MAKALAH PRESENTASI KASUS HALUSINASI
1. Tinjauan Teori Halusinasi
A. PENGERTIAN
Halusinasi adalah persepsi sensorik yang keliru dan melibatkan panca
indra (Isaacs, 2002). Sedangkan menurut Direja (2011) halusinasi adalah
hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangasanga internal (pikiran)
dan rangsangan eksternal (dunia luar). Kien memberi persepsi atau pendapat
tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata. Sebagai
contoh klien mengatakan mendengar suara padahal tidak ada orang yang
berbicara.
Menurut Maramis (2005) halusinasi merupakan gangguan atau perubahan
persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi.
Suatu penerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar.
Menurut Stuart (2007) halusinasi adalah kesan respon dan pengalaman
sensori yang salah (Stuart, 2007). Beberapa pengertian di atas, maka dapat
disimpukan bahwa halusinasi adalah persepsi klien melalui panca indera
terhadap lingkungan tanpa ada stimulus atau rangsangan yang nyata.. Berbeda
dengan ilusi dimana klien mengalami persepsi yang salah terhadap stimulus,
salah persepsi pada halusinasi terjadi tanpa adanya stimulus eksternal yang
terjadi. Stimulus internal dipersepsikan sebagai sesuatu yang nyata oleh
pasien.
a. Jenis
Jenis halusinasi terbagi dalam:
"Jenis Halusinasi "Prosentase "Karakteristik "
"Pendengaran "70 % "Mendengar suara-suara atau "
"(auditorik) " "kebisingan, paling sering suara "
" " "orang. Suara berbentuk kebisingan "
" " "yang kurang jelas sampai kata-kata "
" " "yang jelas berbicara tentang klien "
" " "bahkan sampai ke percakapan lengkap "
" " "antara 2 orang atau lebih tentang "
" " "orang yang mengalami halusinasi. "
"Penglihatan "20 % "Stimulus visual dalam bentuk kilatan"
"(Visual) " "cahaya, gambar geometris, gambar "
" " "kartun, bayangan yang rumit atau "
" " "kompleks, bayangan bisa menyenangkan"
" " "atau menakutkan seperti melihat "
" " "monster. "
"Penghidu " "Membaui bau-bauan tertenru seperti "
"(olfactory) " "bau darah, urine atau feces. Umumnya"
" " "bau-bauan yang tidak menyenangkan. "
"Pengecapan " "Merasa mengecap rasa seperti rasa "
"(gustatory) " "darah, urine atau feces. "
"Perabaan (tactile) " "Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan"
" " "tanpa stimulus yang jelas, Rasa "
" " "tersetrum listrik yang datang dari "
" " "tanah, benda mati atau orang lain. "
"Cenesthetic " "Merasakan fungsi tubuh seperti "
" " "aliran darah di vena atau arteri, "
" " "pencernaan makanan atau pembentukan "
" " "urine. "
"Kinesthetic " "Merasakan pergerakan sementara "
" " "berdiri tanpa bergerak "
B. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI
a. Faktor Predisposisi
1. Genetic
Setelah diketahui secara genetik bahwa halusinasi di turunkan melalui
kromoson-kromoson namun demikian yang beberapa yang menjadi faktor penentu
gangguan ini sampai sekarang masih dalam tahap penelitian. Diduga letak gen
halusinasi ada kromozom no 6 dengan kontribusi genetik tambahan no 4, 8,
15, dan 22 (Dan Carpenter, 2002) anak kembar identik memiliki kemungkinan
mengalami halusinasi sebesar 50% jika salah satunya mengalami halusinasi
sementara dizigote peluangnya sebesar 15%, orang anak yang salah satunya
orang tua yang mengalami halusinasi, sementara bila kedua orang tuanya
halusinasi maka peluangnya mencapai 35% (Rasmun,2001).
2. Biologis
Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan respon
neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami. Ini ditunjukkan oleh
penelitian-penelitian yang berikut
a. Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak yang
lebih luas dalam perkembangan halusinasi. Lesi pada daerah frontal,
temporal dan limbik berhubungan dengan perilaku psikotik.
b. Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang
berlebihan dan masalah-masalah pada sistem reseptor dopamin dikaitkan
dengan terjadinya halusinasi.
c. Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal menunjukkan terjadinya
atropi yang signifikan pada otak manusia. Pada anatomi otak klien dengan
halusinasi kronis, ditemukan pelebaran lateral ventrikel, atropi korteks
bagian depan dan atropi otak kecil (cerebellum). Temuan kelainan anatomi
otak tersebut didukung oleh otopsi (post-mortem).
3. Neuraotransmiter
Halusinasi juga di sebabkan adanya kehidupan seimbang neurotransmitter
dopamine berlebihan tidak seimbang dengan kadar serolonine
4. Abnormal perkembangan saraf
5. Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon dan
kondisi psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaan yang dapat
mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah penolakan atau tindakan
kekerasan dalam rentang hidup klien.
6. Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti:
kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana alam) dan
kehidupan yang terisolasi disertai stres.
b. Faktor Prespitasi
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah
adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna,
putus asa dan tidak berdaya. Menurut Stuart (2007). faktor presipitasi
terjadinya gangguan halusinasi adalah:
1. Biologis (mekanisme penghantar listrik yang abnormal)
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses
informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus yang
diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.
2. Stres Lingkungan
Ambang toleransi terhadap stres yang berinteraksi terhadap stresor
lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
3. Sumber Koping (proses pengolahan informasi yang berlebih)
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stresor.
C. MANIFESTASI KLINIK
Klien dengan halusinasi cenderung menarik diri, sering didapatkan
duduk terpaku dengan pandangan mata pada satu arah tertentu tersenyum atau
berbicara sendiri, secara tiba-tiba marah atau menyerang orang lain,
gelisah, melakukan gerakan seperti sedang menikmati sesuatu. Juga
keterangan dari pasien sendiri tentang halusinasi yang dialaminya (apa yang
dilihat, didengar atau dirasakan). Berikut ini merupakan gejala klinis
berdasarkan halusinasi:
1. Tahap 1 : Memberi rasa nyaman tingkat ansietas sedang secara umum
halusinasi merupakan suatu kesenangan
Gejala klinis:
a. Data Subjektif
1) Mengalami ansietas, kesepian, rasa bersalah dan ketakutan.
