EPILEPSI TINJAUAN PUSTAKA PUSTAKA A. PENGER PENGERTI TIAN AN Epilepsi merupakan sindrom yang ditandai oleh kejang yang terjadi berulang-
ulang. ulang. Diagnos Diagnosee ditegak ditegakkan kan bila bila seseor seseorang ang mengala mengalami mi paling paling tidak tidak dua kali kali kejang tanpa penyebab (Jastremski, 1988) Epilepsi adalah penyakit serebral kronik dengan karekteristik kejang berulang akibat akibat lepasn lepasnya ya muatan muatan listri listrik k otak otak yang yang berleb berlebiha ihan n dan bersi bersiat at re!ers re!ersibe ibell ("ar#oto, ("ar#oto, $%%&) Epilepsi adalah gangguan kronik otak dengan 'iri timbulnya gejala- gejala yang yang datang datang dalam dalam serang serangan-s an-sera erangan ngan,, berula berulang-u ng-ulan lang g yang yang disebab disebabkan kan lepas lepas muatan muatan listr listrik ik abnorma abnormall sel-se sel-sell sara sara otak, otak, yang yang bersi bersiat at re!ers re!ersibl iblee dengan dengan berbagai etiologi. erangan ini ialah suatu gejala yang timbulnya tiba-tiba dan menghilang se'ara tiba- tiba pula (ansjoer *rie, 1999). enurut melt+er melt+er ($%%1) pengertian pengertian epilepsi epilepsi adalah gejala kompleks kompleks dari dari bany banyakgan akgangg ggua uan n ung ungsi si otak otak bera beratt
yang yang
dika dikara rakt kter eris isti tika kan n
oleh oleh
keja kejang ng
berulang B. ET ETIO IOLO LOGI GI
enurut (ansjoer, $%%%), penyebab epilepsi antara lain 1. diopatik diopatik sebagian sebagian besar besar epileps epilepsii pada anak anak adalah epileps epilepsii pada anak anak adalah adalah epilepsi idiopatik. $. aktor herediter
a da
beberapa
here heredi ditter yang ang dis diserta ertaii bang bangki kittan neur neuro oib ibri riom omat atos osis is,,
penyakit
keja kejang ng
angi angiom omat atos osis is ense ensepa palo lo--
sepe seperrti
yang skler kleros osiis
trig trigem emin inal al,,
bersiat tuber uberos osa, a,
eni enilk lket eton onur uria ia,,
hipoparatiroidisme, hipoglikemia. /. aktor genetik genetik pada pada kejang kejang demam demam dan breath holding holding spells spells 0. elainan elainan kongenital kongenital otak otak atropi, atropi, orensepali orensepali,, agenesis agenesis korus korus kalosum. kalosum. 2. 3angguan hipernatremia.
metabolik
4ipoglikemia,
hipokalsimia,
hiponatremia,
5. neksi radang yang disebabkan bakteri atau !irus pada otak dan selaputnya, toksoplasmosis. &. "rauma ontusio serebri, hematoma subaraknoid, hematoma subdural. 8. 6eoplasma otak dan selaputnya. 9. elainan pembuluh darah, mal ormasi, penyakit kolagen. 1%. era'unan timbal (7b), kamper (kapur barus), enotia+in, air. 11. ain-lain penyakit darah, gangguan keseimbangan hormon,
degenerasi
serebral.
C. PATOFISIOLOGI
tak merupakan pusat penerima pesan (impuls sensorik) dan sekaligus merupakan pusat pengirim pesan (impuls motorik). tak ialah rangkaian berjuta juta neuron. 7ada hakekatnya tugas neuron ialah menyalurkan dan mengolah akti!itas listrik sara yang berhubungan satu dengan yang lain melalui sinaps. Dalam sinaps terdapat +at yang dinamakan neurotransmiter. *setilkolin dan norepinerprine ialah neurotranmiter eksitati, sedangkan +at lain yakni 3*:* (gama-amino-butiri'-a'id) bersiat inhibiti terhadap penyaluran akti!itas listrik sarai dalam sinaps. :angkitan epilepsi di'etuskan oleh suatu sumber gaya listrik di otak yang dinamakan okus epileptogen. Dari okus ini akti!itas listrik akan menyebar melalui sinaps dan dendrit ke neron-neron di sekitarnya dan demikian seterusnya sehingga seluruh belahan hemiser otak dapat mengalami muatan listrik berlebih (depolarisasi). 7ada keadaan demikian akan terlihat kejang yang mula-mula setempat selanjutnya akan menyebar ke bagian tubuh;anggota gerak yang lain pada satu sisi tanpa disertai hilangnya kesadaran. Dari belahan hemiser yang mengalami depolarisasi, akti!itas listrik dapat merangsang substansia retikularis dan inti pada talamus yang selanjutnya akan menyebarkan impulsimpuls ke belahan otak yang lain dan dengan demikian akan terlihat maniestasi kejang umum yang disertai penurunan kesadaran.
