1.
Definisi
Anemia adalah gejala kondisi kondisi yang mendasari, mendasari, seperti kehilangan kehilangan komponen komponen darah, elemen tak tak adek adekua uat, t, atau atau kura kurang ng nutr nutrisi isi yang yang dibu dibuah ahka kan n untu untuk k pemb pembent entuk ukan an sel sel dara darah h yang yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkutan oksigen darah. a.
Anemi Anemiaa Apla Aplasti stik k adalah adalah anemi anemiaa normo normokro kromik mik norm normosit ositik ik yang yang diseb disebabk abkan an oleh oleh
disfungsi sumsum tulang sedemikian sehingga sel-sel darah yang akan mati tidak dapat diganti. Anemia Aplastik mungkin hanya mengenai sel – sel darah merah, mungkin berkaitan dengan defesiensi semua sel darah (pansitopenia) (Corin, 1!!"). b.
Anemia Aplastik adalah suatu penyakit yang jarang tetapi mengakibatkan keka#auan
serius yang diakibatkan oleh kegagalan dari sumsum tulang untuk menghasilkan sel darah (.netdo#tor.#u.uk, $%%%). #.
Anemia Anemia &ipopl &ipoplasti astik k (Apla (Aplasti stik) k) adalah adalah pansit pansitope openia nia (ane (anemia mia,, neutro neutropen penia, ia, dan dan
trombo trombosito sitopen penia) ia) sebagai sebagai hasil hasil dari dari hipopl hipoplasi asiaa sumsum sumsum tulang tulang yang yang beratn beratnya ya ber'ar ber'ariasi iasi.. Anem Anemia ia hipo hipopl plast astik ik mung mungkin kin diha dihasil silka kan n dari dari kega kegaga gala lan n atau atau upr upresi esi sel indu induk k yang yang pluripoten. ni sangat jarang, #a#at yang timbul hingga mempengaruhi sel yang ditugasi sebagai eritroid saja, seaktu dihasilkan aplasia eritrosit yang murni (*nderood, $%%%). d.
Anemia Aplastik adalah penyakit yang disebabkan oleh karena rusaknya sumsum tulang
berupa berkurangnya sel darah merah dan terhentinya pembekuan sel hematopeutik dalam sums sumsum um tulan tulang g aplas aplasia ia dapat dapat terja terjadi di hany hanyaa satu, satu, dua dua atau atau tiga tiga sistem sistem hema hemato topo pout utik ik ( +ritrupoutik, granulapoutik dan trombopoutik ) ( gastiah, 1!!). adi Anemia Aplastik Aplastik adalah kondisi dimana terbentuknya ter bentuknya sel darah merah sehingga sel s el darah merah merah kurang kurang yang yang mengak mengakiba ibatkan tkan kebutu kebutuhan han tubuh tubuh akan akan oksige oksigen n dan nutrisi nutrisi jaring jaringan an berkurang.
$.
+tiologi
/enurut oeparman ($%%1) ada berapa penyebab Anemia Anemia Aplastik yaitu 0 a.
aktor 2enetik
3omplek ini dinamakan anemia aplastik konsitusional antara lain 0 1)
Anemia Anemia an#osit an#osit suatu suatu sindrom sindrom yang yang meliputi meliputi hipoplasi hipoplasi sumsum sumsum tulang tulang yang disertai
pigmentasi #oklat dikulit, hipoplasia ibu jari atau radius miksefali retardasi mental atau seksual, kelainan ginjal dan limfa. $)
Anemia Asteren Dahesshek anemia tanpa kelainan fisik.
4)
Anemia Aplastik 3onsitusional tanpa kelainan kulit atau tulang.
5)
indrom Aplastik 6arsial.
a.
indrom bla#k fans – diamond.
b.
7rombositopenia baaan.
#.
Agranulositosis baaan.
b.
8bat – obatan dan bahan kimia
Anemia Aplastik terdiri atas hipersensiti'itas atau posisi obat yang berlebihan praktis semua obat dapat menyebabkan Anemia Aplastik pada seseorang dengan periprodesisi genetik yang sering menyebabkannya ialah kloramfenikol bahan kimia terkenal yang dapat menyebabkan Anemia Aplastik ialah senyaa ben9en. #.
nfeksi
nfeksi dapat menyebabkan Anemia Aplastik sementara atau permanen misalnya infeksi yang disebabkan oleh 'irus +pstein :arr, nfluen9a A, dengan 7uberkulosis (millier). etiap infeksi 'irus dapat menyebabkan Anemia Aplastik sementara atau hepatitis A, hepatitis non A ;non : mungkin hepatitis mungkin dapat menyebabkan hepatitis C dapat menyebabkan Anemia Aplastik berat sitomegalo 'irus dapat menekan produksi sel sumsum tulang. d.
