BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen
adalah
suatu
upaya
kegiatan
untuk
mengarahkan, mengkoordinasi, mengarahkan dan mengawasi dalam mencapai tujuan bersama dalam sebuah organisasi. Manajemen keperawatan adalah upaya staf keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan, pengobatan, dan rasa aman kepada pasien, keluarga, serta masyarakat. Manajemen sangat penting diterapkan di dalam ruangan agar semua kegiatan tertata rapid dan terarah, sehingga tujuan dapat dicapai bersama, yaitu menciptakan suasana yang aman dan nyaman baik kepada sesama staf keperawatan maupun pasien. Dalam pelaksanaan manajemen terdapat model praktik keperawatan professional ( MPKP ) yang di dalamnya terdapat kegiatan ronde keperawatan. Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan dimana perawat primer dan perawat asosiet bekerja sama untuk menyelesaikan masalah klien, dan klien dilibatkan secara langsung dalam proses penyelesaian masalah tersebut. Ronde Keperawatan (Nursing Rounds) adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah k eperawatan klien yang akan dilaksanakan oleh perawat disamping melibatkan klien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan atau perawat konselor, kepala ruangan, perawat associate yang pe rlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2002). Didalam ronde keperawatan terjadi proses interaksi antara perawat
dengan
perawat,
perawat
1
dengan
pasien.
Ronde
keperawatan merupakan prosedur dimana dua atau lebih perawat mengunjungi pasien untuk mendapatkan informasi yang akan membantu dalam merencanakan pelayanan keperawatan dan memberikan kesempatan pada pasien untuk mendiskusikan masalah
keperawatannya
serta
mengevaluasi
pelayanan
keperawatan yang telah diterima pasien. (Kozier et al, 2004) Ronde keperawatan diperlukan agar masalah klien dapat teratasi dengan baik, sehingga semua kebutuhan dasar klien dapat terpenuhi.Perawat professional harus dapat menerapkan ronde
keperawatan,
sehingga
role
play
tentang
ronde
keperawatan ini sangat perlu dilakukan agar mahasiswa paham mengenai ronde keperawatan dan dapat mengaplikasikannya kelak saat bekerja. Berdasarkan data diatas kelompok ingin menulis laporan makalah tentang konsep Ronde keperawatan yang dapat bermanfaat untuk pembaca.
B. Tujuan Pembelajaran 1. Tujuan Umum Mahasiswa dapat mengetahui konsep Ronde keperawatan 2. Tujuan Khusus: a. Diketahuinya definisi ronde keperawatan b. Diketahuinya karakteristik ronde keperawatan c. Diketahuinya tujuan ronde keperawatan d. Diketahuinya manfaat ronde keperawatan e. Diketahuinya tipe-tipe ronde keperawatan f. Diketahuinya tahanpan ronde keperawatan g. Diketahuinya langkah-langkah ronde keperawatan h. Diketahuinya mekanisme ronde keperawatan i. Diketahuinya strategi ronde keperawatan yang efektif j. Diketahuinya hal-hal yang dipersiapkan dalam ronde keperawatan
2
k. Diketahuinya komponen yang terlibat ronde keperawatan l. Diketahuinya langkah-langkah kegiatan ronde keperawatan
3
BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi ronde keperawatan Ronde keperawatan adalah suatu metode pembelajaran klinik yang memungkinkan
peserta
didik
mentransfer
dan
mengaplikasikan
pengetahuan teoritis kedalam praktik keperawatan secara langsung (Nursalam, 2009). Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat disamping melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilaksanakan oleh perawat primer dan konselor, kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2002). Ronde keperawatan adalah pertemuan antara staff yang usai kerja melaporkan pada staf yang mulai kerja tentang kondisi pasien, dengan staf menjelaskan apa yang telah dilakukan dan mengapa dilakukan yang membawa setiap kasus ke dalam kerangka kerja berfikir staf, dan secara sistematis menegakkan kemampuan sistem untuk menangani masalah medis (Chambliss, 1996). Ronde keperawatan merupakan prosedur dimana dua atau lebih perawat mengunjungi pasien untuk mendapatkan informasi yang akan membantu dalam merencanakan pelayanan keperawatan dan memberikan kesempatan pada pasien untuk mendiskusikan masalah keperawatannya serta mengevaluasi pelayanan keperawatan yang telah diterima pasien (Kozier et al, 2004) Ronde keperawatan merupakan proses interaksi antara pengajar dan perawat atau siswa perawat dimana terjadi proses pembelajaran. Ronde keperawatan dilakukan oleh teacher nurse atau head nurs dengan anggota stafnya atau siswa untuk pemahaman yang jelas tentang penyakit dan efek perawatan untuk setiap pasien (Clement, 2011).
