KEPEMIMPINAN STRATEJIK
MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Manajemen Stratejik yang dibina oleh Ibu Elfia Nora, S.E., M.Si.
Oleh Kelompok 2 1. Dwi Eka 2.
160
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN November 2018
Kepemimpinan Strategi
Strategi adalah metode atau rencana yang dipilih untuk membawa masa depan yang diinginkan, seperti pencapaian tujuan atau solusi permasalahan. Kepemimpinan merupakan proses dalam memimpin, memengaruhi, memerintah, memandu, memperbaiki, dan mencapai misis. Kepemimpinan strategi adalah memimpin secara strategis untuk membawa perubahan dalam organisasi, membangun strategi dan mengimplementasikannya dengan kualitas kepemimpinan yang efektiif, serta membuat bawahannya untuk memahami visi, misi, dan tantangan yang sedang dihadapi ataupun akan dihadapi oleh perusahaan. Kepemimpinan strategi meliputi:
Kemampuan seseorang untuk mengantisispasi berbagai kondisi, membuat mimpi, mempertahankan fleksibilitas organisasi, memberdayakan orang lain untuk mau berpikir secara strategis, dan bekerja dengan orang lain untuk memulai perubahan yang akan menciptakan masa depan yang baik bagi organisasi.
Melaksanakan pekerjaan multi fungsi yang melibatkan orang lain untuk bekerja, sehingga kepemimpinan strategi harus dapat bekerja dengan multifokus.
Membuat pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan seluruh perusahaan bukan hanya sub-unit, sehingga kepemimpinan strategi harus berpikir secara komprehensif dan sistematik.
Merupakan suatu kerangka manajerial dari acuan, dengan memberikan arahan dan inspirasi yang diperlukan untuk membuat dan menerapkan visi, misi, dan srategi perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi. Strategi kepemimpinan harus melibatkan manajer perusahaan level atas, menengah, dan bawah. Srategi kepemimpinan diperlukan untuk :
Mengantisipasi dan memperkirakan kejadian dalam lingkungan eksternal yang berpotensi memengaruhi kinerja bisnis.
Menemukan dan mempertahankan keunggulan kompetitif dengan membangun kompetensi inti dan memilih pasar yang tepat untuk bersaing.
Mengevaluasi implementasi strategi dan hasil secara sistematis, dan membuat penyesuaian strategi.
Membangun sebuah tim yang sangat efektif, efisisen, dan karyawan yang termotivasi.
Memutuskan tujuan dan prioritas yang tepat untuk mencapainya.
Menjadi komunikator yang efektif.
A. Kepemimpinan Strategi dan Proses Manajemen Strategi
Kepemimpinan strategi yang efektif membentuk formulasi maksud dan misis strategi, dimana maksud dan misis strategi tersebut berpengaruh terhadap tindakan strategi yang sukses. Keberhasilan tindakan strategi memengaruhi perumusan strategi dan implementasi strategis yang di atas rata-rata. Secara diagram kepemimpinan strategi yang efektif dapat digambarkan sebagai berikut:
B. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kebijakan Manajerial
Faktor lingkungan eksternal:
Struktur industri, yaitu gambaran ditribusi jumlah dan ukuran dari perusahaan-perusahaan yang ada dalam industry, di samping itu struktur industry itu sendiri menggambarkan kondisi sebagai berikut:
Ragam produk: barang konsumsi, barang konsumsi sederhana, barang konsumsi dengan kandungan teknologi yang lebih canggih, barang modal, dan barang-barang lainnya.
Intensitas pemakaian factor produksi: barang dengan padat karya dan barang dengan padat modal.
Orientasi pasar: barang domestic dan barang ekspor.
Tingkat pertumbuhan pasar, seberapa besar pertumbuhan pasar dapat menyerap produk yang ditawarkan.
Jumlah da jenis kompetitor, seberapa banyak pelaku bisnis pada industri dan bagaimana jenis competitor apakah didominasi oleh sekelompok kecil ataukah seluruh pemain kekuatannya seimbang.