3elainan imunologis.
>at anti terhadap sel-sel hematomik dan lingkungan makro dapat menyebabkan anemia aplastik. 6erbaikan fungsi homopoetik setelah pengobatan dengan inmonosubresi merupakan argumen kuat terlibatnya mekanisme imun patofisiologi anemia aplastik. f.
Anemia Aplastik pada keadaan penyakit lain.
1.
6ada ?eukemia ?impoblastik akut kadang-kadang ditemukan pamrositopenia dengan
hipoplesia sumsum tulang. $.
6aro=ysmal o#tural &emoglobinuria (6&)0 penyakit ini dapat bermanifestasi berupa
anemia, berupa anemia aplastik, hemolisis disertai pansitopenia termasuk kelainan (6&). 4.
3elainan pada kehamilan kadang-kadang ditemukan pansitopenia disertai aplasia
sumsum tulang yang berlangsung sementara. &al ini mungkin disebabkan oleh estrogen pada seseorang dengan predisposisi genetik adanya 9at penghambat dalam darah atau tidak ada perangsang hematoplesis. g.
3elompok idiopatik
:iasanya kelompok idiopatik tergantung dari usaha men#ari faktor etiologi.
4.
3lasifikasi /enurut oeparman ($%%1) Anemia Aplastik umumnya diklasifikasikan sebagai
berikut0 a.
3lasifikasi menurut penyebab
1)
diopatik bila penyebabnya tidak diketahui ditemukan pada @% penyebab.
$)
ekunder bila penyebabnya diketahui.
4)
3onstitusional adanya kelainan DA yang diturunkan.
b.
3lasifikasi menurut prognosis.
1)
Anemia Aplastik berat.
3esempatan sembuh 1% di defisiensi anemia aplastik berat bila 0 a)
eotropil kurang dari @%%; mm4.
b)
7rombosit kurang dari $%.%%%; mm4.
#)
d)
umsum tulang selulerasi kurang dari $ normal.
$)
Anemia Aplastik sangat berat efisiensinya sama dengan anemia aplastik berat ke#uali
neotrofil kurang dari $%% ; mm 4. 4)
Anemia aplastik bukan berat kesempatan sembuh mendekati @% .
5.
6atofisiologi Anemia Aplastik adalah suatu gangguan pada sel-sel induk di sumsum tulang dapat
menimbulkan kematian, pada keadaan ini jumlah sel yang dihasilkan tidak memadai. Anemia aplastik disebabkan sel pre#ursor dalam sum-sum tulang dan penggantian dengan lemak dapat juga idiopatik (hal ini tanpa penyebab yang jelas) dan merupakan penyebab utama. (:runner and uddarth, $%%$). 6enderita mengalami pansitopenia yaitu kekurangan sel darah merah, sel darah putih dan trombosit. e#ara morfologi sel-sel darah merah terlihat normositik dan normokrom, hitung retikulosit rendah atau hilang, dan biopsi sumsum tulang menunjukan suatu keadaan yang disebut Bfungsi keringB dengan hipoplasia yang nyata dan terjadi dengan penggantian jaringan lemak. ?angkah-langkah pengobatan terdiri dari mengidentifikasi dan menghilangkan agen penyebab dan keadaan ini disebut idiopatik. :eberapa kasus seperti ini diduga merupakan keadan imunologis (6rin#e, 1!!").
6A7&A
@.
/anifestasi 3linis
/enurut +li9abeth ($%%%), manifestasi klinik dari Anemia Aplastik adalah 0 a. -
7anda-tanda sistemik yang klasik adalah 0 6eningkatan denyut jantung karena tubuh berusaha memberi oksigen lebih banyak ke
jaringan. -
6eningkatan ke#epatan pernafasan klien karena tubuh berusaha untuk menyediakan
lebih banyak oksigen pada darah. -
6using akibat berkurangnya aliran darah ke otak.
-
dan rangka. -
3ulit pu#at karena berkurangnya oksigen.
-
/ual akibat penurunan aliran darah saluran #erna dan susunan saraf pusat.
