Terapi Antibiotik Sistemik pada Perawatan Periodontitis Abstrak
Periodontitis secara umum ditandai oleh adanya inflamasi pada jaringan penduduk gigi, yang mengakibatkan terjadinya perpindahan epitel juctional epitel juctional ke ke arah apikal sepanjang permukaan akar dan kerusakan yang progresif dari ligament periodontal dan tulang alveolar. Meskipun bakteri yang terdapat terdapat dalam subgingiva subgingiva dental biofilm merupakan etiologi utama dari periodontitis, periodontitis, namun namun respon respon imun dari host memodulasi memodulasi perkembangan kondisi baik menuju penyembuhan maupun kerusakan. Karena sifat infeksius dari penyakit periodontitis dan hasil yang terbatas dari terapi terapi mekanik mekanik konvensional konvensional untuk perawatan perawatan dari bentuk-bentuk bentuk-bentuk periodontit periodontitis is (agresif (agresif dan refrak refraktor tori i,, maka maka pengguna penggunaan an antibi antibioti otik k diperl diperluka ukan n pada pada kasuskasus-kas kasus us terten tertentu. tu. !rti !rtikel kel ini memberikan pembaharuan mengenai terapi antibiotik sistemik yang digunakan dalam perawatan periodontitis.
Penyakit periodontitis merupakan salah satu infeksi mikroba yang paling umum terjadi pada orang dewasa. Penyakit inflamasi yang berasal dari bakteri ini mempengaruhi jaringan jaringan pendukung gigi. !da " tipe penyakit periodontal # gingivitis dan periodontitis. $ingivitis meliba melibatka tkan n peradan peradangan gan pada batas unattached gingiv gingivaa dan merupakan merupakan keadaan keadaan yang sering sering terjad terjadii dan bersif bersifat at revers reversibe ibel. l. %ebalik %ebaliknya nya,, period periodont ontit itis is ditand ditandai ai dengan dengan peradan peradangan gan pada pada jaringan periodontal, yang mengakibatkan terjadinya perpindahan epitel ep itel juctional juctional ke ke arah apikal sepanjang permukaan akar dan kerusakan yang progresif dari ligament periodontal dan tulang alveolar. Periodontitis berlangsung pada fase eksaserbasi, remisi, dan latensi, sebuah fenomena yang berkaitan erat dengan efektivitas dari respon imun host . Klasifikasi penyakit periodontal telah berkembang dari tahun ke tahun. &alam laporan terbar terbaru u dari dari American Academy of Periodontology, Periodontology, dipublikasikan pada tahun ', berbagai macam macam bentuk bentuk penyakit penyakit period periodont ontal al yang yang diklas diklasifi ifikas kasika ikan n berdas berdasark arkan an penyebab penyebab,, tingka tingkatt keparahan, dan lokasi penyakit.' %ekarang %ekarang para ahli mengelompokka mengelompokkan n penyakit penyakit periodontit periodontitis is seperti generalisata dan lokalisata periodontitis kronis, generalisata dan lokalisata periodontitis agresif, periodontitis yang berhubungan dengan penyakit sistemik, periodontitis yang berkaitan denga dengan n lesi lesi endod endodon onti tik, k, dan dan necrotizing necrotizing ulcerative periodontit periodontitis. is. &ari pengelompokkan pengelompokkan ini, periodontitis kronis paling sering ditemukan pada populasi dewasa.
