LAPORAN PENDAHULUAN STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
TUBERKOLUSIS PARU Di Ruang Kenanga RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Taroenadibrata Purbalingga
Oleh RIZKI RAHADIANTO NG1D008057
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN PENDIDIKAN PROFESI NERS PURWOKERTO 2012
LAPORAN PENDAHULUAN TUBERKOLUSIS PARU
A. PENDAHULU PENDAHULUAN AN 1. Latar Latar Belaka Belakang ng
Peny Penyak akit it TB Paru Paru adal adalah ah peny penyak akit it infe infeks ksii dan dan menu menular lar yang ang meny menyera erang ng paru paru-p -paru aru yang yang diseb disebab abka kan n oleh oleh kuma kuman n Mico Micoba bact cter eriu ium m Tuberkulosis. Saat ini secara epidemilogi menurut WHO terdapat 10 – 12 juta penderita TB Paru dan mempunyai kemampuan untuk menular, dengan angka kematian 3 juta penderita tiap tahun, dan keadaan tersesebut 75 % terdapat di Negara yang sedang berkembang dengan sosial ekonomi rendah seperti seperti Indone Indonesia. sia. Di Indone Indonesia sia penya penyakit kit TB Paru Paru merupa merupakan kan penya penyakit kit rakya rakyatt nomor nomor satu dan penye penyebab bab kematia kematian n nomor nomor tiga.P tiga.Prev revalen alensi si BTA positif adalah 0,3 % (1982).Prevalensi pasien di dunia saat ini adalah a dalah sekitar 20 juta orang dan terdapat 3 juta pasien yang meninggal setiap tahunnya karena TB Paru, dan pada survey kesehatan kesehatan rumah tangga tangga (SKRT) (SKRT) Depkes Depkes RI 1986 1986TB TB Paru Paru mendu endudu duki ki urut urutan an 10 morb morbid idit itas as dan dan urut urutan an ke-4 ke-4 mortalitas. Pada SKRT tahun 1992 mortalitas ini meningkat ke urutan ke-2. Berd Berdasa asark rkan an info inform rmasi asi dari dari WHO WHO tahu tahun n 1998 1998,, prog progra ram m TB Paru Paru di Indonesia masih menempati rangking ke-3 di dunia setelah India dan RRC. Hal ini bisa bisa diliha dilihatt dari dari angka angka kematia kematian n yang yang masih masih cukup cukup tinggi tinggi yaitu sekit sekitar ar 2,2 2,2 per-1 per-100 000 0 pend pendud uduk uk.. Dari Dari angk angkaa terse tersebu butt setia setiap p tahu tahun n di Indonesia muncul sejumlah kasus baru sekitar 436.000 kasus. Jika Jika hal hal ini ini tida tidak k menda endapa patt perh perhat atia ian n dan dan pena penang ngan anan an yang ang tepat,cepat, tepat,cepat,segera segera dan intensif, intensif, maka maka
prevalensi prevalensi penyakit penyakit ini akan terus terus
mening meningkat kat serta serta resiko resiko penula penularan ran pun semakin semakin tinggi tinggi.. Oleh Oleh karena karena itu, itu, dipe diperl rluk ukan an
adan adany ya
asuh asuhan an
kepe kepera rawa wata tan n
yang ang
mempercepat proses penyembuhan penyakit TB paru.
