LAPORAN PENDAHULUAN “ TUMOR PARU ” Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Medika di Ruang !" R##A
Oeh$ Nurfadia Ras%id N&M$ '())")*)))'')+!
PRO,RAM PRO-E#& NER# -A.ULTA# -A.ULTA# .EDO.TERAN UN&/ER#&TA# 0RA1&2A3A MALAN, !)'"
TUMOR PARU
A4 DE-&N& & Tumor adalah neoplasma pada jaringan yaitu pertumbuhan jaringan baru yang yang abnor abnormal mal.. Paru Paru merup merupaka akan n organ organ elasti elastis s berbe berbentu ntuk k kerucu kerucutt dan dan leta letakn knya ya dida didala lam m rong rongga ga dada dada.. Jeni Jenis s tumo tumorr paru paru diba dibagi gi untu untuk k tuju tujuan an pengobatan, meliputi SCLC ( Small Cell Lung Cancer ) dan SLC ( on Small Cell Lung Cancer ! "arsinoma Skuamosa, Skuamosa, adenokarsinoma, karsinoma sel besar ). Pada umumnya tumor paru terbagi atas tumor jinak (# $) antara lain lain adeno adenoma, ma, hamart hamartoma oma dan dan tumor tumor ganas ganas (%&$) (%&$) adala adalah h karsi karsino noma ma bronkogenik. bronkogenik. "arena pertimbangan pertimbangan klinis maka yang dibahas adalah adalah kanker paru atau karsinoma bronkogenik. 'enurut ood lsaga**, dkk. +%%, karsinoma bronkogenik adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran napas. Sedangkan menurut Susa Susan n -ils -ilson on dan dan June June Thom Thomps pson on,, +%%& +%%&,, kank kanker er paru paru adal adalah ah suat suatu u pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel anaplastik dalam paru. Tumor Tumor paru adalah neoplasma neoplasma atau pertumbuhan pertumbuhan jaringan jaringan baru yang abnormal di organ paruparu. Tumor ini diakibatkan oleh sel yang membelah dan tumbuh tak terkendali pada organ paru. Tumor paru jika dibiarkan dapat berkembang menjadi kanker paru. biasanya tumor ini berkembang di saluran napas atau bagian al/eolus. 'eski demikian, tidak menutup kemungkinan tumor ini menyebar ke seluruh tubuh jika sudah menjadi kanker paru stadium akut. (Price dan -ilson, 0&&1). 04 .LA .LA#&-& #&-&.A .A#& #& "lasi*ikasi berdasarkan T' 2 tumor, nodul dan metastase. '4 T 2 T& T& 2 tidak tidak tampak tampak tumor tumor prim primer er T+ 2 diameter diameter tumor tumor 3 cm, tanpa in/as in/asii ke bronkus bronkus T0
2 diamet diameter er 4 cm, cm, dapat dapat dise diserta rtaii atelek atelektas tasis is atau atau pneu pneumon moniti itis, s, namun namun berjarak berjarak lebih lebih dari 0 cm dari karina, karina, serta belum belum ada e*usi pleura.
T
2 tumor tumor ukura ukuran n besar besar deng dengan an tand tanda a in/asi in/asi ke ke sekita sekitarr atau atau sudah sudah dekat karina dan atau disetai e*usi pleura.
0. 2 & 2 tidak tidak didapatk didapatkan an penja penjalara laran n ke kelenjar kelenjar lim*e regional regional
+ 2 terdapat penjalaran ke kelenjar lim*e hilus ipsilateral 0 2 terdapat penjalaran ke kelenjar lim*e mediastinum atau kontralateral 2 terdapat penjalaran ke kelenjar lim*e ekstratorakal . ' 2 '& 2 tidak terdapat metastase jauh '+ 2 sudah terdapat metastase jauh ke organ 5 organ lain. 54 ET&OLO,& Seperti kanker pada umumnya, etiologi yang pasti dari tumor paru belum diketahui, namun diperkirakan inhalasi jangka panjang bahanbahan karsinogen merupakan *actor utama, tanpa mengesampingkan kemungkinan peranan predisposisi hubungan keluarga ataupun suku bangsa, ras serta status imunologis. 6ahan inhalasi karsinogen yang banyak disorot adalah rokok '4 Pengaruh 7okok 8iperkirakan terdapat metabolit dalam asap rokok yang bersi*at karsinogen terhadap organ tubuh tersebut. 9at:at yang bersi*at karsinogen (C), kokarsinogenik (CC), tumor promoter (TP), mutagen (') yang telah dibuktikan terdapat dalam rokok. "andungan :at yang bersi*at karsinogenik dalam rokok inilah yang dapat mengakibatkan perubahan epitel bronkus termasuk metaplasia atau displasia. 'enurut ;uidotti (0&&<) yang dikutip oleh =ra>an (0&&?), rokok yang dihirup juga mengandung komponen gas dan partikel yang berbahaya ikotin dalam rokok dapat mempercepat proses penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah. Penyumbatan dan penyempitan ini bisa terjadi pada pembuluh darah koroner, yang bertugas memba>a oksigen ke jantung. ikotin, merupakan alkaloid yang bersi*at stimulant dan beracun pada dosis tinggi. 9at yang terdapat dalam tembakau ini sangat adikti*, dan mempengaruhi otak dan system sara*. @*ek jangka panjang penggunaan nikotin akan menekan kemampuan otak untuk mengalami kenikmatan, sehingga perokok akan selalu membutuhkan kadar nikotin yang semakin
tinggi untuk
mendapatkan
tingkat
kepuasan.
