BAB I PENDAHULUAN
Kondisi Kondisi-ko -kondi ndisi si yang yang dapat dapat menyeb menyebabk abkan an lesi pada pada kelopa kelopak k mata mata dapat dapat dibagi menjadi jinak dan ganas. Pasien dengan kelainan kelopak mata biasanya datang datang ke dokter dokter perawa perawatan tan primer primer.. Petuga Petugass perawa perawatan tan primer primer harus harus dapat dapat mengidentifikasi kondisi serius yang memerlukan rujukan mendesak dan untuk memberikan terapi yang sesuai untuk kondisi jinak yang dapat diobati. Xanthelasma merupakan kumpulan kolesetrol di bawah kulit dengan batas tegas tegas berwar berwarna na kekuni kekuninga ngan n biasan biasanya ya di sekita sekitarr mata, mata, sehing sehingga ga sering sering disebu disebutt xanthe xanthelasm lasmaa palpeb palpebra. ra. Kata Kata “xanth “xanthos” os” berasal berasal dari dari kata kata unani nani yang yang berarti berarti “kuning” dan “elasma” yang berarti “seperti lempengan metal”. !eskipun tidak berbahaya dan tidak menimbulkan
nyeri, mun"ulnya xanthelasma dapat
mengganggu penampilan dan dapat dihilangkan. #ila ditemukan dalam jumlah banyak maka disebut “xanthelasmata”. Kelainan ini sering ditemukan pada ras $sia dan mereka yang tinggal di daerah !editerania. % Xanthe Xanthelasm lasmaa atau pla&ue pla&ue kekuni kekuninga ngan n yang yang sering sering ditemu ditemukan kan di dekat dekat "anthus bagian dalam dalam kelopak mata, terutama sering ditemukan di kelopak mata atas atas daripa daripada da di kelopa kelopak k mata mata bawah. bawah. Xanthe Xanthelasm lasmaa palpeb palpebra ra adalah adalah bentuk bentuk xanthoma xanthoma kutaneus kutaneus yang paling sering ditemui. Xanthelasma Xanthelasma biasanya biasanya lunak, lunak, semisolid atau "al"areous. 'ering ditemui simetris, kadang pada ( kelopak mata sekaligus )kelopak mata atas, bawah kanan dan kiri*. Xanthelasma mempunyai ke"enderungan untuk berkembang, bergabung dan menjadi menetap. Xanthelasma dapat timbul di tubuh mana saja, tetapi lebih sering terlihat di area kelopak mata. Xanthelasma ini berkembang dari disfungsi metabolism lipid. +, i $merik merikaa 'erik 'erikat at jaran jarang g ditem ditemuk ukan an xant xanthe hela lasm sma. a. 'e"a 'e"ara ra glob global, al, xanthelasma juga merupakan kasus jarang di populasi umum. Pada studi kasus pasien dengan xanthomatosis, xanthelasma lebih sering dijumpai pada wanita dengan persenan + dan %/,( pada laki-laki. 0nset timbulnya xanthelasma berkisar antara %1 2 / tahun dengan pun"ak pada de"ade (3 an dan 13 an. Xanthelasma jarang ditemukan pada anak-anak dan remaja. ( i 4ndonesia sendiri Xanthelasma palpebrarum "ukup banyak dijumpai meskipun meskipun tidak sebanyak sebanyak kasus kelainan kulit yang lain seperti yang disebabkan disebabkan oleh oleh bakter bakterii atau atau parasit parasit.. 4ni mungk mungkin in diseba disebabka bkan n juga juga banya banyak k masyar masyaraka akatt di
1
indonesia mengkonsumsi bahan yang banyak mengandung lemak, selain bahan yang mengadung lemak xanthelasma ini juga dapat disebabkan oleh keturunan. (
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
DEFINISI Xanthelasma adalah salah satu bentuk xantoma planum, merupakan jenis
yang paling sering dijumpai dari beberapa tipe klinik xantoma yang diketahui. 'elain itu Xanthelasma diartikan pula sebagai kumpulan kolesetrol di bawah kulit dengan batas tegas berwarna kekuningan biasanya di sekitar mata, sehingga sering disebut xanthelasma palpebra. %,5 2.2
ETIOLOGI 'etengah pasien
xanthelasma
mempunyai
kelainan
lipid.
