LAPORAN PENDAHULUAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS Untuk memenuhi tugas dalam Dapartemen Surgikal RUANG 13 RSSA TRAUMA THORAX
Disusun Oleh :
SITI SULAICHA
NIM. 1!!"!3!!!11#!"
PROGRAM STUDI ILMU KEPERA$ATA KEPERA$ATAN N FAKULTAS KEDOKTERAN UNI%ERSITAS &RA$I'A(A MALANG #!1)
TRAUMA THORAX
1.
DEFINISI
Trauma thoraks adalah luka atau cedera yang mengenai rongga thorax yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari cavum thorax yang disebabkan oleh benda tajam atau benda tumpul dan dapat
menyebabkan
keadaan
gawat
thorax
akut.
Trauma
thoraks
diklasifikasikan dengan tumpul dan tembus. Trauma tumpul merupakan luka atau cedera yang mengenai rongga thorax yang disebabkan oleh benda tumpul yang sulit diidentifikasi keluasan kerusakannya karena gejala-gejala umum dan rancu (Brunner & uddarth! "##"$. Trauma dada adalah abnormalitas rangka dada yang disebabkan oleh benturan pada dinding dada yang mengenai tulang rangka dada! pleura paruparu! diafragma ataupun isi mediastinal baik oleh benda tajam maupun tumpul yang dapat menyebabkan gangguan system pernafasan. %ecelakaan tabrakan mobil! terjatuh dari sepeda motor
adalah
mekanisme yangpaling umum dari trauma tumpul dada. ekanisme yang paling umum untuk trauma tembus dada termasuk luka tembak dan luka tusuk (Brunnar& uddart! "##'$. #.
AN ATOMI
truktur
thoraks yang menyerupai sangkar atau tulang-tulang
dada! terdiri atas '" verthebrathorakalis! '" pasang tulang iga (costae$! dan sternum. Tulang iga dan sternum membentuk susunan sangkar dan menyokong rongga thoraks. uang antara tulang-tulang iga disebut ruang interkostalis dan diberi nomor berdasarkan tulang iga diatasnya (contoh) ruang intercostalis kedua berada dibawah tu*ang iga kedua$. +iafragma
adalah otot yang memisahkan rongga toraks dari abdomen dan digunakan selama inspirasi. +inding dada.
•
Tersusun dari tulang dan jaringan lunak. Tulang yang membentuk dinding dada adalah tulang iga! columna vertebralis torakalis! sternum! tulang clavicula dan scapula. ,arinan lunak yang membentuk dinding dada adalah otot serta pembuluh darah terutama pembuluh darah intrerkostalis dan torakalis interna. •
+asar toraks +ibentuk oleh otot diafragma yang dipersyarafi nervus frenikus. +iafragma mempunyai lubang untuk jalan orta! ana /ava 0nferior serta esofagus
•
0si rongga torak. ongga pleura kiri dan kanan berisi paru-paru. ongga ini dibatasi oleh pleura visceralis dan parietalis.ongga ediastinum dan isinya terletak di tengah dada. ediastinum dibagi menjadi bagian anterior! medius! posterior dan superior. +ada berisi organ vital paru dan jantung. 1ernafasan berlansung dengan bantuan gerak dinding dada. ,aringan paru dibentuk oleh jutaan alveolus yang mengembang dan mengempis tergantung mengembang dan mengecilnya rongga dada. 0nspirasi terjadi karena kontraksi otot pernafasan ! yaitu m.intercostalis dan diafragma! yang menyebabkan rongga dada membesar dan paru-paru mengembang sehingga udara terhisap ke alveolus melalui trakea dan bronkus. ebaliknya bila m.intercostalis melemas! dinding dada mengecil kembali dan udara terdorong keluar. ementara itu! karena tekanan intra abdomen! diafragma akan naik ketika m.intercostalis akan tidak berkontraksi. %etiga faktor ini! yaitu kelenturan dinding toraks! kekenyalan jaringan paru! dan tekanan intraabdomen! menyebabkan ekspirasi jika otot intracostal dan diafragma kendur dan tidak mempertahankan keadaan inspirasi. +engan demikian ekspirasi merupakan kegiatan pasif (jamsuhidajat! "##2$.
3.
