Tinjauan pustaka
Penyakit Kulit diSebabkan Infeksi Virus Herpes Zooster Eva. 102012042. A1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 06 Jakarta !0. Telephone" #0$%!6&'($0!. )*ail" vhaliciouss+hot*ail.co*
Abstrak Kulit merupakan organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa adalalh 1,m 2 dengan berat kira!kira 1" berat badan orang tersebut. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan #ermin kesehatan dan kehidupan. Kulit sangatlah kompleks, elastis, bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan $uga bergantung pada lokasi tubuh. %leh sebab itu, segala bentuk kelainan pada kulit berpengaruh besar bagi kesehatan seseorang se#ara keseluruhan. Kata kunci& kulit,epidermis,esensial.
Abstract
The skin isadult an or,an that is located the outerappro li*it othe wei,ht environ*ent hu*an )tensive skin adalalh .! *$at wei,hin, !/ o- the and person. Theli-e. skin is an essential and vital or,ans and is a re-lection o- health and li-e. 1eather is ver2 co*ple elastic var2in, in cli*atic conditions a,e se race and also depends on the location o- the 3od2. There-ore an2 -or* o- skin disorder *ajor in-luence on a person4s overall health. Keywords: skin the epider*is essential. Pendahuluan 'etiap orang didunia ini pasti atau akan terkena varisela atau yang dikenal dengan #a#ar air. (arisela ini memiliki kelan$utan penyakit yang dapat mengenai manusia, yaitu herpes )ooster atau yang bisa disebut #a#ar ular. *erpes )ooster sendiri telah dikenal se$ak )aman +unani kuno, disebabkan oleh virus yang sama dengan varisela, yaitu virus varisela )oster. *erpes )oster ditandai dengan adanya nyeri hebat unilateral serta timbulny a lesi vesikuler yang terbatas pada dermatom yang dipersarai serabut sara spinal maupun ganglion serabut sara sensorik dan nervus kranialis.1 'elama ter$adi varisela, virus varisela )oster berpindah tempat dari lesi kulit dan permukaan mukosa ke u$ung sara sensorik dan ditransportasikan se#ara sentripetal melalui serabut sara sensoris ke ganglion sensoris. -ada ganglion ter$adi ineksi laten,virus tersebut tidak lagi menular dan tidak bermultiplikasi, tetapi tetap mempunyai kemampuan untuk berubah men$adi ineksius. *erpes )oster pada umumnya ter$adi pada dermatom sesuai dengan lokasi ruam varisela yang terpadat. 2 Isi 'kenario 'eorang perempuan 4 tahun datang ke poli klinik dengan keluhan utama kulit melenting kemerahan di daerah dada kiri yang terasa sakit dan panas. /dentiikasi /stilah 1
idak ada umusan asalah umusan masalah yang terdapat pada skenario perempuan berusia 4 tahun keluhan kulit melenting kemerahan di dada kiri, lesi unilateral berupa papul eritema dan vesikel. Analisis asalah 3ind ap Adapun, anali sis masal ah pada skenario dapat di$abarkan pada sebuah *ind *ap sebagai berikut&
Komplikasi
anamnesis
-emeriksaan 6isik
-erempuan 4 tahun kulit melenting kemerahan di dada kiri
Etiologi heraphy -rognosis
-emeriksaan -enun$ang 88
78
-embahasan Analisis asalah Anamnesis. 3 Anamnesis merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh seorang dokter untuk mempermudah mendapatkan inormasi dari pasien mengenai sakitnya sehingga membantu dokter tersebut untuk menegakkan diagnosis yang tepat untuk pasiennya. 5erikut beberapa pertanyaan anamnesis yang dapat ditanyakan kepada pasien yang diduga menderita herpes
)oster& Identitas pasien /dentitas meliputi nama lengkap pasien, umur atau tanggal lahir, $enis kelamin, namaorang tua atau suami atau isteri atau penanggung $awab, alamat, pendidikan, peker$aan,suku bangsa dan agama. /dentitas perlu ditanyakan untuk memastikan bahwa pasien yang dihadapi adalah benar pasien yang dimaksud. 'elain itu identitas ini $uga perlu untuk data penelitian, asuransi dan sebagainya.