6rupsi
Xanthomas dapat ditemui pada hiperlipidemia primer dan sekunder. iabetes yang tidak terkontrol juga menyebabkan hiperlipidemia sekunder.
2
Xanthelasma juga bisa terjadi pada pasien dengan lipid normal dalam darah yang mempunyai 78 kolesterol rendah atau kelainan lain lipoprotein. + 2.3
EPIDEMIOLOGI Xanthelasma bermanifestasi pada usia %1-/ tahun, dengan pun"aknya
pada dekade keempat dan kelima. 5 Pada penelitian didapatkan xanthelasma predominan pada wanita dengan perbandingan + dan %/,(. 5 Kondisi ini dapat terlihat pada indi9idu berkulit "erah maupun gelap. :iwayat dengan xanthelasma sebesar +/,1 . 5 2.4
PATOFISIOLOGI 'etengah dari kelainan ini berhubungan dengan kenaikan plasma lipid
dalam darah. #eberapa terjadi dengan perubahan komposisi atau struktur lipoprotein, seperti 78 )high density lipoprotein*. ;angguan ini sering ditemui pada pasien dengan hiperlipidemia tipe 44 dan tipe 4<. + 7epar mensekresi lipoprotein, partikel yang terbuat dari kombinasi "holesterol dan trigy"erides. Partikel ini bersifat larut air untuk memfasilitasi transport pada jaringan perifer. 0leh polar phospolipids dan %+ protein spesifik yang berbeda yang dinamakan apolipoproteins. $polipoproteins berfungsi sebagai kofaktor untuk en=ime plasma dan berinteraksi dengan reseptor permukaan sel. 8ipoprotein dibagi menjadi lima komponen, yaitu "hylomi"rons, <88, intermediate-density lipoproteins )48*, 88, dan 78. yslipoproteinemia dikategorikan sebagai primer atau sekunder. Kondisi primer ditentukan se"ara genetik dan dikelompokkan oleh >redri"kson menjadi lima atau enam komponen berdasarkan peningkatan lipoprotein spesifik. 7iperprotein sekunder mun"ul akibat penyakit lain yang dapat memun"ulkan gejala, perubahan lipoprotein, dan xanthomas yang dapat menyerupai sindrome primer. ? !eskipun telah diteliti mengenai hubungan antara xanthelasma dan hyperlipoproteinemia, hanya sekitar setengah pasien yang memperlihatkan adanya peningkatan lipid serum. ? Pada xanthelasma terjadinya akumulasi kolesterol yang berawal dari darah, dimana jumlah kolesterol yang paling banyak berasal dari 88 yang masuk melalui dinding 9askular. ikatakan bahwa trauma dan inflamasi itu dapat merubah permeabilitas 9askuler sehingga lipoprotein dapat masuk ke dalam kulit
3
dan kemudian difagositosis oleh sel dermal. @ormalnya 88 mempunyai nilai kebo"oran kapiler yang lambat. ? Panas lokal meningkatkan terjadinya kebo"oran kapiler. apat dilihat se"ara eksperimen bahwa nilai kebo"oran kapiler dari 88 itu dua kali lebih besar pada daerah yang lebih sering terekspose oleh gerakan fisik atau gesekan, dibandingkan daerah pada kulit yang immobilisasi. Kelopak mata lebih sering mengalami pergerakan yang konstan dan gesekan, dan hal ini mungkin alasan mengapa xanthelasma berkembang pada daerah ini. ? 2.5
GEJALA KLINIS Aimbul plak irregular di kulit, warna kekuningan sering kali disekitar mata
