REFLEKSI KASUS DIARE AKUT DEHIDRASI RINGAN SEDANG dengan ST STA ATUS GIZI GI ZI BAIK Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Syarat Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kesehatan Anak Di RSUD Dr. H. Soewondo Kendal
Disusun oleh : Dina Nurhayati 30101306918 Pembimbing: dr. Dewi Laksmi, Sp.A, M.Kes
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK RSUD DR.SOEWONDO KENDAL FAKULTAS AKULTAS KEDOKTERAN KEDO KTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG 2018
1
DAFTAR ISI
Daftar Isi Isi ....................................................................................................................
2
Lembar Pengesahan ................................................................................................... Pengesahan ...................................................................................................
3
Identitas Penderita.............................................................. Penderita .............................................................. ........................................
4
I. Data Dasar : Anamnesis..................................................... Anamnesis ................................................................................... ..............................
4
II. Pemeriksaan Fisik .............................................................. .............................................................. ..............................
12
III. Resume ............................................................................................................ Resume ............................................................................................................
15
IV. Pemeriksaan Penunjang..................................................... Penunjang ................................................................................... ..............................
16
Tinjauan Pustaka ........................................................................................................ Pustaka ........................................................................................................
20
Daftar Pustaka ........................................................... .................................................
24
2
DAFTAR ISI
Daftar Isi Isi ....................................................................................................................
2
Lembar Pengesahan ................................................................................................... Pengesahan ...................................................................................................
3
Identitas Penderita.............................................................. Penderita .............................................................. ........................................
4
I. Data Dasar : Anamnesis..................................................... Anamnesis ................................................................................... ..............................
4
II. Pemeriksaan Fisik .............................................................. .............................................................. ..............................
12
III. Resume ............................................................................................................ Resume ............................................................................................................
15
IV. Pemeriksaan Penunjang..................................................... Penunjang ................................................................................... ..............................
16
Tinjauan Pustaka ........................................................................................................ Pustaka ........................................................................................................
20
Daftar Pustaka ........................................................... .................................................
24
2
LEMBAR PENGESAHAN
NAMA
: Dina Nurhayati
NIM
: 30101306918
UNIVERSITAS
: Fakultas Kedokteran Universitas Sultan Agung Agung
JUDUL KASUS
:Seorang Anak dengan Diare Akut Dehidrasi
Ringan Sedang (DADRS) dengan Status Gizi Baik BAGIAN
: Ilmu Kesehatan Anak - RSUD H Soewondo
Kendal PEMBIMBING
: dr. Dewi Laksmi, Sp.A, M.Kes
Kendal, 8 Maret 2018
dr. Dewi Laksmi., Sp.A, M.Kes
3
BAB I LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama
: An. N
Umur
: 5 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Purwosari 21/04 Patebon, Kendal
No. CM
: 5504xx
Tanggal masuk
: 28 Februari 2018 Pukul 13:55 WIB
Tanggal Keluar
: 4 Maret 2018
IDENTITAS ORANG TUA Nama Ayah
: Tn. A
Umur
: 37 tahun
Pekerjaan
: Karyawan Swasta
Nama Ibu
: Ny. Ny. U
Umur
: 36 tahun
Pekerjaan
: Guru
Bangsal
: Dahlia
B. DATA DASAR I. ANAMNESIS (Alloanamnesis)
Alloanamnesis dilakukan dengan ayah pasien di Bangsal Dahlia RSUD Dr. H. Soewondo Kendal pada hari Rabu tanggal 28 Februari 2018 serta didukung catatan medis pasien. Keluhan utama
: Buang air besar cair
Keluhan tambahan : Demam dan Muntah Riwayat Penyakit Sekarang :
3 hari SMRS ayah pasien mengeluh anaknya buang air besar cair ± 4 kali sehari. Setiap BAB kurang lebih 1/2 gelas belimbing dengan konsistensi cair warna kekuningan,
4
berampas, tidak berlendir, tidak berdarah, tidak menyemprot, tidak berbau asam dan tidak seperti air cucian beras. Keluhan tersebut disertai demam. Mual, muntah dan nyeri perut disangkal. 2 hari SMRS penderita BAB cair menjadi lebih sering ± 6x/hari, setiap BAB kurang lebih 1/2 gelas belimbing, cair, berampas, tidak berlendir, tidak berdarah, tidak menyemprot, tidak berbau asam dan tidak seperti air cucian beras. Pasien juga mengeluh muntah sebanyak 2 kali, berupa makanan dan minuman yang dikonsumsi pasien. Keluhan demam masih ada tetapi tidak diukur dengan termometer. Pasien dibawa ke klinik oleh ayahnya dan diberi obat untuk demam dan diare tetapi keluhan tersebut pasien tidak membaik. 1 hari SMRS, ayah pasien mengeluh anaknya masih BAB cair ± 3x, disertai lendir tetapi tidak ada darah. Pasien dalam keadaan lemas, demam, mual, nyeri perut, dan nafsu makan menurun. BAK normal seperti biasa. HMRS pasien dibawa oleh Orang tuanya ke RS UD dr H Soewondo Kendal karena keluhan semakin memberat. Pasien semakin lemas, keluhan diare tidak berkurang, demam, mata cekung, mual, nyeri perut, nafsu makan menurun dan ketika minum air putih tampak seperti kehausan. Ayah pasien menyangkal adanya keluhan batuk dan pilek. Riwayat Penyakit Dahulu :
-
Riwayat sakit serupa
: disangkal
-
Riwayat alergi makanan/minuman
: disangkal
-
Riwayat rawat inap di Rumah Sakit
: disangkal
-
Riwayat kejang demam
: disangkal
-
Riwayat sakit telinga
: disangkal
-
Riwayat tonsillitis
: disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga:
-
Kakak pasien mengalami keluhan serupa 7 hari yang lalu, namun tidak dirawat di Rumah Sakit.