2) Mencoba berfokus pada pikiran yang dapat menghilangkan ansietas.
3) Pikiran dan pengalaman sensori masih ada dalam kontrol kesadaran
(jika kecemasan dikontrol).
b. Data Objektif
1) Menyeriangai, tersenyum sendiri/tertawa tidak sesuai
2) Menggerakkan bibir tanpa bicara/tanpa suara
3) Gerakan mata cepat
4) Bicara lambat
5) Diam dan pikiran dipenuhi sesuatu yang mengasikkan
2. Tahap 2 : Menyalahkan, tingkat kecemasan berat secara umum halusinasi
menyebabkan rasa antipasti/ bersifat menjijikkan
Gejala klinis:
a. Data Subjektif
1) Pengalaman sensori menakutkan
2) Mulai merasa kehilangan kontrol
3) Merasa dilecehkan oleh pengalaman sensori tersebut
4) Menarik diri dari orang lain
5) Non Psikotik
b. Data Objektif
1) Cemas, peningkatan denyut jantung, pernafasan dan tekanan darah
2) Konsentrasi menurun, rentang perhatian menyempit
3) Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dan realita
3. Tahap 3 : Mengontrol tingkat kecemasan berat pengalaman sensori tidak
dapat ditolak lagi (halusinasi bersifat mengendalikan)
Gejala klinis:
a. Data Subjektif
1) Pasien menyerah dan menerima pengalaman sensorinya.
2) Isi halusinasi menjadi antraktif
3) Kesepian bila sensori berakhir
4) Psikotik
b. Data Objektif
1) Cenderung mengikuti halusinasi
2) Kesulitan berhubungan dengan orang lain
3) Perhatian atau konsentrasi menurun dan cepat berubah
4) Kecemasan berat (berkeringat, gemetar, tidak mampu mengikuti
petunjuk)
4. Tahap 4 : Menguasai tingkat kecemasan panik secara umum diatur dan
dipengaruhi oleh waham (halusinasi bersifat menaklukkan).
Gejala klinis:
a. Data Subjektif
1) Pengalaman sensori menjadi ancaman
2) Halusinasi dapat berlangsung selama beberapa jam atau hari (jika
tidak diintervensi)
3) Psikotik
b. Data Objektif
1) Perilaku panik
2) Pasien mengikuti halusinasi
3) Tidak mampu mengendalikan diri
4) Tindakan kekerasan, agitasi menarik diri atau ketakutan
5) Tidak mampu mengikuti perintah nyata dan perintah yang kompleks
6) Tidak mampu berespon terhadap lebih dari satu orang
7) Beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
D. PSIKOPATOLOGI
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Gangguan persepsi sensori: Halusinasi (Core Problem)
Isolasi sosial : Menarik diri
Gangguan Konsep Diri : Harga diri rendah
E. PENATALAKSANAAN
a. Medis (Psikofarmako)
1) Chlorpromazine
a)Indikasi :
Indikasi obat ini utnuk sindrom psikis yaitu berdaya berat dalam
kemampuan menilai realitas, kesadaran diri terganggu, daya ingat
norma social dan tilik diri terganggu. Berdaya berat dalam fungsi-
fungsi mental seperti: waham dan halusinasi. Gangguan perasaan dan
perilaku yang aneh atau tidak terkendali, berdaya berat dalam fungsi
kehidupan sehari-hari seperti tidak mampu bekerja, hubungan social
dan melakukan kegiatan rutin.
b)Mekanisme kerja
Memblokade dopamine pada reseptor pasca sinap di otak, khususnya
system ekstra pyramidal.
c) Efek samping
- Sedasi, dimana pasien mengatakan merasa melayang-layang antar
sadar atau tidak sadar.
- Gangguan otonomi (hipotensi) antikolinergik atau parasimpatik,
seperti mulut kering, kesulitan dalam miksi dan defekasi, hidung
tersumbat, mata kabur, tekana intraokuler meninggi, gangguan irama
jantung.
- Gangguan ektrapiramidal seperti : distonia akut, akathsia syndrome
parkinsontren, atau bradikinesia regiditas.
d) Kontra indikasi
Kontra indikasi obat ini seperti penyakit hati, penyakit darah,
epilepsi (kejang, perubahan kesadaran), kelainan jantung, febris
(panas), ketergantungan obat, penyakit SSP (system saraf pusat),
gangguan kesadaran disebabkan oleh depresan.
e) Penggunaan obat
Penggunaan obat pada klien dengan kondisi akut di berikan 3x100mg.
Apabila kondisi klien sudah stabil dosisnya di kurangi menjadi
1x100mg pada malam hari saja.
2) Haloperidol (HLP)
a)Indikasi :
Indikasi dalam pemberian obat ini, yaitu pasien yang berdaya berat
dalam kemampuan menilai realitas, baik dalam fungsi mental dan dalam
fungsi kehidupan sehari-hari.
b) Mekanisme kerja
Obat anti psikis ini dapat memblokade dopamine pada reseptor pasca
sinaptik neuron di otak, khususnya system limbic dan system
pyramidal.
c) Efek samping
- Sedasi dan inhibisi psikomotor
- Gangguan miksi dan parasimpatik, defekasi, hidung tersumbat, mata
kabur, tekanan intraokuler meninggi, gangguan irama jantung.
d) Kontra indikasi
Kontra indikasi obat ini seperti penyakit hati, penyakit darah,
epilepsi (kejang, perubahan kesadaran), kelainan jantung, febris
(panas), ketergantungan obat, penyakit SSP (system saraf pusat),
gangguan kesadaran.
e) Penggunaan obat
Penggunaan obat pada klien dengan kondisi akut biasanya dalam bentuk
injeksi 3x5mg IM pemberian ini dilakukan 3x24 jam. Sedangkan
pemberian peroral di berikan 3x1,5mg atau 3x5 mg.