Tar,
mengandung :at kimia sebagai penyebab terjadinya kanker dan menganggu mekanisme alami pembersih paruparu, sehingga banyak polusi udara tertinggal menempel di paruparu dan saluran bronchial . Tar dapat membuat system pernapasan terganggu salah satu gejalanya adalah pembengkakan selaput mucus.
0. Pengaruh paparan industri Aang berhubungan dengan paparan :atkaninogen, seperti 2 a. sbestos, sering menimbulkan mesoteliom, dinyatakan bah>a asbestos dapat meningkatkan risiko kanker 1+& kali b. 7adiasi ion pada pekerja tambang uranium, para penambang uranium mempunyai resiko menderita kanker paru B kali lebih besar daripada populasi umum. c. 7adon, arsen, kromium, nikel, polisiklik hidrokarbon, /inil klorid d. Pengaruh ;enetik dan status imunologis Terdapat perubahan!mutasi beberapa gen yang berperanan dalam kanker paru, yakni2 Protooncogen, Tumor supressor gene, Gene encoding enzyme.Teori nkogenesis. Terjadinya kanker paru didasari dari tampilnya gen supresor tumor dalam genom (onkogen). danya inisiator mengubah gen supresor tumor dengan cara menghilangkan (delesi!del) atau penyisipan (insersi!inS) sebagian susunan pasangan basanya, tampilnya gen erb6 + dan atau neu!erb60 berperan dalam anti apoptosis (mekanisme sel untuk mati secara alamiah programmed cell death) Pcrubahan tampilan gen kasus ini menyebabkan sel sasaran dalam hal ini sel paru berubah menjadi sel kanker dengansi*at pertumbuhan yang otonom. Status imunologis penderita yang dipantau dari respon imun seluler menunjukkkan adanya derajat
di*erensiasi sel, stadium
penyakit,
tanggapan terhadap pengobatan, serta prognosis. Penderita yang anergi umumnya tidak memberikan tanggapan yang baik terhadap pengobatan lebih cepat meninggal. . 8iet
6eberapa penelitian melaporkan bah>a rendahnya konsumsi terhadap betakarotene, selenium dan /itamin menyebabkan tingginya risiko terkena kanker paru. ipotesis ini didapatkan dari penelitian yang menyimpulkan bah>a /itamin dapat menurunkan resiko peningkatan jumlah selsel kanker. al ini berkaitan dengan *ungsi utama /itamin yang turut berperan dalam pengaturan di*erensiasi sel. B. Pengaruh penyakit lain!predisposisi oleh karena penyakit lain Tuberculosis paru banyak dikaitkan sebagai *aktor predisposisi tumor paru melalui mekanisme hiperplasia metaplasia. "arsinoma insitu dari karsinoma bronkogenik diduga timbul sebagai akibat adanya jaringan parut tuberkulosis. 8ata dari urbach (+%<%) menyatakan bah>a 1,%$ dari kasus karsinoma bronkogenik berasal dari jaringan parut. 8ari ++?1 karsinoma parut tersebut 0,0$ berasal dari bekas tuberkulosis. Patut dicatat bah>a data ini berasal dari merika serikat dimana insiden tuberkulosis paru hanya &,&+#$ atau D+!0& insiden tuberkulosis di =ndonesia. 8alam sumber lain disebutkan bah>a etiologi yang pasti dari tumor paru masih belum diketahui, namun diperkirakan bah>a inhalasi jangka panjang dari bahan5bahan karsinogenik merupakan *aktor utama, tanpa mengesampingkan kemungkinan peranan predisposisi hubungan keluarga ataupun suku bangsa atau ras serta status imunologis. 6eberapa *actor yang telah diakitkan dengan terjadinya tumor paru diantaranya2 a. sap tembakauE perokok memiliki resiko +& kali lebih umum terjadi dari pada bukan perokok. b. Perokok kedua c. Polusi udara
d. Pemajanan okupasi e. 7adonE radon adalah gas tidak ber>arna, tidak berbau yang ditemukan dalam tanah dan bebatuan. *.
