DOKUMEN I FORMULASI DAN PENGEMBANGAN PRODUK
PEMBUATAN TABLET : Parasetamol 500 mg
TANGGAL MULAI : 27 Oktober 2015
TANGGAL SELESAI : 17 November November 2015
BAGIAN FORMULASI DAN PENGEMBANGAN PRODUK
No.
NAMA
NIM
1.
Nurul Widi Astutik
051311133099 051311133099
2.
Cahyadani Dian K.
051311133187 051311133187
Tanda Tangan
0
I.TARGET PRODUCT PROFILE (TPP)
a)
Rute Pemakaian
: Per Oral
b)
Bentuk Sediaan
: Tablet
c)
Bobot tablet
: 650 mg
d)
Kekerasan
: 4-8 kPa
e)
Dosis maksimum dan minimum
:
Dosis minimum : 500 mg-1000mg tiap 4-6jam Dosis maksimum : 4000 mg tiap hari e) Pharmaceutical elegance/Appearance
: Warna orange, tidak berbau dan tidak berasa
f)
Target Pasien
: Dewasa
g) Marketing
: Distribusi ke PBF lalu didistribusikan ke Apotek dan Rumah Sakit
II.QUALITY TARGET PRODUCT PROFILE (QTPP)
a) Dosage form
: Tablet
b)
Kekuatan Obat
: 500 mg
c)
Farmakokinetik
: Tablet yang cepat diabsorpsi
d)
Penampilan
: Warna orange, tidak berbau dan berasa
e)
Cemaran
: Klorida <0,014% ; Sulfat <0,02% ; Bebas Sulfida ; Logam berat <10ppm ; p-Aminofenol bebas <0,005% ;p-Kloroasetanilida <0,001%
f)
Kadar air
: Tidak lebih dari 0,5%
g)
Keseragaman kandungan
: Toleransi 10% (Parasetamol 450 mg – 550 550 mg)
h)
Kekerasan
: 4-8 kPa
i)
Disolusi
: Media disolusi : 900 ml larutan dapar Phosphat pH 5,8 Alat tipe 2
: 50 rpm
Waktu
: 30 menit
Toleransi dalam waktu 30 menit harus larut tidak kurang dari 80%(Q) C8H9 NO2 dari jumlah yang yang tertera pada etiket
1
I.TARGET PRODUCT PROFILE (TPP)
a)
Rute Pemakaian
: Per Oral
b)
Bentuk Sediaan
: Tablet
c)
Bobot tablet
: 650 mg
d)
Kekerasan
: 4-8 kPa
e)
Dosis maksimum dan minimum
:
Dosis minimum : 500 mg-1000mg tiap 4-6jam Dosis maksimum : 4000 mg tiap hari e) Pharmaceutical elegance/Appearance
: Warna orange, tidak berbau dan tidak berasa
f)
Target Pasien
: Dewasa
g) Marketing
: Distribusi ke PBF lalu didistribusikan ke Apotek dan Rumah Sakit
II.QUALITY TARGET PRODUCT PROFILE (QTPP)
a) Dosage form
: Tablet
b)
Kekuatan Obat
: 500 mg
c)
Farmakokinetik
: Tablet yang cepat diabsorpsi
d)
Penampilan
: Warna orange, tidak berbau dan berasa
e)
Cemaran
: Klorida <0,014% ; Sulfat <0,02% ; Bebas Sulfida ; Logam berat <10ppm ; p-Aminofenol bebas <0,005% ;p-Kloroasetanilida <0,001%
f)
Kadar air
: Tidak lebih dari 0,5%
g)
Keseragaman kandungan
: Toleransi 10% (Parasetamol 450 mg – 550 550 mg)
h)
Kekerasan
: 4-8 kPa
i)
Disolusi
: Media disolusi : 900 ml larutan dapar Phosphat pH 5,8 Alat tipe 2
: 50 rpm
Waktu
: 30 menit
Toleransi dalam waktu 30 menit harus larut tidak kurang dari 80%(Q) C8H9 NO2 dari jumlah yang yang tertera pada etiket
1
j)
Disintegrasi
: Tablet harus hancur dalam air dalam waktu < 15 menit padasuhu 36-38 oC
k)
Mikrobiologi
: TAMC <103 CFU dalam 1 gram TYMC <102 CFU dalam 1 gram
Keterangan : TAMC (Total TAMC (Total aerobic microbial count) TYMC (Total TYMC (Total yeast and mould count) CFU (Colony CFU (Colony forming unit)
2
III. TINJAUAN TENTANG BAHAN OBAT
1. LATAR BELAKANG BAHAN OBAT. Nama bahan obat
: Parasetamol (Acetaminophen)
Nama kimia
: N -asetil-4-aminofenol; 4'-Hidroksiasetanilida[103-90-2]
Struktur kimia
:
B. M.
: 151.16
Kemurnian
: Acetaminophen mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C 8H9 NO2 dihitung terhadap zat anhidrat.
Efek terapetik
: Memiliki efek analgesik dan antipiretik dan aktifitas antiinflamasi yang rendah.
Dosis Pemakaian
: Dosis oral 0,5g - 1g setiap 4 sampai 6 jam, dosis maksimum 4g per hari.