Kendala politik/hukum, sejauh mana peraturan yang ada memengaruhi aktivitas bisnis dalam industry yang ada.
Diferensiasi produk, artinya sejauh mana produk dapat dibedakan dari produk bersaing.
Faktor karakteristik organisasi:
Ukuran dan usia organisasi, seberapa besar ukuran operasional perusahaan apakah local, domestic, regional, multi-national, atau global, serta seberapa lama usia perusahaan beroperasi.
Budaya, apakah budaya yang dimiliki perusahaan bersifat unik dan daoat dijadikan keunggulan dalam kompetisi.
Ketersediaansumber daya, seberapa besar sumber daya yang dimiliki perusahaan, apakah sumber daya itu dapat dijadikan keunggulan bersaing.
Pola inyeraksi di antara karyawan, seberapa besar tingkat kepercayaan antarkaryawan, apakah berbagi informasi dan pengetahuan berjalan baik.
Faktor karakteristik manajer:
Toleransi terhadapa ambiguitas, artinya manajer mampu bekerja dalam kondisi yang serba tidak pasti.
Komitemen terhadap perusahaan dan hasil yang diinginkan strategis, artinya manajer mempunyai komitmen yangkuat untuk mencapai hasil terbaik.
Keterampilan interpersonal, artinya manajer mempunyai kemampuan yang baik untuk berhubungan dengan orang lain, baik dengan bawahan, sesame koleg, atasan, pelanggan, maupun pihak lainnya.
Tingkat aspirasi, seberapa besar manajer mau menerima aspirasi karyawan untuk perbaikan kondisi organisasi dan karyawan, serta mau memberikan apresiasi utamanya terhadap bawahannya yang mencapai performansi kerja yang tinggi.
Tingkat kepercayaan diri, seberapa bsar manajer memiliki kepercayaan diri dalam mengahadapi permasalahan yang ada.
C. Top Management Team
Tim manajemen puncak terdiri dari manajer kunci yang bertanggung jawab untuk merumuskan dan mengimplementasikan strategi organisasi. Sebuah tim manajemen puncak yang heterogen dengan berbagai keahlian dan pengetahuan dapat menarik berbagai perspektif ketika mengevaluasi strategi alternative dan membangun consensus. Sebuah tim manajemen puncakb juga harus dapat berfungsi secara efektif sebagai sebuah tim untuk melaksanakan strategi. Suatu tim manajemen yang heterogen cenderung mebuat strategi lebih sulit dalam implementasina.
D. Pasar Tenaga Kerja Manajerial
Pasar tenaga kerja internal perusahaan terdiri dari jalur karier alternative yang disediakan bagi seorang manajer dalam suatu perusahaan.
Memilih kandidat internal untuk posisi manajemen dapat membantu untuk membangun pengetahuan yang spesifik bagi perusahaan yang sangat bernilai.
Pasar tenaga kerja eksternal termasuk sekumpulan peluang karier yang disediakan bagi para manajer dari luar perusahaan mereka.
Memilih orang luar sebagai manajer sering membawa wawasan baru dan dapat memberikan energi pada perusahan dengan ide-ide baru yang inovatif.
E. Pengaruh Suksesi CEO dan Tim Komposisi
Komposisi tim manajemen puncak yang homogen dimana suksesi CEO berasal dari internal akan menyebabkan strategi stabil (relatif tidak berubah). Sebaliknya jika suksesi CEO berasal dari eksternal maka akan terjadi ambigu, yaitu kemungkinan perubahan dalam tim dan strategi manajemen puncak. Komposisi tim manajemen puncak yang heterogen dimana suksesi CEO berasal dari internal akan menyebabkan strategi stabil (relatif tidak berubah), tetapi disertai dengan adanya inovasi. Sebaliknya jika suksesi CEO berasal dari eksternal makan akan terjadi perubahan strategi.
F. Latihan Kepemimpinan yang Efektif
Kepemimpinan strategi yang efektif diantaranya:
1. Menentukan arahan strategi
Arahan strategis berarti pengembangan visi jangka panjang sebagai tujuan strategis suau perusahaan.