4
B. Karakteristik ronde keperawatan Ronde keperawatan mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut ini: 1. Klien dilibatkan secara langsung 2. Klien merupakan fokus kegiatan 3. Perawat aosiaet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama 4. Kosuler memfasilitasi kreatifitas 5. Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet, 6. Perawat primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah. C. Tujuan Ronde Keperawatan Tujuan dari pelaksanaan ronde keperawatan terbagi menjadi 2 yaitu: tujuan bagi perawat dan tujuan bagi pasien. Tujuan ronde keperawatan bagi perawat adalah : 1. Melihat kemampuan staf dalam managemen pasien 2. Mendukung pengembangan profesional dan peluang pertumbuhan 3. Meningkatkan pengetahuan perawat dengan menyajikan dalam format studi kasus 4. Menyediakan
kesempatan
pada
staf
perawat
untuk
belajar
meningkatkan penilaian keterampilan klinis 5. Membangun kerjasama dan rasa hormat, serta 6. Meningkatkan retensi perawat berpengalaman dan mempromosikan kebanggaan dalam profesi keperawatan (Armola et al, 2010) Ronde keperawatan selain berguna bagi perawat juga berguna bagi pasien. Tujuan pelaksanaan ronde keperawatan bagi pasien adalah : 1. Untuk mengamati kondisi fisik dan mental pasien dan kemajuan hari ke hari 2. Untuk mengamati pekerjaan staff
5
3. Untuk membuat pengamatan khusus bagi pasien dan memberikan laporan kepada dokter mengenai, missal: luka, drainasi, perdarahan, dsb. 4. Untuk memperkenalkan pasien ke petugas dan sebaliknya 5. Untuk melaksanakan rencana yang dibuat untuk perawatan pasien 6. Untuk mengevaluasi hasil pengobatan dan kepuasan pasien 7. Untuk memastikan bahwa langkah-langkah keamanan yang diberikan kepada pasien 8. Untuk memeriksakan kondisi pasien sehingga dapat dicegah, seperti ulcus decubitus, foot drop, dsb 9. Untuk membandingkan manifestasi klinis penyakit pada pasien sehingga perawat memperoleh wawasan yang lebih baik 10. Untuk memodifikasi tindakan keperawatan yang diberikan (Clement, 2011) D. Manfaat ronde keperawatan Manfaat dari ronde keperawatan adalah : 1. Ronde
keperawatan
dapat
meningkatkan
keterampilan
dan
pengetahuan pada perawat. 2. Membantu mengembangkan keterampilan keperawatan 3. Membanu mengorientasikan perawat baru pada pasien. Banyak perawat yang baru masuk tidak mengetahui mengenai pasien yang dirawat di ruangan. Dengan ronde keperawatan hal ini bisa dicegah, ronde keperwatan membantu mengorientasikan perawat baru pada pasien 4. Ronde keperawatan juga meningkatkan kepuasan pasien, dengan tindakan ronde keperawatan menurunkan angka insiden pada pasien yang dirawat (Clement, 2011). E. Tipe-tipe Ronde Berbagai macam tipe ronde keperawatan dikenal dalam studi kepustakaan. Diantaranya adalah menurut Close dan Castledine (2005) ada
6
empat tipe ronde yaitu matrons’ rounds,
nurse management rounds,