2. TINJAUAN FARMAKOLOGI OBAT Farmakodinamik: Efek analgesik Parasetamol serupa dengan Salisilat yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Keduanya menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga berdasar efek sentral seperti Salisilat. Parasetamol memiliki efek anti-inflamasi yang sangat lemah, juga merupakan penghambat biosintesis PG yang lemah. Tidak menimbulkan efek iritasi, dan pendarahan lambung ataupun gangguan pernafasan serta keseimbangan asam-basa.
Farmakokinetik : Parasetamol diabsorpsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna. Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu ½ jam dan masa paruh plasma antara 13 jam.
3
Efek samping : Reaksi alergi terhadap derivat p-Aminofenol jarang terjadi.Manifestasinya berupa eritema atau urtikaria dan gejala yang lebih berat berupa demam dan lesi pada mukosa. Penggunaan semua jenis analgesik dalam jumlah besar secara menahun terutama dalam kombinasi dapat berpotensi menyebabkan nefropati analgesik.
Toksisitas akut : Nekrosis hati, nekrosistubuli renalis, koma hipoglikemik, hepatotoksik (pada pemberian dosis tunggal 10-15 g, (200-250 mg/kg BB) Parasetamol. Anoreksia, mual, dan muntah serta sakit perut terjadi dalam 24 jam pertama dan dapat berlangsung selama seminggu atau lebih.
Kontra Indikasi : Pasien dengan kerusakan ginjal, kelainan fungsi hati, dan dialisis dianjurkan tidak menggunakan Parasetamol karena konsentrasi glukoronida dan konjugat sulfat dari parasetamol dalam plasma akan meningkat dan akan memperparah kerusakan ginjal.
3. ORGANOLEPTIS Warna
: serbuk hablur putih
Bau
: tidak berbau
Rasa
: pahit
4. MIKROSKOPIS Bentuk Kristal : Hablur kristal prisma monoklinik besar ( Bio Waiver Monographs for Immediate) Sangat elastis, sulit dikompresikan dengan arah kristal sama ( Release Solid Oral Dosage Form: Acetaminophen (Paracetamol ) p 5)
5. KARAKTERISTIK FISIK/FISIKOMEKANIK a. Titik Lebur
: 1690C-170,50C
b. Bobot Jenis
:
42= 1,293 4
c. Distribusi Ukuran Partikel
: 2 – 6 µm
d. Sifat alir
: Buruk
e. Kompaktibilitas
: Buruk ( Lachman, Pharmaceutical Dosage Form)
f. Higroskopitas
: Parasetamol menyerap uap air dalam jumlah yang tidak signifikan pada suhu 25ºC, pada kelembaban relatif meningkat sekitar 90%.
g. Polimorfisme
: Dua bentuk metastabil dari asetaminofen yaitu orthorombik
asetaminofen
untuk
pembuatan
tablet(komersil), dan monoklinik asetaminofen dengan ukuran lebih kecil dan termodinamik yang stabil.
6. KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA a. Kelarutan
: dalam air dalam aseton
= 1: 70 = 1: 13
dalam air mendidih = 1: 20 dalam gliserol dalam etanol
= 1: 40 =1:7
dalam propilenglikol = 1: 9 larut juga dalam metanol, dimetilformamid, etilen diklorida, etil asetat, dan dalam alkali hidroksida, sangat tidak larut dalam eter dan kloroform. b. pKa
: 9,5 pada 250C
c. Profil kelarutan terhadap pH: Larutan jenuh Parasetamol memiliki pH 5,3 - 6,5 d. Laju disolusi
: Dalam 30 menit harus terlarut tidak kurang dari 80% Parasetamoldari jumlah zat yang tertera di etiket. Media disolusi 900 ml buffer fosfat pH 5,8 Apparatus 2 pada 50 rpm.
e. Koefisien partisi
: log P (n-octanol/water ) = 0,2
f. Kelas BCS
: kelas III (high solubility and low permeability)
5
7. STABILITAS a. Stabilitas bahan padat - terhadap suhu
: stabil pada suhu 450C
- terhadap cahaya
: tidak stabil
- terhadap kelembaban : mampu menyerap uap air dalam jumlah yang tidak signifikan pada 25C, pada kelembaban relatif naik hingga sekitar 90%. b. Stabilitas larutan - terhadap pelarut
: sangat stabil dalam air
- terhadap pH
: hidrolisis minimum terjadi pada pH = 5-7 pada suhu 25 0C, T ½ parasetamol pada pH 2; 5; 6; 9 adalah 0,73; 19,8; 21,8; 2,28 tahun.
- terhadap cahaya
: tidak stabil terhadap cahaya.
- terhadap oksigen
: relatif stabil terhadap oksidasi kecuali bila terhidrolisis menjadi p-aminofenol sebagai kontaminan, dan bila terpapar kondisi lembab p-aminofenol terdegradasi menjadi Quinonimine dan akan berwarna merah muda, coklat, hitam.
