LAPORAN PBL SISTEM NEUROPSIKIATRI MODUL III KECEMASAN DAN PSIKOTIK
Kelompok 3
Tutor: dr. Rusdi Effendi, Sp,KJ Disusun oleh : Arief Aulia Rahman Saifeddine saleh M. Syaikhul islam Suryanto Indah novika Rezky wulandari putri Suci apriani umar Indah uswatun Hasanah Azizah khairina Fadhilla rahma jodi
(2013730012) (2013730096) (2013730064) (20137300107) (2013730051) (2013730092) (2013730053) (2013730053) (2013730019) (2013730033)
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2016
Kata Pengantar
Assalamualaikum wr.wb Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-Nya laporan tutorial sistem Neuropsikiatri ini dapat dapat kami selesaikan. Shalawat Shalawat serta serta salam semoga tercurah kepada junjungan besar Nabi Muhammad Muhammad Saw beserta beserta para sahabat sahabat dan keluarga. keluarga. Makalah ini disusun sebagai laporan hasil diskusi PBL modul kecemasan dan psikotik system neuropsikiatri di Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Muhammadiyah Jakarta tahun akademik 2015/2016. Dalam makalah ini, dijelaskan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan neuropsikiatri. Kami menyadari bahwa kesempurnaan hanya milik Allah SWT, dan dalam penyusunan makalah ini terdapat beberapa kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, pemakalah menerima kritik dan saran agar penyusunan makalah makalah ini dapat lebih l ebih baik di masa yang akan datang. Terimakasih kepada tutor, dan narasumber yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu sehingga modul ini dapat tersusun.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Jakarta, Maret 2016 Penyusun
PEMBAHASAN SKENARIO : Seorang laki-laki 35 tahun di bawa keluarganya ke IGD RSJ karena mencoba menyerang anggota keluarganya. Dalam 2 minggu terakhir sudah 5 kali pasien mengamuk seperti ini. Satu tahun yang lalu pasien pasie n juga mengamuk dan mengejar orang-orang yang lewat di depan rumahnya dengan pisau. Menurut pasien isterinya yang menyuruh mengejar orangorang itu. Namun kenyataannya isteri pasien telah meninggal 2 tahun yang lalu bersama anaknya dalam kecelakaan lalu lintas. Pasien menyalahkan dirinya semenjak kematian
tersebut. Pasien sering mengurung dan mengunci diri di kamar. Namun pasien masih bisa bersikap kembali normal. Pasien di pecat dari tempat bekerja karena tidak pernah lagi masuk kantor.
KATA / KALIMAT KUNCI : MIND MAP :
PERTANYAAN :
1. Jelaskan stuktur anatomi yang berhubungan dengan gangguan psikotik! 2. Jelaskan Fisiologi dari kognitif! 3. Jelaskan definisi, klasifikasi, etiologi dari gangguan psikotik! 4. Jelaskan perbedaan gejala kecemasan dengan gejala psikotik! 5. Penyakit apa saja dengan gejala psikotik! 6. Jelaskan alur diagnosis pada skenaro! 7. Jelaskan DD1! 8. Jelaskan DD2! 9. Jelaskan Tatalaksana pada skenario! 10. Bagaimana prognosis pada skenario!
JAWABAN : 1. Jelaskan stuktur anatomi yang berhubungan dengan gangguan psikotik!
Amygdala-pengaturan emosi H ipokampus-pembentukan memori jangka panjang Girus parahipokampus, pembentukan memori spasial. Girus cinguli-tekanan darah Forniks, berperan dalam memori dan pembelajaran. H ipothalamus Thalamus sebagai pusat hantaran rangsang indra dari perifer ke korteks serebri. Mammillary bodies,pembentukan memori dan pembelajaran. Girus dentatus, berperan dalam memori baru. K orteks enthorinal-memori dan komponen asosiasi
2. Jelaskan Fisiologi dari kognitif! ANATOMI
DAN
FISIOLOGI
KOGNITIF
Salah satu yang membedakan manusia dengan mahluk lain adalah dalam fungsi luhur. Otak manusia jauh berbeda dengan otak binatang, karena adanya korteks asosiasi yang menduduki daerah antar berbagai korteks perseptif primer.
