ASUHAN KEPERAWATAN “TUMOR TESTIS”
Disusun Oleh:
Febi Febrita Pratii RE!U"ER # $%&'(')*
PRO!RAM STUDI KEPERAWATAN SEKO"AH TIN!!I I"MU KESEHATAN KESEHATAN MAKASSAR +ASASAN PENDIDKAN MAKASSAR
$'%,
"APORAN PENDAHU"UAN “TUMOR TESTIS”
I-
KONSEP MEDIS A-
De.inisi
Kanker Testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis (buah zakar), yang bisa menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya benjolan di dalam skrotum (kantung zakar). Kanker testikuler, yang menempati peringkat pertama dalam kematian akibat kanker diantara pria dalam kelompok umur 20 sampai 3 tahun, adalah kanker yang paling umum pada pria yang berusia ! tahun hingga 3 tahun dan merupakan malignansi yang paling umum kedua pada kelompok usia 3 tahun hingga 3" tahun. Kanker yang demikian diklasi#ikasikan sebagai germinal atau nongerminal. Tumor germinal timbul dari sel-sel germinal testis (seminoma, terakokarsinoma, dan karsinoma embrional)$ tumor germinal timbul dari epithelium. Klasi.i/asi 0at1l12i/ tu31r testis 3enurut WHO:
!.
Tumor sel bening%
a. Tumor dengan satu pola histologik% !)
&eminoma
&eminoma spermatositik
Karsinoma embrional
'olk sa tumor (Karsinoma embrional tipe in#antile)
2)
Teratoma%
atur
*matur
+engan trans#ormasi maligna
b. Tumor dengan lebih dari satu pola histoligik% !)
Karsinoma embrional plus teratoma (teratokarsinoma)
2)
Kariokarsinoma dan tipe lain apapun (perini tipetipenya)
2.
3) Kombinasi lain (perini) Tumor stromal-Tali kelamin%
a. entuk berdi#erensiasi baik% !)
Tumor sel leydig
2)
Tumor sel sertoli
3)
Tumor sel granulosa
b. entuk ampuran (perini) . entuk berdi#erensiasi tidak lengkap &ebagian besar neoplasma adalah germinal, dengan sekitar 0 adalah seminoma. &eminoma enderung untuk tetap setempat, sementara tumor nonseminomas tumbuh epat. /enyebab tumor testikuler tidak diketahui, tetapi kriptokhidisme, in#eksi, dan #aktor-#aktor geneti dan endokrin tampak berperan dalam terjadinya tumor tersebut. isiko kanker testikuler adalah 3 kali lebih tinggi pada pria dengan segala tipe testis yang tidak turun ke dalam skrotum dibanding dengan populasi umum. Tumor testis biasanya malignan dan enderung untuk bermetastasis lebih dini, menyebar dari testis ke dalam nodus lim#e dalam retroperineum dan ke paru paru.
#-
Eti1l12i
Kebanyakan kanker testis terjadi pada usia di ba1ah 0 tahun. /enyebabnya yang pasti tidak diketahui, tetapi ada beberapa #aktor yang menunjang terjadinya kanker testis% !. Testis undesensus (testis yang tidak turun ke dalam skrotum) 2. /erkembangan testis yang abnormal
3. &indroma Kline#elter (suatu kelainan kromosom seksual yang ditandai dengan rendahnya
kadar
hormon
pria,
kemandulan,
pembesaran
payudara
(ginekomastia) dan testis yang keil). aktor lainnya yang kemungkinan menjadi penyebab dari kanker testis tetapi masih dalam tara# penelitian adalah pemaparan bahan kimia tertentu dan in#eksi oleh *4. 5ika di dalam keluarga ada ri1ayat kanker testis, maka resikonya akan meningkat. ! dari semua kanker pada pria merupakan kanker testis. Kanker testis merupakan kanker yang paling sering ditemukan pada pria berusia !-0 tahun. Kanker testis dikelompokkan menjadi% !. &eminoma % 30-0 dari semua jenis tumor testis. iasanya ditemukan pada pria berusia 30-0 tahun dan terbatas pada testis. 2. 6on-seminoma% merupakan 70 dari semua jenis tumor testis. +ibagi menjadi subkategori% a. Karsinoma embrional% sekitar 20 dari kanker testis, terjadi pada usia 2030 tahun dan sangat ganas. /ertumbuhannya sangat epat dan menyebar ke paru-paru dan hati. b. Tumor yolk sa% sekitar 70 dari semua jenis kanker testis pada anak lakilaki. . Teratoma% sekitar 8 dari kanker testis pada pria de1asa dan 0 pada anak laki-laki. - Koriokarsinoma. d. Tumor sel stroma% tumor yang terdiri dari sel-sel 9eydig, sel sertoli dan sel granulosa. Tumor ini merupakan 3- dari seluruh jenis tumor testis. Tumor bisa menghasilkan hormon estradiol, yang bisa menyebabkan salah satu gejala kanker testis, yaitu ginekomastia.
