MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT DI PT. SOCFIN INDONESIA, PERKEBUNAN BANGUN BANDAR, SERDANG BEDAGAI, SUMATERA UTARA
SAMUEL ANHARA SIHOMBING A24080134
RINGKASAN SAMUEL ANHARA SIHOMBING. Manajemen Panen Kelapa Sawit di PT Socfin Indonesia, Perkebunan Bangun Bandar, Serdang Bedagai, Sumatera Utara. (Dibimbing oleh AHMAD JUNAEDI).
Kegiatan
magang
secara
umum
bertujuan
untuk
meningkatkan
kemampuan teknis dan manajerial, menambah pengalaman dan memperluas wawasan bagi penulis dalam proses kerja secara nyata yang diterapkan di perkebunan. Secara khusus kegiatan magang bertujuan untuk mengikuti kegiatan teknik budidaya kelapa sawit khususnya aspek pemanenan kelapa sawit di perkebunan dan mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta mengikuti kegiatan dan melaksanakan peran manajerial khususnya dalam aspek pemanenan. Kegiatan magang dilaksanakan selama 3 bulan mulai dari bulan Juni hingga bulan September 2012 di Kebun Bangun Bandar, PT Socfin Indonesia, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara. Penulis pada saat
RINGKASAN SAMUEL ANHARA SIHOMBING. Manajemen Panen Kelapa Sawit di PT Socfin Indonesia, Perkebunan Bangun Bandar, Serdang Bedagai, Sumatera Utara. (Dibimbing oleh AHMAD JUNAEDI).
Kegiatan
magang
secara
umum
bertujuan
untuk
meningkatkan
kemampuan teknis dan manajerial, menambah pengalaman dan memperluas wawasan bagi penulis dalam proses kerja secara nyata yang diterapkan di perkebunan. Secara khusus kegiatan magang bertujuan untuk mengikuti kegiatan teknik budidaya kelapa sawit khususnya aspek pemanenan kelapa sawit di perkebunan dan mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta mengikuti kegiatan dan melaksanakan peran manajerial khususnya dalam aspek pemanenan. Kegiatan magang dilaksanakan selama 3 bulan mulai dari bulan Juni hingga bulan September 2012 di Kebun Bangun Bandar, PT Socfin Indonesia, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara. Penulis pada saat
tenaga kerja pemanen, peralatan panen, rotasi panen, taksasi panen, dan kriteria matang panen. Tahap pelaksanaan panen harus diperhatikan oleh pemanen dalam melakukan pemanenan. Hal ini bertujuan untuk menghindari kehilangan produksi dalam pemanenan. Teknis panen yang harus dilakukan yaitu pemanen harus memperhatikan jumlah brondolan yang jatuh di piringan untuk mengetahui TBS yang akan dipanen, kemudian memotong beberapa pelepah yang menyanggah TBS ( progressive pruning ). ). Tahap pengawasan panen dilakukan untuk meminimalisir losses panen dan meningkatkan produktivitas pemanen. Untuk meminamilisir losses panen dapat dilakukan melalui kegiatan pengawasan dan denda bagi pemanen, sedangkan untuk meningkatkan produktivitas pemanen dapat dilakukan melalui pemberian premi kepada pemanen. Pengamatan mengenai sumber losses losses berdasarkan tahun tanam diketahui bahwa pada tahun tanam 1986 terdapat kondisi pokok dan kondisi areal yang
MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT DI PT. SOCFIN INDONESIA, PERKEBUNAN BANGUN BANDAR, SERDANG BEDAGAI, SUMATERA UTARA
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Judul
:
MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT DI PT. SOCFIN INDONESIA, PERKEBUNAN BANGUN BANDAR, SERDANG BEDAGAI, SUMATERA UTARA
Nama
:
SAMUEL ANHARA SIHOMBING
NIM
:
A24080134
Menyetujui, Dosen Pembimbing
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Lima Puluh, Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 12 Agustus 1990. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan Bapak Irianto Sihombing dan Ibu Pinta Tua Adelina Pakpahan. Penulis lulus dari SD Methodist 8 Medan pada tahun 2002. Pada tahun 2005 penulis menyelesaikan studi di SMP Santa Thomas 4 Medan, kemudian melanjutkan studi ke SMAN 1 Matauli Pandan dan lulus pada tahun 2008. Tahun 2008 penulis diterima sebagai mahasiswa di Program Studi Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Beasiswa Utusan Daerah (BUD) dengan sponsorship PT. Socfin Indonesia. Selama mengikuti perkuliahan di IPB, penulis aktif sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON). Selain itu, penulis juga aktif sebagai anggota UKM Tenis Lapangan, Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK), dan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI).
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir akademik untuk menyelesaikan studi program sarjana di Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Hasil dari kegiatan magang yang telah dilaksanakan penulis selama 3 bulan di perkebunan kelapa sawit Bangun Bandar PT. Socfin Indonesia, Serdang Bedagai, Sumatera Utara . Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Kedua orang tua tercinta, Bapak (Irianto Sihombing) dan Ibu (Pinta Tua Adelina Pakpahan) serta seluruh keluarga besar atas segala doa, dukungan dan bantuan yang diberikan kepada penulis selama kegiatan magang sampai penulisan skripsi. 2. Bapak Dr. Ir. Ahmad Junaedi, M.Si selaku pembimbing skripsi yang telah
8. Penghuni Guru Perdesi Kos (Gusto, Ryanda, Anstain, Christopher, Christian, Nando, Berto, Radi, Yodi, Lerry, Elbie), teman- teman Asbak’ 45, dan temanteman Agronomi dan Hortikultura angkatan 45 beserta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Desember 2012
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL...........................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................
xiii
PENDAHULUAN .........................................................................................
1
Latar Belakang ...................................................................................
1
Tujuan ................................................................................................
2
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................
3
Botani Kelapa Sawit ..........................................................................
3
Syarat Tumbuh Kelapa Sawit ............................................................
5
Pemanenan Kelapa Sawit ...................................................................
5
METODE MAGANG ....................................................................................
9
PEMBAHASAN ............................................................................................
45
Persiapan Panen...................................................................................
45
Pelaksanaan Panen ..............................................................................
53
Pengawasan panen...............................................................................
55
KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................
63
Kesimpulan......................................................................................... 63 Saran................................................................................................... 63 DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
64
LAMPIRAN................................................................................................... 66
DAFTAR TABEL
Nomor 1.
Halaman
Jenis Tanaman, Luas Areal dan Lokasi Perkebunan yang Diusahakan PT Socfindo, Sumatera Utara ......................................
14
2.
Tata Guna Lahan Perkebunan Bangun Bandar ................................
16
3.
Jumlah Populasi Tanaman Kelapa Sawit Berdasarkan Tahun Tanam pada Setiap Divisi Perkebunan Bangun Bandar ................
17
4.
Produksi TBS, CPO, dan PK Perkebunan Bangun Bandar..............
18
5.
Jumlah Staf dan Non Staf Perkebunan Bangun Bandar ..................
20
6.
Kandungan Nutrisi pada Bahan Kompos ........................................
29
7.
Pembagian Seksi Panen Divisi II Perkebunan Bangun Bandar .......
34
8.
Kriteria Matang TBS Perkebunan Bangun Bandar
.....................
36
9.
Parameter Denda Karyawan Potong Buah ......................................
39
10.
Hubungan Rotasi Panen terhadap Losses dan Mutu Buah .............
48
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1.
Gulma Melastoma malabathricum ..................................................
23
2.
Gulma Clidemia hirta ......................................................................
23
3.
Gulma Chromolaena odorata .........................................................
23
4.
Gulma Lantana sp ............................................................................ 23
5.
Cara Penyemprotan Gulma di Piringan ...........................................
6.
Alat Controlled Droplet Applicator (CDA) ..................................... 26
7.
Kegiatan Pemupukan .......................................................................
28
8.
Peletakan Tandan Buah Segar (TBS) di TPH .................................
37
9.
Alat Egrek ........................................................................................
46
10.
Angkong ........................................................................................... 46
11.
Gancu ...............................................................................................
47
12.
Pisau Egrek ......................................................................................
47
25
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1.
Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) di PT Socfindo Perkebunan Bangun Bandar, Dolok Masihul, Serdang Bedagai, Sumatera Utara..................................... 67
2.
Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Mandor di PT Socfindo Perkebunan Bangun Bandar, Dolok Masihul, Serdang Bedagai, Sumatera Utara....................................................
68
Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Asisten Divisi di PT Socfindo Perkebunan Bangun Bandar, Dolok Masihul, Serdang Bedagai, Sumatera Utara.....................................
69
4.
Peta Kebun Bangun Bandar..............................................................
72
5.
Peta Tanah Perkebunan Bangun Bandar........................................... 73
6.
Curah Hujan Perkebunan Bangun Bandar........................................
74
7.
Struktur Organisasi Perkebunan Bangun Bandar.............................
75
3.
Formulir Pemeriksaan
dan Pemeriksaan Ancak.............
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Kelapa sawit ( Elaeis guineensis Jacq.) sebagai tanaman penghasil minyak sawit dan inti sawit merupakan salah satu primadona tanaman perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa nonmigas bagi Indonesia. Cerahnya prospek komoditi minyak kelapa sawit dalam perdagangan minyak nabati dunia telah mendorong pemerintah Indonesia untuk memacu pengembangan areal perkebunan kelapa sawit. Pada tahun 2005 luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia mencapai 5 597 158 ha dan mengalami peningkatan pada tahun 2010 menjadi seluas 8 430 206 ha (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2010). Prospek pengusahaan kelapa sawit di Indonesia sangat baik, karena Indonesia memiliki berbagai keunggulan yang dapat menjadikan industri kelapa sawit indonesia kompetitif di perdagangan dunia (Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2007). Hal tersebut dapat dibuktikan dari produksi CPO pada tahun 2010 yang
2
dilakukan secara sembarang, perlu memperhatikan beberapa kriteria tertentu, sebab tujuan panen kelapa sawit adalah untuk mendapatkan rendemen minyak yang tinggi dengan kualitas minyak yang baik (Fauzi et al ., 2008). Keberhasilan pemanenan dapat menunjang pencapaian produktivitas tanaman kelapa sawit, sebaliknya kegagalan pemanenan dapat menghambat pencapaian
produktivitas.
Faktor-faktor
yang
menentukan
keberhasilan
pemanenan adalah persiapan panen, kriteria matang panen, sistem dan rotasi panen, ramalan produksi, pengawasan dan denda, kebutuhan tenaga kerja dan angkutan panen, basis dan premi panen, serta alat dan perlengkapan panen (Lubis, 1992). Kegiatan pemeliharaan tanaman yang sudah baku dan potensi produksi di tanaman yang tinggi, tidak ada artinya jika pemanenan tidak dilaksanakan secara optimal (Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2007).