Untuk memahami perubahan perilaku yang terjadi pada pasien dengan penyakit, sangat penting mengetahui anatomi dan fisiologi dari bagian-bagian otak yang menghasilkan dan memelihara perilaku yang normal. Terdapat empat tingkatan perilaku, yaitu: 1. Pertama adalah kesadaran atau basic arousal. Fungsi ini diatur oleh Ascending Activating System yang terdiri dari formasio retikularis batang otak, talamus, sistem limbik dan korteks. 2. Kedua adalah kebutuhan dasar (basic drives) dan insting hidup (survival instinct), yang terdiri antara lain makan, tidur, mempertahankan diri, dan prokreasi. Fungsi ini diatur oleh hipotalamus dan struktur-strutur lain yang berhubungan dengan sistem limbik. Termasuk di sini adalah emosi dan memori. 3. Ketiga adalah intelektual, yaitu suatu kompleks dari kualitas manusia tingkat tinggi yang terdiri dari proses tingkat tinggi dalam kalkulasi, berpikir abstrak, membangun bahasa dan persepsi. Struktur utama untuk fungsi tersebut terdapat pada korteks serebri. 4. Keempat adalah perilaku sosial dan kepribadian, suatu kompleks perilaku yang merupakan interaksi dari semua tingkatan perilaku dan integrasi dari semua sistem di otak. Fungsi kognitif mempunyai empat item utama yang dapat dianalogkan dengan kerja dari komputer, yaitu: 1. Fungsi reseptif, yang melibatkan kemampuan untuk menseleksi, memproses, mengklasifikasikan dan mengintegrasikan informasi. 2. Fungsi memori dan belajar, yang maksudnya adalah mengumpulkan informasi dan memanggil kembali. 3. Fungsi berpikir adalah mengenai organisasi dan reorganisasi informasi. 4. Fungsi ekspresif, yaitu informasi-informasi yang didapat dikomunikasikan dan dilakukan. Otak manusia terdiri dari batang otak, dua belahan otak besar (hemisfer kanan dan kiri) dan serebelum atau otak kecil. Masing-masing bagian atau struktur terbagi lagi dalam bagian-bagian yang lebih rinci dan mempunyai fungsi khusus. Proses mental manusia merupakan sistem fungsional kompleks dan tidak dapat dilokalisasi secara sempit menurut bagian otak terbatas, tetapi berlangsung melalui partisipasi semua struktur otak, dan setiap struktur mempunyai peranan tertentu sendiri untuk organisasi sistem fungsional itu. Untuk meningkatkan kualitas otak diperlukan stimulasi khusus pula dari bagian-bagian tersebut. Stimulasi otak pada hakikatnya adalah proses pembelajaran (learning process) dan pada gilirannya mempengaruhi kemampuan intelektual dan kemampuan beradaptasi manusia terhadap lingkungannya. Otak bekerja secara keseluruhannya dengan menggunakan fungsi dari seluruh bagian. Namun demikian, ada bagian-bagian tertentu yang mempunyai peranan menonjol dalam proses berpikir dan bertindak tertentu. Pembagian komponen intelek/fungsi luhur menjadi 5 komponen yakni bahasa, memori, visuospasial, emosi dan kognisi didasarkan pada teori lokalisasi dan spesialisasi bagian/fungsi otak. MANIFESTASI
GANGGUAN
KOGNITIF
Manifestasi gangguan fungsi kognitif dapat meliputi gangguan pada aspek bahasa, memori, emosi, visuospasial dan kognisi.