Bkuran xanthelasma ber9ariasi berkisar antara + 2 3 mm., adakalanya simetris dan "enderung bersifat permanen. Pasien biasanya tidak mengeluh gatal, biasanya mengeluh untuk alasan estetika. Xanthelasma atau xanthelasma palpebra biasanya terdapat di sisi medial kelopak mata atas. 8esi berwarna kekuningan dan lembut berupa pla&ue berisi deposit lemak dengan batas tegas. 8esi akan bertambah besar dan bertambah jumlahnya. #iasanya lesi-lesi ini tidak mempengaruhi fungsi kelopak mata, tetapi ptosis harus diperiksa bila ditemukan. +, 1
;ambar .% ;ambaran Xanthelasma palpebra simetris di kedua kelopak mata 2.6
PEMERIKSAAN LABORATORIUM Karena 13 pasien dengan xanthelasma mempunyai gangguan lipid, maka
disarankan untuk pemeriksaan plasma lipid juga 78 dan 88. Xanthelasma biasanya dapat didiagnosa dengan jelas se"ara klinis dan jarang kelainan lain memberi gambaran klinis sama. Cika ada keraguan, eksisi bedah dan analisis patologi sebaiknya dilakukan. + 2.7
PEMERIKSAAN HISTOLOGI
4
Xanthelasma tersusun atas sel-sel xanthoma. 'el-sel ini merupakan histiosit dengan deposit lemak intraseluler terutama dalam retikuler dermis atas. 8ipid utama yang disimpan pada hiperlipidemia dan xanthelasma normolipid adalah kolesterol. Kebanyakan kolesterol ini adalah yang teresterifikasi.
+
;ambar .+ 7istologi xanthelasma 2.8 • • •
DIAGNOSA BANDING Penyakit lain yang perlu diperhatikan pada pasien dengan xanthelasmaD >amilial hyper"holesterolemia types 44a and 44b >amilial dysbetalipoproteinemia type 444 >amilial hypertrigly"eridemia type 4<
Kelainan selain gangguan lipidD 78 rendah yang dibandingkan dengan 88 • iabetes yang tidak terkontrol yang • • • • • • • • • • • • •
2.9
dihubungkan
dengan
hypertrigly"eridemia @e"robioti" xanthogranuloma Auberous xanthomata iffuse planar xanthoma 0rbital lipogranulomata Cu9enile xanthogranulomata 6rdheim-Ehester disease Fegener granulomatosis 8ipoid proteinosis Primary systemi" amyloidosis @e"robiosis lipoidi"a 'ar"oid $typi"al lymphoid infiltrate TERAPI Aujuan utama terapi adalah untuk mengontrol kelainan yang mendasari
untuk mengurangi perkembangan xanthelasma dan xanthoma. Xanthelasma dapat
5
dibedah apabila mengganggu, tetapi mungkin bisa kambuh. ( Xanthelasma dapat dihilangkan dengan pengelupas tri"hloroa"eti", bedah, laser atau "ryoterapi. Penghilangan xanthelasma dapat menyebabkan timbulnya s"ar dan perubahan pigmen, tetapi tidak jika menggunakan tri"hloroa"eti". Komponen herediter yang diturunkan menyebabkan timbulnya xanthelasma ini bisa mengindikasikan tingginya kolesterol dalam darah atau bisa juga tidak. $pabila tidak ada riwayat keluarga yang menderita xanthelasmata maka biasanya mengindikasikan jumlah kolesterol yang tinggi dalam darah dan mungkin berhubungan dengan resiko timbulnya penyakit atheromatous )timbunan kolesterol di arteri*.