komp kompre rehe hens nsif if
untu untuk k
2. Tu Tujjuan uan a. Tu Tuju juan an Umum Umum
Untuk mengetahui mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan TB Paru Paru di Ruan Ruang g Kena Kenang ngaa RSUD RSUD dr. dr. R. Goet Goeten eng g Taro Taroen enad adib ibra rata ta,, Purbalingga. b. Tuj Tujuan uan Khu Khusus sus
1) Menget Mengetahu ahuii penge pengerti rtian an TB TB paru paru 2) Menget Mengetahu ahuii etio etiolog logii TB TB paru paru 3) Menget Mengetahu ahuii faktor faktor predi predispo sposisi sisi TB TB paru paru 4) Menget Mengetahu ahuii patofi patofisio siolog logii TB paru paru 5) Menget Mengetahu ahuii tanda tanda gejala gejala TB paru paru 6) Menget Mengetahu ahuii pemerik pemeriksaan saan penun penunjang jang TB TB paru 7) Menget Mengetahu ahuii path pathway way TB paru paru 8) Mengetahui Mengetahui pengkajian pengkajian pada klien dengan dengan TB TB paru paru 9) Mengetahui Mengetahui diagno diagnosa sa keperawatan keperawatan pada pasien pasien dengan dengan TB paru 10)
Mengetahui re rencana as asuhan
keperawatan pa pada kl klien
dengan TB paru
B. TINJAUAN TINJAUAN TEORI 1. Peng Penger erti tian an
Tuberkolusis paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh basil Mikrobacterium tuberkolusis yang merupakan salah satu penyakit saluran pernafasan pernafasan bagian bagian bawah yang sebagian besar basil tuberkolus tuberkolusis is masuk ke dalam jaringan paru melalui airbone infection. 2. Etio Etiolo logi gi
Bakteri Myobakterium tuberculosis, dengan ukuran panjang 1-4 µm dan tebal 1,3-0,6 µm, termasuk golongan bakteri aerob gram positif serta tahan asam atau basil tahan asam. 3. Faktor Faktor Predispos Predisposisi/F isi/Fakto aktorr Pencetus Pencetus
a. Rasial Rasial/Et /Etnik nik group : Pendud Penduduk uk asli Amerik Amerika, a, Eskimo Eskimo,, Negro, Negro, Imigran Imigran dari Asia Tenggara.
b. Klien
dengan
ketergantuangan
alkhohol
dan
kimia
lain
yang
menimbulkan penurunan status kesehatan. c. Bayi Bayi dan anak anak di bawah bawah 5 tahu tahun. n. d. Klie Klien n deng dengan an penu penuru runa nan n imun imunit itas as : HIV HIV posi positi tip, p, tera terapi pi ster steroi oid d & kemoterapi kanker. 4. Patofi Patofisio siolog logii
Penyebaran kuman Mikrobacterium tuberkolusis bisa masuk melalui tiga tempat yaitu saluran pernafasan, saluran pencernaan dan adanya luka yang yang terbuka terbuka pada pada kulit. kulit. Infeksi Infeksi kuman kuman ini sering sering terjadi terjadi melalu melaluii udara udara (airbone) yang cara penularannya dengan droplet yang mengandung kuman dari orang yang terinfeksi sebelumnya .(Sylvia.A.Price.1995.hal 754 ) Penularan tuberculosis paru terjadi karena penderita TBC membuang ludah dan dahaknya sembarangan dengan cara dibatukkan atau dibersinkan keluar. Dalam dahak dan ludah ada basil TBC-nya , sehingga basil ini mengering lalu diterbangkan angin kemana-mana. Kuman terbawa angin dan jatuh jatuh ketana ketanah h maupun maupun lantai lantai rumah rumah yang yang kemud kemudian ian terhiru terhirup p oleh oleh manusia melalui paru-paru dan bersarang serta berkembangbiak di paru paru. ( dr.Hendrawan.N.1996,hal dr.Hendrawan.N.1996,hal 1-2 ) Pada Pada permu permulaan laan penye penyebara baran n akan akan terjadi terjadi bebera beberapa pa kemung kemungkin kinan an yang bisa muncul yaitu penyebaran limfohematogen yang dapat menyebar melewati getah bening atau pembuluh darah. Kejadian ini dapat meloloskan kuman dari kelenjar getah bening dan menuju aliran darah dalam jumlah kecil kecil yang yang dapat dapat menye menyebab babkan kan lesi pada pada organ organ tubuh tubuh yang yang lain. lain. Basil Basil tuberkolusis yang bisa mencapai permukaan alveolus biasanya di inhalasi sebagai suatu unit yang terdiri dari 1-3 basil. Dengan adanya basil yang mencap mencapai ai ruang ruang alveol alveolus, us, ini