elain itu, epilepsi juga disebabkan oleh instabilitas membran sel sara, sehingga sel lebih mudah mengalami pengaktian. 4al ini terjadi karena adanya inlu< natrium ke intraseluler. Jika natrium yang seharusnya banyak di luar membrane sel itu masuk ke dalam membran sel sehingga menyebabkan ketidakseimbangan ion yang mengubah keseimbangan asam-basa atau elektrolit, yang mengganggu homeostatis kimia#i neuron sehingga terjadi kelainan depolarisasi neuron. 3angguan
keseimbangan
ini
menyebabkan
peningkatan
berlebihan
neurotransmitter aksitatorik atau deplesi neurotransmitter inhibitorik. ejang terjadi akibat lepas muatan paroksismal yang berlebihan dari sebuah okus kejang atau dari jaringan normal yang terganggu akibat suatu keadaan patologik. *kti!itas kejang sebagian bergantung pada lokasi muatan yang berlebihan tersebut. esi di otak tengah, talamus, dan korteks serebrum kemungkinan besar bersiat apileptogenik, sedangkan lesi di serebrum dan batang otak umumnya tidak memi'u kejang. Di tingkat membran sel, sel okus kejang memperlihatkan beberapa enomena biokimia#i, termasuk yang berikut 1) nstabilitas membran sel sara, sehingga sel lebih mudah mengalami pengaktian. $) 6euron-neuron hipersensiti dengan ambang untuk melepaskan muatan menurun dan apabila terpi'u akan melepaskan muatan menurun se'ara berlebihan. /) elainan polarisasi (polarisasi berlebihan, hipopolarisasi, atau selang #aktu dalam repolarisasi) yang disebabkan oleh kelebihan asetilkolin atau deisiensi asam gama-aminobutirat (3*:*). 0) etidakseimbangan ion yang mengubah keseimbangan asam-basa atau elektrolit, yang mengganggu homeostatis kimia#i neuron sehingga terjadi kelainan depolarisasi neuron. 3angguan keseimbangan ini menyebabkan peningkatan
berlebihan
neurotransmitter inhibitorik.
neurotransmitter
aksitatorik
atau
deplesi
7erubahan-perubahan metabolik yang terjadi selama dan segera setelah kejang sebagian disebabkan oleh meningkatkannya kebutuhan energi akibat hiperakti!itas neuron. elama kejang, kebutuhan metabolik se'ara drastis meningkat, lepas muatan listrik sel-sel sara motorik dapat meningkat menjadi 1%%% per detik. *liran darah otak meningkat, demikian juga respirasi dan glikolisis jaringan. *setilkolin mun'ul di 'airan serebrospinalis (=) selama dan setelah kejang. *sam glutamat mungkin mengalami deplesi (proses berkurangnya 'airan atau darah dalam tubuh terutama karena pendarahan> kondisi yang diakibatkan oleh kehilangan 'airan tubuh berlebihan) selama akti!itas kejang.