%
0#$A-0#$A$@ iet ketat dan obat-obatan yang menurunkan serum lipid, meskipun penting pada pasien dengan lipid abnormal tetapi hanya memberikan respon sedikit pada terapi xanthelasma. + A6:$P4 #6$7 #anyak pilihan untuk menghilangkan xanthelasma palpebra, termasuk bedah eksisi, argon dan pengangkatan dengan laser karbondioksida, kauterisasi kimia, elektrodesikasi dan "ryoterapi. + a. 6ksisi #edah Bntuk lesi ke"il yang linier eksisi direkomendasikan dimana s"ar akan ter"ampur dalam jaringan kelopak. 8esi yang membengkak lebih ke"il dapat dihilangkan dan jaringan akan menyatu kembali. 04 merekomendasikan menggunakan teknik bedah mikroskop, menggali antara tumor dan okuli orbita dengan blade nomer %%, mengangkat atap dan dengan hati-hati mengambil tumor sepotong demi sepotong dengan gunting mikro dari sisi kebalikan dan menyatukan atap dengan benang nylon / 2 3. + Pada eksisi lebih tebal, kelopak mata bawah "enderung mudah terjadi s"ar karena jaringan yang diambil juga lebih tebal. 6ksisi sederhana pada lesi yang lebih
luas
beresiko
terjadi
retraksi
kelopak
mata,
ektropion
sehingga
membutuhkan "ara rekonstruksi lain. Pengangkatan xanthelasma sudah menjadi bagian dari bedah kosmetik. + Pengangkatan dengan laser karbondioksida dan argonD menambah hemostasis, member gambaran lebih baik, penutupan yang kurang dan lebih "epat dalam menggunakan tehnik iniG s"ar dan perubahan pigmen dapat terjadi.
6
+
b. Kauterisasi kimiaD Penggunaan "hlora"eti" a"id efektif untuk menghilangkan xanthelasma. $gen ini mengendapkan dan mengkoagulasikan protein dan lipid larut. !ono"hloroa"eti" a"id, di"hloroa"eti" a"id, dan tri"hloroa"eti" a"id dilaporkan memberi hasil yang baik. 7aygood menggunakan kurang dari 3.3% ml dari %33 di"hlora"eti" a"id dengan hasil yang sempurna dan s"ar minimal. ". 6lektrodesikasi dan "ryoterapi Aerapi ini dapat menghan"urkan
xanthelasma
+
superfi"ial
tetapi
membutuhkan terapi berulang. Eryoterapi dapat menyebabkan s"ar dan hipopigmentasi. + 6BK$'4 6dukasi yang diberikan adalah untuk melakukan kontrol terhadap kolesterol juga trigliserid dan bagaimana "ara untuk menurunkan kolesterol juga membiasakan gaya hidup sehat untuk mengatur kolesterol. 2.10
(
PROGNOSIS Kekambuhan sering terjadi. Pasien harus mengetahui bahwa dari
penelitian yang dilakukan pada eksisi bedah dapat terjadi kekambuhan pada (3 pasien. Persentase ini lebih tinggi dengan eksisi sekunder. Kegagalan ini, terjadi pada tahun pertama dengan persentase +5 dan lebih sering terjadi pada pasien dengan sindrom hiperlipidemia dan bila terjadi pada ( kelopak mata sekaligus. +
BAB III LAPORAN KASUS
3.1
@ama
I!"#$#%& P%&$!"
D @y. 7
7
@o :!
D %-%+-/(-5?
Bmur
D (? tahun
Cenis Kelamin
D Perempuan
$gama
D 4slam
$lamat
D 8ambaro
#angsa
D 4ndonesia
Aanggal Pemeriksaan D H !ei +3%/
3.2
A"%'"!&$&
Keluhan utama
D #enjolan di kelopak mata
R$(%)%# P!")%*$# S!*%+%", -
Pasien datang ke Poliklinik !ata :'BI$ dengan benjolan di kelopak mata sejak %3 tahun yang lalu. #enjolan pertama kali berukuran ke"il yang lama kelamaan semakin besar. 'aat ini benjolan pasien sudah menyebar hingga seluruh kelopak mata. :iwayat nyeri pada mata disangkal. :iwayat penurunan penglihatan disangkal. Keluhan rasa gatal dan nyeri juga disangkal oleh pasien. Pasien datang kerumah sakit karena disarankan oleh seorang teman dengan alasan komestik. :iwayat trauma pada mata disangkal. :iwayat mata terkena bahan kimia disangkal. Penggunaan ka"amata ataupun kontak lens disangkal. :iwayat penyakit mata sebelum mun"ul selaput disangkal. Pasien mengaku belum pernah mengalami hal yang serupa. R$(%)%# P!")%*$# D%// Pasien menyangkal pernah mengalami riwayat trauma pada mata. Pasien menyangkal memiliki riwayat penggunaan lensa kontak sebelumnya. :iwayat diabetes mellitusD disangkal :iwayat hipertensiD disangkal :iwayat alergi makanan atau obatD disangkal. R$(%)%# P!")%*$# K!/%+,%-
$nggota keluarga dengan sakit yang sama disangkal. :iwayat diabetes mellitusD disangkal. :iwayat hipertensiD disangkal.