Tujuan
Kegiatan magang yang dilakukan memiliki tujuan umum untuk
3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Kelapa Sawit
Dalam
ilmu
botani,
semua
tumbuhan
diklasifikasikan
untuk
mempermudah identifikasi secara ilmiah. Hartley (1967) menyatakan bahwa kelapa sawit ( Elaeis guineensis Jacq.) termasuk tumbuhan kelas Angiospermae, ordo Cocoideae, famili Palmae, dan genus Elaeis. Menurut Pahan (2010), ada beberapa spesies dalam genus ini antara lain Elaeis guineensis, Elaeis melanococca (Elaeis oleivera) dan Elaeis odora (tidak ditanam di Indonesia). Klasifikasi tanaman Kelapa Sawit menurut Lubis (1992) adalah : Kingdom
: Plantae
Divisi
: Tracheophyta
Sub divisi
: Pteropsida
Kelas
: Angiospermae
Sub kelas
: Monocotyledonae
4
tersebut adalah: (1) sebagai struktur yang mendukung daun, bunga dan buah; (2) sebagai sistem pembuluh yang mengangkut air, hara dan mineral dari akar ke atas serta hasil fotosintesis (fotosintat) dari daun ke bawah; (3) berfungsi sebagai organ penimbunan zat makanan (Pahan, 2010). Pada umur ekonomis, tinggi batang bisa mencapai 15-18 meter. Pertumbuhan tinggi tanaman berbeda-beda, tergantung dari varietas dan tipenya (Setyamidjaja, 2006). Pelepah daun kelapa sawit tersusun majemuk menyirip, terdiri atas berbagai bagian, yaitu : (1) kumpulan anak daun (leaflets) yang memiliki helaian (lamina) dan tulang daun (midrid ); (2) rachis yang merupakan tempat anak daun melekat; (3) tangkai daun atau petiole yang merupakan bagian antara daun dan batang; serta (4) seludang daun atau sheath. Daun membentuk susunan satu pelepah yang panjangnya mencapai dari 7.5-9 m (Lubis, 1992). Oleh karena itu pada tanaman dewasa pada kerapatan yang tinggi, intensitas cahaya yang kurang akan menyebabkan umur daun berkurang dimana faktor intensitas cahaya inilah sangat berpengaruh pada jumlah daun kelapa sawit (Pahan, 2010). Jumlah anak
5
serabut buah yang mengandung minyak dengan rendemen yang tinggi serta endokarp atau cangkang pelindung inti (Fauzi et al ., 2008).
Syarat Tumbuh Kelapa Sawit
Kelapa sawit dapat tumbuh pada ketinggian 0-500 m di atas permukaan laut ( dpl). Jumlah cur ah hujan yang baik adalah 2 000-2 500 mm/tahun, tidak memiliki defisit air, hujan agak merata sepanjang tahun. Suhu optimum untuk pertumbuhan tanaman kelapa sawit agar dapat tumbuh dengan baik adalah sekitar 24-28 oC. Tanaman kelapa sawit masih bisa tumbuh pada suhu terendah 18 oC dan tertinggi 32 oC. Kelapa sawit dapat tumbuh pada pH 4,0 – 6,0 namun yang terbaik adalah pada pH 5,0-5,6. Tanah yang mempunyai pH rendah dapat ditingkatkan dengan pengapuran namun membutuhkan biaya yang tinggi. Tanah dengan pH rendah biasanya dapat dijumpai pada daerah pasang surut terutama tanah gambut (Lubis, 1992). Tanaman kelapa sawit tumbuh baik pada tanah gembur, subur, berdrainase
6
Kegiatan panen meliputi pelaksanaan pemanenan berupa pemotongan TBS, pengutipan berondolan, dan pemotongan pelepah. Pada saat pemotongan TBS, pelukaan buah diusahakan seminimal mungkin, baik waktu pemotongan TBS, pengangkutan ke Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) maupun pengangkutan ke dump truck serta menjaga buah tidak kotor karena tanah atau debu. Pelukaan dapat mempercepat peningkatan ALB dari 0,2 - 0,7% sebelum dipotong, kemudian akan naik sebesar 0,9 - 1% setiap 24 jam ketika sudah di tanah, sehingga semakin cepat diangkut ke pabrik akan semakin baik (Lubis, 1992). Pengutipan berondolan harus dilakukan karena berondolan tersebut yang diolah menjadi MKS. Pemotongan pelepah tidak disarankan untuk tanaman yang masih rendah (panen dengan dodos). Untuk tanaman tinggi (panen dengan egrek) pelepah harus dipotong untuk mencegah tersangkutnya berondolan dan menghindarkan kesulitan pemanenan atau tunas berikutnya. Tahapan selanjutnya adalah pengangkutan. Pengangkutan dalam industri perkebunan kelapa sawit menempati posisi yang sangat menentukan dalam
7
minyak atau lemak, minyak kelapa sawit adalah suatu trigliserida, yaitu senyawa gliserol dengan asam lemak. Minyak sawit berwarna merah jingga karena kandungan karotenoida, berkonsistensi setengah padat pada suhu kamar, kadar asam lemak bebas yang rendah, bau dan rasanya cukup enak (Siregar, 2005). Jumlah dan mutu minyak sawit yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh cara pemanenan buah. Pada buah lewat matang akan meningkatkan ALB. Panen yang tepat waktu akan mencapai sasaran untuk mendapatkan kandungan minyak yang paling maksimal dan kadar ALB yang rendah. Tanaman kelapa sawit secara umum sudah dapat dipanen setelah 30 bulan dari Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) menjadi Tanaman Menghasilkan (TM). Pemanenan harus berorientasi terhadap kematangan buah yang optimum, buah mengandung minyak dengan kernel optimum dengan kualitas baik, brondolan bersih, buah tidak menginap, angkutan ke pabrik lancar (Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2007). Kegiatan pemanenan harus memperhatikan tahapan-tahapan agar mendapatkan kualitas dan hasil panen yang diinginkan dan
8
tandan. Kriteria matang panen yang biasa dijadikan patokan di perkebunan kelapa sawit adalah bila warna tandan sudah berubah dari warna hijau menjadi kehitaman, kemudian berubah menjadi warna merah mengkilat/ orange. Kriteria selanjutnya adalah jika sudah ada dua berondolan (buah yang lepas dari tandannya) untuk tiap kilogram tandan yang beratnya lebih dari sepuluh kilogram atau satu buah berondolan untuk tiap kilogram tandan yang beratnya kurang dari sepuluh kilogram. Tahapan ketiga, adalah memperhatikan manajemen panen (sistem penen dan rotasi panen). Menurut Pusat Penelitian Kelapa Sawit (2006), sistem panen atau biasa disebut ancak penen merupakan areal dengan luas tertentu yang harus selesai dipanen pada hari pelaksanaan panen. Sistem ancak panen yang secara umum diterapkan di perkebunan adalah ancak tetap dan ancak giring. Sistem ancak giring adalah ancak panen dan pemanen tidak tetap, dengan keuntungan tandan cepat sampai di TPH dan dengan kerugian sulit dikrontol, dan kemungkinan tandan/ brondolan tertinggal dan pelepah tidak ditunas. Sistem
9
METODE MAGANG
Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Kegiatan magang dilaksanakan selama tiga bulan, terhitung mulai tanggal 25 Juni 2012 sampai 25 September 2012. Magang bertempat di PT. SOCFIN INDONESIA Perkebunan Bangun Bandar, Kecamatan Dolok Masihul, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara.
Metode Pelaksanaan
Kegiatan magang dilaksanakan dalam tiga tahap. Tahap pertama yaitu bekerja sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) selama tiga minggu. Kegiatan yang dilakukan adalah melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan KHL antara lain melakukan pemeliharaan dan pemanenan tanaman kelapa sawit. Tahap kedua dilakukan tiga minggu berikutnya yaitu sebagai pendamping mandor. Salah satu tugas sebagai pendamping mandor adalah membantu mandor dalam mengawasi
10
sekunder yang mendukung antara lain kondisi iklim lapangan, kondisi lahan, luas areal dan tata guna lahan, kondisi tanaman dan produksi, infrastruktur kebun, struktur organisasi, peraturan/norma baku teknik budidaya dari perusahaan. Data sekunder diperoleh dari laporan manajemen kebun, laporan tahunan kebun, dan arsip kebun lainnya. Data primer yang dikumpulkan dan diamati sesuai dengan aspek khusus yaitu pemanenan kelapa sawit. Kegiatan atau peubah yang diamati meliputi : 1.
Persiapan Panen Kegiatan persiapan panen yang perlu dilakukan yaitu persiapan kondisi areal, penyediaan tenaga potong buah, pembagian seksi potong buah, dan penyediaan alat-alat kerja. Pengamatan dilakukan dengan mengamati seluruh kegiatan persiapan panen di Perkebunan Bangun Bandar.
2.
Peralatan Panen Pengamatan mengenai peralatan yang digunakan dalam melakukan kegiatan pemanenan kelapa sawit.
11
6.
Kehilangan Produksi ( Losses) Losses) Pengamatan dilakukan dengan menghitung hilangnya hasil produksi yang tidak sesuai dengan taksasi panen. a. Pengamatan TBS tinggal di dalam ancak panen Pengamatan dilakukan dengan mengambil tiga orang pemanen (nomor pemanen 5, 16, 23) pada kemandoran B sebagai sampel. Pengamatan dilakukan dengan mengikuti kegiatan panen di blok 27 selama satu hari untuk satu pemanen dan dilakukan satu kali pengamatan untuk setiap pemanen. b. Pengamatan jumlah brondolan tidak dikutip Pengamatan dilakukan dengan mengambil lima sampel pemanen dengan mengikuti kegiatan panen selama satu hari untuk sati pemanen dan hanya dilakukan satu kali pengamatan untuk setiap pemanen. c. Pengamatan kehilangan panen berdasarkan tahun tanam Pengamatan dilakukan dengan mengambil lima sampel pemanen pada
12
Analisis Data dan Informasi Informasi
Pengolahan data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif terhadap data primer dan sekunder. Data primer yang diperoleh dari hasil pengamatan langsung dengan berbagai peubah atau rekomendasi teknik yang diterapkan. Data sekunder didapatkan dari dokumentasi yang dimiliki perusahaan. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif terhadap data primer dan sekunder. Data primer dan sekunder dianalisis dengan metode analisis deskriptif, persentase (%) dan nilai rata-rata.
13
KEADAAN UMUM
Sejarah Perusahaan
PT Socfin Indonesia (disingkat PT. Socfindo) berdiri sejak tahun 1926 dengan nama Socfin Medan SA (Societe ( Societe Financiere Des Caunthous Medan Societe Anoyme). Anoyme). Didirikan berdasarkan Akte Notaris William Leo No. 45 tanggal 7 Desember 1930 yang berkedudukan di Medan yang mengelola perusahaan perkebunan di Provinsi Sumatera Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Pada tahun 1960 pemerintah Republik Indonesia menjalin hubungan kerja sama dengan investor- investor yang berasal dari Belgia yang bergabung dalam Plantation North Sumatra dengan maksud untuk mendirikan suatu perusahaan patungan yang diberi diber i nama Socfin Medan SA yang berorientasi b erorientasi pada hasil kerja dari suatu area perkebunan yang berkedudukan di kota Medan (Sumatera Utara) dengan kawasan yang mencakup daerah perkebunan khususnya Sumatera Utara dan Aceh.