Gangguan
Bahasa
Gangguan bahasa yang terjadi pada demensia terutama tampak pada kemiskinan kosa kata. Pasien tak dapat menyebut nama benda atau gambar yang ditunjukkan padanya (confrontation naming), tetapi lebih sulit lagi untuk menyebutkan nama benda dalam satu kategori (categorical naming), misalnya disuruh menyebut nama buah atau hewan dalam satu kategori. Sering adanya diskrepansi antara penamaan konfrontasi dan penamaan kategori dipakai untuk mencurigai adanya demensia dini. Misalnya orang dengan cepat dapat menyebutkan nama benda yang ditunjukkan tetapi mengalami kesulitan kalau diminta menyebutkan nama benda dalam satu kategori, ini didasarkan karena daya abstraksinya mulai menurun. Gangguan
Memori
Gangguan mengingat sering merupakan gejala yang pertama timbul pada demensia dini. Pada tahap awal yang terganggu adalah memori barunya, yakni cepat lupa apa yang baru saja dikerjakan. Namun lambat laun memori lama juga dapat terganggu. Dalam klinik neurologi fungsi memori dibagi dalam tiga tingkatan bergantung lamanya rentang waktu antara stimulus dan recall, yaitu: 1. Memori segera (immediate memory), rentang waktu antara stimulus dan recall hanya beberapa detik. Disini hanya dibutuhkan pemusatan perhatian untuk mengingat (attention). 2. Memori baru (recent memory), rentang waktunya lebih lama yaitu beberapa menit, jam, bulan bahkan tahun. 3. Memori lama (remote memory), rentang waktumya bertahun-tahun bahkan seumur hidup. Gangguan Emosi Sekitar 15% pasien mengalami kesulitan melakukan kontrol terhadap ekspresi dari emosi. Tanda lain adalah menangis dengan tiba-tiba atau tidak dapat mengendalikan tawa. Efek langsung yang paling umum dari penyakit pada otak terhadap kepribadian adalah emosi yang tumpul, ”disinhibition”, kecemasan yang berkurang atau euforia ringan, dan menurunnya sensitifitas sosial. Dapat juga terjadi kecemasan yang berlebihan, depresi dan hipersensitif. Gangguan Visuospasial Gangguan ini juga sering timbul dini pada demensia. Pasien banyak lupa waktu, tidak tahu kapan siang dan malam, lupa wajah teman dan sering tidak tahu tempat sehingga sering tersesat (disorientasi waktu, tempat dan orang). Secara obyektif gangguan visuospasial ini dapat ditentukan dengan meminta pasien mengkopi gambar atau menyusun balok-balok sesuai bentuk Gangguan Kognisi Fungsi ini yang paling sering terganggu pada pasien demensia, terutama gangguan daya abstraksinya. la selalu berpikir kongkrit, sehingga sukar sekali memberi makna peribahasa. Juga daya persamaan (similarities) mengalami penurunan.
3. Jelaskan definisi, klasifikasi, etiologi dari gangguan psikotik!
Jawab: Definisi
Psikotik adalah suatu gangguan jiwa dengan kehilangan rasa kenyataan (“sense of reality”). Terganggunya pada hidup perasaan (afek dan emosi), proses berpikir, psikomotorik dan kemauan, sedemikian rupa sehingga semua ini tidak sesuai dengan kenyataan lagi. Penyebab
1. Perkembangan badani yang salah
Faktor keturunan
Gangguan yang berhubungan dengan kromosom sex-> Sindrom Turner (ciri khas:
tubuh pendek, leher melebar) Mongolisme atau sindrom Down (retardasi mental dengan mata sipit, muka datar,
telinga kecil, jari-jari pendek, dll)
Faktor konstitusi
Bentuk badan Energi dan kegiatan Reaktivitas susunan saraf vegetatif Daya tahan badani Sensitivitas Kecerdasan dan bakat
Cacat kongenital
2. Perkembangan psikologis yang salah •
Deprivasi dini
•
Masa remaja
•
Pola keluarga yang patogenik
Sikap orang tua:
Melindungi anak secara berlebihan karena memanjakannya Melindungi anak secara berlebihan karena sikap “berkuasa” dan “harus tunduk saja” Penolakan (anak tidak disukai) Menentukan norma-norma etika dan moral yang terlalu tinggi Disiplin yang terlalu keras Disiplin yang tidak teratur atau yang bertentangan Perselisihan antara ayah-ibu (pernikahan yang cedera, “broken home” Perceraian Persaingan yang kurang sehat antara para saudaranya Nilai-nilai yang buruk (yang tidak bermoral) Perfeksionisme dan ambisi (cita-cita yang terlalu tinggi bagi si anak)
Ayah dan atau ibu yang neurotik (menderita gangguan jiwa)
3. Faktor sosiologis dalam perkembangan yang salah •
•
•
Perubahan yang cepat dalam dunia modern sehingga kemungkinan lebih besar terjadinya kekacauan mental dan stress. Seseorang yang mendadak berada di tengah-tengah kebudayaan asing yang serba baru dan asing baginya-> “shock kebudayaan” (culture shock) Perbedaan antara arah perkembangan gangguan di daerah perkotaan dan pedesaan, sert a di berbagai lapisan sosioekonomi.
