BAB I TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI ANATOMI TELINGA TELIN GA
Telinga dibagi menjadi 3 bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.
Telinga Telinga luar, yang terdiri dari aurikula (daun telinga) dan canalis auditorius eksternus ( liang telinga ). Telinga dalam terdiri dari koklea ( rumah siput) yang berupa dua setengah lingkaran dan vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis. Anatomi telinga tengah
Teling elingaa tengah tengah terdiri terdiri dari dari 3 bagian bagian yaitu yaitu membran membran timpan timpani, i, cavum cavum timpani dan tuba eustachius. 1. Membrana timpani Membra Membrana na timpan timpanii memisah memisahkan kan cavum cavum timpan timpanii dari kanalis kanalis akusti akustikus kus eksternus. eksternus. Letak membrana membrana timpai pada anak lebih pendek, pendek, lebih lebar dan lebih horiontal dibandingkan orang de!asa. "entuknya ellips, sumbu panjangnya #$1% mm dan sumbu pendeknya &$# mm, tebalnya kira$kira %,1 mm. Membran timpani terdiri dari ' bagian yaitu pars tensa (merupakan bagian terbesar) yang terletak di ba!ah malleolar old anterior dan posterior dan pars lacida lacida (membra (membran n sharpn sharpnell) ell) yang yang terleta terletak k diatas diatas malleol malleolar ar old old dan meleka melekatt langsung pada os petrosa. ars tensa memiliki 3 lapisan yaitu lapiasan luar terdiri dari dari epitel epitel s*uamo s*uamosa sa bertin bertingka gkat, t, lapisan lapisan dalam dalam dibent dibentuk uk oleh oleh mukos mukosaa telinga telinga
tengah dan diantaranya terdapat lapisan ibrosa dengan serabut berbentuk radier dan sirkuler. ars placida hanya memiliki lapisan luar dan dalam tanpa lapisan ibrosa. +askularisasi membran timpani sangat kompleks. Membrana timpani mendapat perdarahan dari kanalis akustikus eksternus dan dari telinga tengah, dan beranastomosis pada lapisan jaringan ikat lamina propia membrana timpani. ada permukaan lateral, arteri aurikularis prounda membentuk cincin vaskuler perier dan berjalan secara radier menuju membrana timpani. i bagian superior dari cincin vaskuler ini muncul arteri descendent eksterna menuju ke umbo, sejajar dengan manubrium. ada permukaan dalam dibentuk cincin vaskuler perier yang kedua, yang berasal dari cabang stilomastoid arteri aurikularis posterior dan cabang timpani anterior arteri maksilaris. ari cincin vaskuler kedua ini muncul arteri descendent interna yang letaknya sejajar dengan arteri descendent eksterna. '. -avum timpani -avum timpani merupakan suatu ruangan yang berbentuk irreguler diselaputi oleh mukosa. -avum timpani terdiri dari 3 bagian yaitu epitimpanium yang terletak di atas kanalis timpani nervus ascialis, hipotimpananum yang terletak di ba!ah sulcus timpani, dan mesotimpanum yang terletak diantaranya. "atas cavum timpani /tas
0 tegmen timpani
asar
0 dinding vena jugularis dan promenensia styloid
osterior
0 mastoid, m.stapedius, prominensia pyramidal
/nterior
0 dinding arteri karotis, tuba eustachius, m.tensor timpani
Medial
0 dinding labirin
Lateral
0 membrana timpani -avum timpani berisi 3 tulang pendengaran yaitu maleus, inkus, dan
stapes. -etiga tulang pendengaran ini saling berhubungan melalui artikulatio dan dilapisi oleh mukosa telinga tengah. -etiga tulang tersebut menghubungkan membran timpani dengan oramen ovale, seingga suara dapat ditransmisikan ke telinga dalam. Maleus, merupakan tulang pendengaran yang letaknya paling lateral. Malleus terdiri 3 bagian yaitu kapitulum mallei yang terletak di epitimpanum,
manubrium mallei yang melekat pada membran timpani dan kollum mallei yang menghubungkan kapitullum mallei dengan manubrium mallei. nkus terdiri atas korpus, krus brevis dan krus longus. 2udut antara krus brevis dan krus longus sekitar 1%% derajat. ada medial puncak krus longus terdapat processus lentikularis. 2tapes terletak paling medial, terdiri dari kaput, kolum, krus anterior dan posterior, serta basis stapediusoot plate. "asis stapedius tepat menutup oramen ovale dan letaknya hampir pada bidang horiontal. alam cavum timpani terdapat ' otot, yaitu 0 $ M.tensor timpani, merupakan otot yang tipis, panjangnya sekitar ' cm, dan berasal dari kartilago tuba eustachius. 4tot ini menyilang cavum timpani ke lateral dan menempel pada manubrium mallei dekat kollum. 