5
Riwayat Sosial Ekonomi :
Pasien tinggal di rumah bersama kedua orang tua dan kakakn ya. Ayah pasien seharihari bekerja sebagai karyawan swasta dan ibu sebagai guru. Sumber biaya pengobatan berasal dari BPJS. Kesan : Keadaan sosial ekonomi cukup B. DATA KHUSUS Riwayat Prenatal
Ibu biasa memeriksakan kandungannya secara teratur ke bidan terdekat. Mulai saat mengetahui kehamilan hingga usia kehamilan 7 bulan pemeriksaan dilakukan 1x/bulan. Saat usia kehamilan memasuki usia kandungan ke-8 bulan, pemeriksaan rutin dilakukan 2x/bulan hingga lahir. Selama hamil ibu mendapat suntikan TT, Ibu mengaku tidak pernah menderita penyakit selama kehamilan. Riwayat perdarahan, hipertensi, DM dan trauma saat hamil disangkal. Riwayat minum obat tanpa resep dokter ataupunminum jamu disangkal. Kesan : Riwayat kesehatan prenatal baik
Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Anak laki-laki lahir dari ibu G2P1A0, hamil 42 minggu, lahir spontan ditolong oleh bidan, langsung menangis, berat badan lahir 3200 gram, panjang badan saat lahir 48 cm, lingkar kepala dan lingkar dada saat lahir ibu tidak ingat, tidak ada kelainan bawaan, dan dirawat gabung dengan ibu. Kesan : neonatus aterm, lahir spontan, vigorous baby
Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan : Pertumbuhan :
Berat badan lahir 3200 gram, panjang badan 48 cm. Berat badan sekarang 15 kg, Tinggi badan sekarang 110 cm. Kesan : pertumbuhan normal
6
Perkembangan :
Mengangkat kepala
: 2 bulan
Memiringkan badan
: 3 bulan
Tengkurap dan mempertahankan posisi kepala
: 4 bulan
Duduk
: 7 bulan
Merangkak
: 8 bulan
Berdiri
: 10 bulan
Berjalan
: 12 bulan
Berbicara
: 17 bulan
Bertepuk tangan
: 24 bulan
Jalan naik tangga sendiri
: 30 bulan
Mencoret-coret pensil pada kertas
: 36 bulan
Melompat kedua kaki diangkat
: 42 bulan
Mengenakan sepatu sendiri
: 48 bulan
Menggambar lingkaran
: 54 bulan
Bicaranya mudah dimengerti
: 60 bulan
Berjalan lurus
: 66 bulan
Mengenal warna-warna : 72 bulan Kesan : pertumbuhan dan perkembangan sesuai umur
Riwayat postnatal
Pemeliharaan postnatal dilakukan di posyandu dan mendapat imunisasi dasar Kesan : riwayat pemeliharaan post natal baik
7
Riwayat Imunisasi
No
Imunisasi
Berapa Kali
Umur
1.
BCG
1x
1 bulan
2.
DPT
3x
2,4,6 bulan
3.
Polio
4x
0,2,4,6 bulan
4.
Hepatitis B
3x
0,1,6 bulan
5.
Campak
1x
9 bulan
Kesan: imunisasi dasar lengkap
Makan dan minum anak •
•
0 hari-6 bulan 6 bulan
: ASI. : ASI + makanan pendamping (MPASI) berupa bubur susu,
pisang lumat halus, air tomat saring. •
9 bulan
: ASI + makanan yang lebih padat dan kasar, seperti bubur
nasi ditambah telur, wortel, bayam. •
15 bulan
: ASI + makanan seperti orang dewasa.
•
>24 bulan- sekarang : Makan 3x/hari. Porsi makanan, nasi, sayur, lauk ayam, dan ikan dikonsumsi secara rutin. Namun pasien mempunyai kebiasaan jajan sembarangan di sekolah.
Kesan: Kualitas dan kuantitas makan cukup. Namun higiene makanan kurang baik.
Status Gizi
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Berat badan
: 15 kg
Tinggi Badan
: 110 cm
Usia
: 5 tahun
8
9
10
Kesan status gizi:
-
Gizi baik
-
Tinggi Badan Normal
-
Kurus
11
II. PEMERIKSAAN FISIK ( tanggal 28 Februari 2018)
Dilakukan pada hari Rabu tanggal 28 Februari 2018 di Bangsal Dahlia RSUD dr. H. Soewondo Kendal Kesan umum : Sakit Ringan Status Present Jenis Kelamin : Laki-Laki Usia : 5 Tahun Berat Badan : 15 kg Tinggi Badan : 110 cm Tanda Vital Frekuensi nadi : 110 x/menit, lemah Frekuensi napas : 35 x/ menit Temperatur : 37,8 o C per axial Status Internus
a. Kepala
: mesocephale.
b. Rambut
: warna hitam, tidak mudah dicabut
c. Mata
: pupil bulat, isokor, Ø 4mm/ 4mm, refleks cahaya (+/+) normal,
konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata cekung (+/+), palpebra udem (-/-) d. Hidung
: simetris, sekret (-/-), nafas cuping hidung (-), epistaksis (-)
e. Telinga
: bentuk normal, serumen (-/-), discharge (-/-), nyeri tekan tragus (-/-)
f. Mulut
: bibir kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-), karies (-)
g. Tenggorok : tonsil ukuran T1-T1, permukaan rata, kripte tonsil tidak melebar, tidak hiperemis, faring hiperemis (-) h. Leher
: simetris, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, kaku kuduk (-)
i.
Kulit
: sianosis (-), ptekie (-) di kedua tungkai, akral dingin (-)
j.
Kuku
: Capillary Refill Time <2 detik
Thorax Paru
- Inspeksi
: Hemithorax sinistra dan dextra simetris dalam keadaan statis dan
dinamis, tidak ada retraksi - Palpasi
: Stem fremitus kanan = kiri, nyeri tekan (-)
12
- Perkusi
: Sonor seluruh lapangan paru
- Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
Jantung
-
Inspeksi
: Iktus kordis tidak tampak
-
Palpasi
: Iktus kordis teraba di sela iga IV, linea medioclavikula
sinistra, tidak kuat angkat, tidak melebar -
Perkusi
-
:
Batas atas
: ICS II linea parasternal kiri
Pinggang
: ICS III linea parasternal kiri
Batas kiri bawah
: ICS IV linea midclavicularis kiri
Batas kanan
: ICS IV linea sternalis kanan
Auskultasi
: Suara jantung I dan II normal reguler, Suara tambahan (-)
Abdomen
-
Inspeksi
: datar, tidak ada gambaran usus
-
Palpasi
: supel, nyeri tekan (-), turgor kulit abdomen kembali lambat (+)
Hepar
: tidak teraba membesar
Lien
: tidak teraba membesar
-
Perkusi
: timpani di seluruh kuadran, pekak sisi (-), pekak alih (-), tes
undulasi (-). -
Auskultasi : Bising usus (+) normal.