-
6enurunan kualitas rambut dan kulit.
b.
Apabila trombosit dan sel darah putih terkena, maka gejala-gejala bertambah dengan 0
-
6endarahan dan mudahnya timbul memar.
-
nfeksi berulang.
-
?uka kulit dengan selaput lendir yang sulit sembuh.
E.
6emeriksaan Diagnostik Adapun pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada anemia aplastik sebagai berikut
a.
6emeriksaan darah &ematokrit; hemoglobin mengalami penurunan akibat dari penurunan sel darah
merah.
el Darah /erah (+ritrosit) el darah merah membaa hemoglobin ke dalam sirkulasi. 6ada stadium aal
penyakit pansitopenia tidak selalu ditemukan jenis anemia adalah normokom, normositik kadang-kadang pula makrositosis, anisitosis dan polisitosis adanya eritrosit muda atau dalam darah tepi menandakan bukan anemia aplastik granolosit dan tromabosit ditemukan rendah, limpositosis relatif terdapat pada lebih dari @ kasus. 6ersentasi retikulosit, umumnya normal atau rendah pada sebagian ke#il kasus persentasi retikulosit ditemukan lebih dari $ akan tetapi bila nilai ini dikoreksi terhadap anemia maka diperoleh persentasi normal atau rendahnya juga, adanya retikulositosis setelah dikoreksi menandakan bukan anemia aplastik. $)
?aju +ndap Darah
?aju endap darah umumnya meningkat penelitian menunjukkan baha E$ dari % kasus ("! ) mempunyai endapan darah lebih dari 1%% mm dalam jam pertama. 4)
aal &emotasis
aktu pendarahan memanjang yang disebabkan oleh trombositopenia, sedangkan faal hematosis lainnya normal. 5)
umsum tulang
3arena adanya sarang-sarang hematopoesis hiperaktif yang mungkin teraspirasi maka sering diperlukan aspirasi beberapa kali. Diharuskan melakukan biopsi sumsum tulang pada setiap kasus pada anemia aplastik, hasil pemeriksaan sumsum tulang sesuai dengan kriteria diagnosis. @)
Firus
+'aluasi diagnosis anemia aplastik meliputi pemeriksaan 'irus hepatitis, par'o'irus dan sitomegalo'irus.
E)
7es &emolisis ukrosa.
7es ini diperlukan untuk mengetahui adanya 6& ( Paroxymal Noctural Hemoglobunuria) sebagai penyebab. )
3romosom.
6ada anemia aplastik tidak ditemukan kromosom tetapi pada anemia aplastik konsitusional kadar eritropoetin ditemukan meningkat. ")
Defesiensi imun.
Adanya defesiensi diketahui melalui melalui penentuan titer imunoglobin dan pemeriksaan imunitas sel 7. b.
6emeriksaan radiologi.
1.
Noclear Manetik Resonance Imaging (NMRI).
/erupakan pemeriksaan ini merupakan #ara terbaik untuk mengetahui luasnya perlemakan karena dapat membuat pemisahan darah sumsum tulang berlemak dan sumsum selular. 2.
Radio Noklid Bonemarro Imaging (Bonemaro !kening)
?uasnya kelainan sumsum tulang dapat ditemukan oleh skening tubuh setelah di suntik dengan koloi# radiatif teknitum sulfur yang akan terkait pada makrofag sumsum tulang atau indium klorida yang akan terikat pada transfering; koma dengan bantuan sken sumsum tulang dapat ditentukan daerah hematosis aktif untuk memperoleh sel-sel progenitor. .
6enatalaksanaan
/enurut oeparman ($%%1) pengobatan anemia aplastik terdiri atas 0 a)
dentifikasi dan eliminasi penyebab.
b)
6engobatan suportif terhadap infeksi dan anemia.
