TUGAS PORTOFOLIO MEDIK DOKTER INTERNSIP
TRAUMA OKULI
Oleh: Annisa Maulidia Mahdi, dr dr..
Pemimin!: Ris"# Ari, dr., S$M
RUMA% SAKIT UMUM DAERA% I&NU SINA GRESIK '()* i
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................................................. Daftar Isi ........................................................................................................................................ Laporan Portofolio ......................................................................................................................... Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio .................................................................................. vii BAB I
Pendahuluan ................................ ................................. .................................. ................. ........... ......
BAB II
injauan Pustaka ....................................................... .................................. .................. ............ ........
BAB III !esimpulan ................................. ................................. .................................. ...............
ii
PORTOFOLIO N+. ID dan Nama Peser"a " dr. Annisa #aulidia #ahdi N+. ID dan Nama ahana " R$%D Ibnu $ina &resik T+$i- " rauma 'kuli Tan!!al -asus/ " (( 'ktober )*(+ Nama Pasien" $dr. % H
N+ RM" +,*(-
Tan!!al Presen"asi" /
Pendam$in!" dr. Rist0 Ari1 $p#
O#e-"i0 Presen"asi" Keilmuan
!eterampilan
Pen0egaran
injauan Pustaka
Diagnostik
#anajemen
#asalah
Istime2a
3eonatus
Ba0i
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Deskripsi" Laki/laki usia )4 tahun1 mata kiri merah1 n0eri 5671 bengkak 5/71 penglihatan mata kiri menurun ujuan" #engoptimalkan penegakan diagnosa dan penatalaksanaan trauma okuli &ahan ahasan
injauan
Riset
Kasus
Audit
Presentasi dan
8/mail
Pos
Pustaka 1ara memahas
Dis-usi
diskusi
Da"a $asien
3ama" $dr. % H
3ama !linik" R$%D Ibnu $ina
elp "/
3o R#" +,*(-
Da"a u"ama un"u- ahan dis-usi ). Anamnesis
/
!eluhan %tama
" #ata kiri merah
/
Ri2a0at Pen0akit $ekarang " Pasien mengeluhkan mata kiri merah seperti berdarah setelah terkena serpihan keramik saat memotong keramik 9 jam $#R$. #ata kiri merah disertai penglihatan menurun sampai han0a melihat seperti ba0angan. Pasien diba2a ke puskesmas terdekat diberikan kassa iii
untuk menutup mata lalu dirujuk ke R$ Ibnu $ina. 30eri 5671 darah 5671 :ekot/:ekkot 5/71 pusing 5671 berair 567. idak ada keluhan pada mata kanan pasien. '. Ri2a#a" Pen!+a"an
Pasien tidak pernah mendapatkan terapi sebelumn0a untuk kedua matan0a 3. Ri2a#a" Pen#a-i" Dahulu
Pasien mengaku tidak pernah mengalami hal serupa sebelumn0a. Ri2a0at sakit mata 5/71 mata merah 5/71 ri2a0at penggunaan ka:amata 5/7. Ri2a0at pen0akit D# 5/71 Hipertensi 5/7. .
Pemeri-saan Fisi-
!eadaan umum " :ukup !esadaran
" &;$ ,+
ekanan darah " (9)<=4 mmHg
iv
$uhu badan
" 9+14 >;
)*<+* Ph )*<),
4ISUS
(<9**
POSISI &M
'rthoporia GERAKAN &M
'edem 5/71 spasme 5/7 ;I 5/71 P;I 5/7 Jernih
PALPE&RA 1ON5UN1TI4A 1ORNEA
sde
abrasi 567 )mm1 oedema 5/71 spasme 5/7 Hiperemis1 ;I 5671 P;I 567 $;H 567 Ruptur 567 pada jam 9/, di para:entral1 edema 5671 striae 567
Dalam Rad line 567
1.O.A. IRIS
!esan dalam1 Hifema 567 Rad line 567
Bulat1 C 9mm1 RP 5671
PUPIL
Bulat1 C 9mm1 RP 567
Jernih
LENSA
!esan keruh
n
T.I.O.
sde
" (+?
3adi
" -4?
!epala @ leher " anemia 5/71 i:terus 5/71 :0anosis 5/71 d0spnea 5/71 p!&B 5/7 hora?
" simetris1 bentuk normal1 deformitas 5/7 ;or
" $($) tunggal1 murmur 5/71 gallop 5/71 i:tus :ordis di I;$ , mid:lavi:ular line kiri
Pulmo" vesikuler
" flat1 supel1 B% 567 3ormal1 hepar
8?tremitas
" akral hangat kering merah1 ;R)detik1 8dema tungkai /
S"a"us L+-alis
v
6. Pemeri-saan La+ra"+rium
/ Darah lengkap
" Hb ()1+ < Leukosit -=** < P; 9) < rombosit 9,.***
*. Pemeri-saan Radi+l+!is
idak dilakukan Da0"ar Pus"a-a " Asbur0 1 $anitato JJ. )***. General Ophthalmology. Alih bahasa" 'ftalmologi %mum ed. (.