8
3.3 P!'!+$*&%%" F$&$* S#%#/& G!"!+%$&Keadaan umum D #aik Kesadaran D Eompos !entis Aanda
OS 1J5
Aekanan intraokular
@Jpalpasi
@Jpalpasi
Palpebra superior
7iperemis )-*G edema )-*G 7iperemis )-*G edema )-*G
nyeri tekan )-*G benjolan nyeri tekan )-*G benjolan )L* Palpebra inferior
)L*
7iperemis )-* G edema )-* G 7iperemis )-* G edema )-* G nyeri tekan )-*G benjolan )-*
Konjungti9a tarsalis superior
7iperemis )-* G papil )-* G 7iperemis )-* G papil )-* G folikel )-* G sikatriks )-* G
Konjungti9a tarsalis inferior
Konjungti9a bulbi
folikel )-* G sikatriks )-* G
sekret )-* sekret )-* 7iperemis )-* G papil )-* G 7iperemis )-* G papil )-* G folikel )-* G sikatriks )-* G
folikel )-* G sikatriks )-* G
sekret )-* 4njeksi konjungti9a )-* G
sekret )-* 4njeksi konjungti9a )-* G
injeksi Kornea
nyeri tekan)-*G benjolan)-*
siliar
)-*
G injeksi
siliar
)-*
G
perdarahan )-* perdarahan )-* G 4nfiltrat )-* G ulkus )-* G 4nfiltrat )-* G ulkus )-* G sikatriks )-*
sikatriks )-* Aerdapat fibro9askular
9
jaringan berbentuk
#ilik mata depan
alam, jernih
4ris
#erwarna
"oklat,
segitiga
di
temporal
yang
bagian sudah
melewati limbus kornea. alam, jernih kripte #erwarna "oklat, kripte
)L*, sinekia anterior )-*, )L*, sinekia anterior )-*, sinekia posterior )-* sinekia posterior )-* #ulat, isokor, berada di #ulat, isokor, berada di
Pupil
sentral, refleks "ahaya )L*, sentral, refleks "ahaya )L*, diameter mm Cernih, shadow test )-* Aidak dilakukan Aidak dilakukan
8ensa
undus
F# K$"$& %&$!"
3.4 D$%,"&$& K!+% Xanthelasma 3.5 P!"%#%%*&%"%%" T!+%$ N" '!$*%'!"#&%
$njuran untuk mengontrol asupan kolesterol. $njuran untuk membiasakan hidup sehat . $njuran untuk menjaga pola makan.
10
diameter mm Cernih, shadow test )-* Aidak dilakukan Aidak dilakukan
T$"%*%" !%
Pro eksisi xanthelasma dengan teknik linier insisi. E/*%&$ •
Keadaan ini dapat kambuh dan datang berulang.
•
Komplikasi sesudah pembedahan dapat berupa timbulnya s"ara pada kelopak mata
•
iharapkan pasien dapat menjaga pola makan serta asupan kolesterol dan trigliserida.
