LAPORAN KASUS
KEJANG DEMAM
Oleh : Danae Kristina Natasia, S.Ked NIM: FAA 11 !"
Pe#$i#$in% : dr. S&t'(', S(. RM dr. )a%'r Si$arani
Di$a*a+an dala# ran%+a t&%as +e(aniteraan +lini+ (ada $a%ian Reha$ilitasi Medi+ dan E#er%en- Mediine KEPANI)ERAAN KLINIK REA/ILI)ASI MEDIK DAN EMERGEN0 MEDI0INE FK UNPAR2RSUD dr. DORIS SL3ANUS PALANGKARAA 415
/A/ I PENDAULUAN
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38,5o C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Kejang demam ini terjadi pada 2% ! % anak berumur " bulan # 5 tahun. $nak yang pernah mengalami kejang tanpa demam, kemudian kejang demam kembali tidak termasuk dalam kejang demam. Kejang demam harus dibedakan dengan epilepsi, yaitu yang ditandai dengan kejang berulang tanpa demam. $nak yang pernah mengalami kejang tanpa demam kemudian kejang demam kembali tidak termasuk dalam kejang demam.
,2,3,!
Kejadian kejang demam diperkirakan 2 % ! % di $merika &erikat, $merika &elatan dan 'ropa arat. i $sia dilaporkan lebih tinggi. Kira # kira 2* % kasus merupakan kejang demam kompleks. +mumnya kejang demam timbul pada tahun kedua kehidupan ( # 23 bulan) kejang demam sedikit lebih sering pada laki # laki. 'tiologi dari kejang demam sampai saat ini masih belum diketahui. emam sering disebabkan in-eksi saluran pernapasan atas, otitis media, pneumonia, gastroenteritis dan in-eksi saluran kemih. aktor resiko kejang demam pertama yang penting adalah demam. $da ri/ayat kejang demam keluarga yang kuat pada saudara kandung dan orang tua, menunjukkan ke0enderungan genetik. &elain itu terdapat -aktor perkembangan terlambat, problem pada masa neonatus, anak dalam pera/atan khusus, dan kadar natrium rendah, 0epatnya anak mendapat kejang setelah demam timbul, temperatur yang rendah saat kejang, ri/ayat keluarga kejang demam, dan ri/ayat keluarga epilepsi.,2,3
/A/ II LAPORAN KASUS
4.1 PRIMAR SUR3E
$n. $1, erempuan 3ital Si%n :
adi
4 8* 6menit, regular, kuat angkat
&uhu
4 37,2*C
ernapasan
4 38 6menit
Air*a/reathin%
: bebas, tidak ada sumbatan jalan na-as : spontan, 386menit, abdominotorakal, pergerakan thoraks simetris
0ir&lati'n Disa$ilit-
kanan6kiri : Nadi 8*6menit rreguler, kuat angkat : G0S ('ye 2, erbal 2, 9otorik 2) pupil isokor :6: (diameter 3 mm63
mm) E6al&asi #asalah : kasus ini merupakan kasus yang termasuk dalam emergency signs yaitu anak dalam keadaan kejang disertai dengan penurunan kesadaran yang perlu penanganan kejang dengan segera. asien diberi label Merah. )atala+sana a*al : tata laksana a/al pada pasien ini adalah ditempatkan di ruangan non bedah dan diberikan oksigenasi, serta pemberian dia;epam 5 mg perrektal. 4.4 IDEN)I)AS Identitas (enderita
ama
4 $n. $1
4 erempuan
+sia
4 8 bulan
$lamat
4
>> o.2
4 ".! kg
4.! ANAMNESIS
$namnesis dilakukan se0ara alloanamnesis pada hari &elasa, " ? dengan keluhan utama kejang
sejak @5 menit &9A&. Kejang mun0ul tibatiba, sehari sebelumnya pasien demam tinggi, dirumah diberi parasetamol oleh orang tua dan demam turun. ? setelah diberikan obat pasien merintih. Keluhan mual dan muntah disangkal, mulut berbusa disangkal. !. Ri*a-at (en-a+it dah&l&: Ai/ayat kejang serupa disangkal. &atu minggu yang lalu
pasien mengalami demam disertai batuk dan pilek, dan membaik setelah diberikan parasetamol. Ai/ayat batuk dan pilek disangkal. 7. Ri*a-at (en-a+it +el&ar%a: Ai/ayat kejang dalam keluarga disangkal
4.7 PEMERIKSAAN FISIK Stat&s Generalis 1.
4.
