BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Infeksi jamur pada manusia umumnya dan tertuma disebabkan oleh dua kelompok jamur, yaitu dermatofita (filamen multiseluler atau hifa) dan yeast (bentuk uniseluler yang 1
replikasinya dengan tunas. Infeksi jamur dapat superfisial, subkutan, atau sistemik tergantung dari karakteristik organisme dan host-nya. Referat ini akan fokus pada infeksi jamur superfisial yang terbatas pada stratum korneum, rambut, dan kuku.
2
Mikosis superfisial disebabkan oleh parasit jamur pada keratin yang disebut dematofita dan terbagi dalam 3 genus, yaitu Trichophyton, Microsporum, and Epidermophyton. Semua genus ini menginfeksi kulit, rambut, kuku, dan kadang-kadang melibatkan jaringan yang lebih 3
dalam.
Trychophyton biasanya mengenai kulit, rambut, dan infeksi kuku. Microsporum 1,4
mengenai kulit dan rambut. Epidermophyton mengenai kulit dan kuku. Dermatofita hanya menyerang keratin yang menyediakan sumber nutrisi untuk dermatofita dan pertumbuhan 2
jamur mycelia.
Dermatofita superfisial diantaranya terdiri dari tinea kapitis, tines kruris, tinea manum, tinea pedis, onikomikosis, dan tinea imbrikata. Dermatofitosis yang lebih dalam termasuk ke dalam inflamasi dermatofitosis, tinea barbe, kerion celsi, favus, granuloma trikofitik, misetoma, dan penyakit dematofitik. Pitiriasis
2
versikolor
adalah
penyakit
jamur
superfisialis
yang
menahun
yang
menimbulkan erupsi pada kulit yang biasanya berkembang setelah pajanan matahari dengan makula putih seperti pohon cemara namun coklat pucat pada bagian luarnya sehingga disebut versikolor atau variasi warna.
5
1
Piedra juga termasuk pada infeksi jamur superfisial pada rambut yang ditandai dengan nodul di sepanjang rambut. Piedra hitam disebabkan oleh Piedra hortae dan Piedra putih 5
Trichosporum beigelii. disebabkan oleh Trichosporum
1.2 Tujuan Penulisan Penulisan referat ini adalah untuk mengetahui dan menambah wawasan mengenai Mikosis puperfisialis yang mencakup definisi, klasifikasi, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan fisik, diagnosis banding, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaannya.
2
Piedra juga termasuk pada infeksi jamur superfisial pada rambut yang ditandai dengan nodul di sepanjang rambut. Piedra hitam disebabkan oleh Piedra hortae dan Piedra putih 5
Trichosporum beigelii. disebabkan oleh Trichosporum
1.2 Tujuan Penulisan Penulisan referat ini adalah untuk mengetahui dan menambah wawasan mengenai Mikosis puperfisialis yang mencakup definisi, klasifikasi, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan fisik, diagnosis banding, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaannya.
2
BAB II PEMBAHASAN 2.1 DEFINISI 6
Mikosis adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur. Mikosis superfisialis adalah infeksi jamur yang terbatas pada stratum korneum, rambut, dan kuku.
1,2
2.2 KLASIFIKASI
Infeksi jamur pada manusia umumnya dan tertuma disebabkan oleh dua kelompok jamur, yaitu dermatofita (filamen multiseluler atau hifa) dan yeast (bentuk uniseluler yang 1
replikasinya dengan tunas. Infeksi jamur dapat superfisial, subkutan, atau sistemik tergantung 2,8
dari karakteristik organisme dan host-nya. pada infeksi yeast seperti kandida, sel jamur sendiri atau terpisah setelah pembelahan yang disebut tunas. Pada sistemik atau yang dalam, infeksi jamur subkutan menyerang struktur viseral.
5
Lebih dalam lagi, infeksi jamur kutaneus kronik, seperti misetoma, kromomikosis, dan sporotrikosis, muncul setelah inokulasi pada individu. Infeksi jamur sistemik paling sering terjadi pada infeksi paru primer yang dapat menyebar ke sistem organ secara hematogen ke sistem multiple organ. Kandidiasis diseminata biasanya timbul pada saluran pencernaan. Infeksi ini 2
paling sering terjadi pada orang dengan imunokompromais.
Gambar 1: Perbandingan antara deep mikosis dengan mikosis superfisial, kutan, dan subkutan
3
Mikosis superfisialis adalah penyakit infeksi mukokutaneus yang paling banyak di jumpai, disebabkan oleh infeksi jamur dengan kedalaman infeksi 1-2 mm. Penyakit ini timbul akibat perubahan lingkungan mikro di kulit, yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu dermatofitosis dan nondermatofitosis. Infeksi jamur dapat superfisial, subkutan, atau sistemik tergantung dari 2,7
karakteristik organisme dan host-nya.