5ungsinya untuk menarik manubrium mallei ke medial sehingga membran timpani menjadi lebih tegang. $ M. 2tapedius, membentang antara stapes dan manubrium mallei dipersarai oleh cabang nervus ascialis. 4tot ini berungsi sebagai proteksi terhadap oramen ovale dari getaran yang terlalu kuat. 3. Tuba eustachius -avitas tuba eustachius adalah saluran yang meneghubungkan kavum timpani dan nasoaring. anjangnya sekitar 31$3& mm, mengarah ke antero$ ineromedial, membentuk sudut 3%$6% dengan bidang horiontal, dan 67 dengan bidang sagital. 13 bagian atas saluran ini adalah bagian tulang yang terletak anterolateral terhadap kanalis karotikus dan '3 bagian ba!ahnya merupakan kartilago. Muara tuba di aring terbuka dengan ukuran 1$1,'7 cm, terletak setinggi ujung posterior konka inerior. inggir anteroposterior muara tuba membentuk plika yang disebut torus tubarius, dan di belakang torus tubarius terdapat resesus aring yang disebut ossa rosenmuller. ada perbatasan bagian tulang dan kartilago, lumen tuba menyempit dan disebut isthmus dengan diameter 1$' mm. sthmus ini mudah tertutup oleh pembengkakan mukosa atau oleh ineksi yang berlangsung lama, sehingga terbentuk jaringan sikatriks. ada anak$anak, tuba ini lebih pendek, lebih lebar dan lebih horiontal dibandingkan orang de!asa, sehinggga ineksi dari nasoaring mudah masuk ke kavum timpani.
FISIOLOGI
Telinga
pada
dasarnya
berungsi
sebagai
alat
pendengaran,
alat
keseimbangan, dan juga kosmetik. 2ebagai alat pendengaran telinga berungsi sebagai alat penghantar gelombang suara dari sampai ke telinga dalam (oramen ovale). i dalam telinga tengah gelombang suara dihantarkan melalui tulang pendengaran yang akan mengampliikasi gelombang suara melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas membrane timpani dengan oramen ovale. 8nergi getaran yang telah diampliikasi ini akan diteruskan ke stapes yang menggerakkan oramen ovale, sehingga perilime pada skala vestibule bergerak. 9etaran diteruskan melalui membran :eissner yang mendorong endolime, sehingga akan menimbulkan gerak relati antar membran basilaris dan membran tektoria. roses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya deleksi stereosillia sel$sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi penglepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. -eadaan ini menimbulkan
proses
depolarisasi
sel
rambut
sehingga
melepaskan
neurotransmitter (serotonin) ke dalam sinaps yang akan menimbulkan potensial aksi pada n.cochlearis, lalu dilanjutkan ke nucleus auditorius sampai ke korteks pendengaran (area 3#$6%) di lobus temporalis.
OTITIS MEDIA
eradangan sebagian atau seluruh mukosa tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel$sel mastoid. "ila 4M/ berlanjut dengan keluarnya sekret dari telinga tengah lebih dari 3 minggu, maka keadaan ini disebut otitis media supurati subakut. "ila perorasi menetap dan otorre lebih dari satu setengah bulan atau ' bulan, maka keadaan ini disebut otitis media supurati kronis
Otitis Media Suu!ati" K!onis
neksi kronis di telinga tengah dengan perorasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul. 2ekret mungkin encer, kental, bening, atau berupa nanah (; 'bulan) Pe!#alanan en$a%it a& 4titis media akut dengan perorasi membran timpani menjadi otitis media
supurati kronis apabila prosesnya sudah lebih dari ' bulan. "ila proses ineksi kurang dari ' bulan, disebut otitis media supurati subakut b. "eberapa aktor yang menyebabkan 4M/ menjadi 4M2- 0 $
terapi yang terlambat,
$
terapi yang tidak adekuat,
$
virulensi kuman tinggi,
$
daya tahan tubuh pasien rendah dan higiene buruk
Etiologi
-uman penyebab biasanya gram positi aerob, sedangkan pada ineksi yang telah berlangsung lama sering juga terdapat kuman gram negative dan anaerob. "akteri penyebab tersering ialah P. Aeruginosa dan Proteus. Leta% Pe!"o!asi a& 2entral0 pada pars tensa, seluruh tepinya terdapat sisa membran timpani '& erorasi Marginal 0 2ebagian tepi perorasi langsung berhubungan dengan
anulus atau sulkus timpanikum (& erorasi /tik 0 erorasi di pars laksida Jenis OMSK a& 4M2- tipe aman (tipe mukosa< safe ear
–
Terdiri dari ', yaitu0 Permanent Perforation Syndrome dan Persistent Mucosal Disease
–
roses peradangan pada 4M2- tipe benigna terbatas pada mukosa saja, dan biasanya tidak mengenai tulang. erorasi terletak di sentral =mumnya 4M2- tipe benigna jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya. ada 4M2- tipe benigna tidak terdapat kolesteatom.
