LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID PRAKTIKUM I SUSPENSI
DISUSUN OLEH: 1. *. /. &. $.
Muhamm mma ad Ha Harun Al Al – Ra Ra!"d Nad"!ah +"ndaa,u-r" L"a A,r"l"an" N2" Ma!an3ar" S"-" Kha4runn"a F"-r"!an"
#1$%&%%'() #1$%&%%') #1$%&%%'0) #1$%&%%&) #1$%&%%)
LA5ORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI SEKOLAH TINGGI FARMASI MUHAMMADI6AH TANGERANG *%1'
DAFTAR ISI DAFTAR ISI ...................................................................................................
"
5A5
PENDAHULUAN ...................................................................
1
A. La-ar 54la7an3 ........................................................................... 5. Tu8uan Pra7-"7um .....................................................................
1 1
II
TIN9AUAN PUSTAKA ..........................................................
*
A. Su,4n" ....................................................................................... 5. Su,4n" R47n-"-u" ................................................................
* (
III
METODOLOGI .....................................................................
0
A. Ala- dan 5ahan ........................................................................... 5. ara K4r8a ..................................................................................
0 0
5A5
5A5
5A5
I
I;
HASIL DAN PEM5AHASAN ............................................... 1/
A. Ha"l ............................................................................................. 1/ 5. P4m
;
PENUTUP ............................................................................... 1&
A. K4"m,ulan ................................................................................. 1& 5. Saran ........................................................................................... 1& DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 1$
i
5A5 I PENDAHULUAN A. La-ar 54la7an3 Suspensi adalah
sediaan cair yang mengandung partikel padat
tidak larut yang terdispersi dalam fase cair. Sistem terdispersi terdiri dari partikel kecil yang dikenal sebagai fase dispersi, terdistribusi keseluruh medium kontinu atau medium dispersi. Untuk menjamin stabilitas suspensi umumnya ditambahkan bahan tambahan yang disebut bahan pensuspensi atau suspending agent. Syarat & syarat suspensi yang terdapat dalam Farmakope indonesia edisi IV adalah Zat yang terdispersi harus halus dan tidak boleh cepat mengendap, jika dikocok perlahan dan lahan endapan harus segera terdispersi kembali, kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang. 5. Tu8uan Pra7-"7um emberikan pengalaman kepada mahasis!a dalam memformulasi
sediaan suspensi dan melakukan kontrol kualitas "e#aluasi$ sediaan suspensi meliputi% . enghitung derajat flokulasi '. (erbedaan metode pembuatan suspensi ). (engaruh tipe alat terhadap stabilitas suspensi
5A5 II TIN9AUAN PUSTAKA
A. Su,4n" Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel tidak larut
dalam bentuk halus yang terdispersi ke dalam fase cair. Suspensi oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat dalam bentuk halus yang terdispersi dalam fase cair dengan bahan pengaroma yang sesuai yang ditujukan untuk penggunaan oral. *ute pemberi obat melalui oral merupakan cara pemberian yang umum dilakukan, dimana selama satu dekade formulasi li+uid sangat disarankan untuk penggunaan pada pasien pediatric dan geriatric karena fleibilitasnya
yang
meliputi
dosis
yang
besar,
keamanan,
dan
kenyamanyan pemberian. Suspensi memiliki kelebihan dalam hal disintegrasi dan kelarutan yang lebih baik dibandingkan sediaan tablet. Umumnya suspensi yang tersedia di pasaran antara lain% antibiotik, antasida dan analgesik. Sebagian besar
obat
yang
diformulasi
dalam
bentuk
suspensi
oral
telah
diperkenalkan di pasaran, untuk menanggulangi masalah pengenceran yang kurang tepat, terkait dengan kekeliruan ketika pelabelan. 1. K4un-un3an dan K4ru3"an S4d"aan Su,4n" a. -euntungan • aik digunakan untuk orang yang sulit mengkonsumsi tablet, pil, • •
• •
kapsul. /erutama untuk anak0anak emiliki homogenitas yang cukup tinggi 1ebih mudah di absorpsi daripada tablet, karna luas permukaan kontak dengan permukaan saluran cerna tinggi 2apat menutupi rasa tidak enak3pahit dari obat 2apat mengurangi penguraian 4at aktif yang tidak stabil dalam air
'
)
b. -erugian emiliki kestabilan yang rendah • • 5ika terbentuk caking maka akan sulit terdispersi kembali, sehingga •
• • •
homogenisitasnya menjadi buruk 6lir yang yang terlalu kental menyebabkan sediaan sulit untuk dituang -etepatan dosis lebih rendah dibandingkan sediaan larutan Suspensi harus dilakukan pengocokan sebelum digunakan (ada saat penyimpanan kemungkinan perubahan sistem dispersi akan meningkat apabila terjadi perubahan temperatur pada tempat
penyimpanan *. Ma=am > Ma=am S4d"aan Su,4n" a. Suspensi 7ral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yangterdispersi dalam pemba!a cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukkanuntuk penggunaan oral. b. Suspensi /opikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat yangterdispersi dalam pemba!a cair yang ditujukkan untuk penggunaan pada kulit. c. Suspensi 7ptalmik adalah sediaan cair steril yang mengandung partikel 0 partikel yang terdispersi dalam cairan pemba!a yang ditujukkan untuk penggunaan pada mata. d. Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair yang mengandung partikel0partikelhalus yang ditujukkan untuk diteteskan pada telinga bagian luar. e. Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam mediumcair yang sesuai dan tidak disuntikan secara f.