Keluhan Utama Presentin! Symptom"
2
Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan pasien, yang membawa pasien tersebut pergi ke dokter atau men#ari pertolongan. 8alam menuliskan keluhan utama, harus disertai dengan indikator waktu, berapa lama pasien merasakan hal tersebut. #i$ayat penyakit sekaran! iwayat per$alanan penyakit merupakan #erita yang kronologis, terin#i dan $elas keadaan kesehatan pasien se$ak sebelum keluhatan utama sampai pasien datang
berobat. isalnya dapat ditanyakan & Kapan pertama kali pasien memperhatikan adanya ruam9 • 8i mana letaknya, apakah terasa gatal9 Apakah berdarah9 Apakah • bentuk:ukuran:warnanya berubah9 Adakah pemi#u 3misalnya pengobatan, makanan, sinar matahari, dan • alergen potensial9 Adakah ben$olan di tempat lain9 • 5agaimana perubahan warna yang ter$adi 3misalnya pigmen meningkat, • ikterus, pu#at9 'udah berapa lama9 Adakah ge$ala penyerta yang menun$ukkan adanya kondisi medis • sistemik 3misalnya penurunan berat badan, artralgia, dll9 -ertimbangan akibat yang mungkin ditumbulkan oleh kondisi kulit yang serius, seperti kehilangan #airan, ineksi sekunder, penyebaran metastatik ke K;5 atau organ lain. #i$ayat penyakit dahulu . anyakan apakah pasien pernah mengalami gangguan kulit, ruam dan lain!lain9 Adakah riwayat ke#enderungan atopi 3asma, rinitis9 Adakah pasien memiliki masalah kulit di masa ke#il9 Adakah riwayat kondisi medis lain yang signiikan9 %bat&obatan. iwayat pemakaian obat yang lengkap penting bagi semua $enis pengobatan, baik obat resep maupun alternati, yang dimakan atau topikal. -ernahkah pasien menggunakan obat untuk penyakit kulit9 -ernahkan:apakah pasien menggunakan immunosupresan9 Aler!i. Apakah pasien memiliki alergi obat 3$ika ya, seperti apa reaksi yang timbul9 Apakah pasien mengetahui kemungkin an alergen yang lain9 -ernahkah pasien men$alani patch test atau pemeriksaan respons /gE9 #i$ayat keluar!a. Adakah riwayat penyakit kulit atau atopik dalam keluarga9 Adakah
orang lain di keluarga yang mengalami kelainan serupa9 #i$ayat sosial. 5agaimana riwayat peker$aan pasien< apakah terpapar sinar matahari, alergen potensial, atau parasit kulit9 Apakah menggunakan produk pembersih baru, hewan peliharaan baru, dan lain!lain9 Apakah pasien baru!baru ini bepergian ke luar negeri9 Adakah pa$anan pada penyakit ineksi 3misalnya #a#ar air9 Penyelidikan fun!sional. 6akta utama adalah kemungkinan adanya penyakit sistemik yang berkaitan, seperti penyakit akibat ineksi parasit, artropati psoriatik, 'LE, dll. =
Pemeriksaan 'isik 3
•
•
•
•
>ek pasien apakah terlihat sakit ringan atau berat. Adakah pu#at, syok berpigmen, atau demam9 /nspeksi& -erhatikan kelainan kulit yang ditemukan 3ruam, ulkus, ben$olan, diskolorasi, dsb. Apakah ada memar:ptekie9 -eriksa kuku, kulit, dan rambut seteliti mungkin, selain itu periksa rongga mulut dan mata. Lalu #ek apakah ada perubahan kulit sekunder yang memperberat atau merupakan akibat dari proses primer 3misalnya skuama, krusta, erosi, likeniikasi, ekskoriasi, isura, dll. -erhatikan bagaimana warna dan bentuk lesi 3bulat, lon$ong, poligonal, anular, bertangkai, dll. -alpasi& 8ilakukan pada lesi untuk mengetahui suhu, mobilitas, nyeri tekan, dan kedalaman. -eriksa adanya pembesaran kelen$ar getah bening yang merupakan drainase. Lakukan pemeriksaan isik lengkap untuk menganamnesis adanaya penyakit sistemik. endokumentasikan kelainan kulit dengan akurat sangat penting, dan bisa dibantu oleh oto. =
-ada herpes )oster dari pemeriksaan isik dapat ditemukan& ! Erupsi kul it yang ham pir selalu unil ateral dan bias anya terbatas pada dae rah yang dipersarai oleh satu ganglion sensorik. Erupsi dapat ter$adi diseluruh bagian tubuh, namun yang tersering di daerah ganglion torakalis. ! erlihat vesikel yan g berkelompok dengan dasa r kulit yan g erimatosa dan edem. (esikel berisi #airan yang $ernih kemudian men$adi keruh bewarna kebuan, dan dapat men$adi pustul serta krusta. Kadan vesikel dapat berisi darah, disebut herpes )oster hemoragik.4 Pemeriksaan Penun(an!
