Learning Task Asuhan Keperawatan Gangguan Reproduksi Pria Tanggal 27 Maret 2012 1.
Seorang klien datang ke poliklinik kulit dan kelamin RS Sayang Pasien dengan keluhan
benjolan pada testis, rasa sesak pada skrotum. Di RS dilakukan pemeriksaan hormon Human H uman Korionik Gonadotropin dan α-fetoprotein dan didapatkan peningkatan kadar hormon tersebut. •
Gangguan/penyakit apa yang mungkin muncul berdasarkan tanda dan gejala klien?
•
Buatlah konsep dasar penyakit (definisi, patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis, penataklaksanaan, dll) dari munculnya gejala-gejala tersebut!
•
Buatla Buatlah h asuhan asuhan keperaw keperawata atan n dari dari penyakit penyakit terseb tersebut ut (lengk (lengkapi api dengan dengan pathway pathway))
KONSEP DASAR PENYAKIT
1.
Definisi Ca Testis
Ca Test Testis is adal adalah ah pertu pertumb mbuha uhan n selsel-se sell ganas ganas di dala dalam m test testis is (bua (buah h zaka zakar) r),, yang yang bisa bisa meny enyebab ebabka kan n
tes testis tis
membe embesa sarr
atau atau
meny enyebab ebabka kan n
adan adany ya
benj benjol olan an
di
dal dalam
skrotu skrotum( m(kant kantung ung zakar). zakar).Kan Kanker ker testi testikul kuler, er, yang yang menempa menempati ti pering peringkat kat pertam pertamaa dalam dalam kematian akibat kanker diantara pria dalam kelompok umur 20 sampai 35 tahun, adalah kanker yang paling umum pada pria yang berusia 15 tahun hingga 35 tahun dan merupakan malignansi yang paling umum kedua pada kelompok usia 35 tahun hingga 39 tahun.
2.
Patofisiologi Ca Testis
Penyebab Penyebabnya nya yang yang pasti pasti tidak tidak diketa diketahui hui,, tetapi tetapi ada bebera beberapa pa faktor faktor yang yang menunja menunjang ng terjadi terjadinya nya kanker kanker testis testis..
Testis Testis undesens undesensus us (testi (testiss yang yang tidak tidak turun turun ke dalam dalam skrotu skrotum) m)
walaupun telah dikoreksi dengan operasi. Sindroma Klinefelter (suatu kelainan kromosom seksua seksuall yang yang ditand ditandai ai dengan dengan rendahn rendahnya ya kadar kadar hormon hormon pria, pria, kemand kemandula ulan, n, pembes pembesara aran n payudara (ginekomastia) dan testis yang kecil). Perkembangan testis yang abnormal. Testis desensus dan sindroma klinefelter ini dapat menyebabkan diferensiasi dan proliferasi dari testis testis yang terganggu sehingga sehingga sel leydig leydig yang ada didalam didalam testis testis tersebut tersebut tidak mampu untuk untuk menghas menghasilk ilkan an hormon hormonee testos testoster terone one dalam dalam jumlah jumlah yang yang cukup, cukup, dimana dimana hormon hormonee testosterone ini berfungsi dalam proses diferensiasi dari vas deferen dan vesika seminalis. FSH dan ICSH akan dilepaskan oleh kelenjar hipofisis berfungsi dalam spermatogenesis. Karena Karena ketida ketidakse kseimb imbang angan an hormon hormon ini kelenj kelenjar ar hipofi hipofisis sis mengal mengalami ami suatu suatu mekanis mekanisme me kompensasi untuk dapat memenuhi ketidakseimbangan hormone FSH dan ICSH tersebut. Mekanisme kompensasi tersebut menyebabkan ICSH tersebut meningkat dalam jumlah yang banyak untuk merangsang sel leydig untuk terus mengahasilkan hormone testosterone. Akibat sel leydig tersebut terus dipacu, sel leydig tersebut bertambah banyak dan tidak terkontrol yang dapat menjadi kaganasan sehingga testis terus membesar.