Fitamin
g. Gactor*aktor lain yang mempunyai kaitan dengan tumor paru termasuk predisposisi genetic dan penyakit pernapasan lain yang mendasari, seperti PP' dan tuberkulosis.
D4 MAN&-E#TA#& .L&N Pada >aktu masih dini gejala sangat tidak jelas utama seperti batuk lama dan in*eksi saluran pernapasan. leh karena itu pada pasien dengan batuk lama 0 minggu sampai + bulan harus dibuatkan *oto H dengan gejala lain dyspnea, hemoptoe, *ebris, berat badan menurun dan anemia. Pada keadaan yang sudah berlanjut akan ada gejala ekstrapulmoner seperti nyeri tulang, stagnasi (/ena ca/a superior syndroma). 7ata 5 rata lama hidup pasien dengan kanker paru mulai dari diagnosis a>al 0 5 # tahun. lasannya adalah pada saat kanker paru terdiagnosa, sudah metastase ke daerah lim*atik dan lainnya. Pada pasien lansia dan pasien dengan kondisi penyakit lain, lama hidup mungkin lebih pendek. a4 System respirasiE 'engi, batuk, atelektasis, sesak na*as, nyeri dada, batuk produkti* tak e*ekti*, suara na*as2 mengi pada inspirasi 64 System
kardio/askuler2
leucopenia
granulositopenia,
anemia,
perdarahan, tachycardia, disritmia, menunjukkan e*usi (gesekan pericardial) 74 System integumenE lesi atau ulserasi kulit, rambut rontok. d4 System gastrointestinal2 8e*icit nutrisi, inkontinensia usus, penurunan berat badan, anoreksia dis*agia, penurunan intake makanan.
e4 System
neurologisE
Perasaan
takut!takut
hasil
pembedahan,
kegelisahan. f4
System urinarius2 Peningkatan *rekuensi!jumlah urine.
E4 PATO-&OLO,& Permulaan terjadinya tumor dimulai dengan adanya :at yang bersi*at initiation yang merangsang permulaan terjadinya perubahan sel. 8iperlukan perangsangan yang lama dan berkesinambungan untuk memicu timbulnya penyakit tumor. =nitiati agent biasanya bisa berupa unsur kimia, *isik atau biologis yang berkemampuan beraksi langsung dan merubah struktur dasar dari komponen genetic (8). "eadaan selanjutnya akibat keterpaparan yang lama ditandai dengan berkembangnya neoplasma dengan terbentuknya *ormasi tumor. al ini dapat berlangsung lama, minggu bahkan sampai tahunan. Tumor paru yang terdapat pada bronkus dapat menyebabkan ulserasi bronchus yang memicu terjadinya reaksi radang pada bronkus dan menghasilkan produksi secret yang banyak hingga merangsang re*leks batuk yang dapat memberi e*ek anoreksia dan penurunan intake. Selain itu, metaplasia sel skuamosa pada bronchus dapat menyebabkan obstruksi bronkus hingga mengakibatkan empisema dan terjadi gangguan pertukaran gas. sap rokok, polusi Idara Pemajanan kupasi
=ritasi mukosa 6ronkus
Peradangan "ronik
Pembelahan sel yang tidak terkendali
"arsinoma paru
=ritasi oleh massa tumor
danya massa dalam paru
N%eri
Peningkatan
"erusakan membran al/eoli
Sekresi mukus
;angguan pertukaran gas Penurunan ekspansi paru
6atuk
Sesak na*as Poa nafas tidak efetkif
0ersihan 8aan nafas tidak efektif
malaise &ntoeran akti9itas
-4 PEMER&.#AAN PENUN2AN, '4 Chest 5 ray ( pandangan lateral dan poteroanterior), tomogra*i dada dan CT scanning. 'erupakan pemeriksaan a>al sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker paru. 'enggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi. 8apat menyatakan massa udara pada bagian hilus, e**use pleural, atelektasis erosi tulang rusuk atau /ertebra. Pada kanker paru, pemeriksaan *oto rontgen dada ulang diperlukan juga untuk menilai doubling time-ny*.8ilaporkan bah>a, kebanyakan kanker paru mempunyai doubling time antara <B1# hari.6ila doubling time 4 +? bulan, berarti tumoraya benigna.Tandatanda tumor benigna lainnya adalah lesi berbentuk bulat konsentris, solid dan adanya kalsi*ikasi yang tegas. Pemeriksaan *oto rontgen dada dengan cara tomogra*i lebih akurat menunjang kemungkinan adanya tumor paru, bila dengan cara *oto dada biasa tidak dapat memastikan keberadaan tumor. Pemeriksaan penunjang radiologis lain yang kadangkadang diperlukan juga adalah bronkogra*i, *luoroskopi, superior /ena ca/ogra*i, ventilation/perfusion scanning, ultrasound sonography. Pemeriksaan T !can pada torak, lebih sensiti* daripada pemeriksaan *oto dada biasa, karena bisa mendeteksi kelainan atau nodul dengan diameter minimal mm, >alaupun positi* palsu untuk
kelainan sebesar itu mencapai 0#1&$. 6ila *asilitas ini memungkinkan, pemeriksaan T !can bisa sebagai pemeriksaan skrining kedua setelah *oto dada biasa. !4 Pemeriksaan "agnetic #esonance $maging ('7=) Pemeriksaan "agnetic #esonance $maging ('7=) tidak rutin dikerjakan, karena ia hanya terbatas untuk menilai kelainan tumor yang mengin/asi kedalam /ertebra, medula spinal, mediastinum, di samping biayanya juga cukup mahal. Pemeriksaan '7= torak tidak lebih superior dibandingkan T !can torak. Saat ini sedang dikembangkan teknik imaging yang lebih akurat
yakni
Positron
%mission
Tomography
(P@T)
yang
dapat
membedakan tumor jinak dan ganas berdasarkan perbedaan biokimia dalam metabolisme :at:at seperti glukosa, oksigen, protein, asam nukleat
Cootoh
:at
yang
dipakai2
methionine
++C
dari
G+?
&luorodeo'yglucose (G81). Tumor yang kurang dari + cm, agak sulit dideteksi karena ukuran kecil tersebut kurang diresolusi oleh P@T !canner. Sensiti/itas dan spesi*isitas cara P@T ini dilaporkan ?%$ sensiti* dan 1&%&$ spesi*ik. 6eberapa positi* palsu untuk tanda mahgnan ditemukan juga pada iesi in*lamasi dan in*eksi seperti aspergilosis dan tuberkulosis. Sungguhpun begitu dari beberapa studi diketahui pemeriksaan P@T mempunyai nilai akurasi lebih baik daripada pemeriksaan T !can. . 6one scanning Pemeriksaan ini diperlukan bila diduga ada tandatanda metastasis ke tulang.=nsiden tumor (on !mall ell ung ancer (SCLK ke tulang dilaporkan sebesar +#$. B. Tes laboratorium #. Pengumpulan sputum untuk sitologi, bronkoskopi dengan biopsi, hapusan dan perkutaneus biopsy Pemeriksaan sitologi sputum rutin dikerjakan terutama bila pasien ada kehihan seperti batuk. Pemeriksaan sitologi tidak selalu memberikan hasil positi* karena ia tergantung dari2 Letak tumor terhadap bronkus, Jenis tumor, Teknik mengeluarkan sputum, Jumlah sputum yang diperiksa. 8ianjurkan pemeriksaan # hari berturutturut, -aktu pemeriksaan sputum (sputum harus segar). Pada
kanker paru yang letaknya sentral, pemeriksaan sputum yang baik dapat memberikan hasil positi* sampai 1<?#$ pada karsinoma sel skuamosa. Pemeriksaan sitologi sputum dianjurkan sebagai pemeriksaan rutin dan skrining untuk diagnosis dini kanker paru, dan saat ini sedang dikembangkan diagnosis dini pemeriksaan sputum memakai immune staining dengan 'b dengan antibodi 10B untuk antigen SCLC small cell lung cancer) dan antibodi <& +. untuk antigen SCLC non small cell lung cancer). Laporan dari (ational ancer $nstitute IS tehnik ini memberikan hasil %+$ sensiti* dan ??$ spesi*ik.. Pemeriksaan sitologi lain untuk diagnostik kanker paru dapat dilakukan pada cairan pleura, aspirasi kelenjar getah bening ser/ikal, suprakla/ikula, bilasan dan sikatan bronkus pada bronkoskopi. 1. 'ediastinoskopi Tehnik ini digunakan untuk mengambil sampel kelenjar lim*a mediatinum yang mengalami pembesaran, hal ini dilakukan jika tidak nampak tumor pulmonal.
