MANAJEMEN TENAGA KERJA PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT (E lae laei s gui g uine nee ensis nsi s Jacq.) DI PT PERDANA INTISAWIT PERKASA, KEBUN SEI AIR HITAM, KABUPATEN ROKAN HULU, RIAU
MAHARANI RAHMAN A24080143
MANAJEMEN TENAGA KERJA PEMANEN TANAMAN KELAPA SAWIT (E lae laei s gui nee neensis nsi s Jacq.) DI PT. PERDANA INTI SAWIT PERKASA, DESA KEPENUHAN BARAT, KECAMATAN KEPENUHAN, KABUPATEN ROKAN HULU,RIAU Labour Management of Palm Oil ( Elaeis Elaeis guineensis Jacq.) guineensis Jacq.) Harvesting Harvesting in PT. Perdana Intisawit Perkasa, District of Kepenuhan Barat, Subdistrict of Kepenuhan, Kepenuhan, Regency of Rokan Hulu, Riau. 1
2
Maharani Rahman , Sudirman Yahya 1 Mahasiswa, Departement Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB 2 Staf Pengajar, Departement Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB Abstract The Palm oil plantation use lot of laboursthat will influence the level of corporation expense. Human resources or harvest labour represent most factor to determine function than other resources. This apprenticeship activity took place in Sei Air Hitam Estate, Est ate, Rokan Hulu Riau, from February 2012 to May 2012. The objective of this apprentice was to improve the ability, experience, work skill of student and analyzed problems of harvest labour management in Sei Air Hitam Estate. Data and information were collected with direct method to gotten primer data and indirect method to gotten secondary data. The observation collected was all managements and activites about labour harvest in Sei Air Hitam estate. The profile of worker consisted of amount, achievement, age, educational background, origin tribe, work of experience and helper amount of worker. Harvest labour needs in Sei Air Hitam estate was not enough and need to be adding immediately, this short supply of harvest worker was affected the quality of expected result. Worker’s standard output was too high and influent the work quality of
RINGKASAN MAHARANI RAHMAN. Manajemen Tenaga Kerja Panen Tanaman
laei s guine gui nee ensis Jacq.) di PT Perdana Intisawit Perkasa, Kebun Kelapa Sawit (E lae Sei Air Hitam, Kabupaten Rokan Hulu, Riau. (Dibimbing oleh SUDIRMAN YAHYA).
Perkebunan kelapa sawit cukup banyak menggunakan tenaga kerja sehingga akan mempengaruhi besarnya biaya yang dikeluarkan. Diantara semua sumberdaya yang dikoordinasikan, faktor manusia atau tenaga kerja merupakan faktor yang paling menentukan berfungsi atau tidaknya sumberdaya lainnya. Kegiatan magang ini bertempat di Sei Air Hitam Estate, Estate, Rokan Hulu Riau dari Ferbuari 2012 hingga Mei 2012. Tujuan kegiatan magang ini yaitu untuk meningkatkan pengalaman, serta kemampuan kerja penulis mengenai budidaya tanaman kelapa sawit serta untuk menganalisis masalah menejemen tenaga kerja panen di Sei Air Hitam Estate Hitam Estate.. Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan metode langsung untuk memperoleh data primer dan metode tidak langsung untuk memperoleh data sekunder. Pengamatan dilakukan terhadap tenaga kerja pemanen sebanyak 123 orang dari tiga afdeling (Afdeling 1, 2 dan 3) periode Januari 2011 – April April 2012. meliputi:
memperoleh premi yang lebih banyak dari yang lainnya, berdasarkan pengalaman kerja pekerja yang telah lama bekerja (>10 tahun) bekerja lebih baik dari yang lainnya. Pekerja dengan 1 pembantu panen memperoleh premi yang lebih sedikit dibandingkan pekerja dengan dua pembantu panen. Pemanen di Sei Air Hitam Estate Hitam Estate terdiri dari 5 suku yaitu: Jawa, Nias, Batak, Saklam, Sunda dan Dayak. Suku Nias dengan tingkat kesukaan yang tinggi terhadap pekerjaan pemanenan menghasilkan jumlah premi yang lebih banyak.
MANAJEMEN TENAGA KERJA PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT (E laeis guineensis Jacq.) DI PT PERDANA INTI SAWIT PERKASA, KEBUN SEI AIR HITAM, KABUPATEN ROKAN HULU, RIAU
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Judul
: MANAJEMEN TENAGA KERJA PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT (E laeis guineensis Jacq.) DI PT PERDANA INTI SAWIT PERKASA, KEBUN SEI AIR HITAM, KABUPATEN ROKAN HULU, RIAU
Nama
: MAHARANI RAHMAN
NRP
: A24080143
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Sudirman Yahya, MSc NIP 19490119 197412 1 001
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Merauke, Papua pada tanggal 5 Juni 1990. Penulis merupakan anak kedua dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Rohman Hariady dan Ibu Maryam. Penulis lulus dari SD Negeri 1 Merauke pada tahun 2002, kemudian pada tahun 2005 penulis menyelesaikan studi dari SMP Negeri 1 Merauke. Selanjutnya penulis lulus dari SMA Negeri 1 merauke pada tahun 2008. Tahun yang sama penulis diterima menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD), selanjutnya tahun 2009 penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Selama menjalani pendidikan di Institut Pertanian Bogor, pada tahun 2010 penulis pernah melaksanakan magang di International Corporation and Development Fund Taiwan (ICDF Taiwan), selain itu penulis juga aktif dalam kepengurusan dan kepanitiaan klub catur IPB dan pengurus dari Ikatan Mahasiswa Papua (IMAPA). Penulis juga pernah menjadi peserta Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) pada tahun ajaran 2010 – 2011.
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi kegiatan magang selama tiga bulan di PT Perdana Intisawit Perkasa (PISP) Sei Air Hitam Estate kecamatan Estate kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Laporan magang ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Keluarga tercinta Bapak Rohman Hariady dan Ibu Maryam, Saudara-saudara, Marini, Rizal, Ratna, Krisna seta nenek Saida dan keluarga yang senantiasa memberi dukungan dan kasih sayang 2. Prof. Dr. Ir. Sudirman Yahya, MSc sebagai dosen pembimbing skripsi, dan Dr. Ani Kurniawati, SP, MSi selaku pembimbing akademik yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis 3. Dr. Ir Ade Wachjar, MS dan Dr. Dewi Sukma, SP, MSi selaku dosen penguji skripsi yang memberikan banyak saran-saran dan masukan 4. PT First Resources Group, khususnya PT Perdana Inti Sawit Perkasa yang telah
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ................................................. .............................................
v
DAFTAR GAMBAR ................................................... .....................................
vi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................ .....................................
vii
PENDAHULUAN ................................................ .............................................
1
LatarBelakang .................................... .................. ................................... .................................. ................................... .................................. ................ Tujuan ................................. ................ .................................. ................................... ................................... ................................... ............................... .............
1 2
TINJAUAN PUSTAKA ............................................... ...................................... Manajemen Tenaga Kerja ................................................ ............................ Pemanenan Kelapa Sawit ................................................. ............................
3 3 4
METODE MAGANG ..................................................... ......................................................................................... .................................... Tempat dan Waktu .................................................. ..................................... Metode Pelaksanaan ................................................ ..................................... Pengamatandan Pengumpulan Data ................................................... .......... Analisis Data dan Informasi..................................................... ........................................................................ ...................
7 7 7 7 8
KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG ........................................................ Letak Geografis dan Administratif .................................................... .............................................................. .......... Keadaan Tanah dan Iklim ................................................ ............................ Luas Area dan Tata Guna Lahan...................................... ............................ Kondisi Per Pokok dan Produksi .............................................. ................... Strktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan
9 9 9 10 11 12
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1. Fraksi dan Derajat Kematangan Buah Kelapa Sawit ......................... .........................
5
2. Populasi Pokok Pokok Kelapa Sawit Berdasarkan Tahun Tahun Tanam Tanam di PT Perdana Intisawit Perkasa (PISP)........................................... .................................................. .......
12
3. Jumlah Staf dan Non Staf Staf di Sei Air Hitam Estate Hitam Estate (SAH (SAH Estate Estate), ), PT Perdana Intisawit Perkasa .......................................... ................................................................ ......................... ...
14
4. Rekomendasi Untilan Berdasarkan Dosis (kg/pokok)........................ ........................
17
5. Rekomendasi Titik Pasokan Pupuk di SAH SAH Estate ............................ ............................
19
6. Rekomendasi Dosis Pupuk PT PISP 2012 ......................................... .........................................
19
7. Upah Karyawan SPKL Pemupukan ......................................... ................................................... ..........
20
8. Kandungan Unsur Hara Tankos dalam (30 ton/ha) ............................ ............................
22
9. Kandungan Unsur Hara Limbah Cair Setiap 75 ton ........................... ...........................
23
10. Kapel Panen Afdeling III........................................... ................................................................. ......................... ...
36
11. Daftar Alat Penen dan Fungsinya ......................................... ....................................................... ..............
37
12. Ketentuan Tarif Premi Pemanen, Mandor Panen, dan Kerani
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1. Penguntilan Pupuk MOP ........................................... ................................................................. ........................ ..
18
2. Penempatan Titik Pasokan Pupuk SAH Estate SAH Estate ................................ ................................
18
3. Kegiatan Pemupukan dan Langsir Pupuk.......................................... ..........................................
20
4. Peralatan dan Persiapan Pencampuran Bahan Infus Akar .................
21
5. Kegiatan Pemeliharaan Flatbad .................... Flatbad .......................................... ................................... .............
24
6. Penyemprotan Menggunakan Micron Menggunakan Micron Herby .................................... ....................................
26
7. Kegiatan Infus Benalu ............................................ .................................................................. ........................... .....
27
8. Kegiatan Babat Gawangan ............................................ ................................................................ ....................
28
9. Gupon ........................................... ................................................................. ............................................ ............................... .........
30
10. Kegiatan Apel Pagi di Afdeling............................................ ......................................................... .............
34
11. Pelaksanaan Panen .......................................... ................................................................ ................................... .............
37
12. Pelaksanaan Angkut TBS .......................................... ................................................................ ........................ ..
41
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1. Jurnal Harian Kegiatan Magang KHL PT Perdana Inti Sawit Perkasa ...............................................................................................
60
2. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Mandor PT Perdana Inti Sawit Perkasa..........................................................
62
3. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Assisten .......
63
4. Peta Areal Kerja Kebun Inti PT PISP................................................
64
5. Sifat Utama pada Masing-masing Satuan Peta Tanah (SPT) ............
65
6. Data Curah Hujan Kebun PT PISP Tahun 2005 - 2010 ....................
66
7. Data Produksi, Produktvitas, dan Bobot Tandan Rata-rata Tahun 2007 - 2011.............................................................................