Jakarta. Eid0a #edika Depkes RI1 Ditjen Binkenmas. (--4. Hasil Survey Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran 1996 Ha2kins 81 #ills #. )**=. ':ular rauma. Ocular J )**=":hapt (9F(9-/( Il0as1 $idharta. )**-. Ilmu Penyakit ata! "disi Ketiga# $rauma ata. Hal ),-/)=+. Penerbit" G!%I1 Jakarta !uhn G1 #orris R1 Eitherspoon ;D. (--,. %"$$# $he $erminology o& Ocular $rauma Pandita A1 #erriman #. )*(). ':ular trauma epidemiolog0 " (*/0ear retrospe:tive stud0. 'e( )ealand ed J )*()Fvol (),"(94 Eidiana I1 Anda0ani A1 Djelantik $. )*(*. he Relation of 'nset of rauma and isual A:uit0 on raumati: Patient. Jurnal O&talmologi Indonesia )*(*"vol =F4,/-* Eijana 3. (--9. rauma. Dalam" Ilmu Pen0akit #ata1 8disi Pertama. Jakarta" G!%I anoff #1 Duker J$. )**. Ophtalmology. )nd ed1 p. (+/(-. $t Louis1 #'" #osb0 anoff1 #1 Duker1 J$ and Augsburger1 JJ1 et al. Ophthalmology. )nd ed. $t. Louis1 #o" 8lsevierF )**"(9-(/(9-+
%asil $emela7aran"
(. Penegakan diagnosis trauma okuli ). Penatalaksanaan kega2at daruratan trauma okuli
vi
Ran!-uman %asil Pemela7aran P+r"+0+li+ Kasus
(. $ub0ektif !eluhan %tama
" #ata kiri merah
Ri2a0at Pen0akit $ekarang
" Pasien mengeluhkan mata kiri merah seperti berdarah setelah
terkena serpihan keramik saat memotong keramik 9 jam $#R$. #ata kiri merah disertai penglihatan menurun sampai han0a melihat seperti ba0angan. Pasien diba2a ke puskesmas terdekat diberikan kassa untuk menutup mata lalu dirujuk ke R$ Ibnu $ina. 30eri 5671 darah 5671 :ekot/:ekkot 5/71 pusing 5671 berair 567. idak ada keluhan pada mata kanan pasien. ). 'b0ektif Pemeri-saan 0isi- : !eadaan umum " lemah !epala @ leher " anemia 8/, i:terus 5/71 :0anosis 5/71 d0spnea 5/71 p!&B 5/7 Abdomen
" flat1 supel1 B% 567 3ormal1 hepar
8?tremitas
" akral hangat kering merah1 ;R)detik1 8dema tungkai 898
S"a"us L+-alis
Pemeri-saan La+ra"+rium
/ Darah lengkap 9. Assesment
" Hb ()1+ < Leukosit -=** < P; 9) < rombosit 9,.***
Berdasarkan anamnesa1 pemeriksaan fisik1 dan pemeriksaan laboratorium1 pasien di diagnosa dengan '$ rauma 'kuli Penetrans . Plan Dia!n+sis " Pemeriksaan klinis ulang
vii
Tera$i
:
/
Pro #R$
/
Pro '$ e?plorasi 6 he:ting kornea < LA
/
Bed rest semifo2ler position
/
Inj. etagram ),* I% im
/
;iproflo?a:in tab ) ? ,** mg peroral
/
Asam mefenamat tab 9 ? ,** mg peroral
/
#etilprednisolon tab 9 ? 4mg peoral
Pemberian terapi pada pasien sudah sesuai dengan literatur mengenai penatalaksanaan trauma okuli penetrans M+ni"+rin! !eluhan1 pemeriksaan fisik terutama perbaikan luka post 'P dan visus Edu-asi :
(7 #emberitahukan kepada pasien dan keluarga bah2a pen0akit 0ang diderita adalah trauma mata akibat serpihan keramik
0ang mengakibatkan beberapa struktur mata mengalami
gangguan sehingga mengakibatkan penglihatan pasien menurun mendadak. )7 #emberitahukan kepada pasien dan keluarga bah2a pen0akit 0ang diderita pasien memerlukan penanganan segera untuk men:egah komplikasi 0ang lebih berat 0aitu dengan operasi untuk mengevaluasi benda asing 0ang menjadi pen0ebab trauma pada mata serta dilakukan penjahitan kornea mata 0ang robek akibat trauma tersebut. 97 #emberitahukan kepada pasien pen0akit 0ang diderita perlu pera2atan dan kontrol 0ang baik agar pen0embuhan :epat dan men:egah infeksi.