intra#ena atau kedalam saluran spinal. Suspensi untuk injeksi terkontinyu adalah sediaan padat kering dengan bahan pemba!a yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratanuntuk suspensi steril setelah
penambahan bahan pemba!a yang sesuai. /. Fa7-r – Fa7-r !an3 M4m,4n3aruh" S-a<"l"-a Su,4n" a. Ukuran partikel Ukuran pertikel erat hubungannya dengan luas penampang dan daya tekan ke atas cairan suspensi tersebut. 8ubungan antara ukuran partikel berbanding terbalik dengan luas penampang.
9
Sedangkan luas penampang dan daya tekan ke atas merupakan hubungan
yang linear. 6rtinya semakin besar ukuran partikel
semakin kecil luas penampangnya, sedangkan semakin besar luas penampang maka daya tekan keatas cairan akan semakin menghambat gerakan partikel untuk mengendap. b. -ekentalan "#iscositas$ -ekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan tersebut, makin kental suatu cairan maka kecepatan alirannya makin turun. -ecepatan aliran dari cairan tersebut akan mempengaruhi pula gerakan turunnya partikel yang terdapat didalamnya. 2engan menambah #iskositas cairan gerakan turun yang dikandungnya akan diperlambat. /etapi perlu diingat bah!a kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang. 8al ini dapat dibuktikan dengan hukum :S/7-;S<
-eterangan %
# d > >? g @
= kecepatan aliran = diameter dari partikel = berat jenis dari partikel = berat jenis cairan = gra#itasi = #iskositas cairan
c. 5umlah partikel "konsentrasi$ 6pabila didalam ruangan berisi partikel dengan jumlah besar, maka partikel akan susah melakukan gerakan bebas karena terjadi benturan antara partikel tersebut. d. Sifat 3 muatan 2alam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam campuran bahan yang sifatnya tidak selalu sama. 2engan demikian ada kemungkinan terjadi interaksi antar bahan yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut. -arena bahan tersebut sudah merupakan sifat alam, maka kita tidak dapat mempengaruhinya.
A
&. Fl7ula" dan D4?l7ula" a. Sistem Flokulasi 2alam sistem flokulasi partikel terikat lemah, cepat
mengendap, pada penyimpanan tidak terjadi cake dan mudah tersuspensi kembali. b. Sistem 2eflokulasi 2alam sistem ini partikel mengendap perlahan B lahan dan akhirnya membentuk cake yang keras dan sukar tersuspensi kembali. (erbedaan antara Sistem Flokulasi dan 2eflokulasi FLOKULASI
DEFLOKULASI
. (artikel berada dalam suspensi dalam !ujud yang memisah '. 1aju
pengendapan
karena
partikel
lambat
mengendap
. (artikel membentuk agregat bebas '. 1aju karena
pengendapan
tinggi
partikel mengendap
terpisah dan ukuran partikel
sebagai
minimal.
merupakan komposisi partikel.
). ;ndapan
yang
terbentuk
flokulasi
yang
). ;ndapan yang terbentuk cepat
lambat 9. ;ndapan
biasanya
menjadi
9. (artikel tidak mengikat kuat
sangat padat karena berat dari
dan keras satu sama lain tidak
lapisan
terbentuk lempeng. ;ndapan
atas
dari
bahan
endapan yang mengalami gaya
mudah
untuk
didispersikan
tolak0menolak antara partikel
kembali dalam bentuk suspensi
dan cake yang keras terbentuk
aslinya.
dimana merupakan kesulitan jika
mungkin
didispersi
kembali. A. Suspensi penampilan menarik
A. Suspensi menjadi keruh karena
karena tersuspensi untuk !aktu
pengendapan yang optimal dan
yang lama supernatannya juga
supernatannya jernih. 8al ini
C
keruh
bahkan
pengendapan terjadi.
ketika
dapat dikurangi jika #olume endapan dibuat besar, idealnya #olume endapan harus meliputi #olume suspensi.