Tumor testis pada mulanya berupa lesi intratestikuler yang akhinya mengenai seluruh parenkim testis. Sel-sel tumor kemudian menyebar ke rete testis, epididimis, funikulus spermatikus, atau bahkan ke kulit scrotum. Tunika albugenia merupakan barrier yang sangat kuat bagi penjalaran tumor testis ke organ sekitarnya, sehingga kerusakan tunika albugenia oleh invasi tumor membuka peluang sel-sel tumor untuk menyebar keluar testis. Kecuali kariokarsinoma, tumor testis menyebar melalui pembuluh limfe menuju ke kelenjar limfe retroperitoneal (para aorta) sebagai stasiun pertama, kemudian menuju ke kelenjar mediastinal dan supraclavikula, sedangkan kariokarsinoma menyebar secara hematogen ke paru-paru (anonim, 2010). Kanker testis ini menyebabkan kerusakan jaringan saraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, ini terjadi karena adanya penekanan pada saraf di daerah testis sehingga menyebabkan nyeri. Dalam proses pertumbuhan sel kanker memerlukan energi yang lebih banyak sehingga tubuh berkompensasi dengan Hipermetabolik. Faktor lainnya yang kemungkinan menjadi penyebab dari kanker testis tetapi masih dalam taraf penelitian adalah pemaparan bahan kimia tertentu dan infeksi oleh HIV, infeksi genetik dan endokrin. Jika di dalam keluarga ada riwayat kanker testis, maka resikonya akan meningkat. Kanker testis jarang dijumpai pada pria berkulit berwarna dan angka kematian tidak lebih dari 1%. Kanker ini akan menyebar ke limfonodus dan kemungkinan ke paru-paru, hati, visera, dan tulang. Sebanyak 1% dari semua kanker pada pria merupakan kanker testis. Kanker testis merupakan kanker yang paling sering ditemukan pada pria berusia 15 sampai 40 tahun.
3. Epidemiologi
Ca testis
Ca testis adalah salah satu dari sedikit neoplasma yang dapat didiagnosis secara akurat melalui pemeriksaan penanda tumor ( tumor marker ) pada serum pe nde rita yaitu pemeriksaan human chorionic gonadotropin (bhCG) dan α-fetoprotein (AFP).Insiden kanker testis memperlihatkan angka yang berbeda-beda di tiap negara, begitu pula pada setiap ras dan tingkat sosio ekonomi. Kemungkinan seorang laki-laki kulit putih untuk terkena kanker testi. Puncak insiden kasus Ca testis terjadi pada usia-usia akhir remaja sampai usia awal dewasa ( 20-40
tahun ), padaakhir usia dewasa ( Lebih dari 60 tahun ) dan pada anak ( 010 tah un ). Sec ara kes elu ruh an insiden tertinggi kasus tumor testis terjadi pada pr ia dew as a muda, ha l in i memb uat Ca in i menjadi noeplasma tersering mengenai pria usia 20-34 tahun dan tumor tersring kedua pada priausia 35-40 tahun di Amerika Serikat dan Inggris Raya.Kanker testis sedikt lebih sering terjadi pada testis kanan dibanding testis kiri, ini berhubungan dengan lebih tingginya insidensi kriptoidosme pada testis kanan dibanding testis kiri. Pada tumor primer testis 2-3 % adalah tumor testis bilateral dan kira-kira 50% terjadi pada pria de-ngan riwayat kriptokidsme unilateral ataupun bilateral. Jika tumor testis sekunder dising-kirkanmaka insiden tumor testis primer bilateral 1 – 2,8 % dari seluruh kasus tumor sel germinal testis.
4.
Etiologi Ca Testis
Kebanyakan Ca Testis terjadi pada usia di bawah 40 tahun. Penyebabnya yang pasti tidak diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang menunjang terjadinya kanker testis: 1.
Testis undesensus (testis yang tidak turun ke dalam skrotum)
2.
Perkembangan testis yang abnormal.
3.
Sindroma Klinefelter (suatu kelainan kromosom seksual yang ditandai dengan rendahnya kadar hormon pria, kemandulan, pembesaran payudara (ginekomastia) dan testis yang kecil).
4.