,4 PENATALA.#ANAAN Prinsip penetalaksaan dari tumor paru ada , yaitu 2 a. 'anajemen umum 2 terapi radiasi b. Pembedahan 2 Lobektomi, pneumonektomi, dan reseksi. 74 Terapi obat 2 kemoterapi Terapi medis terdiri dari 2 a. 'anajemen umum 2 terapi radiasi 7adioterapi radikal, digunakan pada kasus kanker paru bukan sel kecil yang tidak bisa dioperasi. Tetapi radikal sesuai untuk penyakit yang bersi*at lokal dan hanya menyembuhkan sedikit diantaranya. 7adioterapi paliati*, untuk hemoptisis, batuk, sesak napas atau nyeri lokal b. Pembedahan 2 Lobektomi, pneumonektomi, dan reseksi.
Pembedahan, memiliki kemungkinan kesembuhan terbaik, namun hanya 3 0#$ kasus yang bisa dioperasi dan hanya 0#$ diantaranya ( #$ dari semua kasus ) yang telah hidup setelah # tahun. Tingkat mortalitas perioperati* sebesar $ pada lobektomi dan 1$ pada pneumonektomi. Pembedahan pada kanker paru bertujuan untuk mengangkat tumor secara total berikut kelenjar getah bening disekitarnya. al ini biasanya dilakukan pada kanker paru yang tumbuh terbatas pada paru yaitu stadium = (T+ & '& atau T0 & '&), kecuali pada kanker paru jenis SCLS. Luas reseksi atau pembedahan tergantung pada luasnya pertumbuhan tumor di paru. Pembedahan
paliati*
mereduksi
tumor
agar
radioterapi
dan
kemoterapi lebih e*ekti*, dengan demikian kualitas hidup penderita kanker paru dapat menjadi lebih baik. Prinsip pembedahan adalah sedapat mungkin tumor direseksi lengkap berikut jaringan ";6 intrapulmoner,
dengan
lobektomi
maupun
pneumoktomi.
Segmentektomi atau reseksi baji hanya dikerjakan jika *aal paru tidak cukup untuk lobektomi. Tepi sayatan diperiksa dengan potong beku untuk memastikan bah>a batas sayatan bronkus bebas tumor. ";6 mediastinum diambil dengan diseksi sistematis, serta diperiksa secara patologis anatonis. c. Terapi obat 2 kemoterapi "emoterapi, digunakan pada kanker paru sel kecil, karena pembedahan tidak pernah sesuai dengan histologi kanker jenis ini. Peran kemoterapi pada kanker bukan sel kecil belum jelas. "emoterapi
merupakan
pilihan
utama
untuk
kanker
paru
karsinoma sel kecil ("P"S") dan beberapa tahun sebelumnya diberikan sebagai terapi paliati* untuk kanker paru karsinoma bukan sel kecil ("P"6S") stage lanjut. Tujuan pemberian kemoterapi paliati* adalah mengurangi atau menghilangkan gejala yang diakibatkan oleh perkembangan sel kanker tersebut sehingga diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas hidup penderita. Tetapi akhirakhir ini berbagai penelitian telah memperlihatkan man*aat kemoterapi untuk "P"6S" sebagai upaya memperbaiki prognosis, baik sebagai modaliti tunggal maupun
bersama
modiliti
lain,
yaitu
radioterapi
dan
atau
pembedahan. =ndikasi pemberian kemoterapai pada kanker paru ialah2 +. Penderita kanker paru jenis karsinoma kecil ("P"S") tanpa atau dengan gejala. 0. Penderita kanker jenis karsinoma bukan sel kecil ("P"6S") yang inoperabel (stage ===6 dan =F), jika memenuhi syarat dikombinasi dengan radioterapi, secara konkuren, sekuensial atau alternating kemoradioterapi. . "emoterapi adju/an yaitu kemoterapi pada penderita kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil stage =, ==, dan === yang telah dibedah. B. "emoterapi neoadju/an yaitu kemoterapi pada penderita stage === dan beberapa kasus stage ===6 yang akan menjalani pembedahan. 8alam hal ini kemoterapi merupakan bagian terapi multimodaliti. Penderita yang akan mendapat kemoterapi terlebih dahulu harus menjalani pemeriksaan dan penilaian, sehingga terpenuhi syaratsyarat sebagai berikut 2 +) 8iagnosis hispatologis telah dipastikan Pemilihan obat yang digunakan tergantung pada jenis histologis. leh karena itu diagnosis histologis perlu ditegakkan. 0) Pemeriksaan darah peri*er untuk pemberian siklus pertama2 Leukosit 4 B.&&&!mm Trombosit 4 +&&.&&&!mm emoglobin4 +& g$. bila perlu, trans*usi darah diberikan sebelum pemberian obat.Sedangkan untuk pemberian siklus berikutnya, jika nilai di atas itu lebih rendah maka beberapa obat masih dapat diberikan dengan penyesuaian dosis.