14
sawit dan 9 610,64 ha luas areal tanaman karet. Jenis tanaman, luas areal dan lokasi kebun yang yang diusahakan PT.Socfindo PT.Socfindo disajikan pada Tabel 1 :
Tabel 1. Jenis Tanaman, Luas Areal dan Lokasi Perkebunan yang yang Diusahakan PT Socfindo, Sumatera Utara Komoditas Kelapa Sawit
Provisnsi NAD
Sumatera Utara
Kabupaten
Perkebunan
Luas Areal (ha)
Kejuruan Muda
Sei Liput
3 659.58
Aceh Singkil
Lae Butar
4 440.56
Darul Makmur
Seumanyam
4 473.01
Nagan Raya Raya
Seunagan
4 581.99
Serdang Bedagai
Mata Pao
2 263.86
Serdang Bedagai
Bangun Bandar
3 335.64
Batu Bara
Tanah Gambus
3 725.50
Asahan
Padang Pulo
1 187.59
Asahan
Aek Loba
8 658.79
Labuhan Batu
Negeri Lama
2 153.88
15
dengan Desa Bantan, sebelah Barat berbatasan dengan Perkebunan Silau Dunia PTPN III. Perkebunan Bangun Bandar terletak di antara 30 15’ 25”- 30 19’ 46” LU dan 98 0 57’ 50”- 990 4’ 19”BT. Peta Perkebunan Bangun Bandar disajikan dalam Lampiran 4. Topografi lahan Perkebunan Bangun Bandar adalah lembahan, datar hingga berbukit dengan ketinggian tempat 0-200 m dpl. Perkebunan Bangun Bandar terdiri dari empat Divisi yang semuanya terletak di Kecamatan Dolok Masihul, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara.
Keadaan Iklim dan Tanah
Keadaan tanah Perkebunan Bangun Bandar didominasi oleh tanah aluvial dan podzolik merah kuning (PMK) dengan derajat kemasaman tanah (pH) 4-6. Peta Tanah Kebun Bangun Bandar dapat dilihat pada Lampiran 5. Perkebunan Bangun Bandar memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Berdasarkan data curah hujan dari tahun 2002-2011, puncak musim kemarau
16
65,29 ha. Luas areal dan tata guna lahan Perkebunan Bangun Bandar dapat dilihat pada Tabel 2 : Tabel 2. Tata Guna Lahan Perkebunan Bangun Bandar. Penggunaan
Luas (ha)
Tanaman Menghasilkan (TM) Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) Tanaman Baru (TB) Program Tahun 2012 Emplacement/ Pabrik Pembibitan kelapa Sawit Anak Sungai Hutan Bambu Jalur PLN Parit Isolasi Areal Konservasi
2 160.40 897.49 277.75 35.97 4.27 4.97 0.60 6.72 4.69 8.07
Jumlah
3 400.93
Sumber : Departemen Tanaman PT. Socfindo (Agustus, 2012)
Perkebunan kelapa sawit Bangun Bandar terbagi atas 4 divisi, yaitu Divisi
17
Tabel 3. Jumlah Populasi Tanaman Kelapa Sawit Berdasarkan Tahun Tanam pada Setiap Divisi Perkebunan Bangun Bandar Divisi I Tahun Tanam 1984 1986 1989 1990 1991 1992 1996 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005
Luas (ha) 48.95 34.17 103.23 94.90 25.78 88.66 62.03 178.43 97.18
Jumlah Pokok 4633 3194 11188 11534 3040 9324 7962 24149 13832
Divisi II Luas (ha) 48.81 52.70 81.35 55.75 23.08 87.25 38.30 131.47 108.98 -
Jumlah Pokok 3967 4204 8438 6657 2626 11150 4616 16275 14960 -
Divisi III Luas (ha) 231.23 195.94 90.77 33.67 0.95 -
Jumlah Pokok 25872 22543 9851 3839 121 -
Divisi IV Luas (ha)
Jumlah Pokok -
-
18
Tabel 4. Produksi TBS, CPO, dan PK Perkebunan Bangun Bandar Produksi (ton)
Produktivitas (ton/ ha)
Tahun
Luas (ha)
TBS
CPO
PK
TBS
CPO
PK
2008 2009 2010
2526.56 2479.43 2446.17
51 196.68 56 270.79 53 628.01
12 284.90 13 205.29 12 721.79
2 409.13 2 662.52 2 418.29
20.26 22.70 21.92
4.86 5.33 5.20
0.95 1.07 0.99
2011
2374.63
52 884.94
12 821.71
2 525.85
22.27
5.40
1.06
Sumber : Perkebunan Bangun Bandar, 2012
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
Pelaksanaan pekerjaan di Perkebunan Bangun Bandar dipimpin oleh seorang Pengurus yang bertanggung jawab kepada Group Manager . Pengurus memimpin seluruh kegiatan yang dilakukan di lapangan, pabrik, dan administrasi. Dalam kegiatan di lapangan dan pabrik Pengurus dibantu oleh Asisten Kepala (Askep), Asisten Divisi, Tekniker I (Kepala Pabrik), dan Tekniker II. Dalam bidang administrasi Pengurus dibantu oleh seorang Kepala Tata Usaha (KTU).
19
Asisten Divisi memiliki tugas untuk membuat rencana kerja harian, bulanan, dan laporan bulanan. Asisten Divisi juga memiliki tugas untuk memberikan instruksi kerja kepada mandor-mandor, mantri-mantri dan kranikrani setiap pagi (antrian pagi), mengawasi pelaksanaan dan disiplin kerja di lapangan sesuai dengan instruksi dan rencana kerja yang telah direncanakan, serta mengawasi mutu dan output setiap jenis pekerjaan di lapangan. Selain itu tugas Asisten Divisi juga menjamin hasil produksi sampai ke pabrik dan bertanggung jawab terhadap keamanan di divisinya. Asisten Divisi dibantu oleh mandor I (produksi dan perawatan), kerani keliling, kerani buah ( bunch recorder ), kerani transport (opas kantor). Mandor I produksi membawahi mandor panen dan mandor tunas. Mandor I perawatan membawahi mandor pupuk, mandor semprot, mandor Bongkar Tanaman Pengganggu (BTP), dan mandor kastrasi (apabila ada tanaman belum menghasilkan). Dalam hal administrasi Asisten Divisi dibantu oleh kerani keliling. Proses pengolahan di pabrik dipimpin oleh seorang Tekniker-I yang
20
Karyawan Harian Tetap (KHT), mandor dan pegawai. Data jumlah pekerja staf dan non staf pada Perkebunan Bangun Bandar dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Jumlah Staf dan Non Staf Perkebunan Bangun Bandar No 1 2 3 4 Jumlah Luas Areal (ha)
Status Pekerja Staf Pegawai Mandor ( Pegawai) Karyawan Harian Tetap (KHT)/ Buruh
Indeks Tenaga Kerja (ITK)
Jumlah 6 13 32 502 553 3 335.64 0.17
Sumber : Kantor Perkebunan Bangun Bandar, 2012
Indeks Tenaga Kerja (ITK) Perkebunan Bangun Bandar adalah 0,17 berasal dari hasil dari pembagian total tenaga kerja dengan luas areal yang berarti 0,17 orang/ ha. Menurut Pahan (2010) perkebunan kelapa sawit memerlukan
21
tunjangan yang ditetapkan oleh PT. Socfindo. Ketentuan pembayaran upah yang dilakukan oleh perusahaan adalah : Mandor/ Pegawai: 1) Mendapatkan upah terendah (golongan I/1) sebesar
Rp 1 278 000,00/ bulan dan mendapatkan upah tertinggi (golongan VIII/10) sebesar Rp 2 689 400,00/ bulan ditambah dengan premi apabila pekerjaan melebihi dari output yang telah ditentukan oleh perusahaan 2) Mendapatkan tunjangan beras, 3) mendapat fasilitas rumah dan listrik, 4) Mendapatkan tunjangan JAMSOSTEK dan tunjangan biaya kesehatan apabila sakit. Karyawan Harian Tetap: 1) Upah minimal per bulan dihitung sesuai
dengan UMR perusahaan yaitu Rp 1 210 000,00/ bulan ditambah dengan premi apabila pekerjaan melebihi dari output yang telah ditentukan oleh perusahaan, 2) Mendapatkan tunjangan beras, 3) Mendapatkan fasilitas rumah dan listrik, 4) mendapatkan tunjangan JAMSOSTEK dan fasilitas biaya kesehatan apabila sakit.
Fasilitas Kebun
22
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Pelaksanaan kegiatan magang yang dilakukan oleh penulis adalah aspek teknis dan manajerial. Aspek teknis yang dilakukan penulis berupa pembibitan, pemeliharaan tanaman (penunasan, kastrasi, pemupukan, dan pengendalian gulma), penanaman tanaman menguntungkan (benefical plants) dan pemanenan TBS. Sedangkan untuk aspek manajerial yang dilakukan penulis adalah kegiatan sebagai supervisor untuk mempelajari administrasi dan manjerial kebun. Dalam melaksanakan aspek manajerial, penulis dibimbing oleh pengurus, askep, asisten divisi, mandor-mandor, mantri- mantri dan krani-krani. Kegiatan yang dilaksanakan penulis berada di Divisi II dan Divisi IV Perkebunan Bangun Bandar. Waktu kerja penulis setiap harinya adalah sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh perusahaan, yaitu selama 7 jam dan diwajibkan mengikuti antrian pagi bersama asisten dan mandor. Waktu kegiatan pelaksanaan dimulai pada pukul 06.00-14.00 setiap harinya.
23
di TPH sebagai tempat pengumpulan TBS ataupun brondolan sebelum diangkut ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS). Pengendalian gulma secara manual. Metode pengendalian gulma secara
manual yang terdapat pada Perkebunan Bangun Bandar meliputi kegiatan: (1). Pencangkulan gulma dari piringan pokok Tanaman Baru (TB) dan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM), (2). Pencabutan dan pembabatan secara manual gulma berkayu yang berada di gawangan dan piringan Tanaman Menghasilkan (TM). Alat yang digunakan untuk pengendalian gulma secara manual adalah cangkul dan parang. Jenis gulma berkayu yang ada di Perkebunan Bangun Bandar,
yaitu:(1).
Chromolaena
odorata
(putihan),
(2).
Melastoma
malabathricum (senduduk atau senggani), (3). Lantana sp (bunga tahi ayam), (4). Clidemia hirta (harendong atau akar kala), dan (5). Tukulan (anak sawit liar) yang terdapat pada gawangan dan piringan. Jenis-jenis gulma tersebut dapat dilihat pada Gambar 1-4.