8. INKOMPATIBILITAS DENGAN EKSIPIEN Parasetamol tidak terdekomposisi dengan kebanyakan bahan tambahan, tetapi dengan adanya p-aminofenol dalam parasetamol akan bereaksi dengan serbuk besi pada kadar rendah, menyebabkan warna merah muda ( Pharm. Dosage Form Tablet Vol. 1 page 362)
9. PROSEDUR PENETAPAN KADAR Larutan baku : timbang seksama sejumlah parasetamol BPFI, larutkan dalam air hingga kadar 12 g/ml Larutan uji
: timbang seksama 120 mg. Masukkan ke dalam labu ukur 500 ml, larutkan dalam 10ml metanol P. Encerkan dengan air sampai tepat tanda. Masukkan 5,0ml larutan ke dalam labu ukur 100ml,
6
encerkan dengan air ad tanda dan campur. Ukur serapan larutan uji dan baku pada maksimum ±244 nm terhadap air sebagai blanko. Hitung jumlah dalam mg C 8H9 NO2 dengan rumus :
10( ) dengan C = kadar parasetamol BPFI (g/ml) larutan baku Au = serapan larutan uji As = serapan larutan baku
10 . RANCANGAN KEMASAN PRIMER DAN SEKUNDER Kemasan Primer
: Botol Plastik
Kemasan Sekunder : Box
7
11. RANCANGAN BROSUR UMIMOL mampu meringankan rasa sakit seperti sakit kepala, sakit gigi, sakit pada otot dan menurunkan demam yang menyertai flu/influensa dan demam sesudah vaksinasi.Tablet pereda rasa nyeri ini merupakan pilihan yang tepat untuk orang dengan perut sensitif, penderita maag, dan gangguan perut lainnya. Bahan Aktif Setiap tablet mengandung 500 mg parasetamol. Aturan pakai Dewasa (termasuk orang tua) dan anak di atas umur 12 tahun:
1-2 tablet parasetamol, minum setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan.
Setengah tablet setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan.
Maksimum dosis per hari: 4000 mg.
Jangan melebihi dosis yang dicantumkan. Tidak dianjurkan digunakan bersamaan dengan obat lain yang mengandung parasetamol. Dapat digunakan sebelum makan. Anak usia 7-12 tahun: Maksimum dosis per hari: 4 tablet dalam jangka waktu 24 jam. Jangan melebihi dosis yang dicantumkan. Tidak dianjurkan digunakan bersamaan dengan obat lain yang mengandung parasetamol.
Tidak dianjurkan bagi anak di bawah usia 7 tahun. Efek Samping Penggunaan dosis besar dalam jangka panjang meneyebabkan peningkatan resiko hepatotoksisitas dan nefrotoksisitas Kontraindikasi Hipersensitif terhadap parasetamol dan defisiensi glukosa-6-fosfat dehidrogenase, tidak boleh digunakan pada penderita dengan gangguan fungsi hati. Interaksi Obat Alkohol, etil meningkatkan toksisitas yang terjadi pada pengguna alkhol kronis yang diikuti dosis bervariasi terhadap Parasetamol
Antikolinergik menurunkan kerja Parasetamol
Beta blocker propanolol meningkatkan kerja Parasetamol.
Kontrasepsi
menurunkan
kerja
Parasetamol.
Peningkatan
glukoronidasi
menyebabkan peningkatan plasma dan mengurangi waktu paruh Parasetamol.
Probenesid meningkatkan kerja Parasetamol
Perhatian
Jangan digunakan bila alergi terhadap parasetamol. Jika gejala bertahan lebih dari 3 hari, segera hubungi dokter.
Penggunaan harian dengan antikoagulan beresiko pendarahan, konsultasikan pada dokter sebelum menggunakannya secara bersamaan. Penggunaan parasetamol sesekali tidak ada efek samping. Penyimpanan Simpan di tempat sejuk dan kering (15oC-30oC) dan terlindung dari sinar matahari langsung
Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat.
PT. LIMOPHARM Tbk. Surabaya, Indonesia
12. PENENTUAN WAKTU KADALUARSA
8
1. Tentukan data t 1/2 terbesar pada suhu tertentu 2. Tentukan orde reaksi yang diikuti bahan aktif 3. Tentukan harga k dengan rumus :
2,33 , saat t1/2 2,33 Log ½ Co = log Co – , k= log 2 x 2,33 /2 Log (Co-Ct) = log Co –
Ct = ½ Co
4. Hitung waktu saat bahan aktif tinggal 90% t90 = log 0,9.
2,33 −
IV. ALTERNATIF ALTERNATIF METODE PEMBUATAN
Permasalahan Paracetamol :
1.Memiliki sifat alir dan kompaktibilitas yang kurang baik 2.Bahan aktif tidak stabil dari cahaya 3.Bahan aktif mudah terdegradasi
Cara mengatasi permasalahan :
1.Digunakan metode granulasi basah untuk mengatasi sifat alir dan kompaktibilitas yang kurang baik 2.Disimpan dalam wadah botol yang tidak tembus cahaya 3.Menggunakan wadah tertutup rapat dan kedap udara
Contoh Formula :
1. Remington the Science and Practice of Pharmacy 21th XV edition page 912 Granulasi basah Jumlah
per
(mg)
tablet
Jumlah per 10000 tablet (g)
R/ Acetaminophen
300
300
Polyvinylpirolidon
32,5
325
Laktosa
61,75
617,5
Alkohol 3A-200 proof
4,50
45
Stearic acid
9,00
90
Talc
13,50
135
Corn Starch
43,25
432,5
Cara peracikan :
9
1. Campur homogen acetaminophen, PVP, dan Lactose bersama-sama. 2. Ayak dengan ayakan no.40 3. Tambahkan alcohol perlahan dan aduk dengan baik. 4. Ayak granul dengan ayakan no mesh. 4. 5. Keringkan granul pada suhu 50 0C semalam. 6. Ayak granul kering dengan ayakan no mesh 20. 7. Ayak asam stearat, talk dan corn starch dengan ayakan no mesh 60. Lalu campur dengan granul menggunakan alat tumbling mixer . 8. Bentuk tablet dengan punch cekung standart 7/6 inchi. 10 tablet punya berat 4,5 gram.
