-inhibin akan menghambat sekresi !>/; dan /; oleh hipofisis anterior, sehingga terjadi sistem umpan balik yang mengatur kadar testosteron dalam sirkulasi darah. ETIOLOGI
Penyebab tumor testis belum diketahui dengan pasti, tetapi terdapat beberapa faktor yang erat kaitannya dengan peningkatan kejadian tumor testis, antara lain maldesensus testis, trauma testis, atrofi atau infeksi testis dan pengaruh hormon. Penderita kriptorkismus atau bekas kriptorkismus mempunyai resiko lebih tinggi terjadinya tumor testis ganas. Aalaupun pembedahan kriptorkismus pada usia muda mengurangi insidens 5
tumor sedikit, resiko terjadinya tumor tetap tinggi. riptorkismus merupakan suatu ekspresi disgenesia gonad yang berhubungan dengan transformasi ganas. Penggunaan hormon dietilstilbestrol yang terkenal sebagai ':/ oleh ibu pada kehamilan dini meningkatkan resiko tumor maligna pada alat kelamin bayi pada usia dewasa muda. PATOGENESIS
/ebagian besar (6 %&) tumor testis primer, berasal dari sel germinal, sedangkan isinya berasal dari non germinal. Tumor germinal testis terdiri atas seminoma dan non seminoma. /eminoma berbeda sifatnya dengan non-seminoma, antara lain sifat keganasannya, respon terhadap radioterapi dan prognosis tumor. Tumor-tumor sel embrional testis merupakan satu golongan tumor yang heterogen. 'ari berbagai klasifikasi tumor testis ganas, klasifikasi organisasi kesehatan dunia (A;4) paling sering dipakai. 'isamping seminoma yang memang berasal dari sel germinal terdapat karsinoma embrional, teratoma dan koriokarsinoma yang digolongkan non seminoma, yang dianggap berasal dari sel germinal pada tahap perkembangan lain histogenesis./eminoma meliputi sekitar 1$& dari tumor ganas testis. oriokarsinoma jarang sekali ditemukan (&). @etastasis tumor testis kadang berbeda sekali dari tumor induk, yang berarti tumor primer terdiri dari berbagai jenis jaringan embrional dengan daya in"asi yang berbeda.
lasifikasi tumor ganas testis
6
/eminoma
- khas - spermatositik - anaplastik
Non seminoma
- karsinoma embrional - teratokarsinoma - teratom matur dan imatur
oriokarsinoma /eminoma merupakan tumor maligna testis yang tersering, diikuti dengan arsinoma embrional, teratoma dan khoriokarsinoma. /ekresi Gonadotropin khorionik berhubungan dengan hiperplasia sel 0eydig. Tumor testis sel benigna jarang terjadi. /eminoma dapat dianggap sebagai tumor pendahulu sel embrional (gonosit) yang arah diferensiasinya berlanjut ke arah sel embrional germ cell!. Tumor-tumor non seminoma dapat dianggap sebagai tumor sel embrional pluripoten. Tumor yang paling tidak terdiferensiasi dalam golongan ini adalah karsinoma sel embrional yang didalamnya tidak tampak arah diferensiasi spesifik. oriokarsinoma berupa produk kehamilan, Teratoma merupakan campuran jaringan jaringan somatik, seperti berbagai tipe epitel, tulang rawan, jaringan otot dan saraf dan berasal dari berbagai lapisan embrional (ektoderm, mesoderm, endoderm). Bika jaringan-jaringan ini menunjukkan struktur normal (hampir normal) maka ini disebut teratoma matur, jika arah diferensiasi jaringan dapat dikenal dengan baik, dan jika diferensiasinya tidak seluruhnya dewasa8matang, maka ini disebut teratoma imatur. Tipe non-seminoma merupakan manifestasi berbagai arah diferensiasi sel-sel embrional pluripoten, maka tidak mengherankan bahwa suatu non seminoma hampir selalu tersusun atas bermacam-macam komponen.
PERTUMBUHAN DAN PENYEBARAN
7
Penentuan stadium klinis yang sederhana dikemukakan oleh Coden dan atau !!! 9 tumor telah menyebar keluar dari kelenjar retroperitoneum atau telah mengadakan metastasis supradiafragma. Tumor testis menyebar melalui pembuluh limfe. elenjar limfe terletak para aortal kiri setinggi 0+ tepat dibawah hilus ginjal dan di sebelah kanan antara aorta dan ". ka"a setinggi 0* dan praka"a setinggi 0+. @etastasis di kelenjar inguinal hanya terjadi setelah penyusupan tumor ke dalam kulit skrotum atau setelah dilakukan pembedahan pada funikulus spermatikus. Penyebaran hematogen luas pada tahap dini merupakan tanda koriokarsinoma. =ute penyebaran hematogen primer adalah melalui sirkulasi darah dari testis ke paru, rute kedua adalah dari metastasis kelenjar retroperitoneal melalui ductus thoracicus dan ".subcla"ia ke paru. ecepatan terjadinya metastasis sering tampak ada hubungan dengan subtipe histologiknya. /eminoma bermetastasis lambat dan terutama ke kelenjar paralumbal, koriokarsinoma bermetastasis cepat dan kebanyakan hematogen.