3) Trihexyphenidil (THP)
a) Indikasi:
dalam pemberian obat ini, yaitu segala jenis penyakit parkinson,
termasuk pasca encephalitis (infeksi obat yang disebabkan oleh virus
atau bakteri) dan idiopatik (tanpa penyebab yang jelas). Sindrom
Parkinson akibat obat, misalnya reserpina dan fenotiazine.
b) Mekanisme kerja
Obat ini sinergis (bekerja bersama) dengan obat kiniden; obat
depreson, dan antikolinergik lainnya.
c) Efek samping
Mulut kering, penglihatan kabur, pusing, mual, muntah, bingung,
agitasi (gerakan motorik yang menunjukkan kegelisahan), konstipasi,
takikardia, dilatasi, ginjal, retensi urine.
d) Kontra indikasi
Kontra indikasinya seperti hipersensitif terhadap trihexypenidil
(THP), glaucoma sudut sempit, psikosis berat psikoneurosis,
hipertropi prostat, dan obstruksi saluran edema.
e) Penggunaan obat
Penggunaan obat ini di berikan pada klien dengan dosis 3x2 mg sebagai
anti parkinson.
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
diagnosa keperawatan yang muncul adalah :
a. Gangguan persepsi sensori : halusinasi penglihatan
b. Isolasi sosial
c. Resiko periaku mencederai diri
d. Harga diri rendah
G. FOKUS INTERVENSI
1. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan
dengan halusinasi
a. Tujuan umum : Klien tidak mencederai diri sendiri dan orang lain.
b. Tujuan khusus
1) TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Kriteria evaluasi : Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan
rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan,
mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, mau duduk
berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan
masalah yang dihadapi.
"INTERVENSI "RASIO "
"Bina hubungan saling percaya dengan : "Hubungan saling "
"Sapa klien dengan ramah dan baik secara verbal "percaya merupakan "
"dan non verbal. "dasar untuk "
"Perkenalkan diri dengan sopan. "memperlancar hubunga"
"Tanyakan nama lengkap klien dan nama "n interaksi "
"panggilan yang disukai klien. "selanjutnya. "
"Jelaskan tujuan pertemuan. " "
"Jujur dan menepati janji. " "
"Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa " "
"adanya. " "
"Beri perhatian pada klien dan perhatikan " "
"kebutuhan dasar klien " "
2) TUK II : Klien dapat mengenal halusinasi
Kriteria evaluasi :
a) Klien dapat menyebutkan waktu, isi dan frekuensi timbulnya
halusinasi.
b) Klien dapat mengungkapkan perasaan terhadap halusinasinya.
"INTERVENSI "RASIO "
"Adakan kontak sering dan singkat secara"Kontak sering dan singkat "
"bertahap. "selain upaya membina "
" "hubungan saling percaya juga"
" "dapat memutuskan "
"Observasi tingkah laku klien "halusinasinya "
"terkait dengan halusinasinya. Bicara "Mengenal perilaku pada saat "
"dan tertawa tanpa stimulus, memandang "halusinasi timbul memudahkan"
"ke kiri dan ke kanan seolah-olah ada "perawat dalam melakukan "
"teman bicara. "intervensi "
" " "
"Bantu klien mengenal halusinasinya "Mengenal halusinasi "
"dengan cara : "memungkinkan klien untuk "
"Jika menemukan klien yang sedang "menghindari faktor timbulnya"
"halusinasi tanyakan apakah ada suara "halusinasi. "
"yang di dengar. " "
"Jika klien menjawab ada lanjutkan apa " "
"yang dikatakan. " "
"Katakan bahwa perawat percaya klien " "
"mendengar suara itu, namun perawat " "
"sendiri tidak mendengarnya (dengan nada" "
"sahabat tanpa menuduh/menghakimi). " "
"Katakan pada klien bahwa ada juga klien" "
"lain yang sama seperti dia. " "
"Katakan bahwa perawat akan membantu " "
"klien. " "
"Diskusikan dengan klien tentang "Dengan mengetahui waktu, isi"
"Situasi yang menimbulkan/tidak "dan frekuensi munculnya "
"menimbulkan halusinasi. "halusinasi mempermudah "
"Waktu dan frekuensi terjadinya "tindakan keperawatan yang "
"halusinasi (pagi, siang, sore dan malam"akan dilakukan perawat. "
"atau jika sendiri, jengkel, sedih) " "
"Diskusikan dengan klien apa yang "Mengidentifikasi pengaruh "
"dirasakan jika terjadi halusinasi "halusinasi pada klien "
"(marah, takut, sedih, tenang) beri " "
"kesempatan mengungkapkan perasaan. " "
3) TUK III : Klien dapat mengontrol halusinasinya.
Kriteria evaluasi :
a) Klien dapat menyebutkan tindakan yang biasanya
dilakukan untuk mengendalikan halusinasinya.
b) Klien dapat menyebutkan cara baru.
c) Klien dapat memilih cara mengatasi halusinasi seperti
yang telah didiskusikan dengan klien.
d) Klien dapat melakukan cara yang telah dipilih untuk
mengendalikan halusinasi.
e) Klien dapat mengetahui aktivitas kelompok.