Faktor lainnya yang kemungkinan menjadi penyebab dari kanker testis tetapi masih dalam taraf penelitian adalah pemaparan bahan kimia tertentu dan infeksi oleh HIV. Jika di dalam keluarga ada riwayat kanker testis, maka resikonya akan meningkat. 1% dari semua kanker pada pria merupakan kanker testis. Kanker testis merupakan kanker yang paling sering ditemukan pada pria berusia 15-40 tahun. Kanker testis dikelompokkan menjadi:
1. Seminoma : 30-40% dari semua jenis tumor testis. Biasanya ditemukan pada pria berusia 30-40 tahun dan terbatas pada testis. 2. Non-seminoma: merupakan 60% dari semua jenis tumor testis. Dibagi menjadi subkategori: a.
Karsinoma embrional: sekitar 20% dari kanker testis, terjadi pada usia 20-30 tahun dan sangat ganas. Pertumbuhannya sangat cepat dan menyebar ke paru-paru dan hati.Tumor yolk sac: sekitar 60% dari semua jenis kanker testis pada anak laki-laki.
b.
Teratoma: sekitar 7% dari kanker testis pada pria dewasa dan 40% pada anak lakilaki. - Koriokarsinoma.
Tumor sel stroma: tumor yang terdiri dari sel-sel Leydig, sel sertoli dan sel granulosa. Tumor ini merupakan 3-4% dari seluruh jenis tumor testis. Tumor bisa menghasilkan hormon estradiol, yang bisa menyebabkan salah satu gejala kanker tes-tis, yaitu ginekomastia.
5. Klasifikasi Ca Testis
Terdapat dua kelompok besar tumor testicular yaitu: tumor sel germinal (GCT) yang berasal dari sel-sel yang memproduksi sperma dan dibatasi oleh tubulus seminifurus dengan jumlah 95% dan dua sex cord tumors yang berasal dari sel-sel penunjang testis spesialis maupun yang nonspesialis dengan jumlah kurang dari 5%. GCT secara luas dibagi dalam subtipe seminoma dan nonseinoma untuk rencana pengobatan karena seminoma lebih sensitif terhadap terpi radiasi. Seminoma adalah tipe GCT yang paling sering 50%, cenderung untuk tumbuh lebih lambat dan timbul pada decade keempat kehidupan. Secara umum nonseminoma lebih agresif dari pada seminoma dan timbul lebih sering ketika pria berusia tiga puluhan. Kira-kira 75% terbatas pada testis ketika pertama kali didiagnosis, sedangkan sekitar 75% nonseminoma telah menyebar kekelenjar limfe ketika terdiagnosa. Terdapat empat subtipe nonseminoma: tertatoma yolk sac, kariokarinoma, dan variasicampuran tipetipe ini. Teratoma memiliki risiko metastasis yang paling rendah sedangkan koriokarsinoma
mempunyai resiko yang paling tinggi, tipe sel lain memiliki resiko diantaranya. Sel-sel ini menghasilkan alfa fetoprotein (AFP) dan hCG yang ber fungsi sebagai penanda tumor. Pengobatan dan prognosis / laju remisi(%) Stadium
Perluasan penyakit
Seminoma
nonseminoma
I
Terbatas pada testis
Iradiasi (98%)
RPLND
atau
observasi (>95%) II
Mengenai testis dan kelenjar
Iradiasi (90%)
RPLND (>95%)
Iradiasi
RPLND
limfe
retroperitoneal IIa
Kelenjar
getah
bening >2cm
kemoterapi
atau sering
kali oleh RPLND IIb
Kelenjar
getah
Iradiasi
bening 2-5 cm
RPLND kemoterapi
± atau
kemoterapi dilanjutkan dengan RPLND IIc
Kelenjar > 5cm
Kemoterapi
Kemoterapi
III
Metastasis jauh
Kemoterapi (80%)
Kemoterapi (70%)
6.
Manifestasi klinis Ca Testis
Gejala yang timbul dengan sangat bertahap dengan masa atau benjolan pada testis yang secara umum pembesaran testis yang tidak nyeri. Pasien dapat mengeluh rasa sesak pada bagian sekrotum ini mungkin di sebabkan karena ruang skrotum yang terdesak karenan
pertumbuhan masa tumor ini, selain itu juga dapat di temukan sakit pinggang akibat peluasan nodus retroperineal, nyeri abdomen, penurunan berat badan akibat nutrisi bagi sel di ambil oleh sel tumor yang berkembang, dan kelemahan, apa bila terjadi metastasis gejalanya yang timbul akan menyesuaikan dengan organ yang terkena tumor, misalnya bermetastasis ke paru mingkin akan menyebabkan penurunan fungsi paru.
