BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR LATAR BELAKANG BELAKANG Kerentanan Kerentanan terhadap terhadap suatu kejadian kejadian infeksi infeksi pada susunan susunan saraf pusat
diperankan oleh berbagai faktor metabolik dan seluler seperti fungsi fagositosis, aktivitas antibacterial dari senyawa-senyawa seperti lizosim, fagistin, dan enzimenzim lisosim lainnya, perubahan kualitas dan kuantitas protein serum, gangguan metabolisme pada tingkat seluler, ada tidaknya produk jejas pada jaringan yang mempengaruhi permeabilitas vaskuler, vaskuler, efek tekanan tekanan jaringan dan sebagainya.1 Berdasarkan Berdasarkan hasil penelitian penelitian eksperiment eksperimental al kejadian kejadian infeksi infeksi tersebut tersebut juga dipengaruhi oleh berbagai faktor lainnya seperti jenis kelamin, usia, jenis bakteri penyebab, rute infeksi, adanya antibiotic yang spesifik atau penyakit lainnya, keadaan gizi, radiasi ionisasi, ionisasi, suhu lingkungan lingkungan yang tinggi, dan pemberian obatobatan. alam peristiwa klinis sehari-hari ada faktor-faktor tambahan yang dapat menurunkan resistensi terhadap infeksi seperti alkoholisme, diabetes mellitus, uremia, sirosis dan defesiensi atau tidak adanya imunitas seluler dan malnutrisi.1 !bses otak adalah suatu proses infeksi dengan pernanahan yang terlokalisir diantara jaringan otak yang disebabkan oleh berbagai macam variasi bakteri, fungus dan protozoa." #alaupun #a laupun teknologi kedokteran diagnostic dan perkembangan antibiotika saat ini telah mengalami mengalami kemajuan, kemajuan, namun rate rate kematian penyakit abses otak tetap masih tinggi yaitu sekitar 1$-%$& atau rata-rata '$&. (enyakit ini sudah jarang dijumpai terutama di )egara-negara maju, namun karena resiko
1
kematiannya tinggi, abses otak termasuk golongan penyakit infeksi yang mengancam kehidupan masyarakat. " *enurut Britt, +ichard et al, penderita abses otak lebih banyak dijumpai pada laki-laki dibandingkan perempuan dengan perbandingan 1 yang umumnya masih usia produktif yaitu sekitar "$-$ tahun." /ang 0/ menyatakan bahwa kondisi pasien sewaktu masuk rumah sakit merupakan faktor yang sangat mempengaruhi angka kematian. ika kondisi pasien buruk maka angka kematian juga tinggi. " 2asil penelitian 3iang / 2an 45he university of te6as *. !nderson 7ancer 7entre 2ouston 5e6as8 terhadap 9 penderita abses otak yang diperoleh selama 1' tahun 419:9-"$$"8, menunjukan bahwa jumlah penderita laki-laki ; perempuan dengan perbandingan <", berusia sekitar :-<: tahun dengan rate kematian &. " emikian juga hasil penelitian 2akim !! terhadap "$ pasien abses otak yang terkumpul selama " tahun 419:'-19:%8 dari +0= r. 0oetomo 0urabaya, menunjukan hasil yang tidak jauh berbeda, dimana jumlah penderita abses otak pada laki-laki ; perempuan dengan perbandingan 119 berusia sekitar bulan sampai dengan $ tahun dengan angka kematian & 4dari "$ penderita, < meninggal8. " Banyak perubahan dalam penatalaksanaan abses serebri. (erkembangan pesat terjadi setelah ditemukan adanya 75 scan tahun 19<$ sebagai diagnostic baku. +ejimen obat antibiotic, serta kemajuan dalam teknik bedah saraf yang dilakukam lebih awal telah berdampak pada perbaikan prognosis penyakit. :
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
!bses otak adalah suatu proses infeksi dengan pernanahan yang terlokalisir diantara jaringan otak yang disebabkan oleh berbagai macam variasi bakteri, fungus dan protozoa. " !bses otak merupakan penumpukan material piogenik yang terlokalisir di dalam atau diantara parenkim otak. !bses serebri merupakan infeksi intraserebral fokal yang dimulai sebagai serebritis yang lokalisatorik dan berkembang menjadi kumpul pus yang dikelilingi oleh kapsul. : 2.2 EPIDEMIOLOGI
3
i >ndonesia belum ada data pasti, namun di !merika 0erikat dilaporkan sekitar 1$$-"$$ kasus abses serebri per tahun. (revalensi diperkirakan $,-1, per 1$$.$$$ orang per tahun. umlah penderita pria lebih banyak daripada wanita, yaitu dengan perbandingan "-1 engan perkembangan pelayanan vaksinasi, pengobatan pada infeksi pediatrik, serta pandemic !>0, terjadi pergeseran prevalensi ke usia dekade - kehidupan.: 2.3 ETIOPATOGENESIS
Banyak organisme dapat menjadi penyebab abses serebri, tergantung pada lokasi masuknya infeksi. 5abel sumber infeksi, lokasi lobus, flora mikroba N
Sumber i!e"#i
Lo"$#i Ab#e#
P$%o&e u%$m$
o 1.