A-
Pat1.isi1l12i
Tumor testis pada mulanya berupa lesi intratestikuler yang akhinya mengenai seluruh parenkim testis. &el-sel tumor kemudian menyebar ke rate testis, epididimis, #unikulus spermatikus, atau bahkan ke kulit srotum. Tunika albugenia merupakan barrier yang sangat kuat bagi penjalaran tumor testis ke organ sekitarnya, sehingga kerusakan tunika albugenia oleh in:asi tumor
membuka peluang sel-sel tumor untuk menyebar keluar testis. Keuali kariokarsinoma, tumor testis menyebar melalui pembuluh lim#e menuju ke kelenjar lim#e retroperitoneal (para aorta) sebagai stasiun pertama, kemudian menuju ke kelenjar mediastinal dan suprala:ikula, sedangkan kariokarsinoma menyebar seara hematogen ke paru, hepar, dan otak.
D-
Mani.estasi Klinis
;ejala kanker testis berupa % !. Testis membesar atau teraba aneh (tidak seperti biasanya) 2. enjolan atau pembengkakan pada salah satu atau kedua testis 3. 6yeri tumpul di punggung atau perut bagian ba1ah - ;inekomastia . asa tidak nyaman
E-
Pe3eri/saan Penun4an2
+iagnosis
ditegakkan
berdasarkan
gejala
dan
hasil
pemeriksaan
#isik.
/emeriksaan lainnya yang biasa dilakukan% !. =&; skrotum 2. /emeriksaan darah untuk petanda tumor >/ (al#a #etoprotein), ?; (human horioni gonadotrophin) dan 9+ (lati dehydrogenase). ampir @ kanker non-seminoma menunjukkan peningkatan kadar >/ atau
beta ?;. !. ontgen dada (untuk mengetahui penyebaran kanker ke paru-paru) 2. ?T san perut (untuk mengetahui penyebaran kanker ke organ perut) 3. iopsi jaringan. uman horioni gonadotropin dan a-#etoprotein adalah penanda tumor yang mungkin meningkat pada pasien kanker testis. (/enanda tumor adalah substansi yang disintesis oleh sel-sel tumor dan dilepaskan ke dalam sirkulasi dalam jumlah yang abnormal). Teknik imunositokimia yang terbaru dapat membantu mengidenti#ikasi sel-sel yang tampaknya menghasilkan penanda ini. Kadar penanda tumor dalam darah digunakan untuk mendiagnosis, menggolongkan, dan memantau respon terhadap pengobatan.
=ji
diagnosti
lainnya
menakup
urogra#i
intra:ena
untuk
mendeteksi segala bentuk penyimpangan uretral yang disebabkan oleh massa tumor$ lim#angiogra#i untuk mengkaji keluasan penyebaran tumor ke sistem lim#atik$ dan pemindai ?T dada dan abdomen untuk menentukan keluasan penyakit dalam paru-paru dan retroperineum.
F-
Penatala/sanaan
/engobatan tergantung kepada jenis, stadium dan beratnya penyakit. &etelah kanker ditemukan, langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan jenis sel kankernya, selanjutnya ditentukan stadiumnya% !. &tadium *% kanker belum menyebar ke luar testis 2. &tadium **% kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di perut 3. &tadium ***% kanker telah menyebar ke luar kelenjar getah bening, bisa sampai ke hati atau paru-paru. >da maam pengobatan yang bisa digunakan% !. /embedahan% pengangkatan testis (orkiektomi) dan pengangkatan kelenjar getah bening (lim#adenektomi). 2. Terapi penyinaran% menggunakan sinar A dosis tinggi atau sinar energi tinggi lainnya, seringkali dilakukan setelah lim#adenektomi pada tumor nonseminoma.