24
Pembabatan dilakukan oleh karyawan harian tetap dengan cara membabat habis gulma anak kayu tersebut sampai ke akarnya dengan sistem ancak giring dengan ancak 1 gawangan untuk 1 orang. Perusahaan menetapkan basis karyawan untuk pengendalian gulma secara manual ini adalah 1 ha/HK. Penulis melakukan pengendalian gulma secara manual di TM 1 Blok 89 Divisi IV. Prestasi penulis adalah 0,7 ha/HK (2 gawangan) dan masih di bawah output yang telah ditentukan. Hal ini disebabkan oleh banyaknya gulma kayu di lapangan, alat yang digunakan dipinjam dari pekerja, cuaca yang sangat terik dan kemampuan fisik penulis. Pengendalian Gulma Kimiawi (Penyemprotan Gulma). Pengendalian
gulma secara kimiawi merupakan pengendalian gulma rumput-rumputan, tekitekian, dan gulma berkayu. Pengendalian gulma secara kimiawi dilakukan dengan penyemprotan di gawangan dan piringan, pasar rintis (pasar pikul), dan TPH. Metode yang dilakukan oleh Perkebunan Bangun Bandar yaitu dengan sistem penyemprotan pada suatu blok yang dilakukan oleh 6 orang tenaga penyemprot dan seorang tenaga pelangsir herbisida yang diawasi oleh seorang mandor.
25
dengan menggunakan Knapsack Sprayer
GS 15 dan Controlled Droplet
Applicator (CDA)/ Micron Herbi. Cara penyemprotan di piringan dapat dilihat seperti pada Gambar 5.
Gambar 5. Cara Penyemprotan Gulma di Piringan
26
Gambar 6. Alat Controlled Droplet Applicator (CDA)
27
adalah topi, sarung tangan, masker, baju semprot, kacamata, sepatu boot, dan rompi. Peralatan ini sangatlah berguna untuk kesehatan penyemprot yakni melindungi dari bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh. Pada kenyaatannya banyak tenaga penyemprot yang kurang memperhatikan alat kelengkapan diri tersebut sehingga mengganggu keamanan saat melakukan penyemprotan.
Pengendalian Hama
Hama merupakan organisme pengganggu tanaman yang dibudidayakan, dan harus dikendalikan agar tidak merugikan tanaman budidaya. Salah satu hama yang sangat mengganggu tanaman kelapa sawit adalah Oryctes rhinoceros yaitu sejenis kumbang yang merusak tanaman muda dengan cara melubangi pangkal batang dan memakan bagian pucuk. Jika kerusakan sangat parah, tanaman menjadi rusak dan dapat menjadi kerdil jika mengalami ser angan berulang kali. Pengendalian harus segera dilakukan setiap hari selama 3 minggu setelah bibit ditanam di lapangan. Untuk aplikasi selanjutnya dilakukan sesuai dengan
28
sawit. Untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tersebut dilakukan program pemupukan. Pemupukan merupakan kegiatan yang sangat penting dan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi atau hara pada tanaman, sehingga dapat menunjang pertumbuhan tanaman baik vegetatif maupun generatif agar dapat menghasilkan produksi yang optimum. Pencapaian pertumbuhan tanaman yang optimal dapat terjadi dengan memenuhi seluruh kebutuhan unsur-unsur hara dalam kondisi yang seimbang. Pemupukan terdiri dari pemupukan organik dan pemupukan anorganik. Kegiatan pemupukan yang dilakukan dapat dilihat seperti pada Gambar 7.
29
EFB berasal dari tandan kosong yang sudah mengalami pengolahan lebih lanjut dengan menggunakan alat empty bunch press yang terdapat di pabrik pengolahan kelapa sawit. Solid berasal dari endapan CPO yang berbentuk lumpur. Ashes dust merupakan abu kernel yang berasal dari pengolahan kernel kelapa sawit. Sedangkan pome merupakan limbah cair yang merupakan produk terakhir dari pengolahan kelapa sawit dan sebagai nutrisi pengaktifan bakteri. Kandungan nutrisi dari keempat bahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Kandungan Nutrisi pada Bahan Kompos Bahan Utama I. Padatan EFB Solid Ashes Dust II. Cairan
Kandungan Nutrisi N (%)
P (%)
K (%)
Mg (%)
0.58 1.83 -
0.05 0.70 1.38
0.94 1.27 5.34
0.06 0.26 2.23
30
direkomendasikan oleh Departemen Tanaman PT. Socfindo. Rekomendasi tersebut berupa jenis dan dosis pupuk yang akan diaplikasikan. Rekomendasi disusun berdasarkan analisa daun. Pekerjaan pemupukan anorganik terdiri dari (1).Penguntilan
pupuk,
(2).Pelangsiran
pupuk,
(3).Pengeceran
pupuk,
(4).Penaburan pupuk, dan (5).Pengumpulan karung bekas. Tujuan dari penguntilan pupuk adalah untuk mempermudah dalam penaburan pupuk di lapangan, karena sudah diuntil sesuai dengan dosis pupuk yang akan diberikan. Kegiatan penguntilan dilakukan dengan cara 1 karung goni pupuk 50 kg dibagi menjadi beberapa dosis yang digunakan (seperti 8 kg, 12 kg, 15 kg, dan lain-lain) untuk 8 pokok. Penguntilan pupuk dilakukan paling lambat tiga hari sebelum melakukan pemupukan dan dilakukan di gudang pupuk yang terdapat di pabrik Perkebunan Bangun Bandar. Penguntilan pupuk dikerjakan oleh karyawan masing- masing divisi. Basis yang ditetapkan oleh perusahaan dalam penguntilan pupuk adalah 2 ton/HK. Setelah pupuk diuntil, pupuk dimuat ke dalam truck yang akan dilangsir ke
31
333 until. Penulis melakukan penaburan sebanyak 1 000 kg/HK. Cara pemupukan yang dilakukan adalah 1 until yang berisi 18 kg pupuk digunakan untuk 8 pokok dan pupuk ditabur di piringan kelapa sawit. Menurut pengamatan penulis, pada kenyataannya, dalam pelaksanaan pemupukan terdapat ketidakjujuran dari penabur pupuk. Kecurangan tersebut berupa mengaplikasian pupuk menurut dosis per pokok tidak merata atau tidak sesuai dengan ketetapan yaitu 8 pokok sehingga menyebabkan beberapa pokok tidak dipupuk. Hal ini disebabkan oleh topografi lahan yang berbukit sehingga sulit dijangkau oleh pengecer pupuk.
Tunas Pasir
Kegiatan tunas pasir hanya dilakukan 1 kali saja selama hidupnya kelapa sawit, yaitu pada tanaman berumur 2,5 tahun setelah ditanam di lapangan. Kegiatan ini berupa pemotongan pelepah sebanyak 1-2 lingkaran pertama (maksimum 15 cm dari tanah), kegiatan ini diharapkan TBS dapat menjadi songgo 3. Setelah dipotong, pelepah tersebut dipotong 2 dan disusun ke gawangan mati.
32
Menghasilkan (TBM), yaitu pada umur 10-24 bulan setelah ditanam di lapangan dan dihentikan sampai 6 bulan sebelum panen. Hal ini dilakukan karena bunga muda umumnya masih kecil dan belum sempurna, sering gugur atau aborsi, bunga seperti ini tidak menguntungkan bila dipertahankan. Kastrasi dapat dimulai jika 25 % dari tanaman telah berbunga. Alat yang digunakan dalam kegiatan kastrasi adalah chisel dan dodos kecil. Cara memotongnya, bunga dipotong tanpa melukai batang kelapa sawit dan pangkal pelepah daun. Dalam melaksanakan kastrasi harus dijaga agar pelepah daun tidak terluka atau terpotong. Manfaat kastrasi adalah merangsang pertumbuhan vegetatif, mendapatkan buah dengan berat yang seragam, mengurangi kemungkinan serangan hama dan penyakit. Kastrasi dihentikan setelah tanaman berumur 24 bulan, sehingga panen perdana dapat dilakukan pada saat tanaman berumur 30 bulan. Pekerja melakukan kegiatan kastrasi dengan basis 3 ha/HK. Penulis melakukan kegiatan kastrasi pada Blok 101 Divisi IV dengan basis 2 ha/HK. Prestasi penulis masih dibawah pekerja, hal ini disebabkan karena topografi lahan yang berbukit sehinnga
33
Penjelasan kegiatan persiapan panen dilakukan setiap antrian pagi oleh masing-masing kemandoran. Dalam antrian pagi juga dijelaskan mengenai kriteria buah matang, agar tidak terjadi kesalahan dalam pemanenan.
a). Seksi potong buah.
Seksi potong buah atau sering disebut juga dengan rotasi panen merupakan pembagian luasan panen yang akan dipanen pada setiap divisi . Rotasi panen dapat ditentukan dari jumlah luasan Tanaman Menghasilkan (TM). Pengerjaan untuk luas areal panen dibagi menjadi 6 hari sesuai dengan proporsi jam kerjanya sehingga diharapkan rotasi panen 6/7 dan output pemanen yang diharapkan menjadi lebih tinggi serta pengangkutan TBS ke PKS tidak mengalami gangguan. Luas panen rata-rata per mandoran setiap harinya di Divisi II masingmasing adalah 47 ha, 41 ha, dan 42 ha. Pada kenyataannya di lapangan, panen sering terkendala sehingga rotasi panen tidak sepenuhnya 6/7. Hal ini disebabkan oleh tenaga kerja pemanen tidak sesuai dengan yang sudah ditentukan, dan adanya
34
Tabel 7. Pembagian Seksi Panen Divisi II Perkebunan Bangun Bandar Seksi
Blok
Tahun Tanam
Luas (ha)
Pokok/ ha
Ʃ Pokok
Mandor A A
37 37 38 31
1984 1984 2000 1992
47.66 1.15 47.34 47.66
93 93 134 104
4 432 107 6 344 4 957
31
1992
33.69
104
3504
39 39 44
1998 1998 1986
13.00 42.75 5.00
121 121 95
1 573 5 173 475
44 45
1986 1986
22.18 25.52 285.95
95 82
2 107 2 093 30 765
42
2000
39.91
121
4 829
B
41 40
1999 2003
23.08 18.80
120 129
2 770 2 425
C
40
2003
41.85
129
5 399
B C D E F Total Mdandor B A
35
b). Sistem panen
Sistem panen yang dilaksanakan di Divisi II Perkebunan Bangun Bandar berbeda-beda untuk masing-masing umur tanaman. Pada tanaman taruna (8-20 tahun) menggunakan sistem ancak giring tetap per mandoran, sedangkan pada umur tanaman tua (>21 tahun) menggunakan sistem ancak tetap. Perbedaan sistem panen ini dikarenakan adanya perbedaan pokok yang akan dipanen. Pada tanaman taruna pokok yang akan dipanen belum terlalu tinggi, sedangkan pada tanaman tua pokok yang akan dipanen sudah terlalu tinggi, sehingga disesuaikan terhadap pemanen yang memiliki alat panen sesuai dengan ketinggian pokok tersebut.
c). Tenaga Kerja Panen
Tenaga kerja panen merupakan SDM yang paling penting perannya dan sangat dibutuhkan oleh perusahaan. Tenaga panen Divisi II Perkebunan Bangun Bandar merupakan Karyawan Harian Tetap (KHT) khusus aspek pemanenan.