2ntuk klasifikasi tingkat penyebaran, digunakan sistem TN@ arsinoma Testis. T.
Tumor primer 8
Tis
Pra in"asif (intratubular)
T
Testis dan retetestis
T+
'i luar T.albuginea atau epididimis
T*
unikulus spermatikus
T1
/krotum
N.
elenjar limfe
N$
Tidak ditemukan keganasan
N
Tunggal E + cm
N+
Tunggal +- cm F multiple E cm
N*
Tunggal atau multiple D cm
@.
@etastasis jauh
@$
Tidak dapat ditemukan
@
Terdapat metastasis jauh
GAMBARAN KLINIS
Pasien biasanya mengeluh adanya pembesaran testis yang seringkali tidak nyeri, namun *$& mengeluh nyeri dan terasa berat pada kantung skrotum, sedang $& mengeluh nyeri akut pada skrotum. Tidak jarang pasien mengeluh karena merasa ada massa di perut sebelah atas ($&) karena pembesaran kelenjar para aorta, benjolan pada kelenjar leher dan & pasien mengeluh adanya ginekomastia. < didalam sirkulasi sistemik yang banyak terdapat pada koriokarsinoma. Pada pemeriksaan fisis testis terdapat benjolan padat keras, tidak nyeri pada palpasi dan tidak menunjukkan tanda transiluminasi. 'iperhatikan adanya infiltrasi tumor pada funikulus atau epididimis. Perlu dicari kemungkinan adanya
massa di abdomen, benjolan kelenjar
suprakla"ikuler, ataupun ginekomasti. 9
/imtomatologi dari tumor primer 9 •
Permulaan akut ( gambaran seperti orkitis, epididimitis, torsio testis ).
•
Permulaan yang diskret seperti pembengkakan tanpa nyeri testikal atau pengerasan lokal atau deformasi testikel.
•
•
•
;idrokel simtomatik ( sesudah pungsi palpasi testis ). Nyeri lokal, sering menyebar di sisi yang sama ke krista iliaka. adang-kadang sama sekali tanpa keluhan atau kelainan F metastasis merupakan manifestasi pertama penyakitnya.
/imtomatologi mengenai metastasis 9 •
•
Nyeri punggung yang samar akibat metastasis kelenjar retroperitoneal. olik ginjal sebagai akibat bendungan atau penutupan ureter oleh metastasis kelenjar retroperitoneal.
•
Nyeri yang menyebar ke tungkai.
•
Tumor yang palpabel di perut sebagai akibat metastasis kelenjar limfe.
•
Pembengkakan subkla"ikular, terutama kiri.
•
'ispnoe, hemoptoe, iritasi pleura oleh metastasis paru.
•
@alaise umum dengan anemia dan laju enap darah yang tinggi.
Pada dasarnya, diagnosis karsinoma testis mudah karena merupakan benjolan di dalam testis yang tidak nyeri dan yang tidak diafan pada uji transiluminasi. Ciasanya tumor terbatas di dalam testis sehingga mudah dibedakan dari epididimis pada palpasi yang dilakukan dengan telunjuk dan ibu jari.
