1. F40 Gangguan Anxietas Fobik Anxietas hanya dicetuskan oleh adanya situasi atau objek yang jelas, tertentu, yang sebenarnya secara umum tidak berbahaya. Akibatnya situasi atau objek demikian secara khusus dihindari atau dihadapi dengan perasaan terancam. Gejalagejala yang timbul pada individual yang brsangkutan seperti, palpitasi, perasaan mau pingsan dan sering kali disertai dengan perasaan takut mati, takut kehilangan kendali atau takut jadi gila. Berbagai episode depresif dapat disertai anxietas fobik yang temporer, dan afek depresif sering kali menyertai berbagai fobia, khususnya agorafobia. Kebanyakan gangguan fobik lebih lazim terjadi pada perempuan dari pada laki-laki. a. F40.0 Agorafobia Tidak hanya takut akan ruang terbuka akan tetapi juga aspek terkait lainnya seperti orang banyak dan kesulitan untuk segera menyingkir ke tempat aman. Sebagian dari mereka menjadi terpaku di rumah, sebagian menjadi ketakutan dengan bayangan akan pingsan dan ditinggalkan tak berdaya di tengah orang banyak. Kebanyakan penderita adalah wanita dan onset biasanya pada usia dewasa muda Pedoman diagnostik: o
Gejala psikologis atau pun otonomik yang timbul merupakan manifestasi primer dari anxietas dan bukan merupakan sekunder dari adanya gejala lain seperti waham atau pikiran obsesif
o
Anxietas yang timbul harus terbatas pada sekurangnya-kurangnya dari situasi brikut : banyak orang, tempat-tempat umum, berpergian keluar rumah, dan berpergian sendiri
o
Menghindari situasi fobik harus atau sudah merupakan gambaran yang menonjol
b. F41.1 Fobia Sosial Rasa takut diperhatikan orang lain dalam kelompok yang relatif kecil, yang menjurus kepada penghindaran terhadap situasi social. Sering kali mulai pada usia remaja. Frekuensinya kurang lebih sama pada laki-laki dan wanita. Gambaran dapat sangat jelas yang mencakup hampir semua situasi sosial di luar lingkungan keluarga. Pandangan mata secara langsung dapat merpakan hal yang
menegangkan, harga diri yang rendah dan takut akan kritik, tercetus keluhan malu, tangan gemetar, mual, ingin buang air kecil. Kecenderungan menghindar sering kali tampak jelasdan dalam keadaan ekstrim dapat menjurus ke isolasi sosial yang total Pedoman diagnostik : Gejala psikologis, perilaku atau pun otonomik yang timbul merupakan
o
manifestasi primer dari anxietas dan bukan merupakan sekunder dari adanya gejala lain seperti waham atau pikiran obsesif o
Anxietas harus terbatas atau menonjol pada situasi sosial tertentu saja
o
Penghindaran dari situasi fobik harus merupakan gambaran yang menonjol
c. F40.2 Fobia Khas (terisolasi) Fobia terbatas pada situasi yang sangat spesifik seperti bila berdekatan dengan binatang tertentu, tempat tinggi, petir, kegelapan, naik pesawat, ruang tertutup, makan makanan tertentu, takut lihat luka dan darah. Timbul pada masa kanak atau dewasa muda dan dapat menetap sampai puluhan tahun bila tidak diobati Pedoman diagnostik : o
Gejala psikologis atau pun otonomik yang timbul merupkan manifestasi primer dari anxietas dan bukan merupakan sekunder dari adanya gejala lain seperti waham atau pikiran obsesif
o
Anxietas harus terbatas pada adanya objek atau situasi fobik tertentu
o
Situasi fobik tersebut sedapat mungkin dihindarinya
2. F41 Gangguan Anxietas Lainnya Dapat disertai dengan gejala depresif dan obsesif, bahkan jika beberapa unsur dari anxietas fobik, asal saja jelas bersifat sekunder atau ringan/tdk begitu parah. a. F41.0 Gangguan Panik •
Adanya serangan anxietas berat (panik) yang berulang, yang tidak terbatas pada adanya situasi tertentu apa pun suatu rangkaian kejadian, dan karena itu tidak terduga. Gejala dominan : palpitasi, nyeri dada, perasaan tercekik, pusing kepala, dan perasaan tidak riil. Secara sekunder timbul rasa takut mati,