36
TBS yang mengalami penyakit Parthenokarpi,sp. dan TBS busuk tetap harus dipanen agar tidak mempengaruhi produksi pada rotasi berikutnya. Kriteria matang buah perkebunan Bangun Bandar dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Kriteria Matang TBS Perkebunan Bangun Bandar Jumlah Brondolan Lepas
Keterangan
0-4 4-9
Mentah Matang
> 10
Lewat Matang
Sumber : Kantor Perkebunan Bangun Bandar, 2012
e). Taksasi produksi
Taksasi produksi merupakan perkiraan jumlah TBS yang akan dipanen. Taksasi panen yang dilaksanakan di Perkebunan Bangun Bandar terdiri dari 2 bagian, yaitu taksasi kwartalan (4 bulanan) dan harian. Taksasi kwartalan dilakukan melalui sensus buah yang dilakukan oleh mandor sensus buah. Tujuan
37
Standard Operating Procedure (SOP) selama memanen, dan evaluasi kerja pemanen hari kemarin. Kemudian pada pukul 06.30 mandor panen memberi pengarahan kepada pemanen di lapangan. Pengarahan tersebut berupa pembagian ancak panen yang akan dipanen, memeriksa kehadiran pemanen, dan memastikan para pemanen sudah memiliki alat panen serta sudah menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) berupa kaca mata, sarung tangan, helm, dan sepatu boot. Teknis panen yang harus dilakukan yaitu pemanen harus memperhatikan jumlah brondolan yang jatuh di piringan untuk mengetahui TBS yang akan dipanen, kemudian memotong beberapa pelepah yang menyanggah TBS ( progressive pruning ). Pelepah tersebut harus dipotong dan disusun di gawangan mati. Pemanen diwajibkan untuk memotong semua TBS yang masak tanpa terkecuali, TBS yang sudah dipanen harus dibuat “cangkem kodok” dengan cara memotong gagang tandan tersebut dengan rapat. TBS tersebut dibawa ke TPH dengan menggunakan angkong dan disusun 5-10 TBS per baris, lalu TBS tersebut diberi nomor panen sesuai nomor pemanen dan jumlah TBS yang dipanen.
38
Pengawasan Panen
Sistem pengawasan ditujukan untuk memeriksa kualitas panen yang sudah dipanen dan mengurangi losses panen yang terjadi pada setiap harinya. Sistem pengawasan yang diterapkan di Perkebunan Bangun Bandar berupa pemeriksaan mutu TBS dan pemeriksaan ancak panen yang dilakukan oleh asisten divisi, mandor 1 produksi, mandor panen, dan mantri panen ( rekolte). Sistem pengawasan tersebut dilakukan pada siang hari, ketika pemanen telah selesai melaksanakan pemanenan TBS. Pemeriksaan mutu TBS yang dilakukan yaitu pencatatan jumlah (1).Buah normal yang dipanen, (2).Buah mentah yang dipanen, (3).Buah busuk yang dipanen. Pemeriksaan mutu TBS dilakukan melalui pemeriksaan mutu buah yang telah dikirim pemanen ke TPH dengan cara memeriksa minimal 10 TPH. Untuk pemeriksaan ancak yang dilakukan berupa pencatatan (1).Buah mentah yang telah dipanen, kemudian disembunyikan/ diperam di gawangan, (2).Buah matang yang tidak dipanen, (3).Buah matang tinggal di piringan/ pasar
39
ancak panen. Pemberian denda tersebut berlaku untuk seluruh umur tanaman. Hal ini dilakukan agar menjaga mutu buah tetap optimal dan mengurangi losses panen setiap harinya. Denda yang diterapkan di Kebun Bangun Bandar jika melakukan kesalahan dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Parameter Denda Karyawan Potong Buah Jenis Kesalahan (Parameter) Potong Buah Mentah (A) Buah masak tinggal dipokok / tidak dipanen (S) Buah mentah diperam di ancak (M1) Buah mentah tinggal di piringan / di ancak / di parit Brondolan tidak dikutip bersih (>3 buah )
Denda Rp 3 000,00/jjg Rp 3 000,00/jjg Rp 3 000,00/jjg Rp 3 000,00/jjg Rp 75,00/buah
Sumber : Departemen Tanaman PT. Socfindo, 2012
Pengangkutan Tandan Buah Segar
Pengangkutan TBS merupakan kegiatan terakhir dalam peaksanaan
40
TBS yang dipanen. Petugas stasiun penerimaan buah melaporkan jumlah berat TBS yang telah masuk ke PKS kepada asisten divisi, mandor I produksi, mandor panen, dan kerani buah. Pengangkutan dilakukan dengan mendatangi semua TPH dalam blok yang dipanen. TBS dimasukkan ke dalam dump truck oleh tenaga pemuat buah dengan menggunakan tojok besi dan menggunakan gancu untuk menyusun TBS di dalam dump truck. Biasanya, jumlah pemuat buah terdiri dari 3 orang dan disediakan oleh masing-masing divisi. Basis kerja pemuat buah adalah 4 ton/HK, dengan premi Rp 1 070,00/ton. Aspek Manajerial
Kegiatan manajerial yang dilakukan penulis yaitu sebagai pendamping mandor selama tiga minggu dan pendamping asisten divisi selama enam minggu. Kegiatan manajerial ini dilakukan penulis di Divisi II dan Divisi IV Perkebunan Bangun Bandar.
41
prestasi dan kualitas pekerjaan kepada asisten divisi dalam bentuk buku kerja mandor. Selama menjadi pendamping mandor, penulis mengikuti kegiatan pengawasan di lapangan diantaranya kegiatan pendamping mandor I, mandor panen, kerani panen, dan mandor perawatan yang terdiri dari mandor pupuk, pengendalian gulma, pengendalian hama, tunas, dan kastrasi. Penulis juga mengikuti kegiatan manajerial terkait administrasi divisi dengan menjadi pendamping kerani keliling. Mandor I. Mandor I adalah orang yang mengatur seluruh kegiatan teknis
di lapangan. Divisi II Perkebunan Bangun Bandar memiliki 2 mandor I, yaitu mandor I atas (Produksi) dan mandor I bawah (Perawatan). Mandor I produksi membawahi mandor panen, dan mandor tunas. Sedangkan mandor I perawatan membawahi mandor pupuk, pengendalian gulma, pengendalian hama, dan kastrasi. Mandor I memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap hasil kerja yang diperoleh oleh mandor. Mandor I dapat menegur mandor-mandor bawahannya
42
mengurangi losses panen. Apabila, mandor panen melakukan pemeriksaan ancak menemukan masalah-masalah tersebut dan pemanen sudah pulang, maka mandor panen berhak langsung mengenakan denda kepada pemanen tersebut. Mandor panen tidak boleh meninggalkan lapangan sebelum pemanen selesai memanen TBS. Setelah pelaksanaan panen selesai, mandor panen melakukan taksasi panen untuk hari esoknya. Taksasi panen bertujuan untuk mengetahui perkiraan jumlah TBS yang akan dipanen, dan jumlah tenaga kerja pemanen yang dibutuhkan. Selama penulis menjadi mandor panen, penulis mengawasi pekerjaan karyawan panen, memeriksa mutu TBS yang dipanen, dan melakukan pemeriksaan ancak panen. Penulis juga melakukan taksasi panen di sore hari setelah pemanen selesai memanen. Kerani Buah. Tugas kerani buah adalah menerima buah yang sudah ada
di TPH. Buah yang diterima oleh kerani buah ditulis dalam bentuk file doc dan dimasukkan ke dalam lembar collection sheet . Data yang dimasukkan ke dalam
43
pupuk, mandor pupuk mengikuti dan mengawasi distribusi pupuk dari gudang ke lapangan. Pada saat di lapangan, mandor pupuk memerintahkan kepada supir dump truck tersebut agar mengecer pupuk di depan ancak yang akan dipupuk agar memudahkan pelangsir pupuk dalam melangsir pupuk. Mandor pupuk juga harus memperhatikan kelengkapan alat memupuk dan APD yang digunakan oleh penabur pupuk. Kemudian mandor pupuk mengawasi pelaksanaan pemupukan di lapangan. Hal ini bertujuan agar pupuk yang ditabur sesuai dengan dosis dan cara pemupukan yang telah ditentukan. Setelah pemupukan selesai, mandor pupuk memerintahkan kepada pelangsir pupuk untuk mengumpulkan karung bekas yang telah digunakan dalam pemupukan dan dikembalikan ke gudang pusat. Prestasi kerja pemupukan harus dilaporkan kepada asisten divisi. Penulis melakukan kegiatan sebagai mandor pupuk di divisi IV Perkebunan Bangun Bandar. Jumlah karyawan yang diawasi penulis saat menjadi pendamping mandor pupuk adalah 9 orang yang terdiri dari 3 pelangsir dan 6
44
knapsack sprayer di Divisi IV sedangkan menggunakan alat semprot CDA di divisi II Perkebunan Bangun Bandar. Kegiatan yang dilaksanakan penulis yaitu apel pagi dengan karyawan, dan mengawasi pekerjaan karyawan.
Pendamping Asisten Divisi
Asisten divisi merupakan pimpinan pada setiap divisi. Asisten divisi bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan dan pekerja yang terdapat di divisi masing-masing. Asisten divisi bertanggung jawab kepada asisten kepala dan pengurus kebun. Tugas dari seorang asisten divisi di PT. Socfindo di lapangan adalah merencanakan dan mengkoordinasikan program kerja harian dan bulanan. Selain itu, asisten divisi juga melakukan pengawasan, penilaian, dan evaluasi terhadap kinerja dari masing-masing mandor. Dalam menyelesaikan administrasi, asisten divisi dibantu oleh kerani keliling. Selama menjadi pendamping asisten penulis mengikuti kegiatan – kegiatan asisten seperti menyampaikan Rencana Kerja Harian (RKH), mengawasi mutu
45
PEMBAHASAN
Kegiatan panen merupakan salah satu kegiatan budidaya kelapa sawit yang paling penting. Cara panen yang tepat sangat mempengaruhi kuantitas produksi dan waktu yang tepat mempengaruhi kualitas produksi. Dengan demikian, diharapkan kegiatan panen dilakukan dengan tepat dan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan sehingga dapat meminimalisasi losses panen. Permasalahan secara umum yang sering dijumpai dalam pengelolaan kegiatan panen di Perkebunan Bangun Bandar yaitu terjadinya kehilangan produksi (losses), mutu buah yang belum sesuai dengan ketetapan perusahaan serta permasalahan dalam proses pengangkutan TBS ke PKS. Hal ini dapat disebabkan karena sistem panen yang belum diterapkan dengan baik, rotasi panen yang tidak dijaga, pelaksanaan taksasi produksi yang belum tepat serta kurang efektifnya pengawasan dari Asisten divisi, Mandor I dan mandor panen.
