BAB 1 LAPORAN PENDAHULUAN 1.1 Konsep Konsep Dasar Dasar 1.1.1 Definisi Tumor testis merupakan jenis tumor maligna yang paling sering terjadi
pada pria berusia 15-35 tahun (Brunicardi et al, 2010! Tumor ini ditandai dengan massa padat asimtomatik tanpa nyeri pada testis! "enurut #jamsuhidajat dan $im de %ong (1&&' dalam artian umum, tumor adalah benjolan atau pembengkakan abnormal dalam tubuh!)alam artian khus khusus us,, tumo tumorr adal adalah ah benj benjol olan an yang ang diseb disebab abka kan n oleh oleh adan adany ya neop neopla lasm sma! a! *eoplasma adalah pertumbuhan sel-sel baru yang tidak terbatas, tidak ada koordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak ber+ungsi +isiologis! #el tumor adalah sel tubuh yang mengalami trans+ormasi dan tumbuh secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan pertumbuhan secara normal sehingga sel ini berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya! Tumor testis adalah tumor yang berasal dari sel germinal atau jaringan stroma testis!
1.1.2 1.1.2
Anato Anatomi mi dan dan Fisi Fisiolo ologi gi estis stis
#truktur reproduksi pria terdiri dari penis, testis dalam kantong skrotum, sistem duktus yang terdiri dari epididimis, as de+erens, duktus ejakulatorius, dan urethra dan glandula asesoria yang terdiri dari esikula seminalis kelenjar prostat dan kelenjar bulbouretralis (.ichl, 1&&/!
ambar #istem eproduksi .ria
1
Testis adalah organ genitalia pria yang terletak di skrotum! kuran testis pada orang deasa adalah 4 3 2,5 cm, dengan olume 15 6 25 ml, berbentuk uoid! ambar 7natomi Testis Testis (.andangan #agital
8edua buah testis terbungkus oleh jaringan tunika albuginea yang melekat pada testis! )i luar tunika albuginea terdapat tunika aginalis yang terdiri atas lapisan iseralis dan parietalis, serta tunika dartos! 9tot kremaster yang berada di sekitar testis memungkinkan testis dapat digerakkan mendekati rongga abdomen untuk mempertahankan temperatur testis agar tetap stabil! Testis bagian dalam terbagi atas lobulus yang berjumlah : 250 lobuli! Tiap lobulus terdiri dari tubulus sem semini+ ini+er erus us,,
selsel-se sell
sert sertol olii
dan
selsel-se sell
ley leydig! ig!
.rodu roduks ksii
sper sperm ma
atau atau
spermatogenesis terjadi pada tubulus semini+erus! )i dalam tubulus semini+erus terdapat sel-sel spermatogonia dan sel-sel sertoli, sedang diantara tubuli semini+eri terdapat terdapat sel-sel ;eydig! ;eydig! #el-sel spermatogonium spermatogonium pada prosis spermatogenesis spermatogenesis menjadi menjadi sel spermat spermato
ambar 7natomi Testes Testes (.otongan #agital
2
.ada bagian posterior tiap-tiap testis, terdapat duktus melingkar yang disebut epididimis! #el-sel spermato
ubungan =askuler
1.1.!
Epidemiologi
3
Tumor testis terjadi 1-1,5? keganasan di antara keganasan pada pria dan 5? pada keganasan urologi (@uropean 7ssociation o+ rology, 2011! Tumor testis ini dapat terjadi di usia berapa saja, tetapi insidensi meningkat di antara usia 15-35 tahun (#achdea et al!, 2012! )i @ropa, terjadi 3-10 kasus baru per 100!000 priaAtahun! .eningkatan insidensi tumor testis dideteksi terutama pada tahun 1&'01&/0-an dan semakin meningkat dalam 30 tahun terakhir! American Cancer Society menyebutkan terjadi /!400 kasus baru tumor testis di 7merika #erikat selama tahun 200& dan diduga pada tahun 2013 akan didiagnosis '!&20 kasus baru tumor testis! )iduga setiap tahunnya, &!000 kasus baru tumor testis didiagnosis di 7merika #erikat! #ejak tahun 2002-200, median usia ketika pasien didiagnosis adalah 34 tahun! Terjadi peningkatan insidensi kasus di antara tahun 1&//-2001 yang mencapai 100?! )iagnosis tumor testis seminoma meningkat mencapai 124? selama periode itu sedangkan nonseminoma mencapai 4?! esiko mortalitas dari tumor testis sangat rendah, mencapai 15!000 dikarenakan terapi yang meningkatkan usia harapan hidup! 1.1."