KLASIFIKASI
Trauma thorax dapat dibagi dalam dua kelompok besar! yaitu trauma tembus dan trauma tumpul. a. Trauma tembus (tajam$ Terjadinya diskontinuitas dinding thorax (laserasi$ langsung akibat •
•
• •
penyebab trauma Terutama akibat tusukan benda tajam (pisau! kaca! dsb$ atau peluru ekitar '#-3#4 memerlukan operasi thorakotomi 5ang termasuk trauma tembus adalah) pneumothorax terbuka! hemothorax! trauma tracheobronkial! contusion paru! rupture
diafragma! trauma mediastinal b. Trauma tumpul Tidak terjadi diskontinuitas dinding thorax Terutama akibat kecelakaan lalu-lintas! terjatuh! olahraga! crush • •
•
• •
atau blast injuries %elainan tersering akibat trauma tumpul thorax adalah kontusio paru ekitar 6'#4 yang memerlukan operasi thorakotomi 5ang termasuk trauma tumpul adalah) tension pneumothorax! trauma tracheobronkial! flail chest! rupture diafragma! trauma mediastinal! fraktur costae
.
ETIOLOGI
Trauma pada thorax dapat dibagi " yaitu oleh karena trauma tumpul dan trauma tajam. 1enyebab trauma thorax tersering adalah karena kecelakaan kendaraan bermotor (73-894$. +alam trauma akibat kecelakaan! ada lima jenis tabrakan (impact) yang berbeda! yaitu depan! samping! belakang! berputar dan terguling. :leh karena itu harus dipertimbangkan untuk mendapatkan riwayat yang lengkap karena setiap orang memiliki pola trauma yang berbeda. 1enyebab trauma thorax oleh karena trauma tajam dibedakan menjadi 3! berdasarkan tingkat energinya yaitu) trauma tusuk atau tembak dengan energy rendah! berenergi sedang dengan kecepatan kurang dari ';## kaki per derti (seperti pistol$ dan trauma thorax oleh karena proyektil berenergi tinggi (senjata militer$ dengan kecepatan melebihi 3### kaki per detik. 1enyebab trauma thorax yang lain oleh karena adanya tekanan yang berlebihan pada paru-paru bisa menimbulkan pecah atau pneumothorax (seperti pada scuba$. Me*+nis,e T-+u,+
kselerasi
•
%erusakan yang terjadi merupakan akibat langsung dari penyebab trauma.
•
dari trauma tersebut$. 1ada luka tembak perlu diperhatikan jenis senjata dan jarak tembak* penggunaan senjata dengan kecepatan tinggi seperti senjata milter high velocity (>3000 ft/sec) pada jarak dekat akan mengakibatkan kerusakan dan peronggaan yang jauh lebih luas dibandingkan besar lubang masuk peluru.
+eselerasi •
%erusakan yang terjadi akibat mekanisme deselerasi dari jaringan. Biasanya terjadi pada tubuh yang bergerak dan tiba-tiba terhenti akibat trauma. %erusakan terjadi oleh karena pada saat trauma! organ-organ dalam mobile (seperti bronchus! sebagian aorta! organ vicera! dsb$ masih bergerak dan gaya yang merusak terjadi akibat tumbukan pada dinding thorax> rongga rubuh lain atau oleh karena tarikan dari jaringan pengikat organ tersebut.
Torsio dan rotasi •
fiksasi! seperti 0sthmus aorta! bronchus utama! diafragma atau atrium. kibat adanya deselarasi yang tiba-tiba! organorgan tersebut dapat terpilin atau terputar dengan jaringan fiksasi sebagai titik tumpu atau porosnya.
Blast injury •
%erusakan jaringan pada blast injury terjadi tanpa adanya kontak
•
langsung dengan penyebab trauma. eperti pada ledakan bom.
.
PROGNOSIS PEN(AKIT
a. :pen 1neumothorak Timbul karena trauma tajam! ada hubungan dengan rongga pleura sehingga paru menjadi kuncup. eringkali terlihat sebagai luka pada dinding dada yang menghisap pada setiap inspirasi ( sucking chest
wound $. pabila luban ini lebih besar dari pada ">3 diameter trachea! maka pada inspirasi udara lebih mudah melewati lubang dada dibandingkan melewati mulut sehingga terjadi sesak nafas yang hebat b. Tension 1neumothorak danya udara didalam cavum pleura mengakibatkan tension pneumothorak. pabila ada mekanisme ventil karena lubang pada paru maka udara akan semakin banyak pada sisi rongga pleura! sehingga mengakibatkan ) 1aru sebelahnya akan terekan dengan akibat sesak yang berat ediastinum akan terdorong dengan akibat timbul syok 1ada perkusi terdengar hipersonor pada daerah yang cedera! • •
sedangkan pada auskultasi bunyi vesikuler menurun. c. ?ematothorak masif 1ada keadaan ini terjadi perdarahan hebat dalam rongga dada. da
perkusi terdengar redup!