viii
S"a"us L+-alis
)*<+* Ph )*<),
4ISUS
(<9**
POSISI &M
'rthoporia GERAKAN &M
'edem 5/71 spasme 5/7 ;I 5/71 P;I 5/7
PALPE&RA 1ON5UN1TI4A
sde
abrasi 567 )mm1 oedema 5/71 spasme 5/7 Hiperemis1 ;I 5671 P;I 567 $;H 567
ix
Jernih
1ORNEA
Ruptur 567 pada jam 9/, di para:entral1 edema 5671 striae 567
Dalam Rad line 567
1.O.A. IRIS
!esan dalam1 Hifema 567 Rad line 567
Bulat1 C 9mm1 RP 5671
PUPIL
Bulat1 C 9mm1 RP 567
Jernih
LENSA
!esan keruh
n
T.I.O.
sde
x
&A& I PENDA%ULUAN
rauma okuli merupakan trauma 0ang terjadi pada mata 0ang bisa mengakibatkan kerusakan pada bola mata1 kelopak mata1 saraf mata dan sruktur lain pada mata 0ang bisa mengganggu fungsi penglihatan. Pen0ebab trauma okuli terbagi dua 0aitu benda tajam atau tumpul1 dan radiasi atau bahan kimia. rauma okuli terbagi dua jenis 0aitu trauma okuli perforans dan trauma okuli non perforans. Prevalensi trauma okuli dalam lima tahun terakhir pada penelitian di ne2 eeland adalah (9 0ang menunjukkan peningkatan dari penelitian sebelumn0a (. $edangkan data terakhir di Indonesia1 surve0 pada tahun (--4/ )**) menunjukkan angka (+ dari data mengenai gangguan penglihatan akibat trauma pada mata). ingkat keparahan komplikasi pada trauma okuli ialah bergantung pada jaringan 0ang mengalami kerusakan misalkan pada palpebra1 konjungtiva1 kornea1 uvea1 lensa dan struktur lainn0a. ;ontoh komplikasi trauma okuli adalah erosi kornea1 hifema1 subluksasi kornea1 edema retina1 ablasio retina. !omplikasi pada trauma okuli bisa men0ebabkan gangguan penglihatan sampai tingkat kebutaan9. Ditinjau dari komplikasi dan dampak trauma okuli tersebut1 maka trauma okuli merupakan salah satu kasus kega2atan pada mata. $ehingga dibutuhkan pengetahuan mengenai trauma okuli dan pemahaman terhadap kasus pada trauma okuli 0ang terjadi untuk mengetahui penanganan pada trauma okuli tersebut.
1
&A& II TIN5AUAN PUSTAKA
'.) Ana"+mi Ma"a Pemahaman mengenai anatomi mata1 orbita1 jalur penglihatan1 nervus kranialis atas1 dan
jalur sistem saraf pusat dalam mengontrol pergerakan mata merupakan pras0arat dalam interpretasi 0ang tepat mengenai pen0akit 0ang bermanifestasi pada mata. Lebih jauh lagi1 pengetahuan anatomi penting dalam peren:anaan 0ang tepat dan eksekusi 0ang aman untuk pembedahan okuli dan orbita . '.).)
&+la ma"a Bola mata de2asa berbentuk hampir bulat dengan diameter anteroposterior kira/kira )1)
mm. '.).'
K+n7un!"ia !onjungtiva merupakan membran mukosa tipis dan transparan 0ang membungkus
permukaan posterior kelopak mata 5konjungtiva palpebralis7 dan permukaan anterior sklera 5konjungtiva bulbaris7. !onjungtiva bersambungan dengan kulit pada tepi palpebra 5suatu sambungan mukokutan7 dan dengan epitel kornea di limbus. !onjungtiva memperoleh aliran darah dari arteria siliaris anterior dan arteria palpebralis 0ang beranastomosis dengan bebas bersama vena konjungtiva 0ang mengikuti arterin0a1 membentuk jaring/jaring vaskular konjungtiva 0ang sangat ban0ak. Pembuluh limfe tersusun dalam lapisan superfisial dan profundus1 bergabung membentuk pleksus limfatikus. !onjungtiva menerima persarafan dari per:abangan pertama nervus 5serabut n0eri relatif sedikit7 . '.).3 S-lera dan e$is-lera $klera merupakan pembungkus fibrosa pelindung mata di bagian luar1 0ang hampir
seluruhn0a terdiri atas kolagen. Jaringan ini padat dan ber2arna putih serta berbatasan dengan kornea di sebelah anterior dan duramater nervus opti:us di posterior. Permukaan luar sklera anterior dibungkus oleh sebuah sebuah lapisan tipis jaringan elastik halus1 episklera1
0ang mengandung ban0ak pembuluh darah 0ang mendarahi sklera. ebal
sklera sekitar *19/*1+ mm. $e:ara histologis1 struktur sklera sangat mirip dengan kornea1 0ang membedakann0a han0a pada deturgesensi relatif kornea sehingga mengakibatkan sklera ber2arna putih dan kornea transparan. Persarafan sklera berasal dari saraf/saraf siliaris. '.).; K+rnea
2
!ornea adalah jaringan transparan 0ang ukuran dan strukturn0a sebading dengan kristal sebuah jam tangan ke:il. !ornea de2asa rata/rata mempun0ai tebal ,,* m di pusatn0a 5variasi pada ras tertentu7F diameter horiontaln0a sekitar (=1,, mm dan vertikaln0a (*1+ mm. Dari anterior ke posterior1 kornea mempun0ai lima lapisan 0ang berbeda/beda1 0aitu Lapisan epitel1 Lapisan Bo2man1 $troma1 #embran Des:emet1 Lapisan endotel
Gamar '. Lapisan kornea
$umber nutrisi kornea adalah pembuluh/pembuluh limbus1 humor aKueous1 dan air mata. !ornea superfisial juga mendapatkan sebagian besar oksigen dari atmosfer. !ornea dipersarafi oleh :abang pertama 5oftalmikus7 dari nervus trigeminus 5n. 7. ransparansi kornea dikarenakan oleh strukturn0a 0ang seragam1 avaskular1 dan deturgensin0a . '.).6 Tra-"us uealis