b. 4M2- tipe bahaya (tipe tulang < maligna < Attikoantral disease) $ Terdiri dari ', yaitu0 Timpanomastoid Disease dan Cholesteatome $ >ang dimaksud dengan 4M2- tipe maligna ialah 4M2- yang disertai dengan kolesteatoma. $ erorasi pada 4M2- tipe maligna letaknya marginal atau di atik, kadang$ kadang terdapat juga kolesteatoma pada 4M2- dengan perorasi subtotal. 2ebagian besar komplikasi yang berbahaya atau atal timbul pada 4M2- tipe maligna.
Tanda -linis 42M- Tipe "erbahaya 1. erorasi marginal atau atik (tanda dini 4M2- tipe bahaya) '. /bsesistel retroaurikuler (belakang telinga)
3. olipjaringan granulasi di liang telinga luar yang berasal dari dlm telinga tengah 6. Terlihat kolesteatom pada telinga tengah 7. 2ekret berbau nanah ? bau khas (aroma kolesteatom) @. Terlihat bayangan kolesteatom pada oto rontgen mastoid
Ge#ala OMSK a& 9angguan pendengaran yang biasanya kondukti '& -eluarnya sekret (& Ayeri tidak laim (otalgia). "ila ada merupakan suatu tanda ancaman
komplikasi karena hambatan pengaliran sekret, terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis, ancaman abses otak d& +ertigo ) "ila sekret telah kering, tapi perorasi masih ada setelah diobservasi
selama ' bulan, idealnya dilakukan miringoplasti timpanoplasti ) "ila sekret tetap ada, terjadinya ineksi berulang, sumber ineksi harus
diobati terlebih dahulu, mungkin jg perlu melakukan pembedahan, misalnya adenoidektomi ? tonsilektomi Penatala%sanaan a& Terapi 4M2- tipe aman
2ekret keluar terus menerus à obat pencuci telinga B'4' 3C 3$7
– hari
–
2ekret berkurang à obat tetes telinga yang mengadung antibiotik dan kortikosteroid
–
2ekret telah kering, tetapi perorasi masih ada setelah di observasi selama ' bulan à miringoplasti (jenis timpanoplasti yang paling ringan) atau timpanoplasti. 4persi ini bertujuan untuk menghentikan ineksi secara permanen, memperbaiki membran timpani yang perorasi, mencegah kerusakan pendengaran yang lebih berat
b. Terapi 4M2- tipe bahaya
– Mastoidektomi (rongga mastoid dan kavum timpani dibersihkan dari semua jaringan patologik)
Komli%asi
"iasanya komplikasi didapatkan pada penderita 4M2- tipe atikoantral 0 $
Labirintis
$
/bses retro aurikula
$
-omplikasi intrakranial0 meninginitis, abses ekstradural, abses otak.