patient comfort rounds dan teaching nurse. 1. Matron nurse seorang perawat berkeliling ke ruangan-ruangan, menanyakan kondisi pasien sesuai jadwal rondenya. Yang dilakukan perawat ronde ini adalah memeriksa standart pelayanan, kebersihan dan kerapihan, dan menilai penampilan dan kemajuan perawat dalam memberikan pelayanan pada pasien. 2. Nurse management rounds, ronde ini adalah ronde manajerial yang melihat pada rencana pengobatan dan implementasi pada sekelompok pasien. Untuk melihat prioritas tindakan yang telah dilakukan serta melibatkan pasien dan keluarga pada proses interaksi. Pada ronde ini tidak terjadi proses pembelajaran antara perawat dan head nurse. 3. Patient comport nurse, ronde disini berfokus pada kebutuhan utama yang diperlukan pasien di rumah sakit. Fungsi perawat dalam ronde ini adalah memenuhi semua kebutuhan pasien. Misalnya ketika ronde dilakukan dimalam hari, perawat menyiapkan tempat tidur untuk pasien tidur. 4. Teaching rounds dilakukan antara teacher nurse dengan perawat atau mahasiswa perawat, dimana terjadi proses pembelajaran. Teknik ronde ini biasa dilakukan oleh perawat atau mahasiswa perawat. Dengan pembelajaran langsung. Perawat atau mahasiswa dapat langsung mengaplikasikan ilmu yang didapat langsung pada pasien. Daniel (2004) walking round yang terdiri dari nursing round, physician-nurse rounds atau interdisciplinary rounds. Nursing rounds adalah ronde yang dilakukan antara perawat dengan perawat. Physiciannurse adalah ronde pada pasien yang dilakukan oleh dokter dengan perawat, sedangkan interdisciplinary rounds adalah ronde pada pasien yang dilakukan oleh berbagai macam tenaga kesehatan meliputi dokter, perawat, ahli gizi serta fisioterapi.
7
F. Tahapan ronde keperawatan Tahapan ronde keperawatan adalah : 1. Pre-rounds, meliputi: preparation (persiapan), planning (perencanaan), orientation (orientasi). 2. Rounds, meliputi: introduction (pendahuluan), interaction (interaksi), observation (pengamatan), instruction (pengajaran), summarizing (kesimpulan). 3. Post-rounds, meliputi: debriefing (tanya jawab), feedback (saran), reflection (refleksi), preparation (persiapan). Langkah-langkah Ronde Keperawatan adalah sebagai berikut: 1. Persiapan a. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde. b. Pemberian inform consent kepada klien/ keluarga. 2.
Pelaksanaan a. Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan/ telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan. b. Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut. c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer/ perawat konselor/ kepala ruangan tentang masalah klien serta tindakan yang akan dilakukan. d. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan ditetapkan.
3.
Pasca Ronde Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.
4.
Kriteria Evaluasi Kriteria evaluasi pada pelaksanaan ronde keperawatan adalah sebagai berikut.