3
Gamar 3. Bagian/bagian traktus uvealis '.).* Iris #erupakan perpanjangan korpus siliare ke anterior. Iris berupa permukaan pipih dengan
apertura bulat 0ang terletak di tengah1 pupil. Iris terletak bersambungan dengan permukaan anterior lensa1 memisahkan bilik mata depan dari bilik mata belakang1 0ang masing/masing berisi humor akuos. Iris berfungsi untuk mengendalikan ban0akn0a :aha0a 0ang masuk ke dalam mata. %kuran pupil ditentukan oleh keseimbangan antara konstriksi akibat aktivitas parasimpatis 0ang dihantarkan melalui nervus kranialis III dan dilatasi 0ang ditimbulkan oleh aktivitas simpatis . '.).< K+r$us siliaris Pada potongan melintang1 se:ara kasar1 berbentuk segitiga1 membentang ke depan dari ujung anterior koroid ke pangkal iris 5sekitar + mm7. !orpus siliaris terdiri atas ona anterior 0ang berombak/ombak1 pars pli:ata dan ona posterior 0ang datar1 pars plana. Pro:essus siliaris dan epitel siliaris pembungkusn0a1 berasal dari pars pli:ata1 berfungsi sebagai pembentuk humor akuos. #uskulus siliaris1 tersusun dari gabungan serat/serat longitudinal1 sirkular1 dan radial. Gungsi serat/serat sirkular adalah untuk mengerutkan dan relaksasi serat/serat onula1 mengubah tegangan pada kapsul lensa sehingga lensa dapat mempun0ai berbagai fokus baik untuk objek berjarak dekat maupun 0ang berjarak jauh dalam lapangan pandang. Pembuluh/pembuluh darah 0ang mendarahi
4
korpus siliaris berasal dari :ir:ulus arteriosus major iris. Persarafan sensoris iris melalui saraf/saraf siliaris. '.).= K+r+id !oroid adalah segmen posterior uvea1 di antara retina dan sklera1 0ang tersusun atas tiga lapis pembuluh darah koroidF besar1 sedang1 dan ke:il. Bagian dalam pembuluh koroid dikenal sebagai koriokapilaris. Darah dari pembuluh koroid dialirkan melalui empat vena kortikosa1 satu di tiap kuadran posterior. !oroid di sebelah dalam dibatasi oleh membrana Bru:h dan di sebelah luar oleh sklera. !oroid melekat erat ke posterior pada tepi/tepi nervus optikus1 dan di anterior bergabung dengan korpus siliaris. !umpulan pembuluh darah koroid mendarahi bagian luar retina 0ang men0okongn0a . '.).> Lensa Lensa merupakan struktur bikonveks1 avaskular1 tak ber2arna1 dan hampir transparan sempurna. ebaln0a sekitar mm dan diametern0a sekitar - mm. Lensa tergantung pada onula di belakang iris 5onula innii7F onula menghubungkann0a dengan korpus siliaris. Di sebelah anterior lensa terdapat humor akuos1 dan di sebelah posteriorn0a terdapat humor
vitreus. Lensa
dilapisi oleh kapsul 0ang
berupa
membran
semipermeabel untuk masukn0a air dan elektrolit. 8nam puluh lima persen lensa terdiri atas air1 sekitar 9, n0a protein1 sedikit mineral dan kalium. idak ada serat n0eri1 pembuluh darah1 atau saraf di lensa. '.).)( %um+r a-u+s Humor akuos diproduksi oleh korpus siliaris. $etelah memasuki bilik mata belakang1 humor akuos melalui pupil dan masuk ke bilik mata depan1 kemudian ke perifer menuju sudut bilik mata depan . '.).)) Re"ina Retina adalah lembaran jaringan saraf berlapis 0ang tipis dan semitransparan 0ang melapisi bagian dalam dua pertiga posterior dinding bola mata. Permukaan luar retina sensoris bertumpuk dengan lapisan epitel berpigmen1 sehingga berhubungan juga dengan membrana Bru:h1 koroid1 dan sklera. Permukaan dalam retina berhadapan dengan vitreus . Retina terdiri atas sepuluh lapis" 5(7 membran limitans internaF 5)7 lapisan serat saraf1 mengandung akson sel ganglion 0ang berjalan menuju nervus optikusF 597 lapisan sel ganglionF 57 lapisan pleksiform dalam1 mengandung sambungan sel ganglion dengan sel amakrin dan sel bipolarF 5,7 lapisan inti dalam badan/badan sel bipolar1 amakrin dan horisontalF 5+7 lapisan pleksiform luar1 mengandung sambungan sel bipolar dan sel horisontal dengan fotoreseptorF 5=7 lapisan inti luar sel fotoreseptorF 547 membran limitans eksternaF 5-7 lapisan fotoreseptor segmen dalam dan luar batang dan keru:utF dan 5(*7 epitel pigmen retina. Retina mempun0ai tebal *1( mm pada ora serrata dan *1,+ mm pada kutub posterior. Di tengah/tengah retina posterior terdapat makula berdiameter ,1,/+ mm . 5
'.).)' 4i"reus itreus merupakan sebuah badan gelatin 0ang jernih dan avaskular 0ang membentuk dua
pertiga volume dan berat mata1 mengisi rungan 0ang dibatasi lensa1 retina1 dan diskus optikus. itreus mengandung -- air1 ( kolagen da asam hialuronat1 0ang memberi bentuk dan konsistensi mirip gel karena sifatn0a 0ang mengikat ban0ak air . '.'