46
losses panen. Peralatan panen yang digunakan di divisi II Perkebunan Bangun Bandar yaitu (1). Pisau Egrek, untuk pemotongan TBS tanaman berumur >9 tahun dengan ketinggian pokok >2 meter; (2) Bambu egrek dan Allumunium Pole, sebagai gagang pisau egrek; (3). Tali nilon, untuk pengikat pisau egrek; (4). Angkong, untuk tempat atau wadah TBS dan brondolan yang akan diangkut ke TPH; (5). Kapak, sebagai alat pemotong tangkai tandan yang panjang; (6). Gancu, berfungsi sebagai alat penyusunan TBS di TPH; (7). Goni eks pupuk, untuk mengumpulkan brondolan ; (8). Tojok, sebagai alat muat buah ke dalam dump truck pengangkut buah. Selain peralatan panen yang telah disebutkan diatas, pemanen
diwajibkan
menggunakan
Alat
Pelindung
Diri
(APD)
untuk
meminimalisir kecelakaan kerja pemanenan. APD yang digunakan oleh pemanen adalah (1). Helm, (2). Sarung tangan, (3). Sepatu boot, (4). Kaca mata. Berdasarkan hasil pengamatan penulis, peralatan panen yang digunakan oleh pemanen banyak yang tidak sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Sebagai contoh pada saat pelaksanaan panen di tanaman yang sudah tinggi, egrek yang
47
Gambar 11. Gancu
Gambar 12. Pisau egrek
I.2 Rotasi Panen
Rotasi panen atau pusingan panen merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam pemanenan kelapa sawit. Rotasi panen berfungsi untuk menentukan tempat yang akan dipanen, jumlah produksi TBS, mutu buah, dan
48
Selain dapat mempengaruhi mutu buah, rotasi panen yang bertambah lambat (≥ 10 hari) juga dapat mengakibatkan terjadinya kehilangan produksi (losses). Dapat dilihat pada Tabel 10, rotasi panen selama 11 hari yang terjadi di Blok 35 juga mengakibatkan brondolan yang tertinggal di piringan dan pasar pikul lebih banyak jika dibadingkan dengan rotasi panen selama 9 dan 10 hari sebesar 162 brondolan dan 98 brondolan.
Tabel 10. Hubungan Rotasi Panen Terhadap Losses dan Mutu Buah
Blok 33 35 28
Rotasi 9 11 10
Mutu Buah (%) M LM BSK 95.79 3.16 1.05 95.03 3.81 1.16 95.28 3.58 1.14
Losses (buah) BrP* BrL** 151 72 162 98 143 65
Sumber : Data Pengamatan Lapangan (2012) Keterangan : M LM
: Matang Lewat matang
BrL
Brondolan di
pikul
49
harian lepas (KHL) yang ditransfer dari anggota mandoran lain atau dapat menggunakan istri atau saudara pemanen.
I.3 Taksasi Panen
Taksasi panen merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan pemanenan. Tujuan dari taksasi panen adalah untuk meperkirakan jumlah TBS yang sudah siap untuk dipanen, memperkirakan jumlah tenaga kerja pemanen yang dibutuhkan, dan memperkirakan jumlah berat TBS yang diperoleh. Kegiatan taksasi panen di divisi II Perkebunan Bangun Bandar dilaksanakan oleh mandor panen pada sore hari setelah seluruh pemanen selesai melakukan pemanenan. Taksasi panen ini tertuang dalam Angka Kerapatan Panen (AKP). Taksasi panen dilakukan dengan cara mengambil 5 % dari jumlah pokok yang akan dipanen. Sebagai contoh, pada saat magang berlangsung penulis melakukan pengamatan taksasi produksi harian secara langsung di Divisi II pada seksi yang berbeda-beda (A, B, C, D, E, F) pada mandoran B. Pokok sampel yang diamati
50
Dapat dilihat pada Tabel 11, bahwa persentase kematangan panen yang didapat berbeda-beda. Angka kerapatan panen (AKP) berkisar antara 34-43 %. Perbedaan nilai kerapatan panen tersebut dapat dipengaruhi oleh iklim, umur tanaman dan tempat/lokasi. Umumnya umur tanaman berpengaruh terhadap potensi pokok untuk berproduksi. Kegiatan taksasi ini dilaksanakan pada 2 mandoran panen yang berbeda yaitu di mandor B (seksi A, B, E dan F) serta di mandor C (seksi C dan D). Contoh Perhitungan Tenaga Kerja Panen blok 42 (2000), luasan panen 39,91 ha dengan jumlah pokok 4 829 taksasi pokok yang akan dipanen 5 %, dan basis panen 75 TBS serta AKP 39 %, maka tenaga kerja yang dibutuhkan adalah :
Taksasi 5% x jumlah pokok =5% x 4829 pokok =242 pokok (121 pokok/ ha)
•
Jumlah TBS yang ditaksasi =Jumlah pokok taksasi x AKP
51
Bedasarkan pengamatan penulis di lapangan (secara visual) terdapat perbedaan yang jelas antara buah matang dan buah mentah seperti (1). Jumlah yang membrondol dimana buah mentah belum ada yang membrondol, sedangkan buah matang, jumlah yang membrondol sesuai dengan ketetapan perusahaan, yaitu 4 berondolan; (2). Warna buah mentah umumnya berwarna hitam kemerahan, sedangkan buah matang berwarna merah jingga mengkilat; (3). Seludang duri buah mentah masih terbungkus oleh seludang duri disekitarnya yang berwarna hijau, sedangkan buah matang umumnya tidak dibungkus oleh seludang lagi dan duri sudah berwarna cokelat kehitaman. Pada saat melakukan kegiatan magang, penulis melakukan pengamatan kriteria mutu buah menurut ketetapan perusahaan. Penulis melakukan pengamatan di Divisi II dengan mengambil sampel 5 pemanen di 3 mandoran (mandor A, B, C). Setiap pemanen diambil 5 TPH dimana di setiap mandoran diambil 3 ulangan (3 blok yang berbeda-beda). Hasil pengamatan mutu buah per mandoran di Divisi II dapat dilihat pada Tabel 12.
52
a). Buah Mentah
b). Buah Matang
53
Persentase rata-rata mutu buah di Divisi II adalah 98,09% buah matang normal, 0,97% buah mentah, 0,94% buah lewat matang. Bedasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa persentase buah matang belum memenuhi standar yang ditetapkan oleh perusahaan yaitu sebesar 100%. Hal ini dapat disebabkan antara lain: (1) Pedoman panen yang ditetapkan oleh perusahaan tidak dilaksanakan oleh pemanen, sehingga mengakibatkan terpotongnya buah mentah atau kurang matang; (2) Saat melaksanakan panen di suatu blok terdapat ancak pemanen yang tidak selesai, sehingga saat kembali lagi ke lokasi yang sama mengakibatkan adanya buah lewat matang atau busuk. Buah mentah yang terpanen tidak dibenarkan oleh perusahaan untuk diangkut dan dikirim ke PKS karena dalam proses pengolahannya memerlukan waktu yang lebih lama dan biaya eksploitasi yang tinggi. Menurut Mangoensoekarjo (2005), panen buah mentah dapat merugikan perusahaan karena tanaman menjadi stress akibat pelukaan saat panen,
54
ganggangnya menghadap ke atas. Brondolan disatukan dan dimasukkan ke dalam karung. Kenyataan dilapangan menunjukkan masih ada terdapat buah yang tidak disusun rapi di TPH dan tangkai panjang. Pelaksanaan panen dapat dilihat pada Gambar 14.
(a)
(b)
55
Pengawasan Panen Kehilangan Produksi (L osses)
Kehilangan produksi (losses) merupakan salah satu faktor yang menyebabkan tidak tercapainya kuantitas dan kualitas produksi yang optimal. Sumber losses yang umumnya sering terjadi di lapangan, yaitu :1). Buah mentah yang terpanen, 2). Buah masak tertinggal di pokok, 3). Buah masak tertinggal di piringan/gawangan (tidak diangkut ke TPH), 4). Brondolan tidak dikutip dan 5). Brondolan di tangkai panjang. Pengawasan dan pengontrolan tenaga kerja panen perlu dilakukan untuk memperkecil losses yang terjadi dan mengetahui apakah kinerja tenaga kerja panen sudah sesuai dengan Standar Operational Producure (SOP). Saat melaksanakan kegiatan panen, terdapat beberapa kejadian buah tinggal di dalam ancak, seperti buah matang tidak dipanen, pemanen tidak mengeluarkan buah karena lupa ataupun terlewat. Hal tersebut dapat merugikan bagi pemanennya
56
Penulis juga melakukan pengamatan mengenai jumlah brondolan yang tidak dikutip. Umumnya pada saat melakukan panen, tenaga pemanen terkadang lalai dalam mengutip brondolan, sehingga terdapat brondolan tinggal di piringan dan di pasar pikul. Kehilangan brondolan juga sering terjadi saat pemanen hendak membuat cangkem kodok atau huruf “V”.
Pengamatan dilakukan dengan
mengambil 5 pemanen (9, 12, 18, 24, dan 27) pada kemandoran B sebagai sampel. Pengamatan dilakukan dengan mengikuti kegiatan panen selama 1 hari untuk 1 pemanen dan dilakukan 1 kali pengamatan untuk setiap pemanen. Data jumlah brondolan yang tidak dikutip disajikan pada Tabel 15. Tabel 15 . Jumlah Brondolan yang Tidak Dikutip di Kemandoran B Brondolan Tinggal (Buah) No. Pemanen
Piring -an*
Pasar Pikul**
9 12 18
27 35 24
11 26 15
Potongan Tangkai 8 14 7
Total
46 75 46
Persentase terhadap Total Brondolan Tinggal (%) Piringan* Pasar PotongPikul** an Tangkai 58.7 46.7 52.2
23.9 34.7 32.6
17.4 18.6 15.2
57
pengamatan. Kehilangan produksi (losses) yang terjadi di Divisi II disajikan pada Tabel 16. Tabel 16. Total Losses Berdasarkan Tahun Tanam (1986, 1998, 2000) di Blok Divisi II Faktor
Blok 1986
1998
2000
1.
Buah Mentah (tandan)
3
5
3
2.
Buah Masak tinggal di pokok (tandan)
6
4
3
3.
Buah Masak tidak diangkut ke TPH (piringan/gawangan) (tandan)
1
2
1
4.
Brondolan di piringan (buah)*
85
62
43
5.
Brondolan di pasar pikul (buah)**
72
98
65
6.
Brondolan tertinggal di TPH (buah)
28
26
33
7.
Brondolan di potongan tangkai (buah)
32
25
27
Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan, 2012 Keterangan :
*
: Brondolan di piringan yang diamati yaitu 20 pokok yang dipanen.
