PRAKTIKUM FARMASETIKA SEDIAAN STERIL “PEMBUATAN SEDIAAN SEDIAAN SUSPENSI HIDROCORTISONE ASETAT 2,5 %”
Oleh: Ani M!"##in"h
$$22$$$&'
Li(" F"i)*
$$22$$$55
N)l F")i+"h
$$22$$$&
A-"li" Anni*".i)"
$$22$$$5
F"/hi0"h A M"li+i#"h M"li+i# "h
$$22$$$'
Ell# Fe!)i T
$$22$$$'$
FAKULTAS FAKULTAS FARMASI UNI1ERSITAS EMBER 2$&
$3 TUUAN 1.1. 1.1.
Mema Memaha ham mi dan dan mam mampu melak elakuk ukan an pem pembuat buatan an sedi sediaa aan n ster steril il deng dengan an tekn teknik ik
aseptis. 1.2. 1.2.
Mema Memaha ham mi dan dan mam mampu membu embuat at inje injeks ksii hid hidro roko kort rtis ison on aset asetat at suspe uspens nsi. i.
23 TEORI DASAR Hidrokortison asetat digunakan pada heumatoid arthritis sebagai antiinflamasi dan immunosuppresif. Hidrokortison asetat bekerja dengan mengganggu antigen T limfosit, menginh menginhibis ibisii prostagl prostaglandi andin n dan sintesis sintesis leukotr leukotrin, in, menghibi menghibisi si neutrofi neutrofill dan turunan turunan monosit monosit superoks superoksida idaradi radikal. kal. Hidroko Hidrokorti rtison son asetat asetat juga menggan mengganggu ggu migrasi migrasi seldan seldan menyebabkan redistribusi monosit, limfosit, dan neutrofil, sehingga mengumpulkan respon inflamasi dan autoimun. Suspensi hidrokortison asetat steril digunakan untuk mengobati rheumatoid pada sendi dan penggunaannya disuntikkan di intraartikular. Inflamasi kronik jaringan sinovial yang yang melap melapisi isi kapsul kapsul sendi sendi dihas dihasilk ilkan an dalam dalam prolif prolifera erasi si jari jaringa ngan n ini. ini. ara arakte kteri risti stik k sino sinovi vium um yang yang meng mengal alam amii prol prolif ifer eras asii dari dari rheu rheuma mato toid id dise diseut ut pannus. pannus. Pannus ini menyeran menyerang g kartilag kartilago o dan akhirnya akhirnya permukaa permukaan n tulang, tulang, memprod memproduksi uksi erosi erosi tulang tulang dan kartilago dan menyebabkan kerusakan sendi. !"ipiro, 2##$% Sendi Sendi sinovi sinovial al adala adalah h sendi sendi yang yang paling paling umum umum dari dari keran kerangka gka apendi apendikul kular ar manus manusia. ia. Meski Meskipun pun sendi sendi ini diangg dianggap ap berg berger erak ak bebas, bebas, tingk tingkat at kemung kemungki kinan nan gerak gerak bervariasi sesuai dengan desain struktural individu dan fungsi utama !gerakan stabilitas%. omponen dari sendi sinovial yang khas men&akup unsur'unsur tulang, tulang subkondral, artilago artilago artikular, membran membran sinovial, kapsul sendi fibroligament fibroligamentous, ous, dan reseptor sendi artikular. (air (airan an sino sinovi vial al digu diguna naka kan n seba sebaga gaii pelu peluma mass send sendii atau atau seti setida dakn knya ya untu untuk k berinteraksi dengan tulang ra)an artikular untuk mengurangi gesekan antara permukaan sendi. sendi. !Tor !Tortora tora *. +., "erri& "erri&kson kson , 2##-%. 2##-%. ungsi ungsi &airan &airan sinovial sinovial meliput meliputii menguran mengurangi gi gesek gesekan an dimana dimana &airan &airan sinov sinovial ial akan akan melum melumas asii sendi sendi,, shock absorption absorption yaitu aitu seba sebaga gaii &airan &airan dilatan dilatant, t, &airan &airan sinovia sinoviall ditanda ditandaii dengan dengan menjadi menjadi lebih kental kental di ba)ah ba)ah tekanan, tekanan, &airan &airan sinovial sinovial dalam dalam sendi diarthroti diarthroticc menjadi tebal saat diterapkan untuk melindungi sendi dan selanjutnya menipis keviskositas normal untuk melanjutkan fungsi pelumas. Selain itu digunakan pula untuk transportasi nutrisi dan limbah dimana &airan mensuplai oksige oksigen n dan nutri nutrisi si dan mengh menghil ilang angka kan n karbon karbon dioks dioksid idaa dan limbah limbah metab metaboli olik k dari dari kondrosit dalam kartilago. +aringan sinovial terdiri dari jaringan ikat vas&ulari/ed vas&ulari/ed yang
tidak memiliki membran basement . "ua jenis jenis sel !tipe !tipe 0 dan tipe % yang hadir hadir Tipe 0 berasal dari monosit darah. Tipe menghasilkan &airan sinovial. (airan sinovial terbuat dari dari asam asam hial hialur uron onat at dan dan lubr lubri& i&in in,, prot protei eina nase se,, dan dan kola kolage gena nase se.. (air (airan an sino sinovi vial al menunjukkan menunjukkan karakteristik karakteristik aliran non'e)tonian3 non'e)tonian3 koefisien viskositas tidak konstan dan &airan &airan tidak tidak linear linear kental. kental. (airan (airan sinovial sinovial memilik memilikii karakte karakterist ristik ik tiksotro tiksotropi3 pi3 viskosit viskositas as menurun dan menipis &airanselama stres berlanjut.
*ambar 1. (airan Sinovial
*ambar 2. Struktur komponen (hondroitin dan keratin
*ambar 4. Model 5ubrikan 6ntuk Sendi Sinovial
7iskositas &airan sinovial hampir seluruhnya tergantung pada keberadaan asam hialuronat. 0da dua faktor yang menentukan viskositas &airan sinovial yaitu 1%
onsentrasi asam hialoronat dalam &airan
2%
8olimerisasi dari molekul asam hialuronat !+ebens,et al,1-9-%.
8enelitian sebelumnya menunjukkan bah)a viskositas &airan sinovial yang diperoleh dari pasien dengan efusi sendi yang terkait dengan penyakit jaringan ikat akan menurun.