?ika hasil pemeriksaan isik masih diragukan, dapat dilakukan pemeriksaan penun$ang berupa tes laboratorium. @amun biasanya hal ini tidak diperlukan untuk mene$emen yang tepat anak sehat dengan varisela atau herpes )oster. )*anck )est. 8apat dilakukan dengan #ara membuat sedia aan apus yang diwarnai dengan ;iemsa. 5ahan diambil dari kerokan dasar vesikel dan akan didapati sel datia berinti banyak.kulit B/C Bntuk hasil terbaik lesi harus berumur 1!= hari. 8apat digunakan untuk membedakan (D( dengan herpes simpleks virus. P+# Polimerase Chain Reaction". -emeriksaan -> sangat #epat dan sensiti. -emeriksaan ini dapat menggunakan berbagai $enis preparat seperti kerokan dasar vesikel ataupun krusta yang sudah terbentuk. 'ensitivitasnya sekitar F"!100". es ini dapat menemukan asam nukleat dari (D(. ,iopsi Kulit. *asil pemeriksaan histopatologik dapat ditemukan vesikel intraepidermal dengan degenerasi sel epidermal dan a#antholisis. -ada dermis bagian atas terlihat limotik iniltrat. 1 Pemeriksaan cairan -esikel dan (arin!an terinfeksi < memperlihatkan adanya inklusi intraselular eosinoil dan virus varisela. Punksi lumbal< menun$ukkan tekanan L>' meningkat, analisis L>' memperlihatkan kadar protein meningkat dan kemungkinan pleositosis 3pada keterlibatan ''-.
Working Diagnose /" 4
8iagnosis dibuat berdasarkan riwayat dan hasil pemeriksaan isik 3bila perlu penun$ang. 'alah satu petun$uk penting untuk mengetahui herpes )oster adalah lokasi yang unilateral dan mun#ulnya nyeri. 'elain itu, pada herpes )oster, pemeriksaan isik memperlihatkan lesi yang berwarna merah muda, nodular, menyebar unilateral sekitar toraks atau vertikal di lengan dan tungkai. 5erisi #airan $ernih atau pus.
Differential Diagnose //" F Herpes simpleks, merupakan ineksi akut yang disebabkan oleh virus herpes simpleG:(*' 3virus herpes hominis tipe / atau tipe // yang ditandai oleh adanya vesikel yang berkelompok di atas kulit yang sembab dan eritematosa pada daerah dekat mukokutan, berisi #airan $ernih dan kemudian men$adi seropurulen, dapat men$adi krusta dan kadang!kadang mengalami ulserasi yang dangkal biasanya sembuh tanpa sikatriks. sedangkan ineksi dapat berlangsung baik primer maupun rekurens. /neksi (*' / biasanya dimulai pada anak!anak, sedangkan ineksi (*' tipe // biasanya ter$adi pada dekade // atau ///, serta berhubungan dengan peningkatan aktivitas seksual. empat predileksi (*' tipe / di daerah pinggang ke atas terutama di daerah mulut dan hidung, biasanya dimulai pada usia anak!anak. 'ementara (*' tipe // mempunyai predileksi di daerah pinggang ke bawah, terutama di daerah genital. 8aerah!daerah ini sering ka#au karena adanya #ara hubungan seksual seperti oro!genital. 0tiolo!i
*erpes )oster disebabkan oleh ineksi varicella(5oster virus 3(D( dan tergolong virus berinti 8@A, virus ini berukuran 120!=00 nm, yang termasuk subamili ala herpes viridae. 5erdasarkan siat biologisnya seperti siklus replikasi, pen$amu, siat sitotoksik dan sel tempat hidup laten diklasiikasikan kedalam = subamili yaitu ala, beta, dan gamma. ((D dalam subamili ala mempunyai siat khas menyebabkan ineksi primer pada sel epitel yang menimbulkan lesi vaskuler. 'elan$utnya setelah ineksi primer, ineksi oleh virus herpes ala biasanya menetap dalam bentuk laten didalam neuron dari ganglion. (irus yang laten ini pada saatny a akan menimbulkan kekambuhan se#ara periodik. 'e#ara in vitro virus herpes ala mempunyai $a$aran pen$amu yang relati luas dengan siklus pertumbuhan yang pendek serta mempunyai en)im yang penting untuk replikasi meliputi virus spesiik 8@A polimerase dan virus spesiik deoGypiridine 3thymidine kinase yang disintesis di dalam sel yang terineksi. (irion terdiri dari glikoprotein, kapsid, amplop virus dan nukleokapsid yang melindungi bagian inti berisi 8@A genom utas ganda. nukleokapsid berbentuk berdiameter 100!110 nm suhu dan terdiri protein 5agian yang disebut kapsomer. (irus ikosahedral, ini akan mengalami inaktivasi pada !0dari H> 12 dan men$adi tidak berbahaya apabila bagian amplop dari virus ini rusak. -enyebaran virus ini ter$adi melalui pernaasan.