3.6 P+,"&$&
Muo ad 9itam
D#onam
Muo ad fungsionam
D bonam
Muo ad sanationam
D bonam
11
BAB I PEMBAHASAN
'eorang perempuan berusia (? tahun datang ke Poliklinik !ata :'BI$ dengan keluhan benjolan di kelopak mata sejak %3 tahun yang lalu. #enjolan pertama kali berukuran ke"il yang lama kelamaan semakin besar. 'aat ini benjolan pasien sudah menyebar hingga seluruh kelopak mata. :iwayat nyeri pada mata disangkal. :iwayat penurunan penglihatan disangkal. Keluhan rasa gatal dan nyeri juga disangkal oleh pasien. Pasien datang kerumah sakit karena disarankan oleh seorang teman dengan alasan komestik. Pasien kemudian didiagnosa dengan xanthelasma. Xanthelasma adalah salah satu bentuk xantoma planum, merupakan jenis yang paling sering dijumpai dari beberapa tipe klinik xantoma yang diketahui. 'elain itu Xanthelasma diartikan pula sebagai kumpulan kolesetrol di bawah kulit dengan batas tegas berwarna kekuningan biasanya di sekitar mata, sehingga sering disebut xanthelasma palpebra. Keluhan pada pasien tersebut sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa keliuhan pada pasien dengan xanthelasma dapat beruapa timbulnya plak irregular di kulit, warna kekuningan sering kali disekitar mata Bkuran xanthelasma ber9ariasi berkisar antara + 2 3 mm., adakalanya simetris dan "enderung bersifat permanen. Pasien pertama kali merasakan mun"ulnya benjolan dikelopak mata sejak %3 tahun yang lalu. #enjolan dirasakan pasien semakin lama semakin besar. Keluhan pasien tersebut sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa pada pasien dengan xanthelasma biasanya mengelhukan lesi berwarna kekuningan dan lembut berupa pla&ue berisi deposit lemak dengan batas tegas.
12
8esi akan bertambah besar dan bertambah jumlahnya. #iasanya lesi-lesi ini tidak mempengaruhi fungsi kelopak mata, tetapi ptosis harus diperiksa bila ditemukan. Pasien juga tidak mengeluhkan adnaya rasa gatal maupun nyeri. Pasien datang kerumah sakit dikarenakan masalah kosmetik. 7al ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa pasien biasanya tidak mengeluh gatal, biasanya mengeluh untuk alasan estetika. Xanthelasma atau xanthelasma palpebra biasanya terdapat di sisi medial kelopak mata atas. Pasien dengan usia (? tahun. 7al ini sesuai denga teori yang menyebutkan bahwa Xanthelasma bermanifestasi pada usia %1-/ tahun, dengan pun"aknya pada dekade keempat dan kelima. Pasien tidak mengeluhkan adanya gejala lain. Pada riwayat penyakit keluarga tidak ditemukan keluhan yang sama. 7al tersebut sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa xanthelasma adanya kelainan genetik primer termasuk
dislipoproteinemia,
hipertrigliseridimia
dan
defisiensi
lipase
lipoprotein yang merupakan faktor yang ditunkan. 'edangkan pada pasien tanpa adanya riwayat hal yang sama pada keluarga, dapat di"urigai adanya peningkatan jumlah kolesterol dan lipid. Pasien tidak memiliki rikwayat hipertensi maupun diabetes mellitus. 7al ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa diabetes yang tidak terkontrol juga menyebabkan hiperlipidemia sekunder. Xanthelasma juga bisa terjadi pada pasien dengan lipid normal dalam darah yang mempunyai 78 kolesterol rendah atau kelainan lain lipoprotein. ari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan status oftalmologi tidak ditemukan adanya kelainan. 7al ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa, pada pasien dengan xanthelasma biasanya tidak mengeluhkan adanya nyeri, gatal maupun gangguan penglihatan. Pasien diren"enakan untuk dilakukan tindakan eksisi. 7al ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa pasien dengan xanthelasma dapat dilakukan tindakan pembedahan apabila mengganggu, tetapi keluhan ini dapat kambuh. Xanthelasma dapat dihilangkan dengan pengelupas tri"hloroa"eti", bedah, laser atau "ryoterapi. Penghilangan xanthelasma dapat menyebabkan
13
timbulnya s"ar dan perubahan pigmen, tetapi tidak jika menggunakan tri"hloroa"eti". Pasien diberikan edukasi untuk menjaga jumlah asupan kolesterol dan melakukan pola hidup sehat. 7al ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa edukasi yang diberikan pada pasien dengan xanthelasma untuk melakukan kontrol terhadap kolesterol juga trigliserid dan bagaimana "ara untuk menurunkan kolesterol juga membiasakan gaya hidup sehat untuk mengatur kolesterol. Pasien dengan xanthelasma biasanya mengalami kekambuhan. 7al ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa pasien yang telah dilakukan eksisi bedah dapat terjadi kekambuhan sebesar (3 pasien. Persentase ini lebih tinggi dengan eksisi sekunder. Kegagalan ini, terjadi pada tahun pertama dengan persentase +5 dan lebih sering terjadi pada pasien dengan sindrom hiperlipidemia dan bila terjadi pada ( kelopak mata sekaligus.