terjadi terjadi dibawa dibawah h lobus lobus atas paru-p paru-paru aru atau atau diba dibagi gian an atas atas lobu lobuss bawa bawah, h, maka maka hal hal ini ini bisa bisa memb memban angk gkit itka kan n reak reaksi si peradangan. Berkembangnya leukosit pada hari hari pertama ini di gantikan oleh oleh makrof makrofag. ag.Pad Padaa alveol alveolii yang yang tersera terserang ng mengal mengalami ami konsol konsolida idasi si dan meni menimb mbul ulka kan n tand tandaa dan dan gejal gejalaa pneu pneumo moni niaa akut akut.. Basil Basil ini ini juga juga dapa dapatt menye menyebar bar melalui melalui getah getah bening bening menuju menuju kelenj kelenjar ar getah getah bening bening region regional, al, sehingga makrofag yang mengadakan infiltrasi akan menjadi lebih panjang
dan dan yang sebag sebagia ian n bersa bersatu tu memb memben entu tuk k sel sel tube tuberk rkel el epit epitel ello loid id yang dikelilingi dikelilingi oleh limfosit,pro limfosit,proses ses tersebut tersebut membutuhk membutuhkan an waktu 10-20 hari. Bila Bila terjad terjadii lesi lesi prim primer er paru paru yang ang biasa biasany nyaa diseb disebut ut focu focuss ghon ghon dan dan bergabungnya serangan kelenjar getah bening regional dan lesi primer dinamakan kompleks ghon. Kompleks ghon yang mengalami pencampuran ini ini juga juga dapa dapatt dike diketah tahui ui pada pada oran orang g sehat sehat yang yang kebe kebetu tula lan n menja menjala lani ni pemeriksaan radiogram rutin.Beberapa respon lain yang terjadi pada daerah nekrosis adalah pencairan, dimana bahan cair lepas kedalam bronkus dan menimbulkan kavitas.Pada proses ini akan dapat terulang kembali dibagian selain selain paru-p paru-paru aru ataupu ataupun n basil basil dapat dapat terbaw terbawaa sampai sampai ke laring laring ,telin ,telinga ga tengah atau usus.(Sylvia.A Price:1995;754). 5. Kla Klasifi sifika kasi si
Klasifikasi Klasifikasi TB Paru dibuat berdasarkan berdasarkan gejala klinik, klinik, bakteriolog bakteriologik, ik, radiol radiologi ogik k dan riway riwayat at pengob pengobata atan n sebelu sebelumny mnya. a. Klasifi Klasifikas kasii ini pentin penting g karena merupakan salah satu faktor determinan untuk menetapkan strategi terapi. Sesuai dengan program Gerdunas P2TB klasifikasi TB Paru dibagi sebagai berikut: a. TB Paru BTA BTA Posit Positif if deng dengan an krit kriteria eria:: -
Deng Dengan an atau atau tanp tanpaa gej gejal alaa kli klini nik k
-
BTA BTA posit positif if:: mikr mikros osko kopi pik k posit positif if 2 kali kali,, mikros mikrosko kopi pik k posit positif if 1 kali kali disokong biakan positif 1 kali atau disokong radiologik positif 1 kali.
-
Gamb Gambara aran n radi radiol olog ogik ik sesu sesuai ai den denga gan n TB paru paru..
b. TB Paru BTA Negatif dengan kriteria: -
Gejala Gejala klini klinik k dan gambar gambaran an radilo radilogik gik sesuai sesuai denga dengan n TB Paru Paru akti aktif f
-
BTA negati negatif, f, biak biakan an nega negatif tif tetapi tetapi radi radiolo ologik gik positi positif. f.
c. Beka Bekass TB Paru Paru deng dengan an krit kriter eria: ia: -
Bakter Bakteriol iologi ogik k (mikro (mikrosko skopik pik dan biakan biakan)) nega negatif tif -
Gejala Gejala klin klinik ik tidak tidak ada atau atau ada ada gejal gejalaa sisa akibat akibat kela kelaina inan n paru. paru.
-
Radiol Radiologi ogik k menunj menunjuk ukkan kan gamb gambara aran n lesi TB TB inakti inaktif, f, menun menunjuk jukkan kan
serial foto yang tidak berubah. Ada riwayat pengobatan OAT yang adekuat (lebih mendukung).
6. Tanda Tanda dan Gej Gejala ala
a. Batuk Batuk lama lama lebih lebih dari dari 3 minggu minggu b. Demam c. Berat Berat badan badan menuru menurun n d. Keri Kering ngat at mal malam am e. Muda Mudah h lel lelah ah f. Nafsu makan hilang g. Nyer Nyerii dad dadaa h. Batu Batuk k dara darah h 7.