BAB II STATUS PASIEN
I&
IDENTITAS PASIEN
Aama
0 Ay. T
=mur
0 '' tahun
/gama
0 slam
Denis kelamin
0 erempuan
ekerjaan
0 Mahasis!a
II& ANAMNESIS
/utoanamnesis dilakukan pada tanggal '1 /gustus '%17 di poli TBT :2T dr. 2oedjono Magelang. II&* Keluhan Utama
-eluar cairan dari telinga kanan dan kiri II&+ ,i-a$at Pen$a%it Se%a!ang
asien datang dengan keluhan telinga kanan dan kiri mengeluarkan cairan. Eairan ber!arna putih, agak kental dan tidak berbau. Eairan keluar tiba$tiba dan hilang timbul. -eluhan ini dirasakan sudah sejak pasien kecil. Telinga sering terasa gatal, nyeri disangkal. asien juga merasakan pendengarannya berkurang pada telinga kanan dan kiri sejak 1 tahun yang lalu. Ayeri belakang telinga ($), Telinga berdenging ($), rasa penuh di telinga ($). asien mengaku saat kecil pernah kemasukan air namun dibiarkan dan kemudian keluar cairan dari telinga kanan dan kirinya. asien mengaku saat kecil sempat mengalami demam yang tidak turun$turun dan sering terbangun saat tidur karena rasa sakit pada telinga yang hebat. 2ebelum keluar cairan dari telinga kanan dan kiri pasien, pasien merasa telinganya terasa penuh. asien tidak memiliki kebiasaan membersihkan telinga dengan korek kuping. asien tidak mengeluhkan adanya pusing berputar.
asien mengaku sejak 2 sering mengalami pilek saat pagi hari, disertai dengan rasa gatal, dan mata berair. -eluhan pasien rasakan terutama saat terpapar oleh udara dingin. asien juga mengatakan saat terjadi pilek hidungnya terasa tersumbat di salah satu lubang. asien tidak menggunakan alat bantu dengar. II&. ,i-a$at Pen$a%it Dahulu /
a. :i!ayat penyakit serupa
0 disangkal
b. :i!ayat penyakit kongenital
0 disangkal
c. :i!ayat operasi telinga
0 disangkal
d. :i!ayat paparan bising
0 disangkal
e. :i!ayat penggunaan obat ototoksik
0 disangkal
.
0 (F)
:i!ayat batuk pilek
g. :i!ayat alergi
0 :hinitis (F)
h. :i!ayat penyakit lain
0 M ($), Bipertensi ($)
i.
0 disangkal
:i!ayat trauma
II&0 ,i-a$at Pen$a%it Kelua!ga /
Menurut keterangan pasien, tidak ada anggota keluarga yang mengalami ri!ayat sakit serupa dengan pasien. Tidak ada anggota keluarga yang memiliki ri!ayat ineksi saluran napas atas dalam !aktu dekat ini. Terdapat ri!ayat alergi pada keluarga pasien yakni ibu pasien. :i!ayat M dan Bipertensi pada keluarga disangkal. II&1 ,i-a$at engo'atan /
asien sudah berobat di poli TBT :2T Tk. dr 2oedjono, Magelang sejak bulan /gustus dengan diagnosis 4M- dan diberikan obat$obatan. 9ejala membaik tetapi cairan tetap keluar dari telinga.
III& PEME,IKSAAN FISIK III&* Status Gene!alis
-eadaan =mum
0 "aik
-esadaran9E2
0 Eompos mentis17
2tatus 9ii
0 "aik
-ooperati
0 -ooperati
Tanda tanda vital
Tekanan arah
0 13%&% mmBg
Aadi
0 &'Gmenit
5rekuensi napas
0 '% Gmenit
2uhu
0 3@,H o E
III&+ Status Lo%alis 2Telinga3 4idung3 Tenggo!o%an5
.'.1 -epala dan leher 0 a& -epala
0 normocephale
'& Iajah
0 2imetris
(& Leher
0 embesaran kelenjar lime ($)
.'.' 9igi dan Mulut 0 a& 9igi geligi
0 Aormal
'& Lidah
0 Aormal, kotor ($), tremor ($)
(& ipi
0 "engkak ($)
.'.3 Telinga 0
Kanan
Ki!i
:etro aurikular
"A
"A
E/8
2erumen ($)
2erumen ($)
8dema ($)
8dema ($)
Biperemis ($)
Biperemis ($)
5urunkel ($)
5urunkel ($)
sekret (F) mukoid
sekret (F) mukoid
tidak tampak jaringan granulasi dan kolesteatom
tidak tampak jaringan granulasi dan kolesteatom
8ritema ($)
8ritema ($)
erorasi sentral
erorasi sentral
:eleks cahaya ($)
:eleks cahaya ($)
Membran timpani
emeriksaan enala
Tes
,inne
AD
($)
2)5
2ulit dievaluasi
6e''e!
S-a'a(h
AS
Memanjang
.'.6 Bidung dan 2inus aranasal 0
Memanjang
,hinos%oi ante!io!