"INTERVENSI "RASIO "
"Identifikasi bersama klien tindakan "Upaya untuk memutus siklus "
"yang dilakukan jika terjadi "halusinasi sehingga "
"halusinasi (tidur, marah, menyibukkan "halusinasi tidak berlanjut. "
"diri sendiri dan lain-lain) " "
"Diskusikan manfaat cara yang digunakan "Reinforcement dapat "
"klien, jika bermanfaat beri pujian. "mneingkatkan harga diri "
" "klien. "
"Diskusikan cara untuk memutus/ "Memberikan alternatif "
"mengontrol timbulnya halusinasi : "pilihan untuk mengontrol "
"Katakan : "Saya tidak mau dengar kau" "halusinasi. "
"pada saat halusinasi muncul. " "
"Menemui orang lain atau perawat, teman " "
"atau anggota keluarga yang lain untuk " "
"bercakap-cakap atau mengatakan " "
"halusinasi yang didengar. " "
"Membuat jadwal sehari-hari agar " "
"halusinasi tidak sempat muncul. " "
"Meminta keluarga/teman/perawat, jika " "
"tampak bicara sendiri. " "
"Bantu klien memilih cara dan " "
"melatih cara untuk memutus "Memotivasi dapat "
"halusinasi secara bertahap, misalnya "meningkatkan keinginan klien"
"dengan : "untuk mencoba memilih salah "
"Melakukan ibadah. "satu cara untuk "
"Membersihkan rumah dan alat-alat rumah "mengendalikan halusinasi dan"
"tangga. "dapat meningkatkan harga "
"Mengikuti keanggotaan sosial di "diri klien. "
"masyarakat (pengajian, gotong royong). " "
"Mengikuti kegiatan olah raga di kampung " "
"(jika masih muda). " "
"Mencari teman untuk ngobrol. " "
"Beri kesempatan untuk melakukan cara " "
"yang telah dilatih. Evaluasi hasilnya "Memberi kesempatan kepada "
"dan beri pujian jika berhasil. "klien untuk mencoba cara "
" "yang telah dipilih. "
"Anjurkan klien untuk mengikuti terapi " "
"aktivitas kelompok, orientasi realita "Stimulasi persepsi dapat "
"dan stimulasi persepsi. "mengurangi perubahan "
" "interprestasi realitas "
" "akibat halusinasi. "
4) TUK IV : Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol
halusinasinya.
Kriteria evaluasi :
a) Keluarga dapat saling percaya dengan perawat.
b) Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan tindakan
untuk mengendalikan halusinasi.
"INTERVENSI "RASIO "
"Membina hubungan saling percaya "Hubungan saling percaya "
"dengan menyebutkan nama, tujuan "merupakan dasar untuk "
"pertemuan dengan sopan dan ramah. "memperlancar hubungan "
" "interaksi selanjutnya. "
"Anjurkan klien menceritakan "Mengetahui pengetahuan "
"halusinasinya kepada keluarga. Untuk "keluarga tentang halusinasi "
"mendapatkan bantuan keluarga dalam "dan menambah pengetahuan "
"mengontrol halusinasinya. "keluarga cara merawat "
" "anggota keluarga yang "
" "mempunyai masalah "
"Diskusikan halusinasinya pada saat "halusinasi. "
"berkunjung tenang : "Menambah pemahaman klien "
"Pengertian halusinasi "tentang halusinasi yang "
"Gejala halusinasi yang dialami klien. "dirasakan "
"Cara yang dapat dilakukan klien dan " "
"keluarga untuk memutus halusinasi. " "
"Cara merawat anggota keluarga yang " "
"berhalusinasi di rumah, misalnya : beri" "
"kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan" "
"bersama, bepergian bersama. " "
"Beri informasi waktu follow up atau " "
"kapan perlu mendapat bantuan : " "
"halusinasi tidak terkontrol, dan resiko" "
"mencederai diri, orang lain dan " "
"lingkungan. " "
5) TUK V : Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.
Kriteria evaluasi :
a) Klien dan keluarga dapat menyebutkan manfaat, dosis dan
efek samping obat.
b) Klien dapat mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar.
c) Klien mendapat informasi tentang efek dan efek samping obat.
d) Klien dapat memahami akibat berhenti minum obat tanpa konsutasi.
e) Klien dapat menyebutkan prinsip 5 benar penggunaan obat.
"INTERVENSI "RASIO "
"Diskusikan dengan klien dan "Dengan menyebutkan dosis, "
"keluarga tentang dosis dan frekuensi"frekuensi dan manfaat obat "
"serta manfaat minum obat. "diharapkan klien "
" "melaksanakan program "
" "pengobatan. "
"Anjurkan klien minta sendiri " "
"obat pada perawat dan merasakan "Menilai kemampuan klien "
"manfaatnya. "dalam pengobatannya sendiri."
" " "
"Anjurkan klien untuk bicara dengan "Dengan mengetahui efek "
"dokter tentang mafaat dan efek "samping klien akan tahu apa "
"samping obat yang dirasakan. "yang harus dilakukan setelah"
"Diskusikan akibat berhenti minum "minum obat. "
"obat tanpa konsultasi dengan dokter."Program pengobatan dapat "
" "berjalan dengan lancar. "
"Bantu klien menggunakan obat dengan " "
"prinsip 5 benar (benar dosis, benar "Rasional : Dengan mengetahui"
"obat, benar waktunya, benar caranya,"prinsip penggunaan obat, "
"benar pasiennya). "maka kemandirian klien untuk"
" "pengobatan dapat "
" "ditingkatkan secara "
" "bertahap. "
2. TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian
A. Identitas
Nama : Tn. I
Umur : 30 th
Jenis Klamin : laki-laki
Alamat : bantul, yogyakarta
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Tgl Masuk : 01 juni 2016
Dx. Medis : F 20.0 (Skizofrenia paranoid)
B. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.s
Umur : 37 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : bantul, yogakarta
Hub. Dengan Klien : saudara
C. Alasan Masuk
Pasien sering berbicara sendiri dan tertawa sendiri
D. Faktor Perdisposisi
klien sakit kurang lebih 2 th yang lalu. klien sebelumnya belum
pernah mengalami gangguan jiwa klien tidak mengalami trauma
aniaya fisik,seksual,kekerasan dalam keluarga serta tindakan
kriminal. Dalam anggota keluarganya tidak ada yang mengalami
gangguan jiwa. Klien juga tidak mengalami pengalaman yang buruk
E. Penkajian fisik
Keadaan umum : baik
TD : 120/80 mmHg
RR : 18 x/menit
TB : 172 cm
N : 88 x/menit
S : 36°c
BB : 56 kg
F. Penkajian fisikososial
Genogram
Keterangan:
: laki-laki : laki-laki
meninggal
: perempuan : pasien
: tinggal serumah : perempuan
meninggal
G. Pola asuh
klien mengatakan tinggal bersama kedua orang tuanya
Sejak kecil Tn.I di asuh oleh kedua orang tuanya, bersama dengan
kedua kakak laki-lakinya, Tn.I sangat rajin membantu kedua orang
tuanya di rumah
H. Konsep diri
a. Gambaran diri
klien mengatakan bersyukur dengan apa yang ada pada tubuhnya.