MIKOSIS Superfisialis Dermatofitosis
Non Dermatofitosis
Tinea kapitis
Intermediet
Profunda Subkutis
Sistemik
Pitiriasis versikolor
Misetoma
Aktinomikosis
Tinea fasialis
Piedra (hitam/putih)
Kromomikosis
Nokardiosis
Tinea barbe
Tinea nigra palmaris
Sporotrikosis
Histoplasmosis
Tinea corporis
Kandidiasis
Fikomikosis subkutan
Kriptokokosis
Tinea manus
Aspergillosis
Rinosporodiosis
Koksidioidomikosis
Tinea pedis
Blastomikosis
Tinea kruris
Fikomikosis sistemik
Tinea unguium
Jamur yang menyebabkan infeksi ini terdiri dari tiga genus: dermatofita, Candida spp., dan Malassezia furfur . Dermatofitosis superfisial diantaranya terdiri dari tinea kapitis, tinea kruris, tinea manum, tinea pedis, onikomikosis, dan tinea imbrikata. Dermatofitosis yang lebih dalam termasuk ke dalam inflamasi dermatofitosis, tinea barbe, kerion celsi, favus, granuloma trikofitik, misetoma, dan penyakit dematofitik. Candida spp., membutuhkan lingkungan yang lembab dan hangat. Malassezia furfur memerlukan lingkungan mikro yang lembab dan lipid untuk pertumbuhan.
2
Trychophyton biasanya mengenai kulit, rambut, dan infeksi kuku. Microsporum 1,4
mengenai kulit dan rambut. Epidermophyton mengenai kulit dan kuku. Dermatofita hanya menyerang keratin yang menyediakan sumber nutrisi untuk dermatofita dan pertumbuhan 2
jamur mycelia.
Ptiriasis versikolor merupakan mikosis superfisial yang disebabkan oleh Malassezia furfur yang pada umumnya memberikan gambaran hipopigmentasi berskuama atau makula
4
hiperpigmentasi pada tubuh, termasuk dada, punggung, abdomen, dan ektremitas proksimal. 2
Area yang jarang terkena diantaranya wajah, kulit kepala, dan genitalia.
Tinea nigra termasuk ke dalam mikosis superfisialis, biasanya pada stratum korneum 2,5
palmar dan disebabkan oleh Hortaea werneckii dan lebih sering di iklim tropis.
Karakteristiknya berupa hiperpigmentasi, ditutupi makula asimptomatik, dengan bercak halus terutama di telapak tangan, jarang pada telapak kaki atau di tempat lain. Trichosporon
spp. Adalah
1,2
ragi yang menyebabkan piedra, infeksi superfisial
(T.cutaneum, T. asteroids), dan trichosporonosis invasif pada imunokompromais. Piedra juga
termasuk pada infeksi jamur superfisial pada rambut yang ditandai dengan nodul di sepanjang rambut. Piedra hitam disebabkan oleh Piedra hortae dan Piedra putih(pubis, ketiak, jenggot, 5
dan alis/bulu rambut) disebabkan oleh Trichosporum beigelii. 2.3 DERMATOFITOSIS
Mikosis superfisial disebabkan oleh parasit jamur pada keratin yang disebut dematofita dan terbagi dalam 3 genus, yaitu Trichophyton, Microsporum, and Epidermophyton. Semua genus ini menginfeksi kulit, rambut, kuku, dan kadang-kadang melibatkan jaringan yang lebih 3
dalam.
Etiologi Tiga genus pada dermatofita: Trichophyton, Microsporum, and Epidermophyton.
2,3
T.rubrum adalah yang paling sering menyebabkan dermatofitosis epidermal dan onikomkosis.
Infeksi T.rubrum dapat terjadi melalui kontak dengan kontaminasi lantai (rumah, tempat kesehatan, loker atlit, atau kamar hotel). Di Amerika Utara dan Eropa, T. tonsurans adalah penyebab yang paling sering. Pada orang dewasa di Amerika, T.rubrum menjadi penyebab paling sering untuk dermatofitosis folikulitis.
2
5
Epidemiologi Anak-anak memiliki infeksi kulit kepala (Trichophyton, Microsporum) dan dewasa muda memiliki infeksi intertriginosa.Insiden onikomikosis berkorelasi langsung dengan usia; Di AS, 2
hingga 50% dari individu usia 75 tahun terkena onikomikosis.
Dewasa kulit hitam memiliki insiden lebih rendah untuk dermatofitosis. Tinea kapitis lebih sering terjadi pada anak-anak kulit hitam.
