LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIKUIDA DAN SEMISOLIDA “ DRY SYRUP AMOXICILIN “
Dosen : Lusia Oktora R.K.S.,S. Farm, M.Sc., Apt Kelompok C-4 Amirotu Sajidah
132210101066 1322101010 66
Fathimatuzzahrah
132210101074
Nur Marlinah
132210101078 1322101010 78
Mia Restu
132210101086
Nindi Dipamela Y.
132210101092 1322101010 92
Raras Puspa Wicitra
132210101094
Dini Syarifah
132210101096 13221010109 6
BAGIAN FARMASETIKA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS JEMBER 2015
I.
TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat merancang dan membuat suatu sediaan homogen yang memenuhi semua spesifikasi mutu yaitu aman, efektif, stabil ( secara fisika, kimia, mikrobiologi, farmakologi dan toksikologi) dan dapat diterima oleh konsumen.
Mahasiswa dapat membuat obat berkualitas tinggi untuk antibiotik sehingga dapat memperingan dan menyembuhkan infeksi.
Mahasiswa mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan bahan aktif dalm sediaan dry syrup.
II. DASAR TEORI
2.1 Dry Syrup Dry syrup atau sirup kering atau suspensi kering adalah suatu campuran padat baik dalam bentuk serbuk atau granul yang ditambahkan air pada saat sa at akan ak an digunakan. Sediaan tersebut dibuat pada umumnya untuk bahan obat yang tidak stabil dan bahan pensuspensi. Komposisi suspensi sirup kering biasanya terdiri dari bahan pensuspensi, pembasah, pemanis, pengawet, penambah rasa / aroma buffer dan zat warna. Bahan aktif untuk suspense kering tidak tahan lama di dalam air (± 2 minggu). Sediaan ini lebih menguntungkan dalam hal pengiriman dari pada suspense konvesional, karena ia lebih tahan terhadap perubahan temperature. Karakteristik Dry Sirup, antara lain : a. Campuran serbuk harus homogeny b. Rekonstitusi, artinya mudah dan cepat terdispersi dalam pembawa c. Redispersi dan penuangannya mudah d. Acceptable baik bentuk, bau, maupun rasa. Untuk mendapatkan karakteristik yang diinginkan maka dipilih agen dispersing yang cepat terdispersi. Suspending agent yang cocok dengan dry syrup antara lain : Acacia, CMC-Na, Microcrystalline cellulose with CMC-Na, Povidone, Propilenglikol alginate, Tragaka, dan Gum Xanthan. Sedangkan suspending agent yang tidak cocok untuk dry syrup diantaranya Agar, Carbomer, AlMg silikat. Alasan pembuatan dalam bentuk sirup kering adalah karena ditujukan untuk bahan aktif yang memiliki kestbilan dalam pelarut air terbatas. Ada tiga metode yang digunakan dalam pembuatan ”Dry Mixture”, yaitu : 1) Power Bland. Pada metode ini komponen formula dicampurkan dalam bentuk serbuk. Bahan dengan jumlah sedikit dilakukan pencampuran dengan dua tahap,
pertama dicampur dengan sebagian sukrosa selanjutnya sel anjutnya dicampur dengan bahan lain supaya didapat hasil homogen. 2) Granulated Product. Pada metode ini dilakukan beberapa tahapan yaitu : a. Reduksi ukuran partikel. b. Pencampuran suspending agent, wetting agent, dan anti-foaming agent. c. Pencampuran bahan aktif. Bahan yang sudah di milling ditambahkan pada campuran (b) lalu diaduk homogen. d. Granulasi. Campuran bahan aktif dengan bahan tambahan diatas, dibentuk menjadi granul dengan mesh ukuran tertentu (dengan cairan pembentuk masa granul) e. Pengeringan. f.Milling. f.Milling. Hasil pengeringan selanjutnya diuji distribusi ukuran partikelnya. g. Final Blend. Merupakan bagian pencampuran akhir. Waktu dan kecepatan pengadukan sangat mempengaruhi mempengaruhi hasil dari pencampuran ini. 3) Combination Product. Metode ini sering digunakan terhadap bahan yang tidak tahan panas (flavor), yang ditambahkan setelah pengeringan pengeringan granul.
2.2 Amoksisilin Antibiotik adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang dalam konsentrasi kecil dapat menghambat atau membunuh mikroorganisme lain secara selektif. Amoxicillin merupakan antibiotika yang paling dikenal di seluruh dunia. Amoxicillin adalah antibiotika yang termasuk ke dalam golongan penisilin. a. Struktur Kimia
:
C6H19 N3O5S
b. Berat Molekul
: Anhidrat 365,40 Trihidrat 419,45
c. Pemerian
: Serbuk hablur, putih ; praktis tidak berbau
d. Kelarutan
: Sukar larut dalam air dan metanol, tidak larut dalam benzena, dalam karbon tetraklorida dan dalam kloroform
e. Stabilitas
: Stabilitas terhadap suhu yaitu terurai pada suhu 30-
35˚C. Tidak stabil terhadap paparan cahaya. Stabilitas terhadap air sekitar 11,5-14,5 %. f. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, pada suhu kamar yang terkendali (Anonim, FI IV hal.96) g. Dosis
: 250 – 500 500 mg/ 8 jam atau 500-875 mg mg 2x sehari.
h. Kemurnian
: Amoksisilin mengandung tidak kurang dari 90,0 %
C6H19 N3O5S, dihitung terhadap zat anhidrat. Mempunyai potensi setara dengan tidak kurang dari 900 μg dan tidak lebih dari 1050 μg per mg C6H19 N3O5S dihitung terhadap zat anhidrat. (Anonim, FI IV hal. 95) i. pH
: Stabil antara 3,5 dan 6,0 ; dilakukan penetapan
menggunakan larutan 2 mg/ml. pH untuk bentuk suspensi oral stabil antara 5,0 dan 7,5 ; dalam suspensi yang disiapkan seperti pada etiket. (Anonim, FI IV hal. 96,99) j. Kajian Farmakologis : Amoksisilin adalah antibiotik dengan spektrum luas, digunakan untuk pengobatan yaitu untuk infeksi pada saluran napas, saluran empedu, dan saluran seni, gonorhu, gastroenteris, meningitis dan infeksi karena Salmonella thypi seperti thypi seperti demam tipoid. k. Efek Samping
: Gangguan lambung usus (diare, mual, muntah) dan
rash yang jarang terjadi. l.