D. MANIFESTASI KLINIS 1. ejang-kejang, gangguan kesadaran atau gangguan penginderaan $. elainan gambaran EE3 /. :agian tubuh yang kejang tergantung lokasi dan siat okus epileptogen 0. Dapat mengalami aura yaitu suatu sensasi tanda sebelum kejang epileptik (aura
dapat berupa perasaan tidak enak, melihat sesuatu, men'ium bau-bauan tidak enak, mendengar suara gemuruh, menge'ap sesuatu, sakit kepala dan sebagainya) 2. 6apas terlihat sesak dan jantung berdebar 5. ?aut muka pu'at dan badannya berlumuran keringat &. atu jari atau tangan yang bergetar, mulut tersentak dengan gejala sensorik khusus atau somatosensorik seperti mengalami sinar, bunyi, bau atau rasa yang tidak normal seperti pada keadaan normal 8. ndi!idu terdiam tidak bergerak atau bergerak se'ara automatik, dan terkadang indi!idu tidak ingat kejadian tersebut setelah episode epileptikus tersebut le#at 9. Di saat serangan, penyandang epilepsi terkadang juga tidak dapat berbi'ara se'ara tiba- tiba 1%. edua lengan dan tangannya kejang, serta dapat pula tungkainya menendangmenendang 11. 3igi geliginya terkan'ing 1$. 4itam bola matanya berputar- putar 1/. "erkadang keluar busa dari liang mulut dan diikuti dengan buang air ke'il E. PENATALAKSANAAN MEDIS
7engobatan epilepsi adalah pengobatan jangka panjang. 7enderita akan diberikan obat antikon!ulsan untuk mengatasi kejang sesuai dengan jenis serangan. 7enggunaan obat dalam #aktu yang lama biasanya akan menyebabkan masalah dalam kepatuhan minum obat ('omplian'e) seta beberapa eek samping yang mungkin timbul seperti pertumbuhan gusi, mengantuk, hiperakti, sakit kepala, dll. enitoin (74") • enitoin dapat mengurangi masuknya 6a ke dalam neuron yang terangsang dan mengurangi amplitudo dan kenaikan maksimal dari aksi potensial saluran 6a peka !oltase enitoin dapat merintangi masuknya =a ke dalam neuron pada pelepasan neurotransmitter. arbama+epin (=:@) • arbama+epin dapat menghambat saluran 6a . arbama+epin dapat memperpanjang inakti!asi saluran 6a .juga menghambat masuknya =a ke dalam membran sinaptik.
•
enobarbital (7:) enobarbital adalah obat yang digunakan se'ara luas sebagai hipnotik,
sedati dan anastetik. enobarbital bekerja memperkuat hambatan 3*:*ergik dengan 'ara mengikat ke sisi kompleks saluran reseptor =l- pada 3*:**. 7ada tingkat selular, enobarbital memperpanjang potensial penghambat postsinaptik, bukan penambahan amplitudonya. enobarbital menambah #aktu buka jalur =l- dan menambah lamanya letupan saluran =l- yang dipa'u oleh 3*:*.
eperti
enitoin dan
karbama+epin,
enobarbital dapat
memblokade aksi potensial yang diatur oleh 6a . enobarbital mengurangi pelepasan transmitter dari terminal sara dengan 'ara memblokade saluran =a peka !oltase. *sam !alproat (A7*) • A7* menambah akti!itas 3*:* di otak dengan 'ara menghambat 3*:*-transaminase dan suksinik semialdehide dehidrogenase, en+im pertama dan kedua pada jalur degradasi, dan aldehide reduktase. 3abapentin (3:7) •
=ara kerja mengikat pada reseptor spesiik di otak, menghambat saluran 6a peka !oltase, dapat menambah pelepasan 3*:*. amotrigin ("3) • =ara kerja enghambat saluran 6a peka !oltase. "opiramate ("7) • =ara kerja enghambat saluran 6a , menambah kerja hambat dari 3*:*.11 "iagabine ("3:) • =ara kerja menghambat kerja 3*:* dengan 'ara memblokir uptakenya.elain pemilihan dan penggunaan optimal dari *ED, harus diingat akan eek jangka panjang dari terapi armakologik. arbama+epin, enobarbital, enitoin, primidone, dan asam !alproat dapat menyebabkan osteopenia, osteomalasia, dan raktur. enobarbital dan primidone dapat menyebabkan gangguan jaringan ikat, mis ro+en shoulder da kontraktur Dupuytren. enitoin dapat menyebabkan neuropati perier. *sam !alproat dapat menyebabkan polikistik o!ari dan hiperandrogenisme. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1. 7ungsi umbar 7ungsi lumbar adalah pemeriksaan 'airan serebrospinal ('airan yang ada di
otak dan kanal tulang belakang) untuk meneliti ke'urigaan meningitis. 7emeriksaan ini dilakukan setelah kejang demam pertama pada bayi. a. emiliki tanda peradangan selaput otak ('ontoh kaku leher) b. engalami 'omple< partial sei+ure '. unjungan ke dokter dalam 08 jam sebelumnya (sudah sakit dalam 08 jam sebelumnya) d. ejang saat tiba di 3D (instalasi ga#at darurat) e. eadaan post-i'tal (pas'a kejang) yang berkelanjutan. engantuk hingga sekitar 1 jam setelah kejang demam adalah normal. . ejang pertama setelah usia / tahun 7ada anak dengan usia B 18 bulan, pungsi lumbar dilakukan jika tampak tanda peradangan selaput otak, atau ada ri#ayat yang menimbulkan ke'urigaan ineksi sistem sara pusat. 7ada anak dengan kejang demam yang telah menerima terapi antibiotik sebelumnya, gejala meningitis dapat tertutupi, karena itu pada kasus seperti itu pungsi lumbar sangat dianjurkan untuk dilakukan. $. EE3 (ele'troen'ephalogram)