14
BAB KESIMPULAN
Kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan lesi pada kelopak mata dapat dibagi menjadi jinak dan ganas. Xanthelasma adalah salah satu bentuk xantoma planum, merupakan jenis yang paling sering dijumpai dari beberapa tipe klinik xantoma yang diketahui. 'elain itu Xanthelasma diartikan pula sebagai kumpulan kolesetrol di bawah kulit dengan batas tegas berwarna kekuningan biasanya di sekitar mata, sehingga sering disebut xanthelasma palpebra. Pada xanthelasma terjadinya akumulasi kolesterol yang berawal dari darah, dimana jumlah kolesterol yang paling banyak berasal dari 88 yang masuk melalui dinding 9askular. ikatakan bahwa trauma dan inflamasi itu dapat merubah permeabilitas 9askuler sehingga lipoprotein dapat masuk ke dalam kulit dan kemudian difagositosis oleh sel dermal. @ormalnya 88 mempunyai nilai kebo"oran kapiler yang lambat. Aujuan utama terapi adalah untuk mengontrol kelainan yang mendasari untuk mengurangi perkembangan xanthelasma dan xanthoma. Xanthelasma dapat dibedah apabila mengganggu, tetapi mungkin bisa kambuh Pasien harus mengetahui bahwa dari penelitian yang dilakukan pada eksisi bedah dapat terjadi kekambuhan pada (3 pasien. Persentase ini lebih tinggi dengan eksisi sekunder.
15
D%#%+ P/%*%
%
4lyas, 'idarta. +33H. Ilmu Penyakit Mata. CakartaD >KB4.
+
4lyas, '., !ailangkay, 77#., Aaim, 7., 'aman, :., 'imarwata, !., Fidodo, P'. )eds*. +3%3. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran. CakartaD 'agung 'eto.
Putra $K. Penatalaksanaan pterygium $tmajaya. +33 D + D %/ 2 %(/
(
1
:.'.'iregar, 'p.KK )K*, $tlas #erwarna 'aripati Penyakit Kulit 6disi +,
5
Penerbit #uku Kedokteran 6;E +33 7al +3+-+3. 'yarif !. Fasitaatmadja, 4lmu Penyakit Kulit dan Kelamin, >KB4 Cakarta,
/
+33? 7al -5. 'hields E8 et al, isappearen"e of eyelid xanthelasma following oral sim9astatin )Io"or*, #r C 0pthamol +331G ?HD5H-(3 )diakses dari httpGJJwww.missionfor9isionusa.orgJanatomyJ+335J3/Jwhat-is
?
xanthelasmaN+1.html*. #urns A, #reathna"h ', Eox @, ;riffiths E. Xanthoma and $bnormalities of 8ipid
!etabolism
'torage.
4nD
:ookOs
Aextbook
7ongkongG#la"kwell Publishing. +33(. p.1/.5(-5?.
16
of
ermatology.