8
a. Struktur 1. Persyaratan administratif (informed consent, alat dan lainnya). 2. Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde keperawatan. 3. Persiapan dilakukan sebelumnya. b. Proses 1. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir. 2. Seluruh perserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah ditentukan. c. Hasil 1. Klien merasa puas dengan hasil pelayanan. 2. Masalah klien dapat teratasi. 3. Perawat dapat : a. Menumbuhkan cara berpikir yang kritis. b. Meningkatkan cara berpikir yang sistematis. c. Meningkatkan kemampuan validitas data klien. d. Meningkatkan
kemampuan
menentukan
diagnosis
keperawatan. e. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada masalah klien. f. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan. g. Meningkatkan kemampuan justifikasi. h. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
G. Langkah-langkah ronde keperawatan Ramani (2003) menjelaskan tahapan ronde keperawatan adalah (1) pre rounds: preparation (persiapan), plenning (perencanaan),orientasion (orientasi) (2) rounds : introduction(pendahuluan), interaction (interaksi), observation
(pengamatan),
instruction
9
(pengajaran),
summarizing
(kesimpulan) (3) post rounds : debriefing (Tanya jawab), feedback (saran), refrection (refleksi), preparation (persiapan). Bimbauner
(2004)
mengatakan
bagaimana
menyiapkan
ronde
keperawatan yaitu : 1. Before rounds meliputi : a) Persiapan : terdiri dari membuat tujuan kegiatan ronde keperawatandan membaca status pasien dengan jelas sebelum melakukan ronde keperawatan b) Orientasi perawat : terdiri dari membuat, menyadari tujuan : demonstrasi temuan klinis, komunikasi dengan pasien, pemodelan perilaku professional c) Orientasi pasien 2. During rounds meliputi : a) Menetapkan lingkungan : membuat lingkungan yang nyaman serta dorong untuk mengajukan pertanyaan b) Menghormati perawat : hormati mereka seperti pemberi layanan paa pasien, dan pasien perlakukan sebagai manusia, bukan hanya obyek dari latihan mengajar, peka terhadap bagaimana penyakit mempengaruhi kehidupan pasien c) Libatkan semua pasien, bertujuan untuk mengajar semua tingkat peserta didik, dan mendorong semua untuk berpartisipasi d) Libatkan pasien : dorong pasien untuk berkontribusi mengenai masalah
penyakitnya,
dorong
pasien
untuk
mengajukan
pertanyaan tentang maalahnya,dunakan kata-kata yang dapat dimengerti pasien, dsb. 3. After rounds : waktu untuk pertanyaan dan memberikan umpan balik H. Mekanisme ronde keperawatan 1. Perawat membaca laporan mengenai pasien melalui status pasien sebelum melakukan ronde keperawatan. Halini dilanjutkan clament (2011) bahwa perawat sebaiknya melihat laporan penilaian fisik dan psikososial pasien 2-3 menit.selain itu juga perawat menetapkan
10
tujuan yang ingin dicapai ketika pelaksanaan ronde keperawatan. Sebelum menemui pasien, sebaiknya perawat membahas tujuan yang ingin dicapai (clament 2011). 2. Perawat menentukan pasien yang akan dilakukan ronde keperawatan. Hal itu disebut sitorus (2006) sebelumdilakukan ronde perawat primer (PP) menentukan 2-3 klien yang akan dironde dan ditentukan pasien yang akan dironde. Sebaliknya dipilih klien yang perawatan khusus dengan masalah yang relative lebih kompleks(sitorus 2006). 3. Ronde keperawatan dilakukan pada pasien. Perawat melaporkan kondisi, tindakan yang sudah dilakukan dan yang akaan dilakukan, pengobatan, serta rencana yang lain. Clement (2011) saat ronde keperawatan melaporkan tentang kondisi pasien, asuhankeperawatan, perawat medis dan prognosis. Selain itu juga menurut Annual review of
nursing
education
dalam
ronde
keperawatan,
perawat
mendiskusikan diagnosis keperawatan yang terkait, intervensi keperawatan, dan hasil. Mengenai masalah yang sensitive sebaiknya tidak didiskusikan dihadapan klien (sitorus, 2006) I. Strategi ronde keperawatan yang efektif Ramani (2003) menyebutkan ada beberapa
strategi
agar ronde
keperawatan berjalan efektif yaitu : 1. Melakukan persiapan dengan seksama terkait dengan pelaksanaan ronde keperawatan baik waktu pelaksanaan, pasien masalah yang terkait, dan sebagainya. 2. Membuat perencanaan apa yang akan dilakukan meliputi : system apa yang akan diajarkan, aspek-aspek apa yang harus ditekankan: pemeriksaan fisik,melakukan tindakan, dan sebagainya. Rencanakan agar semua aktif terlibat dalam kegiatan, pilih pasien yang akan dilakukan proses pembelajaran, serta tentukan berapa banyak waktu yang harus dihabiskan dengan pasien tertentu. 3. Orientasikan pada perawat tujuan yang ingin dicapai. Kegiatan berikut ini dapat dilakukan selama fase orientasi:
11
1) orientasikan perawat untuk tujuan latihan dan kegiatan yang direncanakan. 2) memberikan peran kepada setiap anggota tim. 3) buat aturan mengenai ronde. 4) setiap diskusi sensitive perlu ditunda dan seluruh tim harus menyadari hal ini. 4. Perkenalkan diri anda dan tim pada pasien meliputi : 1) Memperkenalkan diri kepada pasien 2) Pasien
perlu
diberitahu
bahwa
pertemuan
itu
terutama
dimaksudkan untuk berdiskusi mengenai pemberian perawatan pada pasien 3) Keluarga tidak perlu diminta untuk pergi jika pasien ingin untuk ditemani 5. Meninggalkan waktu untuk pertanyaan,klarifikasi, menempatkan pembacaan lebih lanjut. Fase ini terjadi diluar ruangan, keluar dari pasien
jarak
pendengaran.