sedang vesikuler menurun pada
auskultasi.
d. @lail /hest Tulang iga patah pada " tempat pada lebih dari " iga sehingga ada satu segmen dinding dada yang tidak ikut pada pernafasan. 1ada ekspirasi segmen akan menonjol keluar! pada inspirasi justru masuk kedalam yang dikenal dengan pernafasan paradoksal. ). PATOFISIOLOGI
+ada merupakan organ besar yang membuka bagian dari t ubuh yang sangat mudah terkena tumbukan luka. %arena dada merupakan tempat jantung! paru dan pembuluh darah besar. Trauma dada sering menyebabkan gangguan ancaman kehidupan. Auka pada rongga thorak dan isinya dapat membatasi kemampuan jantung untuk memompa darah atau kemampuan paru untuk pertukaran udara dan osigen darah. Bahaya utama berhubungan dengan luka dada biasanya berupa perdarahan dalam dan tusukan terhadap organ Auka dada dapat meluas dari benjolan yang relatif kecil dan goresan yang dapat mengancurkan atau terjadi trauma penetrasi. Auka dada dapat berupa penetrasi atau non penetrasi ( tumpuln $. Auka dada penetrasi mungkin disebabkan oleh luka dada yang terbuka! memberi keempatan bagi udara atmosfir masuk ke dalam permukaan pleura dan mengganggua mekanisme ventilasi normal. Auka dada penetrasi dapat menjadi kerusakan serius bagi paru! kantung dan struktur thorak lain. Trauma thorax
engenai rongga thorax
Terjadi robekan pembuluh darah
sampai rongga pleura!udara
intercostal! pembuluh darah jaringan
bila masuk (pneumothorax$
paru-paru
karena tekanan negatif intrapleura
terjadi perdarahan ) (perdarahan
maka udara luar akan terhisap
jaringan interstitium! perdarahan
masuk kerongga pleura (sucking
intraalveolar! diikuti kolaps kapiler
wound$.
%ecil-kecil dan ateleksasi$
•
:pen pneumothorax
tekanan perifer pembuluh paru naik
•
/lose pneumothorax
(aliran darah turun$.
•
Tension pneumothorax
- ingan 6 3## cc di punksi
-
edang 3##-9## cc di +rain
-
Berat C 9## cc torakotomi
Tekanan pleura meningkat terus Tekanan pleura meningkat terus esak napas yang progresif =yeri bernapas
mendesak paru-paru (kompresi &
dekompresi$.
Bising napas berkurang hilang Bunyi napas sonor>hipersonor 1hoto thorax gambaran udara lebih D dari rongga thorax.
pertukaran gas berkurang •
esak napas yang progresif
•
=yeri bernapas>pernafasan asimetris>adanya jejas>trauma
•
Bising napas tak terdengar
•
=adi cepat>lemah! anemis>pucat.
•
1hoto thorax ';-3;4
E+ (Eater eal +rain$ •
Terdapat luka pada E+
- kerusakan integritas kulit
•
=yeri pada luka bila bergerak
- resiko terhadap infeksi
•
1erawatan E+ harus diperhatikan
- perubahan kenyamanan
•
0nefektif kebersihan jalan nafas
nyeri -
ketidakefektifan pola pernafasan
-
".
gangguan mobilitas fisik
MANIFESTASI KLINIS 1
Tamponade jantung Trauma tajam didaerah
perikardium
atau
yang
diperkirakan
menembus jantung.