8ada pasien :steoarthitis maupun trauma sendi terdapat perbedaan pH &airan sinovial jika dibandingkan manusia normal. 8erbedaan tersebut adalah sebagai berikut
!+ebens, et al,1-9-%
43 PERMASALAHAN DAN PENELESAIAN Pe)0"*"l"h"n •
Hidrokortison asetat tidak larut dalam air.
•
Sediaan harus dapat melalui syiringe injeksi 1$'21 gauge
Pen#ele*"i"n •
"ibuat sediaan suspensi, karena jika obat tidak larut didispersikan kedalam basis yang disterilkan dengan panas kering dan di&ur se&ara aseptis dengan obat dan tambahan yang steril.
•
6kuran partikel suspense hidrokortison yang akan dibuat hendaklah lebih ke&il atau sama dengan ukuran suspensi yang ideal dan dapat mele)ati syringe injeksi ukuran tersebut. :leh karena itu, dalam proses pembuatan dilakukan proses penge&ilan ukuran partikel bahan aktif dengan &ara digerus. esetaraan ukuran syringe 1$ ' 21 gauge sama dengan 1,2;1,4 mm < #,$ mm !))).unimed.&h%. Sedangkan menurut Martin et al., 1--4 sediaan suspensi yang ideal memiliki ukuran partikel sebesar #,9 < 1,# =m atau #,###9 < #,#1 mm.
&3 PRAFORMULASI BAHAN AKTIF o.
ahan 0ktif
>fek 6tama
1.
Hidrokortison
"iberikan se&ara per
>fek samping
serbuk hablur putih ;
kelarutan pada suhu
oral bebas alkohol
lebih ke&il pada
hampir putih. Tidak
29@( adalah #,2$
terutama untuk terapi
kulit dan ke&il
berbau, rasa pahit,
mg;ml dalam air 3 19
pengganti pada
kemungkinan
berbentuk polimorf
mg;ml dalam etanol 3
insufisiensi
mengakibatkan
!Martindale, 1949%
A,2 mg;ml dalam etanol
adrenokortikal akut
supresi adrenal
3 -,4 mg;ml dalam
atau kronis.
daripada
aseton 3 1,A mg;ml
kortikosteroid
dalam kloroform 3 B2,4
topikal lainnnya.
mg;ml dalam eter dan
8enggunaan 2# sampai 4# mg per hari !umumnya digunakan dalam 2 dosis, pagi hari lebih besar dan malam hari lebih ke&il%. 6ntuk anak'anak diberikan ?##'$##
>fek Samping
arakteristik isik
arakteristik imia
12,B mg;ml dalam propilenglikol. 5arut dalam asam sulfat pekat dengan memberikan fluoresensi hijau yang kuat !Stabilitas :bat
mikrogram;kg
imia)i, 494% tidak larut dalam air,
perhari dalam 2 atau
sedikit larut dalam
4 dosis terbagi,
alkohol dan aseton,
adjust jika
sedikit larut dalam
Sifat 5ain
diperlukan.
diklorometana !8h.>ur
8enambahan sodium
A,2%
klorida mungkin dibutuhkan jika terjadi sekresi aldosteron defektif, tetapi aktivitas mineralokortikostero id umumnya 2
Hidrokortison
ortikosteroid !8
!sama dengan
0setat
2##A% dimana dapat
Hidrokortison%
dibuat menjadi ' sediaan injeksi berupa suspense !sebagai kortikosteroid% ' Ear Drops bersama eomy&in !sebagai kortilosteroid dan antibakteri ' Salep !sebagai kortikosteroid%
' 8enampilan putih atau ' Rumus molekul : hampir putih, serbuk
C23H32O6
ristal !(larke, 2##4% ' BM : 404,5 ' Kelarutan : praktis
'5indungi dari &ahaya 'Stabilitas stabil, sensitive
tidak larut dalam
terhada
air, sedikit larut
&ahaya dan
dalam etanol
kelembaban,
anhidrat dan
inkompatibel
dalam metilene
dengan agen
klorida
pengoksidasi
' itik le!ur : 220oC,
den"an dekomposisi
kuat 'esetaraan dengan 1##
' Salep bersama
#Clarke, 2003$
mg
eomy&in !sebagai
hidrokortison
kortikosteroid dan
adalah 112 mg
antibakteri% 'rim !sebagai
'"igunakan untuk injeksi
kortikosteroid%
intraartikular
!8 2##A%
dengan dosis 9'9# mg tergantung ukuran sendi !Martindale, 2##-% ' pH Hidrokortison asetat suspense injeksi antara 9,#' B,# !6S8 2-
' Injeksi suspense memiliki viskositas antara 19 hingga $# &entipoise pada
suhu 29C( !(hronin +ohn p. et al, 1-9-. Low Viscosity CMC Pharmaceutica l Vehicle.6nited State 8atent :ffi&e% 4
Hidrokortison
Sebagai
!sama dengan
uteprate
antiinflamasi !untuk
Hidrokortison%
topi&al% tergantung pada pemba)a,
'
' Rumus Kimia :
'8enyimpanan
C2%H40O&
pada suhu
' BM : 4%%,6'3
#(u!Chem$
ruang '
iasanya
tempat
igunakan
aplikasi,konsentrasi
dalam sediaan
!0HS "rug
topi&al seperti
Information, 2##A%
krim atau salep dengan rentang dosis #,1 < 2,9 D !martindale, 2##-% ' esetaraan
dengan 1## mg Hidrokortison adalah 149 mg !Martindale, ?
Hidrokortison
!sama dengan
!sama dengan
hydrogen
Hidrokortison%
Hidrokortison%
su&&inate
' Bu!uk hi"roskopis
' (raktis tidak larut
2##-% ' Simpan dalam
putih atau hampir
dalam air) +arut
)adah kedap
putih)
dalam alkohol
udara.
#(h)*ur)6)2$
dehidrasi dan
5indungi dari
dalam aseton)
&ahaya.
+arut dalam
!8h.>ur.A.2%
larutan ener kar!onat alkali dan hidroksida alkali #(h)*ur)6)2$ 9
Hidrokortison
!sama dengan
!sama dengan
sodium fosfat
Hidrokortison%
Hidrokortison%
'ubuk higroskopis putih ' Mudah larut dalam air, ' 5indungi dari atau hampir putih !8
praktis
2##
%$alkohol dehidrasi dan
' Serbuk ber)arna putih
dalam
larut
dalam
kloroform.
sampai kuning terang.