7. Pemeriksaan fisik dan diagnostic Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan testis mandiri (PTM) harus dilakukan 1 kali setiap bulan. Pemeriksaan ini tidak sulit juga tidak memerlukan waktu yang lama. Paling sesuai dilakukan adalah setelah mandi hangat atau mandi pancur ketika skrotum dalam keadaan lebih rileks. Langkah – langkah pemeriksaan : 1. Gunakan kedua tangan untuk meraba testis. Testis yang normal adalah berkonsistensi lembut dan kerasnya merata. 2. Dengan jari telunjuk dan jari tengah di bawah testis dan ibu jari di atas, putar testis dengan perlahan dalam bidang horizontal antara ibu jari dan jari – jari. 3. Rasakan terhadap adanya setiap bentuk benjolan kecil atau abnormalitas. 4. Ikuti prosedur yang sama dan palpasi ke arah atas sepanjang testis. 5. Temukan epididymis, struktur seperti tali pada bagian atas dan belakang testis yang menyimpan dan mentranspor sperma. 6. Ulangi pemeriksaan untuk testis lainnya adalah normal untuk menemukan bahwa testis yang satu lebih besar dari testis lainnya. 7. Jika anda menemukan adanya benjolan kecil, sebesar kacang, konsulkan dokter anda. Kemungkinan hal tersebut adalah suatu infeksi atau pertumbuhan tumor. (smeltzer ; 2001) Pemeriksaan diagnostik -
USG Skrotum
-
Pemeriksaan darah untuk petanda tumor AFP (Alfa Fetoprotein), HCG (Human Choioric Gonadotropin) yang mungkin meningkat pada pasien dengan kanker testis.
-
Teknik imunositokimia yang terbaru dapat membantu mengidentifikasi sel – sel yang tampaknya mneghasilkan penanda kanker.
-
Urografi intravena untuk mendeteksi segala bentuk penyimpangan uretral yang disebabkan oleh massa tumor.
-
Limfangiographi untuk mengkaji keluasan penyebaran tumor ke system limfatik
-
Pemindai CT dada dan abdomen untuk menentukan keluasan penyakit dalam paru – paru dan retroperineum.
-
Biopsy jaringan.
8.
Penatalaksanaan Ca Testis
Tujuan penatalaksanaan adalah untuk menyingkirkan penyakit dan mencapai penyembuhan. Testis diangkat dengan orkhioektomi melalui suatu insisi inguinal dengan ligasi tinggi korda spermatikus. Prostesis yang terisi dengan gel dapat ditanamkan untuk mengisi testis yang hilang. Setelah orkhioektomi unilateral untuk kanker testis sebagian besar pasien tidak mengalami kerusakan fungsi endokrin. Diseksi nodus limfe retroperineal (RPLND) untuk mencegah penyebaran kanker melalui jalur limfatik mungkin dilakukan setelah orkhioektomi. Iradiasi nodus limfe pascaoperatif dari diafragma sampai region iliaka digunakan untuk mengatasi seminoma dan hanya diberikan pada tempat tumor saja. Radiasi juga digunakan untuk pasien yang tidak menunjukkan respon terhadap kemoterapi atau bagi mereka yang tidak direkomendasikan untuk dilakukan pembedahan nodus limfe Karsinoma testis sangat responsive terhadap terapi medikasi. Kemoterapi multiple dengan sisplantin dan preparat lainnya seperti vinblastin, bleomisin, daktinomisin dan siklofosfamid memberikan persentase remisi yang tinggi. Penatalaksanaan lain :
•
Untuk kanker testis dilakukan pembedahan untuk mengangkat testis yang terkena. Diberikan radiasi dan kemoterapi.
•
Pada pria dengan kanker testis dilakukan pemeriksaan sinar-X toraks dan biopsy kelenjar limfe untuk menyingkirkan metastasis.
9.