Gambaran Klinik
Tuberkulosis sering dijuluki “the great imitator” yaitu suatu penyakit yang yang memp mempun unya yaii bany banyak ak kemi kemirip ripan an deng dengan an peny penyak akit it lain lain yang yang juga juga memb memberi erika kan n gejal gejalaa umum umum sepert sepertii lemah lemah dan dan demam demam.. Pada Pada seju sejuml mlah ah penderita gejala yang timbul tidak jelas sehingga diabaikan bahkan kadangkadang asimtomatik. Gambaran klinik TB paru dapat dibagi menjadi 2 golongan, gejala respiratorik dan gejala sistemik: a. Gejal Gejalaa respir respirat ator orik ik,, melip meliput uti: i: i.Batuk Gejala Gejala batuk batuk timbul timbul paling paling dini dini dan merupa merupakan kan ganggu gangguan an yang yang paling sering dikeluhkan. Mula-mula bersifat non produktif kemu kemudi dian an berd berdah ahak ak bahk bahkan an berc bercam ampu purr darah darah bila bila suda sudah h ada ada kerusakan jaringan. ii.Batuk ii. Batuk darah darah Darah yang dikeluarka dikeluarkan n dalam dahak bervariasi, bervariasi, mungkin tampak berupa garis atau bercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah segar segar dalam dalam jumlah jumlah sangat sangat banya banyak. k. Batuk Batuk darak darak terjadi terjadi karena karena pecahnya pembuluh darah. Berat ringannya batuk darah tergantung te rgantung dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah. iii.Sesak napas
Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau kare karena na
ada ada
halhal-ha hall
yang ang
meny enyerta ertaii
sepe sepert rtii
efu efusi
pleu pleura ra,,
pneumothorax, anemia dan lain-lain. iv.Nyeri dada Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala ini timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena. b. Gejala sistemik, meliputi: i.Demam Merupakan Merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya biasanya timbul timbul pada sore dan malam hari mirip demam influeza, hilang timbul dan makin lama lama makin makin panjang panjang seranga seranganny nnyaa sedang sedang masa masa bebas bebas seranga serangan n makin pendek. ii.Gejala ii. Gejala sistemik sistemik lain Gejala sistemik lain ialah keringat malam, anoreksia, penurunan berat badan serta malaise. Timbulnya gejala biasanya gradual dalam beberapa minggu-bulan, akan tetapi penampilan akut dengan batuk, panas, sesak napas walaupun jarang dapat juga timbul menyerupai gejala pneumonia. 8. Pemeriksa Pemeriksaan an Penunjan Penunjang g
a. Peme Pemeri riks ksaa aan n fisik fisik : - Pada Pada tah tahap ap din dinii suli sulitt dike diketa tahu hui. i. - Ronc Ronchi hi basa basah, h, kasa kasarr dan dan nyari nyaring ng.. - Hipersonor/ Hipersonor/timpa timpani ni bila bila terdapat terdapat kavitas kavitas yang yang cukup cukup dan dan pada pada auskultasi memberi suara umforik. - Atropi Atropi dan retraksi retraksi interkost interkostal al pada pada keadaan keadaan lanjut lanjut dan fibrosis. fibrosis. - Bila mengenai mengenai Pleura Pleura terjadi efusi pleura (perkusi (perkusi memberi memberikan kan suara suara pekak) b. Pemeriksaan Radiologi : - Pada tahap dini tampak gambaran gambaran bercak-b bercak-bercak ercak seperti awan dengan dengan batas tidak jelas. - Pada Pada kavi kavitas tas bayanga bayangan n beru berupa pa cincin cincin..
- Pada Kalsifikasi Kalsifikasi tampak tampak bayangan bayangan bercak-bercak bercak-bercak padat dengan dengan densitas tinggi. c. Bronchogra Bronchografi fi : merupakan merupakan pemeriksaan pemeriksaan khusus khusus untuk melihat melihat kerusakan kerusakan bronchus atau kerusakan paru karena TB. d. Labo Laborat rator oriu ium m: - Darah Darah : leukos leukosit it meni meningg nggi, i, LED LED meni meningk ngkat at - Sputum Sputum : pada pada kultur kultur ditemu ditemukan kan BTA e. Test Tuberku Tuberkulin lin : Mantoux Mantoux test (indurasi (indurasi lebih lebih dari 10-15 10-15 mm) 9. Path athway way
Mycobacterium TB
Masu Masuk k ke jala jalan n nafas
Tinggal di alveolus
Reaksi inflamasi
Alveolus peradanagan
Ketidaknyamanan pada rongga dada dan diafragma
mengalami
Nyeri
Anoreksia
Bersihan jalan nafas tidak efektif
Masukan peroral menurun
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
10. 10. Peng Pengka kaji jian an
Berdasarkan klasifikasi Doenges dkk. (2000) riwayat keperawatan yang perlu dikaji adalah: a. Akti Aktivi vita tas/ s/is isti tira rah hat: at: Gejala: Kele Kelele lela laha han n umum dan dan kele kelem mahan ahan Disp Dispn nea saat saat ker kerja ja maup aupun isti istira rah hat -
Kesu Kesuli lita tan n tid tidur pada pada mala malam m hari ari atau atau dema demam m pada ada malam alam hari hari,, menggigil dan atau berkeringat
-
Mimpi buruk
Tanda: Taki Takika kard rdia ia,, taki takipn pnea ea/d /dis ispn pnea ea pad padaa saat saat kerj kerjaa b.