Genital
: dalam batas normal
Anorectal
: dalam batas normal
13
Anggota gerak
Superior
Inferior
Akral Dingin
-/-
-/-
Sianosis
-/-
-/-
Capillary Refill Time
<2"
<2"
Oedem
-/-
-/-
Pemeriksaan Neurologis
Fungsi motorik Pemeriksaan
Tungkai
Tungkai Kiri Lengan
Kanan
Lengan
Kanan
Kiri
Gerakan
Luas
Luas
Luas
Luas
Kekuatan
+5
+5
+5
+5
Tonus
Eutoni
Eutoni
Eutoni
Eutoni
Klonus
-
-
Reflek fisiologis
+ normal
+ normal
+ normal
+ normal
Reflek patologis
-
-
-
-
Fungsi sensorik
: Dalam batas normal
Pemeriksaan kaku kuduk
: negatif
14
III. RESUME
Anak laki-laki usia 5 tahun dengan keluhan BAB cair.
3 hari SMRS BAB cair ± 4 kali sehari, ± 1/2 gelas belimbing, cair, kekuningan, berampas. Demam(+).
2 hari SMRS BAB cair menjadi lebih sering ± 6x/hari, ± 1/2 gelas belimbing, cair, dan berampas. Muntah 2 kali, berupa makanan dan minuman yang dikonsumsi pasien, terdapat demam tetapi tidak diukur dengan termometer.
1 hari SMRS, ayah pasien mengeluh anaknya masih BAB cair ± 3x, disertai lendir lemas, mual, nyeri perut, dan nafsu makan menurun.
HMRS pasien dibawa oleh Orang tuanya ke RSUD dr H Soewondo Kendal karena keluhan semakin memberat. Pasien semakin lemas, keluhan diare tidak berkurang, demam, mata cekung, mual, nyeri perut, nafsu makan menurun dan ketika minum air putih tampak seperti kehausan. Ayah pasien menyangkal adanya batuk dan pilek sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan: KU
: lemah
Kesadaran
: composmentis.
TTV : - Nadi
: 110 x/menit, lemah
- Frekuensi Nafas : 35 x/menit - Suhu
: 37,8º C
Status internus Mata
: cekung (+/+)
Abdomen
: turgor kulit kembali lambat (+)
C. USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah rutin
: sudah ada hasil
Pemeriksaan kimia darah
: sudah ada hasil
Imunologi Ig M dan Ig G dengue
: sudah ada hasil
15
HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan Darah Rutin tanggal 28 Februari pukul 17:20
HEMATOLOGI
DARAH RUTIN
Hemoglobin
11,1 gr/dL
(11,5 – 16,5)
Leukosit
6,9x103/uL
(4,0 – 10,0)
Trombosit
369x103/uL
(150 – 500)
Hematokrit
35%
(35,0 – 49,0)
KIMIA KLINIK
Natrium
125 mmol/l
Kalium
3,8 mmol/l
(3,5-5,5)
Calcium
1,33 mmol/l
(1,13-1,31)
LOW
(135-155)
IMUNOLOGI
Anti Dengue IgM
Negatif
Anti Dengue IgG
Negatif
C. ASSESMENT DIAGNOSIS BANDING
1. Berdasarkan Diare -
Diare akut et Causa enteral
-
Diare akut et causa parenteral
2. Berdasarkan dehidrasi -
Tanpa dehidrasi
-
Dehidrasi ringan sedang
-
Dehidrasi berat
3. Status gizi
16
-
Gizi kurang
-
Gizi baik
-
Gizi lebih
4. Berdasarkan Demam -
Observasi febris DD: Gangguan elektrolit et causa dehidrasi
DIAGNOSIS KERJA
Diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang (DADRS) et causa enteral dengan Gizi Baik
Observasi febris hari ke III
E. INITIAL PLANNING
1. Initial Plan DADRS + Observasi febris a. Ip Dx - Serologi
: IgM Salmonela Typhi
- Pemeriksaan Feses Rutin b. Ip Tx - Rehidrasi : Infus RL Perhitungan Cairan : BB : 15 kg
Kehilangan cairan 7,5 % 100% - 7,5 % = 92,5 %
BB awal : (100/92,5) X 15 kg 16,21 Kg
Kebutuhan cairan sehari :
Rumus Darrow: 10kg
x 100
= 1.000 cc
5 kg
x 50
=
Total kebutuhan
250 cc
= 1.250 cc
+
Kebutuhan cairan sehari : o
7,5 % x 1.250
= 93,75 cc
17
1.250 cc + 93,75 cc
o
= 1343,75 cc
Tetesan = (1343,75 x15)/ (24x60) = 13,99 tpm = 14 tpm
- Oralit 3 jam pertama
= 75 ml x 15 = 1125 ml
- Beri oralit sampai diare berhenti -> oralit 100-200 ml tiap kali BAB - Zink 20 mg 1x1 selama 10 hari - L – Bio 1 x 1 sachet selama 3 hari - Antibiotik :
Inj. Cefotaxim 3 x 500 mg Inj. Metronidazole 3x140 mg
- Dukungan Nutrisi : beri makanan untuk mencegah kurang gizi
Beri makanan sesuai umur anak dengan menu yang sama pada waktu anak sehat
Beri makanan kaya kalium seperti sari buah segar, pisang
Beri makanan lebih sering dari biasanya dengan porsi lebih kecil (setiap 3-4 jam)
-
Anti piretik : Pamol syr 3x1
c. Ip Mx : -
KU
-
TTV
-
Tanda dehidrasi
d. Ip Ex o
: Nadi, Respirasi Rate, Suhu
: Menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai penyakit yang diderita pasien adalah diare akut dehidrasi ringan sedang.
o
Menjelaskan bahwa terapi yang akan diberikan adalah cairan infus dan cairan oralit 100-200 ml tiap kali mencret.
o
Menjelaskan bahwa pasien akan diberikan tablet zink untuk memperbaiki fungsi saluran cerna.
o
Menjelaskan kepada keluarga, pasien akan dipantau suhu, keadaan umum, tanda vital.
18
Menjelaskan kepada keluarga, apabila diare masih terus berlangsung dan
o
muncul tanda – tanda dehidrasi seperti lemas, mata cowong, malas minum, UUB cekung, BAK berkurang, turgor kembali lambat, maka orang tua diminta melapor pada petugas medis Menjelaskan pada orang tua mengenai perlunya menjaga kebersihan diri
o
dan alat-alat makan atau minum dengan cara cuci tangan sebelum memberi makan anak, menggunakan alat-alat makan yang sudah dicuci bersih dengan air bersih yang mengalir.