• • • • • • • • •
"
• •
3
• • •
napas
yang
terdengar
jauh
atau tidak
terdengar
sama
sekali.
pada auskultasi terdengar bunyi klik. ,arang terdapat luka rongga dada! walaupun terdapat luka internal hebat seperti aorta yang ruptur. Auka
tikaman dapat penetrasi melewati diafragma dan menimbulkan luka intraabdominal. Tanda-tanda dan gejala umum pada trauma thorak ) ' da jejas pada thorak " =yeri pada tempat trauma! bertambah saat inspirasi 3 1embengkakan lokal dan krepitasi pada saat palpasi 2 1asien menahan dadanya dan bernafas pendek ; +ispnea! hemoptisis! batuk dan emfisema subkutan 7 1enurunan tekanan darah 8 1eningkatan tekanan vena sentral yang ditunjukkan oleh distensi vena leher 9 Bunyi muffle pada jantung G 1erfusi jaringan tidak adekuat 10 1ulsus paradoksus (tekanan darah sistolik turun dan berfluktuasi dengan pernapasan$ dapat terjadi dini pada tamponade jantung /.
PEMERIKSAAN PENUN'ANG
a. b. c. d. e. f. g. h. i.
adiologi) H-foto thoraks " arah (1>1 dan lateral$ cairan serosanguinosa. ?emoglobin) mungkin menurun. 1a /o" kadang-kadang menurun. 1a :" normal > menurun. aturasi :" menurun (biasanya$. Toraksentesis) menyatakan darah>cairan. Bila pneumotoraks 6 3#4 atau hematothorax ringan (3##cc$ terap
j.
simtomatik! observasi. Bila pneumotoraks C 3#4 atau hematothorax sedang (3##cc$ drainase cavum pleura dengan E+! dainjurkan untuk melakukan drainase
dengan continues suction unit. k. 1ada keadaan pneumothoraks yang residif lebih dari dua kali harus
l.
dipertimbangkan thorakotomi. 1ada hematotoraks yang massif (terdapat perdarahan melalui drain lebih dari 9## cc segera thorakotomi.
0.
PENATALAKSANAAN
'$ Bullow +rainage > E+ 1ada trauma toraks! E+ dapat berarti) a. +iagnostik) enentukan perdarahan dari pembuluh darah besar atau kecil! sehingga dapat ditentukan perlu operasi torakotomi atau b.
tidak! sebelum penderita jatuh dalam shock. Terapi) engeluarkan darah atau udara yang terkumpul di rongga pleura.
c.
engembalikan
tekanan
rongga
pleura
sehingga
Imechanis of breathingI dapat kembali seperti yang seharusnya. 1reventive)
engeluarkan udaran atau darah yang masuk ke rongga pleura sehingga Imechanis of breathingI tetap baik. "$ 1erawatan E+ dan pedoman latihanya) a encegah infeksi di bagian masuknya slang. endeteksi di bagian dimana masuknya slang!
dan
pengganti verband " hari sekali! dan perlu diperhatikan agar kain kassa yang menutup bagian masuknya slang dan tube tidak boleh b c
dikotori waktu menyeka tubuh pasien. engurangi rasa sakit dibagian masuknya slang. Jntuk rasa sakit yang hebat akan diberi analgetik oleh dokter. +alam perawatan yang harus diperhatikan) 1enetapan slang. lang diatur se-nyaman mungkin! sehingga slang yang •
dimasukkan tidak terganggu dengan bergeraknya pasien! •
sehingga rasa sakit di bagian masuknya slang dapat dikurangi. 1ergantian posisi badan. Jsahakan agar pasien dapat merasa enak dengan memasang bantal kecil dibelakang! atau memberi tahanan pada slang! melakukan pernapasan perut! merubah posisi tubuh sambil mengangkat badan! atau menaruh bantal di
d
bawah lengan atas yang cedera. endorong berkembangnya paru-paru. +engan E+>Bullow drainage diharapkan paru mengembang. Aatihan napas dalam. Aatihan batuk yang efisien ) batuk dengan posisi duduk! jangan • • •
batuk waktu slang diklem. %ontrol dengan pemeriksaan fisik dan radiologi. 1erhatikan keadaan dan banyaknya cairan suction. 1erdarahan dalam "2 jam setelah operasi umumnya ;## •
e
9## cc. ,ika perdarahan dalam ' jam melebihi 3 cc>kg>jam! harus dilakukan berkurang! f
torakotomi. perhatikan
,ika juga
banyaknya
hisapan
secara
bersamaan
bertambah> keadaan