Etiologi .enyebab tumor testis belum diketahui dengan pasti! Caktor genetik dan
in+eksi irus >D= diduga memengaruhi terjadinya tumor ini (7merican Eancer #ociety, 2012! .enderita kriptokismus atau bekas kriptokismus memiliki resiko lebih tinggi untuk terjadinya tumor testis ganas (#jamsuhidajat dan de %ong, 2004! 8riptokismus yang merupakan ekspresi disgenesia kelenjar gonad berhubungan dengan suatu trans+ormasi ganas! #elain itu, penggunaan hormon dietilstilbestrol ()@# oleh ibu pada kehamilan usia dini meningkatkan resiko malignansi pada alat kelamin bayi saat usia deasa muda (#jamsuhidajat dan de %ong, 2004! 1.1.# Patofisiologi .enyebabnya yang pasti tidak diketahui, tetapi ada beberapa +aktor yang menunjang terjadinya kanker testis! Testis undesensus (testis yang tidak turun ke dalam skrotum alaupun telah dikoreksi dengan operasi! #indroma 8line+elter (suatu kelainan kromosom seksual yang ditandai dengan rendahnya kadar hormon pria, kemandulan, pembesaran payudara (ginekomastia dan testis yang kecil! .erkembangan testis yang abnormal! Testis desensus dan sindroma kline+elter ini
4
dapat menyebabkan di+erensiasi dan proli+erasi dari testis yang terganggu sehingga sel leydig yang ada didalam
testis tersebut tidak mampu untuk
menghasilkan hormone testosterone dalam jumlah yang cukup, dimana hormone testosterone ini ber+ungsi dalam proses di+erensiasi dari as de+eren dan esika seminalis! C#> dan DE#> akan dilepaskan oleh kelenjar hipo+isis ber+ungsi dalam spermatogenesis! 8arena ketidakseimbangan hormon ini kelenjar hipo+isis mengalami
suatu
mekanisme
kompensasi
untuk
dapat
memenuhi
ketidakseimbangan hormone C#> dan DE#> tersebut! "ekanisme kompensasi tersebut menyebabkan DE#> tersebut meningkat dalam jumlah yang banyak untuk merangsang sel leydig untuk terus mengahasilkan hormone testosterone! 7kibat sel leydig tersebut terus dipacu, sel leydig tersebut bertambah banyak dan tidak terkontrol yang dapat menjadi kaganasan sehingga testis terus membesar! Tumor testis pada mulanya berupa lesi intratestikuler yang akhinya mengenai seluruh parenkim testis! #el-sel tumor kemudian menyebar ke rete testis, epididimis, +unikulus spermatikus, atau bahkan ke kulit scrotum! Tunika albugenia merupakan barrier yang sangat kuat bagi penjalaran tumor testis ke organ sekitarnya, sehingga kerusakan tunika albugenia oleh inasi tumor membuka peluang sel-sel tumor untuk menyebar keluar testis! 8ecuali kariokarsinoma, tumor testis menyebar melalui pembuluh lim+e menuju ke kelenjar lim+e retroperitoneal (para aorta sebagai stasiun pertama, kemudian menuju ke kelenjar mediastinal dan supraclaikula, sedangkan kariokarsinoma menyebar secara hematogen ke paru-paru (7nonim, 2010!