Kanan
Ki!i
2ekret
($)
($)
Mukosa
8dema (F)
8dema (F)
Biperemis ($)
Biperemis ($)
ucat (F)
ucat (F)
Bipertroi (F)
Bipertroi (F)
Biperemis ($)
Biperemis ($)
-onka media
I7& USULAN PEME,IKSAAN PENUNJANG o
emeriksaan audiometric untuk mengetahui jenis dan derajat ketulian
o
emeriksaan laboratorium untuk mengetahui tanda ineksi
o
5oto :ontgen telinga tengah dan mastoid untuk mengetahui ada tidaknya keterlibatan mastoid dan pembentukan kolesteatom
o
emeriksaan bakteriologi dan uji resistensi kuman untuk mengetahui mikroorganisme penyebab serta mengetahui ada tidaknya bakteri yang resisten.
7& ,ESUME *& Anamnesa 2,PS5 a& 4ttorea auris deGtra dan sinistra sejak usia 2, siat mukoid dan tidak
berbau. '& Tuli kondukti auris deGtra dan sinistra
(& :i!ayat 4M/ saat 2 +& Peme!i%saan Fisi% 2ADS5
Tidak ditemukan istel retro aurikular 4toscopy 0 •
2ekret mukoid
•
erorasi sentral membrane timpani
•
Tidak ditemukan kolesteatom dan jaringan granulasi
emeriksaan enala 0 •
:inne ($)($)
•
Ieber 0 sulit dinilai
•
2ch!abach / memanjang. /2 memanjang
7I& DIAGNOSIS BANDING •
4M2- benigna tipe Persistent Perforation Syndrome /2
•
4M2- benigna tipe Permanent Mucosal Disease /2
•
4titis Media /kut (4M/) stadium perorasi /2
•
Mastoiditis /2
•
Conductive Hearing oss (EBL) /2
7II&
DIAGNOSIS KE,JA DIAGNOSIS P,IME,
4M2- benigna tipe Persistent Perforation Syndrome /2 DIAGNOSIS SEKUNDE,
Conductive Hearing oss (EBL) /2
7III& TE,API •
Terapi Medikamentosa
4bat pencuci telinga
/ntibiotik
•
B'4' 3C ' G @ tetes selama 7 hari.
o
Topical 0 4loGacin ' G @ tetes selama 1 minggu
o
4ral 0 EiproloGacin tablet ' G 7%% mg selama 3 minggu
-ortikosteroid 0 eGamethasone tablet 3 G %,7 mg
8dukasi o
Menjaga higienitas telinga, tidak mengorek telinga dengan cotton bud
o
Bindari kemasukan air telinga kiri, bila mandi ditutup dengan kapas
o
Menjaga agar tidak batuk pilek.
o
Menggunakan obat tetes antibiotik secara teratur
o
-ontrol rutin ke poli TBT bila masih ada keluhan
7III& P,OGNOSIS
Juo ad vitam
0 ad bonam
Juo ad sanam
0 dubia ad bonam
Juo ad unctionam
0 ad malam
BAB III PEMBA4ASAN
asien seorang !anita usia '' tahun datang dengan keluhan keluar cairan putih dan tidak berbau dari telinga kiri. -eluar cairan atau ottore merupakan suatu keadaan keluarnya cairan keluar kanalis akustikus eksterna. Eairan dapat berasal dari E/8 atau dari telinga tengah. Eairan yang berasal dari cavum timpani mengandung lendir sedangkan yang berasal dari E/8 tidak. Eairan yang mengandung musin atau lendir dan bersiat mukoid berasal dari telinga tengah dan jika mengalir keluar melalui E/8 dapat dicurigai telah terjadi perorasi membrane timpani. 2ekret yang berbau busuk menandakan adanya kolesteatoma. "ila sekret bercampur darah harus dicurigai adanya ineksi akut yang berat atau tumor. "ila cairan yang keluar seperti air jernih harus !aspada adanya cairan likuor serebrospinal. Ayeri telinga atau otalgia merupakan suatu keadaan timbulnya keluhan nyeri pada telinga. :asa nyeri yang dirasakan tidak selalu disebabkan dari penyakit telinga itu sendiri, tetapi dapat berasal dari tempat atau organ lain yang rasa nyerinya dihantarkan ke telinga (nyeri alihrefered pain). :asa nyeri tersebut dapat berasal dari gigi molar atas, dasar mulut maupun tonsil. Ayeri yang berasal dari telinga tengah dapat disebabkan oleh peradangan akibat adanya ineksi karena bakteri, virus maupun jamur dapat juga menyebabkan otalgia. ada pasien keluhan nyeri disangkal. "erkurangnya pendengaran dapat terjadi