Pemimpin karismatik dapat membantu mencapai tujuan strategi.
Adalah penting untuk tidak melupakan (kehilangan pandangan) terhadap kekuata organisasi ketika membuat perubahan yang diperlukan karena arah strategis yang baru.
Eksekutif harus menyusun struktur organisasi perusahaan secara efektif untuk membantu mencapai visi.
2. Membuat dan Mempertahankan Kompetensi Inti
Kompetensi inti adalah sumber daya dan kemampuan yang berfungsi sebagai sumber keunggulan kompetitif bagi perusahaan atas para pesaingnya.
Pemimpin strategis harus meyakinkanbahwa kompetensi perusahaan dijadikan perhatian dalam upaya implementasi strategi.
Dalam banyak perusahaan besar, dan tentu saja yang terkait dengan diversifikasi, kompetensi inti digali secara efektif ketika kompetisi inti tersebut dikembangkan dan diterapkan di seluruh unit organisasi yang berbeda.
Kompetensi inti tidak bisa dikembangkan atau digali secara efektif tanpa mengembangkan kemampuan sumber daya manusia.
3. Mengembangkan Sumber Daya Manusia
Human capital (modal manusia) mengacu pada pengetahuan dan keterampilan seluruh tenaga kerja perusahaan.
Karyawan dipandang sebagai sumber daya modal yang membutuhkan investasi.
Tidak ada strategi yang efektif kecuali perusahaan mampu mengembangkan dan mempertahankan orang-orang yang baik untuk melaksanakannya.
Pengembangan dan manajemen sumber daya manusia perusahaan yang efektif dapat menjadi
penentu
utama
dari
kemampuan
perusahaan
untuk
merumuskan
danmenerapkan strategi sukses. 4. Mempertahankan Budaya Organisasi yang Efektif
Budaya organisasi terdiri dari: suatu kompleksitas dari ideologi, symbol, dan nilai-nilai inti yang di share share di seluruh perusahaan, dan memengaruhi dengan cara bagaimana perusahaan melakukan bisnis.
Membentuk budaya perusahaan merupakan tugas utama kepemimpinan strategis yang efektif.
Budaya organisasi yang sesuasi mendorong pengembangan orientasi kewirausahaan di kalangan karyawan, dan kemampuan untuk mengubah budaya yang diperlukan.
Rekayasa ulang (re-engineering) dapat (re-engineering) dapat memfasilitasi proses ini.
G. Perubahan Budaya dan Rekayasa Ulang
Manfaat rekayasa ulang bisnis (business re-engineering) akan re-engineering) akan maksimal ketika para karyawan percaya bahwa:
Setiap pekerjaan di perusahaan adalah perlu dan penting.
Semua kryawan dapat menciptakan nilai melalui pekerjaan mereka.
Belajar terus-menerus adalah bagian penting dari pekerjaan setiap orang.
Kerja tim sangat penting untuk keberhasilan pelaksanaan.
Permasalahan dapat diselesaikan hanya jika tim mau menerima tanggung jawab untuk solusi.
1) Menekankan Praktik Etis
Praktik etik meningkatkan efektivitas proses implementasi strategi.
Perusahaan yang etis mendorong dan memungkinkan orang di semua tingkatan organisasi untuk melakukan penilaian etika.
Agar benar-benar memengaruhi penilaian dan perilaku karyawan, praktik etik harus mewarnai proses pengembilan keputusan perusahaan, dan menjadi bagian integral dari budaya organisasi.
Pemimpin mengaur suasana untuk menciptakan lingkungan yang saling menghormati, kejujuran dan praktik etik antar karyawan.
2) Membangun Pengendalian Organisasi Seimbang
Pengendalian organisasi menyediakan parameter di mana strategi yang akan diterapkan, dan tindakan perbaikan yang dilakukan.
Pengendalian keuangan sering ditekankan dalam perusahaan besar dan focus pada hasil keuangan jangka pendek.
Pengendalian strategis berfokus pada isi langkah strategis, bukan pada hasilnya.