menyebabkan ginekomasti. adang keadaan umum merosost cepat dengan penurunan berat badan. DIAGNOSIS
Transiluminasi, ultrasonografi dan pemeriksaan endapan kemih sangat berguna untuk membedakan tumor dari kelainan lain. kadang tumor testis disertai hidrokel, karena itu ultrasonografi sangat berguna. /ebaiknya diagnostik laboratorium dikerjakan dulu sebelum menjalankan orkidektomi. Pada penderita dengan non-seminoma 7at-7at penanda tumor spesifik dapat ditunjukkan dalam serum yaitu Human Chorion Gonadotropin (;><) dan "#$#fetoprotein (P). Pada penderita dengan seminoma kadar ;>< dapat naik sedikit, sering juga terdapat kenaikan %lacenta Like &lkaline %hosphatase (P0P). Pada semua penderita tumor sel embrional 0aktat 'ehidrogenase (0';) dapat naik. 'iagnosis ditentukan dengan pemeriksaan histologik sediaan biopsi. /etiap benjolan testis yang tidak menyurut dan hilang setelah pengobatan adekuat dalam waktu dua minggu harus dicurigai dan dibiopsi. Ciopsi harus dilakukan dari tetis yang didekati melalui sayatan inguinal. Testis diinspeksi dan dibuat biopsi insisi setelah funikulus ditutup dengan jepitan klem untuk mencegah penyebaran limfogen atau hematogen. Tidak boleh diadakan biopsi langsung melalui kulit skrotum karena bahaya pencemaran luka bedah dengan sel tumor dengan implantasi lokal atau penyebaran ke regio inguinal. Cila ternyata ganas dilakukan orkidektomi, yang disusuli pemeriksaan luas untuk menentukan jenis tumor, derajat keganasan dan luasnya penyebaran. Bika diagnosis tumor sel embrional telah ditetapkan, perlu dilakukan pemeriksaan tambahan penetapan stadium. !ni berarti di samping pemeriksaan fisik lengkap juga pemeriksaan pencitraan terdiri atas CT#scan toraks dan abdomen. Pemeriksaan ini tergantung pada simtomatologinya. Penanda tumor pada karsinoma testis germinal bermanfaat untuk membantu diagnosis, penentuan stadium tumor, monitoring respons pengobatan dan sebagai indikator prognosis tumor testis. Penanda tumor yang paling sering diperiksa pada tumor testis adalah 9 11
o HP (lfa eto Protein) adalah suatu glikoprotein yang diproduksi oleh karsinoma embrional, teratokarsinoma atau tumor 'olk sac, tetapi tidak diproduksi oleh koriokarsinoma murni dan seminoma murni. Penanda tumor ini mempunyai masa paruh - hari. o
;>< ( Human Chorionic Gonadotropin) adalah suatu glikoprotein yang pada keadaan normal
diproduksi oleh jaringan trofoblas. Penanda tumor ini meningkat pada semua pasien koriokarsioma, pada 1$&-I$& pasien karsinoma embrional, dan &-$& pasien seminoma murni. ;>< mempunyai waktu paruh +1-*I jam. Pemeriksa ultrasonografi yang berpengalaman dapat membedakan dengan jelas lesi intra atau ekstratestikuler dan masa padat atau kistik, namun ultrasonografi tidak dapat memperlihatkan tunika albuginea, sehingga tidak dapat dipakai untuk menentukan penderajatan tumor testis. Cerbeda halnya dengan ultrasonografi, @=! dapat mengenali tunika albuginea secara terperinci sehingga dapat dipakai untuk menentukan luas ekstensi tumor testis. Pemakaian >T scan berguna untuk menentukan ada tidaknya metastasis pada retroperitoneum. /ayangnya pemeriksaan >T tidak mampu mendeteksi mikrometastasis pada kelenjar limfe retroperitoneal. /emula stadium perluasan tumor sel embrional didasarkan atas lokalisasi metastasis, jika tidak dapat ditunjukkan metastasis dan 7at-7at penanda tumor ;>< dan P tidak dapat ditunjukkan dalam serum atau menjadi normal setelah orkidektomi, maka dikatakan stadiumnya adalah stadium !. Pada stadium !! dapat ditetapkan adanya metastasis kelenjar limfe retroperitoneal, pada stadium !!! metastasis kelenjar limfe di atas diafragma, pada stadium !5 metastasis di paru, hepar, otak atau tulang.
DIAGNOSIS BANDING
'iagnosis diferensial meliputi setiap benjolan didalam skrotum yang berhubungan dengan testis dan keluhan-keluhan pada daerah testis, seperti epididimitis dan orkitis (nyeri dan gejala-gejala inflamasi), torsio testis, hidrokel (kemungkinan hidrokel simtomatik terdapat sebagai akibat tumor testis, diperlukan pungsi dan kemudian palpasi), "arikokel, spermatokel, kista epididimis, hernia skrotalis. 12
PENATALAKSANAAN