4. Jelaskan perbedaan gejala kecemasan dengan gejala psikotik! Anxietas Suatu respons mental dan fisik terhadap situasi yang menakutkan dan mengancam Anxietas adalah perasaan tidak senang yang khas yang disebabkan oleh dugaan akan bahaya atau frustasi yang mengancam yang akan membahayakan rasa aman, keseimbangan, atau kehidupan seseorang individu atau kelompok biososialnya (J.J Groen). Psikotik adalah gangguan jiwa dengan kehilangan rasa k enyataan dengan terganggunya pada perasaan (afek dan emosi), proses berfikir, psikomotorik dan kemauan, sehingga tidak sesuai dengan kenyataan lagi Gejala Klinis Anxietas berkeringat, palpitasi, mual, muntah, nyeri perut, sesak nafas, nyeri kepala, rasa khawatir, gelisah, dan merasa tidak nyaman, serta adanya gangguan tidur Psikotik Penarikan diri secara social, motivasi rendah, pengabaian diri, perubahan emosional, perilaku yang aneh (berteriak atau membisu), gelisah, halusinasi, delusi, disorientasi. 5. Penyakit apa saja dengan gejala psikotik! Penyakit-penyakit yang menyebabkan gejala psikotik 1. Skizofrenia Skizofrenia adalah gangguan psikotik berat yang ditandai distorsi berat atas realitas, menarik diri dari interaksi sosial, disorganisasi dan fragmentasi persepsi, pikiran, dan emosi. Gangguan skizofrenia berkembang secara pelan-pelan dan tersembunyi. Gejala spesifik skizofrenia sangat beragam, namun ciri dasarnya adalah disorganisasi pikiran, persepsi, dan emosi. 2. Skizoafektif Gangguan skizoafektif merupakan gangguan yang bersifat episodik dengan gejala afektif dan skizofrenik yang sama-sama menonjol dan secara bersamaan ada dalam episode yang sama. 3. Gangguan psikotik akut dan sementara Memiliki onset yang akut (dalam masa 2 minggu), kesembuhan yang sempurna biasanya dalam 2 – 3 bulan, dan hanya sebagian kecil dari pasien dengan gangguan ini berkembang menjadi keadaan yang menetap dan berbahaya. 4. Gangguan waham menetap Kelompok ini meliputi gangguan dengan waham-waham yang berlangsung lama (paling sedikit selama 3 bulan) sebagai satu-satunya gejala klinis yang khas atau
mencolok dan tidak dapat diklasifikasikan sebagai skizofrenia, gangguan afektif atau gangguan mental organik. 5. Gangguan waham induksi Dua orang atau lebih mengalami waham yang sama, dan saling mendukung dalam keyakinan waham tersebut. Yang menderita waham orisinil hanya satu orang, kemudian waham tersebut mempengaruhi yang lainnya. Biasanya menghilang apabila orang-orang tersebut dipisahkan. 6. Gangguan psikotik nonorganik lain Gangguan psikotik yang tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia atau gangguan afektif yang bertipe psikotik, dan gangguan-gangguan pskotik yang tidak memenuhi kriteria untuk gangguan waham menetap. 6. Jelaskan alur diagnosis pada skenario? I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
:
Umur
:
Jenis kelamin
:
Tempat & Tanggal Lahir : Status pernikahan
:
Pendidikan terakhir
:
Pekerjaan
:
Suku bangsa
:
Agama
:
Alamat sekarang
:
Tanggal pemeriksaan
:
Tempat pemeriksaan
:
II. RIWAYAT PSIKIATRIK
A. Keluhan utama. Apakah pasien susah tidur, gelisah, rasa takut, jantung berdebar-debar, dan sakit lambung ? B. Riwayat gangguan sekarang - Autoanamnesis - Alloanamnesis C. Riwayat gangguan sebelumnya. 1. Riwayat gangguan psikiatrik Penderita tidak pernah mengalami gangguan seperti i ni sebelumnya. 2. Riwayat gangguan medis
Pasien pernah dirawat di rumah sakit karena mengalami perdarahan dari jalan lahir. 3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif Penderita tidak pernah menggunakan zat-zat psikoaktif dan alkohol. III.