Komplikasi Ca testis •
•
Infertilitas Nyeri pinggang terus menerus
•
Sesak nafas
•
Nafas cepat
•
Nyeri tulang
•
Penurunan libido
•
Impotensi
•
Penurunan berat badan
10.
Prognosis Ca Testis
Prognosis bergantung pada luasnya penyakit pada waktu diagnosis serta bergantung pada lokasi (gonad dan ekstragonad). Dengan terapi modern 70%-80% dari semua penderita yang ganas akan hidup tanpa penyakit, 5 tahun setelah diagnosis. Untuk penderita dengan penyakit
yang terlokalisasi dan prognosis amat baik, percobaan mutakhir difokuskan
untuk
meminimalkan toksisitas. Hasil terapi kurang baik (angka ketahanan hidup 5 tahun adalah 40%-70%) untuk penderita dengan penyakit lanjut, dan penelitian difokuskan pada pengintensifan terapi. Beberapa penderita dengan penyakit berulang dapat mencapai remisi atau sembuh dengan terapi penyelamatan /salvae therapy. (Nelson, E. Waldo. 2000). Penyakit kemungkinan dapat disembuhkan karena kemajuan dalam diagnosis dan pengobatan ( Suzanne, 2001).
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian
Adapun yang harus dikaji pada pasien CA TESTIS adalah Aktivitas/istirahat
Gejala: Kelemahan dan/atau keletihan. Perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur pada malam hari; adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur, misalnya nyeri, ansietas, berkeringat malam. Keterbatasan
partisipasi
dalam
hobby,
latihan.
Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan,
Sirkulasi
tingkat stress tinggi. Gejala: Palpitasi,
nyeri
dada
pada
pengerahan
kerja.
Kebiasaan: Perubahan pada tekanan darah. Gejala: Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stress (misalnya merokok, minum alkohol, menunda mencari
Integritas ego
pengobatan,
keyakinan
religious/spiritual).
Masalah tentang perubahan dalam penampilan, misalnya alopesia, lesi cacat, pembedahan. Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan control, depresi. Tanda: Menyangkal, menarik d iri, marah. Gejala: Perubahan pada pola defekasi, misalnya darah pada feses,
Eliminasi
nyeri pada defekasi. Perubahan eliminasi urinarius, misalnya nyeri atau rasa terbakar pada saat berkemih, hematuri, sering berkemih. Tanda: Perubahan pada bising usus, distensi abdomen. Gejala: Kebiasaan diet buruk (misalnya rendah serat, tinggi lemak, adiktif,
Makanan/cairan
Nyeri/kenyamanan
Pernapasan
Keamanan
pengawet).
Anoreksia,
mual/muntah.
Intoleransi
makanan. Perubahan pada berat badan; penurunan berat badan, kakeksia,
Neurosensori
bahan
berkurangnya
massa
otot.
kelembaban/turgor kulit; edema. Gejala: Pusing; sinkope. Gejala: Tidak ada nyeri, atau
Tanda:
derajat
Perubahan
bervariasi,
pada
misalnya
ketidaknyamanan ringan sampai nyeri berat (dihubungkan dengan proses penyakit). Gejala: Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seseorang yang merokok) Pemajanan asbes Gajala: Pemajanan pada
kimia
toksik,
karsinogen.
Pemajanan matahari lama/berlebihan. Tanda: Demam. Ruam kulit, ulserasi. Gejala: Masalah seksualitas, misalnya dampak pada hubungan,
Seksualitas
perubahan pada tingkat kepuasan. Nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun. Multigravida, pasangan seks multiple, aktivitas seksual dini. Herpes genital.
Gejala: Riwayat
Interaksi sosial
Ketidakadekuatan/kelemahan perkawinan
(berkenaan
dengan
sistem
pendukung.
kepuasan
di
rumah,
dukungan, atau bantuan). Masalah rentang fungsi/tanggung jawab peran. Gejala: Riwayat kanker pada keluarga, misalnya ibu atau bibi dengan kanker payudara. Sisi primer: penyakit primer dalam rumah tangga
Penyuluhan/pembelajaran
ditemukan/didiagnosis. Penyakit metastatik: sisi tambahan yang terlibat; bila tidak ada, riwayat alamiah dari primer akan memberikan informasi penting untuk mencari metastatik.