2. Initial plan Gizi baik a. Ip Dx
:
S : kualitas dan kuantitas makan sehari-hari O : berat badan pasien, Z score
b. Ip Tx : Kebutuhan kalori anak laki-laki usia 5 tahun, berat badan 14 kg
Rumus Kebutuhan kalori (Rumus Schofield) = (22,7 x Berat Badan ) + 495 = (22,7 x 15 kg ) + 495 =835,5 kkal Yang terdiri dari : -
Karbohidrat
: 60 % x 835,5
= 501,3 kkal
-
Lemak
: 35 % x 835,5
= 292,4 kkal
-
Protein
: 5 % x 835,5
= 41,7
c. Ip Mx
kkal
:
Penimbangan Berat Badan secara rutin dan teratur Pengukuran Tinggi Badan setiap bulan
d. Ip Ex : Makan teratur
19
Asupan makanan yang bergizi seimbang
F. Prognosis
Ad vitam
: ad bonam
Ad Functionam
: ad bonam
Ad Sanationam
: ad bonam
FOLLOW UP Pasien Selama Rawat Inap di Bangsal Dahlia
Tanggal S
O
1 Maret 2018
Diare (+) 3x, warna kuning, ampas (+), lendir (+), darah (-)
Demam(+)
Muntah (+) sebanyak 1x
TTV - S : 37,6 ºC - N : 96x/mnt - RR: 24x/mnt - SpO2 : 100% BB: 15 kg
Kepala
: normocephal
Mata
: CA (-/-), SI (-/-)
Cor
: BJ I-II reguler
Pulmo
: SDV (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)
Abdomen : nyeri tekan (-), BU (+) N, turgor kulit abd kembali lambat(+) Kulit
: ikterik (-), sianosis (-)
Ekstremitas sup, inf : AD (-/-),(-/-). OE (-/-),(-/-) Hasil Px Lab Darah Rutin tanggal 1 Maret pukul 15:44 SEROLOGI S Thypi IgM Negatif
20
FAECES MAKROSKOPIS Warna Konsistensi
Kuning Cair berampas Negatif
(Coklat-kuning) (Biasa) (negatif)
Amuba
Negatif
(negatif)
Telur cacing
Negatif
(negatif)
Eritrosit
Negatif
(negatif)
Leukosit
2-5
(negatif)
Bakteri
Negatif
(negatif)
Lendir MIKROSKOPIS
Sel Darah
A
Diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang (DADRS) et causa enteral dengan Gizi Baik + Vomitus
P
Observasi febris hari ke IV
Infus RL 16 tpm
Inj. Cefotaxim 3 x 500 mg
Inj. Ranitidin 3 x 12,5 mg
Inj. metronidazole 3x140 mg
L-Bio 2x1 z
Zink syr 1x1 cth
Neokaolana 3x1 cth
21
Tanggal
2 Maret 2018 Diare (+) 1x cair, warna kuning, lendir (+), darah (-)
S
Muntah (-) Demam (-)
TTV: O
-
S: 36,8 ºC
- N: 88x/mnt -
RR: 22x/mnt
BB: 15 kg
Kepala
: normocephal
Mata
: CA (-/-), SI (-/-)
Cor
: BJ I-II reguler
Pulmo
: SDV (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)
Abdomen : nyeri tekan (-), BU (+) N, turgor kulit abd kembali lambat (-) Kulit
: ikterik (-), sianosis (-)
Ekstremitas sup, inf : AD (-/-),(-/-). OE (-/-),(-/-)
Diare Cair Akut dengan Gizi Baik
A
Infus NaCL 14 tpm
Inj. Cefotaxim 3x500 mg
Inj. Metronidazol 3x140 mg
L-Bio 2x1 z
Zinc syr 1x1 cth
P
•
Neokaolana 3x1 cth
22
Tanggal S
3 Maret 2018
O
Diare (-) Demam (-) Muntah (-) TTV - S: 36,2 ºC - N: 130x/mnt - RR: 30x/mnt
BB: 15 kg Kepala : normocephal
Mata
: CA (-/-), SI (-/-)
Cor
: BJ I-II reguler
Pulmo
: SDV (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)
Abdomen : nyeri tekan (-), BU (+) N Kulit
: ikterik (-), sianosis (-)
Ekstremitas sup, inf : AD (-/-),(-/-). OE (-/-),(-/-) A
Diare Cair Akut dengan Gizi Baik
P
Infus NaCL 14 tpm
Inj. Cefotaxim 2x500 mg
Inj. Metronidazol 3x14 mg
L-Bio 2x1 cth
Zinc syr 1x1 cth
Neokaolana-> stop
Rencana :
Aff infus
Cefixime 2x ¼ cth
Metronidazol 3x1 ¼ cth
23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFINISI DIARE AKUT
Diare adalah buang air besar lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja dengan frekuensi lebih dari 3 kali atau lebih dari biasanya dan berlangsung kurang dari 14 hari. Diare akut merupakan kondisi buang air besar lebih dari 3 k ali dalam 24 jam pada anak dengan konsistensi tinja cair atau lunak dengan atau tanpa lendir atau darah yang terjadi selama kurang dari satu minggu.
2. EPIDEMIOLOGI
Diare masih menjadi masalah kesehatan dunia dan Indonesia. Menurut WHO, diare merupakan satu dari tujuh penyebab kematian balita di dunia, sebanyak 6 juta anak meninggal dunia karena diare dan mayoritas terjadi di negara berkembang. Soebagyo menyebutkan bahwa di Indonesia kematian yang terjadi pada balita pada tahun 2008 berkisar pada angka 200.000-400.000 balita.Berdasarkan data Riskesdas tahun 2007, diare menjadi penyebab kematian tertinggi bayi dan balita di Indonesia diikuti oleh pneumonia di urutan kedua dengan angka 42% (bayi), 25,2% (balita) oleh diare dan 24% (bayi), 15,5% (balita) oleh pneumonia. SDKI 2002 menyebutkan bahwa di Indonesia 55% kejadian diare terjadi pada balita dengan kisaran 2,5 balita per 1000 balita. Berdasarkan data Depkes tahun 2007, terdapat 100.000 balita meninggal di Indonesia karena diare. Itu berarti ada sekitar 273 balita meninggal setiap harinya dan 11 balita meninggal setiap jamnya.
3. ETIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh :
Infeksi parenteral Infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan, seperti infeksi saluran pernafasan, ISK, otitis media akut, Tonsilofaringitis, Bronkopneumoni. Keadaan terutama pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.