#,9D larutan dalam
Tidak berbau atau
air
hampir tidak berbau.
B,9'-,# !8 2##
%$mempunyai
pH
&ahaya. !8 2##
%$ Sangat higroskopis.
' elarutan dalam air
!6S8 41%
11,9 3 sedikit larut dalam alkohol praktis tidak larut dalam kloroform, dalam dioksan dan dalam eter. !6S8 41%
A
Hidro&ortison
!sama dengan
!sama dengan
er)arna
e Sodium
Hidrokortison%
Hidrokortison%
higroskopis dan bentuknya
perbandingan 14 dan
dijadikan
serbuk
larut
sediaan
Su&&intae
putih, ' 5arut dalam air dengan '
kristalin
atau
serbuk amorf. Titik leleh
dengan
1A-C(
14?3
hingga
1B2
C(
dalam
etanol
perbandingan praktis
intramus&ular
tidak
!(larkeEs 0nalysis of "rug
larut dalam kloroform
and 8otions3 2##9%..
dan eter. Tidak stabil
absorpsinya tergolong &epat
dalam bentuk larutan
!martindale,
!(larkeEs 0nalysis of "rug
and
'
' Sedikit larut dalam aseton !Martindale, 6S8 41%
2##-%
8otions3
2##9%.
2##-3
0pabila
"isimpan dalam )adah kedap udara dan terhindar dari &ahaya !martindale, 2##-%.
'
esetaraan dg hidrokortison 14? mg
'
"igunakan pada sediaan injeksi untuk keadaan emergen&y karena larut air dan absorbsinya &epat
' iasanya
digunakan pada injeksi untuk jaringan yang lunak dengan dosis 1##mg' 2##mg !martindale, B
Hydro&ortiso
!sama dengan
!sama dengan
' 8raktis tidak larut dalam
'
erbentuk
serbuk '
2##-% iasanya
ne 7alerate
Hidrokortison%
Hidrokortison%
air, larut dalam etanol
kristalin
dan metanol3 sedikit
putih, titik leleh 21B '
dalam sediaan
larut
2# C(% !6S8 S"S
topi&al seperti
dalam
propylengly&ol !6S8
ber)arna
igunakan
6S%
krim atau
S"S 6S%
salep dengan rentang dosis #,1 < 2,9 D !martindale, 2##-% '
esetaraan dengan hidrokortison sebesar 124mg !martindale,
$
Hydro&ortiso
6ntuk penggunaan
>fek samping
8utih, tidak berbau,
8raktis tidak larut
2##-% Hidrokortison
ne utyrate
topikal mengatasi
lebih ke&il pada
berbentuk serbuk kristal.
dalam air, larut dalam
butirat 11- mg
gangguan kulit,
kulit dan ke&il
al&ohol, dalam aseton,
setara dengan
sediaan dalam
kemungkinan
dan dalam metal'
1## mg
bentuk krim, salep,
mengakibatkan
alkohol. Mudah larut
hidrokortison.
atau lotion.
supresi adrenal
dalam kloroform,
onsentrasi
daripada
penggunaan pada
kortikosteroid
sedikit larut dalam eter.
topikal lainnnya. -
Hydro&ortiso
"iberikan se&ara per
!sama dengan
ne (ipionate
oral bebas alkohol
Hidrokortison%
umumnya dari #.1 hingga 2.9D.
'
'
Hidrokortison &ipionat 14? mg
terutama untuk terapi
setara dengan
pengganti pada
1## mg
insufisiensi
hidrokortison.
adrenokortikal akut atau kronis. 8enggunaan 2# sampai 4# mg per hari !umumnya digunakan dalam 2 dosis, pagi hari lebih besar dan malam hari lebih ke&il%. 6ntuk anak'anak diberikan ?##'$## mikrogram;kg perhari dalam 2 atau 4 dosis terbagi,
adjust jika diperlukan. 8enambahan sodium klorida mungkin dibutuhkan jika terjadi sekresi aldosteron defektif, tetapi aktivitas mineralokortikostero id umumnya digunakan sebagai suplemen seperti fludrokortison asetat se&ara per oral. ondisi yang sama juga digunakan untuk memperbaiki defisiensi glukokortikoid dalam penurunan kadar garam dari &ongenital adrenal
hyperplasia.
53 ALASAN PEMILIHAN BAHAN AKTIF a. Sediaan yang akan dibuat diindikasikan untuk mengobati rheumatoid pada sendi. "engan demikian dibuat sediaan injeksi lokal bukan sistemik dengan harapan efek langsung pada sendi dan tidak berefek pada organ lain sehingga mengurangi efek samping. b. "ipilih hidrokortison asetat karena obat inilah yang biasanya digunakan untuk injeksi se&ara lo&al dimana penggunaannya se&ara intraartikular. &. Sediaan dibuat suspense agar dapat berefek se&ara long acting !sehingga tidak diinjeksi berkali'kali% dan hidrokortison asetat terabsorbsi se&ara lambat apabila diadministrasikan se&ara intraartikular. d. 8ada sediaan injeksi yang akan kami buat mengandung hidrokortison asetat sebesar 2,9 D !29 mg;ml%. Hidrokortison 2,9D artinya 2,9 g dalam 1## ml. Sehingga tiap ml mengandung 29 mg hidrokortison. 2,9 D
2,5 g
100 ml
F
2500 mg 100 ml
F
25 mg 1 ml
Menurut !ritish ational ormulation % edisi 9B hal 9A2, dosis hidrokortison asetat sebagai sediaan yang diadministrasikan se&ara intra'artikular atau injeksi intrasinovial memiliki dosis sebesar 9 < 9# mg tergantung dari ukuran sendi, interval pemberian selama 21 hari, dan dalam sehari tidak boleh lebih dari 4 sendi yang menerima terapi atau injeksi. Menurut "ipiro et al ., 2##$, suntikan intraartikular kortikosteroid dapat digunakan untuk mengobati sinovitis dan rasa sakit pada persendian. Gute intraartikular lebih disukai karena efek samping sistemik yang lebih ke&il dibanding rute lain. +ika berkhasiat, suntikan intraartikular dapat diulang setiap 4 bulan. Tetapi tidak ada satu sendi yang disuntikkan lebih dari dua sampai tiga kali per tahun karena dapat meningkatkan resiko kerusakan sendi dan atrofi tendon. +aringan lunak seperti tendon dan bursae juga dapat disuntikkan untuk mengontrol rasa sakit dan peradangan yang terkait dengan struktur ini !"ipiro et al., 2##$%. "osis a. "osis hidrokortison asetat bila digunakan untuk injeksi intraartikular adalah 9'9# mg tergantung ukuran sendi.
b. Sediaan dibuat 2 vial dengan kandungan 2,9D dengan volume masing'masing 1# m5. Sehingga dalam 1# m5 sediaan mengandung 29 mg hidrokortison asestat.