pada otitis media akut terutama pada stadium supurasi dan perorasi karena membrane timpani yang berungsi untuk menggetarkan tulang$tulang pendengaran mengalami pembengkakan pada stadium supurasi dan sudah tidak utuh lagi pada stadium perorasi. ada kasus yang lebih berat dapat terjadi pula kerusakan pada tulang pendengaran yang dapat memperparah berkurangnya pendengaran. asien sebelumnya diduga mengalami 4M/ /2 saat usia 2 berdasarkan dari anamnesa dan saat ini masih mengeluarkan cairan karena tidak mendapatkan terapi. ada pemeriksaan isik didapatkan kondisi umum pasien baik dan keadaan gii baik. Tidak ditemukan adanya kelainan pada gigi, mulut, tonsil, maupun
organ$organ di sekitar telinga yang menjadi sumber nyeri telinga pada pasien ini. emeriksaan otoskopi pada telinga kanan dan kiri ditemukan sekret serosa ber!arna putih, membran timpani perorasi sentral, dan releks cahaya ($). ada tes penala ditemukan tes :inne ($) pada telinga kanan dan kiri, tes Ieber sulit dievaluasi karena pasien tidak mendengar apa$apa, kemungkinan dikarenakan ruangan yang tidak kondusi, serta tes 2!abach memanjang pada telinga kanan dan kiri. -etiga tes tersebut menandakan bah!a pasien ini mengalami tuli kondukti yang artinya keluhan dan kelaianan pasien hanya sebatas telinga luar dan telinga tengah. Tetapi pada kasus ini mengarah pada kelainan di telinga tengah. 4titis media akut memiliki 7 stadium. ada kasus ini merupakan kasus stadium perorasi dikarenakan pada pemeriksaan didapatkan membrane timpani yang perorasi. ada kasus ini sudah lebih dari ' bulan telinga kanan dan kiri tetap mengeluarkan cairan. Bal ini menandakan sudah terjadi penyakit yang kronis, 4M2-. ada kasus ini tidak ditemukan kolesteatom dan perorasi bersiat sentral. Bal ini menandakan 4M2- benigna. Membrane timpani pada kasus ini tetap mengalami perorasi tetapi mukosa serta membrane timpani sudah tidak terlihat kemerahan menandakan pasien merupakan tipe persistent perforation syndrome.
Te!ai Kasus
ada kasus ini, dilakukan penatalaksanaan baik medikamentosa maupun non medikamentosa yaitu edukasi. ada pasien dengan 4M2-, dimana pada pemeriksaan di dapatkan membrane timpani yang perorasi dan masih mengeuarkan sekret, sehingga diberikan obat cuci telinga ( ear toilet ) B'4' 3C selama 7 hari serta antibiotik yang adekuat. ada kasus ini diberikan antibiotik topical oloGacin 'G@ tetes selama 1 minggu. iberikan obat ini karena bakteri penyebab 4M2- ( P. aeruginosa dan proteus) sensitive terhadap obat ini. 2elain itu, obat ini tidak bersiat ototoksik dan dapat diberikan pada pasien dengan perorasi membrane timpani, tidak seperti obat lainnya yang mengandung polimiksin " dan neomisin serta gentamisin karena bersiat ototoksik, namun pemberian obat topical dibatasi karena dapat meneybabkan nyeri atau mengiritiasi mukosa telinga tengah akibat pB obat topical yang cenderung asam, sedangkan
pB telinga tengah netral. ada pasien ini juga diberikan antibiotik sistemik yaitu EiproloGacin tablet ' G 7%% mg. 4bat ini diberikan pada pasien karena terapi secara oral memiliki potensi penetrasi ke dalam jaringan telinga tengah yang lebih baik dibandingkan dengan obat sediaan topical dan tidak menyebabkan ototoGisitas. 2elain itu, pada pasien diberikan anti inlamasi berupa kortikosteroid (deksametason) untuk mengatasi gejala peradangannya. ada kasus ini dibutuhkan pentalaksanaan yang adekuat untuk mengeradikasi mikroorganisme penyebab agar komplikasi 4M2- tidak terjadi.