Trauma O-uli rauma okuli merupakan trauma atau :edera 0ang terjadi pada mata 0ang dapat
mengakibatkan kerusakan pada bola mata1 kelopak mata1 saraf mata dan rongga orbita. !erusakan ini akan memberikan pen0ulit sehingga mengganggu fungsi mata sebagai indra penglihat. rauma okuli merupakan salah satu pen0ebab 0ang sering men0ebabkan kebutaan unilateral pada anak dan de2asa muda1 karena kelompok usia inilah 0ang sering mengalami trauma okuli 0ang parah. De2asa muda 5terutama laki/ laki7 merupakan kelompok 0ang paling sering mengalami t rauma okuli ,.
'.'.)
De0inisi
rauma 'kuli adalah tindakan sengaja maupun tidak 0ang menimbulkan perlukaan mata atau :edera 0ang terjadi pada mata 0ang dapat mengakibatkan kerusakan pada bola mata1kelopak mata1saraf mata dan rongga orbita1kerusakan ini akan memberikan pen0ulit sehingga mengganggu fungsi mata sebagai indra penglihat.rauma mata merupakan kasus ga2at darurat mata1 dan dapat juga sebagai kasus polisi. Perlukaan 0ang ditimbulkan dapat ringan sampai berat atau menimbulkan kebutaan bahkan kehilangan mata +. '.'.'
E$idemi+l+!i
rauma okuli adalah pen0ebab kebutaan 0ang :ukup signifikan1 terutama pada golongan sosioekonomi rendah dan di negara/negara berkembang. !ejadian trauma okuli dialami oleh pria 9 sampai , kali lebih ban0ak daripada 2anita. Dari data EH' tahun (--4 trauma okuli berakibat kebutaan unilateral seban0ak (- juta orang1 )19 juta mengalami penurunan visus bilateral1 dan (1+ juta mengalami kebutaan bilateral akibat :edera mata. #enurut %nited $tates 80e Injur0 Registr0 5%$8IR71 frekuensi di Amerika $erikat men:apai (+ dan meningkat di lokasi kerja dibandingkan dengan di rumah. Lebih ban0ak pada laki/laki 5-9 7 dengan umur rata/rata 9( tahun =. *nited States "ye In+ury ,egistry 5%$8IR7 merupakan sumber informasi epidemiologi 0ang digunakan se:ara umum di A$. #enurut data dari %$8IR1 rata/rata umur orang 0ang terkena trauma okuli perforans adalah )- tahun1 dan laki/laki lebih sering terkena disbanding
6
dengan perempuan. #enurut studi epidemiologi international1 keban0akan orang 0ang terkana trauma okuli perforans adalah laki/laki umur ), sampai * tahun1 sering mengkonsumsi alkohol1 trauma terjadi di rumah. $elain itu :edera akibat olah raga dan kekerasan merupakan keadaan 0ang paling sering men0ebabkan trauma. Pada studi 0ang lain1 disimpulkan bah2a olahraga 0ang berhubungan dengan trauma pada pemakai ka:amata umumn0a terjadi pada usia di ba2ah (4 tahun dan jatuh dihubungkan dengan trauma pada pemakai ka:a mata 0ang umumn0a terjadi pada usia +, tahun atau lebih. #eskipun ka:amata dihubungkan dengan trauma 0ang terjadi1 resep ka:amata dan non resep ka:amata hitam telah ditemukan untuk memberikan perlindungan 0ang menghasilkan insiden 0ang rendah pada trauma serius mata bagi penggunan0a=14. '.'.3
5enis87enis "rauma
rauma pada mata dapat digolongkan atas " (.