Ini
adalah
kesembatan
untuk
mendiskusikan aspek sensitive dari riwayat pasien. 6. Evaluasi pelaksanaan yang telah dilakukan. Mulai persiapan untuk pertemuan berikutnyadengan merefleksikan pada diri mengenai hasil ronde yang telah dilakukan. J. Hal yang dipersiapkan dalam ronde keperawatan Supaya ronde keperawatan yang dilakukan berhasil, maka bisa dilakukan persiapan sebagai berikut: 1. Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah yang langka). 2. Menentukan tim ronde keperawatan. 3. Mencari sumber atau literatur. 4. Membuat proposal. 5. Mempersiapkan klien : informed consent dan pengkajian.
12
6. Diskusi : apa diagnosis keperawatan ?; Apa data yang mendukung ?; Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan?; Apa hambatan yang ditemukan selama perawatan? K. Komponen terlibat dalam ronde keperawatan Komponen yang terlibat dalam kegiatan ronde keperawatan ini adalah perawat primer dan perawat konselor, kepala ruangan, perawat associate, yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan lainnya. 1. Peran Ketua Tim dan Anggota Tim a. Menjelaskan keadaan dan data demografi klien. b. Menjelaskan masalah keperawata utama. c. Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan. d. Menjelaskan tindakan selanjutnya. e. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil. 2. Peran Ketua Tim Lain dan/Konselor Perawat primer (ketua tim) dan perawat asosiet (anggota tim) Dalam menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah peranan yang bisa untuk memaksimalkan keberhasilan yang bisa disebutkan antara lain : a. Menjelaskan keadaan dan adta demografi klien b. Menjelaskan masalah keperawatan utama c. Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan d. Menjelaskan tindakan selanjtunya e. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil Peran perawat primer (ketua tim) lain dan atau konsuler a. Memberikan justifikasi b. Memberikan reinforcement c. Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta tindakan yang rasional d. Mengarahkan dan koreksi e. Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari 13
Selain perawat, pasien juga dilibatkan dalam kegiatan ronde keperawatan
ini
untuk
membahas
dan
melaksanakan
asuhan
keperawatan. 3. Kriteria Pasien Pasien yang dipilih untuk yang dilakukan ronde keperawatan adalah pasien yang memiliki kriteria sebagai berikut : a. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan tindakan keperawatan b. Pasien dengan kasus baru atau langka. L. Langkah-langkah kegiatan ronde keperawatan Tahap pra……….
PP
PENETAPAN PASIEN
PERSIAPAN PASIEN : o Informed consent o Hasil pengkajian/validasi data
Tahap Pelaksanaan di nurse station… PENYAJIAN MASALAH MASLA
Apa diagnosis keperawatan Apa data yang mendukung Bagaimana intervensi yang dilakukan ? Apa hambatan yang ditemukan ?