) Sebaiknya *aal hati dalam batas normal B) Gaal ginjal dalam batas normal (creatini clearence lebih dari <& ml!menit) #) @/aluasi hasil pengobatan Imumnya kemoterapi diberikan sampai 1 sikus, bila penderita menunjukkan respon yang memadai. @/aluasi respon terpai dilakukan dengan melihat perubahan ukuran tumor pada *oto thora P setelah pemberian (siklus) kemoterapi ke0 dan kalau memungkinkan menggunakan CTScan toraks setelah B kali pemberian (P8P=, 0&&). d. Terapi endobronkia, seperti kerioterapi, tetapi laser atau penggunaan stent dapat memulihkan gejala dengan cepat pada pasien dengan penyakit endobronkial yang signi*ikan. Pera>atan paliati*, opiat terutama membantu mengurangi nyeri dan dispnea. Steroid membantu mengurangi gejala non spesi*ik dan memperbaiki selera makan.
A#UHAN .EPERA1ATAN
A4 PEN,.A2&AN Pemeriksaan Gisik 2 Pada pemeriksaan '4 &nspeksi dalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan. Cahaya yang adekuat diperlukan agar pera>at dapat membedakan >arna, bentuk dan kebersihan tubuh klien. Gokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi 2 ukuran tubuh, >arna, bentuk, posisi, simetris. 8an perlu dibandingkan hasil normal dan abnormal bagian tubuh satu dengan bagian tubuh lainnya. Contoh 2 mata kuning (ikterus), terdapat struma di leher, kulit kebiruan (sianosis), dan lainlain. !4 Papasi Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba. Tangan dan
jarijari
adalah
instrumen
yang
sensiti*
digunakan
untuk
mengumpulkan data, misalnya tentang 2 temperatur, turgor, bentuk, kelembaban, /ibrasi, ukuran. a: Langkah;angkah %ang peru diperhatikan seama papasi $ Ciptakan lingkungan yang nyaman dan santai. Tangan pera>at harus dalam keadaan hangat dan kering "uku jari pera>at harus dipotong pendek. Semua bagian yang nyeri dipalpasi paling akhir. 'isalnya 2 adanya tumor, oedema, krepitasi (patah tulang), dan lainlain. *4 Perkusi Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri kanan) dengan tujuan menghasilkan suara. Perkusi bertujuan untuk mengidenti*ikasi lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan. Pera>at menggunakan kedua tangannya sebagai alat untuk menghasilkan suara. a: Adapun suara;suara %ang di8umpai pada perkusi adalah 2
#onor 2 suara perkusi jaringan yang normal. Redup 2 suara perkusi jaringan yang lebih padat, misalnya di daerah paruparu pada pneumonia. Pekak 2 suara perkusi jaringan yang padat seperti pada perkusi daerah jantung, perkusi daerah hepar. Hipersonor
Raes 2 suara yang dihasilkan dari eksudat lengket saat saluran saluran halus perna*asan mengembang pada inspirasi (rales halus, sedang, kasar). 'isalnya pada klien pneumonia, T6C.
Ron7hi 2 nada rendah dan sangat kasar terdengar baik saat inspirasi maupun saat ekspirasi. Ciri khas ronchi adalah akan hilang bila klien batuk. 'isalnya pada edema paru.
1hee>ing 2 bunyi yang terdengar ngiiiM.kN. bisa dijumpai pada *ase inspirasi maupun ekspirasi. 'isalnya pada bronchitis akut, asma.
Peura -ri7tion Ru6 E bunyi yang terdengar keringN seperti suara gosokan amplas pada kayu. 'isalnya pada klien dengan peradangan pleura.