24
Infeksi enteral Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak Infeksi bakteri
Vibrio Cholera, E.coli, Salmonella, Shigella Infeksi virus
Rotavirus, adenovirus Infeksi parasit
Protozoa (Entamoeba hystolica, Giardia lamdia) Cacing (ascaris, trichiuris, oxyuris) Tabel berikut merupakan agen-agen etiologi pen yebab diare yang terjadi pada anak: Tabel Agen etiologi diare anak Etiologi
Contoh
Virus
Hepatitis A, Noroviruses (dan golongan calicivirus lainnya), Rotavirus, golongan virus lainnya (astroviruses, adenoviruses, parvoviruses)
Bakteri
Bacillus anthracis, B. cereus, B. cereus, Brucella abortus, B. melitensis, B. suis,
Campylobacter
jejuni,
Clostridium
botulinum,
C.
perfringens,
Enterohemorrhagic E. coli (EHEC) and other Shiga toxin–producing E. coli (STEC), Enterotoxigenic E. coli (ETEC), Listeria monocytogenes, Salmonella spp,
Shigella
spp,
parahaemolyticus,
V.
Staphylococcus vulnificus,
aureus,
Yersinia
Vibrio
cholera,
enterocolytica
and
V. Y.
Pseudotuberculosis Parasit
Angiostrongylus cantonensis, Cryptosporidium, Cyclospora cayetanensis, Entamoeba histolytica
Jamur
Candida spp, zygomycosis
25
Gejala klinis Masa Tunas Panas Mual muntah Nyeri perut Nyeri kepala Lamanya sakit Volume Frekuensi
Rotavirus 17-72
Shigella
Salmonell a
ETEC
EIEC
Kolerea
24-48 jam
6-72 jam
6-72 jam
6-72 jam
48-72 jam
+
++
++
-
++
-
Sering
Jarang
Sering
+
-
Sering
Tenesmus
tenesmus
Tenesmus
kramp
kolik
Kramp
-
+
+
-
-
-
5-7 hari
>7 hari
3-7 hari
2-3 hari
Variasi
3 hari
sedang
Sedikit
sedikit
banyak
Sedikit
banyak
>10x/hari
sering
sering
Sering
Terus-menerus
jam
tenesmus
510x/hari
Kramp
Darah
-
±
Kadang
-
+
-
Konsistensi
cair
Lembek
Lembek
cair
Lembek
cair
Bau
Langu
±
Busuk
+
Tidak
Amis khas
kuning
Merah-
tak
merah-
seperti air
hijau
hijau
berwarna
hijau
cucian beras
Leukosit
-
+
+
-
-
-
Lain-lain
anorexia
Kejang ±
Sepsis ±
meteorism
Infeksi
us
sistemik
Warna
kehitaman
26
Rotavirus
Rotavirus, seperti virus lain yang menyebabkan enteritis, terutama menginfeksi sel-sel vili usus kecil, terutama sel-sel d ekat ujung vili. Karena sel-sel tertentu memiliki peran dalam pencernaan karbohidrat dan penyerapan usus cairan dan elektrolit, infeksi rotavirus menyebabkan malabsorpsi oleh hidrolisis gangguan karbohidrat dan kehilangan cairan yang berlebihan dari usus. Sebuah komponen sekretori diare dengan peningkatan motilitas dapat lebih memperburuk penyakit. Peningkatan motilitas ini tampaknya menjadi sekunder untuk perubahan fungsional virus-diinduksi pada epitel villus. Perubahan patologis pada lapisan usus mungkin tidak berkorelasi dengan baik dengan manifestasi klinis penyakit. Pada host normal, infeksi jarang terjadi pada sistem organ lain, meskipun infeksi ekstraintestinal telah terlihat di immunocompromised host. Virus ditumpahkan di titer tinggi dalam tinja awal sebelum timbulnya gejala dan berlangsung selama hingga 10 hari setelah penampilan gejala Adenovirus
Adenovirus adalah kelompok virus yang dapat berbagai b agian tubuh Anda tergantung pada adenovirus type 40 dan 41 adalah penyebab umum dari gastroenteritis, terutama pada anak-anak di bawah usia dua tahun.Gastroenteritis adalah infeksi usus yang menyebabkan diare, seringkali dengan muntah juga. Di kebanyakan kasus infeksi sembuh dalam beberapa hari, tapi kadang-kadang memakan waktuyang lama. Risiko utama adalah dehidrasi. Terapi utama adalah banyak minum. Jenis adenovirus 40 dan 41 cenderung menyebar melalui rute fekal-oral. yaitu, mereka hidup dalam usus orang yang terinfeksi dan muncul di diarrhea.Virus dengan mudah dapat menyebar dari orang yang terinfeksi ke orang lain melalui kontak.Ini biasanya karena virus yang hadir di tangan orang yang terinfeksi, dan virus memasuki tubuh orang kedua melalui mulut atau benda disentuh oleh orang yang terinfeksi juga dapat dijadikan transmisi dari virus ini, atau air yang terkontaminasi dengan adenovirus (misalnya jika sanitasi buruk)
27
ETEC
Enterotoksigenik Escherichia coli, atau ETEC, merupakan penyebab penting dari penyakit diare bakteri. Infeksi ETEC merupakan penyebab utama diare wisatawan dan penyebab utama penyakit diare di negara-negara terbelakang, terutama di kalangan anak-anak. ETEC ditularkan oleh makanan atau air yang terkontaminasi dengan binatang atau kotoran manusia. Meskipun ETEC menyebabkan sejumlah besar penyakit di seluruh dunia, infeksi akan berakhir dengan sendirinya dan jarang mengancam jiwa. Escherichia coli adalah bakteri yang biasanya hidup di usus manusia dan hewan lainnya. Sebagian besar jenis E. coli tidak berbahaya, tetapi beberapa dapat menyebabkan penyakit. Penyebab penyakit E. coli dikelompokkan sesuai dengan cara yang berbeda dengan yang mereka menyebabkan penyakit. Enterotoksigenik Escherichia coli, atau ETEC, adalah nama yang diberikan kepada sekelompok E. coli yang menghasilkan racun khusus yang merangsang lapisan usus menyebabkan mereka untuk mengeluarkan cairan yang berlebihan, sehingga menghasilkan diare. Racun dan penyakit yang ETEC penyebab tidak terkait dengan E. coli Infeksi ETEC dapat menyebabkan diare berair berlimpah dan kram perut. Demam, mual dengan atau tanpa muntah, menggigil, kehilangan nafsu makan, sakit kepala, nyeri otot dan kembung juga dapat terjadi tetapi kurang umum. Penyakit berkembang 1-3 hari setelah paparan dan biasanya berlangsung 3-4 hari. Beberapa infeksi dapat mengambil seminggu atau lebih untuk menyelesaikan. Gejala jarang berlangsung lebih dari 3 minggu. Kebanyakan pasien sembuh dengan langkahlangkah suportif saja dan tidak memerlukan rawat inap atau antibiotik. Pada diare dengan etiologi noninfeksi, dapat disebabkan oleh: 1)
Malabsorbsi: karbohidrat, lemak, protein.