#)
/emper#epat
penyembuhan
dan
mengatasi
pansitopenia
dapat
melalui
imunosupresif, transplantasi sumsum tulang, obat-obat anaboli#, dan kostenoid pansitopenia yang relatif ringan #ukup di obser'asi. 1. 7ranfusi +ritrosit :ila terdapat keluhan seperti anemia di berikan tranfusi eritrosit berupa 6aket
4. 7ranfusi ?eukosit masih terdapat kontrol atau pemberian tranfusi leukosit sebagai proferasi tidak dianjurkan karena akibat-akibat tranfusi yang lebih parah dari pada manfaatnya. /asa hidup leukosit yang ditranfusikan sangat berat pada infeksi berat, khasiatnya hanya sedikit hingga pemberian antibiotik masih diberikan. 5. 3ortikosteroid. 6enggunaan kortikosteroid tidak memuaskan tidak diberikan karena menentukan angka kematian yang lebih besar !$ pada 1@ kasus, hasil ini kebanyakan dilaporkan karena kebanyakan penulis dapatkan pada perpustakaan. @. Androgen. Androgen merangsang eritroprotein dan sel-sel progesteron sumsum tulang, androgen terutama neotrondrotolon 1 mg;kg ::; hari. 6emberian androgen harus jangka panjang karena hasil biasanya baru terlihat setelah 4 bulan. :ila tidak bermanfaat sedikitnya dihentikan. E. munosupresif. 7ergolong sebagai imunosupresif antara lain Antithimosit 2lobulin (A72), Anti ?imposit 2lobulin (A?2) dan sikloporin. . 3ombinasi obat 3ombinasi obat A72, sikloporin dan menty prednisolon, memberikan angka resmi kombinasi dan methypredison angka resmi sebesar 5E dosis sikloporin yang diberikan E mm; kg :: selama 4 bulan. ". 7ransplantasi. :agi klien yang berusia dibaah $% tahun 7ransplantasi sumsum tulang merupakan pilihan sedangkan pada anemia aplastik sangat berat, perlu dilakukan transplantasi sumsum tulang. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Anemia Aplastik
A.
Pengkajian
1)
Akt'itas ; istirahat
2ejala
0
/erasa lemah, lelah, kaku, hilang keseimbangan.
7anda
0
6erubahan kesadaran, letargi, hemiparese, Guadriplegia, ata=ia, #ara berjalan tak
tegap, masalah dalam keseimbangan, #edera atau trauma ortopedi, kehilangan tonus otot, otot spastik.
$)
irkulasi
2ejala
0
6erubahan tekanan darah (hipertensi), perubahan frekuensi jantung (bradikardia,
takikardia yang diselingi bradikardia, disritmia). 7anda
0
6u#at pada kulit dan membran mukosa (konjungti'a, mulut, faring, bibir dan
dasar kuku). 4)
ntegritas +go
2ejala
0
6erubahan tingkah laku atau kepribadian (tenang atau dramatis).
7anda
0
Cemas, mudah tersinggung, delirium, agitasi, bingung. depresi dan impulsif.
5)
+liminasi
2ejala @)
0
3andung kemih ; usus atau mengalami gangguan fungsi.
/akanan ; #airan
2ejala
0
/ual, muntah dan mengalami perubahan selera.
7anda
0
/untah (mungkin proyektil), gangguan menelan (batuk, air liur keluar dan
disphagia). E)
eurosensori
2ejala
0
3ehilangan kesadaran sementara, amnesia seputar kejadian, 'ertigo, sinkope,
tinitus, kehilangan pendengaran, tingling, baal pada ekstremitas, perubahan dalam penglihatan (ketajaman, diplopia, kehilangan sebagian lapang pandang, photo phobia), gangguan penge#apan dan juga pen#iuman. 7anda
0
6erubahan kesadaran bisa sampai koma, perubahan status mental (orientasi,
keaspadaan, perhatian, konsentrasi, peme#ahan masalah, pengaruh hemofilia dan memori), perubahan pupil, defiasi pada mata, ketidakmampuan mengikuti gerakan, kehilangan pengindraan, ajah tidak simetris, genggaman lemah, tidak seimbang, reflek tendon dalam tidak ada atau lemah, atraksia, hemiparese, Guadriplegia, postur (dekortikasi, deserebrasi), kejang, sangat sensiti'e terhadap sentuhan dan gerakan, kehilangan sensasi sebagian tubuh, kesulitan dalam menentukan posisi tubuh. )
yeri ; 3enyamanan
2ejala
0
akit kepala dengan intensitas dan lokasi yang berbeda, biasanya lama.
7anda
0
ajah meringis, respon menarik pada rangsangan nyeri yang hebat, gelisah tidak
bisa beristirahat, merintih. ")
6ernafasan
7anda
0
6erubahan pola nafas (apnoe yang diselingi oleh hiper'entilasi), nafas berbunyi
stridor, tersedak, ron#hi, mengi positif. !)