Interaksi
: Lama kerja diperpanjang oleh obat-obat encok
probenisid dan sulfinpirazon,
juga asetosal
dan indometasin.
Efek
amoksisilin (golongan penicillin) dikurangi oleh antibiotika bakteriostatis (tetrasiklin, chloramphenicol, makrolida). Untuk pemberian oral, amoksisilin merupakan obat pilihan karena di absorbsi lebih baik dari pada ampisilin, yang seharusnya diberikan secara parenteral . Amoksisilin diabsorpsi dengan cepat dan baik pada saluran pencernaan, tidak tergantung adanya makanan. Amoksisilin terutama diekskresikan dalam bentuk tidak berubah di dalam urin. Ekskresi Amoksisilin dihambat saat pemberian bersamaan dengan probenesid sehingga memperpanjang efek terapi. (Siswandono, Kimia Medisinal Edisi I, hal. 333) Untuk menjaga khasiat obat maka harus diperhatikan cara penyimpanan. Amoksisilin disimpan dalam suhu kamar yaitu antara 20-25˚C. 20- 25˚C. Untuk sirup kering yang telah dicampur dengan air sebaiknya tidak digunakan lagi setelah 14 hari atau 2 minggu.
III.
Evaluasi Produk Referen
1. Nama produk : Hufanoxil Dry Syrup Deskripsi
: Amoksisilin/Amoksisilin trihidrat
Indikasi
: Infeksi pada saluran pernafasan bagian bawah, infeksi pada telinga, hidung dan tenggorokan
Dosis
: -Dewasa = 3 x sehari 250 mg, jika berat 500 mg -Anak-anak usia <10 tahun = 3 x sehari 125 mg jika berat 250 mg -Anak-anak usia <20 tahun = 20 – 20 – 40 40 mg per kg BB sehari
Kemasan
: Sirup kering 125 mg/5 ml x 60 ml
Pabrik
: HUFA
2. Nama produk : Dexyclav Sirup Kering Deskripsi
: Amoksisilin/Amoksisilin trihidrat
Indikasi
: Infeksi pada saluran pernafasan bagian atas dan bawah, infeksi jaringan lunak dan kulit, dan infeksi infeksi urogenital
Dosis
: -Anak-anak 7 – 12 12 tahun = 3 x sehari, 2 sendok takar -Anak-anak 2 – 2 – 7 7 tahun = 3 x sehari, 1 sendok takar -Anak-anak 9 bulan – bulan – 2 2 tahun = 3 x sehari, ½ sendok takar Untuk infeksi, berat dosis dapat ditingkatkan sampai 2 kali lipat. Penggunaan sebaiknya tidak melebihi 14 hari
Kemasan
: Sirup kering 125 mg/5 ml x 60 ml
Pabrik
: Dexa Medica
3. Nama produk : Opimox Dry Syrup Deskripsi
: Amoksisilin/Amoksisilin trihidrat
Indikasi
: Infeksi pada saluran pernafasan, infeksi pda saluran kemih dan kelamin, infeksi pada kulit dan jaringan lunak, otitis media ( radang rongga gendang telinga), osteomielitis (radang sumsung tulang), dan demam tifus
Dosis
: -Dewasa = 25 – 25 – 50 50 mg/kg BB/hari dalam 3 dosis terbagi yang diberikan tiap 8 jam -Dewasa = 500 mg – mg – 1 1 g tiap 8 jam (dikonsumsi bersamaan dengan makanan)
Kemasan
: Sirup kering 125 mg/5 ml x 60 ml
Pabrik
: Otto Pharmacetical Laboratories
4. Nama produk : Amoxan Dry Syrup
Deskripsi
: Amoksisilin/Amoksisilin trihidrat
Indikasi
: Infeksi pada saluran pernafasan bagian bawah, infeksi saluran kemih tanpa komplikasi, sifilis, meningitis, dan otitis media
Dosis
: -Dewasa dan anak-anak dengan BB 20 kg atau lebih = 250 – 250 – 500 500 mg tiap 8 jam -Anak-anak dengan BB leboh dari 8 kg = 125 – 125 – 250 250 mg tiap 8 jam ( dikonsumsi bersamaan dengan makanan atau tidak
IV.
Kemasan
: Dry sirup 125 mg/5 ml x 60 ml
Pabrik
: Sanbe Farma
Studi Praformulasi Bahan Aktif
4.1 Pemilihan Bahan Aktif Tabel 1. Hasil Studi Pustaka Bahan Aktif
No
Bahan Aktif Amoxicillin Tryhidrate
1
Efek Utama Penicillin
Efek Samping
Antibacterial
Karakteristik Fisik
Karakteristik Kimia
Kombinasi
Sukar larut dalam
dengan
air dan metanol; pH 3,5 - 5,5
(British
Clavunanic acid
tidak larut dalam
Pharmacopo
dapat menyebabkan benzena,
iea, 2009 :
Hepatitis dan
361)
cholestatic
Stabil pada
(Martindale,
dalam 36th Ed. :
karbontetraklorida
202) pKa: 3,23
jaundice. Erythema
2
Ampicilin
Penicillin
Trihidrat
antibacterial
saluran
(British
Gangguan
pada
pencer-
Organoleptis :
BM
Serbuk
hablur,
naan seperti glos-
putih;
praktis
Pharmacopo
sitis,stomatitis,
tidak berbau.
iea, 2009 :
mual,
361)
enterokolitis,colit
Sangat sukar
point
is,
larut dalam air
208OC
muntah,
pseudomem-
Kelarutan :
349,405
LogP 1,35
Melting
bran.
dan dalam
Pada penderita
metanol; tidak
Leleh
yang diobati
larut dalam
194oC
dengan Ampi-
benzena, dalam
Titik
silina, termasuk
karbon
semua jenis
tetraklorida dan
penisilina dapat
dalam kloroform
timbul reaksi hipersensitif, seperti urtikaria, eritema multiform.