kehilangan kendali atau menjadi gila Serangan biasanya berlangsung beberapa menit, meskipun kadang-kadang lebih lama Pedoman diagnostik : beberapa serangan berat dari anxietas otonomik harus terjadi dalam periode kirakira 1 bulan: o
Pada keadaan sebenarnya secara objektif tidak berbahaya
o
Tidak terbatas hanya pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat diduga sebelumnya
o
Dengan keadaan yang relatif bebas dari gejala anxietas dalam periode antara serangan-serangan panik
b. F41.1 Gangguan Anxietas Menyeluruh Adanya anxietas yang menyeluruh dan menetap, tetapi tidak terbatas pada atau hanya menonjol pada setiap keadaan lingkungan tertentu saja. Gejala yang
dominan
:
tegang
berkepanjangan,
gemetaran,
ketegangan
otot,
berkeringat, kepala terasa ringan, pusing kepala dan keluhan epigastrik. Lebih lazim pada wanita dari pada laki-laki Pedoman diagnostik penderita hrus menunjukkan gejalan primer anxietas yang berlangsung hampir setiap hari selama beberap minggu, bahkan biasanya sampai beberapa bln o
Kecemasan tentang masa depan
o
Ketagangan motorik
o
Overaktivitas otonomik
c. F41.2 Gangguan Campuran Anxietas dan Depresif Bilamana terdapat gejala anxietas maupun depresif, dimana masingmasing tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan diagnosis tersendiri. Beberapa gejala otonomik (tremor, palpitasi, mulut kering, sakit perut) harus ditemukan meskipun tidak terus-menerus. d. F41.3 Gangguan Anxietas Campuran Lainnya Digunakan untuk ganggaun yang memenuhi kriteri gangguan anxietas menyeluruh (F41.1) dan yang juga menunjukkan ciri-ciri yang menonjol diri
gangguan lain dalam F40-F49 walaupun kriteria yang lengkap untuk gangguan tmbahan ini tidak dipenuhi. 3. F42 Gangguan Obsesif-Kompulsif Adanya pikiran obsesif atau tindakan kompulsif yang berulang. Pikiran obsesional adalah gagasan, bayangan pikiran atau impuls yang timbul dalam pikiran individu secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama. Tindakan atau ritual yang kompulsif merupakan prilaku yang stereopatik, yang diulang berkali-kali. Umumnya berimbang pada laki-laki dan perempuan, onset biasanya pada masa kanak atau dewasa muda Pedoman diagnostik : Gejala-gejala obsensional atau tindakan kompulsif, atau kedua-duanya, harus ada hampir setiap hari selama sedikitnya 2 minggu berturut-turut. Gejala2 obsensional hrus memiliki ciri2 : o
Harus dikenal atau disadari sebagai pikiran atau impuls dari diri indivisu sendiri
o
Sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang masih tidak berhasil dilawan, meskipun ada lainnya yang tidak lagi dilawan oleh penderita
o
Pikiran untuk melaksanakan tindakan tersebut di atas merupakan hal yang memberi kepuasan dan kesenangan
o
Pikiran, bayangan, atau impuls tersebut harus merupakan pengulangan yang tidak menyenangkan
a. F42.0 Predominan Pikiran Obsesional atau Pengulangan Keadaan ini berupa gagasan, bayangan mental atau dorongan untuk berbuat. Kadang-kadang berupa pikiran-pikiran sepele yang tidak ada habisnya untuk dipertimbangkan. b. F42.1 Predominan Tindakan Kompulsif Mayoritas berkaitan dengan kebersihan, memeriksa berulang untuk meyakinkan bahwa situasi yang dianggapnya berpotensi bahaya tidak dibiarkan terjadi, atau masalah kerapian dan keteraturan. Dilandasi perasaan takut terhadap bahaya yang mengancam dirinya atau yang bersumber dari dirinya. Bisa menyita waktu sampai beberapa jam setiap hari. Gejala-gejala tersebut terjadi secara seimbang pada lakilaki dan perempuan
c. F42.2 Campuran Tindakan dan Pikiran Obsesional Memperlihatkan unsur dari baik pikiran yang obsesional maupun tindakan yang kompulsif. Subkategori ini harus digunakan bilaman keduanya secara seimbang sama menonjol.