5
$O% &Web Of Caution'
8elainan >erediter
8elainan 8romosom A mutasi gen
penekananAkerusak an jaringan syara+
7danya benjolan pada testis
)K * N,eri A-(t
(mor estis
.enurunan hormon testosteron
>ipogonadisme (penurunan aktiitas kelenjar gonad penurunan +ungsiAstruktur tubuh
Gangguan seksual )K *angg(an f(ngsi se-s(al
Testis tidak dapat berkembang secara normal
Testis ndesensus (Testis yang tidak turun ke skrotum
.aparan bahan kimia
#indroma 8line+elter (suatu kelainan kromosom seksual
)iagnosi, prognosis jangka panjang
)K * Ke+emasan
1.1./
Klasifi-asi &5? dari tumor testis primer berasal dari sel germinal, sisanya berasal dari
non germinal (.urnomo, 200&! "enurut $>9, tumor germinal testis terdiri atas seminoma dan non seminoma! Tumor seminoma, yang meliputi sekitar 40? dari tumor ganas testis, terbagi menjadi tiga, antara lain klasik, spermatositik, dan anaplastik! #edangkan tumor non seminoma terbagi menjadi karsinoma sel embrional, korio karsinoma, teratoma, dan tumor yolk sac! Tumor seminoma didominasi oleh jenis klasik seminoma, yang mencapai &5? dari jenis tumor testis seminoma! %enis tumor ini biasanya terjadi pada pria berusia 25-45 tahun (7merican Eancer #ociety, 2012! %enis spermatositik biasanya terjadi pada pria berusia lebih dari 5 tahun dan sangat jarang ditemukan! %enis ini tumbuh lebih lambat dan lebih jarang bermetastasis dibandingkan jenis klasik seminoma! Tumor non-seminoma sering terjadi pada pria usia 15-30 tahun! 8ebanyakan tumor non-seminoma terdiri dari dua jenis tumor, namun ini tidak mempengaruhi jenis terapi yang digunakan! 8arsinoma sel embrional merupakan jenis yang sering terlihat pada tumor testis non-seminoma! 8etika dilihat di baah mikroskop, jenis ini akan terlihat seperti jaringan embryo! %enis ini tumbuh cepat di dalam testis dan meningkatkan penanda tumor seperti alpha-+eto protein maupun >E! 8arsinoma yolk-sac biasanya lebih sering terjadi pada anak dan turut meningkatkan penanda tumor 7C.! (7merican Eancer #ociety, 2012! 8oriokarsinoma hanya terjadi pada 1? dari keseluruhan tumor non seminoma (#jamsuhidajat dan )e %ong, 2004 dan selalu terjadi pada orang deasa! 8oriokarsinoma tumbuh dengan sangat cepat dan bermetastasis dengan sangat cepat pada paru, tulang, dan otak! 8oriokarsinoma juga meningkatkan penanda tumor >E! Teratoma merupakan jenis yang jarang menyebar, lebih jinak, dan jarang bermetastasis! Teratoma juga tidak meningkatkan produksi 7C. maupun >E (7merican Eancer #ociety, 2012! Tumor non germinal testis terdiri atas tumor sel leydig, tumor sel sertoli, tumor sel granulosa, +ibroma, dan gonadal stromal tumor (7lbers et al, 2012! Tumor sel leydig paling sering timbul pada orang deasa, namun dapat juga timbul pada anak-anak! Tumor ini biasanya jinak, namun sulit untuk
'
memperkirakan kemungkinan adanya keganasan! Tumor sel sertoli dapat timbul pada setiap usia, termasuk pada janin, namun tumor-tumor ini biasanya jinak alaupun 10? dari insidensi tumor memperlihatkan keganasan (.rice dan $ilson, 2005! 1.1.0 tadi(m (mor Berdasarkan sistem klasi+ikasi T*", penentuan T dilakukan setelah orkidektomi berdasarkan pemeriksaan histopatologik! Beberapa cara penentuan stadium klinis yang lebih sederhana dikemukakan oleh Boden dan ibb, yaitu stadium D untuk tumor testis yang masih terbatas pada testis, stadium DD untuk tumor yang telah mengadakan penyebaran ke kelenjar regional (para aorta, dan stadium DDD untuk tumor yang telah menyebar keluar dari kelenjar retroperitoneum atau telah mengadakan metastasis supradia+ragma! #tadium DD dibedakan menjadi DD 7 untuk pembesaran lim+onodi para aorta yang belum teraba dan stadium DDB untuk pembesaran lim+onodi yang telah teraba (F 10 cm (.urnomo, 200&! Tumor testis pada mulanya berupa lesi intratestikuler yang akhirnya mengenai seluruh parenkim testis! #el-sel tumor kemudian menyebar ke rete testis, epididimis, +unikulus spermatikus, bahkan ke kulit skrotum! Tumor testis menyebar melalui pembuluh lim+e menuju ke kelenjar lim+e retroperitoneal (para aorta, lalu menuju ke kelenjar lim+e mediastinal dan supraklaikula secara hematogen tumor testis dapat menyebar ke paru, hepar, dan otak! Boden i 3
33
N) Tis T1 T2
eratas pada testis Dntratubuler (insitu Testis dan rete testis "enembus tunika
T3 T4 N
albugineaAepididimis Cunniculus spermaticus #krotum Pen,earan -e -elen4ar limfe
DD 7 DD B DD E
regional
*1 *2
&retroperitoneal' Tunggal G 2 cm Tunggal 2-5 cm multipel
*3
G 5 cm Tunggal atau multipel F 5
/
333
)1a
cm F10 cm .enyebaran
"1b
kelenjar retroperitoneal "etastasis hematogen (paru,
hati,
di
otak,
atas
dan
tulang #istem .enderajatan Tumor Testis (.urnomo, 200&
8eterangan .enanda Tumor (7merican Eancer #ociety, 2012 1.1.5
e4ala Klinis dan Pemeri-saan Fisi- ejala pada pasien diaali dengan pembesaran testis yang tidak nyeri!