Penelitian epidemiologi telah menunjukkan bahwa )* - "+* dari populasi !merika tara menderita penyakit periodontitis generalisata yang parah." Prevalensi dari penyakit sangat bervariasi dengan seks, latar belakang etnis, wilayah geografis, dan status sosial maupun ekonomi. %elain itu, kondisi tertentu mungkin menjadi faktor predisposisi menjadi faktor pemberat dari penyakit periodontitis, termasuk akumulasi plak subgingival, merokok, dan kondisi yang terkait dengan gangguan kekebalan tubuh (contoh # diabetes mellitus, !&%./ %ecara khusus, risiko periodontitis ",) 0 1 kali lebih tinggi pada perokok daripada non perokok.2 %elanjutnya, perawatan periodontal sering terbukti kurang efektif pada pasien perokok.) !khirnya, banyak penelitian telah menunjukkan bahwa periodontitis dapat merupakan faktor risiko yang signifikan untuk gangguan sistemik lainnya, termasuk atherosclerosis, aspiration pneumonia, dan preterm births.1,3
Etiologi Penyakit Periodontal
4ebih dari )++ spesies mikroba telah diidentifikasi terdapat dalam plak subgingiva, dimana dianggap ekologi yang kompleks.5 &ibawah pengaruh faktor-faktor lokal dan sistemik, beberapa spesies bakteri pada subgingiva dental biofilm terdapat agen yang merupakan penyebab utama penyakit periodontal. !kumulasi dan proliferasi dari bakteri pada poket periodontal merupakan tahap awal dalam perkembangan lesi periodontal. nfeksi polimikrobial yang melibatkan bakteri disebut patogen periodontal, kebanyakan bakteri gram negatif dan anaerob, dimana bertindak sinergis. &i antara spesies ini, yang sangat berperan penting adalah Aggregatibacter actinomycetemcomitans, Porphyromonas gingivalis, Tannerella forsythia, Treponema denticola, Fusobacterium nucleatum, Prevo-tella intermedia, Prevotella nigrescens, Campylobacter rectus, Eienella corrodens dan Peptostreptococcus micros.,'+ 6akteri-bakteri tersebut menghasilkan berbagai macam faktor virulen yang berkolonisasi pada subgingiva, menolak mekanisme pertahanan dari host dan menyebabkan kerusakan jaringan periodontal ($br '.'' Meskipun A! actinomycetemcomitans dikaitkan dengan lokalisata periodontitis agresif ($ambar. "a dan "b, P! gingivalis dianggap merupakan agen etiologi utama dari periodontitis kronis.,'" Penelitian terbaru telah menunjukkan ada hubungan tertentu antara bakteri patogen periodontal yang terlibat dalam proses perkembangan penyakit. %ebagai contoh adanya hubungan yang sangat signifikan antara T! forsythia dan C! rectus pada kasus periodontitis agresif.'/ %ocransky dan yang lain'2 menunjukkan bahwa susunan kompleks dari bakteri P!
gingivalis, T! denticola dan T! forsythia disebut 78ed 9omple:;, dimana sangat berhubungan aktif dengan fase penghancuran pada periodontitis kronis. Meskipun kehadiran dari patogen periodontal sangat penting untuk terjadinya penyakit periodontitis, organisme ini tidak memadai untuk kemajuan dari proses penyakit periodontitis. 6ahkan respon imun dari host dapat memodulasi perkembangan dari penyakit periodontitis ini pada kehancuran maupun penyembuhan.') 6erbagai mediator inflamasi yang dihasilkan oleh selsel pertahanan tubuh biasanya memberikan kontribusi untuk homeostasis jaringan.
nteraksi 6akteri
Modifikasi dari keadaan lingkungan
Proliferasi dari bakteri patogen periodontal
!ksi dari faktor virulen
Peningkatan respon inflamasi
Kerusakan jaringan
Periodontitis
Fig 2a : 8adiografi panoramik yang menunjukkan adanya periodontitis lokalisata agresif pada pasien usia '/ tahun
Fig 2b : 4okalisata probing yang dalam pada pasien yang sama menunjukkan sedikitinya plak dan kalkulus
Terapi Mekanis
&ebridemen biofilm gigi secara mekanis dan eliminasi faktor iritasi lokal merupakan dasar dari terapi periodontal awal. Penelitian longitudinal telah membuktikan efektivitas dari cara ini, seperti scalling dan root planning , menjaga kebersihan rongga mulut pasien, dan kontrol secara teratur untuk menghilangkan deposit."',"" >fektivitas perawatan ini ditandai dengan hilangnya gejala klinis, berkurangnya hilangnya pathogen periodontal, dan kembalinya flora bakteri yang menguntungkan.