5. Su,4n" R47n-"-u" Suspensi dapat dibagi dalam ' jenis, yaitu suspensi yang siap
digunakan atau yang dikonstitusikan dengan sejumlah air untuk injeksi atau pelarut lain yang sesuai sebelum digunakan. Suspensi tidak boleh diinjeksikan secara intra#ena dan intratekal. Suatu suspensi yang direkonstitusikan adalah campuran sirup dalam keadaan kering yang akan didispersikan dengan air pada saat akan digunakan dan dalam US( tertera sebagai :for oral suspension<. entuk suspensi ini digunakan terutama untuk obat yang mempunyai stabilitas terbatas di dalam pelarut air, seperti golongan antibiotika. 1. Alaan P4m
dengan mudah
didispersikan kembali dan dituang oleh pasien untuk memperoleh dosis yang tepat dan serba sama. d. (roduk akhir haruslah menunjukkan penampilan, rasa, dan aroma yang menarik. /. 94n" – 94n" S4d"aan Su,4n" R47n-"-u" a. Suspensi *ekonstitusi erupa Dampuran Serbuk
E
Formulasi berupa campuran serbuk merupakan cara yang paling mudah dan sederhana. (roses pencampuran dilakukan secara bertahap apabila ada bahan berkhasiat dalam komponen yang berada dalam jumlah kecil. (enting untuk diperhatikan, alat pencampur untuk mendapatkan campuran yang homogen. b. Suspensi *ekonstitusi yang 2igranulasi (embuatan dengan cara digranulasi terutama ditujukan untuk memperbaiki sifat aliran serbuk dan pengisian dan mengurangi #olume sediaan yang #oluminous dalam !adah. 2engan cara granulasi ini, 4at aktif dan bahan0bahan lain dalam keadaan
kering
dicampur
sebelum
diinkorporasi
atau
disuspensikan dalam cairan penggranulasi. ranulasi dilakukan dengan menggunakan air atau larutan pengikat dalam air. 2apat juga digunakan pelarut non0air untuk bahan berkhasiat yang terurai dengan adanya air. c. Suspensi *ekonstitusi yang merupakan campuran antara granul dan serbuk (ada cara ini komponen yang peka terhadap panas seperti 4at aktif yang tidak stabil terhadap panas atau fla#or dapat ditambahkan sesudah
pengeringan
granul untuk
mencegah
pengaruh panas. (ada tahap a!al dibuat granul dari beberapa komponen, kemudian dicampur dengan serbuk "fines$. &. Km,n4n Su,4n" R47n-"-u" a. Zat 6ktif b. ahan (ensuspensi c. (emanis d. ahan (embasah e. 2apar f. (enga!et g. Fla#or h. (e!arna i. 6nti Daking
G
5A5 III METODOLOGI A. Ala- dan 5ahan Ala. 6lat Volumetrik '. 6lat B alat pembuatan
5ahan . Sulfadia4ina '. Sulfamera4ina
suspensi "mier$ ). /abung *eaksi '? ml
). Sulfadimidina
"minimal '? buah$, dll 9. 6sam Sitrat A. DD0Ha C. etil (araben E. Ha78 G. ula . ;tano ?. Sodium lauril sulfat "S1S$ . 6lDl) '. 6+uadest
5. ara K4r8a 1. M4n3h"-un3 D4ra8a- Fl7ula" a. 5ua-lah d",4r" ul?ad"a@"na d4n3an ?rmula 4
A Cg C? mg 0 C? ml
5 Cg C? mg C mg C? ml
Cg C? mg ' mg C? ml
D Cg C? mg G mg C? ml
E
Cg C? mg )? mg C? l
?