67
8. Struktur Organisasi Kebun dan PKS PT Perdana Inti Sawit Perkasa
68
9. Lembar Rencana Kerja Harian (RKH) ..............................................
69
10. Struktur Organisasi Tingkat Afdeling ...............................................
70
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit ( Elaeis guineensis Jacq.) terbesar di dunia. Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan unggulan di Indonesia dimana kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang paling efisien diantara beberapa tanaman sumber minyak nabati yang memiliki nilai ekonomi tinggi lainnya, seperti kedelai, minyak zaitun, kelapa dan bunga matahari. Kelapa sawit belakangan ini juga kian populer sebagai bahan baku energi alternatif biodiesel. Kelapa sawit juga dijadikan sebagai bahan pangan dimana minyak kelapa sawit kaya akan karoten, yang dapat mencegah kekurangan vitamin A. Kebutuhan minyak nabati dan lemak dunia terus meningkat disebabkan pertumbuhan penduduk dan peningkatan pendapatan domestik bruto. Minyak kelapa sawit (MKS) merupakan komoditas yang mempunyai nilai yang strategis karena merupakan bahan baku utama pembuatan minyak makan. Sementara minyak makan merupakan salah satu dari 9 kebutuhan pokok di Indonesia.
2
Manajemen dapat diartikan suatu ilmu dan seni untuk mengadakan perencanaan ( planning ), pengorganisasian (organizing ), pengarahan dan pembimbingan (directing ), pengkoordinasian (coordinating ), serta pengawasan (controlling ) terhadap orang-orang dan barang-barang, untuk tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Pardamean (2011) menyatakan bahwa salah satu fungsi dari manajemen adalah pengorganisasian. Pengorganisasian dapat dirumuskan sebagai keseluruhan aktivitas manajemen dalam mengelompokan tenaga kerja serta menetapkan tugas, fungsi, wewenang, dan tanggung jawab masing – masing, sehingga kegiatan yang dilaksanakan berdaya guna dan berhasil mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perkebunan kelapa sawit cukup banyak menggunakan tenaga kerja sehingga akan mempengaruhi besarnya biaya yang dikeluarkan. Diantara semua sumberdaya yang dikoordinasikan, faktor manusia atau tenaga kerja merupakan faktor yang paling menentukan berfungsi atau tidaknya sumberdaya lainnya, sekaligus menentukan berhasil tidaknya PKS dalam mencapai tujuan. Untuk itu, upaya-upaya manajemen tenaga kerja yang baik perlu diterapkan agar tenaga kerja dapat digunakan secara cermat, efektif dan efisien (Pangaribuan, 1999).
3
TINJAUAN PUSTAKA
Manajemen Tenaga Kerja Struktur Organisasi Kebun
Struktur organisani perkebunan dan pabrik kelapa sawit pada umumnya dibagi atas kantor pusat (kantor direksi/ manajemen puncak), kebun dan pabrik. Untuk perkebunan yang berskala besar dengan kebunnya tersebar di beberapa wilayah yang berjauhan, struktur organisasi akan bertambah dengan adanya kantor wilayah (regional office) (Pardamean, 2011). Kegiatan organisasi kebun beragam tergantung kepada tahapan kegiatan kebun. Kegiatan utama dari suatu kebun adalah budidaya kelapa sawit yang meliputi pembibitan, pengolahan tajuk, pemupukan, proteksi tanaman, produksi panen dan pengangkutan hasil panen. Kegiatan tersebut harus dilakukan dengan efisien untuk mendapatkan hasil yang optimal. Menurut Pardamean (2011), struktur organisasi satu kebun dengan kebun lainnya berbeda – beda tergantung dengan luas dan tahapan kegiatan kebun. Untuk
4
Karyawan staf adalah karyawan yang memiliki pangkat mulai dari supervisor ke atas, sedangkan karyawan non staf adalah personil yang memiliki pangkat di bawah supervisor. Pemberian gaji pada karyawan staf dan non staf diberikan setiap bulannya berdasarkan kebijakan perusahaan sesuai pangkatnya. Karyawan harian lepas adalah karyawan yang bekerja dengan sistem borongan, dan digaji sesuai dengan hari kerja dan prestasi kerja yang diperoleh (Nu’man, 2009). Menurut Pardamean (2011) tenaga kerja harian pokok lebih mudah didapat karena umumnya tenaga kerja ini tidak terdidik. Sementara tenaga kerja yang sulit didapat adalah pemanen, mekanik, supir kendaraan dan alat berat, pekerjaan ini kurang diminati karena harus menggunakan tenaga yang kuat dan butuh ketrampilan khusus. Sementara tenaga kerja tingkat staf (asisten, KTU manajer, dan general manajer) lebih sulit diperoleh karena membutuhkan keahlian pada disiplin ilmu tertentu. Pada umumnya tenaga kerja ini terdidik atau diambil dari perusahaan perkebunan lain, lulusan dari lembaga pendidikan/perguruan tinggi, atau dari luar (tenaga kerja asing).
5
panen juga ditentukan oleh kondisi kebun dan situasi lingkungan kebun (iklim, topografi, sarana, dan prasarana). Sunarko (2009) menyatakan pokok kelapa sawit dianggap mulai dapat berproduksi dengan baik pada tahun ketiga atau keempat setelah ditanam di kebun. Sementara itu, buah kelapa sawit biasanya sudah dianggap matang sekitar enam bulan setelah penyerbukan. Parameter yang digunakan dalam menentukan kriteria matang panen adalah perubahan warna dan membrondolnya buah dari tandan. Proses perubahan warna yang terjadi adalah dari hijau menjadi orange karena pengaruh pigmen karoten. Kriteria matang panen tergantung pada bobot tandan, untuk bobot tandan >10 kg sebanyak 2 brondolan kg tandan dan untuk bobot tandan <10 kg, sebanyak 1 brondolan/kg tandan. Mutu buah panen ditentukan oleh fraksi matang panen yang terdiri atas tujuh kelas. Fraksi panen ini sangat berpengaruh terhadap rendemen minyak dan kadar asam lemak bebas (ALB). Komposisi ideal untuk dipanen yakni fraksi 2+3+4 sebanyak 80%, fraksi 1 sebanyak 15%, dan sisanya fraksi 5 sebanyak 5%. Buah kelapa sawit memiliki tingkat kematangan yang berbeda – beda, sehingga fraksi buah yang terdapat dalam satu perkebunan dapat berbeda – beda. Fraksi
6
dengan tenaga kerja panen, efisiensi pengangkutan dan kapasitas pabrik. Sistem hanca panen bergantung pada keadaan topografi lahan dan ketersediaan tenaga kerja. Sistem panen terdiri atas tiga yaitu hanca giring, hanca tetap dan hanca giring tetap (Lubis, 2008). Sebelum melakukan panen dilakukan pendugaan atau taksasi produksi, yaitu kegiatan menghitung jumlah tandan buah segar yang akan diperoleh pada waktu panen berdasarkan jumlah dan keadaan tandan bunga betina yang kemungkinan menjadi tandan buah. Tujuan pendugaan produksi diantaranya untuk mempermudah pengaturan dan pelaksanaan pekerja panen di kebun dan pengolahan di pabrik serta mempermudah penyediaan transportasi. Untuk meningkatkan efisiensi dari pekerja diberlakukan penghargaan (premi panen) dan sangsi (pinalti) kepada pemanen, mandor atau kerani yang tidak mencapai prestasi kerja. Penghargaan yang diberikan berupa uang atas kelebihan prestasi kerjanya, dalam bentuk harga TBS per kg dari TBS kelebihan basis borong (BB) yang disebut nilai prestasi mutu (NPM) dan nilai premi kerajinan (NPK). Sangsi diberikan jika prestasi kerja rata – rata satu bulan dibawah BB, jika dilakukan selama tiga bulan berturut – turut diberikan peringatan tertulis.
7
METODE MAGANG
Tempat dan Waktu
Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Sei Air Hitam (SAH Estate), PT Perdana Intisawit Perkasa, Kabupaten Rokan Hulu, Desa Kepenuhan Barat, Kecamatan Kepenuhan, Provinsi Riau. Magang dilaksanakan selama tiga bulan mulai dari tanggal 13 Februari hingga 13 Mei 2012.
Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan magang yang telah dilakukan adalah kegiatan praktek langsung di lapangan selama 3 bulan dengan tiga tahapan kegiatan utama secara berurutan, yaitu sebagai karyawan harian lepas (KHL), pendamping mandor dan pendamping asisten kebun. Kegiatan magang yang dilakukan menyangkut aspek teknis dan manajemen di lapangan dan di kantor yang diizinkan. Pelaksanaan kegiatan sebagai KHL dilaksanakan selama 3 minggu dengan kegiatan menyangkut aspek teknis dengan praktek langsung di kebun, kegiatan
8
data sekunder berupa pengambilan data dari kebun yang berkaitan dengan ketenagakerjaan menyangkut besarnya premi dan gaji yang diperoleh, tahun masuk kerja karyawan (TMK), struktur organisasi kebun, kondisi umum perusahaan, lokasi dan letak geografis kebun, organisasi dan manajemen perusahaan, keadaan tanah dan iklim, luas area dan tata guna lahan, kondisi per pokok, dan produksi kebun. Pengamatan yang dilakukan terhadap tenaga kerja pemanen meliputi: (1) jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada setiap kegiatan pemanenan, (2) prestasi kerja, (3) usia, (4) tingkat pendidikan, (5) etnis asli, (6) pengalaman kerja, (7) jumlah pembantu panen. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan diperoleh berhasarkan hasil angka kerapatan panen (AKP) yang dilakukan pada hari sebelumnya serta luas area yang akan dipanen. Prestasi kerja didapat dari jumlah premi rata – rata yang diperoleh dari setiap pekerja tiap bulannya selama satu tahun kerja. Usia, tingkat pendidikan, etnis, pengalaman kerja dan jumlah pembantu panen diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan pemanen. Usia pekeja diklasifikasikan ke dalam 5 kategori, yaitu usia 17 – 25 tahun,
9
KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG
Letak Wilayah dan Administratif
PT. Intisawit Perkasa terletak di Desa Kepenuhan Barat, Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Lokasi perkebunan dapat dicapai dengan jalan darat dalam waktu 5 – 6 jam dari kota Pekan Baru menuju ke Pasir Pengaraian hingga Kota Tengah . Lokasi perkebunan dengan kota terdekat berjarak ± 30 km. Secara geografis batas – batas lokasi kebun inti PT Intisawit Perkasa adalah sebelah Utara berbatasan dengan kebun PT Panca Surya Agrindo, sebelah Timur berbatasan dengan kebun plasma PIR-TRANS, sebelah Selatan berbatasan dengan kebun masyarakat, Plasma KKPA dan sebelah Barat berbatasan dengan kebun PT Panca Surya Agrindo. Peta areal kerja kebun inti PT PISP dapat dilihat pada Lampiran 4.