!.
Keadaan
: =idak menangis
Kesadaran
: '2 2 92
)anda8tanda 6ital
adi
4 8*6menit, regular, kuat angkat
&uhu
4 37,2*C
ernapasan
4 32 6menit
Ke(ala2Leher
4 C$ 6, &> 6, CB 6, ++ menonjol, pembesaran K? 6, retraksi suprasternal (), Kaku kuduk ()
7.
)'ra+s a. Par&
:&imetris, tidak ada ketinggalan gerak, tampak retraksi
interkostal (:6:), esikuler :6:, rhonki (6), /h (:6:) $. Jant&n%
: &&2 tunggal, murmur (), gallop ()
5.
A$d'#en
: atar, + (:) normal, timpani.
9.
E+stre#itas
: akral hangat, CA= D2 detik, re-leks patologis ()
I3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
La$'rat'ri : 19 J&ni 415
?& B Bematokrit =rombosit Eeukosit
"* mg6dE ,5 g6dE 3% 2.***6uE 7.53*6uE
Bitung jenis 4 • • • • •
eutro-il Eim-osit 9onosit 'ussino-il aso-il
A 9alaria
!2,2% !,7% 7,*% *,% *,2% egati-
3. DIAGNOSA a. Dia%n'sa /andin%
Kejang emam Kompleks 9alaria &erebral 9eningitis 'pilepsi yang diprookasi oleh demam $. Dia%n'sa +linis •
Kejang emam Kompleks
3I. PENA)ALAKSANAAN
-
F2 nasal 0anul 2 lpm &aat kejang diberikan ia;epam 5 mg perrektal, ealuasi 5 menit, pasien kembali
-
kejang diberikan lagi ia;epam 5 mg perrektal, ealuasi 5 menit, kejang berhenti. emasangan > Eine dengan 5 G & 2 tpm asang ?= dan C >nj. henobarbital 5* mg (>9), ealuasi kejang 3* menit kemudian pasien kembali kejang, diberikan >nj. ia;epam 3 mg (>) pelan,
-
diikuti pemberian >nj. arasetamol * mg (>) pelan, kompres air biasa >n-. AE loading ** 00, dilanjutkan 5 G & * tpm >nj. 9eropenem 2 35* mg >nj. *% 00 > di >? >n-. 9anitol 5*00 & dengan ke0epatan *006jam
-
'aluasi, jika kejang diberikan >nj. enitoin ** mg (dien0erkan dengan aCl *,7% 4) > bolus pelan, ealuasi jika dalam 2 jam ada kejang berikan >nj. enitoin 5*
-
mg o. arasetamol drop ! 8* mg (k6p) , &uldo (&ul-adoine : irimethamine) G tab (2 hari)
3II. PROGNOSIS
Huo ad itam
4 dubia ad bonam
Huo ad -un0tionam
4 dubia ad malam
Huo ad sanationam
4 dubia ad bonam
/A/ III PEM/AASAN
erdasarkan penilaian primer yang dilakukan, kega/atdaruratan pada pasien ini adalah pasien merupakan emergensi karena pasien datang dalam keadaan kejang yang disertai penurunan kesadaran, sehingga memerlukan penanganan kejang segera.