0inus paranasalis
?obus frontalis
Staphylococcus aureus, Streptococci, Haemophilus sp, Bacteroides sp
"
>nfeksi otogenik
>nfeksi odontogenik
?obus temporal, Streptococci, serebelum Bacteroides sp Enterobacterial, seudomonas sp, haemophilus sp ?obus frontal Streptococci,
4
'
.
%.
<.
:.
9.
Bacteroides sp, staphylococci, antinobacilus sp
@ndokarditis bacterial
Biasanya abses multiple, bisa di Staphylococcus lobus mana saja aureus, >nfeksi pulmonal 4abses, Streptococus empiem, bronkiektasis8 Biasanya abses viridians multiple, bisa di Streptococci, lobus mana saja Bacteroides sp, 0hunt kanan ke kiri 4penyakit staphylococci, jantung sianotik, !A* paru8 Biasanya abses antinobacilus sp multiple, bisa di Streptococus, lobus mana saja Staphylococcus, peptostreptococcus 5rauma penterasi atau paska sp. operasi 5ergantung lokasi Staphylococcus aureus, Enterobacterial Streptococus Epidermidis, (asien dengan imunosupresan Clostridium sp 0ering abses multiple, Aspergillus sp, berbagai lobus Peptostreptococcu bisa kena s sp. Bacteroides sp, haemophilus (asien !>0 sp, Staphylococcus 0ering abses multiple, Toxoplasma berbagai lobus gondii, bisa kena Criptococcus neoorman, !isteria, "ycobacterium sp,
5
Candida, Aspergilus
0ebagian besar abses otak berasal langsung dari penyebaran infeksi telinga tengah, sinusitis 4paranasal, ethmoidalis, sphenoidalis dan ma6illaries8. !bses dapat timbul akibat penyebaran secara hematogen dari infeksi paru sistemik. !bses otak yang penyebarannya secara hematogen, letak absesnya sesuai dengan peredaran darah yang didistribusi oleh arteri cerebri media terutama lobus parietalis atau cerebellum dan batang otak. " !bses otak lebih jarang terjadi pada meningitis bacterial, tetapi dapat menjadi komplikasi pada otitis media 4terutama menyebabkan abses lobus temporalis dan abses serebelar8 dan infeksi lokal lainnya misalnya sinusitis paranasal. >nfeksi dapat juga terjadi akibat penyebaran jauh dari paru 4bronkiektasis8, pelvis atau jantung 4 endokarditis bakterialis dan lesi kongenital8. ' 5ahap-tahap abses serebri !walnya terjadi reaksi peradangan yang difus pada jaringan otak yang ditandai oleh adanya infiltrasi leukosit, edema otak, perlunakan dan kongesti kadang disertai bintik-bintik perdarahan. 0etelah itu beberapa hari kemudian terjadi nekrosis dan pencairan pada pusat lesi sehingga terbentuk rongga abses,
6
astroglia, fibroblast, makrofag mengelilingi jaringan yang nekrotik dan terbentuk abses yang tak berbatas tegas. 5ahap lanjut berupa fibrosis yang progresif sehingga terbentuk kapsul dengan dinding yang konsentris. 2.' STADIUM ABSES
inamika perkembangan suatu abses otak dipelajari oleh Britt dan@nzmann untuk pertama kali. Berdasarkan penelitian eksperimental klasik dan studi klinisnya, mereka mengidentifikasi empat stadium proses patologi abses otak yaitu1 1. 0tadium serebritis dini # Early serebritis 41- hari8 +espon inflamasi perivaskuler mengelilingi pusat nekrotik pada hari •
•
ketiga 5erdapat edema pada substansia alba *unculnya pusat nekrotik dan respon inflamasi lokal disekeliling • pembuluh darah 4mencapai puncak pada hari ketiga dengan adanya
•
edema8 (ada saat ini lesi tidak dapat dibedakan dari jaringan otak sehat • ". 0tadium serebritis lanjut !ate serebritis 4'-9 hari8 (usat nekrotik mencapai bentuk maksimum *uncul fibroblas 4membentuk kapsul dan menambah •
•
neovaskularisasi perifer dari pusat nekrotik. 5erdapat respon reaktif astrosit disekitar edema substansia alba. (us membentuk pembesaran dari pusat nekrotik yang dikelilingi oleh
•
zona sel inflamasi dan makrofag. Cibroblast membentuk jaringan retikulin yang merupakan perkusor
•
dari kapsul kolagen.