Keadaan Tanah dan Iklim
10
kumulatif setiap tahun). Tanah ini mempunyai epidedon penciri Umbrik. Horizon penciri umbrik secara kasat mata bewarna hitam, dan mempunyai kejenuhan basa kurang dari 50%. Ciri-ciri subgrup typic dystrudepts menunjukkan bahwa tanah ini terbentuk dari rejim kelembaban Udic (tidak pernah kering selama 90 hari kumulatif setiap tahun). Tanah ini juga memiliki kejenuhan basa yang rendah yakni kurang dari 50%. Kondisi lahan Sei Air Hitam Estate (SAH Estate) tergolong kesesuaian lahan kelas S2 dengan faktor pembatas utama adalah tekstur tanah liat berdebu dan beberapa titik lahan yang rawan banjir. Berdasarkan klasifikasi kelas lahan, SAH Estate cukup sesuai untuk pengembangan kelapa sawit, namun harus diikuti dengan
upaya untuk memperbaiki tingkat kesuburan tanah, sehingga dapat
memberikan dampak positif terhadap produktivitas pokok kelapa sawit. Curah hujan rata – rata tahunan selama 6 tahun terakhir (2005 – 2010) yaitu merata sepanjang tahun dengan rata – rata hari hujan pertahun 124 hari dan rata – rata curah hujan adalah 229 mm/ bulan. Rata-rata bulan basah (BB) selama 6 tahun terakhir yaitu 10 bulan, sedangkan bulan kering (BK) sebanyak 0.16 bulan. Berdasarkan klasifikasi iklim oleh Schmit – Ferguson, kebun PT PISP termasuk
11
Kebun Plasma yang dikontrol oleh PT PISP dibangun dengan pola PIRTrans terdiri dari 5 Satuan Pemukiman (SP) dengan luasan total 8 694.27 ha. Dengan komposisi PIR-Trans SP I sebanyak 535 KK seluas 1 066.1 ha, PIR-Trans SP II sebanyak 506 KK seluas 1 012,54 ha, PIR-Trans SP III sebanyak 500 KK seluas 1 000 ha, PIR-Trans SP IV sebanyak 500 KK seluas 1 000 ha, PIR-Trans SP V sebanyak 380 KK seluas 760 ha. Kebun plasma integrasi dan kebun KKPA terdiri atas 2 lokasi yaitu kebun Integrasi SKPD Desa Sukamaju Kecamatan Tambusai sebanyak 470 KK dengan luas 940 ha dan kebun plasma integrasi KKPA Muara Nikum seluas 818.73 ha.
Kondisi Per Pokok dan Produksi
Pokok kelapa sawit yang diusahakan di Sei Air Hitam Estate adalah varietas D x P Manihat (Tenera). Jarak tanam yang digunakan 9.2 m x 9.2 m x 9.2 m sehingga populasi pokok per ha yaitu 136 pokok, namun kenyataan di lapangan menunjukan adanya perbedaan jumlah pokok per ha yaitu ±128 pokok dikarenakan terdapat jarak tanam yang berbeda – beda. Hal ini disebabkan karena pada saat pembukaan areal dan penanaman dilakukan oleh pihak kontraktor yang
12
Tabel 2. Populasi Pokok Kelapa Sawit Berdasarkan Tahun Tanam di PT Perdana Intisawit Perkasa (PISP). Tahun Tanam 1993 1994 1995
Kebun Inti Jumlah Luas (ha) Pokok 398.96 50 552 542.38 69 241 1 235.52 156 819
Kebun Plasma Jumlah Luas (ha) Pokok
Kebun KKPA Jumlah Luas (ha) Pokok
-
88 305
-
-
668.98
1996
-
-
1 409.66
186 075
-
-
1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005
22.29 54.51 30.76
2 605 6 935 3 859
-
339 813 97 193 16 368 52 590 5 544
22.49 77.35
2 786 8 676
-
-
-
-
48.69 48.62 205.83 175.59 340.00
-
-
2 574.34 736.31 124.00 398.41 42.00
44 678
2 384.26
301 473
5 953.7
785 888
818.73
107 871
Sub total
6 427 6 418 27 170 23 178
Sumber : Kantor Kebun, PT Perdana Intisawit Perkasa (Mei, 2012)
SAH Estate memiliki pokok kelapa sawit TM secara menyeluruh pada areal seluas 2 376.28 ha. Data produksi, produktvitas, dan bobot tandan rata-rata
13
field manager , yang membawahi enam field assistant untuk masing – masing watuan wilayah. Bagian pabrik (PKS), dikepalai oleh mill manager , yang membawahi asisten kepala pabrik, yang dibantu oleh assisten laboratorium, assisten perawatan, assisten proses dan assisten sortasi. GM dibantu oleh humas regional, dan membawahi langsung assisten HR, kepala tata usaha (KTU), kepala timbangan, kepala gudang, dan kepala satpam. Struktur organisasi PT.PISP dapat dilihat pada Lampiran 8. Komposisi ketenagakerjaan SAH Estate terdiri atas karyawan staf, karyawan non staf dan karyawan borongan/ Surat Perintah Kerja Lokal (SPKL). Karyawan staf terdiri atas general manager , mill assistance, asisten kebun dan pabrik, kepala tata usaha, dan kepala satpam. Karyawan non staf terdiri atas pegawai bulanan tetap (PBT), karyawan harian tetap (KHT), serta karyawan SPKL. Karyawan SPKL digunakan untuk membantu tenaga perawatan di kebun dan kegiatan lainnya selain kegiatan panen, angkut buah dan administrasi kebun. Misalnya tenaga chemist (penyemprotan), pemupukan, infus akar, pengangkutan tankos dan lainnya. Tenaga SPKL ini dibayar secara borongan dan diketuai oleh seorang kepala rombongan.
14
Tabel 3. Jumlah Staf dan Non Staf di Sei Air Hitam Estate (SAH Estate), PT Perdana Intisawit Perkasa
No 1 2
Status Pegawai Karyawan Staf Karyawan Non Staf 1. Karyawan Bulanan Tetap (KBT) 2. Karyawan Harian Tetap (KHT) 3. Karyawan KHL Total
Jumlah (orang) Laki-laki Perempuan 29 82 262 10 383
3 7 2 12
Sumber :Kantor Pusat PT PISP (April 2012)
Jam kerja per hari yang berlaku adalah 7 jam kerja, dalam seminggu terdapat 6 hari kerja dan pada hari Sabtu hanya diberlakukan 5 jam/hari. Baik KHT dan KBT mendapat tunjangan dari perusaha an. Adapun jenis tunjangan yang diberikan adalah sebagai berikut: Karyawan Bulanan Tetap (KBT) : 1. Tunjangan beras (pekerja = 15 kg/bulan, istri = 9 kg/bulan, anak = 7.5 kg/bulan) maksimal jumlah anak yang diberi tunjangan adalah 3 anak. 2. Tempat tinggal dan listrik.
15
yang berada pada jenjang sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).
Pelaksanaan Pengelolaan Kebun Tingkat Non Staf
Pengelolaan kebun tingkat non staf dilakukan oleh mandor baik mandor panen, mandor perawatan, mandor pemupukan, kerani produksi, dan kerani divisi. Mandor memiliki tugas dan tanggung jawab untuk membuat rencana kerja harian (RKH), melakukan pemeriksaan atas kemungkinan adanya buah restan, serta berkoordinasi dengan kerani produksi untuk mempercepat proses pengangkutan buah ke pabrik. Blanko lembar rencana kerja harian (RKH) disajikan dalam Tabel Lampiran 9. Mandor panen mengatur dan mengawasi karyawan, memastikan bahwa seluruh hanca pada hari tersebut selesai, menjaga rotasi panen 6/7, melakukan cek mutu hanca melakukan AKP, efisiensi panen pada hari tersebut dan taksasi harian panen. Mandor pupuk bertugas memeriksa takaran untilan pupuk, jumlah untilan, bertanggungjawab mengumpulkan karung bekas
pupuk serta
mengawasi
pelaksanaan langsir dan tabur pupuk. Mandor chemist (semprot) bertugas
16
tersebut kemudian direkap di kantor afdeling ke dalam laporan harian pengangkutan (LHP) TBS.
Pelaksanaan Pengelolaan Tenaga Kerja Lapangan
Kegiatan koordinasi pekerjaan untuk satu hari dilakukan oleh field assistant saat apel pagi pada pukul 06.00 WIB. Asisten akan memberikan koreksi terhadap
pekerjaan hari sebelumnya dan memberikan arahan kepada tiap-tiap
mandor serta karyawan mengenai pekerjaan yang akan dilakukan hari ini. Pengaturan dan pembagian tugas kepada karyawan dilaksanakan saat apel pagi hingga pukul 06.30 WIB. Pengaturan dan pembagian tugas dilakukan oleh masing-masing mandor. Pada saat apel pagi, mandor sekaligus mengabsen karyawan. Karyawan yang tidak memberi kabar dianggap mangkir. Setelah itu karyawan harus sampai di hancanya masing-masing pada pukul 07.00 WIB. Karyawan bekerja selama 7 jam, mulai pukul 07.00 – 12.00 WIB, kemudian dilanjutkan pukul 14.00 – 16.00 WIB setiap harinya, kecuali pada hari Jumat dan Sabtu, pada hari Jumat karywan yang beragama islam hanya bekerja hingga pukul 12.00 WIB, pada hari Sabtu
17
PELAKSANAAN MAGANG
Aspek Teknis Pemupukan
Pemupukan di Sei Air Hitam Estate dilakukan dengan sistem pemupukan yang dikerjakan blok per blok dengan dua jenis pupuk, yaitu pemupukan organik dan anorganik. Pemupukan anorganik menggunakan pupuk tunggal yaitu Urea, MOP, RPH, Kieserit, dan Borate serta pemupukan unsur hara mikro FeSO 4. Sementara pemupukan organik dengan menggunakan limbah padat berupa tandan press, dan limbah cair.
Pemupukan Anorganik Unsur Hara Makro Penguntilan pupuk. Penguntilan adalah kegiatan menakar pupuk dari
karung besar menjadi beberapa karung berukuran kecil sesuai dosis yang digunakan, kegiatan penguntilan dapat dilihat pada Gambar 1. Tujuan penguntilan adalah untuk memudahkan penabur dalam aplikasi pupuk di lapangan serta tepat dosis pupuk per pokok. Ketentuan jumlah bobot untilan dalam tiap zak pupuk
18
yang telah diuntil tidak ditimbang lagi bobotnya. Pekerja until adalah tenaga SPKL borongan dengan bayaran Rp 20,- per kg untilan. Kegiatan penguntilan pupuk dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Penguntilan Pupuk MOP
Pengeceran pupuk. Pengeceran pupuk ( supply point ) merupakan titik
pengeceran untilan pupuk. Sebelum aplikasi pupuk di lapangan, dilakukan pengeceran pupuk dari gudang ke lahan di beberapa titik untuk mempermudah penempatan untilan. Pada umumnya tiap titik pengeceran mewakili lima atau enam jalur pokok. Penempatan titik pasokan pupuk di SAH Estate dapat dilihat pada Gambar 2.
19
Banyaknya penempatan titik pasokan pupuk bergantung pada dosis pupuk yang digunakan. Rekomendasi penempatan titik pasokan pupuk dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Rekomendasi Titik Pasokan Pupuk di SAH Estate Dosis Pupuk (kg/Pokok) 0.50 0.75 1.00 1.25 1.50 1.75 2.00
Jumlah Pokok
Kebutuhan Pupuk (kg)
Bobot/Until Jumlah (kg) Untilan
Jumlah Jalan/Blok
3 960 3 960 3 960 3 960 3 960 3 960 3 960
1 980 2 970 3 960 4 950 5 940 6 930 7 920
6 9 12 8 9 11 12
60 61 62 63 64 65 66
60 60 60 60 60 60 60
Jumlah Untilan Per 2 3 Pikul Pikul 11 11 11 22 33 33 33 33 33 33
Sumber : First Resources Research Centre (April, 2012)
Aplikasi pupuk. Dosis pupuk yang digunakan beragam bergantung pada
jenis pupuk yang digunakan dan terdapat atau tidaknya aplikasi limbah cair land aplication (LA) di lapangan. Dosis pemupukan berdasarkan jenis pupuk dan jenis penggunaan lahan di PT PISP dapat dilihat pada Tabel 6.