pernapasan. uction harus berjalan efektif) 1erhatikan setiap '; - "# menit selama ' - " jam setelah operasi dan setiap ' - " jam selama "2 jam setelah operasi. 1erhatikan banyaknya cairan! keadaan cairan! keluhan pasien! •
warna muka! keadaan pernapasan! denyut nadi! tekanan •
darah. 1erlu sering dicek! apakah tekanan negative tetap sesuai petunjuk jika suction kurang baik! coba merubah posisi pasien
dari terlentang! ke '>" terlentang atau '>" duduk ke posisi miring bagian operasi di bawah atau di cari penyababnya misal ) slang tersumbat oleh gangguan darah! slang bengkok atau alat rusak! atau lubang slang tertutup oleh karena g
perlekatanan di dinding paru-paru. 1erawatan IslangI dan botol E+> Bullow drainage. /airan dalam botol E+ diganti setiap hari ! diukur berapa o o
cairan yang keluar kalau ada dicatat. etiap hendak mengganti botol dicatat pertambahan cairan dan
o
adanya gelembung udara yang keluar dari bullow drainage. 1enggantian botol harus ItertutupI untuk mencegah udara masuk yaitu mengIklemI slang pada dua tempat dengan
o
kocher. etiap penggantian botol>slang harus memperhatikan sterilitas
o
botol dan slang harus tetap steril. 1enggantian harus juga memperhatikan keselamatan kerja diri-
o
sendiri! dengan memakai sarung tangan. /egah bahaya yang menggangu tekanan negatip dalam rongga dada! misal ) slang terlepas! botol terjatuh karena
h
kesalahan dll. +inyatakan berhasil! bila) 1aru sudah mengembang penuh pada pemeriksaan fisik dan o o o
radiologi. +arah cairan tidak keluar dari E+ > Bullow drainage. Tidak ada pus dari selang E+.
3$ Therapy /hest tube > drainase udara (pneumothorax$. E+ (hematotoraks$. 1ungsi. Torakotomi. 1emberian oksigen. ntibiotika. nalgetika. Fxpectorant. • • • • • • • •
1!. KOMPLIKASI
a. 0ga ) fraktur multiple dapat menyebabkan kelumpuhan rongga dada. b. 1leura! paru-paru! bronkhi) hemo>hemopneumothoraks-emfisema pembedahan. c. ,antung) tamponade jantung* ruptur jantung* ruptur otot papilar* ruptur klep jantung. d. 1embuluh darah besar) hematothoraks. e. Fsofagus) mediastinitis.
f.
+iafragma) herniasi visera dan perlukaan hati! limpa dan ginjal (owschenson! 'GG#$.
11. ASUHAN KEPERA$ATAN
1engkajian
adalah
langkah
awal
dan
dasar
dalam
proses
keperawatan secara menyeluruh (Boedihartono! 'GG2 ) '#$. 1engkajian pasien dengan trauma thoraks (. +oenges! 'GGG$ meliputi ) ktivitas> istirahat
−
−
−
−
berpindah! tanda ?omman * T+ ) hipotensi>hipertensi * +,. 0ntegritas ego Tanda) ketakutan atau gelisah. akanan dan cairan Tanda) adanya pemasangan 0 vena sentral>infuse tekanan. =yeri> ketidaknyamanan
−
distraksi!
mengkerutkan wajah. 1ernapasan trauma! penyakit paru kronis! inflamasi> infeksi paru! penyakit interstitial menyebar! keganasan* pneumothoraks spontan sebelumnya! 11:. Tanda) Takipnea* peningkatan kerja napas* bunyi napas turun atau tak ada* fremitus menurun* perkusi dada hipersonan* gerakkkan dada tidak sama* kulit pucat! sianosis! berkeringat! krepitasi subkutan* mental ansietas! bingung! gelisah! pingsan* penggunaan ventilasi mekanik
−
−
tekanan positif. %eamanan kemoterapi untuk kkeganasan. 1enyuluhan> pembelajaran biopsy paru.
1#. DIAGNOSA KEPERA$ATAN
'$
%etidakefektifan pola napas berhubungan dengan ekpansi paru
yang tidak maksimal karena akumulasi udara>cairan. "$ %etidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan peningkatan sekresi sekret dan penurunan batuk sekunder akibat nyeri dan keletihan. 3$ =yeri akut berhubungan dengan trauma jaringan dan reflek spasme otot sekunder.
2$
%erusakan integritas kulit berhubungan dengan trauma mekanik
terpasang bullow drainage. ;$ ?ambatan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakcukupan kekuatan dan ketahanan untuk ambulasi dengan alat eksternal. 7$ isiko infeksi berhubungan dengan tempat masuknya organisme sekunder terhadap trauma. 13.