541-7
rauma tumpul1 0ang terdiri atas " •
!onkusio1 0aitu trauma tumpul pada mata 0ang masih reversibel1 dapat sembuh dan normal kembali.
•
!ontusio1 0aitu trauma tumpul 0ang biasan0a men0ebabkan kelainan vaskuler dan kelainan jaringan< robekan.
Berdasarkan letak trauman0a dapat men0ebabkan "
).
/ / / / / / / / / /
Perdarahan palpebra 8mfisema palpebra Luka laserasi palpebra Hiperemis konjungtiva dan perdarahan subkonjungtiva 8dema kornea Hifema 5 perdarahan dalam bilik mata depan 7 Iridoplegia dan iridodialisa !elainan lensa1 berupa " $ubluksasi1 luksasi maupun katarak traumatik. Perdarahan badan ka:a. !elainan retina1 berupa" 8dema retina1 ruptur retina 5dapat men0ebabkan ablasio retina
/ / /
traumatik71maupun perdarahan retina. Robekan
rauma tembus 5 luka akibat benda tajam 71 dimana strutur okular mengalami kerusakan
akibat benda asing 0ang menembus lapisan okular1 0ang terdiri atas " •
•
3on perforasi Dengan perforasi1 meliputi " i. Perforasi tanpa benda asing intra okuler
7
Luka akibat benda tajam dapat men0ebabkan " / Luka pada palpebra 5laserasi palpebra7 / Laserasi konjungtiva / Abrasi1perforasi1laserasi kornea / Laserasi sklera / Robekn0a pembuluh darah1otot/otot okular1maupun serabut saraf okular. 9. rauma fisis1 0ang dapat disebabkan oleh " a7 $inar dan tenaga listrik1 0ang meliputi sinar ultraviolet1sinar inframerah1sinar rontgen dan radioaktif1dan tenaga listrik. b7 Luka bakar :7 Luka akibat bahan kimia1baik 0ang bersifat asam maupun basa1dimana luka akibat bahan kimia basa lebih berbaha0a dibanding bahan kimia asam. Bila trauma disebabkan benda tajam atau benda asing masuk ke dalam bola mata 1 maka akan terlihat tanda/tanda bola mata tembus1 seperti F /
#ata merah1 n0eri1 fotofobia1 blepharospasme dan lakrimasi
/
ajam penglihatan 0ang menurun akibat terdapatn0a kekeruhan media refrakta se:ara langsung atau tidak langsung akibat ruma tembus tersebut
/
ekanan bola mata rendah akibat keluarn0a :airan bola mata
/
Bilik mata dangkal akibat perforasi kornea
/
Bentuk dan letak pupil berubah.
/
erlihatn0a ruptur pada kornea atau sklera
/
Adan0a hifema pada bilik mata depan
/
erdapat jaringan 0ang di prolaps seperti :airan mata1 iris1 lensa1 badan ka:a atau retina.
'.'.; Dia!n+sa '.'.;.) Anamnesa Penegakan diagnosa pada trauma okuli tahap pertama adalah melalui anamnes. Anamnesa
dilakukan dengan menan0akan kepada pasien mengenai hal/hal 0ang berhubungan dengan terjadin0a trauma. !eluhan pada pasien trauma okuli bergantung pada jenis trauma dan tingkat keparahan trauma. !eluhan 0ang sering timbul pada mata adalah berupa mata merah1 n0eri1 penglihatan kabur1 mata berdarah1 mata bengkak1 sedangkan keluhan lain 0ang men0ertai adalah pusing atau n0eri kepala. Beberapa hal 0ang harus ditan0akan pada saat anamnesa adalah sebagai berikut 91 ()" • • • •
#ekanisme trauma harus ditan0akan dengan detail dan lengkap Bentuk dan ukuran benda pen0ebab trauma Asal dari objek pen0ebab trauma. !emungkinan adan0a benda asing pada bola mata dan atau pada orbita.
8
•
• • • • •
• • • • •
!emungkinan terjadin0a trauma pada lokasi pembangunan atau pengolah metal harus ditan0akan untuk mengarah kepada benda intraokular metal. Benda asing organik 0ang dapat menimbulkan infeksi. !eadaan saat terjadin0a trauma Eaktu pasti terjadin0a trauma1 lokasi terjadin0a trauma. Penggunaan ka:amata koreksi atau pelindung. !eadaan miopia berat men0ebabkan mata lebih rentan terhadap trauma kompresi anterior/posterior. Ri2a0at medis sebelumn0a Ri2a0at sakit pada mata1 ri2a0at operasi mata sebelumn0a Penglihatan sebelum terjadin0a trauma pada kedua mata. #edikasi 0ang sedang dijalani termasuk obat tetes mata dan alergi. &ejala lain" 30eri1 penglihatan se:ara umum berkurang jauh1 diplopia monokular
'.'.;.' Pemeri-saan Fisi- Pemeriksaan mata harus dilakukan se:ara men0eluruh mulai dari tajam penglihatan1 segmen
anterior dan segmen posterior mata1 antara lain
()1 (9
"
(.