Pokok ke – Per Until 12 12 12 6 6 6 6
20
Penabur pupuk dibagi dalam dua grup, sisi kanan dan kiri pokok. Basis kerja penabur dan pelangsir menganut sistem kerja borongan yang terdiri atas 7 – 8 pekerja, pada umumnya tenaga langsir dari gudang ke lapangan adalah laki-laki sedangkan tenaga penabur adalah wanita. Pengupahan didasarkan pada ba nyaknya tonase pupuk serta dosis pupuk yang akan diaplikasikan di lapangan dengan standar kerja pemupukan 8 ha/HK. Kegiatan pemupukan dan langsir pupuk dapat dilihat pada Gambar 3. Upah karyawan SPKL pemupukan dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Upah Karyawan SPKL Pemupukan No 1 2
Dosis (kg/pokok) 0.50 – 0.75 0.75 – 1.00
3 4
1.00 – 1.50 1.75 – 2.00
Sumber: Pengamatan SAH Estate (Maret, 2012)
Upah/ha Rp 8 000,00Rp 12 000,00Rp 13 500,00Rp 15 000,00-
21
Pemupukan Anorganik Unsur Hara Mikro Infus akar (FeSO4). SAH Estate mengadakan kegiatan Infus akar, yaitu
kegiatan penambahan unsur hara mikro terhadap pokok yang mengalami defisiensi ferum (Fe). Pencampuran bahan dilakukan dengan cara menambahkan bahan FeSO4 yang telah dicampurkan dengan asam sitrat dan air, untuk 1 kg FeSO4 dibutuhkan 66 g asam sitrat kemudian dicampurkan dalam 3.3 l air. Bahan tersebut diaplikasikan langsung pada akar aktif sesuai dosisnya. Pekerja harus mengamati pokok yang mengalami defisiensi hara. Ciri – ciri pokok yang mengalami defisiensi hara yaitu menguningnya pucuk muda, kekuningan pucuk pokok menandakan tingkat keparahan defisiensi Fe, semakin kuning pucuk, semakin parah defisiensinya. Dosis aplikasi berbeda-beda menurut tingkat keparahannya, untuk tingkat keparahan rendah dosisnya adalah 60 ml, tingkat keparahan sedang adalah 120 ml, serta tingkat keparahan berat adalah 180 ml. Cara aplikasi yaitu membungkus akar primer dengan plastik berisi campuran bahan pupuk. Kegiatan persiapan bahan dapat dilihat pada Gambar 4.
22
Pemupukan Organik Aplikasi tandan kosong. Tandan kosong (tankos) merupakan produk dari
pabrik sawit (PKS) setelah TBS diproses di perebusan ( sterilizer) dan penebahan (thresher ). Metode aplikasi tankos di SAH Estate dilakukan secara manual, tankos dilangsir ke blok-blok yang akan diaplikasikan dengan menggunakan truk, satu tirp pengangkutan membawa ± 5 – 6 ton tankos. Aplikasi tankos dilakukan satu tahun sekali, dosis aplikasi tankos adalah 230 kg/pokok atau setara dengan 30 ton/ha/tahun. Selain diaplikasikan pada pokok kelapa sawit, tankos juga diaplikasikan pada bunga ulat api (Turnera, sp), dengan dosis 1 angkong (± 75 kg) per titik tanam. Tenaga kerja yang digunakan untuk pemberian tankos adalah tenaga kerja dengan sistem borongan yang diketuai oleh ketua rombongan, pekerja biasanya laki-laki. Standar prestasi kerja perusahaan untuk aplikasi tandan press adalah 13 titik/HK atau 3 ton/HK pengupahan aplikasi tankos adalah Rp 7 000/titik aplikasi. Unsur hara yang dikandung tankos dalam 30 ton/ha dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Kandungan Unsur Hara Tankos dalam (30 ton/ha) Unsur Hara
Kandungan
23
Aplikasi limbah cair di SAH Estate sering disebut dengan Land Aplication (LA) yang dikepalai oleh asisten limbah. Aplikasi limbah cair dilakukan pada blok – blok yang sudah ditentukan kemudian dikontrol agar tidak berdampak langsung terhadap lingkungan sekitar. Limbah di areal kebun ditampung dalam longbed yang terbagi – bagi menjadi beberapa flat bed pada gawangan mati dengan ukuran panjang 20 m, lebar 2 m dan kedalaman efektif 0.8 m. Volume flatbed 3
adalah 32 m sehingga volume per ha adalah 896 m³ sedangkan volume aliran limbah dari PKS 780 m³/hari. Limbah cair dialirkan dari kolam limbah dengan menggunakan pipa PVC atau baja dengan ukuran 8 inchi untuk pipa induk, 4 inchi untuk primer, dan 2 inchi untuk pipa sekunder. Rotasi pengisian flatbed 2 kali dalam setahun. Limbah cair mengandung banyak bahan organik yang dibutuhkan oleh pokok kelapa sawit. Persentase kandungan unsur hara limbah cair tiap 75 ton/ha dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Kandungan Unsur Hara Limbah Cair Setiap 75 ton Unsur Hara kg
Kandungan Presentase (%)
24
jatuh ke flatbed harus segera disingkirkan, begitu pula dengan gulma berkayu yang hidup dalam flatbed , selain itu pada saat hari hujan, aplikasi POME harus dikurangi atau dihentikan agar tidak terjadi luapan. Kegiatan pemeliharaan flatbad dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Kegiatan Pemeliharaan Flatbad
Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma di SAH Estate dilakukan secara manual dan kimiawi. Pengendalian gulma secara kimiawi dikususkan untuk gulma pada jalan pikul dan piringan yang umumnya terdiri atas gulma rumput-rumputan dan teki.
25
pengendalian gulma di TPH bertujuan untuk mempermudah pengangkutan buah ke truk, serta memudahkan pengamatan mutu panen buah. Alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah knapsack jenis solo dengan kapasitas tangki semprot 15 liter. Herbisida yang digunakan adalah herbisida sistemik dengan bahan aktif Gliphosat 480 g/l. Sebelum diaplikasikan, larutan herbisida dicampur air dengan perbandingan 1:1, kemudian ditambahkan Metafuron dengan dosis 50 g/l. Penambahan Metafuron bertujuan untuk merekatkan larutan herbisida ke permukaan daun gulma. Konsentrasi campuran racun yang digunakan adalah 160 ml/15 ltr. Dalam setahun dilakukan tiga kali rotasi untuk semua blok. Tenaga kerja tim KS adalah tenaga kerja borongan yang terdiri atas 5 – 7 orang wanita. Masing – masing afdeling memiliki satu tim KS yang dibimbing oleh satu orang mandor perawatan yang bertanggung jawab langsung kepada asisten afdeling. Penyemprotan dilakukan per blok, pengaturan kegiatan aplikasi di lapangan harus diatur agar tidak bertepatan dengan kegiatan pemanenan atau kegiatan lainnya. Pengupahan tenaga penyemprotan jalan pikul yaitu Rp. 7 500,/ha dengan basis kerja 6 ha/HK.
26
tangkai (pegangan), serta tangki larutan. Kapasitas tampung tangki larutannya adalah 10 liter (Chairunisa, 2008). Perawatan micron herbi tersebut harus benar agar masa penggunaannya lebih lama. Air yang digunakan sebagai campuran harus air yang bersih dan bebas dari kotoran, untuk itu air disediakan dengan cara dilangsir dari sumber air yang bersih. Untuk pengangkutan alat dan langsiran air digunakan mobil pickup. Tenaga kerja tim MS adalah tenaga kerja borongan yang terdiri atas 7 orang tenaga kerja. Tim MS, bekerja secara rotasi untuk tiga afdeling secara bergantian. Pelaksanaan kegiatannya dibimbing oleh satu orang mandor untuk tiga afdeling. Pengupahan tenaga penyemprot yaitu Rp. 22 500,-/ha, dengan rincian Rp 15 000,-/ha untuk chemist piringan, Rp 7 500,-/ha untuk jalan pikul, Rp 12.5 untuk jalan tengah dan Rp. 750,-/ha untuk chemist TPH, dengan basis kerja 5 ha/HK. Hasil prestasi kerja dari kedua tim berbeda-beda, secara umum, prestasi kerja dari tim MHS lebih baik dari KS karena hemat air, waktu dan tenaga. Kegiatan penyemprotan dengan menggunakan micron herbi dapat dilihat pada Gambar 6.
27
Infus benalu. Untuk mengatasi pertumbuhan benalu yang mengganggu,
SAH Estate melakukan kegiatan infus akar benalu. Benalu adalah tumbuhan parasit yang hidup di tumbuhan lain sebagai tempat tinggal dan mengambil makanan dari tumbuhan tempat menumpang. Pada perkebunan kelapa sawit, kehadiran benalu akan sangat merugikan, benalu yang sudah tumbuh besar akan menghambat pertumbuhan pokok kelapa sawit karena mengurangi penyinaran matahari yang dapat diterima oleh tajuk. Benalu juga menghambat kegiatan pemanenan, bahkan pada kondisi benalu yang parah, pemanenan pada pokok kelapa sawit sudah tidak dapat dilakukan lagi. Pengendalian benalu yang dilakukan SAH Estate adalah dengan cara menginfus langsung akar benalu dengan menggunakan Garlon. 1 liter Garlon dicampur solar atau minyak tanah dengan perbandingan 1 : 1, aplikasi dosis yang dilakukan tergantung dari besarnya benalu yang tumbuh, untuk khasus ini masih perlu dilakukan kalibrasi ulang perhitungan dosis yang tepat. Kegiatan infus akar benalu dapat dilihat pada Gambar 7.
28
pokok sawit. Pekerjaan garuk piringan dilakukan dengan sistem kerja borongan, pengupahan ditentukan berdasarkan jumlah luasan yang dikerjakan. Upah pekerjaan ini sebesar Rp 85 000,-/ha. Rotasi pekerjaan garuk piringan dilakukan satu kali pertahun. Babat gawangan. Gawangan merupakan tempat penyusunan pelepah
yang banyak ditumbuhi oleh gulma kelompok kayu-kayuan, pakis-pakisan. Gawangan tidak harus bersih sepenuhnya dari gulma, namun pengendalian tetap harus dilakukan agar memudahkan pengawasan kebun. Pembabatan dilakukan dengan cara menebas gulma dengan ketinggian ± 40 cm dari permukaan tanah. Tenaga kerja babat juga termasuk sistem borongan. Seorang pembabat biasanya dapat menyelesaikan 1.5 ha – 2 ha per hari. Upah tenaga babat gawangan adalah Rp. 50 000,-/ha. Semua semak yang ada di gawangan dibabat menggunakan parang babat. Kegiatan babat gawangan dapat dilihat pada Gambar 8.