Teraba massa di skrotum unilateral dan tidak nyeri! 7sal massa skrotum harus segera ditentukan karena kebanyakan massa yang tumbuh dalam atau berasal dari testis merupakan keganasan sedangkan massa ekstratestikular biasanya jinak (.rice dan $ilson, 2005! "assa testikular juga sering menyebabkan bias yang disebabkan oleh epididimitis atau orkitis, akan tetapi jika pemberian antibiotik tidak mengurangi massa, dianjurkan untuk mengadakan #! 20? dari kasus menunjukkan gejala aal pasien adalah nyeri pada skrotum! inekomastia muncul pada '? pasien dan lebih sering terjadi pada tumor testis non-seminoma (7lbers, 2012! ejala tanda tanda lain seperti nyeri pinggang, dispnea atau batuk, nyeri kepala, dan ginekomastia merupakan petunjuk adanya metastasis yang luas (#jamsuhidajat dan de %ong, 2004! *yeri pinggang terjadi pada 11? pasien
&
(7lbers, 2012! "etastasis paraaorta yang luas menyebabkan perut menjadi kembung, dengan atau tanpa nyeri pinggang! "etastasis di paru kadang luas dan cepat sehingga terjadinya sesak napas! onadotropin yang disekresi oleh sel tumor menyebabkan ginekomastia! inekomastia adalah mani+estasi dari beredarnya kadar H >E di dalam sirkulasi sistemik yang terdapat pada koriokarsinoma maupun tumor sel leydig! Tumor sel leydig dapat mensekresi androgen atau estrogen yang menyebabkan timbulnya ginekomastia pada anak laki-laki (.rice dan $ilson, 2005! 8adang keadaan umum merosot cepat dengan penurunan berat badan! .ada pemeriksaan +isik testis terdapat benjolan padat keras, tidak nyeri saat palpasi, dan tidak menunjukkan tanda transluminasi! .erlu diperhatikan adanya in+iltrasi tumor pada +unikulus atau epididimis, massa di abdomen, benjolan kelenjar supraklaikuler, atau ginekomasti! 1.1.6 Pemeri-saan Pen(n4ang 1! .enanda Tumor .ada karsinoma testis germinal, penanda tumor berman+aat untuk membantu diagnosis, penentuan stadium, monitoring respons terapi, dan indikator prognosis tumor testis (.urnomo, 200&! .enanda tumor ajib diperiksa preorkidektomi, 24 jam setelah orkidektomi, dan pemeriksaan serial setiap minggu sampai diketahui normal (#D*, 2011! .enanda tumor yang paling sering diperiksa antara lain 1 IC. (7l+a Ceto .rotein adalah suatu glikoprotein yang merupakan homolog albumin dan berperan sebagai protein carrier pada +etus (#D*, 2011! 7C. diproduksi oleh karsinoma embrional, teratokarsinoma, atau tumor yolk sac (tumor non-seminoma tetapi tidak diproduksi oleh koriokarsinoma murni dan seminoma murni! .eningkatan 7C. juga dapat terjadi pada karsinoma sel hepar dan kanker gastrointestinal yang lain (#D*, 2011! .enanda tumor ini memiliki masa paruh aktu 5-' hari! 2 >E (>uman Ehorionic onadotropin adalah suatu glikoprotein hormon yang pada keadaan normal diproduksi oleh jaringan plasenta dan tro+oblas! .enanda tumor ini meningkat pada semua pasien koriokarsinoma, pada 40-
10
0? pasien karsinoma embrional, dan 5-10? pasien seminoma murni! >E mempunyai aktu paruh 24-3 jam! 3 ;)> (;actate )ehydrogenase adalah en merupakan penanda yang berguna terutama pada stadium seminoma dan non-seminoma pada tumor testis! 2!
.eningkatan ;)> menunjukkan metastasis yang luas pada tumor testis! .encitraan .emeriksaan ultrasonogra+i berman+aat untuk membedakan dengan jelas
lesi intra atau ekstratestikuler dan massa padat atau kistik, namun pemeriksaan ultrasonogra+i tidak dapat memperlihatkan tunika albuginea, sehingga tidak dapat menentukan stadium tumor testis! .emeriksaan # yang menunjukkan adanya tumor testis tanpa peningkatan penanda tumor seperti 7C., >E, maupun ;)>, diagnosis ditegakkan melalui biopsi testis! >asil +als positi+ sering muncul pada berbagai macam kondisi, misalnya rete testis yang berdilatasi yang terlihat seperti massa pada testis in+ark testis juga dapat memperlihatkan tanda hipoechoic dan terlihat seperti proses malignansi tumor (;ight et al!, 2013!