VALIDASI DATA MASLA Diskusi PP Konselor, KARU
Tahap Pelaksanaan di kamar pasien…………………………
Lanjutan - diskusi di nurse station
14
Kesimpulan dan Rekomendasi Pasca Ronde……………………………………………. Solusi masalah
15
BAB III PEMBAHASAN A. Pembahasan jurnal Ronde keperawatan dan pendokumentasian asuhan keperawatan merupakan bagian dari kualitas pelayanan keperawatan di RSUD Kota Depok yang perlu dioptimalkan. Program pengoptimalan peran perawat dalam pelayanan keperawatan perlu dilakukan secara bertahap, sehingga dibutuhkan proses perencanaan yang matang dan kontinyu, salah satu nya
adalah
melalui pelaksanaan
pendokumentasian
asuhan
ronde
keperawatan
keperawatan secara
dan
optimal.
Untuk
optimalisasi tersebut RSUD kota Depok melakukan bencmark dan study literatur, sehingga buku panduan, SOP, dan pedoman terkait bisa dibuat sebagai langkah
awal
pengoptimalan
pelaksanaan ronde dan
pendokumentasian. Berdasarkan hasil kuesioner yang diberikan kepada perawat di ruangan sejumlah 21 orang, diperoleh data bahwa perawat sebagian besar berjenis kelamin perempuan (85,7%). Perawat memiliki
usia
rata rata berumur 31 sd 40 tahun dengan latar belakang pendidikan D3 keperawatan. Perawat di RSUD Kota Depok sebagian besar baru bekerja kurang dari 5 tahun (85,7%). Selain dari data dasar, terkaji juga pengetahuan perawat tentang pelaksanaan ronde keperawatan dan pendokumentasian asuhan
keperawatan
melalui
kuesioner,
data di
peroleh terjadi peningkatan pengetahuan terkait definisi, tujuan, waktu, prosedure pelaksanaan. Dari sebelum 68% menjadi 85%. Pelaksanaan ronde keperawatan merupakan strategi yang efektif untuk melakukan perubahan
dalam
melakukan perawatan
kepada
pasien. Hal
ini
merupakan peningkatan yang baik yang dapat menunjukkan bahwa impelementasi yang
dilakukan
dinilai
efektif
untuk meningkatkan
pengetahuan perawat, serta menunjukan bahwa kepala ruangan, ketua tim
16
dan
perawat
menyadari
tentang pentingnya
pelaksanaan
ronde
keperawatan bagi perawat dan pasien di ruangan. Ronde pengetahuan
keperawatan pada
akan meningkatkan
keterampilan
dan
perawat menyebutkan manfaat ronde keperawatan
adalah membantu mengembangkan keterampilan keperawatan. Selain itu juga dengan adanya ronde keperawatan akan menguji pengetahuan perawat. Melalui ronde keperawatan, evaluasi kegiatan, rintangan yang dihadapi oleh perawat atau keberhasilan dalam asuhan keperawatan dapat dinilai. Ronde keperawatan juga meningkatkan kepuasan pasien. Penelitian ronde keperawatan meningkatkan kepuasan pasien lima kali dibanding
tidak dilakukan ronde keperawatan.Hal
lain
yang
perlu
diperhatikan adalah target kelengkapan dokumentasi, dimana RSUD Kota Depok memiliki target capaian kelengkapan dokumentasi sebesar 100%, sedangkan yang tercapai baru 70%. Hasil wawancara dengan kepala
bidang
keperawatan,
mengatakan pendokumentasian
belum
optimal masih ditemukan kesalahan dan kelalaian perawat, terutama dalam
pengisian catatan perkembangan pasien terintegrasi. Hal
ini
didukung juga hasil observasi, ditemukan catatan yang masih kosong, penulisan tidak jelas dan pencatatan tidak sinkron. Kualitas pelayanan keperawatan merupakan
fokus utama kegiatan pengelolaan bidang
keperawatan, terwujudnya pelayanan keperawatan yang berkualitas melalui
pelaksanaan
program
pengendalian
mutu
yang
berkesinambungan, keterlibatan, dan komitmen seluruh staf keperawatan serta peran pimpinan sebagai motivator. Ronde keperawatan
dan
kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan merupakan bagian dari
kualitas
pelayanan keperawatan
di
rumah
sakit.