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI.
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Riwayat perkembangan fisik Riwayat prenatal dan perinatal. Riwayat masa kanak awal (usia 1-3 tahun) Riwayat masa kanak pertengahan (usia 4 – 11 tahun) Riwayat masa kanak akhir dan remaja Riwayat masa dewasa a. Riwayat pendidikan b. Riwayat pekerjaan c. Riwayat perkawinan d. Kehidupan beragama e. Kehidupan sosial f. Riwayat pelanggaran hukum g. Situasi kehidupan sekarang h. Riwayat keluarga Genogram :
: perempuan : laki-laki : penderita IV. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
A. Deskripsi umum 1) Penampilan 2) Kesadaran - Kesadaran sensorium/neurologic : - Kesadaran psikiatrik : tampak/ tidak tampak terganggu 3) Perilaku dan aktivitas psikomotor - Sebelum wawancara :
- Selama wawancara : - Sesudah wawancara : 4) Sikap terhadap pemeriksa 5) Pembicaraan - Cara berbicara : - Gangguan berbicara : B. Mood dan Afek 1. Mood
:
2. Afek
:
3. Keserasian
:
C. Karakteristik bicara D. Gangguan persepsi E. Pikiran Bentuk pikiran
:
Isi pikir
:
F. Kesadaran dan fungsi kognitif Tingkat kesadaran : kompos mentis Orientasi
: Orientasi waktu, tempat, dan orang baik
Daya konsentrasi
: Ketika cemas pasien sulit untuk berkonsentrasi
Perhatian
: Pada saat wawancara penderita mampu memusatkan dan tidak mudah teralih.
perhatian
Daya ingat : Daya ingat jangka panjang : Tidak terganggu. Daya ingat jangka pendek : Tidak terganggu. Daya ingat segera : Tidak terganggu.
G. Daya nilai Uji daya nilai
:
Baik. Saat ditanyakan beda apel dengan mangga, pasien dapat membedakannya.
Penilaian realitas
: Baik
V. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS LEBIH LANJUT
A. Pemeriksaan fisik Keadaan umum
:
Kesadaran
:
Tanda vital : Kepala
:
Thoraks
:
Abdomen
:
Ekstremitas
:
B. Pemeriksaan neurologis GCS
:
Mata
:
C. Pemeriksaan penunjang - CT Scan - MRI - Pemeriksaan darah lengkap
7. Jelaskan DD1! Definisi
Skizofrenia terdiri dari 2 kata yaitu : skizo= pecah dan frenia= kepribadian. Skizofrenia merupakan sekelompok gangguan psikotik dengan gangguan dasar pada kepribadian, distorsi proses pikir, waham yang aneh, gangguan perseps, afek abnormal. Epidemiologi
Menyerang kurang lebih 1 % populasi. Usia puncak awitan : 8-25 tahun utuk pria dan 25-35 tahun untuk wanita. Etiologi
Belum ada etiologi yang pasti. Biologi : disfungsi pada area otak tertentu. Biokimia : peningkatan aktivitas dopamin sentral, peningkatan serotonin di susunan saraf pusat. Factor genetik dan faktor lingkungan. Gambaran Klinis Deskripsi umum :
Penampilan pasien: dapat tampak sangat berantakan (tidak rapi, tidak mandi dll), menjerit jerit, teragitasi hingga orang yang terobsesi tampil rapi, sangat pendiam dan imobil. Prilaku: teragitasi/kasar yang disebabkan karena respon halusinasi. Pada stupor katatonik, tampak seperti tidak bernyawa dan membisu, negativisme, dan kepatuhan otomatis.