29
Chromolena odorata, dan tukulan (anak sawit liar) yang terdapat pada gawangan serta pada piringan kelapa sawit. Dongkel anak kayu dapat dilakukan dengan menggunakan alat dongkel, parang, atau langsung dicabut dengan tangan. Upah untuk tenaga kerja dongkel anak kayu adalah Rp. 50 000,-/ha. Jenis pekerjaan ini adalah pekerjaan dengan sistem borongan, sehingga tidak ada premi yang diperoleh oleh tenaga pendongkel. Tenaga pendongkel dapat menyelesaikan 1 – 1.5 ha per hari. Walaupun demikian, berdasarkan pengamatan yang dilakukan di Afdeling III, terdapat beberapa pendongkel yang hanya dapat menyelesaikan setengah hektar per hari, disebabkan oleh faktor cuaca yang terik.
Pengendalian Hama
SAH Estate tidak dijumpai terlalu banyak hama dan tidak beragam, hal ini dikarenakan kondisi pokok yang sudah memasuki fase tanaman menghasilkan (TM). Berdasarkan pengamatan penulis, hama utama yang dijumpai adalah rayap ( Isoptera sp.), tikus ( Rattus tiomanicus), dan ulat api (Setora nitens), namun dalam jumlah dibawah ambang ekonomi. Untuk menanggulangi timbulnya ledakan serangan hama SAH Estate melakukan tindakan pencegahan dengan
30
hantu. Kandang burung hantu dibuat dengan menggunakan kayu dan tiang besi silinder sebagai penyangga. Gupon dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Gupon
Pengendalian rayap. Rayap ( Isoptera sp.) merupakan hama yang cukup
penting umumnya tinggal dan berkembang biak pada batang pokok kelapa sawit. Jenis rayap yang menyerang pokok kelapa sawit di SAH Estate adalah Captotermes curvignathus dan Macrotermes gilvus. Umumnya rayap ini akan membuat lorong-lorong di dalam batang sehingga menimbulkan rongga-rongga dan pembusukan pada batang, akibatnya pokok yang terserang mati.
31
Kegiatan perbaikan jalan dilakukan secara manual dan mekanik. Rawat jalan dilakukan secara manual dan mekanis dengan alat berat, namun lebih sering dilakukan secara manual menggunakan cangkul. Perbaikan jalan dengan cara manual, yaitu dengan membuang air yang tergenang di jalan ke parit drainase terdekat dengan membuat parit-parit kecil di jalan. Jika terdapat jalan yang rusak atau berlubang, maka perlu dilakukan penimbunan lubang dengan batu atau tanah. Rawat manual berdampak pada biaya tenaga kerja yang lebih murah, jalan rusak dapat langsung diperbaiki, namun tidak efektif jika diterapkan pada jalan yang rusak berat. Rawat mekanis dengan alat berat membutuhkan biaya lebih mahal, jalan baru diperbaiki jika telah mengalami rusak berat, perbaikan jalan secara mekanik dilakukan dengan menggunakan grader dan boomax. Pemberantasan tukulan . Kegiatan pemberatasan tukulan di SAH Estate
wajib dilakukan oleh seluruh pekerja KHT afdeling, dengan cara membawa 200 tukulan ketika apel pagi. Tukulan ini juga berfungsi sebagai absen bagi para pemanen serta pengingat bahwa pemungutan berondolan masih tidak bersih. Dongkel tukulan (anak sawit) merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan pokok kelapa sawit dengan cara membuang pokok sawit liar yang tumbuh di sekitar
32
Estate menerapkan songgoh satu dikarenakan terlambatnya rotasi. Rotasi yang ditetapkan di SAH Estate adalah 1.5 afdeling/tahun yaitu dalam satu tahun seluruh areal telah ditunas dan diulang dari awal pekerjaan tunasan hingga setengah dari luas areal. Kegiatan tunasan di SAH Estate harus dilakukan dengan baik, karena kondisi pelepah pokok kelapa sawit yang kurang baik. Banyak terdapat pelepah mati yang tidak ditunas, selain itu pada kegiatan panen masih banyak pemanen yang melakukan panen tanpa menurunkan pelepah. Kegiatan penunasan yang dilakukan di SAH Estate tidak dilakukan bersamaan dengan kegiatan panen. Masing – masing pemanen memiliki hanca tunasan sendiri yang harus diselesaikan dalam batas waktu tertentu. Kegiatan menunas biasanya dikerjakan sore hari ketika selesai kegiatan panen. Pembayaran tunasan dilakukan segera setelah hanca tunasan selesai dengan upah Rp 750,-/pkk. Sensus pokok dan pemetaan blok. Sensus pokok dan pemetaan blok
merupakan salah satu kegiatan mendata seluruh pokok yang terdapat di areal pokok kelapa sawit. Sensus pokok di SAH Estate dilakukan secara teliti dan teratur dengan tujuan memberikan gambaran mengenai keadaan blok yang
33
-B
= pokok berbenalu
- Abn
= pokok abnormal
- tp-btn = posisi titi panen beton - tp-ky
= posisi titi panen kayu
-→
= parit sekunder
-≈
= parit/sungai alam
- GBH
= posisi gupon
Selama melakukan kegiatan sensus, terdapat kendala-kendala yang menyebabkan kesulitan dalam pengamatan, yaitu pada beberapa blok terdapat parit besar di jalan tengah yang menyulitkan pengamatan sehingga harus melompat atau memutar. Sebelum pelaksanaan kegiatan, tenaga pengamat harus diberi penjelasan yang lebih terperinci dan jelas mengenai cara pengamat. Tenaga pengamat di SAH Estate adalah pemanen yang tidak melakukan panen pada hari tersebut. Pemanen tidak mempunyai gambaran yang jelas mengenai tata cara pengamatan sehingga seringkali didapat data pengamatan yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya di lapangan.
34
memberikan pengarahan-pengarahan mengenai SOP selama memanen juga membahas mengenai hasil pemanenan hari kemarin dan evaluasi kerja karyawan. Setelah pengarahan dari asisten, selanjutnya mandor panen bertugas membagi hanca panen yang akan dipanen menurut kemandoran. Sehari sebelum apel pagi mandor panen harus membagi seksi panen dan menyiapkan kebutuhan pemanen (HK) untuk panen selanjutnya. Sebelum mendapatkan kebutuhan pemanen dan kebutuhan dump truck , mandor harus mengecek angka kerapatan panen blok yang akan di panen hari berikutnya. Kegiatan apel pagi dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Kegiatan Apel Pagi di Afdeling
Kriteria matang panen. Kriteria matang panen merupakan indikasi yang
35
Angka kerapatan panen bertujuan untuk membantu penyusunan rencana kerja serta mengetahui taksasi produksi harian, kebutuhan tenaga pemanen, dan kebutuhan dump truck . Rata-rata AKP di SAH Estate yaitu 1:6, artinya dari 6 pokok kelapa sawit, terdapat 1 pohon yang siap panen. Angka kerapatan panen dihitung dengan rumus :
Taksasi harian panen. Taksasi harian panen adalah perkiraan produksi.
Taksasi dilakukan oleh mandor panen digunakan untuk memperkirakan kebutuhan tenaga kerja panen dan kebutuhan truk pengangkut TBS, selain itu, taksasi dapat memudahakan pengawasan dan pelaksanaan pekerjaan panen di kebun. Taksasi panen dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Berdasarkan hasil taksasi, dapat dihitung kebutuhan tenaga kerja panen pada esok harinya dengan rumus
36
Rotasi panen adalah selang waktu antara satu panen dengan panen berikutnya pada satu hanca panen (Hasibuan, 2010). Rotasi panen SAH Estate adalah 6/7 artinya dalam 1 minggu terdapat 6 hari panen sehingga dalam 1 divisi terdapat 6 kapel panen. Kapel panen adalah luasan yang harus diselesaikan oleh pemanen di satu hanca dalam satu hari panen. Kapel panen Afdeling III terdiri atas 6 kapel, masing-masing terdiri atas 4 - 5 blok bergantung luasan blok. Luasan kapel Afdeling III dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Kapel Panen Afdeling III Kapel
I II III IV V VI
Tahun Tanam
1995 1995 1995, 2002, 2004 1995, 1998, 2004 1995 1995
Blok
C34, C33, C32, C31, C30 C29, C28, C27, C26, C25 C24, C23, C22, C21 D21, D22, D23, D24 D25, D26, D27, D28, D29 D30, D31, D32, D33, D34
Luas (ha)
149.14 155.52 116.60 125.85 161.76 149.45
Ʃ Pokok
18 986 19 819 13 770 15 026 20 584 14 426
Sumber :Kantor Kebun Afdeling III (Februari, 2012)
Pada pelaksanaan di lapangan, panen sering terkendala, sehingga rotasi panen tidak sepenuhnya 6/7. Rotasi panen tidak setiap hari 6/7 ada juga yang 5/7,
37
Tabel 11. Daftar Alat Penen dan Fungsinya No 1
Nama Alat Harvesting pole (egrek)
2
Dodos
3 4 5
Gancu Angkong Kapak
6
Karung
7
Tojok
Kegunaan Memotong TBS yang tinggi
Keterangan Terdiri dari tiang aluminium sepanjang 6 – 12 m dan mata pisau egrek, berbentuk seperti arit dengan pangkal 20 cm, panjangnya 45 cm dan sudut lengkung 135˚. Memotong TBS Berbetuk seperti tembilang lebar mata 8 – 14 rendah cm dan panjang mata 8 – 12 cm. menganggkat buah Besi seperti mata kali berdiameter 3 – 8 inchi menggangkut buah Kereta dorong beroda satu, terbuat dari besi memotong gagang Kapak yang dipakai di SAH estate bermata TBS leter ‘U’ Wadah berondolan Karung yang digunakan berasal dari karung pupuk, dijatah untuk tiap pemanen Untum memuat TPS Digunakan oleh pemuat, berupa pipa besi ke dump truck berbentuk lancip dengan panjang ± 1 – 1.5 m
Sumber; Pengamatan Lapang di SAH Estate, (Februari, 2012)
Pelaksanaan panen . Pelaksanaan panen dilaksanakan setiap hari kecuali
hari libur. Tugas yang harus dilakukan pemanen adalah memotong semua tandan masak, memotong pelepah, pelepah dibelah dua kemudian disusun dengan rapi di gawangan mati, mengumpulkan brondolan dalam karung, serta mengangkut buah dan brondolan hingga ke TPH. Buah yang telah disusun di TPH semua wajib diberi nomor pemanen untuk mempermudah kerani buah untuk menghitung
38
Basis dan premi panen. Basis adalah syarat dasar yang harus dipenuhi
karyawan dalam pemanenan untuk kebutuhan 1 HK. Pemanen memperoleh upah premi berdasarkan prestasi kerjanya. Basis panen yang harus dipenuhi oleh seorang pemanen di SAH Estate adalah 1 000 kg/ hari sedangkan output (rata-rata tonase yang didapatkan oleh pemanen) adalah 3 000 kg/ hari. Output diterapkan dengan tujuan untuk mencapai budget produksi. Output 3 000 kg per pemanen terlalu tinggi, basis borongan minimal (sesuai dengan upah rata-rata SKU) yaitu 800 kg per HK, serta berkisar antara 700 – 1 400 kg per HK (Pahan, 2008). Basis output yang terlalu tinggi ini mengakibatkan banyak pemanen yang melakukan pelanggaran, sehingga menurunkan mutu buah yang dipanen. Apabila pemanen melebihi basis, maka kelebihan dari tonase yang diperoleh dihitung sebagai premi. Perhitungan premi yang diterapkan SAH Estate adalah premi bertingkat yang terdiri dari tiga tingkatan basis. Brondolan juga menjadi bagian penting dalam pendapatan pemanen. Setiap kilogram brondolan dihargai Rp.120, /kg. Presentase berondolan bayar adalah 10% dari kg TBS yang dihasilkan pemanen, artinya 10% merupakan batas toleransi yang dibenarkan dalam pembayaran, apabila persentase brondolan melebihi 10%, maka persentase