4.2 Alasan pemilihan Bahan Aktif : Amoxicillin Tryhidrate Bahan aktif amoxicillin memiliki sifat bakterisida dan aktif terhadap kuman gram postif maupun negatif. Antibiotik ini memiliki efek samping yang kecil terhadap lambung, sehingga dapat diminum sebelum atau sesudah makan. 4.3 Bentuk Sediaan yang Dipilih : Dry Syrup Sediaan dry syrup dipilih karena amoxicillin sukar sekali larut dalam air dan pelarut-pelarut lainnya. Pembuatan dry syrup juga akan mengurangi bobot akhir sediaan sehingga untuk pengiriman dapat menekan biaya seminimal mungkin. Bentuk kering akan lebih stabil dibandingkan bentuk larutan karena sediaan larutan akan mudah untuk terhidrolisis. 4.4 Dosis dan Perhitungan Dosis amoxicillin untuk orang dewasa 500 mg digunakan 3-4 kali sehari Dosis berdasakan berat badan (untuk anak-anak) sebagai berikut:
Umur Berat Badan
Dosis anak terhadap dosis
Dosis sekali
Dosis sehari
(m )
dewasa %
(m )
6-12
k 7,3-8,2
20
100
400
bulan 1-5
8,3-14,4
33
165
660
tahun 5-10
14,5-23,9
50
200
1000
tahun >10
24-43,3
75
375
1500
tahun
Perhitungan takaran / dosis persatuan takaran terkecil komposisi formula. Untuk dosis anak-anak, tiap satu sendok mengandung 125 mg Amoxicillin (125 mg/ 5 ml), dengan pemakaian :
6-12 bulan
: ½ sendok teh
1-5 tahun
: ½ - 1 sendok teh
5-10 tahun
: 1 – 1 1 ½ sendok teh
>10 tahun
: 2 sendok teh
Volume takaran:
½ sendok teh : 2,5 ml
1 sendok teh : 5 ml
1 ½ sendok teh : 7,5 ml
2 sendok teh : 10 ml
4.5 Kemasan Lama pengobatan 3 hari 1 hari = 4x 1-2 sendok teh = 20-40 ml 3 hari = 3x (20-40 ml) = 60-120 ml Kemasan terkecil 60 ml Jumlah perkemasan: Tiap kemasan = 60 ml Tiap 5 ml mengandung 125 mg Amoxicillin Tiap kemasan mengandung 1500 mg Amoxicillin 4.6 Persyaratan Bentuk Sediaan Sediaan mengandung Amoxicillin 90-100% pH larutan 5-5,5. Mengandung 1 atau lebih dapar, pewarna, aroma, pengawet, pemanis, suspending agent.
4.7 Spesifikasi dari Sediaan Bentuk sirup Parameter
Spesifikasi yang Diinginkan
Bentuk sediaan
Sirup 60 ml
Kadar bahan aktif
Amoxicillin 125 mg/ 5 ml
pH sediaan
5,0-7,5
Berat jenis
>1 g/ ml
Ukuran partikel
1-100 pm
Viskositas
< 100 mpas
Warna
Kuning
Bau
Jeruk
Rasa
Manis
Bentuk kering Parameter
Spesifikasi yang Diinginkan
Bentuk sediaan
Granul
Sudut diam
< 25°
Kecepatan alir
10 gram/ 10 detik
V.
Jenis dan Contoh Bahan Tambahan dalam Formula
5.1 Dapar Bahan Asam Sitrat
Pemerian
Kelarutan
ADI
Inkompatibiltas
Ket. Lain
Tidak
Larut dalam
-
berwarna,
1:15 etanol
dengan
transparan,
95% dan 1
potassium tarta, pH=2,2
kristal
dalam
alkali dan alkali
Buffering
transparan,
kurang lebih
karbonat,
solution 0,1 -
kristal putih,
dari 1 bagian
bikarbonat,
0,2%;
tidak berbau
air, agak
asetat, sulfida,
Flacour
Inkompatibilitas BJ= 1,542 g/cm3
tapi punya
sukar larut
oksidator, basa,
enhancer for
rasa asam
dalam eter
zat pereduksi
liquid 0,3-
yang kuat
2,0%; Suspending agen 0,32,0%
Na Sitrat
Tidak
Mudah larut
berbau, tidak berwarna
15 g/kg BB
Bereaksi
BJ= 1,19
dalam air, air
dengan
g/cm3
mendidih,
substansi asam,
pH=7,0-9,0
tidak larut
garam alkaloid
dalam etanol
dapat membentuk endapan dari larutan hidroalkohol, agen pengoksida, pereduksi dan basa
NaOH
Putih/praktis
Mudah larut
-
Inkompatibel
putih, massa
dalam air
dengan
melebur
dan etanol
senyawa rentan
berbentuk
terhidrolisis
pelet,
atau oksidasi,
serpihan atau
bereaksi dengan
batang atau
asam, ester, dan
bentuk lain,
eter khususnya
keras, rapuh,
di larutan cair
dan menunjukkan pecahan hablur, bila dibiarkan
-
diudara akan cepat menyerap CO2 dan lembab Dapar Terpilih
: Asam Sitrat dan Na Sitrat
Alasan
: Dapar sitrat sering digunakan untuk sediaan oral dan
digunakan dalam suspensi untuk mempertahankan pH sediaan atau stabil selama penyimpanan. Digunakan pada pH 6 untuk menghindari iritasi pada pasien penyakit asam lambung dimana tidak meningkatkan keasaman pada lambung. pKa dapar sitrat dekat dengan pH optimum sediaan s ediaan sehingga dapat meningkatkan kapasitas dapar maksimum. 5.2 Suspending Agent Bahan