Mood, perasaan dan afek :
Gejala afektif umum: menurun responsivitas emsional yang terkadang cukup parah disebut anhedonia serta emosi yang tidak tepat dan sangat aktif seperti kemarahan, kebahagiaan dan ansietas ekstrem. Afek datar/tumpul, disebabkan skizofrenia/efek samping obat. Afek tas serasi dan afek labil Gangguan persepsi :
Halusinasi auditorik, visual. Ilusi :misinterpretasi panca indera terhadap objek Depersonalisasi : perasaan asing terhadap diri sendiri Derealisasi: perasaanasing terhadap lingkungan sekitar. Gangguan pikiran :
Asosiasi longgar: ide tidak nyambung, Pemasukan berlebihan: pikiran dimasuki informasi yang tidak relevan. Neologisme: pembentukan kata-kata baru. Terhambat: pembicaraan tiba tiba terhenti lalu disambung beberapa saat kemudian. Klang asosiasi: pemilihan kata-kata selanjutnya berdasarkan bunyi kata yang baru diucapkan Ekolalia: konkritisasi, alogia dll waham Sensorium dan kognisi
Orientasi: orientasi tempat, waktu dan orang baik. Ada gangguan orientasi berarti kemungkinan terdapat ganggguan otak neurologis. Memori: biasanya baik Daya nilai dan tilikan
Tilikan: memiliki tilikan yang buruk terhadap sifat dan keparahan gangguannya Gejala positif
Gangguan asosiasi, pikiran inkoherensi, waham, halusinasi, gangguan perasaan (tidak sesuai dengan situasi), perilaku aneh atau tidak terkendali (disorganized). Gejala negative
Gannguan perasaan (afek tumpul, respon emosi minimal), gangguan hubungan sosial (menarik diri, pasif, apatis), gangguan proses piker (lambat, terhambat), isi pikiran yang stereotif dan tidak ada inisiatif, perilaku yang sangat terbatas dan cenderung menyendiri (abulia).
Kriteria Diagnostik
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas, atau dua gejala atau lebih bila gejala kurang jelas. a. Thought echo (isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya. ,Thought insertion or withdrawal (isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam pikirannya), thought broadcasting (isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya.) b. Delusion of control (waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar), delusion of influence (waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar), delusion passivity (waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar), delusion perception (pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang bermakna khas bagi dirinya biasanya bersifat mistik atau mukzijat). c. Halusinasi auditorik d. Waham-waham menetap jenis lainnya. Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ad a secara jelas a. Halusianasi menetap dari panca indra b. Arus pikiran yang terputus c. Perilaku katatonik, gaduh gelisah, negativisme, stupor d. Gejala gejala negatif. Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurang lebih 1 bulan atau lebih. Klisfikasi Skizofrenia •
Skizofrenia paranoid: waham dan halusianasi yg menonjol.
•
Skizofrenia disorganized/hebefrenik
•
Skizofrenia katatonik: stupor negatifisme, rigiditas, postur aneh, kegembiraan (sangat aktif).
•
Skizofrenia tak terinci
•
Depresi pasca skizofrenia
•
Skizofrenia residual
•
Skizofrenia simpleks
8. Jelaskan DD2!
PSIKOTIK AKUT
Definisi
Gangguan psikotik singkat/akut didefinisikan sebagai suatu gangguan kejiwaan yang terjadi selama 1 hari sampai kurang dari 1 bulan, dengan gejala psikosis, dan dapat kembali ke tingkat fungsional premorbid. Gangguan psikotik akut dan sementara ditandai oleh tiga fitur khas: 1. Onset (dalam waktu 2 minggu atau kurang) 2. Kehadiran sindrom khas dengan gejala polimorfik (berubah dan variabel) atau skizofrenia 3. Kehadiran stres akut (peristiwa stres seperti berkabung, kehilangan pekerjaan, trauma psikologis)
Epidemiologi
Menurut sebuah studi epidemiologi internasional, berbeda dengan skiz ofrenia, kejadian nonaffective timbul psikosis akut 10 kali lipat lebih tinggi di negara berkembang daripada di negara-negara industri. Beberapa dokter percaya bahwa gangguan yang mungkin paling sering terjadi pada pasien dengan sosioekonomi yang rendah, pasien dengan gangguan kepribadian yang sudah ada sebelumnya ( paling sering adalah gangguan kepribadian histrionik, narsistik, paranoid, skizotipal, dan ambang ), dan orang yang pernah mengalami perubahan kultural yang besar ( misalnya imigran ).