erdasarkan anamnesis yang dilakukan dengan orang tua pasien dan pemeriksaan -isik, pasien saat ini mengarah ke kejang demam kompleks dengan alasan memenuhi kriteria yaitu5 4 . Kejang lama lebih dari 5 menit, Kejang lama adalah kejang yang berlangsung lebih dari 5 menit atau kejang berulang lebih dari 2 kali dan diantara bangkitan kejang anak tidak sadar 2. Kejang -okal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial. 3. erulang atau lebih dari kali dalam 2! jam. erdasarkan kriteria diata, dari anamnesis dan obserasi yang dilakukan didapatkan pasien mengalami kejang > selama @5 menit, 5 menit kemudian mengalami kejang kedua dan 5 menit kemudian kejang ketiga, lama kejang ke >> dan >>> adalah 5 menit, disela bangkitan kejang pasien tidak sadar dari obserasi yang dilakukan tampak setelah diberikan obat anti kejang pasien merintih, setelah pemberian >nj.henobarbital 5* mg > pelan, pasien tertidur, saat dilakukan perangsangan nyeri pasien menangis ken0ang. &aat tiba di >? pasien dalam keadaan kejang, oleh karena itu diberikan ia;epam 5 mg perrektal, ealuasi selama 5 menit pasien kembali kejang diberikan kembali ia;epam 5 mg perrektal, penanganan ini sesuai dengan bagan penatalaksanaan kejang. &etelah diberikan obat kejang pasien sadar dan merintih, saat dirangsang dengan nyeri pasien dapat menangis keras. +ntuk tatalaksana demam, pasien diberikan >nj. arasetamol * mg bolus > pelan, dari obserasi yang dilakukan terdapat penurunan suhu tubuh pasien, dari suhu 37,2 *C ! jam setelah pemberian parasetamol suhu tubuh diealusi menurun menjadi 3, *C. &elama obserasi yang dilakukan di >?, setelah pemberian anti piretik dan anti konulsan, pasien tidak mengalami kejang kembali. ari pemeriksaan -isik tidak ditemukan adanya tanda rangsang meningeal, re-leks patologis juga negatie, namun untuk memastikan etiologi dari kejang yang dialami pasien perlu dilakukan pemeriksaan pungsi lumbal. ari pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil A 9alaria ngeati-, namun untuk menegakkan diagnosis malaria masih perlu dilakukan pemeriksaan apusan darah tepi tebal dan tipis dan ditemukannya parasit plasmodia. Fleh karena itu, dalam ren0ana terapi, pasien mendapatkan terapi obat anti malaria yang diberikan selama 2 hari, hal ini dilakukan sebagai tindakan pen0egahan sekaligus penatalaksanaan kemungkinan etiologi kejang yang mempertimbangkan bah/a Kalimantan =engah adalah daerah endemis malaria /alaupun masih belum bisa dibuktikan karena masih belum dilakukan pemeriksaan sediaan apusan darah tepi. apat dilihat pula, pasien diberikan >n-. 9anitol, pemberian manitol bertujuan untuk menurunkan tekanan intra kranial karena
kejang yang berlangsung lama dan berulang dapat menyebabkan terjadinya edema otak yang berujung pada kerusakan sel neuron di otak. 5 $ntibiotik juga diberikan, pada pasien ini diberikan golongan betalaktam atau broad spectrum yaitu >nj. 9eropenem 2 35* mg, pemberian antibioti0 selain untuk tujuan pro-ilaksis diberikan juga sebgai tatalaksana kemungkinan etiologi dari kejang yang dialami pasien, apalagi dari anamnesa didapatkan adanya ri/ayat batuk dan pilek satu minggu yang lalu.
?ambar . $lgoritma tatalaksana kejang "
DAF)AR PUS)AKA
. &ta- engajar >lmu Kesehatan $nak K +nhas. &tandar elayanan 9edik. agian >lmu Kesehatan $nak K +nhas 9akassar. 2. &ta- engajar >lmu Kesehatan $nak K+>. >lmu Kesehatan $nak. agian >lmu Kesehatan $nak K+> lmu Kesehatan $nak elson, ol. 3, 'disi 5. enerbit uku Kedokteran '?C, lmu Kesehatan $nak,akultas Kedokteran +niersitas >ndonesia, A&C9, lmu Kesehatan $nak A&+ dr. &oetomo, &urabaya. 2**" ". Kejang ada $nak, Fleh4 ia Kania, dr., &p$., 9.Kes, isampaikan pada a0ara &iang Klinik enanganan Kejang ada $nak di $9C Bospital andung, 2 ebruari 2**.