LAPORAN PENDAHULUAN EPILEPSI
1. KON ONSE SEP P ME MEDI DIK K a. Defenisi Epilepsi adalah penyakit adalah penyakit serebral kronik dengan karekteristik kejang
berulang akibat lepasnya muatan listrik otak yang berlebihan dan bersivat reversibel (Nurarif Amin Huda, 201! Epilepsi adalah gangguan kronik otak dengan "iri timbulnya gejala# gejala yang datang dalam serangan#serangan, berulang#ulang yang disebabkan lepas lep as mua muatan tan lis listri trik k abn abnorm ormal al sel sel#se #sell sar saraf af ota otak, k, yan yang g ber bersif sifat at rev revers ersibe ibell dengan berbagai etiologi ($meltser, 2010!% Epilepsi adalah sindroma otak kronis dengan berbagai ma"am etiologi dengan "iri#"iri "iri#"iri timb timbulnya ulnya serangan paroks paroksismal ismal dan berkal berkalaa akibat lepas muat mu atan an li list stri rik k
nero ne ron# n#ne nero ron n
otak ot ak se se"a "ara ra be berl rleb ebih ihan an de deng ngan an be berb rbag agai ai
manifestasi klinik dan laboratorik (&ri"e ' ilson ilson ,2011! b. Etiologi &enyebab pada kejang epilepsi sebagian besar belum diketahui (idiopatik!, sering terjadi pada) 1% *r *raum aumaa lahir, lahir, As Asphy phy+ia +ia neonat neonatoru orum m 2% ed edera era -epa -epala, la, .nfe .nfeksi ksi sist sistem em syara syaraf f /% -er -era"un a"unan an , into intoksi ksikas kasii obatal obatalkoho koholl % 3emam ganguan metabolik (hipoglikemia, hipokalsemia, hiponatremia! % *umor tak 4% -elai -elainan nan pembuluh pembuluh darah (Nura (Nurarif rif Am Amin in Huda, Huda, 201!% 201!% c. Pa Pato tofi fisi siol olog ogii merupakan pusat penerima pesan (impuls sensorik! dan sekaligus merupak mer upakan an pus pusat at peng pengiri irim m pes pesan an (im (impul pulss mot motori orik!% k!% ta tak k ial ialah ah ran rangka gkaian ian berjuta#juta neuron% &ada hakekatnya tugas neuron ialah menyalurkan dan mengol men golah ah akt aktivi ivitas tas lis listri trik k sar saraf af yang ber berhubu hubunga ngan n sat satu u deng dengan an yan yang g lai lain n melalui sinaps% 3alam sinaps terdapat 5at yang dinamakan neurotransmiter% Asetilkolin dan norepinerprine ialah neurotranmiter eksitatif, sedangkan 5at lain lai n yak yakni ni 6A7 6A7A A (ga (gama# ma#ami amino# no#buti butiri" ri"#a" #a"id! id! ber bersif sifat at inh inhibi ibitif tif ter terhada hadap p
penyaluran aktivitas listrik sarafi dalam sinaps% 7angkitan epilepsi di"etuskan oleh suatu sumber gaya listrik di otak yang dinamakan fokus epileptogen% 3ari fokus ini aktivitas listrik akan menyebar melalui sinaps dan dendrit ke neron#neron di sekitarnya dan demikian seterusnya sehingga seluruh belahan hemisfer otak dapat mengalami muatan listrik berlebih (depolarisasi!% &ada keadaan demikian akan terlihat kejang yang mula#mula setempat selanjutnya akan menyebar ke bagian tubuhanggota gerak yang lain pada satu sisi tanpa disertai hilangnya kesadaran% 3ari belahan hemisfer yang mengalami depolarisasi, aktivitas listrik dapat merangsang substansia retikularis dan inti pada talamus yang selanjutnya akan menyebarkan impuls#impuls ke belahan otak yang lain dan dengan demikian akan terlihat manifestasi kejang umum yang disertai penurunan kesadaran% $elain itu, epilepsi juga disebabkan oleh instabilitas membran sel saraf, sehingga sel lebih mudah mengalami pengaktifan% Hal ini terjadi karena adanya influ+ natrium ke intraseluler% 8ika natrium yang seharusnya banyak di luar membrane sel itu masuk ke dalam membran sel sehingga menyebabkan ketidakseimbangan ion yang mengubah keseimbangan asam#basa atau elektrolit, yang mengganggu homeostatis kimia9i neuron sehingga terjadi kelainan depolarisasi neuron% 6angguan keseimbangan ini menyebabkan peningkatan
berlebihan
neurotransmitter
aksitatorik
atau
deplesi
neurotransmitter inhibitorik% -ejang terjadi akibat lepas muatan paroksismal yang berlebihan dari sebuah fokus kejang atau dari jaringan normal yang terganggu akibat suatu keadaan patologik% Aktivitas kejang sebagian bergantung pada lokasi muatan yang berlebihan tersebut% :esi di otak tengah, talamus, dan korteks serebrum kemungkinan besar bersifat apileptogenik, sedangkan lesi di serebrum dan batang otak umumnya tidak memi"u kejang% 3i tingkat membran sel, sel fokus kejang memperlihatkan beberapa fenomena biokimia9i, termasuk yang berikut )
a% .nstabilitas membran sel saraf, sehingga sel lebih mudah mengalami pengaktifan% b% Neuron#neuron hipersensitif dengan ambang untuk melepaskan muatan menurun dan apabila terpi"u akan melepaskan muatan menurun se"ara berlebihan% "% -elainan polarisasi (polarisasi berlebihan, hipopolarisasi, atau selang 9aktu dalam repolarisasi! yang disebabkan oleh kelebihan asetilkolin atau defisiensi asam gama#aminobutirat (6A7A!% d% -etidakseimbangan ion yang mengubah keseimbangan asam#basa atau elektrolit, yang mengganggu homeostatis kimia9i neuron sehingga terjadi kelainan depolarisasi neuron% 6angguan keseimbangan ini menyebabkan peningkatan
berlebihan
neurotransmitter
aksitatorik
atau
deplesi
neurotransmitter inhibitorik% &erubahan#perubahan metabolik yang terjadi selama dan segera setelah kejang sebagian disebabkan oleh meningkatkannya kebutuhan energi akibat hiperaktivitas neuron% $elama kejang, kebutuhan metabolik se"ara drastis meningkat, lepas muatan listrik sel#sel saraf motorik dapat meningkat menjadi 1000 per detik% Aliran darah otak meningkat, demikian juga respirasi dan glikolisis jaringan% Asetilkolin mun"ul di "airan serebrospinalis ($$! selama dan setelah kejang% Asam glutamat mungkin mengalami deplesi (proses berkurangnya "airan atau darah dalam tubuh terutama karena pendarahan; kondisi yang diakibatkan oleh kehilangan "airan tubuh berlebihan! selama aktivitas kejang% $e"ara umum, tidak dijumpai kelainan yang nyata pada autopsi% 7ukti histopatologik menunjang hipotesis bah9a lesi lebih bersifat neurokimia9i bukan struktural% 7elum ada faktor patologik yang se"ara konsisten ditemukan% -elainan fokal pada metabolisme kalium dan asetilkolin dijumpai di antara kejang%
a% =anifestasi klinik dapat berupa kejang#kejang, gangguan kesadaran atau gangguan penginderaan b% -elainan gambaran EE6 "% *ergantung lokasi dan sifat
.! untuk mendeteksi lesi pada
otak,
fokal
abnormal,
serebrovaskuler
abnormal,
gangguan
degeneratif serebral% Epilepsi simtomatik yang didasari oleh kerusakan jaringan otak yang tampak jelas pada * s"an atau magneti" resonan"e imaging
(=>.!
maupun
kerusakan
otak
yang
tak
jelas
tetapi
dilatarbelakangi oleh masalah antenatal atau perinatal dengan defisit neurologik yang jelas b% Elektroensefalogram(EE6! untuk mengklasifikasi tipe kejang, 9aktu serangan "% -imia darah) hipoglikemia, meningkatnya 7?N, kadar alkohol darah% mengukur kadar gula, kalsium dan natrium dalam darah menilai fungsi hati dan ginjal menghitung jumlah sel darah putih (jumlah yang meningkat menunjukkan adanya infeksi!% Pungsi lumbal utnuk mengetahui apakah telah terjadi infeksi otak f. Penatala!sanaan =anajemen Epilepsi ) a% &astikan diagnosa epilepsi dan mengadakan e+plorasi etiologi dari epilepsi b% =elakukan terapi simtomatik "% 3alam memberikan terapi anti epilepsi yang perlu diingat sasaran pengobatan yang di"apai, yakni) &engobatan harus di berikan sampai penderita bebas serangan% &engobatan hendaknya tidak mengganggu fungsi susunan syaraf pusat
yang normal% &enderita dpat memiliki kualitas hidup yang optimal%
Ada empat obat yang ternyata bermanfaat untuk ini) fenitoin (difenilhidantoin!,
karbama5epin,
fenobarbital,
dan
asam
valproik%
-ebanyakan pasien dapat dikontrol dengan salah satu dari obat tersebut di atas% ara menanggulangi kejang epilepsi ) 1% $elama -ejang a% 7erikan privasi dan perlindungan pada pasien dari penonton yang ingin tahu b% =engamankan pasien di lantai jika memungkinkan "% Hindarkan benturan kepala atau bagian tubuh lainnya dari bendar keras, tajam atau panas% 8auhkan ia dari tempat benda berbahaya% d% :onggarkan bajunya% 7ila mungkin, miringkan kepalanya kesamping untuk men"egah lidahnya menutupi jalan pernapasan% e% 7iarkan kejang berlangsung% 8angan memasukkan benda keras diantara giginya, karena dapat mengakibatkan gigi patah% ?ntuk men"egah gigi klien melukai lidah, dapat diselipkan kain lunak disela mulut penderita tapi jangan sampai menutupi jalan pernapasannya% f% Ajarkan penderita untuk mengenali tanda2 a9al mun"ulnya epilepsi atau yg biasa disebut @aura@% Aura ini bisa ditandai dengan sensasi aneh seperti perasaan bingung, melayang2, tidak fokus pada aktivitas, mengantuk, dan mendengar bunyi yang melengking di telinga% 8ika &enderita mulai merasakan aura, maka sebaiknya berhenti melakukan aktivitas apapun pada saat itu dan anjurkan untuk langsung beristirahat atau tidur% g% 7ila serangan berulang#ulang dalam 9aktu singkat atau penyandang terluka berat, ba9a ia ke dokter atau rumah sakit terdekat% 2% $etelah -ejang a% &enderita akan bingung atau mengantuk setelah kejang terjadi% b% &ertahankan pasien pada salah satu sisi untuk men"egah aspirasi% akinkan bah9a jalan napas paten% "% 7iasanya terdapat periode ekonfusi setelah kejang grand mal d% &eriode apnea pendek dapat terjadi selama atau se"ara tiba# tiba setelah kejang e% &asien pada saaat bangun, harus diorientasikan terhadap lingkungan
f% 7eri penderita minum untuk mengembalikan energi yg hilang selama kejang dan biarkan penderita beristirahat% g% 8ika pasien mengalami serangan berat setelah kejang (postiktal!, "oba untuk menangani situasi dengan pendekatan yang lembut dan member restrein yang lembut h% :aporkan adanya serangan pada kerabat terdekatnya% .ni penting untuk pemberian pengobatan oleh dokter% i% &enanganan terhadap penyakit ini bukan saja menyangkut penanganan medikamentosa dan pera9atan belaka, namun yang lebih penting adalah bagaimana meminimalisasikan dampak yang mun"ul akibat penyakit ini bagi penderita dan keluarga maupun merubah stigma masyarakat tentang penderita epilepsy %. KONSEP KEPERA&'AN a. Peng!a$ian a% 7iodata ) Nama ,umur, seks, alamat, suku, bangsa, pendidikan, pekerjaan, dan penanggungja9abnya% ?sia) &enyakit epilepsi dapat menyerang segala umur b% -eluhan utama) ?ntuk keluhan utama, pasien atau keluarga biasanya ketempat pelayanan kesehatan karena klien yang mengalami penurunan kesadaran se"ara tiba#tiba disertai mulut berbuih% -adang#kadang klien keluarga mengeluh anaknya prestasinya tidak baik dan sering tidak men"atat%
-lien
atau
keluarga mengeluh
anaknya
atau
anggota
keluarganya sering berhenti mendadak bila diajak bi"ara% "% >i9ayat penyakit sekarang) kejang, terjadi aura, dan tidak sadarkan diri% d% >i9ayat penyakit dahulu) *rauma lahir, Asphy+ia neonatorum edera -epala, .nfeksi sistem syaraf 6anguan metabolik (hipoglikemia, hipokalsemia, hiponatremia! *umor tak -elainan pembuluh darah demam, stroke gangguan tidur penggunaan obat hiperventilasi
stress emosional e% >i9ayat penyakit keluarga) &andangan yang mengatakan penyakit ayan merupakan penyakit keturunan memang tidak semuanya keliru, sebab terdapat dugaan terdapat #BC penyandang ayan diakibatkan oleh faktor keturunan% f% >i9ayat psikososial .ntrapersonal ) klien merasa "emas dengan kondisi penyakit yang
diderita% .nterpersonal ) gangguan konsep diri dan hambatan interaksi sosial yang berhubungan dengan penyakit epilepsi (atau Dayan yang lebih
umum di masyarakat!% g% &emeriksaan fisik (>$! 1% 71 (breath!) >> biasanya meningkat (takipnea! atau dapat terjadi 2% /% % %
apnea, aspirasi 72 (blood!) *erjadi takikardia, "ianosis 7/ (brain!) penurunan kesadaran 7 (bladder!) oliguria atau dapat terjadi inkontinensia urine 7 (bo9el!) nafsu makan menurun, berat badan turun, inkontinensia
alfi 4% 74 (bone!)
klien
terlihat
lemas,
dapat
terjadi
tremor
saat
menggerakkan anggota tubuh, mengeluh meriang b. Diagnosa a% >esiko "edera b%d aktivitas kejang yang tidak terkontrol (gangguan keseimbangan!% b% -etidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sumbatan lidah di endotrakea, peningkatan sekresi saliva "% -urang pengetahuan mengenai kondisi
dan
aturan
pengobatan
berhubungan dengan kurang pemanjaan, kesalahan interprestasi, kurang mengingat
c. Inte(ensi
N
Diagnosa
o 1
>esiko b%d
Noc
"edera a% -no9ledge aktivitas $afety
kejang
Nic
)
&ersonal Environmental
=anagement
safety
yang b% $afety 7ehavior )
tidak terkontrol &revention
aman untuk pasien
(gangguan
"% $afety 7ehavior )
keseimbangan!%
o""uran"e
keamanan
d% $afety 7ehavior ) &hysi"al dengan .njury
pasien,
kondisi
fungsi kognitif ri9ayat
kebutuhan
penyakit
sesuai
fisik
dan
pasien dan terdahulu
pasien /% =enghindarkan lingkungan yang
berbahaya
(misalnya
memindahkan perabotan! % =emasang side rail tempat tidur % =enyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih 4% =enempatkan saklar lampu ditempat
yang
mudah
dijangkau pasien% F% =embatasi pengunjung B% =emberikan yang "ukup
penerangan
G% =enganjurkan
keluarga
untuk menemani pasien% %
-etidakefektifa
a%
>espiratory status )
1%
&astikan kebutuhan oral
n bersihan jalan entilation
tra"healsu"tioning%
nafas
b%
2%
7erikan 2
berhubungan
Air9ay paten"y
/%
Anjurkan
dengan
"%
istirahat dan napas dalam
>espiratory status )
Aspiration ontrol
sumbatan lidah kriteria hasil )
%
di
memaksimalkanentilasi
endotrakea, a% =endemonstrasika
peningkatan
b% batuk efektif dan
sekresi saliva
"% suara bersih,tidak
nafas ada
dan dyspneu
%
sianosis 4%
dan men"egah
pasien untuk
-eluarkan sekret dengan
Auskultasi suara nafas,
"atat adanya suara tambahan =onitor
status
hemodinamik
e% =ampu mengidentifikasika B% n
untuk
yang batuk atau su"tion
d% =enunjukkan jalan nafas F% yang paten
&osisikan
pasien
7erikan pelembab udara
faktor -assa basah Nal :embab
yang penyebab%
G%
f%
mengoptimalkan keseimbanga
$aturasi 2 dalam
g% batas normal
Atur intake untuk "airan
n% 10% =onitor
respirasi
dan
status 2 11% &ertahankan hidrasi yang adekuat se"ret
untuk mengen"erkan
)
-urang
a% -o9l9dge
pengetahuan
pro"ess
mengenai
b% -o9ledge
kondisi
)
disease *ea"hing ) disease &ro"ess 1% 7erikan penilaian tentang
)
health tingkat
dan 7ehavior
pasien
tentang proses penyakit yang
aturan
Kiteia Hasil *
pengobatan
a% &asien
berhubungan
menyatakan
dengan kurang tentang
pengetahuan
spesifik
dan
keluarga 2% 8elaskan patofisiologi dari pemahaman penyakit dan bagaimana hal ini
penyakit,
pemanjaan,
prognosis
kesalahan
pengobatan
interprestasi,
b% &asien
kurang
mampu
mengingat
prosedur
dan
kondisi, berhubungan dengan anatomi program dan
fisiologi,
dengan
"ara
tanda
dan
yang tepat% dan
keluarga /% 6ambarkan
melaksanakan gejala yang biasa mun"ul pada yang
dijelaskan penyakit, dengan "ara yang
se"ara benar "% &asien
tepat dan
keluarga % 6ambarkan
proses
mampu menjelaskan kembali penyakit, dengan "ara yang apa
yang
dijelaskan tepat
pera9attim kesehatan lainnya
% Hindari
harapan
yang
kosong 4% 3iskusikan pilihan terapi atau penanganan F% .nstruksikan
pasien
mengenai tanda dan gejala untuk
melaporkan
pada
pemberi pera9atan kesehatan, dengan "ara yang tepat
Dafta P#sta!a
Nurarif,A%H ' -usuma,H% 201/% Aplikasi Asuhan -epera9atan 7erdasarkan 3iagnosa =edis ' Nanda Ni"#No"%ogyakarta ) =edia A"tion% $melt5er, $%% ' 7are, 7%6%(2010!% BukuAjar Keperawatan Medical Bedah% volume ..% 8akarta ) E6 &ri"e $% A and ilson :% =, 2011, Pathofisiology , Clinical Concepts of Desease Process, econd !d , $t :ouis, Ne9 ork