11
Tumor Testis yang muncul sebagai massa hipoechoic pada # ("edscape, 2012 Berbeda dengan pemeriksaan ultrasonogra+i, "D dapat mengenali tunika albuginea secara terperinci sehingga dapat digunakan untuk menentukan luas ekstensi tumor testis! ET #can berguna untuk menentukan ada tidaknya metastasis pada retroperitoneum, sayangnya pemeriksaan ET tidak mampu mendeteksi mikrometastasis pada kelenjar lim+e retroperitoneal (.urnomo, 200&! Coto paru dibuat terutama untuk diagnosis metastasis paru! 1.1.17 Penatala-sanaan 1! Tumor Testis #eminoma
Tumor testis seminoma merupakan tumor ganas yang cukup sensiti+ terhadap radioterapi dan kemoterapi! .emilihan terapi didasarkan pada derajat penyebaran setelah orkidektomi dan pemeriksaan lengkap, termasuk keterangan histologi kelenjar lim+e retroperitoneal (#jamsuhidajat dan de %ong, 2004!
12
.asien dengan stadium D seminoma dilakukan terapi operati+ berupa orkidektomi! 15-20? pasien dengan seminoma stadium D dapat mengalami metastasis retroperitoneal dan dapat kambuh setelah dilakukan orkidektomi (7lbers et al!, 2011! 9leh karena itu, dilakukan radioterapi pada kelenjar lim+e regio paraaorta dan regio iliaka ipsilateral dengan dosis moderat (20-24 y! .emberian kemoterapi pada stadium D (berupa carboplatin dalam satu siklus juga dapat dijadikan alternati+ (9lier, et al!, 2011 alaupun tidak memberikan perbedaan signi+ikan pada kekambuhan setelah +ollo up selama 4 tahun! )iseksi kelenjar lim+e retroperitoneal (retroperitoneal lymphnode dissection) atau .;*) tidak direkomendasikan pada stadium D seminoma! .asien dengan stadium DD7 dan DDB setelah ordikdektomi, standar terapinya adalah radioterapi (7lbers, 2011! adiasi dilakukan pada regioparaaorta dan regio panggul ipsilateral dengan dosis 30-3 y! .engurangan dosis hingga 2' y diketahui menimbulkan kekambuhan pada 11? pasien! .ada stadium DDB, alternati+ lain radioterapi adalah kemoterapi! .ada kemoterapi diberikan 4 siklus @. (etoposide dan cisplatin atau 3 siklus .@B (cisplatin, etoposide, dan bleomycin! .enggunaan agen tunggal carboplatin tidak dianjurkan! )ikarenakan seringnya terjadi kekambuhan pada stadium DD E dan stadium DDD diberikan skema kemoterapi yang berlaku untuk penderita non seminoma! 2!
Tumor Testis *on-#eminoma .enderita dengan tumor non seminoma cenderung tidak sensiti+ pada
radioterapi! .ada non seminoma stadium D, setelah dilakukan orkidektomi, dianjurkan untuk dilakukan kemoterapi dengan dua siklus .@B (cisplatin, eposide, dan bleomycin (7lbers et al!, 2011! #etelah itu baru dilakukan tindakan pembersihan kelenjar retroperitoneal (.;*)! Tindakan diseksi kelenjar pada pembesaran aorta didahului dengan pemberian sitotastika terlebih dahulu dengan harapan terjadinya donstaging dan pengecilan ukuran tumor! 8ekambuhan dapat terjadi pada 30? pasien, dengan /0? kekambuhan terjadi pada tahun pertama +ollo up, 12? pada tahun kedua, ? tahun ketiga, dan 2? pada tahun keempat dan kelima! .ada pasien non-seminoma dengan stadium DD memiliki terapi yang hampir sama dengan stadium D! #etelah dilakukan orkidektomi, pada stadium DD 7
13
diberikan kemoterapi dua seri, DD B diberikan kemoterapi empat seri! #elanjutnya dilakukan tindakan .;*)! .enderita stadium DD E dan DDD diberikan kemoterapi yang terdiri atas .@B (sisplatin, bleomisin, dan etoposide! Bila respons tidak sempurna, diberikan seri tambahan dengan sediaan kemoterapi lain! )apat diberikan empat siklus .@DA=D.ATD.A=eD.! Bila masih terdapat sisa jaringan di regio retroperitoneal, dilakukan laparatomi eksplorasi! #etelah dilakukan terapi, baik pada seminoma dan non seminoma dianjurkan untuk pemeriksaan berkala, baik pemeriksaan +isik, penanda tumor, #, dan +oto dada! ntuk pemeriksaan +isik dan penanda tumor minimal empat kali dalam setahun, di dalam dua tahun pertama setelah terapi! ntuk tahun-tahun selanjutnya sampai 10 tahun ke depan minimal kontrol berkala sekali dalam setahun! ntuk +oto dada dan # dilakukan minimal dua kali dalam setahun dalam dua tahun pertama! 