INTER%ENSI KEPERA$ATAN
'$ %etidakefektifan pola napas berhubungan dengan ekspansi paru yang tidak maksimal karena trauma. Tujuan) 1ola pernapasan efektive. %riteria hasil) emperlihatkan frekuensi pernapasan yang efektive. engalami perbaikan pertukaran gas-gas pada paru. daptive mengatasi faktor-faktor penyebab. 0ntervensi ) a$ Berikan posisi yang nyaman! biasanya dnegan peninggian kepala • • •
tempat tidur. Balik ke sisi yang sakit. +orong klien untuk duduk sebanyak mungkin. > eningkatkan inspirasi maksimal! meningkatkan ekpsnsi paru dan ventilasi pada sisi yang tidak sakit. b$ :bsservasi fungsi pernapasan! catat frekuensi pernapasan! dispnea atau perubahan tanda-tanda vital. > +istress pernapasan dan perubahan pada tanda vital dapat terjadi sebgai akibat stress fifiologi dan nyeri atau dapat menunjukkan terjadinya syock sehubungan dengan hipoksia. c$ ,elaskan pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk menjamin keamanan. > 1engetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik. d$ ,elaskan pada klien tentang etiologi>faktor pencetus adanya sesak atau kolaps paru-paru. > 1engetahuan apa yang diharapkan dapat mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik. e$ 1ertahankan perilaku tenang! bantu pasien untuk kontrol diri dnegan menggunakan pernapasan lebih lambat dan dalam. > embantu klien mengalami efek fisiologi hipoksia! yang dapat f$
dimanifestasikan sebagai ketakutan>ansietas. 1erhatikan alat bullow drainase berfungsi baik! cek setiap ' K " jam) 1eriksa pengontrol penghisap untuk jumlah hisapan yang benar. > empertahankan tekanan negatif intrapleural sesuai yang −
diberikan! yang meningkatkan ekspansi paru optimum>drainase cairan.
−
1eriksa batas cairan pada botol penghisap! pertahankan pada batas yang ditentukan. > ir penampung>botol bertindak sebagai pelindung yang
−
mencegah udara atmosfir masuk ke area pleural. :bservasi gelembung udara botol penempung. > gelembung udara selama ekspirasi menunjukkan lubang angin dari penumotoraks>kerja yang diharapka. normal atau slang buntu.
−
1osisikan sistem drainage slang untuk fungsi optimal! yakinkan slang tidak terlipat! atau menggantung di bawah saluran masuknya ke tempat drainage. lirkan akumulasi dranase bela perlu. > 1osisi tak tepat! terlipat atau pengumpulan bekuan>cairan
−
pada selang mengubah tekanan negative yang diinginkan. /atat karakter>jumlah drainage selang dada. > Berguna untuk mengevaluasi perbaikan kondisi>terjasinya
perdarahan yang memerlukan upaya intervensi. g$ %olaborasi dengan tim kesehatan lain ) +engan dokter! radiologi dan fisioterapi. 1emberian antibiotika. o 1emberian analgetika. o @isioterapi dada. o %onsul photo toraks. o > engevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan −
parunya. "$ %etidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan peningkatan sekresi sekret dan penurunan batuk sekunder akibat nyeri dan keletihan. Tujuan) ,alan napas lancar>normal %riteria hasil) enunjukkan batuk yang efektif. Tidak ada lagi penumpukan sekret di sal. pernapasan. %lien nyaman. 0ntervensi ) a$ ,elaskan klien tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa • • •
terdapat penumpukan sekret di sal. pernapasan. > 1engetahuan yang diharapkan akan membantu mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik. b$ jarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk.