3 PRAFORMULASI BAHAN TAMBAHAN 0. 0*> T:ISIT0S 1. *liserin 'ungsi
8enga)et, &osolvent3 emollient3 hume&tant3 plasti&i/er3 pelarut3 pemanis3 agen tonisitas. !H8>, 2##-3 2$4%
'Sifat fisika
&airan jernih tidak ber)arna tidak berbau manis diikuti rasa hangat !I III3 2B1%
'Sifat kimia
dapat ber&ur air dan et:H -9D, praktis tidak larut dalam (H(l4! I III3 2B1%
'Sifat isika imia !H8> 2##-, 2$4% '
8emerian bening, tidak ber)arna,tidak berbau, vis&ous, larutan higroskopis3 rasa manis #,A sukrosa
'
elarutan
'
Stabilitas *liserin bersifat higroskopis, gliserin terdekomposisi dengan pemanasan dan berubah menjadi a&rolein toksik, &uran gliserin dengan air, alkhohol -9D dan propilen glikol stabil se&ara kimia. *liserin mengalami kristalisasi pada suhu rendah
'
(ara sterilisasi '
'
Inkompatibilitas *liserin dapat meledak jika di&ur dengan agen pengoksidasi kuat seperti &hromium trioide, potassium &hlorate, or potassium permanganate.
"engan adanya &ahaya, gliserin berubah )arna menjadi hitam atau ketika kontak dengan /in& oide or basi& bismuth nitrate. '
onsentrasi '
2. Hydroypropyl etade !H8> 2##-, 419% '
ungsi agen pengompleks3 enhan&er3 release'modifying agent3 seuestering agent3 solubili/ing agent3 stabili/ing agent3 agen tonisitas. Sifat isika imia
'
8emerian putih sampai hampir putih, amorf dan serbuk kristal.
'
elarutan mudah larut dalam air dan propilen glikol. 5arut dalam metanol, dimethyl sulfoide dan dimethylformamide.
'
Stabilitas Simpan dalam )adah tertutup
'
Inkompatibilitas '
'
onsentrasi '
4. Mannitol !H8> 2##-, ?2?% '
ungsi 8engisi3 plasti&i/er3 agen pemanis3 pengisi tablet dan kapsul3 agen terapetik 3 agen tonisitas. Sifat isika imia '
8emerian putih, tidak berbau, serbuk kristalin, or freeflo)ing granules. Mempunyai rasa manis, polimorfism.
'
elarutan
'
Stabilitas manitol stabil pada keadaan kering. 5arutan disterilisasi dengan filtrasi dan autoklave.
'
Inkompatibilitas 5arutan Mannitol, 2#D );v, mengalami salting out dengan adanya (l atau a(l. Manitol 29D );v mengalami pengendapan jika kontak dengan
plastik. Sodium &ephapirin at 2 mg;m5 and 4# mg;m5 in&ompatibel dengan larutan mannitol 2#D );v. Mannitol is inkompatibel dengan infus ylitol dan membentuk kompleks dengan logam seperti aluminum, tembaga, and besi. Mannitol menurunkan bioavaibilitas oral dari &imetidine dibanding su&rose. '
onsentrasi '
?. a(l !H8> Ath, 2##- A4B% ' ungsi 0gen tonisitas !H8> Ath, 2##- A4B% ' onsentrasi untuk injeksi J #,-D );v. +adi pada resep, konsentrasi a(l sesuai '
dengan literatur 8emerian serbuk kristal, tidak ber)arna atau )arna putih, rasa asin, dalam kondisi padat tidak mengandung air meskipun mengkristal pada suhu di ba)ah #o(, garam
'
mengkristal sebagai dihidrat. elarutan 12,$ dalam air3 12,A dalam air mendidih3 11# dalam gliserin3 129#
'
dalam etanol. Stabilitas Stabil tetapi saat disimpan menyebabkan pemisahan partikel padat dari
' '
)adah gelas tertentu, sebaiknya disimpan dalam )ada h tertutup, sejuk dan kering. (ara sterilisasi 0utoklaf;filtrasi Inkompatibilitas 5rutan a(l korosif terhadap besi, bereaksi membentuk endapan dengan perak, timbal dan garam merkuri3 oksidator kuat membebaskan klorin dari pengasaman larutan a(l3 5arutan a(l menurunkan kelarutan dari metil paraben3 viskositas karbomer gel dan larutan hidroksi etil selulosa atau hidroksi propil selulosa berkurang dengan penambahan a(l.
. 0H0 T0M0H0 S6S8>"I* 0*>T 1. (M('a !H8> Ath >dition, 2##-11$% 0. Tinjauan armakologi ' ungsi Suspending agent, agen peningkat viskositas ' >fek samping Geaksi hipersensitivitas dan anafilaksis . Tinjauan Sifat isika imia ' 8emerian 8utih sampai hampir putih, tidak berbau, tidak berasa, bersifat higroskopis setelah '
pengeringan. elarutan 8raktis tidak larut dalam aseton, etanol -9D, eter, dan toluena. Mudah didispersikan
'
dalam air pada semua temperatur membentuk koloidal. Stabilitas (M('a stabil meskipun higroskopis. "iba)ah kondisi kelembaban tinggi, dapat menyerap K 9#D air, larutan stabil pada pH 2'1#, presipitasi terjadi diba)ah pH 2 dan viskositas menurun se&ara &epat diatas pH 1#. Se&ara umum, larutan menunjukkan
'
viskositas dan stabilitas maksimum pada pH B'-. (ara sterilisasi # :ven pada suhu 1A# ( selama 1 jam menyebabkan penurunan viskositas yang signifikan dan beberapa kerusakan dalam sifat sediaan yang dipreparasi. Sterilisasi autoklaf menyebabkan penurunan viskositas 29D dimana tingkat penurunannya lebih ke&il daripada sterilisasi menggunakan oven. Gadiasi sinar gamma juga menyebabkan
'
penurunan viskositas. Inkompatibilitas (M('a inkompatibel dengan larutan asam kuat dan dengan garam besi yang mudah larut serta beberapa logam lain seperti alumunium, merkuri, dan /in&. 8resipitasi terjadi pada pH diba)ah 2 dan juga saat di&ur dengan etanol -9D, (M('a membentuk komplek dengan kolagen dan mampu mengendapkan protein tertentu yang bermuatan positif.