**
: Brondolan di pasar pikul yang diamati sepanjang 1 TPH (3
58
mandor panen ataupun kerani buah untuk memberikan denda kepada pemanen yang melakukan pelanggaran. Faktor alat panen juga dapat menyebabkan banyaknya losses panen terutama untuk pokok tua yang tanamannya sudah terlalu tinggi sehingga pemanen sering melewati pokok yang alat panennya tidak dapat mencapai TBS tersebut. Faktor lahan merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kehilangan produksi. Contohnya adalah kondisi lahan yang banyak ditumbuhi semak (gulma) di daerah piringan ataupun pasar pikul, sehingga pemanen terkadang lalai untuk masuk ke lahan untuk mengutip brondolan. Selain itu, pemanen dapat menggunakan kondisi piringan dan gawangan mati yang tidak bersih untuk menyembunyikan brondolan ataupun buah mentah yang tidak sengaja dipanen. Faktor keadaan tanaman juga dapat menyebabkan kehilangan produksi. Faktor keadaan tanaman yang dapat menyebabkan kehilangan produksi seperti tanaman under pruning ataupun masih adanya pelepah sengkleh. Penulis juga
59
Berdasarkan Tabel di atas, menujukkan kondisi tanaman yang paling banyak terjadi yaitu masih terdapatnya pelepah sengkleh. Pelepah sengkleh umumnya disebabkan karena banyaknya pelepah-pelepah tua yang tidak ditunas sehingga menjadi kering dan busuk yang dapat menghambat kegiatan panen. Tanaman yang under pruning (gondrong) juga dapat menyebabkan pemanen malas untuk memanen karena banyaknya pelepah yang harus ditunas terlebih dahulu sebelum melaksanakan kegiatan panen. Sela in itu, kedua kondisi pokok ini juga dapat menyebabkan tersangkutnya brondolan di ketiak pelepah.
Basis dan premi panen Basis panen adalah ketentuan batas minimum TBS yang dipanen oleh
pemanen dalam 1 HK. Basis panen tersebut telah ditentukan oleh Departemen Tanaman PT. Socfindo. Penentuan basis panen berbeda-beda pada setiap umur tanaman yang akan dipanen. Semakin tua umur tanaman, maka basis TBS yang akan dipanen akan semakin rendah. Hal ini disebabkan oleh Berat Janjang Ratarata (BJR) TBS yang semakin tinggi dan tingkat kesulitan pemanen dalam
60
Tabel 18. Basis dan Premi Lebih Basis Pemanen di Divisi II
Blok
Tahun Tanam
Luasan (ha)
BJR (kg)
Basis TBS (Biasa)
4 6 8 8 9 9 10 12 12 13 14 20 26 26
45 28 32 33 27 40 35 38 42 41 39 31 44 45
2008 2008 2004 2004 2003 2003 2002 2000 2000 1999 1998 1992 1986 1986
25.31 58.89 70.15 38.83 52.34 79.13 38.30 47.34 39.91 23.08 55.75 81.35 27.18 25.52
7.44 8.55 14.51 14.39 16.65 16.13 18.87 17.31 17.56 19.37 18.91 20.63 16.50 17.30
200 160 130 130 90 90 80 75 75 70 65 40 40 40
28
37
1984
48.81
19.45
40
Umur (tahun)
Premi (Rp) 1 2 Basis Basis 160 250 190 295 220 340 220 340 260 405 260 405 310 480 380 590 380 590 400 620 430 670 570 885 650 1010 650 1010 650
1010
Basis TBS (Jumat) 143 115 93 93 65 65 58 54 54 50 47 29 29 29 29
Premi (Rp) 1 2 Basis Basis 160 250 190 295 220 340 220 340 260 405 260 405 310 480 380 590 380 590 400 620 430 670 570 885 650 1010 650 1010 650
1010
61
Apabila pemanen dapat memanen TBS mendapatkan 2 basis atau lebih, pada kondisi yang sama dari contoh diatas, maka perhitungan premi sebagai berikut : Nomor pemanen
: 15
Hari / Tanggal
: Senin/ 27 Agustus 2012
Jumlah TBS yang dipanen
: 180 TBS
Basis Panen
: 80 TBS
Premi Lebih 2 Basis
: Rp 480,00
Jumlah Premi
: (Jlh TBS yg dipanen – TBS basis borong) x Rp jjg lebih basis (180 – 80) x 480 Rp 48 000,00
Berdasarkan premi yang ditentukan oleh perusahaan, premi yang diterima oleh mandor panen sebesar 12% dari jumlah premi pemanen, kerani buah menerima 10% dari premi pemanen, dan mandor I produksi menerima premi
62
Tabel 19. Hasil Pengamatan Kinerja Kerja Pemuat
Blok
Pengangkutan ke-
27 34
1 2
Total Rata- rata
Brondolan Tinggal (buah) 225 347 572 286
TBS Muat (tandan) 308 578 886 443
Waktu Angkut (menit) Aktual
Efektif
134 166 300 150
120 120 240 120
Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan (2012)
Berdasarkan data Tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata kehilangan brondolan tinggal dalam satu trip sebanyak 286 brondolan. Hal ini dapat disebabkan karena belum ditetapkannya denda bagi pemuat buah sehingga pemuat buah kurang bertanggung jawab. Waktu angkut dalam 1 trip juga melebihi waktu efektif yang ditetapkan perusahaan. Waktu yang dibutuhkan ± 120 menit untuk satu trip. Kurangnya pengawasan yang ketat oleh mandor dan kerani buah dapat menyebabkan hal ini terjadi. Mekanisme pengirimannya yaitu bila dump truck
63
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Secara keseluruhan manajemen panen di Perkebunan Bangun Bandar PT. Socfindo sudah berjalan dengan baik. Walaupun demikian masih terdapat beberapa masalah yang perlu mendapatkan perhatian. Permasalahan yang sering terjadi di Perkebunan Bangun Bandar yaitu terjadinya kehilangan produksi (losses), rotasi yang lambat (> 7 hari) dan mutu buah yang belum sesuai dengan ketetapan perusahaan. Losses berdasarkan tahun tanam paling banyak terjadi pada areal tahun tanam 1986 seperti tandan buah matang (TBS) yang tertinggal di pokok ataupun buah mentah terpanen dan tertinggalnya brondolan. Sistem pemeliharaan dan perawatan kurang diperhatikan dengan baik terutama pada tahun tanam 1986 sehingga masih banyak ditemukan gulma di sekitar piringan dan di pasar pikul. Di Perkebunan Bangun Bandar khususnya Divisi II sering mengalami rotasi panen yang lambat (> 7 hari) yaitu 9, 10, dan 11 hari sehingga
64
DAFTAR PUSTAKA
Adisewojo, R.S. 1982. Bercocok Tanam Kelapa sawit (Camellia sinensis). Sumur bandung. Bandung. 224 hal. Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan. 1993. Manual PIR Perkebunan Kelapa sawit. Departemen Pertanian. Jakarta. 49 hal. Direktorat Jendral Perkebunan. 2010. Statistik Perkebunan Indonesia 2007-2010. Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian. Jakarta. Fauzi, Y., Y. E. Widyastuti, I. Setyawibawa, R. Hartono. 2008. Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. 168 hal. Hartley, C.W.S. 1967. The Oil Palm. Associated Companies, branches, and Representatives throuhout the World. London. Hlm. 609. Hutagaol, E. 2009. Manajemen Panen Tanaman Kelapa Sawit ( Elaeis guineensis Jacq.) di Sungai Pinang Estate, PT. Bina Sains Cemerlang Minamas Plantation, Musi Rawas, Sumatera Selatan. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 64 hal.
65
Siregar, I.M. 2005. Minyak Sawit. di dalam: Mangoensoekarjo S dan Semangun H,penyunting. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit . Yogjakarta: Gadjah Mada University Press. 321 hal. Sutrisno, L. Dan R. Winahyu. 1991. Kelapa Sawit : Kajian Sosial – Ekonomi. Aditya Media. Yogyakarta. 136 hal.
66
LAMPIRAN
Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) di PT Socfindo Perkebunan Bangun Bandar, Dolok Masihul, Serdang Bedagai, Sumatera Utara
Tanggal 25-6-2012 26-6-2012 27-6-2012 28-6-2012 29-6-2012 30-6-2012 02-7-2012 03-7-2012 04-7-2012 05-7-2012 06-7-2012 07-7-2012 09-7-2012 10-7-2012 11-7-2012 12-7-2012 13-7-2012 14-7-2012
Uraian Kegiatan Tiba di Perkebunan Bangun Bandar Orientasi Lapang Orientasi Lapang Pengendalian Gulma (rerumputan) Pemanenan Kelapa Sawit Pemanenan Kelapa Sawit Pengendalian Gulma (piringan kelapa sawit) Pengendalian Gulma (piringan kelapa sawit) Pengendalian Hama Pemupukan (pupuk ZA) Pemanenan Kelapa Sawit Pemanenan Kelapa Sawit Pemanenan Kelapa Sawit Pengendalian Gulma (rerumputan) Penanaman Rumput Vertiver Pengendalian Gulma (rerumputan) Pemupukan (pupuk kompos) Pemanenan Kelapa Sawit
Penulis
Prestasi Kerja Karyawan
Standar
1,48 ha/hk 208 TBS/hk 204 TBS/hk 2,67 ha/hk 1,84 ha/hk 6,3 ha/hk 450 kg/hk 174 TBS/hk 210 TBS/hk 207 TBS/hk 0,75 ha/hk
1,56 ha/hk 272 TBS/hk 357,5 TBS/hk 3,18 ha/hk 2,15 ha/hk 6,3 ha/hk 600 kg/hk 310 TBS/hk 330 TBS/hk 414 TBS/hk 0,85 TBS/hk
2,5 ha/hk 157 TBS/hk 220 TBS/hk 2,5 ha/hk 2,5 ha/hk 7 ha/hk 500 kg/hk 157 TBS/hk 220 TBS/hk 220 TBS/hk 1 ha/hk
0,76 ha/hk 0,6 ton/hk 210 TBS/hk
0,805 ha/hk 1,5 ton/hk 333 TBS/hk