> Batuk yang tidak terkontrol adalah melelahkan dan tidak efektif! menyebabkan frustasi. =apas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin. > emungkinkan ekspansi paru lebih luas. Aakukan pernapasan diafragma. > 1ernapasan diafragma menurunkan frek. napas −
−
dan
−
meningkatkan ventilasi alveolar. Tahan napas selama 3 - ; detik kemudian secara perlahan-
−
lahan! keluarkan sebanyak mungkin melalui mulut. Aakukan napas ke dua ! tahan dan batukkan dari dada dengan melakukan " batuk pendek dan kuat. > eningkatkan volume udara dalam paru mempermudah
pengeluaran sekresi sekret. c$ uskultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk. > 1engkajian ini membantu mengevaluasi keefektifan upaya batuk klien. d$ jarkan klien tindakan untuk menurunkan viskositas sekresi ) mempertahankan hidrasi yang adekuat* meningkatkan masukan cairan '### sampai ';## cc>hari bila tidak kontraindikasi. > ekresi kental sulit untuk diencerkan dan dapat menyebabkan sumbatan mukus! yang mengarah pada atelektasis. e$ +orong atau berikan perawatan mulut yang baik setelah batuk. > ?iegene mulut yang baik meningkatkan rasa kesejahteraan dan f$
mencegah bau mulut. %olaborasi dengan tim kesehatan lain ) +engan dokter! radiologi dan fisioterapi. 1emberian expectoran. o 1emberian antibiotika. o @isioterapi dada. o %onsul photo toraks. o > Fxpextorant untuk memudahkan mengeluarkan lendir dan menevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan parunya.
3$ =yeri akut berhubungan dengan trauma jaringan dan reflek spasme otot sekunder. Tujuan) =yeri berkurang>hilang. %riteria hasil) =yeri berkurang> dapat diadaptasi. +apat mengindentifikasi aktivitas yang meningkatkan> menurunkan • •
nyeri. 1asien tidak gelisah. 0ntervensi) a$ ,elaskan dan bantu •
klien
nonfarmakologi dan non invasif.
dengan
tindakan
pereda
nyeri
> 1endekatan dengan menggunakan relaksasi dan nonfarmakologi lainnya telah menunjukkan keefektifan dalam mengurangi nyeri. jarkan elaksasi ) Tehnik-tehnik untuk menurunkan −
ketegangan otot rangka! yang dapat menurunkan intensitas nyeri dan juga tingkatkan relaksasi masase. > kan melancarkan peredaran darah! sehingga kebutuhan :" oleh jaringan akan terpenuhi! sehingga akan mengurangi −
−
nyerinya. jarkan metode distraksi selama nyeri akut. > engalihkan perhatian nyerinya ke
hal-hal
yang
menyenangkan. Berikan kesempatan waktu istirahat bila terasa nyeri dan berikan posisi yang nyaman * misal waktu tidur! belakangnya dipasang bantal kecil. > 0stirahat akan merelaksasi semua jaringan sehingga akan
meningkatkan kenyamanan. b$ Tingkatkan pengetahuan tentang
)
sebab-sebab
nyeri!
dan
menghubungkan berapa lama nyeri akan berlangsung. > 1engetahuan yang akan dirasakan membantu mengurangi nyerinya. +an dapat membantu mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik. c$ %olaborasi denmgan dokter! pemberian analgetik. > nalgetik memblok lintasan nyeri! sehingga nyeri akan berkurang. d$ :bservasi tingkat nyeri! dan respon motorik klien! 3# menit setelah pemberian obat analgetik untuk mengkaji efektivitasnya. erta setiap ' - " jam setelah tindakan perawatan selama ' - " hari. > 1engkajian yang optimal akan memberikan perawat data yang obyektif untuk mencegah kemungkinan komplikasi dan melakukan intervensi yang tepat. 2$ %erusakan integritas kulit
berhubungan
dengan
trauma
mekanik
terpasang bullow drainage. Tujuan) encapai penyembuhan luka pada waktu yang sesuai. %riteria ?asil) Tidak ada tanda-tanda infeksi seperti pus. Auka bersih tidak lembab dan tidak kotor. Tanda-tanda vital dalam batas normal atau dapat ditoleransi. 0ntervensi) a$ %aji kulit dan identifikasi pada tahap perkembangan luka. > mengetahui sejauh mana perkembangan luka mempermudah • • •
dalam melakukan tindakan yang tepat. b$ %aji lokasi! ukuran! warna! bau! serta jumlah dan tipe cairan luka.
> mengidentifikasi tingkat keparahan luka akan mempermudah intervensi. c$ 1antau peningkatan suhu tubuh. > suhu tubuh yang meningkat dapat diidentifikasikan sebagai adanya proses peradangan. d$ Berikan perawatan luka dengan tehnik aseptik. Balut luka dengan kasa kering dan steril! gunakan plester kertas. > tehnik aseptik membantu mempercepat penyembuhan luka dan mencegah terjadinya infeksi. e$ ,ika pemulihan tidak terjadi kolaborasi tindakan lanjutan! misalnya debridement. > agar benda asing atau jaringan yang terinfeksi tidak menyebar f$
luas pada area kulit normal lainnya. etelah debridement! ganti balutan sesuai kebutuhan. > balutan dapat diganti satu atau dua kali sehari tergantung kondisi
parah> tidak nya luka! agar tidak terjadi infeksi. g$ %olaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi. > antibiotik berguna untuk mematikan mikroorganisme pathogen pada daerah yang berisiko terjadi infeksi. ;$ ?ambatan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakcukupan kekuatan dan ketahanan untuk ambulasi dengan alat eksternal. Tujuan) pasien akan menunjukkan tingkat mobilitas optimal. %riteria hasil) 1enampilan yang seimbang.. elakukan pergerakkan dan perpindahan. empertahankan mobilitas optimal yang dapat di toleransi! dengan • • •
karakteristik ) # mandiri penuh ' memerlukan alat Bantu. " memerlukan bantuan
dari
orang
lain
untuk
bantuan!
pengawasan! dan pengajaran. 3 membutuhkan bantuan dari orang lain dan alat Bantu. 2 ketergantungan* tidak berpartisipasi dalam aktivitas. 0ntervensi) a$ %aji kebutuhan akan pelayanan kesehatan dan kebutuhan akan peralatan. > mengidentifikasi masalah! memudahkan intervensi. b$ Tentukan tingkat motivasi pasien dalam melakukan aktivitas. > mempengaruhi penilaian terhadap kemampuan aktivitas apakah karena ketidakmampuan ataukah ketidakmauan. c$ jarkan dan pantau pasien dalam hal penggunaan alat bantu. > menilai batasan kemampuan aktivitas optimal. d$ jarkan dan dukung pasien dalam latihan : aktif dan pasif. > mempertahankan >meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot. e$ %olaborasi dengan ahli terapi fisik atau okupasi.
> sebagai suaatu sumber untuk mengembangkan perencanaan dan mempertahankan>meningkatkan mobilitas pasien. 7$ isiko infeksi
berhubungan
dengan tempat masuknya
organisme
sekunder terhadap trauma. Tujuan) infeksi tidak terjadi > terkontrol. %riteria hasil) Tidak ada tanda-tanda infeksi seperti pus. Auka bersih tidak lembab dan tidak kotor. Tanda-tanda vital dalam batas normal atau dapat ditoleransi. • • •
0ntervensi) a$ 1antau tanda-tanda vital. > mengidentifikasi tanda-tanda peradangan terutama bila suhu tubuh meningkat. b$ Aakukan perawatan luka dengan teknik aseptik. > mengendalikan penyebaran mikroorganisme patogen. c$ Aakukan perawatan terhadap prosedur inpasif seperti infus! kateter! drainase luka! dll. > untuk mengurangi risiko infeksi nosokomial. d$ ,ika ditemukan tanda infeksi kolaborasi untuk pemeriksaan darah! seperti ?b dan leukosit. > penurunan ?b dan peningkatan jumlah leukosit dari normal bisa terjadi akibat terjadinya proses infeksi. e$ %olaborasi untuk pemberian antibiotik. > antibiotik mencegah perkembangan mikroorganisme patogen.
DAFTAR PUSTAKA
Boedihartono, 1994, Proses Keperawatan di Rumah Sakit . EGC : Jakarta. Brooker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan. EGC : Jakarta. Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. EGC : Jakarta. Dorland, . !. "e#$an. 2002. Kamus Kedokteran. EGC : Jakarta. %&'(. 199). Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Binar*+a !ksara : Jakarta *dak, C.M. 1999. Keperawatan Kritis. Jakarta : EGC. Mo#s-henson, eter M. 1990. Segi Praktis Ilmu Bedah untuk Pemula. Edisi 2. Binar*+a !ksara : Jakarta. "asr*l E/endi. 199). Pengantar Proses Keperawatan. EGC. Jakarta. $elter, *anne C. 2001. Keperawatan edikal!Bedah Brunner and Suddarth Ed." #ol.3. EGC : Jakarta. ilkinson, J*dith M. 200. Buku Saku $iagnosis Keperawatan, edisi %. EGC : Jakarta.