Pasien mengatakan walaupun saya kurus tapi saya tinggi
b. Identitas diri
Klien mengatakan dirinya adalah seorang laki-laki berumur 30
th belum menikah dan belum mempunyai keluarga sendiri
c. Peran diri
Klien mengatakan adalah seorang anak yang belum mempunyai
pekerjaan dan belum berkeluarga
d. Ideal diri
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan kembali berkumpul
dengan keluarganya di rumah terutama ibunya. Pasien ingin
bekerja.pasien juga ingin memulai hidup dalam keluarga atau
hidup berkeluarga
e. Harga diri
Klien mengatakan walaupun harapan saya belum tercapai saya
tetap berusaha dan tetap optimis
f. Hubungan sosial
a) Orang yang berarti :
b) Peran dalam kegiatan kelompok :
- Sebelum sakit, klien lebih senang berkumpul dan pergi
jalan-jalan.Hubungan dengan keluarga juga baik namun 2
bulan terakhir ini klien sering menyendiri dan banyak
diam tidak mau bicara .
- Saat di rumah sakit, pasien tampak aktif di lingkungan
rumah sakit, pasien mau berbicara jika di tanya
c) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
- Sebelum sakit , pasien kurang bisa bergabung atau
berinteraksi dengan orang lain
- Saat di rumah sakit, pasien bisa bergabung dengan
orang lain dengan baik
g. Spiritual
a) Nilai kepercayaan :
Pasien mengatakan sakit ini adalah cobaan dari ALLAH SWT
dan pasien percaya akan kesembuhanya
b) Kegiatan ibadah :
Pasien mengatakan ibadah 5 waktu
h. Status mental
1. Penampilan umum
Klien berpenampilan tidak rapi dalam berpakaian, kukunya
panjang,gigi kuning dan bau mulut. klien juga tidak memakai
alas kaki /sandal
2. Pembicaraan
Klien berbicara dengan nada rendah dan klien juga terlihat
komat-kamit sendiri.
3. Aktivitas motorik
Gerakan tubuh klien lambat dan lesu namun klien mau
mengikuti kegiatan dirumah sakit seperti menyapu,mengepel
dan mencuci piring
4. Alam perasan
Klien tampak khawatir jika mendengar bisikan-bisakan itu
datang .
5. Afek
Klien saat diajak bercanda ekspresi pasien biasa-biasa
saja.(tidak berespon)
6. Intraksi selama wawancara
Klien tampak kooperatif namun kontak mata kurang , terlihat
seperti menatap tajam dan melihat sesuatu dan sering
menengok kanan kiri saat di ajak bicara , klien mau
menceritakan masalah yang di hadapi.
7. Persepsi
Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang tidak
jelas, frekuensinya 1xsehari pada malam saat menjelang
tidur
8. Proses pikir
Tangensial: pasien saat ditanya menjawab dengan berbelit
–belit dan tidak sampai dengan pertanyaan perawat
9. Isi pikir
Klien tidak memiliki gangguan isi pikir
10. Tingkat kesadaran
Kesadaran tn I composmentis , orientasi waktu , tempat dan
orang masih baik. Dan klien juga mengatakan bahwa dirinya
sakit dan mengerti bahwa dirinya berada di rumah sakit
jiwa.
11. Memori
Klien mudah mengingat apa yang baru di kenal, klien juga
masih mengingat dengan apa yang dia lakukan sebelum ia
masuk ke rumah sakit jiwa.
12. Tingkat konsentrasi
Klien mampu berhitung dan mengerti barang-barang yang ada
di sekitarnya tingkat konsentrasi klien tinggi mudah
menangkap dan paham tentang sesuatu pengatahuan yang di
berikan oleh perawat.
13. Daya titik diri
Ketika klien di tanya klien mampu menjawab dan saat
dihadapkan pada suatu masalah klien mampu menyelesaikan
masalah tanpa meminta pendapat orang lain.
I. Kebutuhan pasien pulang
1. Kemempuan memenuhi kebutuhan
Klien mampu mampu memenuhi kebutuhan makan,keamanan,perawatan
kesehatan dan tempat tinggal
2. Kegiatan sehari -hari
Klien sudah bisa melakukan kegiatan sehari-hari
(makan,mandi,kebersihan BAB/BAK, dan ganti baju
3. Nutrisi
Klien merasa puas dengan selera makannya dan menghabiskan
makananya,klien terlihat lahab (frequensi makan 3xsehari)
4. Istirahat
Klien mengatakan jarang tidur siang karena digunakan untuk
aktifitas dan kien juga mengatakan terkadang sulit tidur
siang karena ada suara yang menyuruhnya untuk tidak menutup
mata ketika malam hari klien bisa tidur.
5. Penggunaan obat
Setelah klien pulang maka pengobatannya rawat jalan dan akan
di urus oleh keluarganya dan di rumah masih mengkonsumsi obat-
obatan yang di berikan oleh rumah sakit.
6. Pemeliharaan kesehatan
Klien melakukan pemeliharaan kesehatan secara mandiri di
rumah.
7. Aktivitas di dalam dan luar rumah
Kegiatan di dalam rumah
Klien selalu membantu kegiatan yang di lakukan di rumah
seperti membersihkan halaman, mengepel dan mencuci piring.
Kegiatan di luar rumah
Klien mengaku akan berusaha untuk bertemu dan pergi jalan-
jalan dengan teman sebayanya.