': kti/itas! istirahat. ;ejala
2
"elemahan,
ketidakmampuan
mempertahankan
kebiasaan rutin, dispnea karena akti/itas. Tanda 2 "elesuan( biasanya tahap lanjut). !: Sirkulasi. ;ejala 2 JF8 (obstruksi /ana ka/a). 6unyi jantung 2 gesekan pericardial (menunjukkan e*usi), Takikardi! disritmia, Jari tabuh.
*: =ntegritas ego. ;ejala 2 Perasaan takut. Takut hasil pembedahan,'enolak kondisi yang berat! potensi keganasan. Tanda 2 "egelisahan, insomnia, pertanyaan yang diulang 5 ulang. =: @liminasi ;ejala 2
8iare
Peningkatan
yang hilang timbul (karsinoma sel
*rekuensi!
jumlah
urine
kecil).
(ketidakseimbangan
hormonal, tumor epidermoid) (: 'akanan! cairan ;ejala 2 Penurunan berat badan, na*su makan buruk, penurunan masukan
makanan, "esulitan
menelan, aus!
peningkatan
masukan cairan. Tanda 2 "urus, atau penampilan kurang berbobot (tahap lanjut) @dema >ajah! leher, dada punggung (obstruksi /ena ka/a), edema
>ajah!
periorbital
(ketidakseimbangan
hormonal,
karsinoma sel kecil) ;lukosa dalam urine (ketidakseimbangan hormonal, tumor epidermoid). ?: yeri! kenyamanan. ;ejala 2 yeri dada (tidak biasanya ada pada tahap dini dan tidak selalu pada tahap lanjut) dimana dapat! tidak dapat dipengaruhi oleh perubahan posisi. yeri bahu! tangan (khususnya pada sel besar atau adenokarsinoma) yeri abdomen hilang timbul. ": Perna*asan. ;ejala 2 6atuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya dan atau produksi sputum. a*as pendek, Pekerja yang terpajan polutan, debu industri, Serak, paralysis pita suara, 7i>ayat merokok Tanda 2 8ispnea, meningkat dengan kerja. Peningkatan *remitus taktil (menunjukkan konsolidasi). "rekels! mengi pada inspirasi atau ekspirasi (gangguan aliran udara), krekels! mengi menetapE pentimpangan trakea ( area yang mengalami lesi). emoptisis. @: "eamanan.
Tanda 2 8emam mungkin ada (sel besar atau karsinoma) "emerahan, kulit pucat (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil) +: Seksualitas. Tanda 2 ;inekomastia (perubahan hormone neoplastik, karsinoma sel besar). menorea! impotent (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil) '): Penyuluhan. ;ejala
2
Gaktor
resiko
keluarga,
kanker(khususnya
paru),
tuberculosis, "egagalan untuk membaik
04 D&A,NO#A .EPERA1ATAN '4 "etidake*ekti*an bersihan jalan na*as b.d produksi sputum yang berlebih 0. yeri akut b.d agen cedera . "etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d *aktor biologis B. =ntoleran akti/itas b.d ketidaksimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
54 &NTER/EN#& .EPERA1ATAN Diagnosa
Tu8uan
Ren7ana Tindakan
.etidak
NO5$
N&5$
efektifan 6ersihan 8aan nafas 64d produksi sputum %ang 6ere6ih
respiratory status2 /entilation respiratory status2 air>ay patency aspiration control Setelah dilakukan asuhan kepera>atan +0B jam pasien menunjukkan kee*ekti*an jalan na*as dengan kriteria hasil2
- mendemonstrasikan batuk suara
e*ekti* na*as
dan yang
+ 0
Pastikan kebutuhan oral!tracheal suctioning 6erikan 0....l!menit, metode..... njurkan pasien untuk istirahat dan na*as dalam B Posisikan pasien untuk memaksimalkan /antilasi # Lakukan *isioterapi dada jika perlu 1 "eluarkan sekret dengan batuk atau suction < uskultasi suara na*as. Catat adanya suara tambahan ? 6erikan bronkodilator % 'onitor status dinamik +& 6erikan pelembab udara kassa basah aCl lembab ++ tur intake untuk ciran mengoptimalkan
bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu jalan - menunjukkan na*as yang paten - saturasi 0 dalam batas normal Diagnosa N%eri akut 64d agen in8ur% fisik:
keseimbangan +0 'onitor respirasu dan status 0 + Pertahankan hidrasi yang adekuat untuk mengencerkan sekret +B Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang penggunaan peralata2 suction, o0, inhalasi