EE3
adalah
pemeriksaan
gelombang
otak
untuk
meneliti
ketidaknormalan gelombang. 7emeriksaan ini tidak dianjurkan untuk dilakukan pada kejang demam yang baru terjadi sekali tanpa adanya deisit (kelainan) neurologis. "idak ada penelitian yang menunjukkan bah#a EE3 yang dilakukan saat kejang demam atau segera setelahnya atau sebulan setelahnya dapat memprediksi akan timbulnya kejang tanpa demam di masa yang akan datang. Calaupun dapat diperoleh gambaran gelombang yang abnormal setelah kejang demam, gambaran tersebut tidak bersiat predikti terhadap risiko berulangnya kejang demam atau risiko epilepsi. /. 7emeriksaan laboratorium 7emeriksaan seperti pemeriksaan darah rutin, kadar elektrolit, kalsium, osor, magnsium, atau gula darah tidak rutin dilakukan pada kejang demam pertama. 7emeriksaan laboratorium harus ditujukan untuk men'ari sumber demam, bukan sekedar sebagai pemeriksaan rutin. 0. 6euroimaging ang termasuk dalam pemeriksaan neuroimaging antara lain adalah ="-s'an dan ? kepala. 7emeriksaan ini tidak dianjurkan pada kejang demam yang baru terjadi untuk pertama kalinya. F. KOMPLIKASI 1. erusakan otak akibat hipeksia dan retardasi mental dapat timbul akibat kejang
yang berulang $. Dapat timbul depresi dan keadaan 'emas ( Eli+abeth, $%%1 1&0 )
Asuhan Keperawatan Paa Pas!en en"an Gan""uan S!ste# Persara$an %Gan""uan K&nu's!( Ep!)eps! A. Pen"'a*!an %R!wa+at Kesehatan, Pe#er!'saan F!s!', D!a"n&st!' P-(
7engkajian merupakan langkah pertama dari proses kepera#atan dengan mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui berbagai permasalahan yang ada.
ntuk melakukan langkah pertama ini diperlukan pengetahuan dan kemampuan yang harus dimiliki oleh pera#at diantaranya pengetahuan tentang kebutuhan atau system biopsikososial dan spiritual bagi manusia yang memandang manusia dari aspek biologis, psikologis, so'ial dan tinjauan dari aspek spiritual. ( *+i+ *limul 4, $%%0 ). 7engkajian pada pasien dengan epilepsi antara lain 1. *namnesa eluhan utama yang sering menjadi alasan klien diba#a ke rumah sakit adalah terjadinya kejang berulang dan penurunan tingkat kesadaran. $. ?i#ayat kesehatan ?i#ayat kesehatan sekarang aktor ri#ayat penyakit saat ini sangat penting diketahui karena untuk mengetahui pola dari kejang klien. "anyakan dengan jelas tentang gejala yang timbul seperti kapan mulai serangan, stimulus yang menyebabkan respons kejang, dan seberapa auh aat kejang dengan respons isik dan psikologis dari klien. "anyakan aktor-aktor yang memungkinkan predisposisi dari serangan epilepsi, apakah sebelumnya klien pernah mengalami trauma kepala dan ineksi serta kemana saja klien sudah meminta pertolongan setelah mengalami keluhan. 7enting juga ditanyakan tentang pemakaian obat sebelunya seperti pemakaian obat-obatan antikon!ulsan, antipiretik dll., dan ri#ayat kesehatan masa lalu, ri#ayat kesehatan keluarga. /. ?i#ayat penyakit dahulu 7enyakit yang pernah diderita sebelumnya (apakah mengalami keadaan yang sama seperti sekarang seperti mengalami kejang berulang). 0. ?i#ayat kesehatan keluarga *pakah ada anggota keluarga yang menderita kejang, penyakit sara, dan penyakit lainnya. 2. 7engkajian 7siko-sosio-spiritual 7engkajian mekanisme koping yang digunakan klien juga penting untuk menulai respons emosi klien terhadap kondisi pas'akejang.nsetelah mengalami kejang klioen sering mengalami perubahan konsep diri yang maladapti. lien akan lebih banyak
menarik diri, ketakutan akan serangan kejang berulang dan depresi akan prognosis dari kondisi yang akan datang. a. *kti!itas dan istirahat 3ejala yaitu keletihan, kelemahan umum, keterbatasan dalam berakti!itas yang ditimbulkan oleh diri sendiri atau orang lain. "anda yaitu perubahan tonus, kekuatan otot, gerakan in!olunter, kontraksi otot atau sekumpulan otot. b. irkulasi. 3ejala yaitu iktal hipertensi (tekanan darah tinggi), peningkatan nadi, sianosis, tanda-tanda !ital normal atau depresi dengan penurunan nadi dan pernaasan.