Pemimpin strategis yang sukses menyeimbangkan pengendalian strategis dan pengendalian keuangan (mereka tidak menghilangkan pengendalian keuangan) keuan gan) dengan maksud untuk mencapai keuntungan jangka panjang yang lebih positif.
2.1 Kepemimpinan Strategis dan budaya organisasi
Penelitian oleh Centre for Creative Leadership (2004) menunjukkan kepemimpinan strategis adalah tentang kemampuan seorang pemimpin mengubah orang melalui visi dan nilai-nilai, budaya dan iklim kerja, serta struktur dan sistem. Kepemimpinan strategis lebih jauh berarti kemampuan yang dimiliki pemimpin untuk mengelola, mengkoordinasikan, memengaruhi serta memotivasi dan meningkatkan kinerja orang-orang yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan organisasi. Hughes dan Beatty (2005) menulis dalam buku mereka “Becoming a Strategic Leader” bahwa fokus dari kepemimpinan strategis adalah “sustainable competitive advantages” yaitu mendorong dan menggerakkan segenap kemampuan karyawan sehingga akan berkembang. Lebih lanjut bahwa kepemimpinan strategis adalah kapasitas dan kapabilitas yang dimiliki seseorang atau kelompok yang bertanggung jawab dan memiliki pengaruh penting untuk menjamin organisasi itu tetap bertahan hidup. Karakteristik kepemimpinan strategis adalah 1. visioner, misioner dan strategis yakni memiliki, memahami dan mengkomunikasikan visi dan misi, mampu merumuskan dan merealisasikan strategi serta memiliki pengetahuan, terampil dan berwawasan luas, 2. berorientasi pada p ada perubahan menunjukkan bahwa pemimpin menyukai dan selalu terlibat dalam perubahan, memiliki tujuan dan arah yang jelas, future-oriented dan suka menetapkan prioritas, 3. mampu membangun relasi yang kuat tergambar dari selalu bertindak bijaksana, melibatkan bawahan dalam mengembangkan ide, memberi kesempatan kepada bawahan untuk membuat keputusan, selalu menyelesaikan tanggungjawab dengan segera dan memiliki jejaring sosial luas dengan berbagai pihak,
4. memiliki personal style dan personal skills seperti proaktif, pengendalian emosi, bersemangat, peduli terhadap bawahan, bekerja melampaui uang dan kekuasaan serta berani mengambil resiko.
2.1.1 pengertian Budaya organisasi Pengertian Budaya menurut Sweeney & McFarlin (2002: 334) mengemukakan bahwa budaya secara ideal mengkomunikasikan secara jelas pesan-pesan tentang bagaimana kita melakukan sesuatu atau bentindak berperilaku di sekitar sini (“how we do things around here”). here”). Dari pemikiran tersebut dapatlah diinterpretasikan bahwa budaya memberikan arahan mengenai bagaimana seseorang harus berperilaku, bersikap, bertindak dalam suatu komunitas, kata ‘here’ dalam pengertian di atas mengacu kepada suatu komunitas tertentu, baik itu berbentuk organisasi, perusahaan, atau masyarakat. Pengertian Organisasi menurut Robbins (2001:4) diartikan sebagai suatu unit (satuan) sosial yang dikoordinasikan dengan sadar, yang terdiri dari dua orang atau lebih, yang berfungsi atas dasar yang relative terus menerus untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan bersama. Konsep Budaya Organisasi Menurut Osborne & Plastrik (2000), budaya organisasi adalah seperangkat perilaku, perasaan, dan kerangka psikologis yang terinternalisasi sangat mendalam dan dimiliki bersama oleh anggota organisasi. o rganisasi. Definisi lain dikemukakan Robbins (2002: 247), bahwa budaya organisasi merupakan suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi; suatu sistem dari makna bersama Robbins (2003), Budaya organisasi adalah system makna yang dianut bersama oleh anggota-anggota yang membedakan antar organisasi lainnya. Demikian juga Robbins menjelaskan bahwa mengukur budaya organisasi dapat memahami tentang bagaimana karyawan memandang organisasi, mendorong kerja tim, meghargai inovasi dan meningkatkan prakarsa. Hofstede (2010) mendefinisikan budaya organisasi sebagai susunan pemikiran bersama yang membedakan anggota-anggota sebuah organisasi dengan yang lain. Sementara itu, pendapat Carwright yang dikutip Wibowo (2013) memahami budaya sebagai penentu