5
;ambar 1. aricella(7oster irus3(D(. 'umber& http&::en.#iti)endium.org:images:I:I=:8na1.$pg. 0pidemiolo!i -enyebarannya sama seperti varisela 3#a#ar. -enyakit ini, ter$adi pada orang yang pernah menderita varisela sebelumnya karena varisela dan herpes )oster disebabkan oleh virus yang sama yaitu virus varisela )oster. 'etelah sembuh dari varisela,virus yang ada di ganglion sensoris
tetap hidup dalam keadaan tidak akti dan akti kembali $ika daya tahan tubuh menurun. Kadang! kadang varisela ini berlangsung subklinis. etapi ada pendapat yang menyatakan kemungkinan transmisi virus se#ara aerogen dari pasien yang sedang menderita varisela atau herpes )oster. F *erpes )oster dapat mun#ul disepan$ang tahun karena tidak dipengaruhi oleh musim dan tersebar merata di seluruh dunia, tidak ada perbedaan angka kesakitan antara pria dan wanita, angka kesakitan meningkat dengan peningkatan usia. Lebih dari 2:= usia di atas 0 tahun dan kurang dari 10" usia di bawah 20 tahun dapat menderita herpes )oster. Patofisiolo!i >a#ar air merupakan ineksi primer oleh virus tersebut. >a#ar air sangat menular dan ditularkan dari orang ke orang melalui per#ikan 3droplet saluran napas. >a#ar air biasanya merupakan penyakit anak!anak, tetapi orang dewasa yang baru pertama kali terpa$an virus ini dapat menderita penyakit tersebut. (irus varisela memiliki masa tunas F!21 hari dan bersiat menular
selama periode prodormal yang singkat 3sekitar 24 $am sebelum lesi mun#ul sampai semua lesi men$adi krusta. -enyakit biasanya sembuh sendiri dalam F!14 hari. *erpes )oste r 3#a#ar ular , dampa, shin,les biasanya timbul beberapa tahun setelah ineksi #a#ar air. >a#ar ular disebabkan oleh virus varisela yang berada laten di $aras sara sensorik 3ganglion posterior susunan sara tepi dan ganglion kranialis setelah pasien pulih dari #a#ar air. Apabila virus tersebut mun#ul kembali, maka disebut )oster. *erpes )oster biasanya timbul di dermatom 3regio kulit yang dipersarai oleh sara yang terineksi. Kadang!kadang virus ini $uga menyerang ganglion anterior, bagian motorik kranialis, sehingga memberikan ge$ala Jge$ala gangguan motorik. -enyakit ini biasanya di$umpai pada lansia atau pada orang dengan penurunan sistem imun yang disebabkan oleh penyakit atau stres. *erpes )oster nampaknya ditularkan melalui kontak langsung dengan lesi. F, 1e(ala Klinis 6
8aerah yang paling sering terkena adalah daerah torakal, walaupun daerah!daerah lain tidak $arang. 6rekuensi penyakit ini pada pria dan wanita sama, sedangkan mengenai umur lebih sering pada orang dewasa. 'ebelum timbul ge$ala kulit, terdapat ge$ala prodormal baik sistemik 3demam, pusing, malaise maupun ge$ala prodormal lokal 3nyeri otot!tulang, gatal, pegal, dsb. 'etelah itu timbul eritema dalam waktu singkat men$adi vesikel yang berkelompok dengan dasar kulit yang eritematosa dan edema. (esikel ini berisi #airan yang $ernih, kemudian men$adi keruh 3berwarna abu!abu, dapat men$adi pustul dan krusta. Kadang!kadang vesikel mengandung darah dan dapat disebut sebagai herpes )oster hemoragik. 