Penyebab Demam Typhoid yang Terjadi pada Sistem Pencernaan
Olivia Sarah Kadang 102016061 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Kris ten Krida Wacana Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat Email :
[email protected] :
[email protected]
Abstrak Sistem pencernaan merupakan suatu 1utrie yang sangat penting dalam keberlangsungan keberlangsungan hidup seseorang, karena 1utrie ini mempunyai fungsi menyediakan makanan, air dan elektrolit bagi tubuh dari 1utrient yang dicerna sehingga mudah di absorpsi. Sistem pencernaan ini terdiri dari saluran pencernaan yang mempunyai fungsi khusus. Tanpa adanya saluran pencernaan ini makanan yang dimakan mungkin tidak bisa dicerna dan tubuh tidak mendapatkan nutrisi. Sistem pencernaan bekerja secara mekanik dalam menghaluskan makanan dan bekerja secara kimia dalam memecah molekulmolekul -molekul makanan sehingga dapat diserap bagi tubuh. Sistem pencernaan juga dapat kehilangan fungsinya atau rusak apabila tidak dijaga dengan baik, hal ini akan menimbulkan menimbulkan banyak gangguan bagi organorgan-organ lain. Salah satunya demam typhoid, gangguan yang menyerang system pencernaan di usus halus yang disebabkan oleh bakteri. Kata kunci : sistem pencernaan, pencernaan, typhoid
Abstract Digestive system is a system that is very important in one’ one’ s survival, because this system has the function of providing food, water and electrolytes for the body from digested nutrients so easy to absorb. This digestive system consists of a digestive tract that has a special function. Without the digestive tract these edible foods may not be digested and the body does not get the nutrients. The digestive system works mechanically in refining food and working chemically in breaking down food molecules so it can be absorbed for the body. The digestive system can also lose its function or damage if it is not maintained properly, this will cause many disruptions to other organs. One of them typhoid fever, a disorder that attacks the digestive system in the small intestine caused by bacteria. Keywords: digestive digestive system, system, typhoid
1
Pendahuluan
Saluran
pencernaan
makanan
menerima
makanan
dari
luar
dan
mempersiapkan bahan makanan untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (mengunyah, menelan, dan penyerapan) dengan bantuan zat cair yang terdapat mulai dari mulut sampai ke anus. Setiap set dalam tubuh memerlukan suplai makanan yang terus-menerus untuk bertahan hidup. Makanan tersebut memberikan energi, menambah jaringan baru, mengganti jaringan yang rusak, dan untuk pertumbuhan. Fungsi utama sistem pencernaan adalah menyediakan zat nutrisi yang sudah dicerna secara berkesinambungan untuk didistribusikan ke dalam sel melalui sirkulasi dengan unsur -unsur air, elektrolit, dan zat gizi. Sebelum zat ini diserap oleh tubuh, makanan harus bergerak sepanjang saluran pencernaan. Makanan yang kita makan harus diubah terlebih dahulu menjadi benda cair agar dapat diserap (diabsorpsi). Zat makanan tersebut mengalami perubahan kimiawi dan fisik sepanjang saluran pencernaan. Zat makanan merupakan sumber energi dari sel yang membentuk adenosin trifosfat (ATP) untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam tubuh, untuk mempertahankan suhu tubuh, dan energi untuk bekerja dan bergerak. 1 Tujuan pembuatan dari makalah ini adalah untuk menjelaskan tentang sistem pencernaan, juga gangguan yang dapat terjadi pada sistem pencernaan.