Pertimbangan Umum Untuk Terapi Antibiotik
!ntibiotik dapat diberikan secara lokal (segera maupun terkontrol atau sistemik. Meskipun terapi antibiotik lokal terkontrol memberikan penurunan yang signifikan dalam hal efek samping yang tidak diinginkan daripada pemberian sistemik, kelemahan utama dari bentuk
terapi ini adalah sifat perbaikan klinis yang sementara@ dengan terapi terkontrol, bendungan patogen periodontal tidak benar-benar dihilangkan, dan pembentukan kembali dari kolonisasi dapat terjadi. !rtikel ini berfokus pada indikasi untuk pengobatan antibiotik sistemik. !ntibiotik sistemik yang diberikan dapat menembus jaringan dan poket periodontal melalui serum. &i sana mereka dapat mencapai mikroorganisme yang tidak dapat dijangkau dengan instrumen skeling dan terapi antibiotik lokal. ?erapi antibiotik sistemik juga memiliki potensi untuk menekan bakteri patogen periodontal yang berkolonisasi pada celah-celah lidah yang dalam serta daerah yang secara klinis tidak sakit yang berpotensi menyebabkan infeksi ulang kronis. Karena itu, terapi antibiotik sistemik memberikan keuntungan dalam pemberantasan dan pencegahan infeksi oleh bakteri patogen periodontal yang menyerang jaringan periodontal subepitel atau yang berkolonisasi pada daerah e:tradental. &alam menentukan proses penyembuhan dengan menggunakan terapi antibiotik sistemik, penting untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan efek samping. Manfaat meliputi perawatan pada pasien yang memiliki respon terbatas terhadap terapi mekanik konvensional dan mereka dengan beberapa daerah sakit yang menunjukkan periodontitis refraktori. Potensi risiko meliputi berkembangnya spesies bakteri yang resisten, munculnya infeksi oportunistik atau infeksi jamur Pseudomonas, dan reaksi alergi."/,"2 6eberapa penelitian telah mengevaluasi penggunaan antibiotik untuk menghentikan atau mengurangi perkembangan periodontitis.")-" Pemberian antibiotik sistemik menunjukkan kenaikan yang signifikan lebih besar pada perlekatan dan pengurangan kedalaman poket periodontal, terlepas dari metode awal probing atau modalitas terapi (terapi antibiotik sendiri, dalam hubungannya dengan skeling dan root planing, atau dalam hubungannya dengan skeling dan root planing ditambah terapi bedah.
periodontal akut (nekrosis penyakit periodontal dan abses periodontal atau periodontitis agresif, dan pasien kondisi medis tertentu./+ Pasien merokok juga bisa mendapatkan keuntungan dari terapi antibiotik sistemik dalam hubungannya dengan perawatan mekanik konvensional.") %elanjutnya periodontitis yang disebabkan oleh A! actinomycetemcomitans sering memerlukan pengobatan antibiotik karena bakteri ini ditemukan pada semua permukaan mukosa rongga mulut/' dan mampu menyerang semua jaringan lunak./" Karena bakteri ini dapat dengan cepat berkolonisasi kembali pada poket periodontal setelah terapi mekanik yang tanpa disertai pemberian antibiotik.// Bal ini seiring dengan berkembangnya rekomendasi dari ?he French "ealth Products %afety Agency./2
Pemilihan Antibiotik
Pemilihan antibiotik dalam praktek klinis mungkin didasarkan pada analisis sampel mikrobiologi yang diperoleh dari daerah yang terkena./+
refraktori Antibiotik MetronidaDole &o:ycyline minocycline 9lindamycine 9iproflo:acine MetronidaDole G !mo:icillin MetronidaDole G 9iproflo:acin Keterangan #
F.d # sehari sekali
osis !ewasa" )++ mg t.i.d untuk 5 hari '++ 0 "++ mg F.d untuk "' hari /++ mg t.i.d untuk 5 hari )++ mg b.i.d untuk 5 hari (masing-masing ")+ mg t.i.d untuk 5 hari (masing-masing )++ mg b.i.d untuk 5 hari (masing-masing
b.i.d # dua kali sehari
t.i.d # tiga kali sehari
=-laktam, termasuk amoksisilin adalah obat spektrum luas yang sering diberikan pada pasien periodontis untuk mengobati abses periodontal. !ntibiotik ini memiliki distribusi jaringan yang sangat baik namun konsentrasi relatif rendah pada crevicular fluid . Mengingat bahwa beberapa patogen periodontal menghasilkan =-laktamase yang dapat menginaktivasi =-laktam,/) kombinasi amoksisilin dan asam klavulanat harus dipertimbangkan dengan cermat. MetronidaDol, dengan aktivitas spektrum sempit terutama menargetkan bakteri anaerob secara ketat, telah dilaporkan dalam beberapa penelitian sebagai agen yang efektif untuk mengobati periodontitis refraktori dimana melibatkan P! gingivalis dan atau P! intermedia./1 Bal ini memungkinkan untuk pencapaian konsentrasi antibakteri yang efektif di dalam jaringan gingiva dan crevicular fluid . Pemberian metronidaDole secara oral tampaknya memiliki dampak yang kecil pada mikroflora dalam mulut dan usus./3 ?etrasiklin, termasuk do:ycycline dan minocycline, aktif terhadap patogen periodontal penting seperti A! actinomycetemcomitans@ mereka juga memiliki sifat anti-kolagenase dan dapat mengurangi kerusakan jaringan dan resorpsi tulang./5 Meskipun tetrasiklin yang diberikan secara sistemik mencapai konsentrasi yang relatif tinggi dalam crevicular fluid , berbagai variasi pada pasien telah diamati./ Perbedaan-perbedaan ini mungkin menjelaskan adanya perbedaan yang diamati dalam respon klinis dengan pemberian tetrasiklin secara sistemik. ?etrasiklin diindikasikan untuk
infeksi
periodontal dimana
pathogen
yang
dominan
adalah A!