yang kuat dari keyakinan, sikap dan perilaku orang dan pengaruhnya dapat diukur melalui bagaimana orang termotivasi untuk merespons lingkungan budaya mereka. Seorang ahli perilaku organisasi Eliott Jacquest menyebutkan bahwa perilaku organisasi adalah: “the customary or traditional ways of thinking and doing things, which are shared to a greater or lesser extent by all members of the organization and which new numbers must learn and least partially accept in order to be accept into the sevice of the firm” artinya budaya organisasi adalah cara berfikir dan melakukan sesuatu yang mentradisi, yang dianut bersama oleh semua anggota organisasi dan para anggota baru harus mempelajari atau palling sedikit menerimanya sebagian agar mereka diterima sebagai bagian dariorganisasi. dariorganisasi. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi adalah merupakan perwakilan dari norma-norma perilaku yang harus diikuti oleh anggota organisasi, termasuk mereka yang berada dalam hirarkhi organisasi. Bagi organisasi yang masih didominasi oleh pendiri, maka budaya organisasi akan menjadi wahana untuk mengkomunikasikan harapanharapan pendiri kepada anggota organisasi yang lain, sedangkan bagi organisasi yang dikelola oleh seorang manajer atau pimpinan yang bersifat otokratis yang menerapkan gaya kepemimpinan
“top
down”,
maka
budaya
organisasi
juga
akan
berperan
untuk
mengkomunikasikan harapan-harapn mereka. 2.1.3 Kepemimpinan Strategis dan Budaya Organisasi Para ahli berpendapat bahwa definisi budaya organisasi memiliki tiga hal yang merupakan ciri khas dari budaya organisasi tersebut, antara lain: 1) dipelajari, 2) dimiliki bersama, dan 3) diwariskan dari generasi ke generasi. Factor yang paling penting bagi organisasi adalah bagaimana seorang pemimpin, ketua ataupun manajer sebuah organisasi dapat menciptakan dan memelihara suatu budaya organisasi yang kuat dan jelas. Grimes (1978), menyatakan bahwa pemimpin berperan dalam meningkatkan kemampuan, komitmen, keterampilan, pemahaman nilai-nilai pada organisasi serta kerjasama tim untuk meraih prestasi dalam organisasi. Dalam studi yang dihasilkan bahwa semakin baik kepemimpinan akan memperkuat budaya organisasi yang akhirnya berdampak pada peningkatan kinerja karyawan (Tsang, 2007, Xenikou & Simosi, 2006, Lok & Crawford, 2003)
Kepemimpinan dengan budaya organisasi saling terkait, jika pemimpin hidup dalam berbagai budaya, maka dia merupakan instrument dalam mengelola dan mengembangkan budaya, oleh karena itu salah satu kewajiban pemimpin adalah memahami apa yang dihadapi dan apa yang dikerjakan jika mencoba mengelola budaya. Sebaliknya kewajiban bagi pemimpin adalah menciptkan budaya (Schein, 1991). Seorang pemimpin strategis dalam membangun budaya organisasi yang dipimpinnya harus berperan menjadi sosok dari budaya yang akan dibangunnya, pemimpin harus mampu membantu bawahan untuk menciptakan rasa memiliki jati diri bagi para pekerjanya, seorang pemimpin harus mampu mengembangkan keikatan pribadi antara karyawan dengan institusi dimana mereka bekerja, rasa memiliki merupakan modal dasar bagi seorang pemimpin dalam mendorong karyawan untuk mencapai misi dan tujuan dari organisasi, tanpa adanya ikatan pribadi (rasa memiliki) karyawan terhadap organisasi, seorang pemimpin a kan kesulitan untuk menterjemahkan visi, misi dan tujuannya dalam memimpin organisasi. Pemimpin juga harus dapat