3! Tumor *on erminal ntuk tumor testis non germinal, baik tumor sel leydig, tumor sel sertoli, dan lainnya, direkomendasikan untuk melakukan organ sparing-procedure pada lesi intraparenkimal untuk menegakkan diagnosis histologis!, terutama pada pasien dengan ginekomastia dan disorder hormonal, diagnosis non-germinal tumor testis harus dipertimbangkan dan orkidektomi tanpa pertimbangan sebaiknya dihindari! %ika terdapat tanda-tanda keganasan, terutama pada pasien yang lebih tua, orkidektomi dan .;*) sangat direkomendasikan untuk menghindari terjadinya metastasis! Tumor non-germinal yang ganas, yang sudah bermetastasis ke lim+onode, paru, hati, dan tulang tidak terlalu merespon baik terhadap kemoterapi maupun radioterapi dan prognosisnya kurang baik (7lbers et al, 2011! 1.2 )ana4emen Kepera8atan 1.2.1
Peng-a4ian A-ti9itas:istira;at
ejala 8elemahan danAatau keletihan! .erubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur pada malam hari adanya +aktor-+aktor yang mempengaruhi tidur,
14
misalnya nyeri, ansietas, berkeringat malam! 8eterbatasan partisipasi dalam hobby, latihan! .ekerjaan atau pro+esi dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stress tinggi! ir-(lasi
ejala .alpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja! 8ebiasaan .erubahan pada tekanan darah!
3ntegritas ego
ejala Caktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran dan cara mengatasi stress (misalnya merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan religiousA spiritual! "asalah tentang perubahan dalam penampilan, misalnya alopesia, lesi cacat, pembedahan! "enyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan control, depresi! Tanda "enyangkal, menarik diri, marah!
Eliminasi
ejala .erubahan pada pola de+ekasi, misalnya darah pada +eses, nyeri pada de+ekasi! .erubahan eliminasi urinarius, misalnya nyeri atau rasa terbakar pada saat berkemih, hematuri, sering berkemih! Tanda .erubahan pada bising usus, distensi abdomen!
)a-anan:+airan
ejala 8ebiasaan diet buruk (misalnya rendah serat, tinggi lemak, adikti+, bahan pengaet! 7noreksia, mualAmuntah! Dntoleransi makanan! .erubahan pada berat badan penurunan berat badan, kakeksia, berkurangnya massa otot! Tanda .erubahan pada kelembabanAturgor kulit edema!
15
Ne(rosensori
ejala .using sinkope!
N,eri:-en,amanan
ejala Tidak ada nyeri, atau derajat berariasi, misalnya ketidaknyamanan ringan sampai nyeri berat (dihubungkan dengan proses penyakit!
Pernapasan
ejala "erokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seseorang yang merokok .emajanan asbes
Keamanan
ajala .emajanan pada kimia toksik, karsinogen! .emajanan matahari lamaAberlebihan! Tanda )emam! uam kulit, ulserasi!
e-s(alitas
ejala "asalah seksualitas, misalnya dampak pada hubungan, perubahan pada tingkat kepuasan! *uligraida lebih besar dari usia 30 tahun! "ultigraida, pasangan seks multiple, aktiitas seksual dini! >erpes genital!
3ntera-si so+ial
ejala 8etidakadekuatanAkelemahan sistem pendukung! iayat perkainan (berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan, atau bantuan! "asalah rentang +ungsiAtanggung jaab peran!
ejala iayat kanker pada keluarga, misalnya ibu atau bibi dengan kanker payudara! #isi primer penyakit primer dalam rumah Pen,(l(;an:pemela4aran tangga ditemukanAdidiagnosis! .enyakit metastatik sisi tambahan yang terlibat bila tidak ada, riayat alamiah dari primer akan memberikan in+ormasi penting untuk mencari metastatik!