J. Mekanisme koping
Adaptif
Jika pasien mumpunyai masalah,pasien mengatakan cara
pengalihan dengan bicara dengan orang lain agar masalahnya
terlupakan
K. Masalah psikologi dan lingkungan
- Masalah dengan dukungan kelompok/keluarga
Klien jarang berbicara dengan pasien lain,tidak mampu
memulai pembicaraan
- Masalah berhubungan dengan lingkungan
Klien kurang bisa bergaul atau berinteraksi dengan orang
lain
- Masalah dengan pendidikan
Klien hanya lulusan smp
- Masalah dengan perumahan
Klien masih tinggal dengan kedua orang tuanya
- Masalah dengan pekerjaan
Pasien belum bekerja
- Masalah ekonomi
Klien selama ini dibiayai dengan orang tuanya
Klien termasuk dari keluarga yang tidak mampu
Masalah dengan pelayanan kesehatan
Klien mengatakan disekitar rumahnya terdapat pelayanan
kesehatan yaitu posyandu,puskesmas dan rumah sakit
L. Aspek medis
1. Diagnosa medis : f 20.0 (skizofrenia paranoid)
2. Terapi medis
ChlorpromaZine 2x100 mg / (pagi-sore) secara oral
Haloperidol 2x5 mg / (pagi-sore) secara oral
Risperidone 2x2 mg / (pagi-sore) secara oral
Thryhixipenidile 2x2 mg / (pagi-sore) secara oral
B. ANALISA DATA
"No "Tgl/jam"Data fokus "diagnosis "paraf"
"1 "Senin, "Ds : " " "
" "17 "klien mengatakan " " "
" "Agustus"mendengar suara " " "
" "2015 "dan bisikan " " "
" "Jam "klien mengatakan " " "
" "09.00 "mendengar suara " " "
" " "yang tidak "Gangguan " "
" " "beraturan dan "persepsi " "
" " "kacau "sensori " "
" " "klien mengatakan "halusinasi " "
" " "mendengar suara "pendengaran " "
" " "yang mengajak " " "
" " "bercakap-cakap " " "
" " "Do : " " "
" " "klien terlihat " " "
" " "sering berbicara " " "
" " "sendiri " " "
" " "klien terlihat " " "
" " "senyum-senyum " " "
" " "sendiri " " "
" " "klien terlihat " " "
" " "menyendiri dan " " "
" " "melamun " " "
"2 "Senin "Ds : " " "
" "17 "pasien mengatakan" " "
" "Agustus"giginya sering " " "
" "2015 "sakit " " "
" " "pasien mengatakan" " "
" " "jarang menyikat " " "
" " "gigi " " "
" " "Do : "Defisit " "
" " "pasien terlihat "perawatan " "
" " "tidak rapi dalam "diri " "
" " "berpakaian " " "
" " "gigi pasien " " "
" " "terlihat kuning " " "
" " "dan bau mulut " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran
2. Defisit perawatan diri
D. RENCANA KEPERAWATAN
" " "Rencana keperawatan " "
"Tgl/jam"Diagnosis" "Rasional "
" " "Tum/Tuk & kriteria "Tindakan " "
" " "hasil " " "
" "Gangguan "Tum: "Identifikasi "Menentukan "
" "persepsi "Setelah di lakukan "njenis halusinasi"jenis "
" "sensori "tindakan selama 6x "pasien "halusinasi yang"
" "halusinas"intraksi di harapkan"Identifikasi "di alami atau "
" "i "klien dapat "waktu halusinasi "di rasakan "
" "pendengar"mengontrol "pasien. "pasien. "
" "an. "halusinasi yang di "Identifikasi "Menentukan apa "
" " "alaminya dengan "frekuensi "isi /seperti "
" " "kriteria hasil Sp I:"halusinasi "apa halusinasi "
" " "Mengidentifikasi "pasien. "yang di rasakan"
" " "jenis halusinasi "Identifikasi isi "pasien. "
" " "pasien. "halusinasi "Menentukan "
" " "Mengidentifikasi "pasien. "kapan "
" " "waktu halusinasi "Identifikasi "halusinasi "
" " "pasien. "situasi yang "tersebut "
" " "Mengidentifikasi "menimbulkan "muncul. "
" " "frekuensi halusinasi"halusinasi. "Menentukan "
" " "pasien. "Identifikasi "berapa sering "
" " "Mengidentifikasi isi"respon terhadap "halusinasi "
" " "halusinasi pasien. "halusinasi. "muncul. "
" " "Mengidentifikasi "Latih pasien cara"Menentukan pada"
" " "sesuatu yang "kontrol "saat apa "
" " "menimbulkan "halusinasi dengan"halusinasi "
" " "halusinasi. "menghardik. "tersebut "
" " "Mengidentifikasi "Bimbing pasien "muncul. "
" " "respon pasien "melakukan dalam "Mengatahui "
" " "terhadap halusinasi."jadwal kegiatan "reaksi atau "
" " "Melatih pasien cara "harian "respon pasien "
" " "kontrol halusinasi " "saat mengalami "
" " "dengan menghardik. " "halusinasi. "
" " " " "Mencegah "
" " " " "terjadinya "
" " " " "halusinasi "
" " " " "ketika muncul. "
" " " " "Mengatahui "
" " " " "perkembangan "
" " " " "kegiatan "
" " " " "menghardik "
" " " " "untuk mengatasi"
" " " " "halusinasi jika"
" " " " "muncul. "
" " "Sp II " " "
" " "Memvalidasi masalah "Validasi maslah "Menentukan "
" " "dan latihan "dan latihan "apakah pasien "
" " "sebelumnya. "sebelumnya. "sudah mampu "
" " "Memperjelaskan cara "Jelaskan cara "mengendalikan "
" " "kontrol halusinasi "kontrol "halusinasinya. "
" " "dengan teratur minum"halusinasi dengan"Pasien dapat "
" " "obat, (prinsip 5 "teratur minum "mengatahui cara"
" " "benar minum obat) "obat. "minum obat yang"
" " "Membimbing pasien "Bimbing pasien "benar. "
" " "memasukan dalam "memasukan dalam " "
" " "jadwal kegiatan "jadwal harian. " "
" " "harian. " " "
" " "SP III " " "
" " "Memvalidasi masalh "Validasi masalah "Menentukanapaka"
" " "dari latihan "dan latihan "h pasien sudah "
" " "sebelumnya. "sebelumnya . "menetapkan "
" " "Melatih pasien cara "Latihan pasien "latihan "
" " "kontrol halusinasi. "cara kontrol "sebelumnya. "
" " "Dengan "halusinasi dengan"Mengalihkan "
" " "berbincang-bincang "berbincang-bincan"halusinasi "
" " "dengan orang lain. "g "dengan kegiatan"
" " "Membimbing pasien "Dengan orang "berbincang-binc"
" " "dalam jadwal "lain. "ang dengan "
" " "kegiatan harian "Bimbing pasien "orang lain. "
" " " "memasukan dalam "Mengatahui "
" " " "jadwal kegiatan "kegiatan yang "