'. ntegritas ego. 3ejala yaitu stressor eksternal atau internal yang berhubungan keadaan dan atau penanganan peka rangsang, perasaan tidak ada harapan dan tidak berdaya, perubahan dalam berhubungan.Ditandai dengan pelebaran rentang respon emosional. d. Eliminasi. 3ejala yaitu inkontinesia, ditandai dengan iktal peningkatan tekanan kandung kemih, dan tonus singter, postiktal otot relaksasi yang mengakibatkan inkontinensia baik urine maupun ekal. e. akanan dan 'airan. 3ejalanya yaitu sensiti!itas terhadap makanan, mual dan muntah yang berhubungan dengan akti!itas kejang. Ditandai dengan kerusakan jaringan lunak dan gigi ('edera selama kejang). . 6eurosensori 3ejalanya yaitu ri#ayat sakit kepala, kejang berulang, pingsan, pusing dan memliki ri#ayat trauma kepala, anoksia, ineksi 'erebral, adanya aura (rangsangan audio!isiual,auditorius, area halusinogenik). Ditandai dengan kelemahan otot, paralisis, kejang umum, kejang parsial (kompleks), kejang parsial (sederhana). g. 6yeri dan kenyamanan
3ejalanya yaitu sakit kepala, nyeri otot, nyeri abnormal paroksismal selama ase iktal. Ditandai dengan sikap atau tingkah laku yang hati-hati, distraksi, perubahan tonus otot.
h. 7ernaasan. 3ejalanya yaitu ase iktal gigi mengatup, sianosis, pernaasan 'epat dan dangkal, peningkatan sekresi mu'us, ase postiktal apnea. i. eamanan 3ejalanya yaitu ri#ayat terjatuh, raktur, adanya alergi. Ditandai dengan trauma pada jaringan lunak, ekimosis, penurunan kesadaran, kekuatan tonus otot se'ara menyeluruh. j. nteraksi sosial 3ejalanya yaitu terdapat masalah dalam hubungan interpersonal dalam keluarga atau lingkungan sosialnya melakukan pembatasan, penghindaran terhadap kontak sosial. k. 7enyuluhan dan pembelajaran. 3ejalanya yaitu adanya ri#ayat epilepsi pada keluarga, penggunaan obat maupun ketergantungan obat termasuk alkohol. 5. 7emeriksaan isik 7ada pengkaian isik se'ara umum sering didapatkan pada a#al pas'akejang klien mengalami konusi dan sulit untuk bangun. 7ada kondisi yang lebih berat sering dijumpai adanya penuruna kesadaran. 7engkajian untuk peristi#a kejang perlu dikaji tentang :agaimana kejang sering terjadi pada klien, tipe pergerakan atau aktiitas, berapa lama kejang berlangsung, diskripsi aura yang menimbulkan peristi#a, status poskial, lamanya #aktu klien untuk kembali kejang, adanya inkontinen selama kejang. elain itu juga dilakukan pemeriksaan 5:, yaitu a.