3eamanan
2ejala
0
7rauma baru ; trauma karena ke#elakaan
7anda
0
raktur ; dislokasi, gangguan penglihatan, kulit (laserasi, abrasi), perubahan
arna seperti ra##on eye, tanda betel disekitar telinga, adanya aliran #airan dari telinga atau hidung (C), gangguan kognitif, gangguan rentang serak, tonus otot hilang, kekuatan se#ara umum mengalami paralisis, demam, gangguan dalam regulasi tubuh. 1%) nteraksi osial 7anda
0
Aphasia motorik atau sensorik, bi#ara tanpa arti, bi#ara berulang-ulang.
B. Diagnosa Keperawatan
1. 6erubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen; nutrien ke sel. $. ntoleransi akti'itas berhubungan ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan kebutuhan. 4. 6erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk men#erna atau ketidakmampuan men#erna makanan; absorbsi nutrien yang diperlukan untuk pembentukan D/ normal. 5.
Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan komponen
seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen nutrien ke sel.
7ujuan
0 /empertahankan suplai 8ksigen dan nutrisi ke sel.
3riteria hasil
0 /enunjukkan perfusi jaringan perifer adekuat, misal tanda-tanda 'ital
stabil, membran mukosa arna merah muda, pengisian kapiler baik, haluaran urine adekuatH mental seperti biasa.
Aasi tanda 'ital, kaji pengisian kapiler, arna kulit; membran mukosa, dasar kuku.
<0 /emberikan informasi tentang derajat; keadekuatan perfusi jaringan dan membantu menentukan kebutuhan inter'ensi. b)
7inggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi.
<0 /eningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk kebutuhan seluler. Catatan 0 3ontraindikasi bila ada hipotensi. #)
Aasi upaya pernafasanH auskultasi bunyi nafas perhatikan bunyi ad'entisius.
<0 Dispnea, gemeri#ik menunjukkan 23 karena regangan jantung lama; peningkatan kompensasi #urah jantung. d)
elidiki keluhan nyeri dada, palpitasi.
<0 skemia seluler mempengaruhi jaringan miokardial; potensial resiko infark. e)
3aji untuk respon 'erbal melambat, mudah terangsang, agitasi, gangguan memori,
bingung. <0 Dapat mengidentifikasikan gangguan fungsi serebral karena hipoksia atau defisiensi 'itamin :1$. f)
8rientasikan ulang pasien sesuai kebutuhan. Catat jadal aktifitas pasien untuk
dirujuk. :erikan #ukup aktu untuk pasien berpikir, komunikasi dan aktifitas. <0 /embantu memperbaiki proses pikir dan kemampuan melakukan; mempertahankan kebutuhan A3. g)
Catat keluhan rasa dingin, pertahankan suhu lingkungan dan tubuh hangat sesuai
indikasi. <0 Fasokontriksi (ke organ 'ital) menurunkan sirkulasi perifer. 3enyamanan pasien; kebutuhan rasa hangat seimbang dengan kebutuhan untuk menghindari panas berlebih pen#etus 'asodilatasi (penurunan perfusi organ). h)
&indari penggunaan bantalan penghangat atau botol air panas. *kur suhu air mandi
dengan termometer. <0 7ermoreseptor jaringan dermal dangkal karena gangguan oksigen. 3olaborasi 0 i)
Aasi pemeriksaan laboratorium misal &b; &t dan jumlah D/, 2DA.
<0 /engidentifikasi defisiensi dan kebutuhan pengobatan; respon terhadap terapi. j)
:erikan D/ darah lengkap; pa#ked, proses darah sesuai indikasi. Aasi ketat untuk
komplikasi transfusi.
<0 /eningkatkan jumlah sel pembaa oksigenH memperbaiki defisiensi untuk menurunkan resiko perdarahan. k)
:erikan oksigen tambahan sesuai indikasi.
<0 /emaksimalkan transpor oksigen ke jaringan. l)
iapkan inter'ensi pembedahan sesuai indikasi.
<0 7ransplantasi sumsum tulang dilakukan pada kegagalan sumsum tulang. !)
"ntoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
oksigen #pengiriman) dan kebutuhan.
7ujuan 3riteria hasil
0 Aktifitas dapat kembali normal. 0 /elaporkan peningkatan toleransi aktifitas (termasuk aktifitas sehari-hari),
menunjukkan penurunan tanda fisiologis intoleransi, misal nadi, pernafasan, dan 7D masih dalam rentang normal.