" " " "harian "sudadi lakukan "
" " "Sp III "Validasi masalah "Menentukan "
" " "Mempalidasi masalah "dan latihan "apakah pasien "
" " "dan latihan "sebelumnya. "sudah mampu "
" " "sebelumnya. "Latih pasien cara"mengendalikan "
" " "Melatih pasien cara "kontrol "halusinasinya. "
" " "kontrol halusinasi "halusinasi dengan"Dapat "
" " "dengan kegiatan ( "kegiatan. "mengalihkan "
" " "yang biasa di "Bimbing pasien "halusinasi "
" " "lakukan pasien). "memasukan dalam "dengan "
" " "Membimbing pasien "jadwal kegiatan "kegiatan. "
" " "memasukan dalam " "Mengatahui "
" " "jadwal kegiatan " "kegiatan yang "
" " "harian. " "sudah di "
" " " " "lakukan "
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
" "Diagnosis"Implementasi "Evaluasi Respon "Paraf "
"Tgl/jam" " " " "
" "Gangguan "SP I "S: " "
"kamis "persepsi "Mengidentifikasi "Saya masih mendengar " "
"23-06-2"sensori "jenis halusinasi "bisikan suara " "
"016 "halusinas" " " "
" "i "Mengidentifikasi isi"Saya mendengar suara yang " "
" "pendengar"halusinasi. "tidak beraturan " "
" "an " " " "
" " "Mengidentifikasi "Saya mendengar suara paling" "
" " "waktu halusinasi "sering malam hari saat mau " "
" " " "tidur " "
" " " " " "
" " "Mengidentifikasi " " "
" " "frekuensi halusinasi"Saya bisa mendengar suara " "
" " " "bisikan berkali-kali " "
" " "Mengidentifikasi " " "
" " "situasi yang " " "
" " "menimbulkan "Saya ajak bercakap-cakap " "
" " "halusinasi " " "
" " " "O : Pasien terlihat bisa " "
" " "Mengidentifikasi "melakukan cara menghardik " "
" " "respon pasien "dengan baik. " "
" " "terhadap halusinasi " " "
" " " "A : Masalah sudah teratasi " "
" " "Mengajarkan cara "Pasien mampu menghardik " "
" " "mengontrol "dengan benar " "
" " "halusinasi yang " " "
" " "pertama "MENGHARDIK"" " "
" " " "P : Lanjutkan SP II : " "
" " "Membimbing pasien "mengontrol halusinasi " "
" " "memasukkan dalam "dengan mengajarkan minum " "
" " "jadwal kegiatan. "obat . " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
"jumat "Gangguan "Sp II :yang ke 1 "S : " "
"24-06-1"persepsi " "Saya belum mencatat " "
"6 "sensori "Mengevaluasi jadwal "kegiatan dalam buku " "
" "halusinas"kegiatan harian "kegiatan " "
" "ipengliha"klien "Pasien mengatakan bersedia " "
" "tan "Memberikan "diberi pengetahuan tentang " "
" " "pendidikan keadaan "penggunaan obat secara " "
" " "tentang penggunaan "teratur " "
" " "obat secara teratur "Pasien mengatakan minum 2 " "
" " "Menganjurkan klien "macam obat yaitu warna " "
" " "memasukan ke jadwal "kuning (trihexypenidil) " "
" " "kegiatan harian "berguna untuk merilekskan " "
" " "Menganjurkan klien "pikiran dan yang warna " "
" " "mendemonstrasikan "merah muda (haloperidol) " "
" " "cara mengontrol "berguna untuk mengurangi " "
" " "halusinasi yang "suara – suara, diminum 2x " "
" " "sudah di ajarkan "sehari (pagi dan sore) jam " "
" " "Memberi pujian jika "7.30 dan 16.30 " "
" " "klien menggunakan " " "
" " "obat dengan benar "O :Klien bersedia dan mau " "
" " " "menggunakan obat dengan " "
" " " "baik dan benar. " "
" " " " " "
" " " "A : sp II belum tercapai " "
" " " "Klien belum mampu " "
" " " "menyebutkan jenis obat yang" "
" " " "dengan benar " "
" " " "Klien belum mampu " "
" " " "menyebutkan kegunaan obat " "
"Sabtu " "Sp II : yang ke 2 "S: " "
"25-06-1" " "Saya belum memcatat " "
"6 " "Mengevaluasi jadwal "kegiatan dalam buku " "
" " "kegiatan harian "kegiatan " "
" " "klien "Pasien bersedia di beri " "
" " "Memberikan "pendidikan tentang " "
" " "pendidikan keadaan "penggunaan obat secara " "
" " "tentang penggunaan "teratur " "
" " "obat secara teratur "Pasien mengatakan minum dua" "
" " "Menganjurkan klien "obat yaitu kuning dan putih" "
" " "memasukan ke jadwal "Pasien mengatakan meminum " "
" " "kegiatan harian "obat 2xsehari pagi dan sore" "
" " "Menganjurkan klien "(7.50 dan 16.30 " "
" " "mendemonstrasikan "O : " "
" " "cara mengontrol "Klien terlihat mampu " "
" " "halusinasi yang "menyebutkan jenis obat " "
" " "sudah di ajarkan "denagan benar " "
" " "Memberi pujian jika "Klien mampu menyebutkan " "
" " "klien menggunakan "kegunaan obat dengan benar " "
" " "obat dengan benar "Klien mengerti dampak minum" "
" " " "obat " "
" " " "A : SP II tercapai " "
" " " "Klien mampu menyebutkan " "
" " " "jenis obat dan kegunaannya " "
" " " "P: lanjutkan SP III: cara " "
" " " "mengontrol halusinasi " "
" " " "dengan bercakap-cakap " "
" " " "Mengajarkan pasien untuk " "
" " " "mengontrol halusinasinya " "
" " " "dengan bercakap-cakap " "
3. PEMBAHASAN
Pada BAB ini kelompok akan membahas tentang keberhasilan tindakan yang
telah dilakukan implementasi. Akan diungkap pula hambatan kelompok dalam
melakuakan asuhan keperawatan jiwa pada Tn. I dan menyelesaikan sengan
pedoman pada teori yang telah didapat baik teori yang telah didapat baik
dari studi perpustakaan dan bimbingan dari pembimbing dari
lapangan,bantuan dari kepeala ruangan dan para perawat pelaksana di ruang
puntadewa
Telah disebutkan sebelumnya bahwa masalah keperawatan yang muncul
pada
pengkajian Tn.I adalah sebagai berikut:
1. Gangguan prersepsi sensori halusinasi pendengaran
2. Defisit perawatan diri
Kelompok melakukan satu masalah keperawatan dari dua masalah
keperawatan
Yang dialami oleh Tn.I yaitu gangguan persepsi sensori halusinasi
pendengar dikarenakan gangguan persepsi halusinasi adalah core problem.