:1 (:reathing)
nspeksi apakah klien batuk, produksi sputum, sesak napas dan peningkatan rekuensi pernapasan yang sering didapatkan pada klien epilepsi disertai adanya gangguan pada sistem pernapasan. b. :$ (:lood) 7engkajian pad asitem kardio!askuler terutama dilakukan pada klien epilepsi tahap lanjut apabila klien sudah mengalami syok. '. :/ (:rain) 7eningkatan :/ (:rain) merupakan pemeriksaan okus dan lebih lengkap dibandingkan pengkaian pada sistem lainnya. "ingkat kesadaran "ingkat kesadaran klien dan respons terhadap lingkungan adalah indikator paling sensiti untuk disungsi sistem persaraan. ungsi serebral, tatus mental obser!asi penampilan dan tingkah laku klien, nilai gaya bi'ara dan obser!asi ekspresi #ajah, aktiitas motorik pada klien epilepsi tahap lanjut biasanya mengalami perubahan status mental seperti adanya gangguan perilaku, alam perasaan, dan persepsi. d. :0 (:ladder) 7emeriksaan pada sitem kemih biasanya didapatkan berkurangnya !olume output urine, hal ini berhubungan dengan penurunan perusi dan penurunan 'urah jantung keginjal. e. :2 (:o#el) ual sampai muntah dihubungkan dengan peningkatan produksi asam lambung. 7emenuhan nutrisi pada klien epilepsi menurun karena anoreksia dan adanya kejang. .
:5 (:one) 7ada ase akut setelah kejang sering didapatkan adanya penurunan kekuatan otot dan kelemahan isik se'ara umum sehingga mengganggu aktiitas pera#atan diri.
B. D!a"n&sa
Diagnosa kepera#atan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respons manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari indi!idu atau kelompok dimana pera#at se'ara akuntabilitas dapat mengidentiikasi dan memberikan
inter!ensi se'ara pasti untuk menjaga status keehatan menurunkan, membatasi, men'egah dan merubah. (6ursalam, $%%1). Diagnosa kepera#atan yang mungkin mun'ul pada klien dengan epilepsi menurut Cidagdo, #ahyu. $%%8, *ri, uttaFin. $%11, ransis'a :. :atti'a'a. $%1 $ adalah 1. 6yeri akut b.d nyeri kepala sekunder respons pas'akejang (7ostikal). $. ?esiko 'edera b.d kejang berulang, ketidaktahuan tentang epilepsi dan 'ara penanganan saat kejang serta penurunan tingkat kesadaran. /. e'emasan b.d kejang berulang, penyakit yang diderita. 0. oping indi!idu tidak eekti b.d depresi akibat epilepsi, stigma sosial yang berkaitan dengan epilepsi, penyakit yang kronis. 2. urang pengetahuan b.d baru pertama didiagnosa, seringnya aktiitas kejang, status perkembangan dan usia. 5. Deisit pera#atan diri b.d kebingungan, malas bangun sekunder respons pas'akejang (postikal).
C. Perenanaan
7eren'anaan
merupakan
suatu
proses
penyusunan
berbagai
inter!ensi
kepera#atan yang dibutuhkan untuk men'egah, menurunkan atau mengurangi masalah-masalah klien. ( *+i+ *limul, $%%0). 6o. D< 1.
"ujuan etelah
nter!ensi
dilakukan11. :erikan lingkungan11.
tindakan kepera#atan yang keluhan berkurang
?asional
nyeri tenang. dengan
aman
enurunkan
dan terhadap
reaksi
rangsangan
eksternal atau sensiti!itas terhadap
'ahaya
dan
kriteria hasil $$. akukan manajemen menganjurkan klien untuk lien dapat tidur nyeri dengan metode beristirahat. dengan tenang. $$. embantu menurunkan Cajah klien distraksi dan relaksasi (memutuskan) stimulasi tampak rileks. naas dalam.
lien
//.
akukan
latihan sensasi nyeri.
mem!erbalisasikan
gerak akti atau pasi //.
penurunan rasa sakit.
sesuai kondisi dengan relaksasi lembut dan hati-hati. 00.
etelah
dilakukan 1. 1.
tegang
membantu
otot-otot dan
yang dapat
olaborasi menurunkan rasa sakit atau
pemberian analgesik.
$.