2. Lieberman, Lachman, Schwaitz, Pharmaceutical Dossage Form Tablet User 2nd ed. Page 120 R/ Acetaminophen
325
mg
Pseudoephedrin HCl
30
mg
Chlorpheniramine Maleas
2
mg
10% gelatin- 5% PEG 6000
q.s
Aqueous Solution
-
Starch 1500
15
mg
Stearonet C
15
mg
Mycocrystalline cellulose
30
mg
Silica aerogel
0,2
mg
Cara Peracikan : Campur Acetaminophen, Pseudoephedrin HCl, Chlorpheniramine Maleas dan Sukrosa, lalu buat granul dengan gelatin dan larutan 5% PEG 6000. Ayak massa basah dengan ayakan. Keringkan pada 130 0-1400F dengan ukuran
mesh
Mycocrystalline
12.Campurkan
Silica
Cellulose
kemudian
aerogel,
Starch
campurkan
1500
dan
selama
15
menit.Terakhir tambahkan Stearonet C dan campurkan selama 3 menit. Tekan dengan menggunakan punch standart 7/16 inchi. 3. Generic Drug Formulation, Volker Buhler
10
Formula 1
R/ Paracetamol Crystalline
Formula 2
500 g
500 g
Avicel pH 102
137 g
150 g
Kollidon VA 64
35 g
20 g
Kollidon Cl
21 g
15 g
(synopharm)
Magnesium stearate
3
PEG 5000, serbuk Acrosil 200
g -
4
16 g
g
2
g
Formula 1 & 2 untuk 1000 tablet Cara peracikan : Proses manufaktur secara direct compression.Beri Lubrikan pada ayakan 200
m. campur semua bahan lainnya, ayak dengan ayakan0,8 mm.
tambahkan lubrikan dan tekan dengan gaya kompresi tinggi (25-30kN)
FORMULA YANG DIBUAT :
11
No
Nama Bahan
% Rentang
Fungsi
1.
Parasetamol
Bahan obat
2.
Laktosa
Pengisi
Pemakaian
%
Jumlah
Jumlah 500
yang
tiap tablet
tablet
dibuat
(mg)
(gram)
500 mg
250 g
10%
65 mg
32,5 g
5%
33 mg
16,5 g
76,92
Laktosa : AvicelpH
3.
Avicel pH 101
101 = 2 :
Pengisi
1
4.
Primogel
Disintegran
2 % - 8%
4%
26 mg
13 g
5.
PVP K-30
Pengikat
2%-8%
3%
19,5 mg
9,75 g
6.
Mg Stearat
Lubricant
0,25 % - 5 %
0,5 %
3,25 mg
1,625 g
7.
Talc
Glidan
1%-5%
1%
6,5 mg
3,25 g
8.
Zat warna
Pewarna
q.s
q.s
q.s
q.s
Surabaya, 17 November 2015 Bagian Formulasi dan Pengembangan Produk,
No.
NAMA
Tanda Tangan 1.
1.
Nurul Widi Astutik
2. 2.
Cahyadani Dian
12
DOKUMEN 2 PRODUKSI
PEMBUATAN TABLET : Parasetamol 500 mg
TANGGAL MULAI
: 27 Oktober 2015
TANGGAL SELESAI
: 17 November 2015
BAGIAN PRODUKSI No.
NAMA
NIM
1.
Galih Aulia Nugraha
0513111330031
2.
Maulidatul Islamiyah
0513111330127
Tanda Tangan 1.
2.
13
KOMPOSISI
Jumlah untuk 500
NO.
NAMA BAHAN
Jumlah (mg/tablet)
1
Parasetamol
500
250
2
Primogel
26
13
3
Avicel pH 101
33
16,5
4
PVP K-30
19,5
9,75
5
Mg Stearat
3,25
1,625
6
Talk
6,5
3,25
7
Laktosa
65
32,5
8
Zat Warna
6 tetes
9
Aqua
35 ml
Tablet (g)
14
I.
DIAGRAM ALIR PROSES PRODUKSI
Proses Granulasi Basah
Paracetamol+laktosa+avicel Gerus ad homogen
½ Primogel
PVP K-30+air+zat warna Aduk ad larut di beaker
Gerus ad halus dan homogen
Gerus ad homogen ad terbentuk massa granul (granulasi)
Ayak dengan pengayak ( No. mesh 12 ) Dikeringkan dengan oven suhu 40 °C selama 16 jam Ayak granul kering dengan pengayak ( No. mesh 20 mesh ) Granul Mg stearat+½ Primogel+Talk campur ad homogen Campur ad homogen
Proses Tabletasi
Proses Penambahan Fase Eksternal
Tabletasi 15
II. PELAKSANAAN
1.