<. ara P4m
larutan
yang
mengandung S1S, aduk sampai semua serbuk terbasahi, jika perlu tambahkan sedikit a+uadest. )$ /ambahkan larutan 6lDl) secara seksama pada formula B formula , D, 2, dan ;. aduk sampai homogen dan terjadi suatu dispersi terflokulasi. 9$ 2ispersi kemudian dituang ke dalam tabung reaksi berskala "sekitar ? B ' m1$, ditambah a+uadest sampai C?m1, digojog homogen. A$ /empatkan tabung dalam rak. Datat tinggi pengendapan pada !aktu tertentu% ?, A, ?, A, '?, 'A, )? dan C? menit. 6mati pula supernatannya. C$ /entukan suspensi yang deflokulasi dan suspensi yang flokulasi serta buat grafik !aktu #s harga F untuk kelima formula tersebut. E$ 8itunglah derajat flokulasi suspensi *. M4n34nal M4-d4 P4m
PERHITUNGAN
9UMLAH
Sulfadia4ina
C,CG g
Sulfamera4ina
C,CG g
Sulfadimidina
C,CG g
6sam Sitrat
Gg
DD0Ha
'g
etil (araben
?,' g
Ha78
9g
Sirup Simpleks
?,?C ml
;tanol
' ml
6kuadest ad
6d '?? ml
a. ara Pr4","-a" $ Suspensikan DD0Ha dalam air panas, aduk dengan kecepatan
'? rpm. /ambahkan air dingin dan dinginkan sampai suhu kamar "'AJD$. aduk selama C? menit atau hingga terbentuk larutan yang jernih "a$ '$ 1arutkan metil paraben dalam etanol "b$ )$ Dampurkan ketiga sulfa 9$ 1arutkan Ha78 dalam sebagian air, kemudian ditambahkan pada campuran ketiga sulfa A$ /ambahkan "a$ sambil diaduk, kemudian "b$ dan homgenkan. 1alu tambahkan sirup simpleks "sirup simpleks dibuat dahulu gula dan air dengan perbandingan CA%)A, pemanasan jangan terlalu tinggi$ C$ Sambil diaduk, tambahkan larutan asam sitrat kedalam campuran E$ /empatkan suspensi dalam tabung reaksi yang telah diberi skala untuk pengamatan. <. ara D",4r" $ Suspensikan DD0Ha dalam air panas, aduk dengan kecepatan '? rpm. /ambahkan air dingin dan dinginkan sampai suhu kamar "'AJD$. aduk selama C? menit atau hingga terbentuk larutan yang jernih '$ 1arutkan metil paraben dalam etanol )$ Dampurkan ketiga sulfa
'
9$ -edalam campuran sulfa, tambahkan larutan DD0Ha sedikit demi sedikit, sambil diaduk hingga homogen. /ambahkan juga larutan metil paraben, sirup simpleks, larutan asam sitrat dan larutan Ha78 sambil dihomogenkan. A$ /empatkan suspensi dalam tabung reaksi yang telah diberi skala untuk pengamatan. =. E2alua" Su,4n" $ 7rganoleptis '$ Volume sedimentasi, hitung tinggi endapan 3 tinggi supernatan )$ (engamatan dilakukan pada hari ke% ?, , ' dan ) dan bandingkan hasil yang diperoleh dengan cara presipitasi dan cara dispersi 9$ *edispersibilitas,
suspensi
dimasukkan
dalam
tabung,
kemudian diletakkan pada alat uji, diputar )C?J pada '? rpm sampai semua endapan terdispersi kembali. Datat !aktu yang diperlukan untuk semua endapan terdispersi kembali, ulangi sebanyak ) kali. A$ Ukuran #iskositas C$ Ukuran p8
5A5 I; HASIL DAN PEM5AHASAN A. Ha"l (ada percobaan kali ini kami mendapatkan hasil dari pembuatan
suspensi yang kami e#aluasi secara % . 7rganoleptis % Karna % (utih Susu • au % -has • *asa % anis • ;ndapan % (utih • '. -imia p8 % 9,A • 5. P4m
)
5A5 ; PENUTUP A. K4"m,ulan 2ari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bah!a
Sediaan Suspensi yang kami buat memiliki sifat sebagai berikut% . 7rganoleptis Karna % (utih Susu • *asa % anis • au % -has • ;ndapan % (utih • '. -imia p8 % 9,A • 5. Saran
2iharapkan untuk lebih melengkapi peralatan laboratorium agar praktikum berjalan secara efektif dan efisien. 2iharapkan kepada dosen pembimbing untuk lebih membimbing praktikan dan dimohon kepada para praktikan agar lebih berhati B hati dalam menjalankan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA 6nsel. 8.D. '??A. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi 4. 5akarta% UI (ress
9
2irjen (7, E. Farmakope Indonesia Edisi III . 5akarta % 2;(-;S *I
2irjen (7, A. Farmakope Indonesia Edisi IV . 5akarta % 2;(-;S *I
Syamsuni, 6. '??C. Ilmu Resep. 5akarta% ;D
A