Hal ini disebapkan karena kelompok memprioritaskan berdasarkan sifat
yang mengancam jiwa pasien,bersifat dominan dan bisa oleh kelompok saat
sekarang dan disini. Pembahasan akan dilakukan sesuai dengan prioritas
masalah dan tindakan yang dilakukan
Pada saat pengkajian kelompok tidak mengalami kesulitan dalam
berinteraksi,
kontak mata terjalin klien mampu berjabat tangan,namun klien terlihat
tertawa sendiri
Untuk mengatasi masalahini,kelompok menyiapkan laporan dan strategi
pelaksanaan dengan pertanyaan terbuka agar klien leluasa menyampaikan
perasaanya.kelompok menyiapkan perasaanya. Kelompok menyiapkan diri
untuk lebih bersabar,memahami persoalan klien dan berempati terhadap
klien.
Pada saat memulai interaksi di pagi hari,kelompok memotivasi klien
untuk memenuhi personal hiegen,menemani klien menyapu di sekitar halaman
dan melakukan kontrak dengan klien sering tapi singkat
Setela terbina hubungan saling percaya antar kelompok dengan klien,
klien mampu bercerita masalahnya, tetapi ketika klien mulai bosan,
dengan tampak dari ekspresi wajahnya dan mulai tampak gelisa, kelompok
segera mengakhiri percakapan dengan tidak lupa melakukan kontrak lagi
Dengan cara ini klien tampak nyaman berinteraksi dengan kelompok.
Untuk membina hubungan saling percaya kelompok berinisiatif untuk masing-
masing membuka diri dengan menceritakan tentang identitas, asal, tujuan
dan ketertarikan berkenalan dengan klien.
Strategi pelaksanaan sesuai dengan sp baik untuk klien maupun untuk
keluarga klien.kelompok terlebih dahulu menanyakan perasaan klien yang
klien alami saat ini dan menyanyakan jadwal kegiatan harian klien
.setelah melakukan kesepakatan maka topik percakapan dilanjutkan ke
tahap kerja. Kelompok menanyakan tentang halusinasi yang di alaminya.
Klien menjawab dengan lancar. Pada pertemuan selanjutnya secara bertahap
kelompok mengajarkan pada klien cara mengontrol halusinasinya kelompok
selalu memberikan reinfocement positif atas usaha yang dilakukan.
4.IMPLIKASI KEPERAWATAN
A. KESIMPULAN DARI PROSES DAN HASIL PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN YANG TELAH
DILAKUKAN
Tahap pengkajian memerlukan waktu yang lama yaitu membutuhkan
kesetaraan, keterampilan berkomunikasi, membina hubungan saling percaya,
komunikasi yang baik, serta memperdalam pengetahuan tentang halusinasi
pendengaran.
Dari data ada yang ada penyusun memprioritaskan 2 diagnosa yaitu:
gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran dan defisit perawatan
diri
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Tn. I dapat diambil
kesimpulan bahwa pada dasarnya , klien dengan halusinasi pendengaran perlu
dilakukan tindakan awal dengan membina hubungan saling percaya, mengenal
halusinasi serta cara mengontrol halusinasinya. Selain iti peranan peranan
terapi psikofarmaka juga tidak kalah pentingnya dalam pencapain
keberhasilan klien dengan gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran
Dalam evaluasi semua masalah atau diagnosa keperawatan yang diambil
dapat teratasi dengan baik
B. SARAN ATAU REKOMENDASI
Untuk mengatasi hambatan yang ditemukan dalam merawat klien Tn. I dengan
gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran,diperlukan perhatian dari
:
1. Klien
Klien harus punya motivasi yang kuat untuk melakukan tindakan yang
sesuai dengan kemampuan klien secara bertahap, salah satunya dengan
cara klien harus melakukan jadwal kegiatan harian yang dapat dilakukan
selama di rumah sakit
2. Keluarga
Keluarga dapat melanjutkan peranan klien dirumah dengan
memanfaatkan support system keluarga untuk mencegah kekambuhan
klien
Keluarga juga harus memberikan reinforcement positif terhadap klien
setiap klien dapat melakukan aktivitas atau kegiatan yang positif
3. Mahasiswa
Diharapkan pada mahasiswa yang akan melakukan praktek
keperawatan kesehata jiwa telah mempersiapkan secara kognitif
dengan penguasaan konsep asuhan keperawatan jiwa yang lebih
matang sehingga tidak banyak mengalami kesulitan dalam
mengaplikasikan dilapangan atau di lahan praktek
Diharapkan pada mahasiswa harus dapat memanfaatkan waktu sebaik-
baiknya pada saat tidak berinterksi dengan klien digunakan untk
menlengkapi dokumentasi asuhan keperawatan.