2
T.rubrum endemic di Asia Tenggara, Afrika Barat, dan Australia. Namun, paling umum
terjadi di Amerika Utara dan Eropa. Jamur yang bersumber dari hewan (zoophilic) menginduksi peradangan lebih kuat daripada penyebaran dari orang ke orang (anthropophilic). Pada ringworm pada sapi, seperti boggy swelling dengan inflamasi, pustulasi, dan limfadenopati
sering diduga infeksi bakteri; seperti lesi yang disebut kerion dan terkait kehilangan rambut yang mungkin permanen. Tinea di daerah jenggot biasanya disebabkan oleh spesies zoophilic dan menunjukkan gambaran yang sama (gambar 2). Organisme antrofilik menyebabkan daerah yang botak berskuama dengan peradangan minimal dan kerusakan rambut 3-4 mm dari kulit kepala. Pada favus yang disebabkan oleh Trichophyton schoenleini , gambarannya didominasi oleh krusta kekuningan berbau busuk pada sekitar rambut kulit kepala dan kadang-kadang menyebabkan 3
jaringan parut (alopesia).
Gambar 2: Animal Ringworm pada daerah jenggot yang menunjukkan inflamasi boggy dengan pembengkakan (kerion)
6
Klasifikasi In vivo, Dermatofit hanya tumbuh pada atau di dalam struktur keratin, dan demikian melibatkan: -
Dermatofitosis epidermis keratinisasi (dermatofitosis epidermal, epidermatomikosis): Tinea fasialis, tinea korporis, tinea kruris, tinea manus, tinea pedis.
-
Dermatofitosis kuku (onikomikosis): Tinea unguium. Onikomikosis termasuk infeksi yang disebabkan oleh dermatofit kuku, ragi, dan jamur.
-
Dermatofitosis rambut dan folikel rambut (Trikomikosis): Dermatofit folikulitis, granuloma Majocchi (trichophytic), tinea kapitis, tinea barbe.
Patogenesis Dermatofita mensintesis keratinase yang mencerna keratin dan mempertahankan keberadaan jamur dalam struktur keratin. Imunitas yang diperantarai sel dan aktivitas 2
antimikroba leukosit PMN membatasi patogenisitas dermatofitosis.
Faktor pajanan yang memfasilitasi infeksi dermatofit: glukokortikoid atopi, topikal, dan sistemik, kemudian iktiosis, penyakit vascular kolagen. Faktor local infeksi dermatofit yang mendukung: keringat, oklusi, paparan dalam pekerjaan, lokasi geografis, kelembapan yang tinggi (iklim tropis atau semi tropis).
2
Gambaran klinis dermatofitosis tergantung pada beberapa factor: lokasi infeksi, respon imun host , spesies jamur. Dermatofit (T.rubrum) yang memulai respon inflamasi kecil lebih mampu menyebabkan infeksi kronis. Organisme seperti M.canis menyebabkan infeksi akut yang berhubungan denganrespon inflamasi cepat resolusi spontan. Pada beberapa individu, 2
infeksi dapat melibatkan dermis, seperti pada kerion dan granuloma Majocchi.
7
Pemeriksaan Laboratorium -
Mikroskopik langsung
Gambar 3: Praparat KOH pada individu dengan dermatofitosis epidermis. Multipel, septa, tabung seperti struktur (hifa atau miselia) dan pembentukan spora pada individu dengan dermatofitosis epidermis.
-
Lampu Wood Rambut yang terinfeksi Microsporum spp, fluoresensi, kehijauan. Ruangan yang gelap mempengaruhi lampu Wood.
-
Kultur Jamur Spesimen dikumpulkan dari lesi sisik kulit, rambut, kuku. Sisik dan rambut pada kulit kepala adalah tempat yang terbaik. Debris keratinisius dan rambut kemudian ditempatkan di plat kultur jamur. Kultur dilakukan pada media glukosa Sabouraud. Kultur diulang setiap bulan.
8
Penatalaksanaan
9
2.3.1
TINEA KAPITIS Tinea kapitis adalah dermatofitosis pada kulit kepala dan berhubungan dengan rambut.
Penyakit ini disebabkan oleh pathogen dermatofitosis dari Trichophyton and Microsporum kecuali T.concentricum. Yang paling umum di seluruh dunia adalah M.canis. Sisa rambut dan sisik menunjukkan fluoresensi hijau ketika diperiksa menggunakan lampu Wood.
2
Penyakit ini biasanya terjadi pada anak-anak. Organisme penyebabnya bervariasi dari 3
tiap-tiap negara. Insiden tinea kapitis sering ditemukan pada anak usia 3-14 tahun, jarang pada dewasa. Untuk alasan yang tidak diketahui, tinea kapitis lebih banyak pada anak-anak keturunan Afrika. Transmisinya meningkat pada orang dengan higienis yang kurang, kepadatan, dan status ekonomi yang rendah. Tempat organismenya berbiak seperti di sisir, topi, sarung bantal, mainan, dan kursi teater. Karier asimtomatik yang umum membuat tinea kapitis ini sulit 2
diberantas. -
Infeksi Ektotrik Invasi terjadi di luar batang rambut. Fragmen hifa ke artrokonidia, menyebabkan kerusakan kutikula. Disebabkan oleh Microsporum spp. 10