5uga digunakan sebagai pengobatan utama pada seminoma, terutama pada stadium a1al. 3. Kemoterapi% digunakan obat-obatan (misalnya isplastin, bleomyin dan etoposid) untuk membunuh sel-sel kanker. Kemoterapi telah meningkatkan angka harapan hidup penderita tumor non-seminoma. . /enangkokan sumsum tulang% dilakukan jika kemoterapi telah menyebabkan kerusakan pada sumsum tulang penderita. Tu31r se3in13a
!. &tadium * diobati dengan orkiektomi dan penyinaran kelenjar getah bening perut 2. &tadium ** diobati dengan orkiektomi, penyinaran kelenjar getah bening dan kemoterapi dengan sisplastin 3. &tadium *** diobati dengan orkiektomi dan kemoterapi multi-obat. Tu31r n1n5se3in13a:
!. &tadium
*
diobati
dengan
orkiektomi
dan
kemungkinan
dilakukan
lim#adenektomi perut 2. &tadium ** diobati dengan orkiektomi dan lim#adenektomi perut, kemungkinan diikuti dengan kemoterapi 3. &tadium *** diobati dengan kemoterapi dan orkiektomi. 5ika kankernya merupakan kekambuhan dari kanker testis sebelumnya, diberikan kemoterapi beberapa obat (i#os#amide, isplastin dan etoposid atau : inblastin). Kanker testikuler adalah salah satu tumor padat yang dapat disembuhkan. Tujuan penatalaksanaan
adalah
untuk
menyingkirkan
penyakit
dan
menapai
penyembuhan. /emilihan pengobatan tergantung pada tipe sel dan keluasan anatomi penyakit.
PATH WA+ 6Pen7i30an2an KDM8
Kelainan erediter
Kelainan Kromosom
/aparan bahan kimia
< mutasi gen penekanan
>danya benjolan pada
jaringan syara#
testis
MK : N7eri A/ut
KANKER TESTIS /enurunan hormon testosteron
&indroma Kline#elter (suatu kelainan kromosom seksual)
ipogonadisme (penurunan akti:itas penurunan
kelenjar gonad)
+iagnosi, prognosis jangka panjang
#ungsi
MK
:!an22uan
.un2si se/sual
normal Testis =ndesensus (Testis yang tidak turun ke skrotum)
MK : Ke9e3asan
ASUHAN KEPERAWATAN A- Pen2/a4ian
!. *dentitas 6ama
% arkat
=mur
% 28 tahun
5enis kelamin
% 9aki-laki
>lamat
% Kp. ?arangpulang T 02<0, kelurahan ?ikara1ang, keamatan +ramaga, kabupaten ogor, pro:insi 5a1a arat.
>gama
% *slam
/ekerjaan
% uruh bangunan
/endidikan
% &+
&tatus perka1inan
% elum menikah
Tanggal asuk &
% " &eptember 20!@
2. Keluhan =tama enjolan di buah zakar kiri
3. ;enogram engkaji silsilah keluarga yang berkaitan dengan penya kit tumor testis.
. i1ayat Kesehatan &ekarang /asien laki-laki umur 28 tahun datang ke poli bedah & arzoeki ahdi pada tanggal " &eptember 20!3. enjolan di buah zakar kiri sejak B ! tahun yang lalu. enjolan tumbuh makin lama makin membesar, menetap, tidak nyeri. enjolan juga timbul di tempat lain yaitu di punggung dan leher kiri sejak 7 bulan yll. enjolan di punggung makin lama makin membesar, menetap, dan nyeri. &edangkan benjolan di leher makin lama makin membesar, menetap, tidak nyeri.