8apat pula timbul ineksi sekunder sehingga menyebabkan ulkus dengan penyembuhan berupa sikatriks. asa tunasnya F!21 hari. asa akti penyakit ini berupa lesi!lesi baru yang tetap timbul berlangsung kira!kira seminggu, sedangkan masa resolusi berlangsung kira!kira 1!2 minggu. 8i samping ge$ala kulit, dapat $uga di$umpai pembesara n kelen$ar getah bening regional 3K;5. Lokalisasi penyakit ini adalah unilateral dan bersiat dermatomal sesuai dengan tempat persaraan. -ada susunan sara tepi $arang timbul kelainan motorik, tetapi pada susunan sara pusat kelainan ini lebih sering karena struktur ganglion kranialis memungkinkan hal tersebut. *iperestesi pada daerah yang terkena mengalami ge$ala yang khas. Kelainan pada muka sering disebabkan karena gangguan pada nervus trigeminus 3dengan ganglion gaseri atau nervus asialis dan otikus 3dari ganglion genikulatum. 5erdasarkan lokasi lesinya, herpes )oster dibagi atas beberapa $enis.
;ambar 2. Lesi *erpes Doster. 'umber& http&::www.howto#ureshingles.#om:blog:wp! #ontent:uploads:2011:10:herpes!)oster!symptoms.$pg. Herpes *oster oftalmikus< merupakan ineksi virus herpes )oster yang mengenai bagian ganglion gasseri yang menerima serabut sara dari #abang otalmikus sara trigeminus 3@.(, ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit./neksi diawali dengan nyeri kulit pada satu sisi kepala dan wa$ah disertai ge$ala konstitusi seperti lesu, demam ringan. ;e$ala prodromal berlangsug 1!4 hari sebelum kelainan kulit timbul. 6otoobia, banyak keluar air mata, kelopak mata bengkak dan sukar dibuka.
7
;ambar =. *erpes Doster %talmikus. 'umber& http&::www.stetoskop.ino:images:dragana:de#embar:herpes!)oster"202.$pg. Herpes *oster fasialis< merupakan ineksi virus herpes )oster yang mengenai bagian ganglion gasseri yang menerima serabut sara asialis 3@.(//, ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit.
;ambar 4. *erpes Doster 6asialis 38eGtra. 'umber& http&::www.stetoskop.ino:images:dragana:de#embar:herpes!)oster"202.$pg. Herpes *oster brakialis< merupakan ineksi virus herpes )oster yang mengenai pleksus brakialis yang ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit.
8
;ambar . *erpes Doster 5rakialis. 'umber& http&::www.do#tortreatments.#om:8iseases%he'kin:>lass///nlammations*erpesDost er!.$pg. Herpes *oster torakalis< merupakan ineksi virus herpes )oster yang mengenai pleksus torakalis yang ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit.
;ambar . *erpes Doster orakalis. 'umber& http&::upload.wikimedia.org:wikipedia:#ommons:1:1:*erpes)oster#hest.png. Herpes *oster lumbalis< ineksi virus herpes )oster yang mengenai pleksus lumbalis yang ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit. Herpes *oster sakralis< merupakan ineksi virus herpes )oster yang mengenai pleksus sakralis yang ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit.