8ksternal" Darah dapat mengaburkan pemeriksaan 0ang rin:i pada mata. Pemeriksa harus
).
berhati/hati dalam membersihkan darah atau fragmen ka:a1 logam1 atau partikel lainn0a. !etajaman isual" Penilaian ketajaman penglihatan dengan visus naturalis dengan tidak menempatkan tekanan berat pada mata saat menutup mata karena dapat mengakibatkan prolaps intrao:ular. Penurunan tajam penglihatan dapat terjadi karena ada perdarahan
9.
intraokular Palpebra" Pemeriksaan pada palpebra untuk mengetahui apakah ada laserasi baik laserasi
.
sebagian atau melibatkan seluruh ketebalan palpebra. !onjungtiva" Perdarahan subkonjungtival dapat men0amarkan tempat luka penetrasi1
,.
:hemosis atau edema konjungtiva juga s eringkali ditemukan. !ornea" Pada kornea dapat terjadi laserasi serta iris dapat prolaps sehingga bentuk pupil
+.
menjadi tidak bulat atau ireguller. ;'A" anda 0ang paling sering ditemukan pada ;'A adalah hifema1 hal ini bisa menjadi tanda kemungkinan adan0a :edera 0ang signifikan pada bola mata. Hifema ditandai dengan" / Perdarahan di ;'A / $umber perdarahan adalah iris atau badan siliaris / Jika hifema sebagian maka akan ada endapan sel darah merah di bagian inferior membentuk Mfluid levelN ke:uali jika terjadi perdarahan total
(
.
Berdasarkan tampilan klinisn0a hifema dibagi menjadi beberapa grade 5$heppard7" &rade I " darah mengisi kurang dari sepertiga ;'A 5,47 &rade II " darah mengisi sepertiga hingga setengah ;'A 5)*7 &rade III " darah mengisi hampir total ;'A 5(7 &rade I " darah memenuhi seluruh ;'A 547
9
Pasien dengan hifema akan mengeluh sakit1 disertai dengan epiphora dan blefarospasme. Penglihatan pasien akan menurun. Bila pasien duduk hifema akan terlihat terkumpul di bagian ba2ah bilik mata depan1 dan dapat memenuhi seluruh bilik mata depan (,. =.
Pupil" Distorsi pupil dapat diakibatkan adan0a luka penetrasi di :entral mata. Pupil dapat
4.
normal dengan luka penetrasi posterior Lensa" Lensa dapat menjadi keruh jika luka penetrasi mengenai kapsul lensa dan hal ini
-.
biasan0a terjadi lebih dari ( jam setelah kejadian. Gundus" Pemeriksaan dengan funduskopi jika ada ke:urigaan perdarahan vitreous 0ang bisa memberikan hasil reflek fundus negatif.
'.'.6 Pena"ala-sanaan
Langkah a2al 0ang perlu dilakukan adalah menerapkan prinsip umum bantuan hidup lanjut pada kasus trauma. $elanjutn0a dapat dilakukan sistem skoring untuk menilai trauma mata dan orbita dan membantu mengidentifikasi setiap pasien 0ang membutuhkan diagnosis dan tatalaksana segera. $alah satu sistem skoring 0ang sering digunakan adalah #adigan 80e and 'rbit rauma $:ale 5#8'$7 0ang memiliki beberapa parameter1 antara lain" 5a7 tajam penglihatanF 5b7 struktur bola mataF 5:7 proptosisF 5d7 pupil dan reaksi pupil terhadap :aha0aF dan 5e7 motillitas o:ular (+. Adapun fungsi dilakukann0a penilaian a2al dengan sistem skoring adalah" 5a7 dapat mendeskripsikan beratn0a trauma atau lukaF 5b7 memberikan pela0anan triage 0ang efektifF 5:7 membantu dalam hal kesiapan operasiF dan 5d7 memprediksikan prognosis penglihatan. #anajemen a2al 0ang dilakukan pada trauma tembus (+" #enjaga pasien tetap tenang untuk men:egah luka lebih lanjut • Pemberian analgetik • Pemberian sikloplegik untuk mengistirahatkan mata • Penilaian kembali keluhan n0eri1 visus1 I'1 gejala neurologis1 dan gejala lain. • Pasang pelindung mata tanpa memberikan penekanan pada mata • !ompres dingin • Lakukan penanganan tetanus untuk men:egah infeksi tetanus jika trauma akibat • • •
benda logam Berikan antibiotik sistemik inisial1 jangan antibiotik topikal Rujuk ke dokter spesialis mata untuk operasi repair segera
Medi-amen"+sa
#edikamantosa Post 'perasi
91 (9
(.Antibiotika" Pemberian antibiotika berguna untuk men:egah terjadin0a infeksi pas:a operasi1 infeksi pas:a operasi seringkali diakibatkan oleh bakteri. #enurut the 3ational 'osocomial In&ection Surveillance System 533I$71 lima patogen 0ang paling umum 10