membatu menciptakan stabilisasi organisasi sebagai suatu sistem sosial, dimana orangorang yang ada didalam organisasi merupakan satu kesatuan sosial yang utuh dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Seorang pemimpin juga harus mampu menjadi pedoman perilaku, sebagai hasil dari norma-norma perilaku yang sudah terbentuk. Pada Intinya peran Kepemimpinan strategis dalam Budaya Organisasi yakni adalah bagaimana seorang pemimpin mampu mengarahakan dan membawa anggota organisasi memahami kondisi lingkungan strategisnya sebagai bagian dalam mencapai tujuan organisasi. o
Kepemimpinan Strategis: Menerima Perubahan
Perpaduan dari telekomunikasi, computer dan internet sebuah pasar global telah meningkatkan langkah dari perubahan secara berlipat ganda dalam 10 tahun terakhir, semua organisasi bisnis terpengaruh. Perubahan telah menjadi suatu bagian integral dari apa yang di hadapi para pemimpin dan manager dari hari ke hari. Tantangan pemimpin adalah mendorong komitmen di antara orang-orang dalam suatu organisasi para pemangku kepentingan (stake holders) di luar organisasi untuk menerima perubahan dan melaksanakan strategi yang ditunjukan untuk memosisikan organisasi agar tetap sukses di masa depan yang sangat berbeda. Para pemimpin mendorong komitmen untuk
menerima perubahan melalui tiga kegiatan yang saling berhubungan menjelaskan tujuan strategis, membangun suatu organisasi, dan membentuk buda ya organisasi. Para pemimpin perusahaan mereka menerima perubahan dengan menjelaskan tujuan strategis mereka, suatu kesadaran yang jelas akan kemana mereka ingin memimpin perusahaan dan hasil-hasil yang diharapkan diharapk an untuk tercapai. Mereka melakukan hal ini dengan berkonsentrasi secara terus menerus dan sangat jelas pada dua masalah yang jauh berbeda: visi dan kinerja. Visi Seorang pemimpin perlu mengkomunikasikan secara jelas dan langsung suatu visi dasar mengenai harus menjadi apa bisnis tersebut nantinya. Secara tradisional, konsep sebuah visi merupakan penjelasan atau gambaran dari seperti apakah perusahaan itu nantinya dapat mengakomodasikan kebutuhan dari semua pihak yang berkepentingan. Pasar global yang sangat kompetitif dan berubah cepat telah memperbaiki konsep ini yang mengarah pada suatu visi pemimpin (leader vision) yang didefinisikan secara terbatas- suatu ekspresi dari kriteria atau karakteristik sederhana dari yang dilihat oleh pemimpin untuk menjadikan perusahaan seperti yang diinginkan dengan membangun dan mempertahankan kepemimpinan global. Mantan CEO IBM Lou Gerstner merupakan contoh bagi dari seorang pemimpin yang sedang berusaha membentuk tujuan strategis ketika ia mulai berusaha untuk mengubah IBM dari sebuah perusahaan computer menjadi perusahan manajemen social bisnis. Pada waktu itu, ia berkata “salah satu hal besar mengenai industry ini adalah kurang lebih setiap satu decade, anda mendapat kesempatan untuk mendefinisikan kembali lapangan permainan”. Lebih lanjut ia berkomentar “kita berada dalam dalam fase pendefinisian kembali saat ini, dan para pemenang atau pecundang akan muncul dari fase tersebut. Kita harus menjadi pemimpin dalam bidang ‘komputasi pusat jaring’. Ini merupakan suatu pergeseran yang disebabkan oleh perubahan berbasis telekomunikasi yang mengubah IBM lebih banyak dari pada yang dilakukan oleh semikondukter pada satu decade terakhir”. Gerster berkata, “sya meraskan ada terlalu banyak orang di IBM yang ingin berjuang dalam perang yang kemungkinannya akan kalah,” dengan merujuk pada computer pribadi dan peranti lunak PC. Oleh karenanya, dengan agresif ia mendukung komputasi pusat jaringan sebagai ujuan strategis IBM untuk decade berikut.
o
Beberapa tindakan penting dalam kepemimpina strategik.