Dapat
aji
tidak nyaman. 00. Diperlukan
untuk
menurunkan rasa sakit. tingkat 1. 1. Data dasar untuk
tindakan kepera#atan pegetahuan klien dan inter!ensi selanjutnya. klien
bebas
dari keluarga
'ara $. $. elindungi klien apabila
'edera
yang penanganan kejan $. $. *njurkan keluarga kejang terjadi. disebabkan oleh agar mempersiapkan kejang dan penurunan lingkungan yang aman kesadran dengan seperti memasang kriteria lien dan keluarga batasan ranjang atau/. /. engurangi risiko jatuh mengetahui
'ara paan pengaman dan atau terluka jika !ertigo,
mengontrol kejang. alat su'tion untuk sinkope, dan ataksia enghindari selalu berada dekat terjadi. stimulus kejang. 0. 0. "erapi medikasi untuk elakukan klien. /. *njurkan untuk menurunkan respons pengobatan teratur mempertahankan tirah kejang berulang. untuk menurunkan baring total selama intensitas kejang. ase akut. 0. 0. olaborasi pemberian
/.
etelah
enytoin (dilantin). dilakukan 1. 1. :antu
terapi,
klien 1. 1.
etakutan
yang
tindakan kepera#atan mengekspresikan rasa berkelanjutan memberikan
ketakutan klien hilang takut. atau berkurang dengan
kerja $. kriteria hasil sama dengan keluarga. /. /. 4indari konlik lien d apat /. dengan pasien dan mengenal perasaannya jalin trust dengan lien d apat baik. mengidentiikasi penyebab atau aktor yang
$.
dampak psikologis yang akukan
keluarga sangat penting /. onlik dapat meningkatkan rasa marah, menurunkan dan
sama
mungkin
penyembuhan. 0. 0. ontrol
kejang
atau bergantung
ketakutan
kerja
0. *jarkan kontrol memperlambat
mempengaruhi kejang.
ke'emasan
tidak baik. $. erja sama klien dan
pada
aspek
dan
kerja
yang pemahaman
dialaminya. sama 2. 2.
:eri
yang
klien.
lingkungan dianjurkan
tenang
suasana istirahat. 5. 5. urangi
lien untuk
dan mengikuti gaya hidup rutin untuk reguler dan sedang, diet (menghindari
stimulan
stimulus yang berlebuhan), latihan
ketegangan. &. :erikan penjelasan dan istirahat tidur. 2. *kti!itas sedang adalah tentang keadaan terapi yang baik karena klien;penyakit yang penggunaan energi yang diderita klien. 8. 8. rientasikan klien berlebihan dapat dihindari. 5. engurangi rangsangan terhadap prosedur eksternal yang tidak perlu. rutin dan aktiitas 5. &. eadaan tegang yang diharapkan.
(ansietas, mengakibatkan
rustasi) kejang
pada beberapa klien. &. 8. emberikan respons
balik rientasi
yang
positi. dapat
menurunkan ke'emasan.
D. Pe)a'sanaan erupakan komponen dari proses kepera#atan (7otter G 7erry, $%%2) adalah
kategori dari perilaku kepera#atan di mana tindakan yang di perlukan untuk men'apai tujuan dan hasil yang di perkirakan dari asuhan kepera#atan di lakukan dan di selesaikan. udut pandang teori, implementasi dari ren'ana asuhan kepera#atan mengikuti komponen peren'anaan dari proses kepera#atan. 6amun demikian, di banyak lingkungan pera#atan kesehatan, implementasi mungkin dimulai se'ara langsung setelah pengkajian. ebagai 'ontoh, implementasi segera diperlukan ketika pera#at mengidentiikasi kebutuhan klien yang mendesak, dalam situasi seperti henti jantung, kematian mendadak dari orang yang di'intai, atau kehilangan rumah akibat kebakaran.
E. E/a)uas! E!aluasi merupakan proses kepera#atan mengukur respon klien terhadap
tindakan kepera#atan dan kemajuan klien kearah pen'apaian tujuan (7otter G 7erry, $%%2). E!aluasi terjadi kapan saja pera#at berhubungan dengan klien. 7era#at menge!aluasi apakah perilaku atau respon klien men'erminkan suatu kemunduran atau kemajuan dalam diagnose kepera#atan atau pemeliharaan status yang sehat. elama e!aluasi, pera#at memutuskan apakah langkah proses kepera#atan sebelumnya telah eekti dengan menelaah respon klien dan membandingkannya dengan perilaku yang disebutkan dalam hasil yang diharapkan.