Pemerian
Kelarutan
ADI -
PGA /
Putih atau
Larut dalam
Acacia
kuning
Ket. Lain
Acacia tidak
pH= 4,5-5
1:20
dapat campur
(5%
gliserin,
dengan
Aqueous
granul,
1:20
amino-pirine,
solution)
serbuk
propilen
morphin, phe-
dan tidak
glikol, 1:27
nol,
berbau
air, praktis
tannin, thymol,
tidak larut
dan
dalam
vanilin
(HPE, Ed. 6, putih; halm. 1)
Inkompatibilitas
methanol (95%) CMC Na
Putih, tidak
(HPE, Ed. 6, berbau, halm. 118)
serbuk kecil
Tidak larut
-
Inkompatibel
Dapat
da-lam air,
dengan
sebagai
paktis tidak
larutan asam
gelling
larut dalam
kuat,
aseton,
bentuk garam
etanol, eter,
dari
toluene
besi dan
agent
logam, pengenda-pan terjadi pda pH <2 Avicel
Putih, tidak
Inkompatibel
pH= 5,0-7,5
larut dalam
dengan
disimpan
tidak
air, sedikit
bahan
pada
berasa,
larut dalam
pengoksidasi
tempat
bentuk
laru-tan
kuat
tertutup
Kristal,
hidoksida
(HPE, Ed. 6, berbau, halm. 129)
Putih, tidak
-
dan kering
higroskopis Bahan terpilih : PGA/ Acacia Alasan
: PGA memiliki kelarutan baik dalam air, dapat digunakan
sebagai penstabil dan dapat meningkatkan viskositas dari dry suspensi 5.3 Pengawet Bahan
Pemerian
Kelarutan
ADI
Inkompatibilita
Ket.lain
s Metilparaben
Kristal, tidak
Larut
/
berwarna/ser
dalam 1:2
buk
Nipagin (HPE;340)
10 mg/kg
Bahan
BJ= 1,352
bentonit,
g/cm3
etanil;
Mg trisilikat,
pH=4-8
kristal, putih
1:400 air;
talk, tragacan,
Penggu-naan
tidak berbau
1:50 air
sodium alginat,
oral solution
essensial oil,
dan suspensi
5000C; 1:3
sorbitol,
0,037%
etanol 95%;
atropin
BB
berasa seperti pada suhu terbakar
gliserin 1:60, eter 1:10 Propilparabe
Kristal putih,
Larut
n/
tidak berbau
Nipasol (HPE;450)
-
Mg
BJ=1,288
dalam
alumunium,
g/cm3
dan
etanol
silikat,
Penggu-
tidak berasa
1:1,1;
magnesium
naan
etanol 95%
trisilikat
suspensi oral
1:5,6;
mengurangi
sollution dan
gliserin
efek bahan
suspensi oral
1:250; air
0,01-0,02%
1:4350 pada 15oC dan 1:2500 Na Benzoat (HPE;627)
Granul
Larut
putih/kristal,
dalam air
higroskopis, tidak berbau
5 mg/kg
Gelatin, garam
BJ= 1,497-
ferric, garam
1,527 g/cm 3
1:1,8 dan
kalsium, dan
pada 2480C
1:1,4 dalam
garam logam
pH= 8,0
1000C
berat
BB
Pengawet terpilih : Na Benzoat Alasan
: Na Benzoat mudah larut dalam aquades dan bahan mudah
didapatkan serta pemakaian Na Benzoat lebih efisien yaitu tidak memerlukan antimikroba lain untuk memaksimalkan yang timbul 5.4 Pemanis Bahan Sorbitol
Pemerian
Kelarutan
ADI
Kristal;
Sangat
Crystalline
higroskopis;
mudah larut
membentuk
(HPE, Ed.
warna putih;
dalam
kelat yang larut
rasa manis
air, su-kar
dalam air dengan
larut dalam
banyak divalen
etanol,
dan ion logam
dalam
trivalen dalam
metanol dan
kondisi asam
dalam
kuat dan basa
6, halm. 679)
-
Inkompatibilitas Sorbitol akan
Ket. Lain -
asam aseta Aspartame
Putih hablur
Sedikit
(HPE, Ed.
tidak berbau;
larut dalam
6,
serbuk,
etanol,
hal. 48)
kristal
sukar larut
40 mg/kgBB
-
pH= 4,5 6,0 (0,8% b/v cairan)
dalam air Na Siklamat
Putih, tidak
(HPE, halm. berbau, 678)
Praktis
11
tidak larut
Kris-tal
dalam
atau serbuk
benzena,
Kristal; rasa
kloroform,
manis
etanol
-
BM=
mg/kgBB
2012,22 ;
(WHO);
pH= 5,5
1,5
– 7,5 7,5
mg/kgBB
30x lebih
(Eropa)
manis
(95%) dan
dari
eter dapat
sukrosa
larut dalam 5 bag. Air dan 2 bag. Air pada 2oC Saccharin Na (HPE, Ed. 6, halm. 608)
Kristal
Mudah
putih,
larut dalam
tidak berbau,
air, agak
rasa sangat
sukar larut
manis
dalam
(300x)
etanol
5
Dapat
mg/kgBB
mengkristal
pH= 2,0
menimbulkan rasa pahit sesudah pemakian Pemanis terpilih : Na Na Siklamat Alasan mudah dan
: Na Siklamat sangat mudah larut dalam aquadest dan bahan didapat
tidak
selain
itu
lebih
aman
daripada
aspartame
mudah mengkristal dibandingkan Saccharin N, dalam stabilitas
penyimpanan tidak membentuk cap locking pada p ada tutup botol setelah sete lah penyimpanan dalam jangka waktu tertentu.