'elain itu, ada $uga yang disebut seba gai herpes *oster abortif , artinya penyakit ini berlangsung dalam waktu yang singkat dan kelainan kulitnya hanya berupa beberapa vesikel dan eritem. -ada herpes *oster !eneralisata, kelainan kulitnya unilateral dan segmental ditambah kelainan kulit yang menyebar se#ara generalisata berupa vesikel yang soliter dan ada umbilikasi. Kasus ini terutama ter$adi pada orang tua atau pada orang yang kondisi isiknya sangat lemah, misalnya pada penderita limoma malignum. 1,F
Penatalaksaan 2edikamentosa Pen!obatan topikal< bergantung pada stadiumnya. ?ika masih stadium vesikel diberikan bedak dengan tu$uan protekti untuk men#egah pe#ahnya vesikel agar tidak ter$adi ineksi sekunder. 5ila erosi diberikan kompres terbuka, sementara bila ter$adi ulserasi dapat diberikan salep antibiotik. Pen!obatan sistemik< umumnya bersiat simtompatik. Bntuk nyerinya diberikan analgetik. ?ika disertai ineksi sekunder diberikan antibiotik. /ndikasi obat antiviral ialah herpes )oster otalmikus dan pasien dengan deisiensi imunitas. %bat yang biasa digunakan yakni asiklovir dan modiikasinya, misalnya valasiklovir. Asiklovir diberikan G I00 mg sehari dan 9
biasanya diberikan F hari, sedangkan valasiklovir #ukup = G 1000 mg sehari karena konsentrasi dalam plasma lebih tinggi. ?ika lesi baru masih tetap timbul, obat!obat tersebut masih dapat diteruskan dan dihentikan sesudah 2 hari se$ak lesi baru tidak timbul lagi. %bat yang lebih baru adalah amsiklovir dan pensiklovir yang mempunyai waktu paru eliminasi yang lebih lama sehingga #ukup diberikan = G 20 mg sehari. %bat!obat terssebut diberikan dalam = hari pertama se$ak lesi baru tidak timbul lagi. /ndikasi pemberian kortikosteroid adalah sindrom 8a*sa2 9unt . -emberian harus sedini! diniya untuk men#egah paralisis. +ang biasa diberikan adalah prednison dengan dosis = G 20 mg sehari, setelah seminggu dosis diturunkan se#ara bertahap. 8engan dosis setinggi itu, imunitas akan tertekan sehingga lebih baik digabung dengan antiviral, untuk men#egah ibrosis ganglion. enurut 68A, pilihan obat pertama yang dapat digunakan untuk nyeri neuropatik pada neuropati perier diabetik dan neuralgia pas#a herpetik ialah pregabalin. %bat tersebut lebih baik daripada gabapentin, karena eek sampingnya lebih sedikit, lebih poten 32!4 kali, ker$anya lebih #epat, serta pengaturan dosisnya lebioh sederhana. 8osis awalnya ialah 2 G F mg sehari, setelah =!F hari bila responsnya kurang dapat dinaikkan men$adi 2 G 10 mg sehari. 8osis maksimumnya 00 mg sehari. Eek sampingny a ringan berupa di55iness dan somnolen yang akan menghilang sendiri. %bat lain yang dapat diberikan adalah antidepresi trisiklik 3misalnya notriptilin dan amitriptilin yang akan menghilangkan nyeri pada 44!F" kasus dengan eek samping gangguan $antung, sedasi, dan hipotensi. 8osis awal amitriptilin ialah F mg sehari kemudian ditinggikan sampai eek teurapetiknya timbul, biasanya antara 10!=00 mg perhari. 8osis nortriptilin ialah 0!10 mg sehari. ,F on&2edikamentosa -erhatikan agar vesikel tidak pe#ah, $angan gunakan ba$u yang terlalu ketat, dan $angan • digaruk. 'elama ase akut, pasien sebaiknya tidak keluar rumah agar tidak menularkan kepada • orang lain. ?aga kebersihan tubuh, untuk men#egah ter$adinya ineksi sekunder, misalnya dengan • #ara tetap mandi, dan ganti ba$u se#ara teratur. Konsumsi buah!buahan dan makanan bernutrisi lainnya, untuk meningkatkan kekebalan • tubuh dan menambah kelembaban kulit. Pro!nosis Bmumnya baik, pada herpes )oster otalmikus prognosis bergantung pada tindakan perawatan se#ara dini . F etapi pada usia lan$ut risiko ter$adinya komplikasi semakin tinggi, dan se#ara kosmetika dapat menimbulkan makula hiperpigmentasi atau sikatrik. 8engan memperhatikan higiene perawatan yang teliti akan memberikan prognosis yang baik $aringan parut yang timbul akan men$adi sedikit. Komplikasi F eural!ia pasca herpetik < merupakan rasa nyeri yang timbul pada daerah bekas penyembuhan lebih dari sebulan setelah penyakitnya sembuh. @yeri ini dapat berlangsung sampai beberapa bulan. 5ahkan bertahun!tahun dengan gradasi nyeri yang bervariasi dalam