&ejak timbul benjolan di buah zakar pasien sering demam tetapi panasnya tidak begitu tinggi. +isertai dengan mual, pusing, lemas, penurunan na#su makan, dan penurunan berat badan dari 0 kg menjadi kg dalam 1aktu ! tahun terakhir. i1ayat > normal, #ees 1arna kuning, tidak keras, tidak berdarah, diare (-). >K normal, kening 1arna kuning, :olume banyak, tidak nyeri, tidak bedarah. . i1ayat Kesehatan Keluarga C& menyangkal memiliki keluarga menderita penyakit yang sama. i1ayat tumor dalam keluarga disangkal. i1ayat penyakit hipertensi, kolesterol, dan + dalam keluarga disangkal. 7. i1ayat Kebiasaan /asien memiliki kebiasaan mengangkat beban berat. &ering mengedan saat buang air besar disangkal. C& sering merokok, ! bungkus per hari isi !7 batang. 8. i1ayat 9ingkungan +an Tempat Tinggal /asien tinggal di lingkungan yang padat. @. i1ayat /engobatan /asien belum pernah mengobati keluhan benjolannya. ". /emeriksaan isik (Tinjauan &istem) !. Keadaan umum Kesan sakit
% Tampak sakit sedang
Kesadaran
% ?ompos mentis
Kesan gizi
% ;izi kurang
>ntropometri
% kg
T
%!70 m
* % !8,8@ D kesan% gizi kurang
2. Tanda 4ital Tekanan darah
% !!0<80 mmg
6adi
% "7 E
&uhu
% 38,@F?
/erna#asan
% 2E
3. >spek Keji1aan Tingkah laku % 1ajar, tenang. >lam perasaan
% biasa
?ara proses pikir
% 1ajar, epat.
#- Dia2n1sa Ke0eraatan
!. ?emas
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan
hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker, konsekuensi kemotherapi, radiasi, pembedahan, emotional distress, #atigue, ketidakmampuan mengontrol nyeri.
- INTER;ENSI KEPERAWATAN %- D< % Tu4uan:
!. /asien dapat mengurangi rasa emasnya 2. ileks dan dapat melihat dirinya seara obyekti#. 3. enunjukkan koping yang e#ekti# serta mampu berpartisipasi dalam pengobatan. Inter=ensi Ke0eraatan:
Tentukan pengalaman pasien sebelumnya terhadap penyakit yang dideritanya.
erikan in#ormasi tentang prognosis seara akurat.
eri kesempatan pada pasien untuk mengekspresikan rasa marah, takut, kon#rontasi. eri in#ormasi dengan emosi 1ajar dan ekspresi yang sesuai.
5elaskan pengobatan, tujuan dan e#ek samping. antu pasien mempersiapkan diri dalam pengobatan.
?atat koping yang tidak e#ekti# seperti kurang interaksi sosial, ketidak berdayaan.
>njurkan untuk mengembangkan interaksi dengan support system.
erikan lingkungan yang tenang dan nyaman.
/ertahankan kontak dengan pasien, biara dan sentuhlah dengan 1ajar.
Rasi1nal:
+ata-data mengenai pengalaman pasien sebelumnya akan memberikan dasar untuk penyuluhan dan menghindari adanya duplikasi.
/emberian in#ormasi dapat membantu pasien dalam memahami proses penyakitnya.
+apat menurunkan keemasan pasien.
embantu pasien dalam memahami kebutuhan untuk pengobatan dan e#ek sampingnya.
engetahui
dan
menggali
pola
koping
pasien
serta
mengatasinya
>gar pasien memperoleh dukungan dari orang yang terdekat
emberikan kesempatan pada pasien untuk berpikir
/asien mendapatkan keperayaan diri dan keyakinan bah1a dia benar-benar di tolong.
$- D< $ Tu4uan:
!.
/asien mampu mengontrol rasa nyeri melalui akti:itas
2.
elaporkan nyeri yang dialaminya
3.
engikuti program pengobatan
.
endemontrasikan teknik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui akti:itas yang mungkin
Inter=ensi Ke0eraatan:
Tentukan ri1ayat nyeri, lokasi, durasi dan intensitas
G:aluasi therapi% pembedahan, radiasi, khemotherapi, biotherapi, ajarkan pasien dan keluarga tentang ara menghadapinya
erikan pengalihan seperti reposisi dan akti:itas menyenangkan seperti mendengarkan musik atau nonton T4
enganjurkan tehnik penanganan stress (tehnik relaksasi, :isualisasi, bimbingan), gembira, dan berikan sentuhan therapeutik.
G:aluasi nyeri, berikan pengobatan bila perlu. Kolaborati#%
+isusikan penanganan nyeri dengan dokter dan juga dengan pasien.
erikan analgetik sesuai indikasi seperti mor#in, methadone, narotik dll
Rasi1nal:
emberikan in#ormasi yang diperlukan untuk merenanakan asuhan.
=ntuk mengetahui terapi yang dilakukan sesuai atau tidak, atau malah menyebabkan komplikasi.