PENIMBANGAN
NO.
NAMA BAHAN
JUMLAH (g)
1
Parasetamol
500
2
Primogel
13
Avicel
16,5
3
PVP K-30
9,75
4
Mg Stearat
1,625
5
Talc
3,25
6
Laktosa
32,5
7
Zat Warna
6 tetes
8
Aqua
30 ml
Tanda tangan
Tanda tangan
1
2
2. PENCAMPURAN KERING. Alat
: Mortir dan Stamper
Prosedur
:
Paracetamol + laktosa+avicel Gerus ad homogen
½ dari Primogel
Menggerus ad homogen
3. GRANULASI 3.1 PEMBUATAN LARUTAN PENGIKAT Jumlah air yang digunakan = 30 ml PVP K-30 = 9,75 g Prosedur
:
PVP K -30 + air aduk ad larut + Zat Warna
Mengaduk ad homogen
16
3.2 PEMBUATAN MASA GRANUL Alat
: Mortir dan Stamper
Prosedur
:
Paracetamol + laktosa Gerus ad homogen
½ dari Primogel
PVP K -30 + air aduk ad larut + Zat Warna Mengaduk ad homogen
3.3 PENGAYAKAN MASA GRANUL Alat
: Ayakan
Diameter pengayak
: 1 mm
Prosedur
:
Setelah terbentuk massa granul
Diayak dengan ayakan dengan diameter 1 mm
Diambil sedikit massa granul, dimasukkan ke ayakan
Menekan dengan bantuan sudip ad massa granul habis 4. PENGERINGAN Alat
: oven Heraeus
Suhu
: 400 C
Lama pengeringan
: ± 16 jam
17
5. PENGAYAKAN GRANUL KERING Alat
: Ayakan No. Mesh 20
Diameter pengayak
: 850 m
6. EVALUASI GRANUL 6.1 DISTRIBUSI UKURAN GRANUL / FINES Hasil pengamatan: 1.
Tabel Distribusi Ukuran Pengayak
Bobot pengayak +
Bobot
granul (g)
Granul (g)
447,4
447,8
0,4
710
347,0
357,4
10,4
423
323,7
342,5
18,8
300
413,6
427,9
14,3
150
291,5
319,6
28,1
106
287,2
303,4
16,2
Pan
261,3
273,2
11,9
Diameter
Bobot
lubang (μm)
(g)
1 mm
JUMLAH
Jumlah Fines=
100,1
,9 ,x 100% = 11,9 %
Kurva Histogram Frekuensi/Frekuensi Ukuran
Ukuran
Bobot Granul
granul (μm)
g
%
% kumulatif <
% kumulatif >
>600
11,2
22,36
100
22,36
425-600
11,4
22,75
77,64
45,11
300-425
9,6
19,16
54,89
64,27
212-300
7
13,97
35,73
78,24
150-212
5,1
10,18
21,76
88,42
106-150
3,3
6,59
11,58
95,01
<106
2,5
4,99
4,99
100
Jumlah
50,1
100
-
-
18
30 25 ) 20 m a r g ( 15 t a r e B10
5 0 >1000
1000-710
710-425
425-300
300-150
150-106
106-0
Ukuran partikel (um)
2.
Kurva Frekuensi Kumulatif
Kurva Ukuran Partikel vs % Kumulatif (< dan >) 120 100 80 % 60
% Kumulatif <
40
% Kumulatif > 20 0
Ukuran partikel (um)
19
6.2 BOBOT JENIS BJ nyata
NO.
W (g)
V (ml)
ρ (g/ml)
1.
35,87
100
0,36
Rata-rata
0,36
BJ mampat
NO. Interval Pengetukan
Volume (ml)
1.
500
85
2.
750
84
⌠T(g/ml)
0,43 g/ml
⌠T (g/ml)
=
35.87 2 = 84 = 0,43 g/ml
6.3 Kandungan Lengas (MC) Suhu pemanasan
: 1060 C
Lama pemanasan
: 1 menit 21 detik
Bobot (g)
MC (%)
0,547
1,28
0,518
1,76
0,551
1,08
Rata-rata
1,37
6.4 KECEPATAN ALIR DAN SUDUT ISTIRAHAT Hasil Pengamatan Kecepatan Alir Sebelum Penambahan Lubrikan NO
W (g)
t (detik)
1.
50,00
4,70
2.
50,00
5,0
Rata-rata
Kec. Alir
Sesudah Penambahan Lubrikan W (g)
t (detik)
Kec. Alir (g/detik)
10,64
50,00
4,2
11,90
10,00
50,00
4,1
12,19
(g/detik)
10,32
Rata-rata
12,05
20
Hasil Pengamatan Sudut Istirahat NO
Sebelum Penambahan Lubrikan
Sesudah Penambahan Lubrikan
h (cm)
r (cm)
α (o)
h (cm)
r (cm)
α (o)
1.
3,5
6
30,24
2,8
6
25,02
2.