'
onsentrasi
2. H8M( !H8> Ath >dition, 2##-42A% 0. Tinjauan armakologi ' ungsi suspending agent . Tinjauan Sifat isika imia ' 8emerian Tidak berbau, tidak berasa, putih atau &ream putih berserat, serbuk granul. ' elarutan 5arut dalam air dingin, membentuk larutan koloidal, praktis larut dalam &uran etanol dan diklorometan, L &uran air < alkohol. Sejumlah tertentu larut dalam aseton, '
&uran diklorometan dan propan'2'ol, dan pelarut organik lain. Stabilitas Stabil pada pH 4'11, peningkatan temperatur menyebabkan penurunan viskositas larutan. H8M( mengalami perubahan reversibel antara sol' gel ap abila mengalami pemanasan dan pendinginan yang berturut' turut. Titik perubahan gel adalah sekitar 9#(' -#(,
tergantung pada grade dan konsentrasi material. ' (ara sterilisasi "isterilisasi menggunakan auto&laf 4. Methyl&elulosa !!H8> Ath >dition, 2##-?4$% 0. Tinjauan armakologi ' ungsi Suspending 0gent, >mulsifying 0gent . Tinjauan Sifat isika imia ' 8emerian er)arna putih, granul berserat, tidak berbau, dan tidak berasa. ' elarutan 8raktis tidak larut dalam aseton, metanol, kloroform, etanol -9D, eter, garam jenuh, toluen, dan air panas.
5arut dalam asam asetat gla&ial dan &uran etanol dan
kloroform dengan perbandingan volume yang sama. Metilselulosa mengembang dalam '
air dingin. Stabilitas Sedikit higroskopis. Sebaiknya disimpan dalam )adah dingin kedap udara, dan ditempatkan didaerah kering. Stabil pada larutan basa dan asam pada pH 4'11 suhu
'
temperatur. (ara sterilisasi "isterilisasi menggunakan autoklaf, namun dapat menurunkan viskositas. 8ada pH N?
'
dapat mengurangi viskositas lebih dari 2#D Inkompatibilitas Metyl&elulosa inkompatibel dengan amina&rine hidroklorid, kloro&resol, merkuri klorida, fenol, resor&inol. Selain itu juga inkompatibel dengan pengoksidasi kuat.
?. (arbopol !H8> Ath >dition, 2##-11#% 0. Tinjauan armakologi ' ungsi ahan bioadesiv, suspending agent, emulsifying agent, stabilitas agent. . Tinjauan Sifat isika imia ' 8emerian 8utih, serbuk higroskopis, dan sedikit berbau. ' elarutan 5arut dalam air, gliserin dan etanol -9D netral. ' Stabilitas Stabil, bahan higroskopi sehingga dapat dipanaskan pada 1#? #( . apabila dipanaskan ' '
pada 4# #( selama 2A# #( dapat meyebabkan dekomposisi. (ara sterilisasi "engan autoklaf Inkompatibilitas Inkompatibel dengan fenol, asam kuat, resorsinol.
(. 8>*0O>T 1. en/alkanium klorida 8emerian • Serbuk amorf ber)arna putih atau putih kekuningan, higroskopis, rasa pahit, bau •
aromatik, berbentuk gel kental atau serpihan seperti gelatin. onsentrasi
•
6ntuk sediaan parenteral digunakan sebesar #,#1 D );v elarutan 8raktis tidak larut dalam eter, sangat larut dalam aseton, etanol !-9D%, metanol, propanolol dan air. 5arutan berair ben/alkonium klorida dapat berbusa ketika diko&ok,
•
mempunyai tegangan permukaan rendah. Stabilitas Higroskopis dapat dipengaruhi &ahaya, udara dan logam. 5arutan ben/alkonium klorida stabil pada rentang pH dan suhu yang luas. Serbuk ben/alkonium klorida harus
•
•
disimpan dalam )adah tertutup, terlindung dari &ahaya dan tempat kering. (ara sterilisasi "engan metode autoklaf Inkompatibilitas Inkompatibel dengan alumunium, surfaktan anionik, sitrat, hidrogen peroksida, kaolin,
salisilat, /ink oksida, garam, protein. 2. en/il 0lkohol 8emerian • entuk &air, tidak ber)arna, tidak berbau, berasa seperti terbakar onsetrasi • 6ntuk sediaan parenteral konsentrasi yang digunakan hingga 2 D elarutan • "alam air 4,9 bagian pada suhu 2# o(3 5arut dalam alkohol, eter, kloroform, aseton, ben/ena, dan pelarut 0romatik •
Stabilitas en/il alkohol dapat teroksidasi perlahan di udara menjadi ben/aldehida dan asam ben/oat 3 tidak bereaksi dengan air . harus disimpan dalam )adah ka&a atau logam. en/il alkohol harus disimpan dalam )adah kedap udara , terlindung dari &ahaya , di tempat yang sejuk dan kering .
•
(ara sterilisasi 5arutan air dapat disterilkan dengan filtrasi atau autoklaf
•
Inkompatibel en/il alkohol inkompatibel dengan oksidator dan kuat asam . Hal ini juga dapat memper&epat autoksidasi lemak . 0ktivitas antimikroba berkurang dengan adanya surfaktan nonionik , seperti polisorbat $# , pengurangan aktivitas ini kurang dengan
ester hidroksiben/oat atau kuaterner senya)a amonium . en/il alkohol tidak kompatibel dengan metilselulosa. 4. Metilparaben !Metil Hidroksi en/oat% !H8> edisi 9, hal ?AA% •
8emerian ristal tidak ber)arna atau serbuk kristal putih dan tidak berbau.