dijumpai pada luka operasi adalah $taph0lo:o::us aureus 1entero:o::i1 staph0lo:o::i koagulase negatif1 8s:heri:ia :oli1 dan Pseudomonas aeruginosa. Berbagai pilihan antibiotika 0ang dapat digunakan 0aitu antibiotika topi:al berupa salep atau tetes mata dan sistemik. Beberapa golongan antibiotika pilihan diantaran0a / aminoglikosida" efektif terhadap pseudomonas1 streptokokus1 dan stafilokokus / :ephalosporin" efektif terhadap stafilokokus1 streptokokus dan gram negative tertentu. ).'bat Antiinflamasi non steroid 'bat ini diberikan pada kelainan mata akibat terbentukn0a bahan histamine 0ang memberikan keluhan gatal1 merah1 dan berair. ermasuk dalam golongan antiinflamasi 0ang bersifat anti limfosit adalah fenitbutaon1 indometasin1 dan salisilat. 'bat 3$AID juga digunakan sebagai anti/n0eri salah satun0a adalah asam mefenamat. 9. #idriatika dan $iklopegia 'bat/obat golongan midriatika ini berfungsi untuk" (.#elebarkan pupil sehingga mudah melakukan pemeriksaan fundus okuli ).Pada peradangan intrao:ular untuk menekan peradangan dan melepaskan sinekia 9.#elemahkan akomodasi pada pemeriksaan kelainan refraksi .#elebarkan pupil selama pembedahan lensa 0ang memerlukan pupil tetap melebar 'bat/obat golongan siklopegik bekerja melumpuhkan sfingter iris sehingga terjadi dilatasi pupil1 selain juga mengakibatkan paralisis otot siliar sehingga melumpuhkan akomodasi. Dikenal obat siklopegia atropine 5*1,/)71 homatropin 5)/,71 dan tropikamida 5*1,/(7. $ikoplegik juga dapat menghilangkan rasa sakit ataupun untuk mengurangi gejala radang uvea 0ang mungkin timbul.
Pemberian midriatika harus hati/hati pada orang 0ang
mempun0ai glaukoma sudut sempit karena dapat memberikan serangan akut sehingga sebelum memberikan midriatika harus terlebih dahulu diperiksa tekanan bola mata
91 (9
.
'.'.* K+m$li-asi !omplikasi 0ang dapat terjadi setelah terjadin0a trauma tembus adalah endoftalmitis1
panoftalmitis1 katarak traumatik1 glaukoma sekunder dan simpatetik oftalmika. 8ndoftalmitis dapat terjadi dalam beberapa jam hingga dalam beberapa minggu tergantung pada jenis mikroorganisme 0ang terlibat. 8ndoftalmitis dapat berlanjut menjadi panoftalmitis. $impatetik oftalmika adalah inflamasi 0ang terjadi pada mata 0ang tidak :edera dalam jangka 2aktu , hari sampai +* tahun dan biasan0a -* terjadi dalam ( tahun. Diduga akibat respon autoimun akibat terekposn0a uvea karena :edera1 keadaan ini menimbulkan n0eri1 penurunan ketajaman penglihatan mendadak1 dan fotofobia 0ang dapat membaik dengan enukleasi mata 0ang :edera (=. '.'.< Pr+!n+sis
Prognosis trauma okuli bergantung pada ban0ak faktor1 seperti" Besarn0a luka tembus1 makin ke:il makin baik •
11
• • • • •
empat luka pada bola mata Bentuk trauma apakah dengan atau tanpa benda asing Benda asing megnetik atau non megnetik Dalamn0a luka tembus1 apakahvtumpul atau luka ganda $udah terdapat pen0ulit akibat luka tembus $e:ara umum1 semakin posterior penetrasi dan semakin besar laserasi atau ruptur1
prognosis semakin buruk. rauma 0ang disebabkan oleh objek besar 0ang men0ebabkan laserasi kornea tapi men0isakan badan vitreus1 sklera dan retina 0ang tidak luka mempun0ai prognosis penglihatan 0ang baik dibandingkan laserasi ke:il 0ang melibatkan bagian posteror. rauma tembus akibat benda asing 0g bersifat inert pun mempun0ai prognosis 0ang baik.
12
&A& III KESIMPULAN
elah dilaporkan suatu kasus mengenai rauma okuli penetrans et causa serpihan keramik dengan komplikasi ruptur retina dan hifema. Dari anamnesis dan pemeriksaan status oftalmologis pada pasien didapatkan hasil 0ang mendukung suatu diagnosa rauma okuli penetrans dengan komplikasi ruptur retina dan hifema. Penatalaksanaan trauma okuli pada pasien ini adalah dengan melakukan eksplorasi dan hecting kornea dan pemberian medikamentosa untuk mengurangi gejala atau keluhan pasien serta pemberian antibiotik untuk pen:egahan infeksi. #onitoring untuk pasien ini ialah dengan pemeriksaan visus naturalis1 pemeriksaan sutura post 'P1 evaluasi tanda/tanda infeksi. Prognosis pada pasien ini se:ara keseluruhan adalah dubia ad bonam.