Struktur Makroskopis dan Mikroskopis
Urutan saluran pencernaan dari atas ke bawah ialah dimulai dari bibir hingga anus mencakup cavum oris, pharynx, oesophagus, tractus gastro-intestinalis yang terdiri dari gaster, intestinum tenue, intestinum crassum, rectum dan anus. Selain itu terdapat beberapa kelenjar pencernaan seperti kelenjar ludah yang terdiri dari glandula parotis, glandula submandibularis dan glandula sublingualis, serta hepar dan pencreas yang mensekresi enzim pencernaan.2 Intestinum Tenue
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir yang melumasi isi usus dan air yang membantu melarutkan pecahan- pecahan
2
makanan yang dicerna. 3 Lapisan usus halus, lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan otot melingkar (M sirkuler), lapisan otot memanjang (M Longitidinal) dan lapisan serosa (sebelah luar). Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari ( duodenum), usus kosong ( jejunum), dan usus penyerapan (ileum).4 Duodenum
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz. Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. 5 Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Pendarahan: Arteri: A. gastroduodenalis : cabang A. hepatica communis, A. pancreatico
duodenalis
superior.anterior.
&
posterior
memperdarahi
:
duodenum.bagian.proximal, A. pancreaticoduodenalis inferior, anterior & posterior : cabang A. mesenterica superior memperdarahi : duodenum.bagian distal Vena: mengikuti arteri mengalirkan darah ke dalam V. porta, sebagian tidak langsung melalui V. mesenterica superior dan v. Lienalis.6 Jejenum
Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus
kosong
dan
usus
penyerapan
digantungkan
dalam
tubuh
dengan
mesenterium.Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus(vili), yang memperluas permukaan dari usus.7 Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner.Jejunum mempuyai dinding yang tebal, diameter yang lebih besar daripada illeum,arcade yang setingkat, Nnll. yang soliter, vasa recta yang panjang, dan pita sirkular yangrapat. Illeum
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada system pencernaan manusia, Ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netralatau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu. Sifat illeum berlawanan dari Jejunum yakni mempunyai dinding yang tipis, 3
Diameter yang kecil, arcade yang bertingkat, Nnll. yang aggregati, vasa recta yang pendek, dan pita sirkular yang renggang. 8 Intestinum Crassum
Berbentuk seperti huruf U terbalik. Intestinum crassum terdiri atas coecum, colon ascendens,
flexura
coli
dextra/hepatica,
colon
transversum,
flexura
coli
sinistra/lienalis, colon descendens dan berakhir pada colon sigmoideum. Dinding intestinum crassum terdiri dari 4 lapis yaitu tunika mukosa, tunika submukosa, tunika muskularis dan tunika serosa. Tunika mukosa pada intestinum crassum memiliki lipatan mukosa yang disebut plika semilunaris.5 Plica semilunaris dibentuk oleh semua lapisan kecuali tunika muskularis longitudinalis. Tunika mukosa memiliki kelenjar yang disebut dengan kelenjar Lieberkuhn. Tunika
submukosa terdiri atas jaringan ikat longgar yang memiliki
pembuluh darah. Absorbsi air terjadi terbanyak pada lapisan ini.
Tunika muskularis dibedakan menjadi dua lapis yaitu:
Circularis
: letaknya di dalam.
Longitudinalis : lebih pendek dan membentuk pita yang disebut taenia.