5.5 Pewarna Bahan
Pemerian
Kelarutan
ADI
Inkompatibilitas
Ket.lain
Tartazine
Serbuk warna
Praktis tidak
-
Campur sedikit
-
FD & C
kuning/kuning larut aseton,
No.5
oranye
(HPE; 185)
Titan
-
dalam larutan
200C larut
asam sitrat dan
dalam etanol
sakarin, tidak
75% 1:91;
campur dengan
propilenglikol
asam askorbat,
1:14,3. Air
gelatin,
1:26 20C dan
glukosa, larutan
1:5 25oC
Na Bikarbonat
20 C etano etanoll
-
Sedikit campur
Yellow FCF
75% 1:333,
dengan asam
(FD&C
gliserin 1:5,
sitrat, larutan
Yellow
propilenglikol
sukrosa dan
No.6)
1:45,5, air
larutan saturasi
1:5,2 pada
sodium
20C
bikarbonat,
-
tidak campur dengan asam askorbat, glukosa Pewarna Terpilih: Alasan
: -
Perasa Terpilih : Orange Orange Flavour Flavour Alasan
: Orange flavour dapat menutupi rasa asam dari bahan asam
sitrat mudah bercampur dengan bahan aktif, dan multifungsi multif ungsi seba gai pewarna oranye sehingga tidak dibutuhkan pewarna tambahan.
Bahan
Amoxicillin
Fungsi
Konsentrasi
Skala kecil
Skala besar
%
(60 ml)
(500 ml)
Bahan aktif
2,5
1,5 g
12,5 g
Suspending
10
6g
50 g
Tryhidrate PGA
agent Na Sitrat
Dapar
0,77
0,46 g
3,83 g
Asam Sitrat
Dapar
0,75
0,45 g
3,75 g
Na Benzoat
Pengawet
0,3
0,18 g
1,5 g
Na Siklamat
Pemanis
0,17
0.102 g
0,85
Esssense Jeruk
Perasa
0,003
0,018 g
0,15
VI.
Susunan Formula dan Komposisi Bahan yang Direncanakan
Penimbangan Bahan dan Perhitungan ADI
Bahan aktif Amoksisilin 125 mg / 5 ml = 125 ~ 5 ml Jadi, untuk membuat 60 ml
120 mg / 5 ml × 60 ml = 1,5 g
Suspending agent ( PGA ) Batas yang digunakan untuk emulsi dan suspensi s uspensi yaitu 5-10% Yang digunakan 10 % Untuk 60 ml = 10 % x 60 ml × 1 g/ml g/ml = 6 g
Pemanis Na Siklamat : ADI = 11 mg/ kg BB 1 - 5 thn = (8,1 kg – kg – 14,4 14,4 kg) kg) x 11 mg/kg = 89,1 mg – mg – 158,4 158,4 mg 6 – 10 10 thn = (15,8 kg – 23,9 23,9 kg) x 11 mg/kg = 173,8mg – 173,8mg – 262,9 262,9 mg Dewasa ( >10 tahun) = (26,9 kg – kg – 29,1 29,1 kg) x 11 mg /kg = 295,9 mg -320,1 mg
Perhitungan untuk mengetahui ADI atau tidak Na Siklamat yang digunakan adalah 0,17 0,17 % 0,17 % x 60 ml x 1 g/ml= 0,102 0,102 g Maka: 1 - 5 thn
= ½ takar sendok teh = 4 x ( 2,5 ml/60ml) x 0,102 g = 0,017 g ( tidak melebihi)
6 – 10 – 10 thn = 1 takar sendok teh = 4 x ( 5 ml/60ml) x 0,102 g = 0,034 g ( tidak melebihi) Dewasa ( >12 tahun) = 1,5 takar sendok teh = 4 x ( 1,5 ml/60ml) x 0,102 g = 0,051 g ( tidak melebihi)
Penawet Na Benzoat : ADI = 5 mg/ kg BB BB 1 - 5 thn = (8,1 kg – kg – 14,4 14,4 kg) kg) x 5 mg/kg = 40,5 mg – mg – 72 72 mg 6 – 10 10 thn = (15,8 kg – 23,9 23,9 kg) x 5 mg/kg = 79 mg – mg – 119,5 119,5 mg Dewasa ( >10 tahun) = (26,9 kg – kg – 29,1 29,1 kg) x 5 mg /kg /k g = 134,5 mg -145,5 mg
Perhitungan untuk mengetahui ADI atau tidak Na Benzoat yang digunakan adalah adalah 0,3 % 0,3 % x 60 ml x 1,5 g/ml= 0,18 g Maka: 1 - 5 thn
= ½ takar sendok teh = 4 x ( 2,5 ml/60ml) x 0,18 g = 0,03 g ( tidak melebihi)
6 – 10 – 10 thn
= 1 takar sendok teh = 4 x ( 5 ml/60ml) x 0,18 g = 0,06 g ( tidak melebihi)
Dewasa ( >12 tahun) = 1,5 takar sendok teh = 4 x ( 1,5 ml/60ml) x 0,18 g = 0,09 g ( tidak melebihi)
Dapar Diketahui : pH = 6 pKa 1= 3,15; pKa 2=4,77; 2=4,77; pKa 3= 6,40 β = 0,1 pKa = 6,40
Ka = 3,981 × 10-7
pH =6
H+ = 10-6
pH
= pKa + log
6
= 6,40 + log
log
= 6 – 6 – 6,40 6,40
G
= 0,3891 A
β
= 2,303 C Ka ( H3O +)
(Ka + H3O+)2
0,1 = 2,303 × C × 3,981 × 10 -7 × 10-6
(3,981 × 10 -7 + 10-6)2 C
= 0,2131
C
=G+A
0,213
= 0,3981 A + A
A
= 0,1525
G
= 0,3981 A
G
= 0,3981 × 0,1525
G
= 0,061
Reaksi H3Sitrat
+
NaOH
NaH2Sitrat + H2O
M 0,2132
0,2132
B
0,2132
0,2132
0,2132
S
-
-
0,2132
NaH2Sitrat M 0,2132
+
NaOH 0,2132
Na2Hsitrat + H2O
B
0,2132
0,2132
0,2132
S
-
-
0,2132
Na2Hsitrat
+
NaOH
Na3Sitrat + H2O
M 0,2132
0,061
B
0,061
0,061
0,061
S
0,1522
-
0,061
Penimbangan Bahan Asam Sitrat =
0,2132
=
m
210,14
×
1000
1000 10
= 0,45 gram
Na Sitrat
=
0,2132
=
m
214,11
= 0,46 gram
VII. Metode
7.1 Alat
Timbangan digital
Mortir + stemper
Gelas ukur
Kompor gas
×
pH meter
Pipet tetes
Batang pengaduk
Beaker glass