2)
Makanan: makanan basi, makanan belum layak waktu pemberian.
3)
Keracunan: makanan terkontaminasi toksin bakteri/tercampur bahan kimia toksik.
4)
Kondisi malnutrisi: marasmus, kwashiorkor.
5)
Alergi: susu, makanan laut.
28
6)
Imunodefisiensi.
7)
Psikis.
4. CARA PENULARAN DAN FAKTOR RESIKO
Cara penularan diare pada umumnya melalui cara fekal – oral yaitu melalui makanan atau minuman yang tercemar oleh enteropatogen, atau kontak langsung tangan dengan penderita atau barang-barang yang telah tercemar tinja penderita. Diare dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini: a.
Faktor internal
Faktor-faktor dari diri pasien sendiri yang berisiko mengakibatkan terjadinya diare yaitu: 1)
Usia Kelompok usia 6-24 bulan merupakan kelompok usia anak yang sering terkena diare.
2)
Status gizi buruk/malnutrisi Pada kondisi malnutrisi, asupan makanan dan absorpsi makanan berkurang sehingga nutrisi yang masuk ke tubuh berkurang. Hal ini berpengaruh terhadap daya tahan tubuh anak yang dapat meningkatkan risiko terkena diare.
b.
Faktor eksternal
Faktor-faktor dari orang tua pasien yang berisiko mengakibatkan terjadinya diare yaitu: 1)
Kurangnya kebiasaan cuci tangan.
2)
Tidak memberikan ASI eksklusif 6 bulan pertama kehidupa n
3)
Persediaan air bersih, jamban keluarga dan jenis lantai rumah Masyarakat yang menjadikan sumur/sumber air tak terlindung sebagai sumber air bersih memperbesar risiko terjadinya diare padaanak daripada masyarakat dengan sumber air bersih dari sumber air terlindung seperti PAM. Masyarakat dengan kondisi jamban tanpa tangki septik atau jamban cemplung memiliki risiko terkena diare pada anak lebih besar daripada masyarakat dengan kondisi jamban leher angsa dengan tangki septik. Masyarakat yang memiliki lantai rumah tidak kedap air/ yang masih berlantai tanah
29
memiliki risiko terkena diare pada anak lebih besar daripada masyarakat yang memiliki lantai rumah yang kedap air/terbuat dari semen dan ubin atau porselen. 4)
Rendahnya pendidikan dan pengetahuan orang tua
Makin rendah tingkat pendidikan orang tua dan pen getahuan orang tua mengenai hidup bersih dan sehat, makin besar risiko terkena diare pada anak
5. KLASIFIKASI DIARE Tabel Klasifikasi diare menurut lama waktu Jenis Diare
Waktu
Diare Akut
Kurang
dari
14 hari
Diare Kronik Lebih dari 14 hari dengan etiologi noninfeksi
Diare Persisten
Lebih dari 14 hari dengan etiologi infeksi
6. PATOGENESIS Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah :
a. Gangguan Osmotic Akibat makanan yang tidak dapat diserap, tekanan osmotic dalam lumen usus meningkat, sehingga terjadi pergeseran cairan dan elektrolit kedalam lumen usus. Isi lumen usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare. b. Gangguan Sekresi Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus, dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus. c. Gangguan invasif Hiperpristaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare.
30
Tabel Mekanisme diare berdasarkan kondisi intraluminal Jenis Diare Etiologi
Diare Osmotik
Konsentrasi massa intralumen > Sekresi cairan berlebih ke dalam konsentrasi massa ekstralumen
Mekanisme diare
Diare Sekretorik
usus
Bahan sulit diserap
Bahan laksansia
↓
↓
intraluminal hipertonis,
stimulasi usus untuk mensekresikan
hiperosmolaritas
cairan lebih banyak
↓
↓
air dan Na terkumpul di lumen
cairan berlebih di usus
usus
↓
↓
diare
kadar air melebihi batas kemampuan absorpsi usus ↓ cairan berlebih di usus ↓ Diare
31
7. GEJALA KLINIK
Penilaian klinis diare akut pada anak dikategorikan sesuai dengan UKK Gastrohepatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sebagai be rikut: Tabel 4. Kriteria penentuan derajat dehidrasi Kategori
Tanpa Dehidrasi
Tanda dan
Dua atau lebih dari tanda
Dua atau lebih dari tanda
berikut ini:
berikut ini:
Gejala
Dehidrasi Tidak Berat
Dehidrasi Berat Dua atau lebih dari tanda berikut ini:
Letargi atau penurunan kesadaran
Tidak ada tanda gejala
Gelisah
Mata cowong
yang cukup untuk
Mata cowong
Tidak bisa minum atau malas
mengelompokkan
Kehausan atau sangat
dalam dehidrasi berat atau tak berat
haus
Cubitan kulit kembali
minum
Cubitan kulit perut kembali dengan sangat lambat (≥ 2 detik)
dengan lambat
Rencana Terapi
Rencana Terapi A
Rencana Terapi B
Rencana Terapi C
8. PENATALAKSANAAN
Terdapat Lima Lintas Tata Laksana yaitu :
Rehidrasi
Dukungan nutrisi
Suplementasi zink
Antibiotik Selektif
Edukasi orang tua
32
Protokol penanganan diare yang ditetapkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dilakukan berdasarkan kategori/tipe diare yang menyerang pasien. RENCANA TERAPI A Menggunakan cara ini untuk mengajari ibu:
a. Meneruskan mengobati anak diare di rumah b. Memberikan terapi awal bila terkena diare Menerangkan empat cara terapi diare di rumah:
1) Memberi cairan lebih banyak dari biasanya untuk mencegah dehidrasi a. Menggunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan, seperti oralit, makanan yang cair (seperti sup, air tajin) dan kalau tidak ada air matang gunakan larutan oralit untuk anak, seperti dijelaskan di bawah (catatan: jika anak berusia kurang dari 6 bulan dan belum makan makanan padat lebih baik diberi oralit dan air matang daripada makanan cair) b. Memberikan larutan ini sebanyak anak mau, memberikan jumlah larutan oralit seperti di bawah c. Meneruskan pemberian larutan ini hingga diare berhenti 2) Memberi suplementasi zinc Memberi suplementasi zinc selama 10-14 hari berturut-turut walaupun anak telah sembuh dari diare. Dapat diberikan dengan cara dikunyah untuk anak yang lebih besar atau dilarutkan dalam air matang, oralit, atau ASI untuk bayi: a. Umur < 6 bulan diberi 10 mg (1/2 tablet) perhari b. Umur > 6 bulan diberi 20 mg (1 tablet) perhari 3) Memberi anak makanan untuk mencegah kurang gizi a. Meneruskan ASI b. Bila anak tidak mendapatkan ASI berikan susu yang biasa diberikan. Untuk anak kurang dari 6 bulan dan tidak mendapatkan ASI dapat diberikan susu c. Bila anak 6 bulan atau lebih atau telah mendapatkan makanan padat:
33
1) Memberikan bubur, bila mungkin campur dengan kacangkacangan, sayur, daging, atau ikan. Menambahkan 1 atau 2 sendok teh minyak sayur tiap porsi 2) Memberikan sari buah atau pisang halus untuk menambahkan kalium 3) Memberikan makanan yang segar. Masak dan haluskan atau tumbuk makanan dengan baik 4) Membujuk anak untuk makan, memberikan makanan sedikitnya 6 kali sehari 5) Memberikan makanan yang sama setelah diare berhenti, dan berikan porsi makanan tambahan setiap hari selama 2 minggu d. Membawa anak kepada petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3 hari atau menderita sebagai berikut: 1) BAB cair lebih sering 2) Muntah terus menerus 3) Rasa haus yang nyata 4) Makan atau minum sangat sedikit 5) Timbul demam 6) BAB disertai darah e. Anak harus diberi oralit di rumah apabila: 1) Setelah mendapat Rencana Terapi B atau C 2) Tidak dapat kembali lagi kepada petugas kesehatan bila diare memburuk 3) Memberikan oralit kepada semua anak dengan diare yang datang ke petugas kesehatan merupakan kebijakan pemerintah Formula oralit baru standar WHO: Tabel 5. Oralit formula baru WHO
ORS osmolaritas terkurang
Konposisi (dalam gram / liter)
Glukosa anhidrat
13.5
Natrium klorida
2.6
Kalium klorida
1.5
34
Trisodium sitrat dihidrat
2.9
Berat total
20.5
Ketentuan memberikan oralit: 1) Memberikan ibu 2 bungkus oralit formula baru. 2) Melarutkan 1 bungkus oralit frmula baru dalam 1 liter air matang untuk persediaan 24 jam. 3) Memberikan larutan oralit pada anak setiap kali buang air besar, dengan ketentuan sebagai berikut: Anak < 2 tahun: memberikan 50-100 ml tiap kali buang air besar Anak > 2 tahun: memberikan 100-200 ml tiap kali buang air besar 4) Jika dalam waktu 24 jam persediaan larutan oralit masih tersisa, maka sisa larutan itu harus dibuang Menunjukkan pada ibu cara memberikan oralit: 1) Memberikan satu sendok teh tiap 1-2 menit untuk anak < 2 tahun 2) Memberikan beberapa teguk dari gelas untuk anak yang lebih besar 3) Apabila anak muntah, menunggu 10 menit, kemudian memberikan cairan lebih lama (misalkan satu sendok tiap 2-3 menit) 4) Apabila diare berlanjut setelah oralit habis, beritahu ibu untuk memberikan cairan lain seperti dijelaskan pada cara pertama atau kembali kepada petugas kesehatan untuk mendapatkan tambahan oralit Cara membuat oralit : 1. Sediakan 1 gelas (200 ml) air yang telah dimasak 2. Masukkan 1 bungkus oralit ke dalam gelas 3. Aduk sampai larut dan benar
35
Pada diare dengan dehidrasi tidak berat, penatalaksanaan diare dilakukan dengan Rencana Terapi B: RENCANA TERAPI B
Pada dehidrasi tidak berat, cairan rehidrasi oral diberikan dengan pemantauan yang dilakukan di Pojok Upaya Rehidrasi Oral selama 4-6 jam. Mengukur jumlah rehidrasi oral yang akan diberikan selama 4 jam pertama Tabel 6. Jumlah cairan rehidrasi oral 4-6 jam pertama Umur Berat
> 4 bulan
4-12 bulan
12 bulan – 2 tahun
2-5 tahun
< 6 kg
6 - < 10 kg
10 - < 12 kg
12-19 kg
200-400
400-700
700-900
900-1400
Badan Dalam ml
Jika anak minta minum lagi, berikan. a. Menunjukkan kepada orang tua bagaimana cara memberikan rehidrasi oral 1) Memberikan minum sedikit demi sedikit 2) Jika anak muntah, menunggu 10 menit lalu melanjutkan kembali rehidrasi oral pelan-pelan 3) Melanjutkan ASI kapanpun anak meminta b. Setelah 4 jam: 1) Menilai ulang derajat dehidrasi anak 2) Menentukan tatalaksana yang tepat untuk melanjutkan terapi 3) Mulai memberi makan anak di klinik c. Bila ibu harus pulang sebelum selesai rencana terapi B: 1) Menunjukkan jumlah oralit yang harus dihabiskan dalam terapi 3 jam di rumah 2) Memberikan oralit untuk rehidrasi selama 2 hari lagi seperti dijelaskan dalam Rencana Terapi A 3) Menjelaskan 4 cara dalam Rencana Terapi A untuk mengobati anak di rumah: a. Memberikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya b. Memberi tablet zinc c. Memberi anak makanan untuk mencegah kurang gizi d. Memberi tahu kapan anak harus dibawa kembali kepada petugas kesehatan
36
Pada diare dengan dehidrasi berat, penatalaksanaan diare dilakukan dengan Rencana Terapi C: (mengikuti tanda panah pada gambar) Apakah saudara dapat menggunakan cairan intravena secepatnya??