Ada 3 macan taenia yaitu taenia libera, taenia omentalis dan taenia mesocolica. Karena tunika muskularis longitudinalis lebih pendek dari tunika circularis, maka terbentuk gelembung-gelembung yang disebut dengan haustra coli, sedangkan lekukan yang terdapat antar haustra disebut dengan plica semilunaris. Tunika serosa mempunyai kantung perintonium yang terletak di sepanjang taenia yang berisikan lemak yang disebut sebagai appendices epiploicae. Bagian paling awal dari usus besar adalah coecum yang terletak pada fossa illiaca dextra dan diproyeksikan pada dinding abdomen pada pertengahan garis SIAS kanan dan symphisis pubis. Pada coecum bermuara illeum sebagai lenjutan saluran cerna. Muara ini memiliki katup yang disebut dengan valvula coli Bauhini. Katup ini memiliki labium superior dan inferior. Selain itu terdapat muara dari appendix vermiformis/processus veriformis. Muara appendix vermiformis sesuai dengan titik LANZ yang terletak antara 1/3 batas kanan dan 1/3 batas tengah garis LANZ.3 Colon ascendens dimulai dari junctura ileocoecalis sampai flexura coli dextra. Didarahi oleh a. colica dextra yang merupakan cabang dari a. mesentrica superior
4
dimana ia berjalan retroperitoneal menyilang a. spermatica interna pada laki-laki atau a. ovaria pada perempuan. A. colica dextra memiliki r. ascendens yang beranastomosis dengan a. colica media dan r. descendens yang beranastomosis dengan a. ileocolica. Colon accendens akan berbelok ke kiri dan tempat berbeloknya dinamakan dengan flexura coli dextra. Colon transversum terletak di bawah bidang transpyloric. Colon ini menyilang pars descendens duodeni dan akan melengkung diantara flexura coli dextra dan sinistra. Colon descendens merupakan lanjutan dengan colon transversum yang diperdarahi oleh a. coli sinistra yang merupakan cabang dari a. mesentrica inferior. Colon sigmoideum berbentuk menyerupai huruf S dan memanjang dari crista illiaca sampai vertebrae sacralis 2-3. Organ ini didarahi oleh aa. Sigmoidae yang merupakan cabang dari a. mesentrica inferior. 7 Enzim dan Hormon Pencernaan
Enzim
pencernaan adalah
substansi
di perut dan sistem pencernaan yang
memecah makanan, misalnya pepsin adalah sebuah enzim di lambung yang memecah protein, lipaseuntuk memecah lemak, amilase memecah karbohidrat, di samping itu juga terdapat getah lambung yang berupa asam klorida (HCl) yang diproduksi oleh sel-sel mukosa. Terdapat juga enzim dari hati dan pankreas yang membantu pencernaan, contohnya katalase yang dikeluarkan hati untuk menetralkan racun. 4 Mulut Enzim ptialin - Mengubah amilum menjadi maltosa Lambung
Enzim Pepsin - Mengubah protein menjadi pepton
Enzim Renin - Mengubah kaseinogen menjadi kasein ( protein susu) &
Mengendapkan Kasein Susu
Enzim Lipase Gastrik - Mengubah trigliserida menjadi asam lemak
Asam Klorida (HCL) - Membunuh bakteri atau kuman dan mengaktifkan
pepsinogen menjadi pepsin
5
Pankreas
Enzim Amilase - Mengubah amilum menjadi maltosa & glukosa
Enzim Lipase Steapsin - Mengemulsi Lemak menjadi asam lemak & gliserol
Enzim Tripsin - Mengubah protein (pepton) menjadi polipeptida (asam amino)
Kelenjar Usus
Dalam duodenum memiliki dua saluran yaitu saluran empedu dan saluran pancreas yang banyak mengandung enzim. Dinding usus halus menghasilkan getah usus halus yang bersifat basa dan dihasilkan setiap hari sebanyak 3 liter.
5
Enzim Eterokinase (enzim khusus) berfungsi untuk mengubah Tripsinogen
menjadi Tripsin yang digunakan dalam saluran pankreas
Enzim Maltase berfungsi untuk mengubah Maltosa menjadi Glukosa
Enzim Laktase berfungsi untuk mengubah Laktosa menjadi Glukosa dan
Galaktosa
Enzim Sukrase berfungsi untuk mengubah Sukrosa menjadi Glukosa dan
Fruktosa
Enzim Paptidase berfungsi untuk mengubah polipeptida menjadi asam amino
Enzim Lipase Usus berfungsi untuk mengubah Lemak menjadi asam lemak dan
Gliserol
Enzim Erepsin/dipeptidase berfungsi untuk mengubah dipeptida atau pepton
menjadi asam amino
Enzim Disakarase berfungsi untuk mengubah disakarida menjadi monosakarida
Etiologi Typhoid
Faktor Etiologi dari demam typhoid adalah disebabkan oleh makanan yang tercemar oleh Salmonella Typhoid dan salmonella paratyphoid A, B dan C yang ditularkan melalui makanan, jari tangan, lalat dan feses, serta muntah diperberat bila klien makan tidak teratur.3 Faktor predisposisinya adalah minum air mentah, makan makanan yang tidak bersih dan pedas, tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, dari WC dan menyiapkan makanan.