Penangas air
×
×
1000
1000 10
7.2 Cara Kerja Pembuatan Dry Syrup Masukkan Na Sitrat 0.46 gram dan Asam Sitrat 0.45 gram ke dalam mortir hangat
Masukkan Na siklamat 0.1022 gram ke dalam mortir hangat, lalu digerus
Masukkan Na benzoat 0.18 gram ke dalam mortir hangat, lalu digerus dan ditambahkan Amoksisilin 1.5 gram lalu digerus
Menambahkan PGA 6 gram, lalu digerus
Masukkan Essens 0.018 gram yang telah dilarutkan dalam etanol, aduk seluruh campuran sampai homogen
Masukkan Dry Sirup Amoksisilin ke dalam botol
Untuk persiapan pemakaian, tambahkan air ad 60 ml dan kocok homogen 7.3 Prosedur Evaluasi Evaluasi dry sirup amoksisilin dapat dilakukan dengan parameter-parameter berikut ini: 1. Organoleptis Bau: Jeruk Rasa: Jeruk Warna: Kuning
Bentuk: Dry sirup 2. Uji Keasaman (pH= 5.5- 6.5) (Farmakope Indonesia ed. IV, hal: 95)
Amoksisilin dry sirup diuji dengan kertas pH Jika pH terlalu asam, tambahkan basa ad pH sesua i pH yang diinginkan Jika pH terlalu basa, tambahkan asam ad pH sesuai 3. Uji Viskositas
Alat instrumen: VT-03F
Cara kerja: Masukkan sejumlah tertentu sampel ke dalam cup, jika kental gunakan cup yang berukuran kecil, jika encer gunakan cup yang yang berukuran besar
Kaitkan viskotester pada statif, gunakan level ukuran atau meteran pada unit untuk memastikan unit kira-kira telah horisontal
Letakkan rotor pada pusat cup, pindahkan apitan jarum meter hingga berlawanan arah
Nyalakan power swicth pada posisi ON
Ketika rotor mulai berputar, jarum indikator viskositas secara berkala bergerak ke kanan dan seimbangkan pada posisi yang menghubungkan viskositas dengan sampel cairan
Baca nilai viskositas dari skala s kala pada rotor. Skala menunjukkan angka rotor pada sebelah kiri
Setelah selesai pengukuran, atur swicth pada posisi off, lalu kembalikan jarum pada posisi awal dengan memindahkan kepitan kepitan jarum meter sesuai dengan petunjuk arah. 4. Uji Densitas
Timbang piknometer yang bersih dan kering dengan seksama
Isi piknometer dengan sampel hingga penuh, lalu direndam dalam air es sehingga kira-kira 2°C dibawah suhu percobaan (25 °C)
Tutup piknometer, pipa kapiler dibiarkan terbuka dan suhu dibiarkan naik sampai suhu percobaan, tutup pipa kapiler
Biarkan suhu air dalam piknometer mencapai suhu kamar
Lap air yang menempel di luar piknometer, timbang piknometer dengan seksama
Hitung kerapatan sampel
5. Uji Sedimentasi Larutkan sediaan dry sirup Amoksisilin dengan air
Kocok hingga homogen, diamkan selama 24 jam
Untuk mengetahui redispersinya, kocok kembali sediaan yang telah didiamkan 6. Kecepatan Alir ( 100 g serbuk mengalir kurang dari 10 detik ) Corong dipasang pada statif dengan jarak ujung pipa bagian bawah ke bidang datar= 10.00± 0.2 cm
Ditimbang teliti 50.0 gram serbuk dry sirup
Serbuk dry sirup dituang ke dalam corong dengan dasar lubang corong ditutup
Nyalakan stopwatch bersamaan dengan dibukanya dibukanya tutup dasar corong
Catat waktu yang dibutuhkan serbuk dry sirup saat mulai mengalir sampai bahan dalam corong habis (t=… detik)
Hitung kecepatan alir dengan rumus: Kec. Alir= w/t (g/detik)
7. Sudut diam (38 ° = sifat alir baik, 38°-42°= sifat alir cukup baik) Alat: Corong standart dan penggaris Diukur tinggi timbunan serbuk dry sirup dibawah corong hasil penentuan kecepatan alir (h cm)
Diukur jari-jari alas kerucut tinggi serbuk dry sirup (r cm)
tan = ℎ/ Dihitung sudut diam dengan rumus tan
8. Kelembapan (2-4 %) Alat: OHAUS MB 4, Moisture Balance
Tekan tombol ON, buka tutup Moisture Balance
Bersihkan pan, letakkan pada tempatnya, lalu pan ditara
Taburkan serbuk dry sirup ke atas pan dengan berat ± 1- 1.5 gram, tutup moisture balance dan tekan tombol START
Tunggu sampai proses berhenti secara otomatis
Catat % Moisture yang tertera pada alat
VIII. Hasil dan Pembahasan Pembahasan
8.1 Hasil Evaluasi Dry Suspensi Amoxicillin : 1. Organoleptis Bau
= Jeruk
Rasa
= Manis
Warna
= Orange
Bentuk
= Dry Suspensi Serbuk
2. Pemeriksaan Ph Alat
= pH meter
Hasil pH = 5,7 3.
