ABSES ABS ES OT OTAK AK
Maya Kurnia Dewi 01.207.5524
DEFINISI Abses otak adalah suatu proses infeksi dengan pernanahan yang terlokalisir di antara jaringan otak yang disebabkan oleh berbagai macam variasi bakteri, jamur dan parasit.
ETIOLOGI 1. Organisme aerob - Gram positif: Pneumokokus
Streptokokus,
Stafilokokus,
- Gram negatif: E. coli, Hemophilus influenza, Pseudomonas 2. Organisme anaerob: B. fragilis, Bacteroides sp, Fusobacterium sp, Prevotella sp, Actinomyces sp, dan Clostridium sp. 3. Fungi : Kandida, Aspergilus, Nokardia 4. Parasit : E. histolytica, Schistosomiasis, Amoeba
FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor tuan rumah (host) Daya pertahanan susunan saraf pusat untuk menangkis infeksi meliputi kesehatan umum yang baik, struktur sawar darah otak yang utuh dan efektif, aliran darah ke otak yang adekuat, sistem imunologik humoral dan selular yang berfungsi sempurna.
Faktor kuman Kuman tertentu cenderung neurotropik seperti yang membangkitkan meningitis bacterial akut, memiliki beberapa faktor virulensi yang tidak bersangkut paut dengan faktor pertahanan host. Kuman yang memiliki virulensi yang rendah dapat menyebabkan infeksi di susunan saraf pusat jika terdapat ganggguan pada sistem limfoid atau retikuloendotelial.
Faktor lingkungan Faktor tersebut bersangkutan dengan transisi kuman. Yang dapat masuk ke dalam tubuh melalui kontak antar individu, vektor, melalui air, atau udara.
PATOFISIOLOGI Mikroorganisme penyebab abses masuk ke otak dengan cara:
Implantasi langsung akibat trauma, tindakan operasi. Penyebaran infeksi kronik pada telinga, sinus, mastoid, dimana bakteri dapat masuk ke otak dengan melalui tulang atau pembuluh darah.
Penyebaran bakteri dari fokus primer pada paruparu seperti abses paru, bronchiactasis, empyema, pada endokarditis dan perikarditis.
Komplikasi dari meningitis purulenta.
Fase awal abses otak terjadi reaksi radang yang difus pada jaringan otak dengan infiltrasi leukosit disertai udem, perlunakan dan kongesti jaringan otak, kadang-kadang disertai bintik perdarahan setelah beberapa hari/minggu terjadi nekrosis dan pencairan pada pusat lesi sehingga membentuk suatu rongga abses mula-mula abses tidak berbatas tegas tetapi lama kelamaan dengan fibrosis yang progresif terbentuk kapsul dengan dinding yang konsentris
KLASIFIKASI
Stadium serebritis dini (Early Cerebritis)
Stadium serebritis lanjut (Late Cerebritis)
Stadium pembentukan kapsul dini (Early Capsule Formation)
Stadium pembentukan kapsul lanjut (Late Capsule Formation)
Stadium serebritis dini (Early Cerebritis) Reaksi radang lokal dengan infiltrasi polymofonuklear leukosit, limfosit dan plasma sel dengan pergeseran aliran darah tepi, yang dimulai pada hari pertama dan meningkat pada hari ke 3. Sel-sel radang mengelilingi daerah nekrosis infeksi. Pada stadium ini terjadi edema di sekitar otak.
Stadium serebritis lanjut (Late Cerebritis) Pusat nekrosis membesar. Di tepi pusat nekrosis didapati daerah sel radang, makrofag-makrofag besar dan gambaran fibroblas yang terpencar retikulum yang akan membentuk kapsul kolagen. Pada stadium ini edema otak menyebar maksimal sehingga lesi menjadi sangat besar.
Stadium pembentukan kapsul dini (Early Capsule Formation) Pusat nekrosis mulai mengecil, makrofag menelan acellular debris dan fibroblast meningkat dalam pembentukan kapsul.
Stadium pembentukan kapsul lanjut (Late Capsule Formation) Pada stadium ini, terjadi perkembangan lengkap abses dengan gambaran : - Pusat nekrosis diisi oleh acellular debris dan selsel radang - Daerah tepi pusat nekrosis terdiri dari sel radang, makrofag, dan fibroblast - Kapsul kolagen yang tebal.
MANIFESTASI KLINIS Trias abses otak :
Peningkatan tekanan intrakranial muntah, dan papil edema.
Tanda infeksi
Gejala neurologik fokal kejang, gangguan saraf kranial, afasia, ataksia, paresis.
sakit kepala,
demam, menggigil, leukositosis.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Pemeriksaan CT scan sebagai pilihan prosedur diagnostik, dikarenakan sensitifitasnya dapat mencapai 90% untuk mendiagnosis abses otak. MRI saat ini banyak digunakan memberikan diagnosis yang lebih cepat dan lebih akurat
PENATALAKSANAAN Dasar pengobatan mengurangi efek massa dan menghilangkan kuman penyebab.
Terapi definitif melibatkan :
Penatalaksanaan terhadap efek massa (abses dan edema) yang dapat mengancam jiwa
Terapi antibiotik dan test sensitifitas dari kultur material abses
Terapi bedah saraf (aspirasi atau eksisi)
Pengobatan terhadap infeksi primer
Pencegahan kejang
Neurorehabilitasi
Prinsip Pemilihan Antibiotik pada Abses Otak
Infeksi bakteri Meropenem
Penyakit jantung metronidazole
Post VP-Shunt
Otitis media, Vancomycin
Infeksi meningitis citrobacter Sefalosporin generasi ketiga, yang secara umum dikombinasikan dengan terapi aminoglikosida
sianotik
Penissilin
dan
Vancomycin dan ceptazidine
sinusitis,
atau
mastoiditis
Terapi optimal
antimikrobial + tindakan bedah
Pada studi terakhir, prosedur pilihan terapi eksisi dan drainase abses melalui kraniotomi. Tetapi pada center-center tertentu lebih dipilih penggunaan stereotaktik aspirasi atau MR-guided aspiration and biopsy. Tindakan aspirasi biasa dilakukan pada abses multipel, abses batang otak dan pada lesi yang lebih luas digunakan eksisi.
PROGNOSIS Prognosis dari abses otak ini tergantung dari: 1) Cepatnya diagnosis ditegakkan 2) Derajat perubahan patologis 3) Soliter atau multipel. 4) Penanganan yang adekuat
Dengan alat-alat canggih abses otak pada stadium dini dapat lebih cepat didiagnosis sehingga prognosis lebih baik. Prognosis abses otak soliter lebih baik dari multipel.