Hitt et al (1995) memberikan gambaran bahwa ada beberapa tindakan penting yang harus diperhatikan dalam kepemimpinan strategik perusahaan. Diantaranya : 1.
Menetukan arah strategik Menetukan arah strategik perusahaan merujuk pada pengembangan pandangan jangka
panjang tujuan strategik perusahaan. Sebagai suatu gambaran mental, pandangan jangka panjang strategi perusahaan normalnya menjangkau pandangan perusahaan paling tidak 5 sampai 10 tahun ke depan, pandangan ini akan mencakup strategi, desain organisasi, dan subsistemnya, yang meliputi perncanaan, sistem informasi dan pengendalian. 2.
Memanfaatkan dan mempertahankan kompetensi inti Kompetensi inti ialah sumberdaya dan kemampuan yang berguna sebagai sumber
keunggulan bersaing perusahaan atas pesaing pesaing lain. Secara khas, kompetensi inti berkaitan dengan kemampuan k emampuan funsional perushaan, seperti manufaktur, manu faktur, keuangan, pemasaran, penelitian dan pengembangan. Sebagai pemeimpin pemimpin strategik, menejer tngkat puncak
mengambil
menegmbangkan,
keputusan
yang
mempertahankan,
dimaksudkan
memperkuat,
untuk
membantu
mendongkrak,
dan
perusahaanya memanfaatkan
kompetensi inti 3.
Mengembangkan human capital
Human capital mengacu pada pengetahuan dan kemampuan tenaga kerja perusahaan. Dengan kata lain , karyawan dipandang sebagi sumber modal kebanyakan pengembangan industri A.S. dapat dikaitkan dengan modal manusia. Salah satu sarana mengembangkan human capital adalah program pelatihan dan pengembangan. Program pengembangan menejemen dapat membantu menambah kemampuan dan menanamkan nilai inti dan pandangan sistematis organisasi. Program pengembangan memudahkan komonikasi diantara karyawan dengan menyediakan bahasa bersama, membanguan jaringan karyawan, dan membentuk visi bersama tentang perusahaan. 4.
Mempertahankan budaya korporat yang efektif
Budaya korporat adalah seperangkat ideologi kompleks, simbol dan nilai yang dimiliki bersama seluruh organisasi yang mempengaruhi cara perusahaan itu menjalankan bisnisnya. Budaya korporat membantu mengatur dan mengontrol prilaku karyawan. 5.
Menekankan praktik etis Pengaruh kepemimpinan strategik menjamin praktik etis suatu organisasi. Salah satu
cara untuk mengembangkan praktik etis adalah menanamkan nilai nilai etislewat budaya organisasi. Etika yang menuntundidasarkan pada prinsip prinsip tertentu oleh pengaruh jangka panjang yang jangkauannya melampaui batas organisasi. Namun demikian, sampai batas tertentu, organisasi dapat membentuk dan atau mengontrol prilaku menejer dan karyawannya dalam konteks organisasi. 6.
Mengembangkan kontrol strategik Kepemimpinan strategik yang efektif mencoba menyeimbangkan pengendalian
strategik dan pengawasan keuangan dengan maksud memproleh pengembalian jangka panjang yang positive. Kenyataannya, kebanyakan tindakan restruksisasi korporat dirancang untuk memfokuskan kembali perushaan pada bisnis utamanya, dan dengan demikian dimungkinkan pemimpin puncak membangun pengendalian strategik unit bisnisnya terpisah pisah. Faktor diatas menurut yukl 2005nada beberapa nilai bersaing yang perlu dipertimbangkan dalam kepemimpinan strategik, diantaranya: perhatian akan sasaran tugas dalam kaitannya dengan manusia, stabilitas dan efisiensi terhadap fleksibiltas dan adptasi, dan fokus internal terhadap eksternal.
DAFTAR RUJUKAN
Fattah, N. 2015. Manajemen 2015. Manajemen Stratejik Berbasis Nilai. Nilai. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.