Kele Kelela laha han n otot otot,, ny nyeri, eri, ses sesak ak (ta (taha hap p lanj lanjut ut))
Sirkulasi Gejala: Palpitasi Tanda: Takikardia, disritmia -
Adan Adanya ya S3 S3 dan dan S4, S4, buny bunyii gallo gallop p (gag (gagal al jant jantun ung g akib akibat at effu effusi) si)
-
Nadi
apikal
(PMI)
berpindah
oleh
adanya
penyimpangan
mediastinal -
Tand Tandaa Homma Homman n (buny (bunyii renda rendah h deny denyut ut jant jantun ung g akiba akibatt adany adanyaa udara udara dalam mediatinum)
c.
-
TD: hiperte rtensi/ si/hipotensi
-
Distensi ve vena ju jugularis
Integritas ego: Gejala: Gejala ala-gejal jala
stres res
yang ang
berhu rhubungan
lamanya
perjala alanan
penyakit, masalah keuangan, perasaan tidak berdaya/putus asa, menurunnya produktivitas. Tanda: Meny Menyan angk gkal al (khu (khusu susn sny ya pada pada taha tahap p din dini) i)
d.
-
Ansi Ansiet etas as,, ket ketak akut utan an,, gel gelis isah ah,, iri irita tabe bel. l.
-
Perh Perhati atian an menu menuru run, n, peru peruba baha han n men mental tal (taha (tahap p lan lanju jut) t)
Makanan da dan ca cairan:
Gejala: Kehilangan napsu makan -
Penurunan berat badan
Tanda: Turg Turgor or kuli kulitt bur buruk uk,, keri kering ng,, bers bersis isik ik e.
Kehi Kehila lang ngan an massa massa otot otot,, keh kehil ilan anga gan n lem lemak ak subk subkut utan an
Nyer Nyerii dan dan Keny Kenyam aman anan an:: Gejala: Nyeri Nyeri dad dadaa men menin ingk gkat at kar karen enaa pern pernap apsan san,, batu batuk k beru berulan lang g -
Nyer Nyerii taja tajam m/men /menu usuk suk diper iperbe bera ratt oleh leh napas apas dalam alam,, mungki ngkin n menyebar ke bahu, leher atau abdomen.
Tanda: Berh Berhat ati-h i-hat atii pada pada area area yang yang saki sakit, t, per peril ilak aku u distr distrak aksi si,, gelis gelisah ah.. f.
Pernapasan: Gejala: Batu Batuk k (pr (prod oduk ukti tiff ata atau u tid tidak ak prod produk ukti tif) f) -
Napas pendek
-
Riway Riwayat at terp terpaj ajan an tube tuberk rkul ulos osis is den denga gan n indi indivi vidu du teri terinf nfek eksi si
Tanda: Penin eningk gkat atan an fre frek kuen uensi per perna napa pasa san n -
Peni Pening ngka kata tan n kerj kerjaa napa napas, s, peng penggu guna naan an otot otot akse akseso sori ri pern pernap apas asan an pada dada, leher, retraksi interkostal, ekspirasi abdominal kuat
-
Peng engemba emban ngan gan dad dadaa tid tidak ak sim simetri etriss
-
Perkus Perkusii peka pekak k dan dan penuru penurunan nan fremitu fremitus, s, pada pada pneum pneumoth othorax orax perku perkusi si hiperresonan di atas area yang telibat.