7
. 0tadium formasi kapsul dini Early capsule ormation 41$-1 hari8 (enurunan bentuk pusat nekrotik • 5erdapat fibroblast dengan deposisi retikulin pada bagian korteks • iluar kapsul terdapat serebritis dan neovaskularisasi dengan •
•
peningktan astrosit reaktif Kapsul semakin menebal disekitar pusat nekrotik Cormasi kapsul tersebut membatasi penyebaran infeksi dan kerusakan
•
parenkim otak. Cormasi kapsul berkembang lebih lambat pada daerah medial
•
ventrikel karena vaskularisasi yang lebih sedikit pada substansia alba yang lebih dalam '. 0tadium formasi kapsul lanjut !ate capsule ormation 4 ; 1' hari8 Kapsul menebal dengan reaktif koagen pada minggu ketiga • itandai dengan zona histologi • 1. !danya pusat nekrotik ". Dona perifer dari sel inflamasi dan fibroblast . Kapsul kolagen '. ?apisan neovaskularisasi diluar kapsul dengan serebritis sisa 4 residual serebritis8 . Dona edema dan gliosis reaktif diluar kapsul 2.( GAMBARAN KLINIS
2ampir semua penderita abses otak didapati keluhan sakit kepala 4<$-9$&8, muntah-muntah, kejang, gejala-gejala pusing, vertigo,ata6ia 4pada penderita abses serebelli8, gangguan bicara, hemianopsis, unilateral midriasis yang merupakan indikasi terjadinya herniasi tentorial 4pada penderita abses temporal8, gejala fokal pada penderita abses supratentorial."
8
Kumpulan pus menyebabkan gambaran yang dapat diprediksi yaitu gambaran massa yang membesar di otak
• • •
(eningkatan tekanan intrakranial, 5anda fokal 4disfagia, hemiparesis, ataksia8, Kejang
emam sering terjadi tetapi tidak selalu. (rogresivitas gejala dan tanda, terutama dalam hitungan hari bahkan beberapa minggu, dapat menyerupai gambaran neoplasma otak. ' 2.) KRITERIA DIAGNOSIS
!namnesis terhadap kemungkinan adanya infeksi akut atau kronis di telinga bagian tengah, mastoid, sinus paranasalis, paru-paru dan jantung. Kemudian ditanyakan tentang
kemungkinan adanya peningkatan tekanan intracranial,
melalui anamnesis tentang adanya gejala fokal serebral atau serebelar tidak boleh dilupakan.< Eambaran klinisnya tidak khas, criteria terdapat tanda infeksi disertai peningkatan tekanan intracranial. Khas bila terdapat trias gejala infeksi F 5>KF tanda neurologik fokal. (emeriksaan fisikneurologic perlu dikonfirmasi dengan hasil anamnesis dan sebaiknyaG anamnesis dapat diulang berdasarkan atas temuan pada pemeriksaan ini. (emeriksaan fisikneurologik perlu dikonfirmasi dengan hasil
9
anamnesis dan sebaliknyaG anamnesis dapat diulang berdasarkan atas temuan pada pemeriksaan ini. (emeriksaan fisikneurologik harus dikerjakan secara sistematik.< (emeriksaan tambahan meliputi analisis 700 4hati-hati bila akan melakukan pungsi lumbalG perhatikan tentang kenaikan tekanan intracranial8, foto thoraks dan tengkorak dan bila perlu dapat dilakukan pemeriksaan @@E, 75 scan atau *+>.< (ada pemeriksaan penunjang
• • • •
arah rutin $-%$& didapati leukositosis 1$.$$$-"$.$$$cm" ?@ <$-9& meningkat +adiologi foto polos kepala biasanya normal 75Hscan kepala tanpa kontras dan pakai kontras bila abses berdiameter