39
Tabel 12. Ketentuan Tarif Premi Pemanen, Mandor Panen, dan Kerani Produksi Premi No Jenis Perkejaan Satuan Pemanen Basis (Rp/satuan) 1 TM 7 – TM 11 22 500 Lebih basis 1 kg/ 27 500 harian Lebih basis 2 32 Sisa tonase Lebih basis 3 2 TM 12, dst 25 500 Lebih basis 1 kg/ 30 500 harian Lebih basis 2 35 Sisa tonase Lebih basis 3
Target minimal
Premi mandor (Rp/satuan)
Premi kerani (Rp/satuan)
3 000 kg
2.75
1.2
3 000 kg
2.75
1.2
Sumber; Pengamatan Lapang SAH di Estate, (Maret, 2012)
Biaya panen. Biaya panen adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk mendapatkan 1 kg TBS sampai ke TPH. Biaya panen umumnya mencakup upah harian pemanen, premi panen, premi brondolan dan premi pokok tinggi yang diperoleh dengan cara :
40
Untuk menjaga kualitas TBS yang dipanen, asisten afdeling melakukan penilaian ( grading ) TBS di TPH, berdasarkan hasil grading di Afdeling III, sanksi paling banyak ditemukan adalah terpanennya buah kurang matang. Sanksi pemanen Afdeling III Periode April 2012 disajikan pada Tabel 14. Tabel 14. Sanksi Pemanen Afdeling III Periode April 2012 No Pemanen 2 4 5 7 10 12 13 17 19 20 24 26 30 32 35 39 45
Buah mentah 2 1 1 1
Kesalahan Panen Kurang matang 1 1 4 3 3 1 1 1 4 1 1 2 1 1 4 1
Tangkai panjang 1 2 2 2 1 3 1 1
41
Sistem yang biasa diterapkan di Afdeling III adalah sistem muat bebas. Kelebihan sistem muat bebas adalah TBS lebih cepat terangkut terutama pada musim hujan. Kekurangannya adalah lebih banyak bahan bakar yang digunakan. Alat yang digunakan dalam pengangkutan adalah dump truk untuk memuat TBS, karung dan garu plastik untuk mengumpul berondolan dan tojok untuk memuat buah. Setelah pengambilan TBS dan sebelum diangkut ke pabrik, kerani produksi harus mengisi surat pengantar buah. Pengangkutan tandan buah segar . Kegiatan pengangkutan TBS dan
berondolan terdiri atas dua tahap, yaitu pengangkutan dari hanca ke TPH, dan pengangkutan dari TPH ke PKS. Transportasi TBS dan brondolan harus sudah terkirim ke PKS< 24 jam untuk menjaga mutu TBS dan brondolan. Oleh karena itu, diperlukan pengaturan oleh kerani produksi untuk mengatur alokasi pembagian tenaga angkut (pemuat). Efisiensi pengangkutan TBS akan tercapai apabila unit angkutan memuat TBS secara maksimal dengan waktu seefisien mungkin. Kegiatan angkut TBS dapat dilihat pada Gambar 1 2.
42
Tabel 15. Ketentuan Tarif Premi Supir PT PISP Jarak AFD Basis Lebih Basis I (KM) (kg) (kg) Tarif Rp 0 – 5 III 16 000 5 000 2.5 5 – 10 II 14 000 5 000 2.5 >10 I 12 000 5 000 1.5
Lebih Basis II Lebih Basis II Hari libur (kg) Tarif Rp (kg) Tarif Rp (tanpa basis) 5 000 4.0 >26 000 5.5 5.5 5 000 4.0 >17 000 5.5 5.5 5 000 2.0 >15 000 2.5 2.5
Sumber : Surat Edaran Kantor Kebun, PT Perdana Insti Sawit Perkasa (April, 2012)
Supir dumptruck
wajib memakai APD seperti helm, Setelah melewati
penimbangan otomatis, buah diturunkan ke looder (tempat penerimaan buah sementara) sebelum diolah gunanya untuk memastikan ada atau tidaknya buah kurang matang.
43
Aspek Manajerial
Selama 2 bulan terakhir penulis melaksanakan kegiatan magang di SAH Estate sebagai pendamping mandor dan pendamping asisten afdeling.
Pendamping Mandor (PM)
Mandor adalah karyawan non staf PBT maupun KHT yang berhubungan langsung dengan pekerja di lapangan. Mandor bertugas mengawasi pekerjaan karyawan, memberikan arahan kepada karyawan, mengevaluasi hasil kerja karyawan, memberikan motivasi kepada karyawan serta menegur karyawan apabila karyawan melakukan kesalahan. Setiap sore setiap pulang dari lapangan, mandor harus membuat laporan mengenai pekerjaan yang telah dilakukan membuat rencana kerja harian (RKH) Selama menjadi pendamping mandor, penulis mengikuti kegiatan semua mandor baik mandor panen, kerani panen, mandor perawatan, dan mandor pemupukan. Pendamping mandor panen. Kegiatan penulis sebagai pendamping
mandor panen dilakukan selama 6 hari.
Selama menjadi mandor, penulis
44
Pendamping Mandor Perawatan. Mandor perawatan di SAH Estate
melakukan pemantauan untuk pekerjaan pengendalian gulma baik secara kimia maupun manual, memantau kegiatan infus akar FeSO 4, serta memantau perbaikan jalan. Penulis melakukan kegiatan sebagai pendamping mandor perawatan selama 10 hari. Selama menjadi PM penulis membantu mandor melakukan kegiatan kalibrasi alat semprot dan mengawasi kegiatan penyemprotan. Pendamping F ield Asistance (FA)
Field Assistance (asisten afdeling) adalah pimpinan kerja tingkat afdeling yang membawahi mandor dan kerani divisi. Asisten afdeling memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mengelola divisinya dalam hal memberikan arahan dan perintah kepada mandor, kerani dan pekerja, melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap (RKB),
karyawan di divisinya, menyusun rencana kerja bulanan
serta memeriksa dan mengevaluasi laporan mandor dalam BKM dan
laporan kerani dalam buku LPB. Penulis menjadi pendamping asisten selama 5 minggu. Kegiatan yang dilakukan penulis adalah melakukan pengawasan pekerjaan di lapangan,
45
PEMBAHASAN
Pengelolaan Tenaga Kerja Panen
Tenaga kerja panen kelapa sawit adalah tenaga kerja yang bertugas untuk menurunkan buah kelapa sawit dari pokok dengan tingkat kematangan buah sesuai dengan kriteria yang berlaku kemudian mengangkut hingga ke TPH. Tenaga kerja panen di SAH Estate terdiri dari seorang pemanen yang bertugas untuk memanen buah beserta penolong (pembantu pemanen) yang membantu memunguti brondolan yang tertinggal serta menganggkut buah ke TPH. Pembantu dipekerjakan serta dibayar oleh pemanen tanpa campur tangan pihak perusahaan. Dalam proses kegiatannya, dibutuhkan pengelolaan tenaga kerja panen yang baik sehingga kegiatan pemanenan dapat berjalan lancar. Pengelolaan tenaga kerja pemanen meliputi
perencanaan ( planning ), pengorganisasian (organizing ),
pelaksanaan (actualizing ) dan pengawasan (controlizing ).
Perencanaan dan Pengorganisasian Tenaga Kerja
46
dialokasikan untuk mengerjakan pekerjaan harian lainnya seperti tunas pelepah, pemeliharaan jalan, sensus pokok, dan lain-lain. Rata – rata per hari dibutuhkan 40 orang pemanen per afdeling atau 20 pemanen per kemandoran, jumlah pemanen yang tidak sesuai mengakibatkan pelaksanaan panen sering tidak sesuai sehingga mutu buah yang dihasilkan kurang baik. Berdasarkan pengamatan penulis, perhitungan AKP yaitu 1:7 sehingga taksasi hasil pada kapel I seluas 149 ha dengan bobot tandan rata-rata 24 kg, yaitu:
Output yang harus dihasilkan oleh pemanen per hari terlalu tinggi, yaitu sebesar 3 000 kg/ pemanen, basis panen minimal (sesuai dengan upah rata-rata SKU) yaitu 800 kg per HK, serta berkisar antara 700 – 1 400 kg per HK bergantung pada umur pokok (Pahan, 2008). Basis output sebaiknya dikurangi setengahnya hingga mencapai angka 2 000 kg/ pemanen. Basis output yang ditetapkan oleh beberapa perusahaan perkebunan kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Basis Output Beberapa Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit
47
1. Output 3 000 kg/pemanen
2. Output 1 800 kg/pemanen
Basis output tinggi yang tidak sesuai dengan kondisi buah sebenarnya di lapangan, dan kurangnya alokasi tenaga kerja pemanen mengakibatkan banyak pemanen yang tidak mengindahkan SOP pemanenan dan hanya mengejar target output.
Pengawasan Tenaga Kerja
Pengawasan tenaga kerja dilakukan oleh mandor panen dan asisten afdeling tiap hari. Pengawasan ini dilakukan untuk memastikan kinerja tenaga kerja dalam melaksanakan tugas, sehingga diperoleh kualitas dan kuantitas TBS yang baik. Pelaksanaan kegiatan panen harus berdasarkan SOP yang berlaku, baik selama proses kegiatan ataupun output yang dihasilkan. Tenaga kerja pemanen diharuskan menggunakan SOP kerja untuk keamanan kerja seperti AP boots, helm
48
Profil Tenaga Kerja Panen
Tenaga
kerja
merupakan
motor
penggerak
dalam
menjalankan
kelangsungan produksi suatu perusahaan. Profil tenaga kerja mempengaruhi kinerja suatu perusahaan, khususnya perusahaan perkebunan. Jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan pengalaman kerja mempengaruhi prestasi kerja khususnya dalam kegiatan pemanenan. Untuk kegiatan pemanenan, tenaga kerja wanita tidak digunakan, karena kegiatan pemanenan memerlukan tenaga yang besar. Wanita hanya bekerja sebagai pembantu panen (pembantu pemanen) yang bertugas untuk mengumpulkan berondolan dan memuat TBS dari kebun ke TPH. Tabel 16 memperlihatkan komposisi pemanen SAH Estate berdasarkan kelompok usia hingga periode April tahun 2012. Tabel 17. Komposisi Pemanen SAH Estate Berdasarkan Kelompok Usia. Kelompok Usia 17 – 25 tahun 26 – 35 tahun 36 – 45 tahun 46 – 55 tahun ≥ 55 tahun
Jumlah KHT (orang) 16 64 41 2 -
Presentase (%) 13.01 52.03 33.33 1.63 -
49
2500000 ) n a l u 2000000 i b / m p e r R P i 1500000 n m a e h r e p l a 1000000 o r t e a P r a t 500000 a r (
0 17 - 25
26 - 35
36 - 45
46 - 55
≥ 55
Gambar 13. Perolehan Premi Pemanen Berdasarkan Kelompok Usia
Usia dalam banyak hal merupakan faktor dominan yang menentukan penempatan tenaga kerja untuk jenis pekerjaan yang banyak membutuhkan kekuatan fisik, tenaga kerja yang berusia muda lebih diutamakan. Pekerja kelompok usia muda 17 – 25 tahun mempunyai prestasi kerja yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok usia 26 – 35 tahun dan 36 – 45 tahun. Hal tersebut dapat terlihat dalam rata – rata perolehan premi yang diperoleh perbulannya, premi menggambarkan output yang di hasilkan oleh seorang pekerja.