3aji kemampuan pasien untuk melakukan tugas; A3 normal, #atat laporan kelelahan,
keletihan, dan kesulitan menyelesaikan tugas. <0 /empengaruhi inter'ensi; bantuan. b)
3aji kehilangan; gangguan keseimbangan gaya jalan, kelemahan otot.
<0 /enunjukkan perubahan neurologi karena defisiensi 'itamin : 1$ mempengaruhi keamanan pasien; resiko #edera. #)
Aasi 7D, nadi, pernafasan, selama dan sesudah aktifitas. Catat respon terhadap tingkat
aktifitas (peningkatan denyut jantung; 7D, disritmia, pusing, dispnea, 7akipnea, dan sebagainya). <0 /anifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membaa jumlah oksigen adekuat ke jaringan. d)
:erikan lingkungan tenang. 6ertahankan tirah baring bila diindikasikan. 6antau dan
batasi pengunjung, 7elepon, dan gangguan berulang tindakan yang tak diren#anakan. <0 /eningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh dan menurunkan regangan jantung dan paru. e)
*bah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing.
<0 &ipotensi postural atau hipoksia serebral dapat menyebabkan pusing, berdenyut, dan peningkatan resiko #edera. f)
6rioritaskan jadal asuhan keperaatan untuk meningkatkan istirahat. pilih periode
istirahat dengan periode aktifitas.
<0 /empertahankan tingkat energi dan meningkatkan regangan pada sistem jantung dan pernafasan. g)
:erikan bantuan dalam aktifitas; ambulasi bila perlu, memungkinkan pasien untuk
melakukannya sebanyak mungkin. <0 /embantu bila perlu, harga diri ditingkatkan bila pasien melakukan sesuatu sendiri. h)
perlu. 7ingkatkan tingkat aktifitas sesuai toleransi. <0 /eningkatkan se#ara bertahap tingkat aktifitas sampai normal dan memperbaiki tonus otot; stamina tanpa kelemahan. /eningkatkan harga diri dan rasa terkontrol. i)
2unakan teknik penghematan energi, misal mandi dengan duduk, duduk untuk
melakukan tugas-tugas. <0 /endorong pasien melakukan banyak dengan membatasi penyimpangan energi dan men#egah kelemahan. j)
Anjurkan pasien untuk melakukan akti'itas bila palpitasi, nyeri dada, nafas pendek,
kelemahan, atau pusing terjadi. <0
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh terhadap berhubungan dengan
perubahan kemampuan untuk men%erna nutrien #penurunan tingkat kesadaran).
7ujuan
0 /endemonstrasikan pemeliharaan kemajuan peningkatan berat badan.
3riteria hasil
0 7idak mengalami tanda-tanda malnutrisi, dengan nilai laboratorium dalam
rentang normal.
3aji kemampuan pasien untuk mengunyah, menelan, batuk dan mengatasi sekresi. 0 aktor ini menentukan pemilihan terhadap jenis makanan sehingga pasien terlindungi
dari aspirasi. b) <
Auskultasi bising usus. 0 ungsi saluran #erna biasanya tak baik pada kasus #edera kepala. adi bising usus
membantu menentukan respon untuk makan atau berkembangnya komplikasi seperti paralitik illeus. #)
7imbang berat badan sesuai indikasi.
< 0 /enge'aluasi keefektifan atau kebutuhan mengubah pemberian nutrisi. d)
:erikan makanan dalam jumlah ke#il dan dalam aktu yang sering dan teratur.
<
0 /eningkatkan proses pen#ernaan dan toleransi pasien terhadap nutrisi yang diberikan
dan dapat meningkatkan kerjasama pasien saat makan. e)
7ingkatkan kenyamanan, lingkungan yang santai saat makan.
< 0 /eningkatkan nafsu untuk makan makanan yang disediakan. f) <
3aji feses, #airan lambung, muntah darah dan sebagainya. 0 6erdarahan sub akut ; akut dapat terjadi (ulkus lambung) dan perlu inter'ensi dan
metode alternatif pemberian makan. g) <
3onsultasi dengan ahli gi9i 0 /erupakan sumber yang efektif untuk mengidentifikasi kebutuhan kalori ; nutrisi
tergantung pada usia, berat badan, ukuran tubuh, keadaan penyakit sekarang ( trauma, penyakit jantung dan masalah metaboli# ). &)
'esiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi dan
neurologi #anemia)( gangguan mobilitas( defisit nutrisi.