Tu8uan
Ren7ana Tindakan
NO5 $
N&5 $ PA&N MANA,EMENT
Pain Le/el, pain control, com*ort le/el Setelah dilakukan tindakan
+
-
kepera>atan selama + 0B jam nyeri dapat berkurang, dengan kriteria hasil2
-
-
-
-
'ampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik non*armakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) Tanda /ital dalam rentang normal Tidak mengalami gangguan tidur
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensi* termasuk lokasi, karakteristik, durasi, *rekuensi, kualitas dan *aktor presipitasi 0 bser/asi reaksi non/erbal dari ketidaknyamanan 6antu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan B "ontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan # "urangi *aktor presipitasi nyeri 1 "aji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan inter/ensi < jarkan tentang teknik non *armakologi2 napas dalam, relaksasi, distraksi, kompres hangat! dingin ? Tingkatkan istirahat % 6erikan in*ormasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri "olaborasi 2 +
6erikan analgetik untuk mengurangi nyeri bila perlu
Diagnosa
Tu8uan
Ren7ana Tindakan
.etidak
NO5$
N&5$ NUTR&T&ON MANA,EMENT
seim6ang - utritional status2 adeOuacy o* an nutrisi nutrient kurang - utrional status2 *ood and dari *luaid intake ke6utuhan - -eight control tu6uh Setelah dilakukan tindakan kepera>atan selama.... nutrisi 64d faktor kuran teratasi dengan kriteria 6ioogis hasil2
+
"olaborasi dengan ahli gi:i untuk menentukan jumlah kalori yang di butuhkan pasien 0 'onitor adanya penurunan berat badan 'onitor kekeringan, rambut kusam, total protein, b dan kadar t B 'onitor mual dan muntah # 'onitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungti/a 1 'onitor intake nutrisi < tur posisi semi *o>ler atau *o>ler selama makan ? njurkan banyak minum % Pertahankan terapi i/ line +& 6eri makan sedikit tapi sering ++ "olaborasi pemberian antiemetik2 7anitidin
lbumin serum lbumin serum ematokrit emoglobin Total iron binding capasity Jumlah lim*osit Tidak terjadi penurunan berat badan
Diagnosa
Tu8uan
&ntoeran NO5$ akti9itas - Sel* care2 8Ls 64d - Toleransi akti/itas ketidaksim - "onser/asi energi 6angan Setelah dilakukan asuhan antara kepera>atan selama 0B supai dan jam. Pasien bertoleransi ke6utuhan terhadap akti/itas dengan oksigen kriteria hasil2
- 6erpartisipasi dalam akti/itas *isik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi, dan 77 - 'ampu melakukan akti/itas seharihari secara mandiri akti/itas - "eseimbangan
Ren7ana Tindakan N&5$ + 0 B # 1 < ?
bser/asi adanya pembatasan klien dalam melakukan akti/itas "aji adanya *aktor yang menyebabkan kelelahan 'onitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat 'onitor pasien akan adanya kelelahan *isik 'onitor respon kardio/askuler terhadap akti/itas 'onitor pola tidur dan lamanya tidur!istirahat pasien 6antu klien untuk mengidenti*ikasi akti/itas yang mampu dilakukan 6antu untuk memiih akti/itas konsisten
dengan istirahat
yang sesuai dengan kemampuan *isik % 6antu kien!keluarga untuk mengidenti*ikasi kekurangan dalam akti/itas +& 'onitor respon *isik, emosi, sosial dan spiritual
DA-TAR PU#TA.A
Phipps, -ilma. et al, (+%%+), "edical !urgical (ursing oncepts and linical Practice, Bth edition, 'osby Aear 6ook, Toronto
Smelt:er, Su:anne C. 0&&0. uu 0ar 1epera2atan "edial edah %disi 3 4ol 5 . Jakarta2 @;C.
8oengoes, 'arilynn, dkk, (0&&&), #encana suhan 1epera2atan 6 Pedoman untu Perencanaan dan Pendoumentasian Pera2atan Pasien, edisi , alih bahasa 2 = 'ade "ariasa dan i 'ade S, @;C, Jakarta
@ngram, 6arbara, (+%%%), #encana suhan 1epera2atan "edial edah, alih bahasa Suharyati S, /olume +, @;C, Jakarta
Carpenito, Lynda Juall.+%%?. uu !au +iagnosa 1epera2atan. Jakarta 2 @;C