3,5
6
30,24
2,7
6
24,23
Rata-rata
30,24
Rata-rata
27,52
7. PENCAMPURAN FASE EKSTERNAL : Alat
: Toples (Tumbling Mixer )
Lama pencampuran
: 5-10 menit
Prosedur
:
Setelah melakukan evaluasi granul jumlah fase eksternal dihitung kembali berdasarkan berat granul yang tersisa setelah evaluasi. Jumlah granul = 302,75 gram (96,53% dari jumlah awal). Jumlah Mg stearat yang ditimbang = 96,53% x 1,625 g = 1,57 g Jumlah Primogel yang ditimbang = 96,53% x 6,5 g = 6,27 g Jumlah Talk yang ditimbang = 96,53% x 3,25 g = 3,14 g
Granul + Mg Stearat + Primogel
Fase eksternal dimasukkan ke dalam tumbling mixer memasukkan fase internal mencampur + 5 – 10 menit
Tabletasi Kompressi
21
8. PENCETAKAN TABLET Alat
: Hanseaten Type E1 No.397
Kecepatan tabletasi : 65 tablet/menit Diameter tablet
: ± 12 mm
Bobot tablet
: 650 mg
Rentang bobot
: 585- 715 mg
Kekerasan (> 4 kg) : 4-8 kPa
Surabaya, 17 November 2015 Bagian Produksi, No.
NAMA
1.
Galih Aulia N
2.
Maulidatul I
Tanda Tangan 1.
2.
22
DOKUMEN 3 PENGAWASAN MUTU
PEMBUATAN TABLET : Parasetamol 500 mg
TANGGAL MULAI
: 27 Oktober 2015
TANGGAL SELESAI
: 17 November 2015
BAGIAN PENGAWASAN MUTU
No. NAMA
NIM
1.
Jihan M Z
051311133026
2.
Najwa binti Mohd. R.D
051311133235
Tanda Tangan
23
EVALUASI TABLET
I.
PENGUJIAN MUTU PRODUK JADI 1.
KESERAGAMAN BOBOT TABLET Alat
: Timbangan analitik miligram (electronic balance)
Bobot yang direncanakan
: 650 mg
Rentang bobot
: + 10 % (575 mg – 715 mg)
Prosedur
:
1.
Timbang 20 tablet yang diambil secara acak satu per satu
2.
Dihitung berat rata-rata tablet
3.
Dibandingkan berat tiap tablet dengan berat rata-rata
Tablet memenuhi syarat USP bila tidak lebih dari 2 tablet yang beratnya di luar batasan persentase, serta tidak satu pun tablet yang beratnya lebih dari 2 kali batasan persentase yang diizinkan. Toleransi penyimpangan berat untuk tablet yang tidak disalut berbeda-beda, tergantung pada berat rata-rata tablet. Bobot Tablet (mg)
No
Bobot Tablet (mg)
1.
705,1
11.
679,4
2.
705,1
12.
685,6
3.
686,2
13.
700,5
4.
700,4
14.
703,9
5.
678,2
15.
702,3
6.
684,4
16.
703,8
7.
701,6
17.
687,2
8.
703,8
18.
685,4
9.
704,6
19.
701,5
10.
706,2
20.
678,7
No
Rata-rata
: 695,20 mg
Kesimpulan
: Keseragaman Bobot Tablet Memenuhi Persyaratan
24
2. KESERAGAMAN UKURAN TABLET Alat
: Jangka Sorong 1. Prosedur : Tablet diukur diameternya dalam keadaan horizontal dengan jangka sorong 2. Tablet diukur tebalnya dalam keadaan vertikal dengan jangka sorong
Diameter (mm)
Tebal
D/T
(mm)
12,35
4,3
2,87
12,35
4,3
2,87
12,35
4,3
2,87
12,35
4,275
2,88
12,35
4,3
2,87
12,35
4,25
2,91
12,35
4,25
2,91
12,35
4,3
2,87
12,35
4,25
2,91
12,35
4,25
2,91
Rata-rata
: Diameter = 12,35 mm dan Tebal = 4,28 mm
Persyaratan
: Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 kali tebalnya. (FI 3 p6)
Kesimpulan
: Keseragaman Ukuran Tablet Memenuhi Persyaratan
3. WAKTU HANCUR TABLET. Alat
: Erweka Cakram Disintegrasi Type Zt 501
Prosedur
: Masukkan 1 tablet pada masing-masing 6 tabung dari keranjang.
Masukkan satu cakram pada setiap tabung dan menjalankan alat. Gunakan air
bersuhu 37˚ ± 2˚C sebagai media dengan volume 900 mL (kecuali dinyatakan menggunakan cairan lain dalam masing-masing monografi) No
Waktu Hancur (detik)
1.
52
25
2.
49
Rata-rata
: 50,5 detik
Persyaratan
: Pada akhir batas waktu seperti yang tertera pada monografi, keranjang diangkat dari media dan tabletnya diobservasi. Semua tablet harus sudah terdisintegrasi sempurna, jika 1 atau 2 tablet tidak terdisintegrasi secara sempurna, pengujian diulangi dengan menggunakan 12 tablet lainnya, tidak kurang 16 tablet dari 18 tablet yang diuji harus terdisintegrasi sempurna. (FI 4 p. 1087). Tidak kurang dari 5 menit. (USP)
Kesimpulan
: Waktu hancur tablet memenuhi persyaratan
4. KEKERASAN TABLET Alat
: Erweka TBH 220 Hardness Tester
Prosedur
:
Ambil 10 tablet untuk diuji. Pertama, alat/besi penahan dibersihkan dengan kuas.Kemudian, tablet diletakkan tepat di tengah besi penahan dan alat dijalankan sehingga besi penahan menekan tablet. Kekerasan tablet dapat dilihat pada skala yang muncul di monitor. No
Kekerasan (kPa)
No
Kekerasan (kPa)
1.