50
Tingkat pendidikan secara tidak langsung berpengaruh terhadap kinerja dari pekerja, dimana pekerja dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi memiliki motivasi yang lebih baik serta tingkat pemahaman mengenai kegiatan pemanenan yang baik. Pekerja dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi juga lebih mudah memahami perintah yang diberikan oleh mandor ataupun asisten. Perolehan premi pemanen berdasarkan tingkat pendidikan dapat terlihat pada Gambar 14.
2,000,000 ) n a l u i b / 1,500,000 m p e r R P i n m a e 1,000,000 h r e p l a o r t a e r P a 500,000 t a r (
Tidak Sekolah SD/ sederajat SMP/ sederajat SMA/ sederajat
Tingkat Pendidikan
Gambar 14. Perolehan Premi Pemanen Berdasarkan Tingkat Pendidikan
51
Tabel 19. Komposisi Pemanen SAH Estate Berdasarkan Lama Kerja Lama Kerja ≤ 1 tahun 1 – 5 tahun 6 – 10 tahun > 10 tahun Total
Jumlah KHT (orang) 14 49 35 25 123
Presentase (%) 11.38 39.84 28.46 20.32 100.00
Sumber : Data Pengamatan lapang (April, 2012)
Pekerja yang lebih berpengalaman dengan lama kerja yang lebih lama menunjukkan prestasi kerja yang lebih baik. Pekerja yang telah bekerja lebih dari 10 tahun menghasilkan premi yang paling besar, dibandingkan pekerja yang bekerja < 10 tahun, sedangkan prestasi kerja yang terendah yaitu pekerja dengan lama kerja ≤ 1 tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa lama kerja mempengaruhi kinerja dari pemanen, dimana pemanen menjadi lebih berpengalaman dan terampil dalam bekerja, selain itu pemanen lebih menguasai pekerjaannya dan lebih beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Perbandingan perolehan premi pemanen berdasarkan lama kerja dapat dilihat pada Gambar 15.
52
pembantu panen tersebut. Jumlah pembantu panen juga menentukan output yang dihasilkan oleh pemanen. Rata-rata pemanen di SAH Estate mempunyai 1 atau 2 pembantu panen. Pemanen yang mempunyai 1 pembantu panen berjumlah 106 pemanen atau 86.18%, serta pemanen yang mempunyai 2 pembantu panen berjumlah 17 pemanen atau 13.82%. Berdasarkan hasil pengamatan, pemanen yang mempunyai 2 pembantu panen memperoleh premi yang lebih tinggi dibandingkan hanya memiliki 1 pembantu panen, yaitu rata – rata Rp 1 572 009,-/bulan untuk pemanen yang hanya memilik 1 pembantu panen dan Rp 2 072 302,-/bulan untuk yang memiliki 2 pembantu panen. Premi tersebut menunjukkan ouput rata – rata yang dihasilkan pemanen perbulannya. Pemanen yang memiliki 2 pembantu panen dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lebih cepat, lebih baik dan hanca panen lebih bersih dari brondolan. Namun, karena tenaga kerja pembantu panen tidak diupah oleh perusahaan, pemanen di SAH Estate lebih memilih hanya memiliki 1 pembantu panen dari pihak keluarga, yaitu istri atau anak-anak walaupun masih berumur di bawah 17 tahun. Perbedaan perolehan premi tersebut secara tidak langsung mengakibatkan pemanen telah memperkerjakan anak-anak di bawah
53
memperoleh premi per bulannya, selanjutnya secara berturut-turut yaitu pemanen etnis Batak, Jawa, Saklam, Dayak dan Sunda. Perolehan premi pemanen berdasarkan etnis dapat dilihat pada Gambar 16.
2,000,000 n a l u b i / 1,500,000 m p R e r i P n m a e 1,000,000 h r e p l a o r t e a P r - 500,000 a t a R
Jawa Batak Nias Sunda Saklam (NTB) Dayak
Jawa
Batak
Nias
Sunda Saklam Dayak (NTB)
etnis Gambar 16. Perolehan Premi Pemanen Berdasarkan Etnis
Tingkat kesukaan pekerjaan pemanen antar beberapa etnis tersebut
54
menyukai pekerjaan lainnya 14.47%. Begitu juga dengan pemanen etnis Batak, sebanyak 61.91% lebih menyukai pekerjaan panen dibandingkan pekerjaan lainnya, 9.52% menyukai pekerjaan tunas, 4.76% menyukai pemeliharaan, dan sebanyak 23.81% menyukai kegiatan lainnya. Pemanen etnis Nias sebanyak 82.35% menyukai kegiatan panen, 5.88% menyukai kegiatan tunas, 11.77% menyukai kegiatan lainnya, tidak terdapat pemanen etnis Nias yang menyukai kegiatan pemeliharaan. Pemanen etnis Sunda hanya menyukai pekerjaan panen dan kegiatan lainnya, pemanen etnis Saklam semua menyukai kegiatan panen, serta pemanen etnis Dayak tidak meyukai kegiatan panen. Upah pemanen di SAH Estate dalam bentuk uang adalah Rp 1 282 200, per bulan atau Rp 42 740,- per hari. Upah tersebut telah memenuhi standar Upah Minimum Regional (UMR) Rokan Hulu tahun 2012 yaitu sebesar Rp 1 265 000,-. Dari jumlah rata – rata premi yang didapat perbulannya, dapat terlihat bahwa pemanen etnis Nias dengan tingkat kesukaan terhadap pekerjaan panen yang tinggi menghasilkan jumlah premi yang paling banyak, yaitu sebesar Rp 1 861 536,-/ bulan. Selanjutnya, pemanen etnis Batak rata-rata memperoleh premi Rp 1 625 400,-/ bulan, kemudian pemanen etnis Jawa sebanyak Rp 1 612 867,-/ bulan,
55
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pengadaan tenaga kerja pemanen di Sei Air Hitam Estate khususnya di Afdeling III dilakukan oleh asisten kebun. Berdasarkan analisis, kebutuhan tenaga pemanen di SAH Estate masih kurang. Hal ini berpengaruh terhadap mutu dan kualitas buah yang dihasilkan oleh pemanen. Pengadaan tenaga pemungut berondolan (pembantu panen) dipekerjakan oleh pemanen tanpa campur tangan pihak perusahaan sehingga mengakibatkan banyak unsur ketidak patuhan yang dilakukan oleh pekerja baik pemanen ataupun pembantu panen, termasuk mempekerjakan anak-anak. Output pemanen yang ditetapkan oleh pihak perusahaan terlalu tinggi, sehingga perhitungan tenaga kerja panen yang bekerja tidak sesuai dan banyak pemanen yang dialokasikan untuk melaksanakan kegiatan lain. Hasil perhitungan taksasi yang under estimate atau buah yang diperkirakan kurang dari kondisi buah sesungguhnya di lapangan, menyebabkan banyak pemanen yang bekerja untuk mengejar output tanpa mengindahkan SOP yang telah diterapkan perusahaan.
56
Saran
Pengunakan tenaga kerja pemanen sebaiknya didasarkan kepada angka kerapatan panen dan basis output yang menjamin kualitas dan kuantitas panen yang baik. Hal tersebut dapat dicapai dengan penambahan jumlah pemanen disertai dengan pengurangan basis output pemanen. Pengadaan tenaga kerja pemungut berondolan sebaiknya dilakukan oleh pihak perusahaan, atau pihak pemanen dengan pegawasan oleh perusahaan, sehingga tidak terjadi kecurangan oleh pekerja dan diperoleh kualitas buah yang lebih baik.
57
DAFTAR PUSTAKA
Chairunisa, C. 2008. Pengelolaan Tenaga Kerja Panen dan Sistem Pengangkutan Tandan Buah Segar Kelapa Sawit ( Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Mustika PT. Sajang Heulang Minamas Plantation Kalimantan Selatan. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor. Hasibuan, M. A. M. 2010. Manajemen Tenaga Kerja Panen Kelapa Sawit ( Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Mentawak PT Jambi Agro Wijaya, Bakrie Sumatera Plantation, Sarolangun, Jambi. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor. Lubis, A. U. 2008. Kelapa Sawit ( Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Pusat Penelitin Perkebunan Marihat – Bandar Kuala: Pemantar Siantar. 362 hal. Meselina, M. 2004. Pengelolaan Tenaga Kerja Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit ( Elaeis guineensis Jacq.) di Afdeling VII PT. Cipta Futura Plantation Muara Enim, Sumatera Selatan. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor. Nurmalisa, M. 2011. Pengelolaan Panen Tanaman Kelapa Sawit ( Elaeis guineensis Jacq.) di Sungai Bahaur Estate, PT Bumitama Gunajaya Agro, Kota Waringan Timur Kalimantan Tengah. Skripsi. Departemen Agronomi
58
Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor Sunarko.2009. Budi Daya dan Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit dengan Sistem Kemitraan. Agromedia: Jakarta. 177 hal.