•
onsentrasi Injeksi IM, I7, S( sebesar #.#A9<#.29D
•
elarutan elarutan pada suhu 29#( >thanol
1 pada 2
>thanol
!-9D% 1 pada 4
>thanol
!9#D% 1 pada A
>ther
1 pada 1#
*ly&erin
1 pada A#
Minyak mineral praktis tidak larut Minyak ka&ang
•
1 pada 2##
8ropilen glikol
1 pada 9
Oater
1 pada ?##, 1 pada 9# # (, 1 pada 4 bagian pada suhu $# #(
Stabilitas Stabil pada pH 4'A !kurangdari 1#D dekomposisi%, bertahan hingga ? tahun pada temperatur ruang, ketika pH $ akan megalami hidrolisis.
•
(ara sterilisasi
5arutan berair dari metilparaben pada pH 4
Inkompatibel Metilparaben dan paraben lainnya inkompatibel dengan surfaktan nonionik, sehingga surfaktan akan mengalami reduksi, &ontohnya polisorbat $#.
?. 8ropil 8araben •
8emerian 8utih, ristal, tidak berbau, tidak berasa.
•
onsentrasi #.##9<#.2D untuk injeksi IM, I7 dan S(
•
elarutan elarutan pada suhu 2## (
•
•
•
0seton
sangat larut
>tanol !-9D%
1 pada 1.1
>tanol !9#D%
1 pada 9.A
>ter
sangat larut
*liserin
1 pada 29#
8ropilen glikol
1 pada 4.-
8ropilen glikol !9#D%
1 pada 11#
0ir
1 pada ?49# 19# (, 1 pada 29##, 1 pada 229 di $## (
Stabilitas Stabil pada pH 4'A !dekomposisi kurang dari 1#D% (ara sterilisasi 5arutan berair propil paraben pH 4'A dapat disterilisasi menggunakan autoklaf tanpa dekomposisi. Inkompatibel 8ropil paraben dapat berinteraksi dengan surfaktan nonionik sehingga menurunkan aktivitasnya. "ipilih penga)et ben/yl al&ohol karena merupakan penga)et yang biasa digunakan untuk sediaan injeksi, merupakan agen bakteriostatik spe&trum luas yang digunakan pada produk injeksi multi dosis.
". O>TTI* 0*>T 1. 8olyoyethylene sorbitan fatty a&id esters ; 8olisorbat 0. Tinjauan armakologi ungsi Oetting 0gent . Tinjauan Sifat isika imia 8enggunaan "ispersing agent, emulsifying agent, surfaktan, suspending agent, dan • •
)etting agent 8emerian Mempunyai bau yang khas, rasa pahit, &airan berminyak )arna kuning !intensitas )arna berbeda dari bat& ke bat& dan dari produksi satu ke produksi yang lain%
•
elarutan larut dalam etanol dan air, tidak larut dalam minyak mineral dan minyak
•
sayur Stabilitas
polisorbat stabil terhadap elektrolit, asam dan basa lemah3 saponifikasi
terjadi dengan adanya asam dan basa kuat3 bersifat higroskopik dan sebaiknya diuji kandungan airnya sebelum digunakan3 dikeringkan bila perlu3 penyimpanan dalam )aktu yang panjang dapat mendukung terbentuknya peroksida3 polisorbat sebaiknya •
disimpan dalam pada )adah tertutup rapat, kering, sejuk dan hindarkan dari sinar Inkompatibilitas penghilangan )arna dan presipitasi terjadi dengan banyak /at khususnya, fenol, tannin, tar dan bahan lain yang mirip tar. 0ktivitas antimi&robial preservative paraben berkurang dengan adanya polisorbat. Saat terjadi dekomposisi
•
karena pemanasan dapar mengeluarkan asap tajam dan uap yang iritatif. (ara penggunaan dan dosis )etting agent !#.1D'4D%, solubili/ing agent dan
suspending agent !1D'19D%, 2. Sodium 5auryl Sulfate 0. Tinjauan armakologi ungsi Oetting 0gent . Tinjauan Sifat isika imia
•
8emerian kristal ber)arna putih atau krem sampai kekuningan, serbuk halus, elarutan mudah larut dalam air, membentuk larutan putih, praktis tidak larut
•
dalam kloroform fan eter Stabilitas stabil dalam kondisi diba)ah normal, tapi pada kondisi yang etrem
•
misal pada pH N2,9 terjadi hidrolysis menjadi lauryl alkohol dan sodium bisulfat. Sebaiknya dikemas dalam )adah tertutup baik dan disimpan ditempat yang sejuk •
dan kering agar terlindungi dari oksidator kuat. Inkompatibilitas "apat bereaksi dengan surfaktan kationik, inkompatibel dengan
•
ion polifalen seperti aluminium, membentuk endapan dengan garam potasium. onsentrasi
4. Sorbitan esters ; Span 0. Tinjauan armakologi ungsi Oetting 0gent . Tinjauan Sifat isika imia 8emerian Span memberikan )arna krem sampai kuning pu&at pada sediaan &air • dan padat dengan )arna dan rasa yang jelas.
•
elarutan Span larut atau terdispersi dalam minyak, dapat larut dalam sebagian besar pelarut organik. "idalam air, meskipun tidak larut tapi Span dapat terdispersi.
•
Stabilitas Span stabil dalam asam dan basa lemah, sebaiknya dikemas dalam
• •
)adah tertutup baik dan disimpan di tempat yang sejuk dan kering. Inkompatibilitas ' onsentrasi
•
8enggunaan dispersing agent, emulsifying agent, surfaktan, suspending agent, dan )etting agent
"igunakan 8olisorbat $# karena larut dalam minyak dan pelarut organik, sedangkan sediaan yang diinginkan adalah sediaan injeksi yang bersifat hidrofilik.
>. 0P60 8G: I+>(TI: !I III, hal -B %
-
8engertian Merupakan air suling segar yang disuling kembali disterilkan dengan &ara sterilisasi 0 atau (.