7,10
6.
6,17
2.
6,35
7.
7,02
3.
6,47
8.
6,83
4.
7,32
9.
7,39
5.
6,50
10.
6,22
Rata-rata
: 6,84 kPa
Persyaratan
: Kekerasan Tablet antara 4-8 kPa (Pharmaceutical Dosage Form Tablet, Vol. 2, p. 244)
Kesimpulan
: Kekerasan Tablet memenuhi persyaratan
5. KERAPUHAN TABLET
26
Alat
: Erweka Friabilator Type TAP
Prosedur
:
1.
Sebelum digunakan, cek terlebih dahulu apakah bagian wadah tablet sudah bersih atau belum
2.
Hubungkan alat dengan arus listrik
3.
Ambil 10 tablet, dibersihkan satu per satu dengan bantuan kuas, kemudian ditimbang semua tablet dan hasil penimbangan (W 1) dicatat
4.
Putar sekrup pada bagian wadah tablet ke arah kiri dan lepaskan wadah tablet
5.
Buka tutup wadah dan masukkan 10 tablet yang telah ditimbang, kemudian tutup wadah
6.
Pasang wadah tablet ke arah pemutar, pasang sekrup kemudian putar ke arah kanan hingga kencang
7.
Putar penunjuk kecepatan ke arah kanan sampai skala penunjuk menunjukkan skala 4 (alat sudah disetting untuk berputar dengan kecepatan 25 rpm, sehingga untuk menghasilkan total putaran 100 rpm maka alat diputar selama 4 menit)
8.
Tunggu sampai alat berhenti berputar, putar sekrup ke arah kiri dan lepaskan wadah dan alat pemutar.Buka tutup wadah tablet kemudian keluarkan tablet dari wadah dan bersihkan tablet dari serpihan dengan bantuan kuas
9.
Timbang 10 tablet tersebut dan catat hasil penimbangan (W 2)
− 10. Kerapuhan tablet = x 100% No
Bobot Awal (g)
Bobot Akhir (g)
Kerapuhan (%)
1.
7,15
7,10
0,697
Rata-rata
: 0, 699 %
Persyaratan
: Kerapuhan tablet <1% (USP 32 p.1216)
Kesimpulan
: Kerapuhan tablet memenuhi persyaratan
27
28
II.
PEMBAHASAN
Pada praktikum ini, bahan aktif yang digunakan untuk membuat sediaan tablet adalah Parasetamol (Acetaminophen). Hal yang pertama dilakukan adalah studi mengenai praformulasi bahan aktif, yaitu mempelajari dan mengetahui sifat fisika kimiadari Parasetamol. Dengan melakukan pendataan tersebut maka dapat dipilih metode terbaik untuk pembuatan tablet Parasetamol. Tujuan ditentukannya metode terbaik adalah untuk mengembangkan sediaan yang berkhasiat, aman, stabil, dan akseptabel yang dapat diproduksi secara “mass production” atau dalam jumlah besar. Dari berbagai referensi, diketahui bahwa sifat Parasetamol yang akan diformulasi menjadi sediaan tablet memiliki sifat alir yang jelek. Parasetamol merupakan bahan yang mempunyai sifat alir dan kompaktibilitas yang buruk, sehingga untuk pembuatan tablet parasetamol diperlukan pengikat untuk memperbaiki kompaktibilitas dan glidan untuk memperbaiki sifat alirnya. Pada preparasi pengikat membutuhkan air sebagai pelarutnya, sehingga metode yang digunakan adalah metode granulasi basah aqueous. Selain itu metode granulasi basah dengan air dipilih karena bahan obat stabil terhadap air. Selanjutnya ditentukan komposisi formula. Komposisi formula terdiri dari parasetamol 500 mg, laktosa dan avicel pH 101 sebagai pengisi, PVP K-30 sebagai pengikat, Primogel sebagai disintegran, Mg stearat sebagai l ubrikan dan talk sebagai glidan. Bobot tablet yang diinginkan adalah 650 mg. Proses produksi meliputi beberapa proses yaitu penimbangan, pencampuran kering, pembuatan massa granul, pengayakan massa granul, pengeringan, pengecilan ukuran granul, dan yang terakhir evaluasi granul. Pertama, menimbang 250 gram Parasetamol, 32,5 gram Laktosa, dan ½ dari jumlah Primogel sejumlah 6,5 gram. Bahan-bahan tersebut dicampur kering 5-10 menit ad homogen, Primogel ditambahkan separuh dari jumlah total Primogel dalam di awal untuk mempermudah disintegrasi fase dalam tablet yang akan dibuat. Selanjutnya, kami menimbang 9,75 gram PVP K-30, dilarutkan pada aquadest 25 ml diaduk ad larut (untuk mempercepat kelarutan dapat dipanaskan di atas waterbath), ditambahkan pewarna sebanyak 6 tetes dan diaduk ad homogen. Larutan ini digunakan sebagai larutan pengikat. Serbuk parasetamol yang sudah dicampur kering dengan bahan tambahan lain dan homogen ditambahkan larutan pengikat sedikit demi sedikit dan dicampur ad terbentuk massa granul. Tetapi kenyataannya massa granul