6
Salmonella typhosa, merupakan basil gram negatif yang bergerak dengan bulu getar, tidak berspora. Mempunyai sekurang-kurangnya tiga macam antigen yaitu antigen O (Ohne Hauch) yaitu somatic antigen (tidak menyebar), terdiri dari zat kompleks lipopolisakarida, antigen H (Hauch/menyebar) terdapat pada flagella, antigen Vi merupakan polisakarida kapsul verilen. Ketiga jenis antigen tersebut didalam tuibuh manusia akan menimbulkan pembentukan tiga macam antibody yang lazim disebut aglutinin. Demam typhoid timbul akibat dari infeksi oleh bakteri golongan Salmonella yang memasuki tubuh penderita melalui saluran pencernaan. Sumber utama yang terinfeksi adalah manusia yang selalu mengeluarkan mikroorganisme penyebab penyakit, baik ketika ia sedang sakit atau sedang dalam masa penyembuhan. Pada masa penyembuhan, penderita pada masih mengandung Salmonella spp didalam kandung empedu atau di dalam ginjal. Sebanyak 5% penderita demam tifoid kelak akan menjadi karier sementara, sedang 2 % yang lain akan menjadi karier yang menahun.Sebagian besar dari karier tersebut merupakan karier intestinal (intestinal type) sedang yang lain termasuk urinary type. Kekambuhan yang yang ringan pada karier demam tifoid,terutama pada karier jenis intestinal,sukar diketahui karena gejala dan keluhannya tidak jelas. 3
Kesimpulan
Sistem pencernaan merupakan proses perubahan atau pemecahan zat makanan dari molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana dengan menggunakan enzyme dan organ-organ pencernaan. Zat makanan yang dicerna akan diserap dalam bentuk yang lebih sederhana. Terdapat empat proses pencernaan dasar yaitu motilitas, sekresi, pencernaan, dan penyerapan. Faktor – faktor yang berperan dalam pengaturan fungsi pencernaan adalah fungsi otonom otot polos, pleksus saraf intrinsik, saraf ekstrinsik, dan hormon saluran pencernaan. Proses pencernaan makanan yang terjadi dalam tubuh dibantu dengan enzim untuk mempercepat proses. Enzim ini dihasilkan oleh organ–organ pencernaan dan jenisnya tergantung dari bahan makanan yang akan dicerna oleh tubuh.
7
Daftar Pustaka
1. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC; 2002. 2. Ward PT Jeremy,ward Jane,Leach M Richard,Wiener M Charles.At a glance sistem respirasi.Edisi 2.Jakarta :Penerbit Erlangga;2007. 3. Moore KL. Anatomi klinis dasar. In : Agur AMR,editor , Sistem digestivus. Jakarta:EGC ; 2002. p. 83-7.
4. Karnoto, Bambang. 2012.
Seri Pendalaman Materi Plus .
Jakarta:Erlangga.
5. Mescher AL. Junqueira’s basic histology text & atlas. Singapore: McGraw Hill Medical 2009. h. 211-5. 6. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. J akarta: Buku Kedokteran EGC; 2009. h.644-89. 7. Scanlon VC, Sanders T. Buku ajar anatomi dan fisiologi. Ed 3. Jakarta: EGC,2006. 8. Netter FH. Atlas of human anatomy. Saunders: Elsevier; 2006. h.17,151-78.
8