Uji Viskositas Alat
= VT-03F & Spindel No. 4
Hasil
= 17 Mpas
4. Pemeriksaan Berat Jenis (BJ) ρ = 1,041 gr/cm3 8.2 PEMBAHASAN Pada praktikum ini dilakukan pemformulasian suspensi berupa dry sirup. Suspensi adalah sediaan heterogen yang terdiri dari fase dispersi dan fase pendispersi sedangkan dry sirup merupakan sediaan suspensi yang bahannya kering dan dapat ditambahkan pelarut ketika akan digunakan. bahan aktif yang digunakan adalah amoksisilin dan asam klavulanat, akan tetapi karena dilaboratorium bahan aktif yang tersedia hanya amoksisilin maka yang digunakan adalah amoksisilin dengan kadar setiap 5 ml mengandung 125 mg amoksisilin. Dibuat dry sirup Karena bahan obat ini secara kimia tidak stabil dalam media air, karena dalam air amoxycillin dapat mengalami degradasi karena terhidrolisis oleh air, dan menghindari masalah stabilitas fisika karena amoxycilinn sukar larut dalam air. Selain itu bentuk sediaan dry syrup dapat mengurangi bobot dari masing-masing botol, karena di dalam sediaan tidak ti dak mengandung air sehingga akan mengurangi biaya distribusi dan Sediaan dalam bentuk kering lebih tahan terhadap bakteri penisilinase karena sediaan tidak kontak langsung dengan air. Amoxicillin dipilih karena amoxicillin termasuk dalam antibiotik derivat penisilin spektrum luas. Dipilih turunan penisilin karena merupakan senyawa bakterisid dengan indeks terapetik tinggi yang bekerja lebih besar pada fasa perbanyakan mikroorganisme dibandingkan fase istirahat sehingga sering digunakan sebagai drug of
choice untuk pencegahan dan pengobatan infeksi. Dan mempunyai gugus hidrofil dan bentuk praobat yang mempunyai spektrum antibakteri yang luas dan efektif tidak hanya pada bakteri gram(+) dan gram (-). Sedangkan sefalosporin kepekaan untuk betalaktamase lebih rendah daripada penisilin, dapat menimbulkan resistensi lebih cepat daripada penisilin. Selain itu Absorpsi amoxicillin dalam saluran cerna jauh lebih baik dari ampisilin. Ada beberapa macam Amoxicillin yaitu amoxicillin, amoxicillin sodium, dan amoxicillin trihidrat. Pada formulasi ini digunakan amoxicillin karena amoxicillin lebih dimungkinkan untuk dijadikan bahan aktif dry sirup. Dimana amoxicillin sodium merupakan bahan yang sangat higroskopis sehingga tidak cocok jika digunakan dalam dry sirup, karena akan menyebabkan sediaan serbuk atau granul dry syrup menjadi mudah basah dan tentu akan mempengaruhi stabilitas dari bahan aktif tersebut. Sehingga kita memilih amoxicillin trihidrat yang merupakan senyawa berbentuk kristal dan pada skala industri, peralatanyang digunakan serta teknik yang lebih canggih amoxcillin trihidrat dimungkinkan untuk digunakan sebagai bahan untuk dry syrup seperti yang ada di produk-produk pasaran. Sehingga kami memilih amoxicillin tri hidrat. Pembuatan dry sirup ada tiga metode yaitu metode serbuk, metode granulasi, dan metode campuran (serbuk dan granulasi). Kelompok kami memilih membuat dry syrup dengan metode serbuk, dikarenakan metode serbuk lebih efisisen baik secara waktu maupun teknis, selain itu bahan-bahan formulasi ini kami perkirakan berbentuk serbuk semua sehingga kami memilih menggunakan metode serbuk. Dalam melakukan pemformulasian ini pertama dilakukan penimbangan semua bahan-bahan
yang
digunakan, lalu mencampurkannya di mortir sambil digerus ad homogen. Bagian terakhir yang ditambahkan adalah perasa dan pewarna yang sekaligus berguna sebagai pembasah. Bahan aktif amoxicillin trihidrat ditambah dengan PGA yang berfungsi sebagai suspending agent yang dapat meningkatkan viskositas sehingga akan memperlambat terjadinya sedimentasi. Selanjutnya ditambah dengan Na siklamat yang merupakan bahan pemanis yang memiliki tingkat kemanisan 30 kali lebih manis dari sukrosa. Na siklamat sangat mudah larut dalam aquadest, Na siklamat juga juga lebih aman digunakan daripada aspartame dan tidak mudah mengkristal seperti sakarin Na. Na. Stabilitas penyimpanannya dalam jangka waktu yang lama juga tinggi, karena ia sekaligus dapat digunakan sebagai anti-caplocking pada tutup botol. Selanjutnya ditambahkan Na benzoate sebagai bahan pengawet. Pengawet ini mudah larut la rut dalam aquadest dan mudah didapatkan. Pemakaian Na-benzoat juga dipilih karena lebih efisien yaitu tidak memerlukan antimikroba lain
untuk memaksimalan efek anti-mikrobanya. Langkah selanjutnya adalah pemberian asam sitrat dan Na-sitrat yang bertujuan untuk mengendalikan pH agar tetap berada antara pH 5,5 – 6 yang yang merupakan pH pH optimal optimal sediaan suspensi oral. Pemberian flavor orange orange selanjutnya berfungsi sebagai corigen odoris. Penambahan flavor ini dapat meningkatkan estetika sediaan sehingga dapat meningkatkan penerimaan pasien terhadap produk, flavor ini juga dapat menutupi rasa asam sitrat. Flavor orange dilarutkan dalam etanol lalu diteteskan pada serbuk dan diaduk hingga didapatkan warna yang merata. Selanjutnya kami membuat sediaan batch besar yaitu 500 ml. Formula yang kami gunakan sama seperti formula dalam pembuatan batch kecil. Serbuk yang dihasilkan selanjutnya dimasukkan ke dalam botol kedap cahaya untuk menghindari sediaan dari sinar matahari secara langsung, sisanya digunakan untuk tahapan evaluasi. Sediaan dievaluasi untuk mengetahui apakah sediaan telah memenuhi persyaratan