-
Buny Bunyii napas napas menu menuru run/ n/ti tida dak k ada sec secar araa bilat bilater eral al atau atau unil unilat atera erall
-
Buny Bunyii napa napass tubu tubule lerr atau atau pek pekto tora rall di atas atas les lesii
-
Crac Crackl kles es di atas atas apek apekss paru paru selam selamaa inspi inspira rasi si cepa cepatt setel setelah ah batu batuk k pendek (crackels posttussive)
-
Kara Karakt kter eris isti tik k sput sputum um hijau hijau puru purule len, n, muko mukoid id kunin kuning g atau atau berca bercak k darah
g.
Deviasi trakeal
Keamanan: Gejala: Kond Kondis isii penu penuru runa nan n imun imunit itas as secar secaraa umum umum memud memudah ahka kan n infe infeks ksii
sekunder. Tanda: Demam rin ringan at atau de demam ak akut. h.
Interaksi Sosia sial: Gejala: Pera Perasaa saan n teris terisol olasi asi/p /pen enol olak akan an kare karena na pen peny yakit akit menu menular lar -
Peru Peruba baha han n akti aktivi vita tass seha sehari ri-h -har arii kare karena na peru peruba baha han n kapa kapasi sita tass fisi fisik k untuk melaksanakan peran
i.
Peny Penyul ulu uhan/ han/p pembe embela laja jara ran: n: Gejala: Riwayat keluarga TB -
Keti Ketida dakm kmam ampu puan an umu umum/ m/st stat atus us kese keseha hata tan n buru buruk k
-
Gag Gagal unt untu uk mem memba baik ik/k /kam amb buhny uhnyaa TB
-
Tidak idak ber berpa part rtis isip ipas asii dala dalam m tera terapi pi..
11. Diagno Diagnosa sa Kepe Kepera rawat watan an
a. Bersihan Bersihan jalan nafas tidak tidak efektif berhubun berhubungan gan dengan dengan adanya adanya eksudat di alveolus. b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmempuan memasukkan makanan karena faktor biologi c. Nyeri akut akut berhubung berhubungan an dengan dengan agen injuri injuri biologi. biologi.
12. Rencana Rencana Asuhan Asuhan Kepe Keperawat rawatan an
No . 1.
2.
Diagnosa keperawatan Bers Bersih ihan an jala jalan n naf nafas as tidak efektif b.d. adanya eksudat di alveolus
Tujuan dan kriteria hasil
Intervensi
NOC: 1. Buka Buka jalan nafas, nafas, gunakan gunakan teknik teknik chin lift lift atau atau jaw Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, thrust bila perlu diharapkan bersihan jalan nafas efektif dengan kriteria hasil: 2. Posisikan Posisikan pasien pasien untuk memaksimal memaksimalkan kan ventilasi ventilasi 3. Identifika Identifikasi si pasien perlunya perlunya pemasangan pemasangan alat alat bantu No Indikator Awal Target pernafasan 1. Tida Tidak k did didap apat atka kan n dem demam am 4. Lakukan Lakukan fisiotera fisioterapi pi dada jika perlu perlu 2. Tidak didapatkan 5. keluarkan keluarkan sekret sekret dengan dengan batuk atau atau suction suction kecemasan 3. Frek Frekue uens nsii pern pernaf afas asan an 6. Auskultasi Auskultasi suara suara nafas, catat catat adanya adanya suara tambahan tambahan sesuai dengan yang 7. Berika Berikan n pelemba pelembab b udara udara diharapkan 8. Atur intake un tu tuk cairan men go gop ti timlkan 4. Peng Pengel elua uara ran n spu sputu tum m pad padaa keseimbangan jalan nafas 9. Monitor Monitor respira respirasi si dan status status O2 5. Beba Bebass dari dari suar suaraa nafa nafass tambahan Keterangan: 1=Keluhan ekstrim 2= Keluhan berat 3= Keluhan sedang 4= Keluhan ringan 5= Tidak ada keluhan
Ketidakseimbangan NOC: Setelah dilakukan tindakan keperawatan keperawatan selama 3x24 nutr nutris isi: i: kura kurang ng dari dari jam diharapkan kebutuhan nutrisi menjadi seimbang, dengan kebutu kebutuhan han tubuh tubuh b.d kriteria: ketidaakmampuan N Targe Indikator Awal mencerna, o t memasukkan, 1. Masuka sukan n per perora oral mengasorbsi makanan meningkat karena faktor biologi. 2. Porsi orsi maka akan yan yang g disediakan habis 3. Tid ak ak terjadi penurunan berat badan 4. Dapa Dapatt meng mengid iden enti tifi fika kasi si kebutuhan nutrisi
1. Kaji Kaji pola pola makan, makan, kebiasaa kebiasaan n makan makan dan makanan makanan yang disukai 2. Beri Berika kan n maka makana nan n sesu sesuai ai diet diet dan dan beri berika kan n sela selagi gi hangat 3. Anjurkan Anjurkan pasien makan makan sedikit tapi sering sering 4. Anjurk Anjurkan an pasien pasien untuk untuk mening meningkat katkan kan nutris nutrisii yang yang adekuat 5. Kolabo Kolabora rasi si dengan dengan ahli gizi gizi untuk untuk pember pemberian ian diet diet sesuai indikasi 6. Ukur berat berat badan badan pasien pasien
Ket: 1=Keluhan ekstrim
2.