actinomycetemcomitans@ efektivitas mereka lebih terbatas dalam menangani kerusakan periodontal yang disebabkan oleh infeksi campuran. Klindamisin efektif terhadap bakteri cocci gram positif dan batang anaerob gram negatif, tetapi memiliki dampak yang sangat kecil pada A! actinomycetemcomitans.2+ !ntibiotik ini juga efektif dalam pengobatan periodontitis refraktori.
efektif
terhadap
beberapa
patogen
periodontal,
termasuk A!
actinomycetemcomitans.2' !ntibiotik ini efektif menembus jaringan periodontal yang terinfeksi dan dapat mencapai konsentrasi yang lebih tinggi dalam crevicular fluid dibandingkan serum. Karena host dari lesi periodontal terdiri dari berbagai macam bakteri patogen periodontal, telah menjadi semakin umum untuk mengobati periodontitis agresif dengan kombinasi
antibiotik."1 Keuntungan dari campuran antibiotik yaitu aktivitas spektrum yang diperluas dan dalam beberapa kasus memiliki efek sinergis. %eperti kombinasi metronidaDole dan amoksisilin untuk infeksi A! actinomycetemcomitans dan metronidaDol dan ciproflo:acin untuk infeksi periodontal campuran atau untuk pasien yang alergi terhadap amoksisilin. &alam penelitian terbaru, $uerrero dan teman-temannya2" membuktikan bahwa pemberian antibiotik sistemik dari kombinasi metronidaDole dan amoksisilin, dalam hubungannya dengan perawatan nonsurgical periodontitis agresif, secara signifikan meningkatkan hasil klinis dalam jangka waktu 1 bulan. MetronidaDole dikombinasikan dengan amoksisilin atau ciproflo:acin menunjukkan efek sinergis terhadap A! actinomycetemcomitans.2/ %ebaliknya, efek antagonis dapat terjadi antara antibiotik tertentu, misalnya, tetrasiklin dan beberapa =-lactams.22
Terapi #ainnya
6eberapa penelitian telah dikhususkan untuk penggunaan agen sistemik modulator dari host-respon seperti obat anti-inflamasi non steroid2),21 dan obat subantimicrobial dari do:ycycline.23,25 The &% Food and 'rug Administration baru-baru ini menyetujui penggunaan kapsul sistemik dari do$ycycline hyclate (seperti Periostat@. 9olla$ene: Pharmaceuticals, nc.,
mendukung hipotesis bahwa terapi antibiotik profilaksis akan mengurangi risiko infeksi pasca operasi.
$esimpulan
&alam kasus tertentu, sifat infeksius dari penyakit periodontal membenarkan penggunaan antibiotik sebagai strategi terapi. Pasien yang mungkin memperoleh manfaat dari antibiotik adalah mereka dengan respon yang terbatas untuk pengobatan mekanik konvensional, penderita infeksi periodontal akut atau periodontitis agresif, dan pasien dengan gangguan medis. !ntibiotik sistemik diberikan agar dapat mencapai mikroorganisme yang tidak dapat dijangkau dengan instrumen skeling atau terapi antibiotik lokal. 9ara utama dalam terapi antibiotik sistemik untuk perawatan periodontal didasarkan pada monoterapi, meskipun kombinasi antibiotik menjadi lebih umum. !ntibiotik yang paling sering digunakan adalah metronidaDole, tetracycline, clindamycin, ciproflo:acin dan amo:icillin. Ketika memutuskan apakah akan menggunakan antibiotik dalam penyembuhan, hal yang terpenting adalah mempertimbangkan manfaat dan efek samping yang tidak diinginkan. Potensi risiko yang terkait dengan terapi antibiotik sistemik dapat diketahui, terutama yang melibatkan munculnya infeksi oportunistik mycetic dan bakteri yang resisten. Perkembangan resistensi terhadap antibiotik oleh bakteri dalam mulut akan dibahas pada artikel selanjutnya.