-
ungsi pembuatan injeksi
-
(ara pembuatan pembuatan suling air suling segar menggunakan alat ka&a netral atau )adah logam yang &o&ok yang dilengkapi dengan labu per&ik. uang sulingan pertama, tampung sulingan berikutnya dalam )adah yang &o&ok. Sterilkan segera dengan &ara sterilisasi 0 atau ( tanpa penambahan bakterisida. 6ntuk memperoleh air untuk injeksi bebas udara yang disebut juga air untuk injeksi bebas karbondioksida, didihkan sulingan selama tidak kurang dari 1# menit sambil men&egah sesempurna mungkin hubungan dengan udara, dinginkan masukkan dalam )adah tertutup kedap, sterilkan segera dengan &ara sterilisasi 0.
'3 HASIL PEN6AMATAN
:ven 1$##( selama A# menit !Serbuk a(l, Hidrokortison asetat dan 8olisorbat $#%
1. Oaktu pemanasan
9A menit
2. Oaktu kesetimbangan
2# menit
4. Oaktu pembinasaan
A# menit
?. Oaktu tambahan jaminan sterilitas
1# menit
9. Oaktu pendinginan
11 menit
T:T05 O0T6
19B menit
0utoklaf 121#( selama 4# menit !(M('a Q aua pro injeksi%
1. Oaktu pemanasan
24 menit
2. Oaktu pengeluaran udara
$ menit
4. Oaktu menaik
2- menit
?. Oaktu kesetimbangan
2# menit
9. Oaktu pembinasaan
4# menit
A. Oaktu tambahan jaminan sterilitas
1# menit
B. Oaktu penurunan
- menit
$. Oaktu pendinginan
12 menit
T:T05 O0T6
1?1 menit
73 KEMASAN, BROSUR DAN ETIKET Ke0"*"n
I*i Be)*ih : $2,5 0l KOMPOSISI Tiap ml mengandung Hidrokortison 0setat 29 mg.
INDIKASI 0nti Inflamasi, kortikosteroid, pengobatan rheumatoid arthritis, osteoarthritis, dan ankylosing spondylitis.
CARA PEMAKAIAN Injeksikan 1 ml pada bagian yang mengalami peradangan.
Ke/e)"n8"n len89" lih"/ !);*)
SIMPAN DI BA
Di);+9*i Oleh: PT3 Ph")0" S/e)il e0!e)>In+;ne*i"
E/i9e/ I*i Be)*ih : $2,5 0l
INDIKASI, KONTRAINDIKASI, KONTRAINDIKASI, EFEK SAMPIN6, PERHATIAN, DOSIS ?Lih"/ !);*) /e)l"0i)@3 SIMPAN DI BA
N;3 Re8 :DTL7572$5A$
Di);+9*i Oleh: PT3 Ph")0" S/e)il e0!e)>In+;ne*i"
B);*)
Kortison. Injeksi Hidrokortison Asetat 2,5%
Komposisi Tiap ml mengandung : Hidrokortison Asetat 25 mg Farmakologi Hidrokortison merupakan hormon kortikosteroid Indikasi Anti Inflamasi, kortikosteroid, pengobatan rheumatoid arthritis, osteoarthritis, dan ankylosing spondylitis. Kontraindikasi enderita yang mengalami hipersensiti!itas pada alkohol dan hidrokortison. Dosis dan Cara Pemakaian Injeksikan " ml pada bagian yang mengalami peradangan. Peringatan dan Perhatian #bat digunakan sebagai obat aksi lokal. $ook dahulu sebelum digunakan Efek Samping &engganggu keseimbangan elektrolit, mempengaruhi sistem saraf, hipersensiti!itas dan anafilaksis. Kemasan Vial berisi 12,5 ml
o! "eg # DK$%&5&%%21'()1
SI*P) DI+E*P)+ SE-K, KE"I., D) +E"$ID-. C)/)0)! KCK D)/-$- SEE$-* DI.-)K) at3h *D ED
# 4&5'2 # 11 21' # 11 21&
Diproduksi Oleh:
PT. Pharma Steril Jember-Indonesia
3 PEMBAHASAN
8ada praktikum ini dibuat sediaan suspensi Hidro&ortisone 0&etat 2,9 D. Sediaan harus dibuat dalam bentuk steril karena digunakan dengan diinjeksikan. Hidro&ortisone a&etat yang dibuat
diindikasikan
untuk
mengurangi
inflamasi
dan
mengobati
persendiaan,
rehumatoid,osteoatritis, dan ankylosing sponditas. ahan aktif yang digunakan adalah hidro&ortisone a&etat. "iketahui hidro&ortesone a&etat tidak larut dalam air, kelarutannya dalam air sebesar 1 lebih dari 1#.### bagian, sehingga dibuatlah sediaan suspensi dengan pemba)a air !80I%. "ipilih pemba)a air !08I% karena kompatibilitas air dengan jaringan tubuh, selain itu air juga mempunyai konstanta dielektrik tinggi sehingga lebih mudah melarutkan elektrolit yang terionisasi dan larutan hidrogen. Selain pemba)a aua pro injeksi, digunakan bahan tambahan lain seperti (M( a, polisorbat $#, a(l dan ben/yl alkohol. (M( a dan polisorbat dalam formula berfungsi sebagai surfa&tant. Surfaktan adalah /at < /at yang molekul dan ionnya diadsorbsi pada antar muka yang akan mengurangi tegangan permukaan atau tegangan antar muka. Surfa&tant bila dilarutkan dalam air, akan menurunkan sudut kontak dan membantu memindahkan fase udara pada permukaan dan menggantikan dengan suatu fase air. (M( a adalah bahan tambahan yang berfungsi mendispersikan partikel tidak larut dalam pemba)a dan meningkatkan viskositas sehingga ke&epatan sedimentasi diperlambat. Sedangkan polisorbat $# berfungsi untuk menurunkan sudut kontak antar permukaan /at padat dan &airan pembasah. Sudut kontak adalah sudut antara tetes &airan dan permukaan ke atas dimana ia menyebar sehingga dapat menurunkan tegangan permukaan. en/yl alkohol digunakan sebagai penga)et dan a(l sebagai agent tonisitas untuk membuat sediaan isotonis karena sediaan ini dimasukan dalam tubuh. Sehingga harus sesuai dengan tonisitas tubuh. 6ntuk mengetahui sifat tonisitas sediaan maka harus diketahui terlebih dahulu kelarutan masing < masing bahan dalam pelarut air kemudiaan jumlah bahan yan terlarut dikalikan ekuivalensi masing < masing bahan terhadap a(l. Sediaan suspensi parenteral diharapkan dalam keadaan isotonis, maka dari hasil perhitungan tonisitas dengan metode eukivalensi a(l didapatkan sediaan yang hipertonis. Sediaan suspensi parenteral yang hipertonis akan lebih ditoleransi karena tidak akan terjadi kerusakan sel darah, namun terjadi pengerutan sel dan ketika keadaan normal maka sel darah