spesifikasi yang telah ditentukan. Setelah sediaan dry sirup dalam batch 500 ml dibuat, maka dilakukan berbagai uji untuk evaluasi sediaan dry sirup. Beberapa uji yang dilakukan yaitu : 1. Uji Organoleptis Bau : Aroma dari flavor orange berhasil menutupi bau bahan obat yang tidak enak. Rasa : Jeruk Warna : Oranye Bentuk : Serbuk suspensi kering Kesimpulan : Sediaan memenuhi spesifikasi organoleptis sebelum dilarutkan dalam air dan ketika sudah dilarutkan dalam air. 2. Uji pH Uji pH dilakukan untuk melihat pH larutan suspensi yang dihasilkan, hal ini berkaitan dengan kenyamanan pasien saat mengkonsumsi larutan suspensi selain itu pH juga mempengaruhi kestabilan dari zat aktif. Secara teoritis pH sediaan dry sirup yang baik adalah 5,5-6. Berdasarkan uji pH sediaan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pH sediaan kami adalah 5,7. Hal tersebut sesuai dengan teoritis yang terdapat dalam FI IV dan sesuai dengan rentang pH yang diinginkan. Nilai pH akan mempengaruhi kondisi atau bentuk obat dalam tubuh oleh karena itu pH sediaan harus diatur agar sesuai dengan pH saluran pencernaan karena sediaan dry sirup diberikan secara per oral. Untuk mempertahankan pH sesuai dengan yang diinginkan maka pada sediaan dry sirup perlu ditambah dapar. Dapar adalah bahan yang dapat mempertahankan nilai pH dengan penambahan sedikit asam atau basa. Pada sediaan
kami dapar yang kami gunakan adalah asam sitrat dan natrium sitrat. Dipilih dapar tersebut karena dapar sitrat memiliki nilai rentang pKa sesuai dengan pH yang kita inginkan yakni asam. Apabila pH sediaan berubah dalam waktu penyimpanan maka kemungkinan bahan aktif obat akan mengalami degradasi ataupun permasalahan stabilitas lainnya. Sehingga mempertahankan nilai pH sediaan dibutuhkan untuk menjaga obat sehingga dapat diabsorbsi oleh tubuh dan memiliki efek terapetik. 3.
Uji viskositas Suatu suspensi memerlukan bahan pensuspensi, bahan pensuspensi yang
digunakan adalah PGA yang bekerja meningkatkan kekentalan larutan. Dengan meningkatnya kekentalan maka akan meningkatkan stabilitas suspensi. Kekentalan suatu larutan yang dikonsumsi dengan cara diminum mempengaruhi kenyamanan pasien saat akan mengkonsumsi sediaan suspensi. Pada sediaan farmasi umumnya dan dry suspensi khususnya dibutuhkan viskositas yang baik dan bersifat pseudoplastis agar dalam penggunaannya sediaan farmasi lebih mudah dan aman digunakan. Hal tersebut ditujukan agar sediaan mudah dituang dalam sendok dan apabila diperlukan penggojokan sebelum pemakaian maka sediaan dapat tetap dituang. Uji
viskositas
dilakukan untuk mengetahui kekentalan dari sediaan yang dibuat. Uji viskositas menggunakan alat viskotester VT-03F dengan menggunakan spindel nomor 4 didapatkan nilai viskositas dari 300 ml adalah 17 Mpas. Hasil ini sesuai dengan spesifikasi sediaan yang diinginkan. 4. Uji BJ (berat jenis) Setelah dilakukan uji densitas dengan menggunakan piknometer didapatkan berat jenis sediaan adalah 1,041 g/cm3. Sesuai dengan ketentuan FI edisi IV. BJ sediaan yang diharapkan adalah mendekati BJ air, yaitu 1, jika BJ sediaan lebih besar dari BJ air maka sediaan akan mudah terpisah. Dari percobaan yang kami lakukan, berat jenis sekitar 1,041 g/cm3 , artinya berat jenis tersebut yaitu ±1. 5. Uji sedimentasi Setalah dilakukan uji sedimentasi selama 24 jam, sediaan membentuk endapan dibagian bawah larutan, yang memiliki tinggi 0,2 cm. Endapan yang didapatkan tidak terlalu tinggi karena kami menggunakan metode serbuk sehingga endapan terbentuk sedikit demi sedikit atau disebut dengan deflokulasi. Dimana harusnya sediaan suspensi yang baik tidak mudah mengalami sedimentasi apalagi membentuk creaming pada bagian atas sediaan.
IX.
Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut :
Dry sirup adalah suatu sediaan baik dalam bentuk serbuk atau granul yang apabila ingin dikonsumsi harus dilarutkan dengan air terlebih dahulu.
Amoxicillin dibuat sediaan dry syrup karena apabila langsung kontak dengan air menyebabkan terhidrolisis menjadi asam penisilinoat.
Uji organoleptis sediaan dry syrup yakni memiliki rasa jeruk, warna oranye dan aroma jeruk.
Uji pH sediaan dry syrup adalah 5,7.
Uji viscometer sediaan dry syrup adalah dengan menggunakan viscometer VT03F spindel nomer 4 dengan besar 17 mPas.
X.
Uji sedimentasi selama 24 jam, sediaan membentuk endapan setinggi 0,2 cm
Daftar Pustaka
Anonim. 1995. Farmakope 1995. Farmakope Indonesia Indonesia Ed IV . Jakarta: Departemen Kesehatan RI Anonim. 2000. States Pharmacopeial Convention (USP). Canada: (USP). Canada: Webcom United Ansel, Howard. 1989. Pengantar 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Farmasi Ed IV . Jakarta UI Press Aulton, M. E. 1996. Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design. Design . New York: Churchill Livingstone Rowe, R.C., Sheckey, P.J., and Quinn, M.E. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients,
Sixth Edition. Edition. London: Pharmaceutical Press and American
Pharmacists Press Sweetman, S.C., 2009. Martindale : The Complete Drug Reference 36thedition. 36thedition. London: Pharmaceutical Press Wiryanti, N.M. 2010. Jurnal 2010. Jurnal Awal Formulasi Sediaan Non- Steril Sediaan Sirup Kering Amoxicilin I-mox. I-mox. Denpasar: FMIPA Udayana University