; 1$ mm !ngiografi % • 2.* DIAGNOSIS BANDING 0pace occupying lesion 40I?8 • *eningitis bakterial • 5rombophelbitis intra cerebral • !bses e6tradural • @nsefaliti0 • 2.+ PENATALAKSANAAN (engobatan terbaik ialah pada stadium permulaan terbentuknya abses. Ileh karena itu diagnosis tepat dan cepat merupakan syarat mutlak. (emberantasan fokus infeksi harus mendapat prioritas. (engobatan harus secara tuntas. !pabila
10
memberi ampisilin maka dosisnya harus tinggi, '6-' gram tiap hari, apabila memakai kloramfenikol maka dosisnya ialah '61 gram"' jam. >ntervensi bedah saraf untuk kompresi dan drainase abses mungkin harus dilakukan
untuk
mengatasi
gejala
klinis
dan
medapatkan
diagnosis
bakteriologis. !ntibiotik spectrum luas misalnya sefota6im dengan metronidazole diberikan sampai dosis bakteriologis ditegakkan. Kortikosterod 4dengan perlindungan antibiotic8 mungkin diperlukan untuk mengatasi edema serebri
5indakan bedah drainase atau eksisi pada abses serebri diindikasikan untuk
?esi dengan diameter . ", cm 5erdapat efek massa yang signifikan ?esi dekat dengan ventrikel Kondisi neurologi memburuk 0etelah terapi " minggu abses membesar atau setelah ' minggu
ukuran abses tak mengecil. 5erapi medikamentosa saja tanpa operasi dipertimbangkan pada konsisi seperti
!bses tunggal, ukuran kurang dari " cm !bses multiple atau yang lokasinya sulit dijangkau
11
Keadaan kritis pada stadium akhir.:
2., KOMPLIKASI serebri jarang 4J 1" &8 sebagai komplikasi meningitis bacterial dan hanya
& akibat infeksi endokarditis. Komplikasi abses serebri terbanyak berupa +obeknya kapsul abses ke dalam ventrikel atau ruang subarakhnoidal. • (enyumbatan cairan serebrospinal • @dema otak • 2erniasi tenterial oleh massa abses otak •
2.1- PROGNOSIS (rognosis tergantung pada penegakan diagnosis secara dini. (enentuan
organism penyebab serta pemberian obat yang tepat dan segera. !ngka kematian bisa mencapai $& atau bahkan lebih tinggi lagi.< (rognosis baik antara lain ditentukan oleh
• •
•
=sia muda 5idak dijumpai defek banding atau penurunan kesadaran pada awal penyakit 5idak dijumpai komorbid.
Beberapa faktor yang memperburuk prognosis bila dijumpai
• •
5anda herniasi pada awal penyakit 4mortalitas ; $&8 (erluasan lesi pada pemeriksaan radilogi
12
• •
5indakan bedah terlambat !bses nokardia 4mortalitas 6 dibandingkan abses bakteri, fatalitas ; $& pada imunokompromised8.:
DAFTAR PUSTAKA 1. #ijanarko.C, 5urchan !. jurnal (C. Brain Abscess $ith Congenital Heart
%isease. (ub med."$1$ cited "$1 februari L !vailable from www.bedahsarafsolo.comabses&"$ 2. 2akim !rsyad. urnal (C.!bses Itak. (ub med."$$ cited "$1 februari L !vailable from www.repository.usu.ac.idmkn-des"$$& . 0tandar (elayanan *edik. Bagian ilmu penyakit saraf.fakultas kedokteran =)2!0. +0=(.r.#ahiddin 0udirohusodo. *akassar.p "$ '. Einsberg ?. ?ecture )ote )eurologi. @disi kedelapan @rlangga medical series. akarta "$$".p 1"'-1" . +ahayu. urnal santika medika =niversitas *uhamadiyah *alang. !bses Itak.volume %. (ub med "$1$ cited "$1 februari L !vailable from httpwww.ejournal.umm.ac.idinde6sainm.pdf %. !bses 0erebsri. !vailable from www.artikelkedokteran.com<1abs. cited "$1 februari L <. 2arsono. Buku !jar )eurologi Klinis.Eadja *ada =niversity (ress. ogjakarta "$11.p 1<1-1< :. 0udewi +aka,dkk, >nfeksi (ada 0istem 0araf. !irlangga =niversity (ress. 0urabaya"$11.p "1-"9 13
14