2. Analisa data
Data DS: •
Etiologi
Masalah Keperawatan Ca testis
Klien mengeluh nyeri pada bagian pinggang yang
sudah
epididimis, funikulus
berlangsung lama. •
Nyeri dengan
dirasakan skala
Menyebar ke rete testis,
5
spermatikus, skrotum Kerusakan tunika albugenia
(rentang skala 1-10) •
Klien
mengatakan
nyeri sudah dirasakan
Metastasis tumor Perluasan lewat nodus limfe
Nyeri kronis
7 bulan yll yang hilang timbul. •
Klien
ke daerah retroperineal Proses desak ruang di daerah
mengatakan
kadang-kadang
retroperineal
susah
tidur akibat nyeri yang
Kerusakan jaringan sekitar retroperineal
dirasakan.
DO :
Pengeluaran mediator kimiawi
•
Klien terlihat meringis
•
Klien
tampak
seperti histamine, serotonin, prostaglandin
melindungi area nyeri (area pinggang bagian Respon nyeri pada pinggang
belakang)
Nyeri kronis Data
Etiologi
DS:
Kanker testis -
Klien
mengatakan
libido menurun -
Klien
mengatakan
dirinya impoten DO: -
Pembesaran testis
Gangguan pembentukan progesterone
Penurunan libido, impotesi
Masalah Keperawatan Disfungsi seksual
Disfungsi seksual Data
Etiologi
Masalah keperawatan
DS :
Kurangnya paparan informasi
kurang Pengetahuan
-
Klien
mengatakan
kurang tahu tentang
mengenai penyakit, pengobatan
penyakitnya, pengobatan
yang
diberikan,
dan
pencegahannya
DO :
Pengungkapan masalah tentang penyakit
Kurang Pengetahuan
- Klien tampak gelisah - Klien sering bertanya kepada tenaga medis -
Tidak patuh terhadap terapi yang diberikan
3.
Diagnosa keperawatan
1. Nyeri kronis berhubungan dengan ketidakmampuan fisik-psikososial kronis (kanker) ditandai dengan px mengeluh nyeri tumpul pada area testis, depresi, kelelalahan, gangguan aktifitas, perubahan pola tidur 2. Disfungsi seksual b.d perubahan struktur tubuh t.d perubahan dalam mencapai kepuasan sosial, Keletihan b.d malnutrisi t.d klien mengeluh kekurangan energi, letargi, kelelahan 3. Kurang pengetahuan b.d kurangnya pajanan informasi tentang penyakitnya t.d klien bertanya-tanya tentang penyakitnya, klien tampak bingung
4. Pola napas tidak efektif b.d metastase kanker ke paru t.d klien mengeluh sesak, peningkatan RR >20 x/menit, penggunaan NCH, penggunaan otot bantu 5. Gangguan rasa nyaman (terasa sesak pada daerah skrotum atau inguinal) ditandai dengan ansietas, klien menagis, klien mengatakan tidak nyaman, terganggunya pola tidur, iritabilitas 6. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d actor biologi t.d berat badanmenurun >20% dari batas ideal, kehilangan masa otot, kurangnya keinginan untuk makan 7. Ansietas b.d perubahan status kesehatan ditandai dengan klien mengeluh cemas, iritabilitas, kurang istirahat 8. Gangguan citra tubuh b.d penyakit t.d klien mengeluh malu terhadap sakit di testis, klien menunjukkan respon non verbal perubahan perilaku 9. Risiko kerusakan intergritas kulit b.d perubahan sirkulasi
4. Intervensi
1.