=ntuk meningkatkan kenyamanan dengan mengalihkan perhatian pasien dari rasa nyeri.
eningkatkan kontrol diri atas e#ek samping dengan menurunkan stress dan ansietas.
=ntuk mengetahui e#ekti#itas penanganan nyeri, tingkat nyeri dan sampai sejauhmana pasien mampu menahannya serta untuk mengetahui kebutuhan pasien akan obat-obatan anti nyeri.
>gar terapi yang diberikan tepat sasaran.
=ntuk mengatasi nyeri.
)- D< ) Tu4uan:
!.
/asien menunjukkan berat badan yang stabil, hasil lab normal dan tidak ada tanda malnutrisi
2.
enyatakan pengertiannya terhadap perlunya intake yang adekuat
3.
erpartisipasi dalam penatalaksanaan diet yang berhubungan dengan penyakitnya
Inter=ensi Ke0eraatan:
onitor intake makanan setiap hari, apakah pasien makan sesuai dengan kebutuhannya.
Timbang dan ukur berat badan, ukuran trieps serta amati penurunan berat badan.
Kaji puat, penyembuhan luka yang lambat dan pembesaran kelenjar parotis.
>njurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori dengan intake airan yang adekuat. >njurkan pula makanan ke il untuk pasien.
Kontrol #aktor lingkungan seperti bau busuk atau bising. indarkan makanan yang terlalu manis, berlemak dan pedas.
?iptakan suasana makan yang menyenangkan misalnya makan bersama teman atau keluarga.
>njurkan tehnik relaksasi, :isualisasi, latihan moderate sebelum makan.
>njurkan komunikasi terbuka tentang problem anoreksia yang dialami pasien. Kolaborati#%
>mati studi laboraturium seperti total limposit, serum trans#erin dan albumin
erikan
pengobatan
sesuai
indikasi
/henotiazine,
antidopaminergik,
ortiosteroids, :itamin khususnya >, +, G dan 7, antaida
/asang pipa nasogastrik untuk memberikan makanan seara enteral, imbangi dengan in#us.
Rasi1nal:
emberikan in#ormasi tentang status gizi pasien.
emberikan in#ormasi tentang penambahan dan penurunan berat badan pasien.
enunjukkan keadaan gizi pasien sangat buruk.
Kalori merupakan sumber energi.
enegah mual muntah, distensi berlebihan, dispepsia yang menyebabkan penurunan na#su makan serta mengurangi stimulus berbahaya yang dapat meningkatkan ansietas.
>gar pasien merasa seperti berada dirumah sendiri.
=ntuk menimbulkan perasaan ingin makan
>gar dapat diatasi seara bersama-sama (dengan ahli gizi, pera1at dan pasien).
=ntuk mengetahui
embantu menghilangkan gejala penyakit, e#ek samping, meningkatkan status kesehatan pasien.
empermudah intake makanan
DAFTAR PUSTAKA
asuki /urnomo, Dasar-dasar Urologi.Gdisi kedua, etakan ketiga, ?4. &agung &eto% 5akarta 2008. ?arpenito 9ynda 5uall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan. /enerbit uku Kedokteran G;?% 5akarta, 200!.
+anielle ;ale H 5ane ?harette, Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. /enerbit uku Kedokteran G;?% 5akarta, 2000. +oenges G. arilynn, Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Gdisi 3, /enerbit uku Kedokteran G;?% 5akarta, !""". ;allo H udak, Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik Gdisi 4*, 4olume **, /enerbit uku Kedokteran G;?% 5akarta, !""7. 9ong arbara ?. Perawatan !edikal Bedah. >lih ahasa% 'ayasan *katan >lumni /endidikan Kepera1atan /ajajaran andung, Gdisi !, 'ayasan *>/K /ajajaran, andung, !""7 /rie >. &yl:ia H Iilson . 9orraine, Pato"isiologi Konsep Klinis Proses Pen#akit , Gdisi , uku **, /enerbit uku Kedokteran G;?% 5akarta, !"". obbins &tanley 9, Buku Saku Dasar Patologi Pen#akit , Gdisi , /enerbit uku Kedokteran G;?% 5akarta, !""7. &uzanne. ?. &meltzer H renda.;.are. Buku A$ar Keperawatan !edikal Bedah, Gdisi @, :olume 2, /enerbit uku Kedokteran G;?, 5akarta, 200!.