Dukungan
manajemen, pengaruh rekan, serta interaksi dalam kelompok memiliki dampak
terhadap peningkatan
motivasi.
Fungsi
pengarahan dari
kegiatan keperawatan yang dapat meningkatkan kepuasan kerja perawat adalah ronde keperawatan. Dalam ronde terjadi proses komunikasi, interaksi
yang
bias meningkatkan
17
motivasi,
produktivitas
serta
kepuasan kerja. Pelaksanaan
pendokumentasian
yang tidak
lengkap
dapat dipengaruhi karakteristik individu. Karakteristik
perawat
menurut Kane,
Shamliyan,
Mueller,
Duval, dan Wilt (2007) adalah meliputi usia, pengalaman atau masa kerja dan pendidikan. Berdasarkan data dari kuesioner, sebagian besar perawat (85,7%) berpendidikan D3 Keperawatan dan memiliki masa kerja kurang dari 5 tahun. Pelatihan perawat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan praktek dokumentasi telah menjadi strategi banyak digunakan. Lingkungan tempat kerja dapat berkontribusi untuk dokumentasi tidak optimal.beban kerja yang dokumentasi
melelahkan, bahasa
fragmentaris
berat,
bentuk
(yaitu
bahasa
dokumentasi yang tidak dipahami di luar konteks lokal), sumber daya yang tidak memadai, dan budaya rumah sakit semua dampak kualitas dokumentasi perawat
(10).Untuk
mencapai
target
cakupan
pendokumentasian di RSUD Kota Depok 100% perlu dilakukan tindak lanjut seperti pelatihan ulang, motivasi (reward) dan monitoring berkala dalam pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan. SPO dan panduan yang telah dibuat harus disosialisasikan kepada seluruh kepala ruangan
dan
ketua
tim.
Sosialisasi dimaksudkan
untuk
meningkatkan pemahaman dan mengurangi kebingungan bagi perawat dalam pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan. Sosialisasi dapat memfasilitasi proses komunikasi serta pertukaran informasi, khususnya penggunaan media yang modern memungkinkan perawat mengurangi kebingungan dan stress.
18
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Ronde keperawatan adalah suatu metode pembelajaran klinik yang memungkinkan
peserta
didik
mentransfer
dan
mengaplikasikan
pengetahuan teoritis kedalam praktik keperawatan secara langsung (Nursalam, 2009). Ronde keperawatan mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut ini: Klien dilibatkan secara langsung, klien merupakan fokus kegiatan, perawat aosiaet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama. Ramani (2003) menjelaskan tahapan ronde keperawatan adalah (1) pre rounds: preparation (persiapan), plenning (perencanaan),orientasion (orientasi) (2) rounds : introduction(pendahuluan), interaction (interaksi), observation
(pengamatan),
instruction
(pengajaran),
summarizing
(kesimpulan) (3) post rounds : debriefing (Tanya jawab), feedback (saran), refrection (refleksi), preparation (persiapan).
19
DAFTAR PUSTAKA Nursalam. (2002). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik keperawatan Profesional. Jakarta : Selemba medika. Nursalam, Efendi, F. (2009). Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Bimbauner
,.
D,.
M.
(2004)
Bedside
Teaching
http;//archieve.cordem.Org/facdev/2004 meeting/biml.doc. Clament, I. (2011). Management nursing services and education. Adition 1, india: Elsevier. Rohita, tita dan Krisna Yetti. (2017). Peningkatan Kualitas Pelayanan Keperawatan Melalui Ronde dan Pendokumentasikan. Jurnal Dunia Keperawatan, vol 5, No 1 : 50-55.
20