10
kehidupan sehari!hari. Ke#enderungan ini di$umpai pada orang yang mendapat herpes )oster di atas usia 40 tahun. Infeksi sekunder< tidak ter$adi pada penderita tanpa deisiensi imunitas. 'ebaliknya, pada penderita yang disertai deisiensi imunitas, ineksi */(, keganasan, atau berusia lan$ut dapat disertai komplikasi. (esikel sering men$adi ulkus dengan $aringan nekrotik. Kelainan lan(utan< pada herpes )oster otalmiku s dapat ter$adi berbagai kompli kasi, di antaranya ptosis paralitik, keratitis, skleritis, uveitis, korioretinitis, dan neuritis optik. Sindrom Ramsay Hunt< ter$adi karena gangguan pada nervus asialis dan otikus, sehingga memberikange$ala paralisis otot muka 3paralisis :ell, kelainan kulit yang sesuai dengan tingkat persaraan, tinitus,vertigo, gangguan pendengaran, nistagmus, nausea, dan gangguan penge#apan. Paralisis motorik< terdapat pada 1!" kasus, yang ter$adi akibat pen$alaran virus se#ara per kontinuitatum dari ganglion sensorik ke sistem sara yang berdekatan. -aralisis biasanya timbul dalam 2 minggu se$ak awitan mun#ulnya lesi. 5erbagai paralisis dapat ter$adi, misalnya di muka, diaragma, batang tubuh, ekstremitas, vesika urinaria, dan anus. Bmumnya akan sembuh spontan. Penyebaran -irus sistemik< yaitu ineksi yang men$alar ke alat dalam, misal paru, hepar, otak. Pre-entif Bntuk men#egah herpes )oster, salah satu #ara yang dapat ditempuh adalah pemberian vaksinasi, salah satunya adalah Dostavaks. (aksin berungsi untuk meningkatkan respon spesiik limosit terhadap virus tersebut pada pasien seropositi usia lan$ut. (aksin ini berupa virus herpes )oster yang telah dilemahkan atau komponen virus tersebut yang berperan sebagai antigen. -enggunaan vaksin tersebut telah terbukti dapat men#egah atau mengurangi resiko terkena penyakit tersebut pada pasien yang rentan. F +ang terutama adalah men$aga dan merawat kesehatan tubuh individual serta bergaya hidup sehat, karena selalu men#egah lebih baik daripada mengobati. Kesimpulan *erpes )oster 3dampa, #a#ar ular, shin,els adalah penyakit yang disebabkan oleh ineksi virus varisela )oster 3(D( yang menyerang kulit dan mukosa. /neksi ini merupakan reaktivasi virus yang ter$adi setelah ineksi primer. Lebih sering mengenai usia dewasa, rekuensi penyakit pada pria dan wanita sama. erdapat ge$ala prodormal sistemik maupun lokal. 'etelah itu timbul eritema yang dalam waktu singkat men$adi vesikel yang berkelompok dengan dasar kulit yang eritematosa dan edema. (esikel ini berisi #airan yang $ernih, kemudian men$adi keruh, berwarna abu!abu, dan dapat men$adi pustul dan krusta.
-engobatannya dapat diberikan se#ara topikal, sistemik, dan didukung dengan nonmedikamentosa. 'elain itu dapat $uga dilakukan pen#egahan melalui vaksinasi, maupun men$aga kesehatan, sebab lebih baik men#egah daripada mengobati. /aftar Pustaka 1. ' ans$oer A, 'uprohatta, 7ardhani 7/, 'etiowulan 7. Kapita selekta kedokteran. Ed.=. ?ilid 2. ?akarta& edia Aes#ulapius< 2000.h.12I!=1, 11!2. 2. 8aili '6, akes 7/5. -enataklasanaan kelompok penyakit herpes di /ndonesia. ?akarta& Kelompok 'tudi *erpes /ndonesia< 2000.h.=2!. =. ;leadle. At a ,lance& anamnesis dan pemeriksaan isik. ?akarta& Erlangga< 200F. h. 42!=. 11
4. urtiastutik 8, Ervianti E, Agusni /, 'uyoso '. Atlas penyakit kulit dan kelamin. Ed.2. 'urabaya& -usat -enerbitan dan -er#etakan Bnair< 2011.h.11!, 14!. . Kowalek. 5uku pegangan u$i diagnostik. ?akarta& E;>< 200. h. 1I0!1. . >orwin. -atoisiologi. Edisi =. ?akarta& E;>< 200. h. 11I!20. F. im -enyusun. /lmu penyakit kulit dan kelamin. ?akarta& 5alai -enerbit 6KB/< 2011. h. =< 1< 110!2< 1==!< =I0!2.
12