1 ha/hk 1,5 ton/hk 220 TBS/hk
Lokasi Kantor Pengurus Divisi IV Divisi IV Blok 99, Div IV Blok 100, Div IV Blok 99 & 100, Div IV Blok 101, Div IV Blok 80, Div IV Blok 101, Div IV Blok 87, Div IV Blok 91 & 93, Div IV Blok 99 & 100, Div IV Blok 99, Div IV Blok 101, Div IV Blok 102, Div IV Blok 101, Div IV Blok 89. Div IV Blok 100, Div IV
6 7
Lampiran 2. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Mandor di PT Socfindo Perkebunan Bangun Bandar, Dolok Masihul, Serdang Bedagai, Sumatera Utara
Tanggal 16 -7-2012 17 -7-2012 18 -7-2012 19 -7-2012 20 -7-2012 21 -7-2012 23 -7-2012 24 -7-2012 25 -7-2012 26 -7-2012 27 -7-2012 28 -7-2012 30 -7-2012 31 -7-2012 01 -8-2012 02 -8-2012 03 -8-2012 04 -8-2012 05-8-2012
Uraian Kegiatan Pemanenan Kelapa Sawit Penguntilan Pupuk Pemanenan Kelapa Sawit Pemanenan Kelapa Sawit Pemanenan Kelapa Sawit Pemanenan Kelapa Sawit Pemupukan (pupuk Borax) Pemupukan (pupuk Za) Pekerjaan Dongkel Kayu Penanaman Kelapa Sawit Pemupukan (pupuk Za) Pemanenan Kelapa Sawit Kegiatan Tunas Pasir Pemupukan (pupuk Za) Pemupukan (pupuk Za) Kastrasi Pemupukan (pupuk Za) Kastrasi Pemanenan Kelapa Sawit
Prestasi Kerja Jumlah Luas Areal Karyawan yang yang diawasi diawasi (orang) (ha) 22 80,85 2 4 ton 13 27,62 17 54,81 18 50,96 17 80,85 5 34,5 7 14,88 12 4,8 3 900 bibit 8 19 16 80,85 5 2,14 8 19,8 8 19 4 11,5 9 17,3 2 6 10 42
Lama Kegiatan (jam) 7 4 7 7 5 7 7 5,5 7 6 5 7 7 6 6 7 4,5 7 7
Lokasi Blok 99, Div IV Gudang pupuk Blok 89, Div IV Blok 91, Div IV Blok 100, Div IV Blok 99, Div IV Blok 100, Div IV Blok 70, Div IV Blok 80, Div IV Lokasi Pembibitan Blok 93, Div IV Blok 99, Div IV Blok 93 Petak 3, Div IV Blok 93 Petak 4, Div IV Blok 91 Petak 4, Div IV Blok 101, Div IV Blok 91 Petak 1, Div IV Blok 102, Div IV Blok 70 & 93, Div IV
6 8
Lampiran 3. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Asisten Divisi di PT Socfindo Perkebunan Bangun Bandar, Dolok Masihul, Serdang Bedagai, Sumatera Utara
Prestasi Kerja Tanggal
06-8-2012 07-8-2012 08-8-2012 09-8-2012 10-8-2012 11-8-2012 12-8-2012 13-8-2012 14-8-2012 15-8-2012 16-8-2012 17-8-2012 s/d 22-8-2012
Uraian Kegiatan Penanaman Kelapa Sawit Pemupukan (pupuk Za) Taksasi Panen Pemupukan (pupuk Za) Taksasi Panen Pengendalian Gulma Taksasi Panen Periksa Ancak Panen Taksasi Panen Pengurusan Administrasi Kebun Penghitungan Produksi Kelapa Pemanenan Kelapa Sawit Sensus Buah Kuartal III 2012 Pemanenan Kelapa Sawit Supervisi Rapat Pengurus, Askep, dan Asisten Kebun Sensus Produksi Buah Kuartal III 2012 Administrasi Kebun (Produksi dan Biaya) Pemanenan Kelapa Sawit & Periksa Hanca Pengurusan Administrasi Divisi Pemanenan Kelapa Sawit & Periksa Hanca Libur Hari Raya Idul Fitri
Jumlah Mandor yang diawasi (orang) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Luas Areal yang diawasi (ha)
Lama Kegiatan (jam)
1,5 19 2,78 19 11,4 7 4 10 5 14
2 5 2 7 3 7 5 7 3,5 1,5 3,5
2
3
1
22
1
14
1
54,81
3,5 5 7 1,5 5 2 4,5
Lokasi Blok 102, Div IV Blok 86, Div IV Blok 91, Div IV Blok 86, Div IV Blok 89, Div IV Blok 80, Div IV Blok 99, Div IV Blok 99, Div IV Blok 93 & 70, Div IV Kantor Div IV Blok 70, Div IV Blok 86 & 93, Div IV Blok 89, Div IV Blok 89 & 91, Div IV Kantor Pengurus Kantor Pengurus Blok 70 & 86, Div IV Kantor Div IV Blok 70, Div IV Kantor Div IV Blok 91, Div IV
6 9
23-8-2012 24-8-2012 27-8-2012
28-8-2012
29-8-2012 30-8-2012 31-8-2012 01-9-2012 03-9-2012 04-9-2012 05-9-2012 06-9-2012 07-9-2012 08-9-2012 10-9-2012
Pemanenan Kelapa Sawit Pemanenan Kelapa Sawit Pengurusan Administrasi Kebun Pemanenan Kelapa Sawit Taksasi Panen Pengurusan Administrasi Kebun Pemanenan Kelapa Sawit & Pemeriksaan Hama Pengurusan Administrasi Kebun Pemanenan Kelapa Sawit Pengurusan Administrasi Kebun Pengurusan Administrasi Kebun Pemanenan Kelapa Sawit Pengurusan Administrasi Kebun Pemanenan Kelapa Sawit Pengendalian Gulma Sensus Ulat Mencari Data Kebun Pemanenan Kelapa Sawit Mencari Data Kebun Pemanenan Kelapa Sawit Pengendalian Gulma Taksasi Panen Pengendalian Gulma Taksasi Panen Pemupukan Taksasi Panen Pemupukan Taksasi Panen Pengurusan Administrasi Kebun Pemanenan Kelapa Sawit
1 1
19 26
7 7
1 1
26,17 2
4 1 2,5 4
2
76
1
55,79
2 1 1
32 18 4
1
27,18
2 1 1 1 1 1 1 1 1
39,91 10 4 11 4 17 3 16 4
2 4,5 2,5 2 4,5 1,5 5 5 2 1,5 5 1,5 3,5 7 3 7 3 7 3 7 3
2
25
5
Blok 28, Div II Blok 34, Div II Kantor Div II Blok 27, Div II Blok 27, Div II Kantor Div II Blok 27, Div II Kantor Div II Blok 33 & 35, Div II Kantor Div II Kantor Div II Blok 39, Div II Kantor Div II Blok 32, Div II Blok 28, Div II Blok 29, Div II Kantor Pengurus Blok 44, Divisi II Kantor Pengurus Blok 42, Divisi II Blok 29, Div II Blok 27, Div II Blok 40, Div II Blok 28, Div II Blok 36, Div II Blok 29, Div II Blok 39, Div II Blok 30, Div II Kantor Div II Blok 29, Div II 7 0
11-9-2012 12-9-2012 13-9-2012 14-9-2012 15-9-2012 17-9-2012 18-9-2012 19-9-2012 20-9-2012 21-9-2012 22-9-2012 24-9-2012 25-9-2012
Pengurusan Administrasi Kebun Pemanenan Kelapa Sawit Pengurusan Administrasi Kebun Pemanenan Kelapa Sawit Mencari Data Kebun Pemanenan Kelapa Sawit Rapat Pengurus, Askep, dan Asisten Kebun Pengurusan Administrasi Divisi Pengurusan Administrasi Divisi Pemanenan Kelapa Sawit & Periksa Hanca Pemanenan Kelapa Sawit & Pemeriksaan Hama Pemanenan Kelapa Sawit & Periksa Hanca Pengendalian Gulma Pemanenan Kelapa Sawit & Periksa Hanca Pengendalian Gulma Mencari Data Kebun Mencari Data Kebun Mencari Data Kebun Persiapan Pulang Persiapan Pulang
1
12
7
1
15
7
1
14
7
1 1
11 11
7 7
1 1 1 1
16 10 13 17
7 3 7 3
Kantor Div II Blok 41, Div II Kantor Div II Blok 19, Div II Kantor pengururs Blok 23, Div II Kantor pengururs Kantor Div II Kantor Div II Blok 33, Div II Blok 32, Div II Blok 27, Div II Blok 26, Div II Blok 47, Div II Blok 48, Div II Kantor pengurus Kantor pengurus Kantor pengurus
7 1
Lampiran 4. Peta Kebun Bangun Bandar
2
7
Lampiran 5. Peta Tanah Kebun Bangun Bandar
7 3
Lampiran 6. Data Curah Hujan Kebun Bangun Bandar Tahun 2002-2011
BULAN
2002 HK
2003
CH
HK
2004
CH
HK
2006
2005
CH
HK
CH
2007
2008
2009
2010
2011
Rata-Rata
HK
CH
HK
CH
HK
CH
HK
CH
HK
CH
HK
CH
HK
CH
JANUARI
8
154
13
241
8
98
9
105
5
93
7
144
5
84
6
114
6
101
12
123
8
126
PEBRUARI
5
173
13
234
8
256
2
44
7
53
2
32
0
0
2
84
3
64
6
102
5
104
MARET
5
132
9
63
10
166
4
46
7
69
4
24
18
272
15
259
10
161
15
367
10
156
APRIL
6
130
7
88
9
76
3
131
13
159
12
329
7
150
12
215
7
96
8
134
8
151
MEI
11
103
11
264
10
132
8
148
16
350
19
378
13
159
12
239
9
131
8
171
12
208
JUNI
10
191
9
134
11
81
8
190
10
276
9
126
6
163
5
96
14
258
13
211
10
173
JULI
9
107
12
207
12
169
13
283
7
91
11
260
12
206
8
217
15
222
9
240
11
200
AGUSTUS
9
72
9
195
6
137
7
169
15
262
13
187
12
175
8
11 5
14
246
16
365
11
192
SEPTEMBER
17
245
16
350
17
309
11
225
13
226
15
243
16
357
14
318
13
199
14
301
15
277
OKTOBER
10
328
19
624
18
318
25
340
18
505
16
209
14
339
11
252
11
218
20
348
16
348
NOVEMBER
16
278
8
181
12
137
17
177
17
251
14
275
12
290
13
218
17
286
11
136
14
223
DESEMBER
10
101
11
173
13
92
15
270
14
303
8
82
12
135
7
155
12
233
11
185
11
173
116
2014
137
2754
134
1971
122
2128
142
2638
130
2289
127
2330
113
2282
131
2215
143
2683
130
JUMLAH
2.330
BK
0
0
0
2
1
2
1
0
0
0
0,6
BL
1
2
4
0
3
1
1
2
2
0
1,6
BB
11
10
8
10
8
9
10
10
10
12
9,8
Keterangan: BK= MM < 60 mm, BL= MM 60-100 mm, BB= MM > 100 mm Q=
− −
× 100%→Q =
0,6 9,8
× 100% = 6,12%
Menurut klasifikasi Schmidt Ferguson tipe iklim kebun BKLE termasuk kelas A
7 4
Lampiran 7. Struktur Organisasi
Pengurus
Askep
Asisten Div. I - III
Mantri Recolte
Tekniker 1
KTU
Mantri Tanaman Mandor I - Produksi
Mandor I Perawatan
Tekniker 2 Krani Keliling
Mantri Mantri Mandor Pot. Buah
Karyawan
Mandor Mandor
Krani Krani
Karyawan
Kepala Keamanan
Pembantu Gudang
Satpam/
Kepala Poliklinik
Opas Kantor Opas Kantor
Karyawan
Krani Gudang
centeng
Krani Pabrik
Mandor Pengolaha n
Kepala Bengkel Umum
Mandor Transport
Kepala Bengkel Motor
Krani Krani
Tukang Tukang
Karyawan
Supir, operator
Tukang Tukang
Paramedis Karyawan
Kenek
7 5