7ujuan
0 7idak terjadi kerusakan integritas kulit.
3riteria hasil
0 /empertahankan integritas kulit.
3aji integritas kulit, #atat perubahan pada turgor, gangguan arna, hangat lokal,
eritema, ekskoriasi. <0 3ondisi kulit dipengaruhi oleh sirkulasi, nutrisi dan imobilisasi. aringan dapat menjadi rapuh dan #enderung untuk infeksi dan rusak. b)
*bah posisi se#ara periodik dan pijat permukaan tulang bila pasien tidak bergerak atau
di tempat tidur. <0 /eningkatkan sirkulasi ke semua area kulit membatasi iskemia jaringan; mempengaruhi hipoksia seluler. #)
Ajarkan permukaan kulit kering dan bersih. :atasi penggunaan sabun.
<0 Area lembab, terkontaminasi memberikan media yang sangat baik untuk pertumbuhan organisme patogenik. abun dapat mengeringkan kulit se#ara berlebihan dan meningkatkan iritasi. d)
:antu untuk latihan rentang gerak aktif atau pasif.
<0 /eningkatkan sirkulasi jaringan, men#egah stasis. 3olaborasi e)
2unakan alat pelindung
<0 /enghindari kerusakan kulit dengan men#egah; menurunkan tekanan terhadap permukaan kulit.
)
Konstipasi atau Diare berhubungan dengan penurunan masukan diet( perubahan
proses pen%ernaan( efek samping terapi obat.
7ujuan
0 7idak terjadi konstipasi atau diare.
3riteria hasil
0 ungsi usus dan pola eliminasiH konstipasi kembali normal.
a)
8bser'asi arna feses, konsistensi, frekuensi, dan jumlah
<0 /embantu mengindentifikasi penyebab; faktor pemberat dan inter'ensi yang tepat. b)
Auskultasi bunyi usus.
<0 :unyi usus se#ara umum meningkat pada diare dan menurun pada konstipasi. #)
Aasi masukan #airan $@%%-4%%% ml; hari dalam toleransi jantung.
<0 Dapat mengidentifikasi dehidrasi, kehilangan berlebihan atau alat dalam mengidentifikasi defisiensi diet. d)
&indari makanan yang membentuk gas.
<0 /enurunkan distres gastrik dan distensi abdomen. e)
3aji kondisi kulit perianal dengan sering, #atat perubahan dalam kondisi kulit atau mulai
kerusakan. ?akukan peraatan perianal setiap defekasi bila terjadi diare. <0 /en#egah ekskoriasi kulit dan kerusakan. 3olaborasi f)
3onsultasi dengan ahli gi9i untuk memberikan makanan diet seimbang dengan tinggi
serat dan bulk. <0 erat menahan en9im pen#ernaan dan mengabsorbsi air dalam alirannya sepanjang traktus intestinal dan dengan demikian menghasilkan bulk, yang bekerja sebagai perangsang untuk defekasi. g)
:erikan pelembek feses, stimulan ringan, laksatif pembentuk bulk atau enema sesuai
indikasi. 6antau keefektifan. <0 /empermudah defekasi bila konstipasi terjadi h)
:erikan obat antidiare (Difleno=ilat &idroklorida dengan atropin, dan obat
pengabsorbsi air (/etamu#il). <0 /enurunkan motilitas usus bila diare terjadi. E)
hemoglobin, leukopenia, penurunan granulasit, respon inflamasi tertekan), pertahanan utama tidak adekuat misal kerusakan kulit, statis #airan tubuhH prosedur in'asif, penyakit kronis, malnutrisi. 7ujuan
0 7idak terjadi infeksi
3riteria hasil
0 mengidentifikasi perilaku untuk men#egah; menurunkan resiko infeksi,
meningkatkan penyembuhan luka, bebas drainase purulen atau eritema dan demam.
7ingkatkan #u#i tangan yang baik bagi klien dan keluarga.
<0 /en#egah kontaminasi silang; kolonisasi bakterial. b)
6etahankan teknik aseptik pada prosedur; peraatan.
<0 /enurunkan kolonisasi infeksi bakteri. #)
:erikan peraatan kulit, perianal dan oral dengan #ermat.
<0 /enurunkan resiko kerusakan kulit; jaringan dan infeksi. d)
Dorong perubahan posisi; ambulasi yang sering, latihan batuk dan nafas dalam.