Nyeri kronis berhubungan dengan ketidakmampuan fisik-psikososial kronis
(kanker) ditandai dengan px mengeluh nyeri tumpul pada area testis, depresi, kelelalahan, gangguan aktifitas, perubahan pola tidur
. TUJUAN Tujuan :
Setelah
INTERVENSI asuhan 1. NIC Label >> Pain Management
diberikan
keperawatan selama …. Diharapkan nyeri
1. Observasi respon verbal dan nonverbal pasien
terkontrol dengan kriteria hasil:
terhadap nyeri
NOC Label >> Depression Level
2. Monitor kepuasan pasien terhadap manajemen
1. Tidak ada mood depresi 2. Ketertarikan
terhadap
nyeri aktivitas
meningkat
3. Tingkatkan istirahat dan tidur yang adekuat 4. Kelola analgetik
3. Tidak ada gangguan konsentrasi
5. Jelaskan pada pasien penyebab nyeri
4. Tidak ada keletihan
6. Ajarkan teknik nonfarmakologis (relaksasi,
5. Tidak ada gangguan tidur
masase punggung)
NOC Label >> Pain Control 1. Pasien melaporkan nyeri terkontrol 2. Pasien menyadari onset nyeri
2. NIC Label >> Analgetic Administration •
3. Pasien mampu menentukan factor penyebab nyeri
derajat nyeri sebelum pemberian obat •
NOC Label >> Pain Level
dan ungkapan secara verbal
•
Cek riwayat alergi
•
Pilih analgetik yang diperlukan atau kombinasi
2. Tidak ada tegangan otot tidak
mengerang
Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis dan frekuensi
1. Tidak ada ekspresi menahan nyeri
3. Pasien
Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan
dari analgetik ketika pemberian lebih dari satu dan
•
menangis
Tentukan pilihan analgetik tergantung tipe dan beratnya nyeri
•
Tentukan analgetik pilihan, rute pemberian dan dosis optimal
•
Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur
•
Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian anlgetik pertama kali
•
Berikan analgetik tepat waktu terutama saat
nyeri hebat •
Mengvaluasi efektifitas analgetik, tanda dan gejala (efek samping)
3. NIC Label >> Vital Sign Monitoring •
Monitor tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh, dan status pernapasan yang sesuai
•
Monitor tekanan darah pasien setelah minum obat
•
Pantau dan laporkan tanda dan gejala dari hipothermia dan hiperthermia
•
Monitor kualitas denyut nadi
•
Monitor irama dan denyut jantung
•
Monitor irama pernapasan
•
Monitor warna kulit, suhu tubuh, dan kelembaban
Mengidentifikasi
kemungkinan
penyebab dari
perubahan tanda-tanda vital
2.
Disfungsi seksual b.d perubahan struktur tubuh t.d perubahan dalam mencapai
kepuasan sosial, Keletihan b.d malnutrisi t.d klien mengeluh kekurangan energi, letargi, kelelahan
TUJUAN Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama … x 24 jam, diharapkan disfungsi seksual klien dapat diatasi, dengan criteria hasil :
INTERVENSI <> 1. Menentukan jumlah rasa bersalah seksual yang berhubungan
dengan
persepsi pasien
tentang
<> •
faktor-faktor penyebab penyakit
Klien mampu mencapai gairah seksual 2. Merujuk pasien ke ahli terapi seks (Skala 5). 3. Membahas obat berpengaruh pada seksualitas
•
Klien mampu ereksi (Skala 5).
•
Klien mampu mencapai gairah untuk 4. Membahas pengetahuan pasien tentang seksualitas orgasme(Skala 5).
•
secara umum
Klien mampu mengekspresikan minat
5.
seksual (skala 5) •
Klien
mampu
6.
Klien merasakan kepuasan pada dirinya (Skala 5) Klien
mampu
Menggunakan humor dan mendorong pasien untuk menggunakan humor untuk meredakan kecemasan atau rasa malu
7. Menyertakan pasangan / partner seksual dalam menyesuaikan
diri
terhadap perubahan fungsi tubuh. (skala 5) •
diperlukan dalam
mengungkapkan
<>
•
yang
kegiatan seksual
kenyamanan seksual. (skala 5).
•
Membahas modifikasi
Klien mampu menyesuaikan diri
konseling sebisa mungkin. <> 1. Menjelaskan anatomi dan fisiologi manusia dari wanita dan pria.
terhadap perubahan status kesehatan (Skala 5)
2. Menjelaskan
anatomi
fisiologi
dan
anatomi
reproduksi manusia. 3. Orang tua mendukung peran sebagai pendidik sexulity utama anak-anak mereka. <> 1. Membantu pasien untuk fokus pada bidang kehidupan
keberhasilan
berhubungan
status kesuburan 2. Membantu dengan prosedur fertilisasi 3.
Menjadwalkan tindak lanjut tes
dengan
3. Kurang pengetahuan b.d kurangnya pajanan informasi tentang penyakitnya t.d klien bertanya-tanya tentang penyakitnya, klien tampak bingung
TUJUAN INTERVENSI Setelah diberikan asuhan keperawatan Label NIC : Health Education selama ….x 24 jam diharapkan keluarga pasien menunjukkan pengetahuan tentang proses penyakit dan terapi dengan criteria
•
Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga
•
Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi,
hasil :
dengan cara yang tepat. Label NOC : Knowledge : Disease
•
Process
tepat
•
Mampu mengetahui proses
•
•
nilai menengah (skala 3) •
Mengetahui
efek
•
penyakit ( skala 5) NOC
•
:
Knowledge
:
Health
Promotion Pengetahuan tentang pencegahan dan mengontrol infeksi
Sediakan
bagi
keluarga
informasi
tentang
kemajuan pasien dengan cara yang tepat
Pengobatan - pengobatan
untuk mencegah komplikasi dari
Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
dari
penyakit anak klien (skala 5)
Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat
penyakit secara spesifik dengan
Label
Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang
•
Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
•
Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat
Evaluasi
DIAGNOSA EVALUASI 1.Nyeri kronis berhubungan dengan NOC Label >> Depression Level ketidakmampuan
fisik-psikososial
1. Tidak ada mood depresi
kronis (kanker) ditandai dengan px
2. Ketertarikan terhadap aktivitas meningkat
mengeluh nyeri tumpul pada area
3. Tidak ada gangguan konsentrasi
testis, depresi, kelelalahan, gangguan
4. Tidak ada keletihan
aktifitas, perubahan pola tidur
5. Tidak ada gangguan tidur NOC Label >> Pain Control 1. Pasien melaporkan nyeri terkontrol 2. Pasien menyadari onset nyeri 3. Pasien mampu menentukan factor penyebab nyeri NOC Label >> Pain Level 1. Tidak
ada
ekspresi
menahan
nyeri
dan
ungkapan secara verbal 2. Tidak ada tegangan otot 3. Pasien tidak mengerang dan menangis 2.Disfungsi seksual b.d perubahan <> struktur tubuh t.d perubahan dalam
•
Klien mampu mencapai gairah seksual (Skala 5).
mencapai kepuasan sosial, Keletihan
•
Klien mampu ereksi (Skala 5).
•
Klien
b.d malnutrisi t.d klien mengeluh kekurangan energi, letargi, kelelahan
mampu
mencapai
gairah
untuk
orgasme(Skala 5). •
Klien mampu mengekspresikan minat seksual (skala 5)
•
Klien
mampu
mengungkapkan
kenyamanan
seksual. (skala 5). << NOC LABEL : Body Image>> •
Klien merasakan kepuasan pada dirinya (Skala 5)
•
Klien
mampu
menyesuaikan
diri
terhadap
perubahan fungsi tubuh. (skala 5). •
Klien
mampu
menyesuaikan
diri
terhadap
perubahan status kesehatan (Skala 5)
3. Kurang pengetahuan b.d kurangnya Kurang Pengetahuan pajanan informasi tentang penyakitnya t.d
klien
bertanya-tanya
tentang
•
Mampu mengetahui proses penyakit secara spesifik dengan nilai menengah (skala 3)
penyakitnya, klien tampak bingung •
Mengetahui efek dari penyakit anak klien (skala 5)
•
Pengobatan - pengobatan
untuk mencegah
komplikasi dari penyakit (skala 5) •
Pengetahuan
tentang
mengontrol infeksi
pencegahan
dan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Karsinoma Testis Online http://www.scribd.com/doc/32055135/Ca-testis. (akses : 26 Maret 2012) Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC Dochterman, Joanne McCloskey. 2004. Nursing Interventions Classification (NIC) Fourth Edition. St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier Moorhead, Sue. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC) Fourth Edition. St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier NANDA Internasional 2010. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-2011. Jakarta: EGC Price, Sylvia Anderson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit vol 2; edisi 6. Jakarta: EGC Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC
.