59
LAMPIRAN
60
Tabel Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang KHL PT Perdana Inti Sawit Perkasa Tanggal
Uraian Kegiatan
13-02-2012
Perawatan Turnera
14-02-2012
Pengawasan Pemupukan
15-02-2012
Prestasi Kerja (Satuan/HK) Lokasi Penulis Pekerja Standar 20 m 300 m 500 m Jalan Poros C 22, 23 50 kg 900 900 C 27 kg/Hk kg/Hk
Kunjungan ke Koperasi kebun plasma, dan petani plasma 16-02-2012 Pengawasan panen
-
-
-
-
17-02-2012 18-02-2012 19-02-2012 20-02-2012
Survey lahan pengamata Kunjungan ke kantor kebun Libur Pengawasan Pemupukan
50 kg
3200 kg/HK 985 kg/HK
3000 kg/ HK 985 kg/HK
21-02-2012
Infus Akar (unsur Fe)
22-02-2012
Penyemprotan gulma di TPH
5 pokok -
102 pokok 5 keep
100 pokok 5 keep
C 22
23-02-2012
Penyemprotan gulma
0.5 ha
6 ha
6 ha
C 22
24-02-2012
Pemeriksaan jenis vegetasi gulma, analisis vegetasi Pengambilan data, kunjungan laboratorium
-
-
-
-
-
-
D 22 (PKS PT PIS), D 33 PKS PT PIS
25-02-2012
SP – 1, kebun plasma C 29 D 23 PKS PT PIS C 21
D 33
Keterangan
Kendala: cangkul pekerja rusak Jenis pupuk: kieserite, dosis: 0,75kg/pokok
Kendala: Cuaca terik
Jenis pupuk: kieserite, dosis: 0,75kg/pokok Unsur Fe ClCO3 Kendala: Hujan Jenis herbisida Bionasa Kendala: Gerimis Jenis herbisida Bionasa Kendala: Cuaca mendung
61
Tabel Lampiran 2. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Mandor PT Perdana Inti Sawit Perkasa
Tanggal
Uraian Kegiatan
Prestasi Kerja Penulis Jumlah KH yang Luasan Lama diawasi Area Kegiatan (karyawan) 8 35 ha 8 jam
Lokasi
5-03-2012 6-03-2012 7-03-2012 8-03-2012 9-03-2012 10-03-2012 11-03-2012 12-03-2012 13-03-2012 14-03-2012 15-03-2012
Administrasi kebun Administrasi kebun Administrasi kebun Mandor Panen Administrasi Olahraga Libur Babat bahu jalan Administrasi Garuk piringan Dongkel anak kayu
1 2 1
500 m 8 ha 5 ha
5 jam 5 jam 6 jam
Kantor Afd 3 Kantor Afd 3 Kantor Afd 3 D21 – D25 Kantor pusat PISP C 25 C 28 C 30
16-03-2012 17-03-2012 18-03-2012 19-03-2012 20-03-2012
Analisis Vegetasi Buat Plank TPH Libur Mandor Panen Mandor Panen
12 6
48 ha 20 ha
7 jam 9 jam 7 jam
5 jam Kantor Afdeling C34 – C30 C29 - C25
21-03-2012 22-03-2012 23-03-2012 24-03-2012 25-03-2012
Mandor Panen Mandor pemupukan Libur Libur Libur
8 6 -
32 ha 30 ha -
7 jam 5 jam -
C24 – C21 D 29 -
Keterangan
APD tidak dipakai Jalan poros C D 4 ha/HK Flatbad tidak dibersihkan Cuaca terik Berondolan tidak bersih Pupuk MOP -
62
Tabel Lampiran 3. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Assisten
05-04-2012
Uji coba Micron herbi
Prestasi Kerja Penulis Jumlah Luasan Lama Karyawan area kegiatan 1 -
06-04-2012 07-04-2012
Analisis Vegetasi Pengecekan tunasan, daily cost
1
2 ha
7 jam
Libur Evaluasi tunasan hanca tetap, pengecekan untilan, pembuatan takaran pupuk, 10-04-2012 Kalibrasi brondolan dan BJR TBS, pengecekan tunasan dan panen 11-04-2012 Efisiensi, dialog dengan supervisi 12-04-2012 Infus benalu
-
-
-
-
13-04-2012
-
-
-
D 30, Pabrik
33
161.42 ha
9 jam
C 21 – D25, kantor kebun
Tanggal
Uraian Kegiatan
08-04-2012 09-04-2012
Analisis vegetasi, kunjungan pabrik 14-04-2012 Libur 15-04-2012 Libur 16-04-2012 Pengawasan panen dan tunasan, administrasi kebun
Lokasi
Keterangan
B 25
Kendala: metafuron mengendap, penyemprot harus tinggi -
-
B 29 D 27, kantor AFD III Gudang pupuk
-
-
D 34
5 ha
9 jam
D 34, D 33
Penyusunan pelepah tidak di gawangan mati -
D 27
Takaran until harus diperbanyak
Bahan aktif: Garlon 1:1 dengan air 7 blok
63
Tabel Lampiran 3. (Lanjutan)
Tanggal 29-04-2012 30-04-2012 01-05-2012 02-05-2012 03-05-2012 04-05-2012 05-05-2012 06-05-2012 07-05-2012 08-05-2012 09-05-2012 10-05-2012 11-05-2012 12-05-2012
Uraian Kegiatan Libur Penyusunan Laporan Magang Penyusunan Laporan Magang Kunjungan ke Koperasi Plasma Kunjungan ke Koperasi Plasma Perpisahan dengan SMK perdu Penyusunan Laporan Libur Krani Cek Pengawasan panen dan tunasan Penyusunan Laporan Presentasi hasil magang Pamitan Pulang
Prestasi Kerja Penulis Jumlah Luasan Lama KH yang area kegiatan diawasi -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
22
161.23 ha -
8 jam
D 23 – D 27
-
-
-
-
-
Lokasi
Keterangan
64
Lampiran 4. Peta Areal Kerja Kebun Inti PT PISP
Sumber: Kantor Administrasi Kebun PT Perdana Inti Sawit Perkasa
6 4
65
Tabel Lampiran 5. Sifat Utama pada Masing-masing Satuan Peta Tanah (SPT)
SPT
Uraian
Fisiografi
1
Humic Dystrudepts, dalam halus,
Bentuk Wilayah (%)
Bahan Induk
Agak datar (1-3)
Endapan Aluvial
Luas Ha 1,062
% 41.45
1,500
58.55
2,562
100.00
darinase baik, masam, KTK rendah, Kejenuhan basa sangat rendah 2
Typic Dystrudepts, halus, dalam, drainase sedang,
baik,
masam,
Kejenuhan
basa
KTK
Dataran Aluvial Dataran Aluvial
sangat
rendah Total
6 5
66
Tabel Lampiran 6. Data Curah Hujan Kebun PT PIS Tahun 2005 - 2010 BULAN
Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jumlah Rataan Bulanan
HH 9 5 9 7 8 5 7 6 4 10 15 12 97 8
BB BK
2005 CH (mm) 113.90 82.00 204.50 100.50 199.50 62.00 134.00 145.00 49.50 184.00 256.50 192.00 1,723.40 143.62 9 1
HH 8 14 8 9 7 6 3 3 9 7 11 7 92 7
2006 CH (mm) 127.00 349.00 190.00 178.00 173.00 87.00 81.00 101.00 201.00 117.00 130.00 184.00 1,918.00 159.83
HH 6 7 7 9 10 5 9 5 12 10 5 11 96 8
10 0
2007 CH (mm) 199.00 190.00 228.00 307.00 218.00 83.00 156.00 90.00 156.00 226.00 95.00 200.00 2,148. 00 179 9 0
HH 10 9 15 10 7 10 8 8 8 10 4 16 115 9
2008 CH (mm) 165.00 190.00 522.00 250.00 180.00 299.00 485.00 305.00 325.00 370.00 190.00 187.50 3,468.50 289.04 12 0
HH 13 8 14 10 6 3 3 12 7 8 10 19 113 9
2009 CH (mm) 203.50 218.00 356.00 246.00 151.00 60.00 80.00 264.00 183.00 237.00 257.00 330.00 2,585.50 215.46
HH 13 7 10 8 9 10 7 4 11 9 12 11 111 9
10 1
2010 CH (mm) 303.00 180.00 209.00 143.00 96.00 209.00 133.00 86.00 188.00 128.00 123.00 156.00 1,954.00 162.83 10 0
Sumber: Kantor Administrasi Kebun PT Perdana Inti Sawit Perkasa
Rata-rata BB : 10 bulan Rata-rata BK : 0,16 bulan
(Tipe iklim A = daerah sangat basah)
Keterangan : HH
= Hari hujan
CH
= Curah Hujan
BB
= Bulan Nasah
BK
= Bulan Kering
6 6
67
Lampiran 7. Data Produksi, Produktvitas, dan Berat Tandan Rata-rata Tahun 2007 – 2011 Tahun Produksi (Ton) Tanam 2007 2008 2009 2010 2011 1993 12 295.16 11 836.15 10 912.24 10 404.98 11 958.77 1994 17 035.64 14 861.60 15 784.25 14 237.22 16 262.01 1995 54 601.32 52 964.05 50 649.07 46 011.95 53 341.80 1996 37 727.42 39 534.82 35 298.14 30 368.05 32 410.21 1997 52 986.35 63 155.61 56 332.43 44 780.59 52 240.14 1998 12 305.15 16 165.51 18 832.35 13 174.10 15 936.75 1999 9 603.76 12 617.52 10 418.17 8 017.72 11 137.42 2000 4 054.20 5 828.45 5 364.60 6 753.99 10 584.76 2001 2 051.81 1 293.56 1 552.23 1 316.95 2 266.85 2002 1 361.93 1 933.24 2 560.39 2 482.72 3 330.25 2003 237.14 719.64 1 382.11 1 331.65 2 359.50 2004 114.17 458.33 1 302.66 1 749.58 2005 293.07 296.42 791.72 2006 221.34 1 338.51 2 792.20 Sumber : Kantor Kebun, PT Perdana Inti Sawit Perkasa (Mei, 2012)
Produktivitas (ton/ha) 2007 2008 2009 2010 30.43 29.30 27.01 26.08 30.80 26.87 28.54 26.24 29.36 28.48 27.23 21.54 26.76 28.04 25.04 21.54 20.58 24.53 21.88 17.36 15.10 19.84 23.11 24.82 58.59 76.98 63.56 44.91 8.75 12.64 11.58 14.13 22.64 14.27 17.12 14.53 3.26 7.70 10.20 10.87 1.35 4.09 7.87 7.58 2.42 9.75 16.84 0.80 0.87 1.83 5.54
2011 29.97 29.98 28.00 22.99 20.29 21.00 62.39 22.15 25.01 8.43 13.43 22.61 2.32 10.46
2007 20.71 20.59 17.83 14.54 12.99 28.02 26.08 10.74 10.8 2.68 4.49 -
Berat Janjang Rata-rata 2008 2009 2010 21.09 21.14 22.56 21.01 22.21 22.91 18.74 19.75 20.90 17.34 18.07 19.55 14.75 15.74 16,79 15.21 16.14 14.63 15.56 18.54 18.25 13.82 14.85 12.93 9.83 10.41 11.16 7.21 10.03 10.47 5.46 10.03 8.69 3.91 5.68 9.85 5.64 6.62 3.07 6.14
2011 25.51 24.64 22.21 17.61 17.21 15.41 19.12 15.37 13.84 11.80 9.88 11.74 2.65 9.25
6 7
68
Lampiran 8. Struktur Organisasi Kebun dan PKS PT Perdana Inti Sawit Perkasa
Sumber: Kantor Administrasi Kebun PT Perdana Inti Sawit Perkasa
6 8
69
Lampiran 9. Lembar Rencana Kerja Harian (RKH) First Resources Reg. Riau PT Perdana Inti Sawit Perkasa Kebun :
RENCANA KERJA HARIAN TANGGAL : BAG/AFD : NO PERK.
JENIS PEKERJAAN
BLOK NO
FORM UM-01
Lembar
VOLUME KERJA
LUAS
JUMLAH
Disetujui Oleh,
UNIT
HARI KERJA (HK)
BAHAN NAMA
JUMLAH
SATUAN
Dibuat Oleh,
6 9
: 1. Untuk Askep 2. Untuk Asisten
PENGAWAS
ASKEP
Bagian/Afdeling