Pada dugaan tumor testis tidak diperbolehkan melakukan biopsi testis, karena itu untuk penegakan diagnosis patologi anatomi, bahan jaringan harus diambil dari orkidektomi. 4rkidektomi dilakukan melalui pendekatan inguinal setelah mengangkat testis dan funikulus spermatikus sampai anulus inguinalis internus. Ciopsi atau pendekatan trans-skrotal tidak diperbolehkan karena ditakutkan akan membuka peluang sel-sel tumor mengadakan penyebaran. Pada eksplorasi melalui insisi inguinal dalam instansi pertama funikulus spermatikus harus diklem dulu untuk menghindari penyebaran sel melalui darah atau saluran limfe. emudian tetis diluksasi dari skrotum di dalam luka insisi dan diperiksa. Pungsi atau biopsi skrotum harus dianggap sebagai satu kesalahan tindakan. 'ari hasil pemeriksaan patologi dapat dikategorikan antara seminoma dan non seminoma. Seminoma /eminoma merupakan tumor yang sangat sensitif terhadap sinar. arena itu sesudah orkidektomi pada seminoma kebanyakan dilakukan radioterapi pada stasiun-stasiun kelenjar limfe regional, juga jika tidak dapat ditunjukkan adanya metastasis kelenjar limfe dibaeah diafragma. 0apangan penyinaran juga harus meliputi sikatriks di daerah inguinal dan terapinya terdiri atas paling sedikit *$ mendapat kekambuhan dengan terapi penyinaran, pada penderita ini dilakukan kemoterapi. epada penderita stadium !!! diberikan skema kemoterapi yang berlaku untuk penderita non seminoma. Cila penanganan bedah sempurna serta kemoterapi dan penyinaran lengkap prognosis baik sekali. /ejak beberapa tahun pada seminoma, jika tidak dapat ditunjukkan metastasis (stadium !), dalam beberapa pusat yang terspesialisasi cukup dikerjakan kontrol penderita yang frekuen tanpa radioterapi. 'alam hal ada metastasis kelenjar retroperitoneal dengan diameter lebih dari cm dan atau metastasis kelenjar di atas diafragma dan atau metastasis hematogen maka ini 13
terindikasi untuk kemoterapi. ebanyakan hal ini digunakan empat siklus masing-masing * minggu yang terdiri atas sisplatin dan etoposid (@encel dkk., %%1). 'alam pusat tertentu nilai kombinasi kemoterapi ini dibandingkan dengan karboplatin, sendirian atau dalam kombinasi. (on#seminoma Penderita dengan tumor non seminoma stadium ! tidak membutuhkan terapi tambahan setelah pembedahan. Penderita stadium !! dapat diobser"asi saja, kadang diberikan kemoterapi dua seri. Pada stadium !!C biasanya diberikan empat seri kemoterapi. Penderita stadium !!> dan !!! diberikan kemoterapi yang terdiri dari sisplatin, beomisin dan "inblastin. Cila respon tidak sempurna diberikan seri tambahan dengan sediaan kemoterapi lain. Cila masih terdapat sisa jaringan di regio retroperitoneal dilakukan laparatomi eksplorasi. Pada kebanyakan penderita ternyata hanya ditemukan jaringan nekrotik atau jaringan matur. Baringan matur merupakan jaringan yang berdiferensiasi baik dan tidak bersifat ganas lagi. Bika tidak dapat ditunjukkan metastasis dan tumor terbatas pada testis maka ini disebut stadium !. /esudah orkidektomi cukup pemantauan yang sering terhadap penderita ()ait and see polic'). 'alam hal ini harus diperhatikan kenyataan bahwa kira-kira +& penderita selama follo) up menunjukkan pertumbuhan tumor. 'engan kontrol yang sering, dengan menetapkan 7at-7at penanda, pertumbuhan tumor dapat cepat didiagnosis, dan karena kecilnya massa tumor dapat diterapi kuratif dengan kemoterapi. Bika dibuktikan adanya metastasis, pertama-tama dinilai dengan polikemoterapi. /emula kemoterapi ini terdiri atas kombinasi sisplatin, "inblastin, dan bleomisisn, sesudah itu "inblastin diganti dengan etoposid. ombinasi ini sama efektifnya tetapi cukup ringan toksisitasnya. PROGNOSIS
Prognosis umumnya memuaskan, kecuali pada penderita dengan metastasis banyak di paru atau bila terdapat kekambuhan dengan kadar petanda tumor yang tinggi. Prognosis tumor testis bukan hanya bergantung kepada sifat histologiknya, melainkan terutama pada stadium tumor. etahanan hidup tahun adalah sebagai berikut 9 o /eminoma, stadium ! dan !! 9 %& 14
o /eminoma, stadium !!!-!5 9 $-%$& o Non-seminoma, stadium ! 9 %%& o Non-seminoma, tumor sedikit 9 $-%$& o Non-seminoma, tumor banyak 9 1$-$& Pada tumor testis follo) up harus dijalankan sebagai berikut 9 tahun ke- tiap bulan F tanuh ke+ tiap + bulan F tahun ke-* tiap * bulan F tahun ke-1 dan tiap I bulan F tahun ke-I hingga $ tiap tahun. Pada waktu kontrol harus diperhatikan khusus 7at-7at penanda tumor, pemeriksaan abdomen (>T scan retroperitoneum), dan testis sisi lainnya, deteksi limfoma suprakla"ikuler, pemeriksaan paru (foto thorak dan >T) dan keadaan umum penderita
'T= P2/T . Purnomo, C.C. +$$*. 'asar-dasar 2rologi, edisi ke dua. /agung /eto 9 Bakarta. +. lberts P.+$+. testicular cancer. merican cancer society. http.>ancer.org (a"ailable based Banuary +$*)
15