akan kembali normal, sedangkan jika sediaan hipotonis akan mengakibatkan sel mengembang dan akhirnya pe&ah atau lisis. Sediaan disterilkan dengan teknik aterilisasi aseptik, dimana semua bahan atau &uran bahan disterilkan terlebih dahulu sebelum di&urkan di ba)ah 50 !5aminar 0ir lo)%. 8embuatan dilakukan dengan tetap menjaga setiap proses agar minimal timbul kontaminasi. "ipilih sterilisasi se&ara aseptik karena sediaan adalah suspensi yang ra)an rusak pada suhu tinggi. Suspensi pada suhu tinggu akan terjadi kehilangan air atau !pemba)a%, karena air menguap pada suhu lebih dari 1### ( dan partikel /at aktif yang tidak larut saat dilakukan pengo&okan untuk melarutkan sediaan tidak akan terlarut dengan baik. "an karena adannya perbedaan kstabilan dan sifat masing < masing bahan sehingga sterilisasi lebih baik dilakukan dengan teknik aseptis. ahan < bahan dalam formula disterilkan terlebih dahulu sesuai dengan sifat fisika kimianya. Sterilisasi bahan dilakukan dengan dua metode, yaitu panas kering menggunakan oven suhu 1A## ( selama 1 jam dan metode panas basah menggunakan auto&lav 119# ( selama 4# menit. "igunakan dua metode karena beberapa bahan yang akan rusak dengan pemanasan kering. Hidro&ortisone asetat disterilkan dengan oven. 8olisorbat bersifat higroskopis sehingga tidak &o&ok disterilkan dengan panas basah sehingga disterilisasi dengan menggunakan oven. (M( a di&ur dalam 08I disterilkan dengan panas basah karena sterilisasi oven suhu 1A ## ( selama 1 jam menyebabkan penurunan viskositas, sedangkan jika menggunakan auto&lav menyebabkan penurunan viskositas 2,9 D lebih ke&il daripada sterilisasi menggunakan oven sedangkan a(l disterilkan dengan oven karena bahan ini stabil dengan pemanasan tinggi dan karena a(l mudah larut dalam air maka dihindari sterilisasi dengan auto&lav yang menggunakan uap air karena menyebabkan serbuk menjadi basah. Setelah semua bahan atau &uran disterilakan kemudian dilakukan pen&uran diba)ah 50. "engan teknik aseptis ini perlu berhati < hati dalam setiap proses untuk meminimalkan kontaminasi, alat < alat yang digunakan seefektif mungkin, tidak banyak gerakan, tidak menghalangi arah udara, tidak banyak bi&ara dan sedikit mungkin kontak dengan sediaan. 8ada sterilisasi bahan a(l, Hidrokortison asetat dan 8olisorbat dilakukan dengan menggunakan metode sterilisasi panas kering menggunakan oven pada suhu 1A# C ( selama A# menit. Oaktu sterilisasi dengan oven pada suhu #'1A# C ( disebut )aktu pemanasan. Oaktu pemanasan dibutuhkan )aktu selama 9A menit. Oaktu kesetimbangan 2# menit. Oaktu
pembinasaan selama A# menit. Oaktu tambahan jaminan sterilisasi 1# menit. Oaktu pendinginan selama 11 menit. +adi total )aktu yang dibutuhkan pada proses sterilisasi dengan autoklaf adalah selama 19B menit. 8ada sterilisasi bahan (M('a yang ditambahkan aua pro injeksi menggunakan metode sterilisasi basah menggunakan autoklaf pada suhu 119 C ( selama 4# menit. Metode ini mekanismenya dengan memaparkan uap jenuh pada tekanan tertentu selama )aktu dan suhu tertentu pada objek, sehingga terjadi pelepasan energi yang mengakibatkan pembunuhan mikroorganisme se&ara irreversible akibat denaturasi atau koagulasi protein sel. Oaktu sterilisasi dengan autoklaf pada suhu #'119 C ( disebut )aktu pemanasan. Oaktu pemanasan dibutuhkan )aktu selama 24 menit. Oaktu pengeluaran udara $ menit ditandai dengan adanya suara yang dikeluarkan dari autoklaf. Oaktu menaik selama 2- menit. "an )aktu kesetimbangan 2# menit. Oaktu pembinasaan selama 4# menit. Oaktu tambahan jaminan sterilisasi 1# menit. Oaktu penurunan selama - menit. Oaktu pendinginan selama 12 menit. +adi total )aktu yang dibutuhkan pada proses sterilisasi dengan autoklaf adalah selama 1?1 menit. 8ada sterilisasi (M('a dan aua pro ijeksi ini tidak dibuat mu&hilago terlebih dahulu, karena pada saat pen&uran dan perpindahan tempat ke autoklaf dikha)atirkan akan terjadi kontaminasi. Sehingga (M('a dan aua pro injeksi hanya di&urkan, setelah steril maka pembungkus baru dibuka diba)ah 50 dan dilakukan pengadukan menjadi mu&hilago. Serbuk a(l dan polisorbat $# dilakukan sterilisasi menggunakan panas kering karena serbuk bersifat higroskopis sehingga tidak &o&ok jika disterilisasi menggunakan panas basah. Sedangkan ben/yl al&ohol merupakan agen bakteriostatik;bakterisid sehingga tidak memerlukan sterilisasi.
$3 KESIMPULAN "3 Suspensi hidrokortison asetat 2,9D bersifat hipertonis !3 Metode sterilisasi sediaan suspensi hidrokortison asetat 2,9D adalah teknik aseptis 3 Sterilisasi bahan menggunakan sterilisasi panas kering !oven% dan panas basah !autoklav% sesuai dengan sifat dan karakteristik bahan
+3 8en&uran bahan dilakukan di ba)ah 50 untuk men&egah kontaminasi