Ketidakseimbangan NOC: Setelah dilakukan tindakan keperawatan keperawatan selama 3x24 nutr nutris isi: i: kura kurang ng dari dari jam diharapkan kebutuhan nutrisi menjadi seimbang, dengan kebutu kebutuhan han tubuh tubuh b.d kriteria: ketidaakmampuan N Targe Indikator Awal mencerna, o t memasukkan, 1. Masuka sukan n per perora oral mengasorbsi makanan meningkat karena faktor biologi. 2. Porsi orsi maka akan yan yang g disediakan habis 3. Tid ak ak terjadi penurunan berat badan 4. Dapa Dapatt meng mengid iden enti tifi fika kasi si kebutuhan nutrisi
1. Kaji Kaji pola pola makan, makan, kebiasaa kebiasaan n makan makan dan makanan makanan yang disukai 2. Beri Berika kan n maka makana nan n sesu sesuai ai diet diet dan dan beri berika kan n sela selagi gi hangat 3. Anjurkan Anjurkan pasien makan makan sedikit tapi sering sering 4. Anjurk Anjurkan an pasien pasien untuk untuk mening meningkat katkan kan nutris nutrisii yang yang adekuat 5. Kolabo Kolabora rasi si dengan dengan ahli gizi gizi untuk untuk pember pemberian ian diet diet sesuai indikasi 6. Ukur berat berat badan badan pasien pasien
Ket: 1=Keluhan ekstrim
2= Keluhan berat 3= Keluhan sedang 4= Keluhan ringan 5= Tidak ada keluhan 3.
Nyeri (akut) berhubungan berhubungan NOC : dengan agen injury Setelah dilakukan tindakan keperawatan , diharapkan nyeri biologi hilang/terkendali dengan skala : 1 = Tidak pernah 2 = Jarang 3 = Kadang-kadang 4 = Sering 5 = Konsisten menunjukkan yang dibuktikan dengan indikator : No
Indikator
1. 2.
Meng Mengen enal alii fakt faktor or pen penye yebab bab Meng Mengen enal alii lama lamany nyaa (ons (onset) et) sakit (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) Meng Menggu guna naka kan n meto metode de nonnonanalgetik untuk mengurangi nyeri Melap Melapor orka kan n bah bahwa wa nyeri nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri Meny Menyata ataka kan n rasa rasa nyam nyaman an setelah nyeri berkurang Tand Tandaa vit vital al dala dalam m ren rentan tang g normal
3.
4.
5. 6.
Awal
Target
1. Kaji Kaji nyeri nyeri secara secara kompre komprehen hensif sif (skala (skala,, kualit kualitas, as, lokasi dan intensitas) 2. Observasi Observasi reaksi reaksi pasien terhadap terhadap nyeri nyeri 3. Jelaskan Jelaskan faktor faktor penyebab penyebab nyeri nyeri 4. Gunakan Gunakan komunikasi komunikasi terapeut terapeutik ik 5. Kaji Kaji TTV TTV 6. Berikan Berikan posisi posisi yang yang nyaman nyaman 7. Ajarkan Ajarkan teknik teknik relaks relaksasi asi (misal (misal : nafas nafas dalam, dalam, pijat punggung ) 8. Berkolabor Berkolaborasi asi dengan dokter dalam dalam pemberian pemberian obat
2= Keluhan berat 3= Keluhan sedang 4= Keluhan ringan 5= Tidak ada keluhan 3.