1.2.2
Diagnosa Kepera8atan
1
1! *yeri (akut berhubungan dengan proses penyakit (penekananAkerusakan jaringan syara+, in+iltrasi sistem suplay syara+, obstruksi jalur syara+, in+lamasi, e+ek samping terapi kanker! 2! EemasAtakut berhubungan dengan situasi krisis (kanker, perubahan kesehatan, sosio ekonomi, peran dan +ungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan keluarga! 3! esiko tinggi gangguan +ungsi seksual berhubungan dengan de+isit pengetahuanAketerampilan tentang alternati+ respon terhadap transisi kesehatan, penurunan +ungsiAstruktur tubuh, dampak pengobatan! 1.2.! 3nter9ensi Kepera8atan 1! N,eri &a-(t' berhubungan dengan proses penyakit (penekananAkerusakan jaringan syara+, in+iltrasi sistem suplay syara+, obstruksi jalur syara+, in+lamasi, e+ek samping terapi kanker! (4(an Tujuan #etelah diberikan asuhan keperaatan selama J! )iharapkan nyeri terkontrol dengan kriteria hasil *9E ;abel FF )epression ;eel 1! Tidak ada mood depresi 2! 8etertarikan terhadap aktiitas meningkat 3! Tidak ada gangguan konsentrasi 4! Tidak ada keletihan 5! Tidak ada gangguan tidur *9E ;abel FF .ain Eontrol 1! .asien melaporkan nyeri terkontrol 2! .asien menyadari onset nyeri 3! .asien mampu menentukan +actor penyebab nyeri *9E ;abel FF .ain ;eel 1! Tidak ada ekspresi menahan nyeri dan ungkapan secara erbal 2! Tidak ada tegangan otot
1'
3nter9ensi N3% Lael << Pain )anagement 1! 9bserasi respon erbal dan nonerbal pasien terhadap nyeri 2! "onitor kepuasan pasien terhadap manajemen nyeri 3! Tingkatkan istirahat dan tidur yang adekuat 4! 8elola analgetik 5! %elaskan pada pasien penyebab nyeri ! 7jarkan teknik non+armakologis (relaksasi, masase punggung NIC Label >> Analgetic Administration Tentukan lokasi, • karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat Eek instruksi dokter tentang • jenis obat, dosis dan +rekuensi Eek riayat alergi •
3! .asien tidak mengerang dan menangis
1/
.ilih analgetik yang diperlukan atau kombinasi dari analgetik ketika pemberian lebih dari satu Tentukan pilihan analgetik • tergantung tipe dan beratnya nyeri Tentukan analgetik pilihan, • rute pemberian dan dosis optimal .ilih rute pemberian • secara D=, D" untuk pengobatan nyeri secara teratur "onitor ital sign sebelum • dan sesudah pemberian anlgetik pertama kali Berikan analgetik tepat • aktu terutama saat nyeri hebat "engaluasi e+ekti+itas • analgetik, tanda dan gejala (e+ek samping NIC Label >> Vital Sign Monitoring "onitor tekanan darah, • denyut nadi, suhu tubuh, dan status pernapasan yang sesuai "onitor tekanan darah • pasien setelah minum obat .antau dan laporkan tanda • dan gejala dari hipothermia dan hiperthermia "onitor kualitas denyut • nadi "onitor irama dan denyut • jantung "onitor irama pernapasan • "onitor arna kulit, suhu • tubuh, dan kelembaban "engidenti+ikasi kemungkinan penyebab dari •
perubahan tanda-tanda ital 2! %emas:ta-(t berhubungan dengan situasi krisis (kanker, perubahan kesehatan, sosio ekonomi, peran dan +ungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan keluarga! Tujuan a! 8lien dapat mengurangi rasa cemasnya b!
ileks dan dapat melihat dirinya secara obyekti+!
c!
"enunjukkan
koping
yang
e+ekti+
serta
mampu
berpartisipasi dalam pengobatan! 3nter9ensi Rasional 1! Tentukan pengalaman klien 1! )ata-data mengenai sebelumnya terhadap penyakit pengalaman klien sebelumnya yang dideritanya! akan memberikan dasar untuk penyuluhan dan menghindari adanya duplikasi!
2! .emberian in+ormasi dapat 2! Berikan in+ormasi tentang membantu klien dalam prognosis secara akurat! memahami proses penyakitnya! 3! )apat menurunkan kecemasan 3! Beri kesempatan pada klien klien! untuk mengekspresikan rasa marah, takut, kon+rontasi! Beri in+ormasi dengan emosi ajar dan ekspresi yang sesuai! 4! "embantu klien dalam memahami kebutuhan untuk 4! %elaskan pengobatan, tujuan dan pengobatan dan e+ek e+ek samping! Bantu klien sampingnya! mempersiapkan diri dalam pengobatan! 5! "engetahui dan menggali pola koping klien serta 5! Eatat koping yang tidak e+ekti+ mengatasinyaAmemberikan seperti kurang interaksi sosial, solusi dalam upaya ketidak berdayaan! meningkatkan kekuatan dalam mengatasi kecemasan!