Etiologi
Didalam DSM III faktor psikososial bermakna dianggap menyebabkan psikosis reaktif singkat, tetapi kriteria tersebut telah dihilangkan dari DSM IV. Perubahan dalam DSM IV menempatkan diagnosis gangguan psikotik singkat didalam kategori yang sama dengan banyak diagnosis psikiatrik utama lainnya yang penyebabnya tidak diketahui dan diagnosis kemungkinan termasuk gangguan yang heterogen (Kaplan dan Sadock, 2003). Penyebabnya belum diketahui secara pasti, tapi sebagian besar di jumpai pada pasien dengan gangguan kepribadian mungkin memiliki kerentanan biologis atau psikologis terhadap perkembangan gejala psikotik. Satu atau lebih faktor stres berat, seperti peristiwa traumatis, konflik keluarga, masalah pekerjaan, kecelakaan, sakit parah, kematian orang yang dicintai, dan status imigrasi tidak pasti, dapat memicu psikosis reaktif singkat. Beberapa studi mendukung kerentanan genetik untuk gangguan psikotik singkat (Kaplan dan Sadock, 2003). Klasifikasi
•
Acute polymorphic psychotic disorder without symptoms of schizophrenia
•
Acute polymorphic psychotic disorder with symptoms of schizophrenia
•
Acute schizophrenia-like psychotic disorder
•
Other acute predominsntly delusional psychotic disorder
•
Other acute and transient psychotic disorder
Manifestasi klinis
Perilaku yang diperlihatkan oleh pasien yaitu : 1. Mendengar suara-suara yang tidak ada sumbernya 2. Keyakinan atau ketakutan yang aneh/tidak masuk akal 3. Kebingungan atau disorientasi 4. Perubahan perilaku; menjadi aneh atau menakutkan seperti menyendiri, kecurigaan berlebihan, mengancam diri sendiri, orang lain atau lingkungan, bicara dan tertawa serta marah-marah atau memukul tanpa alasan (Kaplan dan Sadock, 2003). Gejala gangguan psikotik singkat selalu termasuk s ekurang kurangnya satu gejala psikosis utama, biasanya dengan onset yang tiba-tiba, tetapi tidak selalu memasukkan keseluruhan pola gejala yang ditemukan pada skizofrenia. Beberapa klinisi telah mengamati bahwa gejala afektif, konfusi dan gangguan pemusatan perhatian mungkin lebih sering ditemukan pada gangguan psikotik singkat daripada gangguan psikotik kronis. Gejala karakteristik untuk gangguan psikotik singkat adalah perubahan emosional, pakaian atau perilaku yang aneh, berteriak teriak atau diam membisu dan gangguan daya ingat untuk peristiwa yang belum lama terjadi. Beberapa gejala tersebut ditemukan pada gangguan yang mengarahkan diagnosis delirium dan jelas memerlukan pemeriksaan organik yang lengkap, walaupun hasilnya mungkin negative. Pemeriksaan status mental biasanya hadir dengan agitasi psikotik parah yang mungkin terkait dengan perilaku aneh, tidak kooperatif, agresif fisik atau verbal, tidak teratur berbicara, berteriak atau kebisuan, suasana hati labil atau depresi, bunuh diri, membunuh pikiran atau perilaku, kegelisahan, halusinasi, delusi, disorientasi, perhatian terganggu, konsentrasi terganggu, gangguan memori, dan wawasan miskin. Seperti pada pasien psikiatrik akut, riwayat yang diperlukan untuk membuat diagnosis mungkin tidak dapat diperoleh hanya dari pasien. Walaupun adanya gejala psikotik mungkin jelas, informasi mengenai gejala prodromal, episode suatu gangguan mood sebelumnya, dan riwayat ingesti zat psikotomimetik yang belum lama mungkin tidak dapat diperoleh dari wawancara klinis saja. Disamping itu, klinis mungkin tidak mampu memperoleh informasi yang akurat tentang ada atau tidaknya stressor pencetus. Contoh yang paling jelas dari stresos pencetus adalah peristiwa kehidupan yang besar yang dapat menyebabkan kemarahan emosional yang bermakna pada tiap orang. Peristiwa tersebut