Nyeri (akut) berhubungan berhubungan NOC : dengan agen injury Setelah dilakukan tindakan keperawatan , diharapkan nyeri biologi hilang/terkendali dengan skala : 1 = Tidak pernah 2 = Jarang 3 = Kadang-kadang 4 = Sering 5 = Konsisten menunjukkan yang dibuktikan dengan indikator : No
Indikator
1. 2.
Meng Mengen enal alii fakt faktor or pen penye yebab bab Meng Mengen enal alii lama lamany nyaa (ons (onset) et) sakit (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) Meng Menggu guna naka kan n meto metode de nonnonanalgetik untuk mengurangi nyeri Melap Melapor orka kan n bah bahwa wa nyeri nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri Meny Menyata ataka kan n rasa rasa nyam nyaman an setelah nyeri berkurang Tand Tandaa vit vital al dala dalam m ren rentan tang g normal
3.
4.
5. 6.
Awal
Target
1. Kaji Kaji nyeri nyeri secara secara kompre komprehen hensif sif (skala (skala,, kualit kualitas, as, lokasi dan intensitas) 2. Observasi Observasi reaksi reaksi pasien terhadap terhadap nyeri nyeri 3. Jelaskan Jelaskan faktor faktor penyebab penyebab nyeri nyeri 4. Gunakan Gunakan komunikasi komunikasi terapeut terapeutik ik 5. Kaji Kaji TTV TTV 6. Berikan Berikan posisi posisi yang yang nyaman nyaman 7. Ajarkan Ajarkan teknik teknik relaks relaksasi asi (misal (misal : nafas nafas dalam, dalam, pijat punggung ) 8. Berkolabor Berkolaborasi asi dengan dokter dalam dalam pemberian pemberian obat
Daftar Pustaka
Black, J.M, et al, Luckman and Sorensen’s Medikal Nursing : A Nursing Process Approach, 4 th Edition, W.B. Saunder Company, 1995. Carpenito (2000), Diagnosa (2000), Diagnosa Keperawatan-Aplikasi Keperawatan-Aplikasi pada Praktik Klinis, Klinis , Ed.6, EGC, Jakarta Doenges at al (2000), Rencana (2000), Rencana Asuhan Keperawatan Keperawatan,, Ed.3, EGC, Jakarta
Johnson, Johnson, Marion& Marion& Maas, Meidean. 2000. 2000. Nursing Nursing Outcome Outcome Classification Classification.. New York : Mosby. Mccloskey, Joanne& Bulechek, Gloria. 1996. Nursing Intervention Clasification. New York: Mosby.
Mosby, NANDA, 2005, Panduan Diagnosa Keperawatan, Keperawatan, Jakarta, Prima Medika Price & Wilson (1995), Patofisologi-Konsep (1995), Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit , Ed.4, EGC, Jakarta
Daftar Pustaka
Black, J.M, et al, Luckman and Sorensen’s Medikal Nursing : A Nursing Process Approach, 4 th Edition, W.B. Saunder Company, 1995. Carpenito (2000), Diagnosa (2000), Diagnosa Keperawatan-Aplikasi Keperawatan-Aplikasi pada Praktik Klinis, Klinis , Ed.6, EGC, Jakarta Doenges at al (2000), Rencana (2000), Rencana Asuhan Keperawatan Keperawatan,, Ed.3, EGC, Jakarta
Johnson, Johnson, Marion& Marion& Maas, Meidean. 2000. 2000. Nursing Nursing Outcome Outcome Classification Classification.. New York : Mosby. Mccloskey, Joanne& Bulechek, Gloria. 1996. Nursing Intervention Clasification. New York: Mosby.
Mosby, NANDA, 2005, Panduan Diagnosa Keperawatan, Keperawatan, Jakarta, Prima Medika Price & Wilson (1995), Patofisologi-Konsep (1995), Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit , Ed.4, EGC, Jakarta Smelze Smelzer,S r,Suza uzanne nne.C, .C,200 2001.b 1.buku uku ajar keperaw keperawatan atan medika medikall bedah bedah brunne brunnerr dan suddarth.Ed 8.Jakarta : EGC. Soedarsono (2000), Tuberkulosis Paru-Aspek Klinis, Diagnosis dan Terapi, Terapi , Lab. Ilmu Penyakit Paru FK Unair/RSUD Dr. Soetomo, Surabaya. Soeparman & Waspadji (1990 ), Ilmu Penyakit Dalam, Dalam, BP FKUI, Jakarta.