! 7njurkan
! 7gar klien memperoleh dukungan dari orang yang terdekatAkeluarga! untuk
1&
mengembangkan interaksi '! "emberikan kesempatan pada dengan support system! klien untuk berpikirA merenungA istirahat! '! Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman! /! 8lien mendapatkan kepercayaan diri dan keyakinan baha dia /! .ertahankan kontak dengan benar-benar di tolong! klien, bicara dan sentuhlah dengan ajar!
3! Resi-o tinggi gangg(an f(ngsi se-s(al berhubungan dengan de+isit pengetahuanAketerampilan tentang alternati+ respon terhadap transisi kesehatan, penurunan +ungsiAstruktur tubuh, dampak pengobatan! (4(an #etelah dilakukan asuhan keperaatan selama J 24 jam, diharapkan dis+ungsi seksual klien dapat diatasi, dengan criteria hasil KK*9E ;7B@; #eual CunctioningFF mampu mencapai • 8lien
gairah seksual (#kala 5! mampu ereksi (#kala • 8lien 5! mampu mencapai • 8lien gairah untuk orgasme(#kala 5! mampu • 8lien mengekspresikan minat seksual (skala 5 mampu • 8lien mengungkapkan kenyamanan seksual! (skala 5! KK*9E ;7B@; Body Dmage merasakan kepuasan • 8lien pada dirinya (#kala 5 menyesuaikan • 8lien mampu diri terhadap perubahan +ungsi tubuh! (skala 5 8lien mampu menyesuaikan •
20
3nter9ensi KK*DE ;7B@; #eual EounselingFF 1! "enentukan jumlah rasa bersalah seksual yang berhubungan dengan persepsi pasien tentang +aktor-+aktor penyebab penyakit 2! "erujuk pasien ke ahli terapi seks 3! "embahas obat berpengaruh pada seksualitas 4! "embahas pengetahuan pasien tentang seksualitas secara umum 5! "embahas modi+ikasi yang diperlukan dalam kegiatan seksual ! "enggunakan humor dan mendorong pasien untuk menggunakFF an humor untuk meredakan kecemasan atau rasa malu '! "enyertakan pasangan A partner seksual dalam konseling sebisa mungkin! KK*DE ;7B@; Teaching #eualityFF 1! "enjelaskan anatomi dan
diri terhadap perubahan status kesehatan (#kala 5
21
+isiologi manusia dari anita dan pria! 2! "enjelaskan anatomi +isiologi dan anatomi reproduksi manusia! 3! 9rang tua mendukung peran sebagai pendidik seulity utama anak-anak mereka! KK*DE ;7B@; eproductie Technology "anagementFF 1! "embantu pasien untuk +okus pada bidang kehidupan keberhasilan berhubungan dengan status kesuburan 2! "embantu dengan prosedur +ertilisasi 3. "enjadalkan tindak lanjut tes
DAFAR PUAKA
7lbers, .!, et al! 2012! Guidelines on Testicular Cancer +rom @uropean 7ssociation o+ rology, diunduh dari !uroeb!orgAglsApd+A10LTesticularLEancer!pd+ 7merican Eancer #ociety! 2012! Testicular Cancer ! )iunduh dari !cancer!orgAacsAgroupsAcidAdocumentsAebcontentA003142-pd+!pd+ Brunicardi C!E!, et al! 2010! Schwartz’s Principle of Surgery Ninth dition! #7 The "cra >ill Eompanies! ;ight )!, et al! 2013! !alignant Testicular Tumor "maging ! )iunduh dari httpAAemedicine!medscape!comAarticleA3/100'-oerieMa22 .rice #!7 dan $ilson ;! "! 2005! Patofisiologi# $onsep $linis Proses-Proses Penya%it @d! ! %akarta .enerbit Buku 8edokteran @E! .urnomo, B! 200&! &asar-dasar 'rologi! %akarta #agung #eto! #achdea, 8!, et al! 2012! Testicular Cancer , diunduh httpAAemedicine!medscape!comAarticleA2'&00'-oerieMa01&&
dari
#cottish Dntercollegiate uidelines *etork (#D*! !anagement of Adult Testicular Germ Cell Tumours( #D* .ublication 2011 124 1-'0! #jamsuhidajat !, dan %ong $!)! 2004! u%u A*ar "lmu edah @d! 2! %akarta .enerbit Buku 8edokteran @E! 7nonim! 2010! $arsinoma Testis 9nline httpAA!scribd!comAdocA32055135AEa-testis! (akses 20 Cebruary 201' Eorin, @li
22