adalah kematian anggota keluarga dekat dan kecelakaan kendaraan yang berat. Beberapa kli nis berpendapat bahwa keparahan peristiwa harus dipertimbangkan didalam hubungan dengan kehidupan pasien. Walaupun pandangan tersebut memiliki alasan, tet api mungkin memperluas definisi stressor pencetus dengan memasukkan peristiwa yang tidak berhubungan dengan episode psikotik. Klinisi lain berpendapat bahwa stress or mungkin merupakan urutan peristiwa yang menimbulkan stress sedang, bukannya peristiwa tunggal yang menimbulakan stress dengan jelas. Tetapi penjumlahan derajat stress yang disebabkan oleh urutan peristiwa memerlukan suatu derajat pertimbangan klinis yang hampir tidak mungkin. Prognosis
Menurut definisinya, perjalanan penyakit gangguan psikotik singkat adalah kurang dari satu bulan. Namun demikian, perkembangan gangguan psikiatrik bermakna tertentu dapat menyatakan suatu kerentanan mental pada pasien. Sejumlah pasien dengan persentasi yang tidak diketahui, yang pertama kali di klasifikasikan menderita gangguan psikotik singkat selanjutnya menunjukkan sindroma psikiatrik kronis, seperti skizofrenia dan gangguan mood. Tetapi, pada umumnya pasien dengan gangguan psikotik singkat memiliki prognosis yang baik, dan penelitian di Eropa telah menyatakan bahwa 50 sampai 80 persen dari semua pasien tidak memilki masalah psikiatrik berat lebih lanjut (Kumar, 2011). Lamanya gejala akut dan residual sering kali hanya beberapa hari. Kadang-kadang, gejala depresif mengikuti resolusi gejala psikotik. Bunuh diri adalah suatu keprihatinan pada fase psikotik maupun fase depresif pascapsikotik. Sejumlah indikator telah dihubungkan dengan prognosis yang baik. Pasien dengan ciri-ciri tersebut memiliki kemungkinan kecil untuk kemudian menderita skizofrenia atau suatu gangguan mood. Ciri prognosis yang baik untuk gangguan psikotik singkat Penyesuaian premorbid yang baik Sedikit trait schizoid pramorbid Stressor pencetus yang berat Onset gejala mendadak Gejala afektif Konfusi selama psikosis Sedikit penumpulan afektif Gejala singkat Tidak ada saudara yang skizofrenik (Kaplan dan Saddcok, 2003).
9. Jelaskan Tatalaksana pada skenario! Terapi Medikamentosa
B. Antipsikotik i. Haloperidol 2-5 mg per oral / IM ii. Tiotiksen 2-5 mg per oral iii. Flufenazim 2-5 mg per oral iv. Perfenazim 8 mg per oral atau 5 mg IM C. Newer atipical antipsikotik i. Risperdal (risperidone) ii. Seroquel (quetiapine) iii. Zyprexa (olanzopine) Terapi Psikososial D. Terapi Perilaku E. Terapi Berorientasi keluarga F. Terapi Kelompok G. Psikoterapi individual H. Perawatan di rumah sakit 10. Bagaimana prognosis pada skenario! •
Pada skizofrenia bersifat kronik dan membutuhkan waktu yang lama untuk menghilangkan gejala Indikasi prognosis baik pada pasien skizofrenia: Gejala psikotik timbul secara mendadak (akut) Awitan gejala timbul setelah usia 30 tahun. Jenis kelamin perempuan dikaitkan dengan prognosis yang lebih baik: - Pasien degan gejala positif - Adanya penyebab skizofrenia yang jelas (tidak terkait dengan gangguan sistem saraf pusat), salah satu pencetusnya adalah gangguan suasana perasaan ( khususnya gangguan depresi) - Aktifitas sosial dan pekerjaan berlangsung baik sebelum timbul gejala - Tidak ada penderita yang menderita skizofr enia - Pasien yang menikah dan telah berkeluarga - Dukungan keluarga untuk kesembuhan pasien
•
.
Prognosis buruk dalam kesembuhan pasien umumnya terkait dengan riwayat trauma perinatal, tidak ada remisi dalam waktu 3 tahun. Sering timbul relaps, riwayat kekerasan, riwayat penyalahgunaan zat, dan tidak adanya dukungan keluarga untuk kesembuhan pasien
REFERENSI
Kaplan, Harold I dan Sadock Benjamin. 1998. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat . Jakarta: Widya Medika Kaplan dan Sadock. 2002. Sinopsis Psikiatri Ed.7 Jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara Kusuma, Widjaja. 1997. Kedaruratan Psikiatrik dalam Praktek . Jakarta: Professional Books Buku Ajar Psikiatri UI