<0 /eningkatkan 'entilasi semua segmen paru dan membantu memobilisasi sekresi untuk men#egah pneumonia. e)
7ingkatkan masukan #airan adekuat.
<0 /embantu dalam pengen#eran sekret pernafasan untuk mempermudah pengeluaran dan men#egah stasis #airan tubuh. f)
6antau; batasi pengunjung. :erikan isolasi bila memungkinkan.
<0 /embatasi pemajanan pada bakteri; infeksi. g)
6antau suhu. Catat adanya menggigil dan takikardia dengan atau tanpa demam.
<0 Adanya proses inflamasi; infeksi membutuhkan e'aluasi; pengobatan. h)
Amati eritema.
<0 ndikator infeksi lokal. 3olaborasi i)
Ambil spesimen untuk 3ultur; sensiti'itas sesuai indikasi.
<0 /embedakan adanya infeksi, mengidentifikasi patogen khusus dan mempengaruhi pilihan pengobatan. j)
:erikan aseptik topikalH antibiotik sistemik.
<0 /ungkin digunakan se#ara profilaktik untuk menurunkan kolonisasi atau untuk pengobatan proses infeksi lokal. *)
Kurang pengetahuan #kebutuhan belajar) tentang kondisi prognosis( dan
kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang terpajan mengingat( salah interpretasi informasi( tidak mengenal sumber+sumber informasi.
7ujuan
0 :erpartisipasi dalam proses belajar.
3riteria &asil 0 - /engungkapkan pemahaman tentang kondisi, aturan pengobatan, potensial komplikasi
- /emulai perubahan gaya hidup baru dan atau keterlibatan dalam program rehabilitasi. - /elakukan prosedur yang diperlukan dengan benar.
+'aluasi kemampuan dan kesiapan untuk belajar dari pasien dan keluarganya. 0 /emungkinkan untuk menyampaikan bahan yang didasarkan atas kebutuhan se#ara
indi'idual. b)
:erikan kembali informasi yang berhubungan dengan proses trauma dan pengaruh
sesudahnya. < 0 /embantu dalam men#iptakan harapan yang realistis dan meningkatkan pemahaman pada keadaan saat ini dan kebutuhannya. #)
:erikan kembali atau berikan penguatan terhadap pengobatan yang diberikan sekarang.
< 0 Akti'itas, pembatasan, pengobatan; kebutuhan terapi yang diberikan; disusun atas dasar pendekatan antar disiplin dan e'aluasi yang amat penting untuk perkembangan pemulihan atau pen#egahan terhadap komplikasi. d)
Diskusikan ren#ana untuk memenuhi kebutuhan peraatan diri.
< 0 :erbagai tingkat bantuan mungkin perlu diren#anakan yang didasarkan atas kebutuhan yang bersifat indi'idual. e)
Diskusikan dengan pasien dan orang terdekat perkembangan dan gejala seperti
mun#ulnya tanda dan gejala yang pernah dialaminya saat trauma terjadi. <
0 Dapat menjadi tanda adanya eksaserbasi respon pas#a traumatik yang dapat terjadi
dalam beberapa bulan sampai beberapa tahun setelah mengalami trauma. f)
dentifikasi sumber-sumber yang berada di masyarakat seperti kelompok penyokong,
pelayanan sosial, fasilitas rehabilitasi, program pasien di luar rumah sakit. <
0 Diperlukan untuk memberi bantuan se#ara fisik, penanganan di rumah, perubahan
dalam gaya hidup, baik se#ara emosional maupun se#ara finansial.
DA7A< 6*7A3A
:runner I uddarth. $%%$. Buku "#ar ke$eratan medikal beda%& edisi ' ol . akarta0 +2C Carpenito, ?.. $%%%. *iagnosa +e$eraatan& "$likasi $ada Praktik +linis& edisi , . akarta0 +2C ohnson, /., et all. $%%%. Nursing -utcomes lassi/ication (N-) !econd 0dition. e ersey0 *pper addle
,AP-'A P/DA0,A
A/2"A AP,A34"K
5inda ordiana 3antoso 1&61166611 ""A
K/2/4/'"A K/3/0A4A '/PB,"K "D-/3"A P-,"4/K"K K/3/0A4A K/2/K/3 2A,A7 8'3A K/P/'A9A4A P'-D" D""" K/P/'A9A4A 2A,A7 2ei !61: