LAPORAN KASUS EPILEPSI
Disusun Oleh :
Haifa Auriana Sagita Putri, S.Ked (!"!#$!!%&'
D)ter Pe*+i*+ing : dr. fi-al annis, S.S (K'
KEPANI/ERAAN KLINIK S/ASE NEUROLO0I RS. ISLA1 2E1PAKA PU/IH 3AKUL/AS KEDOK/ERAN DAN KESEHA/AN UNI4ERSI/A UNI4ERSI /AS S 1UHA11ADI5AH AKAR/A !"&
1
KA/A PEN0AN/AR Puji syukur syukur penyusun panjatkan panjatkan kehadirat kehadirat Allah Allah yang Maha Esa, karena atas berkat dan Rahmat-Nya penyusun penyusun dapat menyelesaikan menyelesaikan tugas laporan kasus ini tepat tepat pada pada waktun waktunya ya yang yang berjud berjudul ul “Epilep “Epilepsi si ini disusu disusun n dalam dalam rangka rangka mengikuti kepanitraan !linik di bagian Neurologi Rumah "akit #slam $akarta %empaka Putih& Pada kesempatan ini, penyusun ingin mengu'apkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis( 1& dr& $o)i*al $annis, "p&" +! selaku selaku dokter dokter pembimbi pembimbing ng serta serta okter okter "pesialis Neurologi Rumah "akit #slam $akarta %empaka Putih& .& "emu "emuaa piha pihak k yang yang tida tidak k dapa dapatt dise disebu butk tkan an satu satu-p -per ersa satu tu yang ang tela telah h memberikan bantuan kepada penyusun Akhirnya penyusun menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih banyak kekurangan& /leh karena itu, semoga laporan kasus ini dapat memberikan man)aat dan tambahan pengetahuan khususnya kepada penyusun dan kepada pemba'a& 0erimakasih
$akarta, ebruari .213
Penyusun
6A6 I PENDAHULUAN
.
".". Latar 6ela)ang
Epilepsi adalah kelainan neurologis kronik yang dapat mengenai seluruh usia& i dunia, 32 juta orang menderita epilepsi dan sebanyak 435 berada di negara berkembang& Pre6alensi epilepsi akti) dalam sejumlah besar studi membuktikan keseragaman pada angka 7-12 per 1222 penduduk& #nsidensi epilepsi di dunia berkisar antara .8-192 tiap 122&222 penduduk tiap tahun dan bahkan dapat lebih tinggi pada anak-anak, yaitu antara .3-472 tiap 122&222 penduduk tiap tahunnya& #nsidensi ini lebih tinggi pada negara berkembang dibandingkan dengan negara maju +:;/, .21.&
Epilepsi merupakan suatu kondisi medis, namun seseorang yang menderita epilepsi juga harus mengatasi berbagai konsekuensi sosial yang timbul +;ills, .22<& Penderita epilepsi merasakan berbagai pelanggaran dan pembatasan dari hak sipil dan hak asasi manusia mereka, seperti dalam mendapatkan akses terhadap jaminan kesehatan, surat i*in mengemudi, pekerjaan, perjanjian hukum, dan bahkan pernikahan& iskriminasi terhadap penderita epilepsi di tempat kerja dan dalam hal untuk memperoleh pendidikan merupakan hal umum yang sering dialami para penderita epilepsi +:;/, .21.& "ebuah penelitian komunitas tentang pengetahuan, sikap, dan persepsi guru mengenai epilepsi di Nigeria menunjukkan adanya kekurangan yang berarti dalam pengetahuan umum tentang epilepsi& i #ndonesia, yang merupakan negara berkembang, terdapat paling sedikit <22&222-1&722&222 kasus epilepsi dengan pertambahan sebesar <2&222 kasus baru setiap tahun dan diperkirakan 725-325 terjadi pada anak-anak +"uwarba, .211& Epilepsi dapat diderita oleh siapapun dan dalam usia berapupun& /leh karena itu, laporan ini kan membahas lebih dalam mengenai epilepsi&
6A6 II S/A/US PASIEN
8
I.
Identitas Pasien Nama ( 0n& " =sia ( 8< tahun Agama ( #slam Pekerjaan ( :iraswasta Alamat ( $l& !>&!osong 17 no . R0 2?@2. !> !osong, !emayoran
$akarta Pusat "uku ( >etawi 0gl MR" ( .8 ebruari .213 II. Ana*nesis (dila)u)an ada tanggal # 3e+ruari !"&' !eluhan utama ( !ejang kelojotan bagian tubuh kanan 1 hari "MR" Riwayat penyakit sekarang ( !ejang kelojotan dari tangan kanan kemudian semakin menyebar ke lengan dan setelah 8 hari terasa sampai ke kaki sebelah kanan, mata tidak mendelik ke atas, keluhan ini dirasakan 8 selama B12 menit setiap hari& Cerakan ini berhenti saat pasien tidur& #ni merupakan kejang yang pertama kali& "ebelum kejang pasien merasa mual, men'ium bebauan, tetapi tidak mendengar suara atau melihat kilatan& "aat kejang pasien tidak sadar, mulut tidak berbusa dan diikuti oleh gerakan mengunyah ataupun tertawa& "etelah kejang, pasien merasa lemas dan bingung& Pasien muntah 8D setelah kejang& Muntahan tidak menyembur berupa isi makanan& !ejang dapat terjadi kapan saja dan tanpa alasan yang jelas& Riwayat Pengobatan ( Riwayat penyakit ahulu( Riwayat in)eksi telinga + . tahun yang lalu, diobati hasilnya membaik 0rauma jatuh dari motor + 4a tahun yang lalu, kejang demam +-, Epilepsi +-, meningitis +-, ense)alitis +-, tumor otak +-, stroke +- Riwayat Alergi ( makanan +-, obat +-, 'ua'a +- Riwayat Penyakit !eluarga ( Epilepsi +-, M +-, hipertensi +- Riwayat Psikososial ( Pasien bekerja dari pukul 27&22 :#> hingga 14&22 :#> sebagai pedagang bunga, dan waktu tidur tidak menentu, pasien pergi bekerja menggunakan sepeda motor, komunikasi pasien dengan sesama tidak mengalami kendala, pasien seringkali makan tidak teratur, pasien memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan berlemak, merokok 8 batang sehari, tetapi pasien tidak mengonsumsi alkohol III. Pe*eri)saan 3isi) !eadaan ( "akit Ringan
7
!esadaran ( %ompos Mentis C%" ( 13 +E7 F3 M? 0anda-tanda Fital ( ( − 0 ( detra ( 112@<2 mm;g sinistra( 92@?2 mm;g − Pulse ( 4. kali@menit +isi 'ukup, kuat angkat, reguler − RR ( .2 kali@ menit +reguler − " ( 8<,2 ⁰ % !esan Ci*i ( >aik !ooperati) ( Pasien kooperati) "tatus Ceneralis − Mata ( konjungti6a anemis+-,s'lera ikterik+-& − Mulut ( lembab, stomatitis +- ( pembesaran !C> +-, $FP normal − Geher ( bentuk dan pergerakan dada simetris − 0hora − Pulmo ( 6esikuler,whee*ing -@-, rhonki -@− %or ( >$ #, ## murni reguler, murmur +-, gallop +- − Abdomen ( datar, rata, >= + Normal − Ekstremitas (edema +-, akral hangat, sianosis +-&
- Re)leks Meningens Re)leks Meningens !aku kuduk Gasegue
etra ( tidak dapat dinilai,
!ernig
"insitra ( H <2o etra ( tidak dapat dinilai,
>rud*inky 1
"inistra ( H 183 o etra ( tidak dapat dinilai, sisnistra ( -
>rud*inky .
etra ( tidak dapat dinilai, sinistra ( -
"tatus Neurologis "ara) !ranial Ner6us # +ol)aktorius ## +ophtalmikus
Pemeriksaan aya pembau Gapang pandang Re)lek %ahaya
etra Normosmia 0A!
"inistra Normosmia 0A!
3
### +/''ulomotor #F +tro'hlear F# +abdusens
G@0G Ptosis Cerak bola mata Pupil iplopia
F +0rigeminal
F## +)as'ial
F### +akustikus
!ekuatan
0A! #sokor, ukuran
0A! #sokor, ukuran
8mm -
8mm
N
menggigit Membuka rahang "ensibilitas "ensorik Motorik ( Angkat alis Menutup mata Menggembungkan pipi Menyeringai Men'u'ukan bibir !eseimbangan 0es Rinne 0es :eber 0es "'hwaba'h
N
N
N
-
-
0idak
0idak dilakukan
dilakukan 0idak
0idak dilakukan 0idak dilakukan 0idak dilakukan
dilakukan 0idak dilakukan 0idak dilakukan
Ner6us #D +Clossopharingeus , D +6agus
D# +aksesorius
D## +hipoglossus
Re)leks menelan Re)leks muntah Perasat lidah 1@8 anterior Posisi u6ula Posisi ar'us )aring
Normal, de6iasi +- simetris
M&"terno kleidomastoideus M&0rape*ius Atro)i lidah Gidah men'ong
N N -
-
?
− Re)lek isiologi Re)leks )isiologis 0riseps
etra 0idak dapat
"inistra
>iseps
diniai 0idak dapat
Patella
dinilai 0idak dapat
A'hilles
dinilai 0idak dapat
dinilai
− Re)lek Patologis Re)leks patologis >abinski
etra 0idak dapat
"inistra -
%haddo'k
dinilai 0idak dapat
-
/ppenheim
dinilai 0idak dapat
-
Cordon
dinilai 0idak dapat
-
dinilai - !ekuatan /tot etra 0idak dapat dinilai 0idak dapat
"inistra 3333 3333
dinilai -
"istim Ekstrapiramidalis ( 0remor ( %horea ( >alismus ( -"istim !oordinasi !eseimbangan dan koordinasi Romberg sign
0idak dilakukan
<
ukuda $ari ke jari
0idak dilakukan etra( tidak dapat dinilai, sinistra
$ari ke hidung
(N etra ( tidak dapat dinilai, sinistra (N
-
ungsi kortikal ( Atensi ( >N !onsentrasi ( >N isorientasi ( >N
-
"usunan sara) otonom ( inkontinensia +- ;iperekskresi keringat +-
I4. Resu*e /" laki-laki, 8< tahun, datang dg !ejang kelojotan dari tangan kanan
kemudian semakin menyebar ke lengan dan setelah 8 hari terasa sampai ke kaki sebelah kanan, mata tidak mendelik ke atas, keluhan ini dirasakan 8 selama B12 menit setiap hari& #ni merupakan kejang yang pertama kali& "ebelum kejang pasien merasa mual, men'ium bebauan, tetapi tidak mendengar suara atau melihat kilatan& "aat kejang pasien sadar, mulut tidak berbusa dan diikuti oleh gerakan mengunyah ataupun tertawa& "etelah kejang, pasien merasa lemas& Pasien muntah 8D setelah kejang& Muntahan tidak menyembur berupa isi makanan& !ejang dapat terjadi kapan saja dan tanpa alasan yang jelas& 0erdapat riwayat in)eksi telinga . tahun yang lalu dan trauma jatuh dari motor 4 tahun yang lalu Riwayat epilepsi dalam keluarga disangkal& Pada pemeriksaan )isik, ditemukan hasil N D# detra menurun, dan sistim ekstramidalis 'horea +& Pada pemeriksaan neurologis C%" 13 +E7F3M?, de)isit neurologik )okal tidak ada& 4. Diagnsis iagnosis !linis ( %horea, >angkitan parsial kompleks iagnosis 0opis ( Gobus temporalis sinistra iagnosis Patologis ( Epilepsi et 'ausa simptomatik iagnosis Etiologi ( %etusan listrik neuronal yang abnormal 4I. Differential Diagnsis - !ejang psedudoepilepsi 4II. Pe*eri)saan Penun7ang He*atlgi Rutin ;emoglobin( 9,2 g@dG $umlah leukosit ( 8&12 ribu@IG ;ematokrit ( .<5
4
$umlah trombosit ( 14. ribu@IG Eritrosit ( 8&23 12 ?@IG M%F ( 92 )G M%; ( 82 pg M%;% ( 88 g@l Ele)trlit Natrium +Na darah ( 18? mEJ@G !alium +! darah ( 7&2 mEJ@G !lorida +%l darah (128 mEJ@G 4III. Ren8ana Pe*eri)saan Penun7ang Pemeriksaan elektroense)alogra)i +EEC dan %0-"'an I9. Penatala)sanaan %airan ( RG 1322 ''@.7 jam Makanan ( diet katogenik diet glutamat dan aspartat /bat (epaken syrup 7 12 '' Falium 1 amp Falium 12 mg Rehabilitasi ( Psikologi terapi( dukungan suporti) untuk pasien dan
keluarga 9.
Prgnsis Kuo Ad 6itam ( bonam Kuo Ad )un'tionam ( dubia ad malam Kuo Ad sana'tionam ( dubia ad malam
6A6 III
9
/INUAN PUS/AKA EPILEPSI
A. Definisi
Epilepsi merupakan salah satu kelainan neurologis yang paling umum terjadi dan mengenai sekitar 32 juta orang di dunia& Epilepsi berupa suatu kondisi yang berbeda-beda ditandai dengan kejang yang tiba-tiba dan berulang& 0idak ada perbedaan usia, jenis kelamin, atau ras, meskipun kejadian kejang epilepsi yang pertama mempunyai dua pembagian, dengan pun'aknya pada saat masa kanakkanak dan setelah usia ?2 tahun +:;/, .21.& !ata epilepsi berasal dari kata Lunani dan Gatin untuk kejang dan mengambil alih +:;/, .223& Epilepsi berasal dari kata Lunani, epilambanmein, yang berarti serangan& Masyarakat per'aya bahwa epilepsi disebabkan oleh roh jahat dan juga diper'aya bahwa epilepsi merupakan penyakit yang bersi)at su'i&;al ini yang melatarbelakangi adanya mitos dan rasa takut terhadap epilepsi&Mitos tersebut mewarnai sikap masyarakat dan menyulitkan upaya penanganan penderita epilepsi dalam kehidupan normal& !ejang berasal dari bahasa Gatin, sa'ire, yang berarti untuk mengambil alih& !ejang adalah suatu kejadian tiba-tiba yang disebabkan oleh lepasnya agregat dari sel-sel sara) di sistem sara) pusat yang abnormal dan berlebihan +Gowenstein, .212& Epilepsi merupakan mani)estasi gangguan )ungsi otak dengan berbagai etiologi, dengan gejala tunggal yang khas, yakni kejang berulang akibat lepasnya muatan listrik neuron otak se'ara berlebihan dan paroksimal& Epilepsi ditetapkan sebagai kejang epileptik berulang +dua atau lebih, yang tidak dipi'u oleh penyebab yang akut +Markand, .229& >angkitan epilepsi adalah mani)estasi klinis dari bangkitan serupa yang berlebihan dan abnormal, berlangsung se'ara mendadak dan
12
sementara, dengan atau tanpa perubahan kesadaran, disebabkan oleh hiperakti)itas listrik sekelompok sel sara) di otak yang bukan disebabkan oleh suatu penyakit otak akut& Gepasnya muatan listrik yang berlebihan ini dapat terjadi di berbagai bagian pada otak dan menimbulkan gejala seperti berkurangnya perhatian dan kehilangan ingatan jangka pendek, halusinasi sensoris, atau kejangnya seluruh tubuh +Miller, .229& "indrom epilepsi adalah sekumpulan gejala dan tanda klinis epilepsi yang terjadi bersama-sama meliputi berbagai etiologi, umur, onset, jenis serangan, )aktor pen'etus dan kronisitas +Engel $r, .22?&
6. Eide*ilgi
:;/ melaporkan sebanyak sekitar 78 juta orang dengan epilepsi berasal dari 124 negara yang men'akup 43,75 dari populasi dunia& Angka rata-rata orang dengan epilepsi per 1222 populasi adalah 4,98 dari 123 negara& Angka rata-rata orang dengan epilepsi per 1222 populasi ber6ariasi di seluruh wilayah& Amerika mempunyai angka rata-rata 1.,39, 11,.9 di A)rika, 9,7 di Mediterania 0imur, 4,.8 di Eropa, dan 8,?? di Pasi)ik >arat& "ementara itu, Asia 0enggara memiliki angka rata-rata sebanyak 9,9< +:;/, .223& Pre6alensi epilepsi akti) dalam sejumlah besar studi membuktikan keseragaman pada angka 7-12 per 1222 penduduk& #nsidensi epilepsi di negara maju adalah .7-38 per 122&222 populasi& 0erdapat beberapa studi kejadian epilepsi di negara berkembang, tetapi tidak ada yang 'ukup prospekti)& Mereka menunjukkan 79,8-192 per 122&222 populasi& 0ingkat insidensi tinggi di negara berkembang yang dianggap sebagai akibat dari in)eksi parasit terutama neurosistiserkosis, ;#F, trauma, dan morbiditas perinatal sulit untuk dita)sirkan karena masalah metodologis, terutama kurangnya penyesuaian usia, yang penting karena epilepsi memiliki dua bimodal terkait usia& "edangkan di negara maju, insidensi di kalangan orang tua meningkat dan menurun di kalangan anak-anak& ;al
ini
diakibatkan
karena
meningkatnya
risiko
penyakit
serebro6askular& "ebaliknya, perawatan obstetrik yang lebih baik dan
11
pengendalian in)eksi dapat mengurangi angka kejadian pada anak-anak& 0ingkat insidensi di dunia lebih besar pada pria dibandingkan wanita +:;/, .223& >erapa banyak pasien epilepsi di #ndonesia, sampai sekarang belum diketahui& Meskipun di #ndonesia belum ada data pasti tentang pre6alensi maupun insidensi, tapi sebagai suatu negara berkembang yang penduduknya berkisar ..2 juta, maka diperkirakan jumlah orang dengan epilepsi yang masih mengalami bangkitan dan membutuhkan pengobatan berkisar 1,4 juta orang +;awari, .211&
2. Etilgi Penyebab epilepsi pada berbagai kelompok usia(
1& Neonatal !elainan kongenital, kelainan saat persalinan, anoksia, kelainan metabolik
+hipokalsemia,
hipoglisemia,
de)isiensi
6itamin
>?,
de)isiensi biotinidase,)enilketonuria& .& >ayi +1-? bulan !elainan kongenital, kelainan saat persalinan, anoksia, kelainan metabolik, spasme in)antil, "indroma :est& 8& Anak +? bulan 8 tahun "pasme in)antil, kejang demam, kelainan saat persalinan dan anoksia,in)eksi, trauma, kelainan metabolik, disgenesis kortikal, kera'unan obatobatan& 7& Anak +8-12 tahun Anoksia perinatal, trauma saat persalinan atau setelahnya, in)eksi, thrombosis arteri atau 6ena serebral, kelainan metabolik, "indroma Genno Castaut, Rolandi' epilepsi& 3& Remaja +12-14 tahun Epilepsi idiopatik, termasuk yang diturunkan se'ara genetik, epilepsi mioklonik ju6enile, trauma, obat-obatan& ?& ewasa muda +14-.3 tahun Epilepsi idiopatik, trauma, neoplasma, kera'unan alkohol atau obat
1.
sedasi lainnya& <& ewasa +83-?2 tahun 0rauma, neoplasma, kera'unan alkohol atau obat lainnya& 4& =sia lanjut +H?2 tahun Penyakit 6as'ular +biasanya pas'a in)ark, tumor, abses, penyakit degenerati), trauma& Meningitis atau ense)alitis dan komplikasinya mungkin adalah penyebab kejang di semua kelompok usia& ;al ini dikarenakan adanya gangguan metabolik yang berat& Pada negara tropis dan subtropis, in)eksi parasit pada sistem sara) pusat adalah penyebab umum kejang&
D. Klasifi)asi
!lasi)ikasi bangkitan epilepsi menurut #nternational Geague Against Epilepsi +1941( A& >angkitan parsial a& >angkitan parsial sederhana 1& Motorik .& "ensorik 8& /tonom 7& Psikis b& >angkitan parsial kompleks 1& >angkitan parsial sederhana diikuti gangguan kesadaran .& >angkitan parsial disertai gangguan kesadaran saat awal bangkitan '& >angkitan parsial yang menjadi umum sekunder 1& Parsial sederhana menjadi umum tonik-klonik .& Parsial kompleks menjadi umum tonik-klonik 8& Parsial sederhana menjadi parsial kompleks kemudian menjadi umum tonik-klonik
>& >angkitan umum
18
a& Absans +lena b& Mioklonik '& !lonik d& 0onik e& 0onik-klonik )& Atonik %& 0ak tergolongkan !lasi)ikasi sindroma epilepsi menurut #GAE 1949 +Rud*inski dan "hih, .211( A& >erkaitan dengan letak )okus a& #diopatik +primer 1& Epilepsi anak benigna dengan gelombang paku di sentrotemporal +Rolandik benigna .& Epilepsi pada anak dengan paroksismal oksipital 8& Primary reading epilepsy b& "imtomatik +sekunder 1& Epilepsi kronik progresi) parsialis kontinua pada anak +"indrom !ojewnikow .& Epilepsi lobus temporalis 8& Epilepsi lobus )rontalis 7& Epilepsi lobus parietalis 3& Epilepsi lobus oksipitalis '& !riptogenik >& =mum a& #diopatik +primer 1& !ejang neonatus )amilial benigna .& !ejang neonatus benigna 8& Epilepsi mioklonik benigna pada bayi 7& Epilepsi absans pada anak 3& Epilepsi absans pada remaja
17
?& Epilepsi mioklonik pada remaja <& Epilepsi dengan serangan tonik klonik pada saat terjaga 4& Epilepsi tonik klonik dengan serangan a'ak b& !riptogenik atau simtomatik 1& "indroma :est +spasme in)antil dan hipsaritmia .& "indroma Genno Castaut 8& Epilepsi dengan kejang mioklonik astatik 7& Epilepsi dengan absans mioklonik '& "imtomatik 1& Etiologi non spesi)ik - Ense)alopati mioklonik neonatal - "indrom /htahara .& Etiologi atau sindroma spesi)ik - Mal)ormasi serebral - Cangguan metabolisme %& Epilepsi dan sindroma yang tidak dapat ditentukan a& "erangan umum )okal 1& !ejang neonatal .& Epilepsi mioklonik berat pada bayi 8& "indroma 0aissinare 7& "indroma Gandau !le))ner b& 0anpa gambaran tegas )okal atau umum & Epilepsi berkaitan dengan situasi a& !ejang demam b& >erkaitan dengan alkohol '& >erkaitan dengan obat-obatan d& Eklamsi e& "erangan berkaitan dengan pen'etus spesi)ik +re)lek epilepsi
D. Patfisilgi
13
0elah diketahui bahwa neuron memiliki potensial membran, hal ini terjadi karena adanya perbedaan muatan ion-ion yang terdapat di dalam dan di luar neuron& Perbedaan jumlah muatan ion-ion ini menimbulkan polarisasi pada membran dengan bagian intraneuron yang lebih negati)& Neuron bersinaps dengan neuron lain melalui akson dan dendrit& "uatu masukan melalui sinapsis yang bersi)at eksitasi akan menyebabkan terjadinya depolarisasi membran yang berlangsung singkat, kemudian inhibisi akan menyebabkan hiperpolarisasi membran& >ila eksitasi 'ukup besar dan inhibisi ke'il, akson mulai terangsang, suatu potensial aksi akan dikirim sepanjang akson, untuk merangsang atau menghambat neuron lain& Pato)isiologi utama terjadinya epilepsi meliputi mekanisme yang terlibat dalam mun'ulnya kejang +iktogenesis, dan juga mekanisme yang terlibat dalam perubahan otak yang normal menjadi otak yang mudahkejang +epileptogenesis& 1& Mekanisme iktogenesis
;ipereksitasi adalah )aktor utama terjadinya iktogenesis& Eksitasi yang berlebihan dapat berasal dari neuron itu sendiri, lingkungan neuron, atau jaringan neuron& - "i)at eksitasi dari neuron sendiri dapat timbul akibat adanya perubahan )ungsional dan struktural pada membran postsinaptik perubahan pada tipe, jumlah, dan distribusi kanal ion gerbang-6oltase dan gerbang-ligan atau perubahan biokimiawi pada reseptor yang meningkatkan
permeabilitas
terhadap
%a.,
mendukung
perkembangan depolarisasi berkepanjangan yang mengawali kejang& - "i)at eksitasi yang timbul dari lingkungan neuron dapat berasal dari perubahan )isiologis dan struktural& Perubahan )isiologis meliputi perubahan
konsentrasi
ion,
perubahan
metabolik,
dan
kadar
neurotransmitter& Perubahan struktural dapat terjadi pada neuron dan sel glia& !onsentrasi %a. ekstraseluler menurun sebanyak 435 selama kejang, yang mendahului perubahan pada konsentasi !.& >agaimanapun, kadar %a. lebih 'epat kembali normal daripada
1?
kadar !.& - Perubahan pada jaringan neuron dapat memudahkan si)at eksitasi di sepanjang sel granul akson pada girus dentata kehilangan neuron inhibisi atau kehilangan neuron eksitasi yang diperlukan untuk akti6asi neuron inhibisi& .& Mekanisme epileptogenesis - Mekanisme nonsinaptik Perubahan konsentrasi ion terlihat selama hipereksitasi, peningkatan kadar !. ekstrasel atau penurunan kadar %a. ekstrasel& !egagalan pompa Na-! akibat hipoksia atau iskemia diketahui menyebabkan epileptogenesis, dan keikutsertaan angkutan %l--!, yang mengatur kadar %l- intrasel dan aliran %l- inhibisi yang diakti6asi oleh CA>A, dapat menimbulkan peningkatan eksitasi& "i)at eksitasi dari ujung sinaps
bergantung
pada
lamanya
depolarisasi
dan
jumlah
neurotransmitter yang dilepaskan& !eselarasan rentetan ujung run'ing abnormal pada 'abang akson di sel penggantian talamokortikal memainkan peran penting pada epileptogenesis& - Mekanisme sinaptik Pato)isiologi sinaptik utama dari epilepsi melibatkan penurunan inhibisi
CA>Aergik dan peningkatan eksitasi glutamatergik&
o CA>A !adar CA>A yang menunjukkan penurunan pada %"" +'airan serebrospinal pasien dengan jenis epilepsi tertentu, dan pada potongan jaringan epileptik dari pasien dengan epilepsi yang resisten terhadap obat, memperkirakan bahwa pasien ini mengalami penurunan inhibisi& o Clutamat Rekaman hipokampus dari otak manusia yang sadar menunjukkan peningkatan kadar glutamat ekstrasel yang terus-menerus selama dan mendahului kejang& !adar CA>A tetap rendah pada hipokampus yang epileptogenetik, tapi selama kejang, konsentrasi CA>A meningkat, meskipun pada kebanyakan hipokampus yang non-epileptogenetik&
1<
;al ini mengarah pada peningkatan toksik di glutamat ekstrasel akibat /a+el ." 1anifestasi Klinis 6ang)itan Eilesi /ie Ke7ang !ejang Parsial Parsial sederhana
2iri Khas
Adanya
gejala
motorik,
somatosensorik, sensorik, otonom, atau kejiwaan& Parsial kompleks
!esadran normal Adanya gejala
motorik,
somatosensorik, sensorik, !ejang umum 0onik-klonik
!ekakuan klonik yang diikiuti oleh sentakan ekstremitas yang sinkron& apat disertai inkontinensia& iikuti dengan kebingungan pas'a
Absans
kejang& ;ilangnya kesadaran yang singkat +biasanya
O 12 detik dengan
terhnetinya akti6itas yang sedang Mioklonik
berlangsung& Adanya satu atau banyak sentakan otot& !esadaran normal&
Atonik 0onik
>iasanya bilateral dan simetris& ;ilangnya tonus otot yang singkat !ontraksi otot yang
!lonik
berkepanjangan Pergantian sentakan dan relaksasi ekstremitas se'ara berulang-ulang
"umber ( +Miller, .229
E. Penega)an Diagnsa
Epilepsi dapat ditegakkan setelah pasien mengalami dua atau lebih kejang yang tidak dipi'u +Rud*inski dan "hih, .211& iagnosis pasti dapat ditegakkan hanya jika kejang terjadi selama perekaman EEC atau
14
jika muatan listrik dapat dihubungkan dengan tanda dan gejala pasien& /leh karena itu, diagnosis kejang tetap yang paling utama +Miller, .229& iagnosis epilepsi merupakan masalah tersendiri karena membuat diagnosis epilepsi se'ara rutin memerlukan pengetahuan klinis dan keterampilan yang khusus& Pada kebanyakan pasien epilepsi, diagnosis dapat dibuat dengan mengetahui se'ara lengkap riwayat penyakit, pemeriksaan )isik dan neurologi, pemeriksaan elektroense)alogra)i, dan pen'itraan otak +"unaryo, .22?& 1& Anamnesis Anamnesis harus dilakukan se'ara 'ermat, rin'i, dan menyeluruh karena pemeriksa hampir tidak pernah menyaksikan serangan yang dialami penderita& Anamnesis dapat berupa autoanamnesis maupun aloanamnesis, meliputi( a& Pola atau bentuk serangan b& Gama serangan '& Cejala sebelum, selama, dan sesudah serangan d& rekuensi serangan e& aktor pen'etus )& Ada tidaknya penyakit lain yang diderita sekarang g& =sia saat serangan pertama h& Riwayat kehamilan, persalinan, dan perkembangan i& Riwayat penyakit, penyebab, dan terapi sebelumnya j& Riwayat penyakit epilepsi dalam keluarga .& Pemeriksaan )isik dan neurologi Melihat adanya tanda-tanda in)eksi, seperti demam, in)eksi telinga, tanda meningeal, atau bukti adanya trauma kepala& Pemeriksaan )isikk harus menepis sebab-sebab terjadinya serangan dengan menggunakan umur dan riwayat penyakit sebagai pegangan& Pada anak-anak, pemeriksa harus memperhatikan adanya keterlambatan perkembangan, organomegali, perbedaan ukuran antara anggota tubuh yang dapat menunjukkan
awal
gangguan
pertumubuhan
otak
unilateral&
Pemeriksaan neurologis lengkap dan rin'i adalah penting, khususnya
19
untuk men'ari tanda-tanda )okal atau lateral& 8& Pemeriksaan penunjang a& Elektroense)alogra)i +EEC Pemeriksaan EEC harus dilakukan pada semua pasien epilepsi dan merupakan pemeriksaan penunjang yang paling sering dilakukan untuk menegakkan diagnosis epilepsi dan tipe kejang lainnya yang tepat dan bahkan sindrom epilepsi +Markand, .229& EEC juga dapat membantu pemilihan obat anti epilepsi dan prediksi prognosis pasien +"mith, .223& Adanya kelainan )okal pada EEC menunjukkan kemungkinan adanya lesi struktural di otak, sedangkan adanya kelainan umum pada EEC menunjukkan kemungkinan
adanya
kelainan
genetik
atau
metabolik&
Pemeriksaan EEC rutin sebaiknya dilakukan perekaman pada waktu sadar dalam keadaan istirahat dan pada waktu tidur +"unaryo, .22?& Cambaran EEC pasien epilepsi menunjukkan gambaran epilepti)orm, misalnya gelombang tajam +spike, pakuombak, paku majemuk, dan gelombang lambat yang timbul se'ara paroksismal& b& Pemeriksaan radiologis Pemeriksaan yang dikenal dengan istilah pen'itraan otak (neuroimaging) bertujuan untuk melihat struktur otak dengan melengkapi data EEC& Pada pen'itraan struktural, MR# merupakan pilihan utama, lebih unggul dibandingkan %0 s'an, karena MR# dapat
mendeteksi
Pen'itraan
dan
)ungsional
Computerised
menggambarkan
lesi
seperti
Photon
Emission
Positron
Emission
Tomography
Single
+"PE%0,
epileptogenik&
Tomography +PE0, dan MR# )ungsional digunakan lebih lanjut untuk menentukan lokasi lesi epileptogenik sebelum pembedahan jika pen'itraan struktural meragukan& MR# )ungsional juga dapat membantu menentukan lokasi area )ungsional spesi)ik sebelum pembedahan +Consensus Guidelines on the Management of Epilepsy, .212&
.2
3. Diagnsis 6anding iagnosis >anding epilepsi yaitu(
1&Pada neonatus ( jittring dan apnei' spell .& Pada anak ( breath holding spells, sinkope, migrain, bangkitan psikogenik@kon6ersi, Prolonged K0 syndrome, Night terror, 0i's, ;yper'ianoti' atta'k +pada tetralogi )allot 8& Pada dewasa ( sinkope +6aso6agal atta'k, sinkope kardiogenik, sinkope hipo6olemik, sinkope hipotensi, dan sinkop saaat miksi +mi'turition sinkope, serangan iskemik sepintas +0#A, 6ertigo, 0ransint Clobal Amnesia, Narkolepsi, >angkitan Pani', psikogenik
H. Penatala)sanaan
0ujuan utama pengobatan epilepsi adalah membuat orang dengan epilepsi +/E terbebas dari serangan epilepsinya, terutama terbebas dari serangan kejang sedini mungkin& "etiap kali terjadi serangan kejang yang berlangsung sampai beberapa menit maka akan menimbulkan kerusakan sampai kematian sejumlah sel-sel otak& Apabila hal ini terus-menerus terjadi, maka dapat mengakibatkan menurunnya kemampuan intelegensi penderita& Pengobatan epilepsi dinilai berhasil dan /E dikatakan sembuh apabila serangan epilepsi dapat di'egah atau penyakit ini menjadi terkontrol dengan obat-obatan& Penatalaksanaan untuk semua jenis epilepsi dapat dibagi menjadi 7 bagian( penggunaan
obat
antiepilepsi
+/AE,
pembedahan
)okus
epilepsi,
penghilangan )aktor penyebab dan )aktor pen'etus, serta pengaturan akti6itas )isik dan mental& 0api se'ara umum, penatalaksanaan epilepsi dibagi menjadi dua, yaitu( 1& 0erapi medikamentosa 0erapi medikamentosa adalah terapi lini pertama yang dipilih dalam menangani penderita epilepsi yang baru terdiagnosa& !etika memulai pengobatan, pendekatan yang “mulai dengan rendah, lanjutkan dengan lambat (start low, go slow) akan mengurangi risiko intoleransi obat +"mith dan %hadwi'k, .221& Penatalaksanaan epilepsi sering membutuhkan pengobatan jangka panjang&
.1
Monoterapi lebih dipilih ketika mengobati pasien epilepsi, memberikan keberhasilan yang sama dan tolerabilitas yang unggul dibandingkan politerapi +Gouis, Rosen)eld, >ramley, .229& Pemilihan /AE yang dapat diberikan dapat dilihat pada tabel .&.&
0abel .&. a)tar /AE yang umum digunakan dan indikasinya /ie Ke7ang !ejang parsial Parsial kompleks,
Lini Perta*a
Lini Kedua
%arbama*epine
A'eta*olamide
parsial kompleks,
Gamotrigine
%lona*epam
=mum sekunder
Ge6atira'etam
Cabapentin
/arba*epine
Phenobarbitone
0opiramate
Phenytoin
Falporate !ejang umum 0onik-klonik,
%arbama*epine
A'eta*olamide
!onik
Gamotrigine
Ge6atira'etam
0opiramate
Phenobarbitone
Falporate Ethosuimide
Phenytoin A'eta*olamide
Gamotrigine
%lona*epam
Falporate Falporate
A'eta*olamide
Absans
Absans atipikal, Atonik,
%lona*epam
0onik
Gamotrigine Phenytoin
Mioklonik
Falporate
0opiramate A'eta*olamide %lona*epam Gamotrigine Ge6atira'etam Phenobarbitone
Pira'etam "umber( +%onsensus Cuidelines onn the Management og Epilepsy, .212
..
.& 0erapi bedah epilepsi 0ujuan terapi bedah epilepsi adalah mengendalikan kejang dan meningkatkan kualitas hidup pasien epilepsi yang re)rakter& Pasien epilepsi dikatakan re)rakter apabila kejang menetap meskipun telah diterapi selama . tahun dengan sedikitnya . /AE yang paling sesuai untuk jenis kejangnya atau jika terapi medikamentosa menghasilkan e)ek samping yang tidak dapat diterima& 0erapi bedah epilepsi dilakukan dengan membuang
atau memisahkan seluruh
daerah epileptogenik
tanpa
mengakibatkan risiko kerusakan jaringan otak normal didekatnya +Consensus Guidelines on the Management of Epilepsy, .212&
0. Prgnsis
Prognosis epilepsi bergantung pada beberapa hal, diantaranya jenis epilepsi, )aktor penyebab, saat pengobatan dimulai, dan keteraturan minum obat& Pada umumnya prognosis epilepsi 'ukup baik& Pada 32-<25 penderita epilepsi, serangan dapat di'egah dengan obat-obat, sedangkan sekitar 325 pada suatu waktu dapat berhenti minum obat& "erangan epilepsi primer, baik yang bersi)at kejang umum maupun serangan lena atau melamun atau absen'e mempunyai prognosis baik& "ebaliknya epilepsi yang seranagn pertamanya mulai pada usia 8 tahun atau yang disertai kelainan neurologik dan atau retardasi mental mempunyai prognosis relati) jelek& Pada epilepsi dengan tipe bangkitan mioklonik, prognosisnya sangat buruk jika ia disebabkan oleh anoksia&
.8
DA3/AR PUS/AKA
Amira, 0& Masri, .224& amiliarity, !nowledge, and Attitudes towards Epilepsy among Attendees o) a amily %lini' in Amman, $ordan& Neurosciences .224( Fol&18& Ayapillai, aniel Rajkumar, .21.& Pengetahuan dan "ikap Masyarakat tentang Penyakit Epilepsi di epartemen Neurologi R"=P ;& Adam Malik Medan& "kripsi Program "tudi Pendidikan okter akultas !edokteran& =ni6ersitas
.7
"umatera =tara, Medan& >hatta'harya, A& !&, .22<& Epilepsy Awareness among Parents o) "'hool %hildren( A Muni'ipal "ur6ey& ournal !ndian Medical "ssociation, 123( .78.7?& Engel $r&, $erome, .22?& #GAE %lassi)i'ation o) Epilepsy "yndromes& Epilepsy #esearch, <2"( "3-"12& ewi, "urya Nirmala& .217& iagnosis >anding Epilepsi& iunduh dari ( https(@@ml&s'ribd&'om@do'@.19?1<<1<@ Diagnsis- 6anding - Eilesi-ull pada tanggal 3 Maret .213 Eisai, .21.& Pathophysiology o) Epilepsy, .& Eisai #n'& A6ailable )rom http(@@www&)o'usonepilepsy&'om@pd)s@pathophys&pd)
A''essed
.2
May
.218Q& ;aydar, E& >abikar, #slam, >& Abbas, .211& !nowledge, Pra'ti'e and Attitude toward Epilepsy among Primary and "e'ondary "'hool 0ea'hers in "outh Ce*ira Go'ality, Ce*ira "tate, "udan& $amily Community Med% 14+1( 1< .1& ;awari, #rawaty, .21.& Epilepsi di #ndonesia& A6ailable )rom( http(@@www&inaepsy&org@ A''essed 7 Maret .213Q& ;ills, Mi'hael &, .22<& 0he Psy'hologi'al and "o'ial #mpa't o) Epilepsy& Neurology "sia, 1.( 12-1.& #GAE, 1941& Proposal )or Re6ised %lini'al and Ele'troen'ephalographi' %lassi)i'ation
o)
Epilepti'
"ei*ures&
rom
the
%ommuni'ation
on
%lassi)i'ation and 0erminology o) the #nternational Geague Against Epilepsy& Epilepsia, ..( 749-1941& #nstitute o) Medi'ine, .21.& Epilepsy a'ross the "pe'trum( Promoting &ealth and 'nderstanding & :ashington, %( 0he National A'ademies Press& Gowenstein, aniel ;&, .212& "ei*ures and Epilepsy& !n( ;auser, "tephen G& +Ed&& &arrisons Neurology and Clinical Medicine& .nd Edition& ="A( 0he M'Craw-;ill %ompanies, ...-.73& Malaysian "o'iety o) Neuros'ien'es, .212& Consensus Guidelines on the Management of Epilepsy& Epilepsy %oun'il& Markand, /mkar N&, .229& Epilepsy in Adults& !n( >iller, $ose +Ed&& Practical
.3
Neurology& 8rd Edition& Philadelphia( Gippin'ott :illiams :ilkins, 31137.& Miller, Gaura %&, .229& Epilepsy& !n( "a6it*, "ean #& and Ronthal, Mi'hael +Ed&& Neurology #e*iew for Psychiatrists& Philadelphia( Gippin'ott :illiams :ilkins, 12?-1.3& Mustapha, A&&, /du, /&/&, Akande, /&, .21.& !nowledge, Attitudes and Per'eptions o) Epilepsy among "e'ondary "'hool 0ea'hers in /sogbo "outh:est Nigeria( A %ommunity >ased "tudy& Nigerians ournal of Clinical Practice, 1?( 1.-14& Notoatmodjo, "oekidjo, .21.& Promosi +esehatan dan Perilau +esehatan& $akarta( Rineka %ipta& Purba, "&$&, .224& Epilepsi( Permasalahan di Reseptor atau Neurotransmitter& Medicinus& !=#& Putri, Mustika A&, .229& Pre6alensi Epilepsi di Poliklinik "ara) R"=P atmawati $akarta pada 0ahun .227-.224& "kripsi Program "tudi Pendidikan okter akultas !edokteran dan #lmu !esehatan& =ni6ersitas #slam Negeri "yari) ;idayatullah& $akarta& Rambe, Aldy "& and "jahrir, ;asan, .22.& Awareness, Attitudes, and =nderstanding towards Epilepsy among "'hool 0ea'hers in Medan, #ndonesia& Neurol Southeast "sia, <( <<-42& Rud*inski, Geslie A& and "hih, $erry $&, .211& 0he %lassi)i'ation o) "ei*ures and Epilepsy "yndromes& No*el "spects on Epilepsy( ?9-44& Ropper, Allan ;& and >rown, Robert ;&, .223& Epilepsy and /ther "ei*ure isorders& !n( "dams and -ictors Principles of Neurology& 4th Edition& ="A( 0he M'Craw-;ill %ompanies, .<1-821& "aint Gouis, Erik !&, Rosen)eld, :illiam E&, >ramley, 0homas, .229& Antiepilepti' rug Monotherapy(
0he #nitial Approa'h in Epilepsy
Management& Current Neuropharmacology, <( <<-4.& "mith, & and %hadwi'k, &, .221& 0he Management o) Epilepsy& Neurology Neurosurgery Psychiatry, <2+suppl ##( ii13-ii.1& "mith, "& $& M&, .223& EEC in the iagnosis, %lassi)i'ation, and Management o) Patients with Epilepsy& Neurology Neurosurgery Psychiatry, +suppl ##(
.?
ii.-ii<& "unaryo, =toyo, .22<& iagnosis Epilepsi& urnal !lmiah +edoteran .i/aya +usuma, 1& "uwarba, # Custi N& M&, .211& #nsidens dan !arakteristik !linis Epilepsi pada Anak& Sari Pediatri, 18 +.( 1.8-1.4& :;/, .223& "tlas Epilepsy Care in the .orld & Cene6a& :;/& :;/, .21.& Neurological disorders " Pu0lic &ealth "pproach& :;/&
.<