1)
Memberikan cairan intravena segera. Bila penderita bisa minum, berikan oralit sewaktu cairan IV dimulai. Memberi Ringer Laktat (atau cairan normal salin, atau ringer asetat bila RL tidak tersedia) 100ml/kgBB, sebagai berikut:
YA
Pemberian Kemudian Umur pertama 70ml/kgBB 30ml/kgBB Bayi <1tahun 1 jam* 5 jam Anak 1-5 tahun 30 menit* 2.5 jam *Mengulngi lagi apabila denyut nadi masih lemah atau tidak teraba 2) Menilai kembali setiap 1-2 jam. Apabila rehidrasi belum tercapai, percepat tetesan intravena. 3) Memberikan oralit (5ml/kgBB/jam) bila penderita bisa minum, biasanya setelah 3-4 jam pada bayi atau 1-2 jam pada anak
T I D A K
4)
Adakah terapi IV terdekat (dalam 30 menit)?
YA
T I D A K
Apakah saudara dapat menggunakan pipa nasogastrik/ orogastrik untuk rehidrasi?
TIDAK
Setelah 6 jam pada bayi atau 3 jam pada anak, menilai kembali penderita menggunakan tabel penilaian. Kemudian memilih rencana terapi yang sesuai (A, B, atau C) untuk melanjutkan terapi.
1) Mengirim penderita untuk terapi intravena 2) Apabila penderita bisa minum, sediakan oralit dan tunjukkan cara memberikannya selama di perjalanan
1)
YA
Memulai rehidrasi dengan oralit melalui pipa nasogastrik/orogastrik. Memberikan 20ml/kg/jam selama 6 jam (total 120ml/kg) 2) Menilai keadaan anak setiap 1-2jam: a. Apabila muntah atau perut kembung, berikan cairan lebih lambat b. Apabila rehidrasi tidak tercapai setelah 3 jam, merujuk untuk terapi intravena 3) Setelah 6 jam, menilai kembali dan memilih rencana terapi yang sesuai (A, B, atau C)
Segera merujuk anak untuk rehidrasi melalui nasogastrik/orogastrik atau intravena
37
Penatalaksaan penting dalam diare selain rehidrasi yaitu:
Dukungan Nutrisi Makanan tetap diteruskan sesuai usia anak dengan menu sama waktu anak sehat untuk mengganti nutrisi yang hilang dan mencegah terjadinya gizi buruk. Perbaikan nafsu makan menandakan kesembuhan. ASI tetap diberikan dengan frekuensi lebih sering dari biasanya.
Suplementasi zinc Zinc diberikan selama 10-14 hari dapat mengurangi lama dan beratnya diare mencegah berulangnya diare selama 2-3 bulan. Zinc juga dapat mengembalikan nafsu makan anak. Dosis zinc untuk anak-anak :
Anak-anak < umur 6 bulan : 10mg (1/2 tab)
Anak-anak > umur 6 bulan : 20 mg (1 tab)
Manfaat pemberian zinc ialah sebagai berikut: - sebagai kofaktor enzim superoxide dismutase - sebagai antioksidan - menghambat sintesis nitrit oxide - berperan sebagai penguatan sistem imun - berperan dalam aktivasi limfosit T - menjaga keutuhan epitel usus Cara pemberian Zinc
Untuk bayi Dapat dilarutkan dengan air matang, ASI atau oralit.
Untuk anak yang lebih besar dapat dikunyah atau dilarutkan. Zinc berfungsi untuk menangkal radikal bebas dalam tubuh dan regenerasi sel enterosit
Pemberian antibiotik selektif Antibiotik tidak diberikan pada kasus diare cair akut kecuali dengan indikasi yaitu pada diare berdarah dan kolera. Pemberian antibiotik yang tidak rasional justru
dapat
memperpanjang
lamanya
diare
karena
akan
mengganggu
keseimbangan flora usus, meningkatkan resistensi kuman, dan menambah biaya pengobatan.
38
Obat pilihan untuk pengobatan diare yang disebabkan infeksi enteral dan parenteral adalah golongan Quinolon seperti Siprofloksasin dengan dosis 30-50 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis selama 5 hari. Pada kasus ini pasien diberikan cefotaxim dengan dosis 50-100mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis. Mengobati kausa Diare
Tidak ada bukti klinis dari anti diare dan anti motilitis dari beberapa uji klinis. Obat anti diare hanya simtomatis bukan spesifik untuk mengobati kausa, tidak memperbaiki kehilangan air dan elektrolit serta menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Antibiotik yang tidak diserap usus seperti streptomisin, neomisin, hidroksikuinolon dan sulfonamid dapat memperberat yang resisten dan menyebabkan malabsorpsi. Sebagian besar kasus diare tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotika oleh karena pada umumnya sembuh sendiri (self limiting). Antibiotik hanya diperlukan pada sebagian kecil penderita diare misalnya kholera shigella, karena penyebab terbesar dari diare pada anak adalah virus (Rotavirus). Kecuali pada bayi berusia di bawah 2 bulan karena potensi terjadinya sepsis oleh karena bakteri mudah mengadakan translokasi kedalam sirkulasi, atau pada anak/bayi yang menunjukkan secara klinis gajala yang berat serta berulang atau menunjukkan gejala diare dengan darah dan lendir yang jelas atau segala sepsis. Anti motilitis seperti difenosilat dan loperamid dapat menimbulkan paralisis obstruksi sehingga terjadi bacterial overgrowth, gangguan absorpsi dan sirkulasi. Beberapa antimikroba yang sering dipakai antara lain Kolera : Tetrasiklin 50mg/kg/hari dibagi 4 dosis (2 hari) Furasolidon 5mg/kg/hari dibagi 4 dosis (3 hari) Shigella : Trimetroprim 5-10mg/kg/hari Sulfametoksasol 25mg/kg/hari Diabgi 2 dosis (5 hari) Asam Nalidiksat : 55mg/kg/hari dibagi 4 (5 hari) Amebiasis: Metronidasol 30mg/kg/hari dibari 4 dosis 9 5-10 hari) Untuk kasus berat : Dehidro emetin hidrokhlorida 1-1,5 mg/kg (maks
39
90mg)(im) s/d 5 hari tergantung reaksi (untuk semua umur) Giardiasis : Metronidasol 15mg.kg/hari dibagi 4 dosis ( 5 hari )
Edukasi kepada orang tua Nasihat pada ibu untuk kembali segera jika ada demam, tinja berdarah, muntah berulang, makan atau minum sedikit, sangat haus, diare makin sering atau belum membaik dalam 3 hari. Indikasi untuk rawat inap pada diare akut adalah malnutrisi, usia kurang dari 1 tahun, menderita campak pada 6 bulan terakhir, adanya dehidrasi dan disentri yang datang dengan komplikasi.
40