Sintesis de Paracetamol/AcetanilidaDescripción completa
Bb
farmasi
Deskripsi lengkap
BbFull description
Full description
Full description
sintesis pctDeskripsi lengkap
sintesis pctFull description
toksikFull description
ParacetamolDeskripsi lengkap
tekfarDeskripsi lengkap
Deskripsi lengkap
Sultamicillin, Hydroxyurea, Paracetamol, Nystatin ----drug study
Descripción: FEUM. metodos de validacion del paracetamol
Farmakodinamik ParacetamolFull description
Allopurinol dan paracetamolDeskripsi lengkap
Método de obtencion del paracetamol práctica de laboratorioDescripción completa
Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk menentukan kadar parasetamol dalam plasma dengan metode Chafetz (secara kolorimetri). Prinsip dari kolorimetri adalah pengukuran absorbansi dari zat yang semula tak berwarna diubah menjadi berwarna (direaksikan dengan zat tertentu) yang kemudian diukur serapannya pada daerah tampak/visible (diantara λ 400-800 nm). Pengukuran ini sendiri didasarkan pada hukum Lambert-Beer. metode spektrofotometri masih sering digunakan di dalam laboratorium. Hal ini dikarenakan metode ini relatif mudah, ekonomis, dan cepat dalam pengerjaannya (dibandingkan dengan metode kromatografi). Metode kolorimetri untuk parasetamol atau yang dikenal dengan metode Chafetz merupakan salah satu metode penetapan kadar parasetamol secara spektrofotometrik. Metode ini didasarkan pada reaksi nitrasi pada cincin benzen dari parasetamol. Reaksi nitrasi merupakan reaksi pembentukan warna pada parasetamol yang merupakan reaksi substitusi aromatik elektrofilik (SAE). Dalam reaksi nitrasi, yang digunakan sebagai agen penitrasi merupakan HNO2/asam nitrit. HNO2 merupakan gas pada suhu kamar. Oleh karenanya, untuk mendapatkan HNO2 dengan mudah, garam NaNO2 direaksikan dengan HCl yang kemudian didiamkan beberapa saat agar reaksi berjalan dengan sempurna.
Cincin aromatis dari parasetamol akan dinitrasi oleh asam nitrit menjadi 2- nitro-4asetamidofenol. Produk ini kemudian dilarutkan dalam natrium hidroksida sehingga suasananya menjadi basa. Dalam suasana inilah larutan akan memberikan kromofor yang kuat sehingga absorbansi dapat terbaca pada 450 nm (Chafetz et al., 1971).
Pada gambar, terlihat bahwa gugus kromofor dari parasetamol mengalami perpanjangan. Pemanjangan gugus kromofor ini akan memperpanjang panjang gelombang yang dapat diserap oleh parasetamol. Pemanjangan ini dinamakan dengan pergesaran batokromik. Pada reaksi, penambahan asam sulfamat bertujuan untuk menghilangkan sisa HNO2 yang mungkin terbentuk pada reaksi :
Oleh karena pada reaksi terbentuk gas N 2, maka sebelum dilakukan pengukuran, perlu dilakukan degassing untuk menghilangkan gas yang terbentuk dengan memberikan getaran ultrasonik pada larutan. Hal ini dilakukan agar N2 yang terbentuk tidak mengganggu saat pengukuran absorbansi dari larutan yang diuji. Pada percobaan digunakan serum. darah disentrifuge untuk memisahkan serum (cairan yang berwarna jernih/supernatan) dari sel-sel darah. Tujuan sentrifugasi yaitu untuk mempercepat pengendapan protein sehingga plasma lebih mudah diperoleh, prinsip sentrifugasi ini yaitu pemisahan zat berdasarkan bobot molekulnya. Plasma yang didapat ditambahkan TCA 20% untuk merusak struktur sekunder dan tersier protein yaitu dengan merusak sulfida yang merupakan pembentuk kedua struktur tersebut, akibatnya protein akan mengendap sementara obat tetap berada di dalam plasma. Jika tidak diendapkan maka protein plasma yang dapat berikatan dengan parasetamol akan membentuk molekul yang lebih besar, sehingga dapat mengganggu analisis. Reaksi TCA dengan protein plasma adalah sebagai berikut :
TCA merupakan asam kuat yang memiliki keelektronegatifan yang besar sehingga mampu menarik protein membentuk suatu ikatan. Ikatan ini bersifat reversible karena ikatan yang terjadi antara obat dengan protein plasma adalah ikatan lemah (Van der Walls). Selain itu, karena ikatan obat dengan protein bersifat non-spesifik artinya satu tempat bisa ditempati oleh banyak senyawa
dengan cara mendesak senyawa lain. Oleh karena itu setelah penambahan TCA, larutan kemudian divortex untuk menghomogenkan campuran ini. Supernatan yang diperoleh kemudian diukur kadar parasetamolnya dengan menggunakan metode Chafetz (metode kolorimetri). serum darah ini direaksikan dengan HCl 6N, HCl 6N berfungsi menghidrolisis parasetamol dan memberikan suasana asam. Hasil hidrolisis parasetamol akan bereaksi dengan Na nitrit (NaNO2) 10% dan membentuk garam diazonium, larutan campuran parasetamol HCl 6N dan Na nitrit (NaNO2 ) 10% didiamkan selama 15 menit agar pembentukan garam diazonium berlangsung sempurna. Kemudian setelah pendiaman selama Operating Time (15 menit) ditambahkan Asam sulfamat 15 % untuk menghentikan reaksi antara NaNO 2 (Natrium nitrit) dengan parasetamol dalam pembentukan garam diazonium yaitu dengan cara menghilangkan NaNO2 yang berlebihan. Lalu dilakukan penambahan NaOH tujuannya untuk memperpanjang gugus kromofor sehingga warna yang terbentuk akan semakin jelas.