29
yang terbentuk belum sempurna, jadi jadi perlu dilakukan penambahkan aquadest sebanyak 5 ml. Massa granul sudah terbentuk ketika total air yang digunakan sebanyak 30 ml. Ciri massa granul yang sudah jadi adalah ketika campuran dikepalkan dan di bagi dua dengan jari, akan terbagi 2 secara sempurna. Setelah itu massa granul diayak dengan ayakan berdiameter lubang 1 mm. Granul yang terbentuk dikeringkan dengan oven selama + 8 jam. Selanjutnya, granul kering diayak kembali dengan ayakan no Mesh 20. Setelah itu granul diuji untuk IPC (evaluasi granul). Granul kemudian ditimbang dan dihitung berapa fase eksternal yang harus ditambahkan. Evaluasi granul (IPC) terdiri dari distribusi ukuran granul (jumlah fines), bobot jenis, kandungan lengas, serta kecepatan alir dan sudut istirahat. Pada distribusi ukuran
granul diketahui ukuran granul 106 – 1000 m dengan diameter rata – rata granul 12,35
m. Pada pengecekan bobot jenis, didapatkan bobot jenis nyata granul rata-rata yaitu 0,36 g/ml, sedangkan bobot jenis mampat granul yaitu 0,43 g/ml. Pada uji kandungan lengas didapatkan % MC adalah 1.37 %. Hasil ini menandakan granul telah kering. Kecepatan alir granul sebelum penambahan lubrikan yaitu 11,34 g/detik dengan sudut istirahat 27,32o yang berarti aliran granul baik. Kemudian kecepatan alir setelah penambahan lubrikan adalah 12,05 dengan sudut istirahat sebesar 27,52 o. Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tanpa lubrikan pun granul dapat mengalir dengan baik, jadi tablet dapat diproduksi tanpa penambahan lubrikan untuk menekan biaya produksi. Aliran granul berpengaruh terhadap proses tabletasi. Sudut istirahat merupakan cara menentukan aliran granul dengan metode tidak langsung. Dari sudut istirahat yang diperoleh, bisa ditentukan sifat alir dari granul tersebut. Setelah dilakukan evaluasi granul, granul diayak kembali dengan ayakan no. Mesh 20 lalu dikompresi (tabletasi), kemudian dilakukan evaluasi tablet. Evaluasi tablet yang dilakukan adalah keseragaman bobot tablet, keseragaman ukuran tablet, waktu hancur tablet, kekerasan tablet, dan kerapuhan tablet. Keseragaman bobot tablet dilakukan dengan penimbangan tablet yang sudah jadi, dilakukan sampling 20 tablet secara acak, rata-rata bobot tablet yang dihasilkan adalah 695,20 mg sedangkan rencana awal bobot tablet 650 mg ± 10 %. Keseragaman ukuran tablet dihitung dari 10 sampel tablet jadi yang diambil secara acak hasilnya menunjukkan rata rata diameter 12,35 mm dan tebal rata-rata 4,28 mm. Waktu hancur tablet dilakukan dengan 5 sampel tablet diambil secara acak dihasilkan rata-rata waktu hancur 50,5 detik. Kekerasan tablet didapatkan 10 data
30
dari 10 sampel yang diambil acak didapatkan rata-rata 6,84 kPa Uji kerapuhan tablet dilakukan dengan menimbang 10 tablet karena berat per tablet lebih dari 650 mg. 10 tablet ditimbang dan dicatat, tablet masuk ke dalam alat, dan alat dijalankan selama 4 menit, tablet dibersihkan dan ditimbang kembali lalu dihitung bobot hilang. Kerapuhan dihitung dari bobot hilang/ bobot awal x 100 %. Kerapuhan didapatkan 0,699% sehingga kerapuhan tablet dinilaimemenuhi persyaratan, yaitu kerapuhan tablet < 1%. Hasil dari evaluasi menunjukkan tablet parasetamol dengan formula yang dibuat menghasilkan tablet yang mempunyai waktu hancur yang memenuhi syarat dan kerapuhan yang memenuhi syarat. Waktu hancur tablet yang dibuat masih memenuhi persyaratan waktu hancur tablet yang tidak bersalut, yaitu kurang dari 15 menit. Keseragaman bobot memenuhi syarat karena berdasarkan literatur bila ada lebih dari 2 tablet yang beratnya masuk rentang yang diperbolehkan untuk keseragaman bobot tablet 650 mg yaitu 575-715 mg maka tablet memenuhi syarat. Kekerasan tablet memenuhi syarat, karena kekerasan tablet yang baik mempunyai kekerasan minimal 4-8 kP. Yang penting dalam hal keseragaman bobot dan kekerasan tablet adalah pada penyetelan manual alat kompresi.
31